NIM : P05120220077
Kelas : 1B
Prodi : D3 Keperawatan
JURUSAN KEPERAWATAN
1. Mulut,mulut adalah awal dari saluran pencernaan. Faktanya, proses pencernaan manusia
dimulai bahkan sebelum proses menggigit. Proses pencernaan dimulai di dalam mulut,
tempat terjadinya pencernaan mekanik dan kimiawi. Mulut berfungsi untuk mengunyah
makanan menjadi lebih halus agar mudah dicerna. Di dalamnya terdapat organ-organ
pelengkap, yaitu lidah, gigi, dan kelenjar ludah.
3. Lambung adalah organ berongga atau "wadah" yang berfungsi untuk menyimpan makanan
saat sedang dicampur dengan enzim pencernaan. Enzim ini melanjutkan proses memecah
makanan menjadi bentuk yang dapat digunakan.
4. Usus halus adalah saluran kecil selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 10 meter. Usus
halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus kosong),
dan ileum (usus penyerapan).Usus halus berfungsi memecah makanan menggunakan enzim
yang dilepaskan oleh pankreas dan empedu dari hati.
5. Pankreas,pankreas dapat mengehasilkan enzim pencernaan ke dalam usus dua belas jari
yang memecah protein, lemak, dan karbohidrat.
6. Hati,hati memiliki banyak fungsi, tetapi tugas utamanya dalam sistem pencernaan adalah
memproses nutrisi yang diserap dari usus kecil
7. Kantong empedu berfungsi menyimpan dan memekatkan empedu dari hati, dan kemudian
melepaskannya ke dalam usus dua belas jari di usus kecil untuk membantu menyerap dan
mencerna lemak.
8. Usus besar membentuk huruf ‘U’ terbalik di sekitar usus halus yang berlipat-lipat. Saluran
ini dimulai dari sisi kanan bawah tubuh dan berakhir di sisi kiri bawah. Panjang usus besar
sekitar 5 – 6 meter dan terdiri dari tiga bagian, yaitu sekum, kolon, dan rektum
9. Rektum,rektum adalah ruang lurus 8 inci yang menghubungkan usus besar ke anus.
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid)
dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada
kolon desendens.
10. Anus,anus adalah bagian terakhir dari saluran pencernaan.Anus merupakan lubang di
ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk
dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus
diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar)
yang merupakan fungsi utama anus.
- Pemasangan NGT
Alat :
3. Stetoskop
5. Pita pengukur
6. Klem
7. Handuk kecil
8. Tissue
9. Spantel lidah
11. Plester
12. Bengkok
16. Celemek
Persiapan lingkungan:
Persiapan alat:
Persiapan petugas:
Pelaksanaan tindakan:
5. Memasang celemek
6. Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan kanan (atau
sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri)
7. Pasang perlak dibawah kepala dan handuk didada, letakkan bengkok diatas perlak
samping pipi
8. Persiapkan tissue dalam jangkauan, pasien potong plaster 10cm untuk piksasi
9. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernapas melalui satu
lubang hidung saat yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain.
Bersihkan mucus dan reksesi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas. Periksa
adakah infeksi dll. Pilih salah satu lubang dengan aliran udara paling besar
Menempatkan ujung selang dari hidung ke telinga, lalu dari telinga ke processus
xiphoideus (tonjolan sternum)kemudian tandai dengan plaster
c. Masukkan ujung selang kedalam segelas air untuk mengaktifkan pelumas agar
lebih mudah masuk ke lubang hidung
13. Ingatkan kepada pasien behwa insersi pemasukan selang akan dimulai
14. Minta pasien untuk meneadahkan kepala, masukkan selang kedalam lubang hidung
15. Pada saat perawat memasukkan selang lebih dalam kehidung sampai tenggorok
(Nasofaring posterior) dapat menyebabkan pasien menelan
16. Fleksikan kepala pasien kearah dada setelah selang melalui nasofaring
17. Dorong pasien untuk menelan rotasi selang 180 derajat saat memasukkan
18. Masukkan selang lebih dalam ke esophagus dengan memberikan tekanan lembut tanpa
memaksa saat pasien menelan (jika pasien batuk atau selang menggulung
ditenggorokkan, tarik selang ke faring dan ulangi langkah-langkahnya serta periksa
posisi selang dibelakang tenggorokkan menggunakan spantel lidah) diantara upaya
tersebut dorong pasien untuk bernafas dalam agar pasien tetap rileks
19. Ketika anda plaster pada selang mencapai jalan masuk kelubang hidung, hentikan
insersi selang dan priksa penempatannya: minta pasien membuka mulut untuk melihat
posisi selang dengan menggunakan spantel lidah dan pen light (selang mungkin
terlipat atau menggulung di orofaring)
20. Priksa ujung selang telah mencapai lambung atau belum dengan cara:
a. Ujung selang yang berada diluar, dimasukkan kedalam kom berisi air lalu klem
dibuka, apabila terdapat gelembung udara, berarti ujung selang masuk ke paru-
paru. Tarik selang sebatas tenggorokkan dan ulangi prosedur kembali
b. Pasang spuit 5 atau 10 cc yang berisi udara pada ujung selang, buka klem, letakkan
diagfragma steteskop diatas kuadran kiri abdomen pasien tepat dibaah garis costa.
Tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-20ml masukkan selang dan dorong udara
sambil terdengar gemuruh atau desiran
21. Bila sudah yakin masuk ke lambung, ujung selang masuk ke lambung, selanjutnya
pasang corong tinggikan selang 30 cm masukkan sedikit air matang 5-10cc kedalam
corong, lalu alirkan dengan cara klem dibuka
22. Klem kembali sebelum cairan habis, masukkan makanan/obat sesuai inturksi
nutrisionis/dokter, klem kembali sebelum habis
23. Maukkan iar mebilas selang sampai bsersih sebelum air habis klem kembali
24. Apabila NGT dipasang menetap, tutup pangkal slang menggukanan penutup atau
dibungkus dengan kassa
31. Dokumentasi
1. Peralatan :
a. Handuk kecil
b. Tissue
c. Hand scoond
d. Kappa alcohol
e. Bengkok
g. Klem
h. celemek
2. Persiapan pasien
3. Persiapan Lingkungan
4. Persiapan alat
5. Persiapan Petugas
PELAKSANAAN TINDAKAN
6. Kaji keadaan pasien dan atur posisi senyaman mungkin,posisi fowler dengan bantal
dibelakang bahu dan kepala
7. Pasang sampiran
8. Memasang celemek
14. Minta pasien untuk menari nafas sambil pasien menarik selang dari hidung pasien
secara perlahan
Alat :
- Gelas minum
- Bengkok
- Tissu
a. Persiapan pasien
atur posisi pasien sesuai indikasi ( atur posisi pasien dengan kepala tinggi dari badan )
b. Persiapan lingkungan
c. Persiapan alat
d. Persiapan petugas
e. Pelaksanaan tindakan
6.membereskan peralatan
Persiapan alat :
Bak/truli berisi :
1. piring
2. sendok dan garpu
3. gelas minum
4. serbet dan pisau ( jika perlu )
5. mangkok makanan dan minuman
persiapan pasien :
persiapan lingkungan :
persiapan alat :
pelaksanaan tindakan
c. Obat-obatan
Alcohol 70%
Cara Kerja :
1. Mencuci tangan
2. Memeriksa etiket
3. Desinfeksi karet penutup botol
4. Menusukkan infus set ke dalam botol infuse
5. Pengatur tetesan infus ditutup, jarak 24 cm dibawahtempat tetesan
6. Menggantungkan botol infuse
7. Ruang tetesan diisi setengah (Jangan sampaiterendam)
8. Selang infus diisi cairan infus dikeluarkan udaranya
Cara menghitungnya:
Menghitung LLA
Indeks massa tubuh (IMT) = berat badan (kg) : tinggi badan (m)²
Sebagai contoh, Anda memiliki berat badan 75 kg dengan tinggi 1,75 m (175 cm).
Langkah sederhana menggunakan rumus di atas adalah:
1. Kalikan tinggi badan Anda dalam satuan meter yang dikuadratkan → 1,75 x 1,75 =
3,06
2. Selanjutnya, bagi angka berat badan Anda dengan hasil kuadrat tinggi badan → 75 :
3,06 = 24,5.
Ginjal
Kandung Kemih
Kandung kemih (buli-buli atau bladder) merupakan sebuah kantong
yang terdiri atas otot halus, berfungsi menampung urin. Kandung kemih
merupakan organ yang berongga yang terletak di sebelah anterior tepat di
belakang os pubis. Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot
polos yang dinamakan muskulus detrusor. Kontraksi otot ini berfungsi
untuk mengosongkan kandung kemih pada saat urinasi (buang air kecil)
Uretra
Uretra merupakan organ yang berfungsi menyalurkan urine ke bagian
luar. Fungsi uretra pada wanita berbeda dengan yang terdapat pada pria.
Pada pria, uretra digunakan sebagai tempat pengaliran urine dan sistem
reproduksi, berukuran panjang 13,7-16,2 cm, dan terdiri atas tiga bagian,
yaitu prostat, selaput (membran), dan bagian yang berongga (ruang).
Konsep Berkemih
Berkemih adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari plasma
darah di glomerulus. Dari 180 liter darah yang masuk ke ginjal untuk
difiltrasi, hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urine, sebagian besar hasil
filtrasi akan diserap kembali di tubulus ginjal untuk dimanfaatkan oleh tubuh.
Proses Berkemih
Urine diproduksi oleh ginjal sekitar 1 ml/menit, tetapi dapat bervariasi
antara 0,5-2 ml/menit. Aliran urine masuk ke kandung kemih dikontrol oleh
gelombang peristaltik yang terjadi setiap 10-150 detik. Aktivitas saraf
parasimpatis meningkatkan frekuensi peristaltik dan stimulasi simpatis
menurunkan frekuensi. Banyaknya aliran urine pada uretra dipengaruhi oleh
adanya refleks uretrorenal. Refleks ini diaktifkan oleh adanya obstruksi
karena konstriksi ureter dan juga konstriksi arterior aferen yang berakibat
pada penurunan produksi urine.
4. Membuat langkah kerja
persiapan alat :
baki berisi :
Persiapan pasien :
Persiapan lingkungan :
Persiapan alat :
Persiapan petugas :
Pelaksanaan tindakan :
Evaluasi hasil :
Pasein dapat BAB dan BAK diatas tempat tidur keadaan pasien tetap rapi
B. Pemasangan kondom kateter pria
persiapan alat :
1. Kassa
2. Kateter kondom sesuai ukuran
3. Sarung tangan steril
4. bengkok 2 buah,1 berisi larutan deterjen
5. urin bag siap di gantung
6. plaster elastis
7. gunting
8. perlak dan pengalasnya
Persiapan pasien :
Persiapan lingkungan
Persiapan alat
Persiapan petugas
pelaksanaan tindakan :
Hasil evaluasi
pada wanita
1. Petugas atau perawat akan mencuci tangan dan membuka alat kateter.
2. Perlak di bawah anus pasien akan diletakkan setelah pakaian bawah dibuka.
3. Daerah vulva akan dibersihkan dengan kapas dan cairan antiseptik.
4. Selang kateter diberikan pelumas agar mudah dimasukkan ke saluran uretra.
5. Selang kateter dimasukkan hingga mencapai leher kandung kemih sekitar 5 cm.
6. Bernapas hingga urine keluar.
7. Kosongkan kantung urine yang terhubung dengan kateter setiap 6 – 8 jam sekali
1. Sarung Tangan.
2. kapas/Tissu basah.
3. Perlak.
4. Larutan Bethadine (1cc betadin ditambah
5. 10 cc air aqua) dalam mangkok.
Langkah – langkah :
Pasien wanita :
dimulai dari atas kebawah (dari arah selang yang masuk di lubang saluran BAK kearah
kantong urine/urin bag) sekali usap, buang kapas/tissue dan diulang sampai bersih.
bersihkan ujung kateter (dari arah selang yang masuk di lubang saluran BAK kearah kantong
urine/urine bag) sampai sepanjang 10 cm dengan arah melingkar keluar, sekali usap, buang
kapas/tissue dan diulang sampai bersih
1. NRS (Numeric Ratting Scale): cara mengkaji nyeri secara subjektif yang sering
digunakan. Metode yang digunakan adalah angka 0-10, dengan menggunakan NRS
kita dapat menentukan tingkat/derajat nyeri pasien dimana 0 (tidak ada nyeri), 1-4
(nyeri ringan), 5-6 (nyeri sedang), 7-10 (nyeri berat).
2. VAS (Visual Analog Scale): Skala berupa garis lurus yang panjangnya 10 cm,
dengan deskripsi pada masing-masing angkanya. <4 (nyeri ringan), 4-7 (nyeri sedang)
dan 7-19 (nyeri berat).
Pada jenis ini, rasa nyeri yang dirasakan dikelompokkan menjadi beberapa kategori,
seperti:
Tidak sakit
Sakit ringan
Sakit sedang
Sakit parah
Sangat sakit
Brief pain inventory berbentuk seperti kuesioner yang berisi 15 pertanyaan seputar rasa
nyeri dan hal-hal lain yang berhubungan. Contoh pertanyaan yang akan diberikan antara
lain:
Masing-masing pertanyaan dilengkapi dengan pilihan angka 0-10. Angka 0 berarti tidak
mengganggu atau tidak sakit dan angka 10 artinya sangat mengganggu atau sangat sakit.
Pada mankoski pain scale, pengukuran juga dilakukan dengan pasien memilih angka 0-
10. Bedanya, setiap angka memiliki penjelasan yang jauh lebih detail.
Misalnya, jika memilih nilai 5, maka artinya rasa nyeri ini tidak bisa ditahan lebih dari 30
menit dan Anda merasa perlu minum obat pereda nyeri. Sementara itu jika memilih nilai
2, maka artinya rasa nyeri yang dirasakan tidak terlalu kuat atau hanya seperti digigit
semut dan tidak perlu minum obat pereda nyeri.
6.Membuat langkah kerja teknik kenyamanan :
persiapan pasien :
persiapan lingkungan
persiapan petugas
pelaksanaan tindakan
1. atur posisi pasien senyaman mungkin dan sesuai indikasi ( posisi pasien diatur
sedemikian rupa agar rileks,diupayakan agar tidak ada bagian tubuh menerima beban
anggota tubuh yang lain posisi dapat duduk atau berbaring telentang )
2. tanyakan skala nyeri yang dirasakan pasien
3. instruksikan agar pasien menghirup napas dalam melalui hidung sehingga rongga paru
berisi udara yang bersih,kemudian menghembuskannya melalui mulut
4. minta pasien untuk kembali dengan irama normal beberapa saat sekitar 1-2 menit
5. minta kembali pasien mengambil nafas dalam melalui hidung sambil membayangkan
udara masuk ke seluruh tubuh kemudian menghembuskannya melalui mulut
6. setelah pasien merasa rileks,perlahan-lahan irama pernapasan di tambah,gunakan
pernapasan dada atau abdomen bila frekuensi nyeri bertambah,gunakan pernapasan
dangkal dengan frekuensi yang lebih cepat
7. tanyakan kembali skala nyeri setelah melakukan relaksasi
8. rapikan pasien dan perawat cuci tangan
9. catat hasil tindakan
Outpot
Persiapan
1.cuci tangan
Pelaksanaan
1. inform cosent
2. posisikan klien senyaman mungkin
3. duduk dengan kepala bersandar pada sandaran kursi atau berbaring dengan tenang
pada posisi nyaman
4. biarkan mata tetap terbuka selama beberapa menit
5. kemudian secara perlahan-lahan tutuplah mata dan pertahankan mata tetap dalam
keadaan tertutup
6. tarik napas dalam secara perlahan melalui hidung dan hembuskan keluar melalui
mulut,ulangi sebanyak 3 kali
7. lakukan latihan dari tubuh bagian atas sampai kebawah dengan cara mengencangkan
dan melemaskan masing-masing kelompok otot
langkah 1 :
9.minta pasien untuk menyebutkan apabila ada otot yang tegang setelah semua kelompok
otot telah diregangkan dan direlaksasikan,ulangi prosedur untuk kelompok yang tidak
relaks
B.nafas dalam
Pelaksanaan
1. inform cosent
2. atur posisi klien agar rileks,tanpa beban fisik.posisi dapat duduk atau jika mampu
dapat berbaring di tempat tidur
3. intruksikan klien untuk menarik atau menghirup nafas dalam dari hidung
sehingga rongga paru-paru terisi oleh udara melalui hitungan 1,2,3,4 kemudian
ditahan sekitar 3-5 detik
4. intruksikan klien untuk mengehmbuskan nafas,hitung sampai tiga secara perlahan
melalui mulut
5. intruksikan klien untuk berkonsentrasi supaya rasa cemas yang dirasakan bisa
berkurang,bisa dengan memjamkan mata
6. anjurkan untuk mengurangi prosedur hingga kecemasan pasien berkurang
7. ulangi sampai 10 kali,dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
8. lakukan maksimal 5-10 menit
C. guide imagery
persiapan alat :
Alat tuis
Stopwatch
Pelaksanaan :
1. inform consent
2. ataur posisi duduk klien senyaman mungkin
3. anjurkan klien menutup mata dengan lembut
4. anjurkan klien fokus pada pernapasan perut
5. anjurkan klien menarik napas dalam dan perlahan
6. anjurkan klien melanjutkan pernapasan dengan biarkan sedikit lebih dalam dan
lama
7. anjurkan klien tetap fokus pada pernapasan dan pikirian bahwa tubuh semakin
santai dan lebih santai
8. anjurkan klien napas pelan dan dalam untuk menghirup
9. anjurkan klien menikmati berada ditempat tersebut
10. jika sudah selesai,maka anjurkan klien untuk membuka mata
11. tulis respon pasien dan pasien di rapikan
D. backrub
persiapan alat :
1. Selimut mandi
2. Olive oil dan lotion
3. Handuk
4. Sarung tangan bersih
Pelaksanaan :
1. inform consent
2. tinggikan tempat tidur sampai ketinggalan kerja yang nyaman
3. dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
4. posisikan klien senyaman mungkin
5. periksa tanda vital klien sebelum memulai backrub ( terutama nadi dan tekanan
darah )
6. bantu klien melepas baju
7. bantu klien dengan posisi pronasi atau sim dengan punggung menghadap perawat
8. buka punggung klien,bahu,lengan atas dan bokong,tutup sisanya dengan selimut
mandi
9. letakkan handuk panjang dibawah punggung
10. hangatkan lotion di telapak tangan atau tempelkan lotion pada air hangat,jelaskan
bahwa lotion akan terasa dingin
11. berdiri di dekat klien,dengan gerakan sirkuler,pijat daerah leher dengan tiga jari
12. gunakan gerakan stroking (mrnggosok) dengan arah sirkuler keluar dari arah
sacrum menuju ke leher,lakukan dengan gerakan memanjang,tegas,dan lembut
13. berhentilah pada pusat punggung dan kemudian gerakkan secara sirkuler keluar
di kedua skapula,kemudian kembali ke bokong dengan gerakan lambat,lanjutkan
pijat selama beberapa menit
14. remas kulit dengan jari-jari,remas ke atas sepanjang satu sisi spina dari bokong
dan bahu dan sekitar leher bawah leher,ulangi sepanjang sisi punggung klien
15. pukul-pukul punggung klien menggunakan sisi telapak tangan
16. akhiri masase dengan gerakan usapan panjang dan tegas dari atas ke bawah dan
katakan pada klien anda akan mengakhiri masase
17. ulangi kembali gerakan-gerakan tersebut di atas masing-masing gerakan 3-5
menit,tambahkan lotion jika perlu
18. sambil melakukan masase periksa adanya kemerahan pada kulit terutama pada
bony prominences
19. tanyakan klien daerah yang perlu di lakukan masase khusus
20. bersihkan sisa lotion pada punggung klien dengan handuk
21. rapikan klien ke sisi semula
22. beritahu klien bahwa tindakan telah selesai
23. bantu klien memakai kembali baju,rapikan klien ke posisi semula
24. bereskan alat-alat yang telah di gunakan dan lepas sarung tangan dan cuci tamgan
7. Membuat resume jenis-jenis cairan infus dan fungsinya, Rumus menghitung tetesan
infus beserta contoh soal, menghitung balance cairan pada anak, dewasa (kondisi
normal dan demam)
Ada beragam cairan infus yang dapat digunakan ketika pasien mendapatkan perawatan.
Cairan infus yang umum digunakan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Cairan kristaloid
Jenis cairan infus yang pertama adalah kristaloid. Cairan kristaloid mengandung natrium
klorida, natrium glukonat, natrium asetat, kalium klorida, magnesium klorida, dan glukosa.
Beberapa cairan infus yang masuk ke dalam jenis cairan kristaloid antara lain:
Cairan saline
Cairan saline NaCL 0.9 % merupakan cairan kristaloid yang sering ditemui. Cairan ini
mengandung natrium dan clorida. Cairan infus ini digunakan untuk menggantikan cairan
tubuh yang hilang, mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit, dan menjaga tubuh agar tetap
terhidrasi dengan baik.
Ringer laktat
Ringer laktat merupakan jenis cairan kristaloid yang mengandung kalsium, kalium, laktat,
natrium, klorida, dan air. Cairan ringer laktat umumnya diberikan untuk menggantikan cairan
tubuh yang hilang saat mengalami luka, cedera, atau menjalani operasi yang menyebabkan
kehilangan darah dengan cepat dalam jumlah yang banyak. Selain itu, cairan ini juga sering
digunakan sebagai cairan pemeliharan ketika sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Dextrose
Dextrose merupakan cairan infus yang mengandung gula sederhana. Cairan ini sering
digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah, pada seseorang yang mengalami
hipoglikemia (gula darah rendah). Selain itu, cairan infus dextrose juga dapat digunakan
untuk kondisi hyperkalemia (kadar kalium yang tinggi).
Cairan koloid
Jenis cairan yang kedua adalah cairan koloid. Cairan koloid memiliki molekul yang lebih
berat. Cairan ini dapat diberikan pada pasien yang menderita sakit kritis, pasien bedah, dan
juga sebagai cairan resusitasi.
Gelatin
Gelatin merupakan salah satu cairan koloid yang mengandung protein hewani. Salah satu
kegunaan cairan ini adalah untuk mengatasi keadaan kurangnya volume darah yang
disebabkan oleh kehilangan darah.
Albumin
Pemberian cairan infus albumin biasanya dilakukan saat pasien memiliki kadar albumin yang
rendah, misalnya pasien yang menjalani operasi transplantasi hati, menderita luka bakar akut,
dan pasien sepsis.
Dekstran
Dekstran merupakan jenis cairan koloid yang mengandung polimer glukosa. Dekstran dapat
digunakan untuk memulihkan kondisi kehilangan darah. Selain itu, dekstran juga digunakan
untuk mencegah terjadinya tromboemboli setelah operasi.
= —————————————————————————————
Cairan yang tersedia 500 cc harus habis dalam 10 jam. Berapakah jumlah tetesan setiap
menitnya?
Jawab :
= —————————————————————————————
500 x 20
10 x 60
Beserta contoh soal,menghitung balance cairan pada anak,dewasa ( kondisi normal dan
demam
Bc = cm-ck
Cm = cairan masuk/input
Ck = cairan keluar/output
Menghitung Balance cairan anak tergantung pada tahap umur, untuk menentukan Air
Metabolisme, yaitu:
Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor, meliputi Berat
Badan dan Umur. Karena penghitungannya antara usia anak dengan dewasa berbeda.
Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Intake
cairan dan mana yang output cairan
Input cairan:
Output cairan:
Urine = ……cc
Feses = …..cc
Muntah/perdarahan
Bapak Hendra berumur 40 tahun memiliki berat badan 50 kg dirawat dengan post operasi
laparatomi, pada daerah luka insisi operasi terpasang drainage bewarna merah
sebanyak100cc, terpasang NGT terbuka cairan bewarna kuning kehijauan sebanak 200cc.
infus terpasang ringer laktat (satu kolf infus 500cc per 8jam maka kalau 24 jam : 500 x 3 =
1500cc) drip antrain 1 ampul / kolf :2000 cc/24jam, terpasang cateter urine dengan jumlah
urine 1700cc dan mendapat tranfusi WB 300cc setiap kali pemberian. Hitung balance cairan
Bapak Hendra??
Jawab:
Infus : 1500cc
Tranfusi WB : 300cc
Drainase : 100cc
NGT : 200cc
Urine : 1500 cc
————————————– +
1831 cc
Maka balance cairan Tn. X dalam 24 jam : intake cairan – output cairan
Contoh Kasus:
Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua..akibat appendix
perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis..Vital sign TD: 110/70
mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih dipuasakan, saat ini terpasang NGT
terbuka cairan berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi
terpasang drainage berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip
Antrain 1 ampul /kolf : 2000 cc/24 jam., terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700
cc, dan mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat antibiotik Cefat 2 x 1 gram yg didripkan
dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian, Hitung balance cairan Tn Y!
Tranfusi WB = 300 cc
AM = 300 cc (5 cc x 60 kg) +
———————————————
2700 cc
NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 900 cc (15 cc x 60 kg) +
———————————————-
2900 cc
2700 cc – 2900 cc
– 200 cc.
Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL gunakan
rumus :
IWL + 200 (suhu tinggi – 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah konstanta
= 900 + 340 cc
= 1240 cc
Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output :
Drainage = 100 cc
NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 1240 cc +
————————–
3240 cc
Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah : 2700 cc – 3240 cc =
-540 cc
Anak kondisi ( demam )
CONTOH :
An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan demam, keluhan pasien menurut
ibunya: “rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih hangat; gusinya tadi
malam berdarah” Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat data: Keadaan umum terlihat lemah,
kesadaran composmentis, TTV: HR 100 x/menit; T 37,3 °C; petechie di kedua tungkai kaki,
Makan /24 jam hanya 6 sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; BAK/24 jam : 1000 cc,
mendapat Infus Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr terakhir:
50.000. Hitunglah balance cairan anak ini!
————————-
—————————–
1478 cc
yang perlu diperhatikan adalah penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan rumus:
IWL + 200 ( Suhu Tinggi – 36,8 °C) 36,8 °C adalah konstanta.
978 cc
————————-
2078 cc
+ 34 cc.
berat badan si kecil adalah 8 kg, air yang dibutuhkan per hari adalah, 100 ml x 8 = 800 ml air.
Anak dengan berat badan 10-20 kg, membutuhkan 1.000 ml air + 50 ml untuk setiap
kenaikan berat badan di atas 10 kg. Jadi misalnya berat badan si kecil 19 kg, berarti jumlah
air yang dibutuhkan adalah 1.000 ml + (50 ml x 9) = 1.450 ml air.
Anak dengan berat badan lebih dari 20 kg, membutuhkan 1.500 ml air + 20 ml untuk setiap
kg kenaikan berat badan di atas 20 kg. Jadi, jika si kecil mempunyai berat badan 25 kg, angka
kecukupan airnya adalah 1.500 ml + (20 ml x 5 kg) = 1.600 ml air.
8. Membuat langka kerja
A. PEMASANGAN INFUS :
alat :
Sarung tangan stril, selang infus sesuai kebutuhan abocath/ wing needle, kasa stril.
1. Cairan parenteral
2. Kapas alkohol dalam kom kecil
3. Batadin
4. Torniquet
5. Perlak dan alasnya
6. Bengkok
7. Plaster
8. Stopwacth
PROSES
Persiapan pasien :
Persiapan lingkungan :
Atur lingkungan, cukup cahaya dan terjaga privasi
Persiapan alat:
Persiapan petugas :
Pelaksanaan tindakan :
Input :
Proses :
Persiapan pasien :
Persiapan lingkungan :
Persiapan alat :
Persiapan petugas :
Pelaksanaan tindakan :
1. Klem selang infus
2. Turunkan plabot danganti dengan plabot cairan yang bru sesuai order
3. Buka klem
4. Atur tetesan dengan petunjuk waktu sesuai order
5. Berpamitan dengan pasien
6. Bereskan alat-alat
7. Cuci tangan
8. Evaluasi tindakan
9. Dokumentasi hasil tindakan
C. MELEPAS INFUS
persiapan peralatan :
prosedur/langka kerja :
1. mencegah terjadinya kolaps kardiovaskular dan sirkulasi pada klien dehidrasi dan
syok
2. mencegah kelebihan cairan pada klien
Prosedur/langkah-langkah :
1. Membaca program dokter dan ikuti enam benar untuk memastikan larutan yang
benar.
2. Mencari tahu kalibrasi dalam tetesan permiliter dari set infus (sesuai petunjuk pada
bungkus)
a) Tetes mikro (mikrodrip) : 1 cc = 60 tetes
b) Tetes makro (makrodrip) : 1 cc = 15 tetes
c) 1 cc = 20 tetes
3. Memilih salah satu rumus berikut :
a) Mililiter / jam Jumlah total cairan infus (cc) Cc/jam=lama waktu penginfusan
(jam)
b) Tetesan/menit
4. Mencuci tangan
5. Memakai saung tangan
6. Menetapkan kecepatan aliran dengan menghitung tetesan pada bilik drip selama 1
menit dengan jam,kemudian atur klem pengatur untuk menaikkan atau
menurunkan kecepatan infus.
7. Memeriksa kecepatan ini setiap jam
8. Mendokumentasikan pada catatan perawat mengenai larutan dan waktu standar
operasional prosedur.
E.Pemeriksaan rumple leead
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Alat pengukur waktu
4. Alat tulis
Cara Kerja :
1. Cuci tangan
2. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Pasang manset tensimeter pada lengan atas penderita dengan benar
4. Tentukan tekanan systole dan diastole
5. Tahan tekanan manset ditengah antara tekanan systole dan diastole selama 5 menit
6. Lepaskan manset
7. Periksa kulit daerah volar lengan bawah dan menghitung jumlah petechiae hasil ( - )
negatif bila petechiae < 5 per 2,5 x2,5 cm h. Informasikan hasil pemeriksaan pada
pasien i. Catat
8. Cuci tangan
Prosedur
1. Mencuci tangan
2. pelaksanaan
3. Mengukur berat badan pasien
4. Input cairan: Air (makan+Minum) = ......cc
5. Cairan Infus = ......cc
6. Therapi injeksi = ......cc
7. Air Metabolisme = ......cc (5 cc/kgBB/hari)
8. Output cairan: Urine = ......cc
9. Feses = .....cc (kondisi normal)
10. BAB feses = (100 cc)
11. Muntah/perdarahancairan drainage luka/cairan NGT terbuka = .....cc IWL = .....cc
12. Menghitung IWL ( INSENSIBLE WATER LOSS )
13. IWL: ( 15 X BB ) : ……… cc/jam
14. 24 JAM IWL KENAIKAN SUHU:[(10% x Cairan Masuk)x(suhu tinggi – 36,8°C]+
IWL normal 24 jam
CAIRAN MASUK – CAIRAN KELUAR – IWL
15. Dokumentasikan hasil dari penghitungan balance cairan
16. Mencuci tangan
Keterangan:
1. Intake / Cairan Masuk Mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam
makanan pasien,volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang di drip, albumin
dll.
2. Output / Cairan keluar Urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka hitung
dalam ukuran di urobag, jka tidak terpasang maka pasien harus menampung urinenya
sendiri, biasanya ditampung dibotol air mineral dengan ukuran 1,5 liter, kemudian
feses.
3. IWL (insensible water loss(IWL) Jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit
diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafas
G. Menghitung tetesan infus
1. mencegah terjadinya kolaps kardiovaskular dan sirkulasi pada klien dehidrasi dan
syok
2. mencegah kelebihan cairan pada klien
Prosedur/langkah-langkah :
1. Membaca program dokter dan ikuti enam benar untuk memastikan larutan yang benar.
2. Mencari tahu kalibrasi dalam tetesan permiliter dari set infus (sesuai petunjuk pada
bungkus)
a) Tetes mikro (mikrodrip) : 1 cc = 60 tetes
b) Tetes makro (makrodrip) : 1 cc = 15 tetes
c) 1 cc = 20 tetes
3. Memilih salah satu rumus berikut :
a) Mililiter / jam
b) Jumlah total cairan infus (cc)
c) Cc/jam=lama waktu penginfusan (jam)
Tetesan/menit
4. Mencuci tangan
5. Memakai saung tangan
6. Menetapkan kecepatan aliran dengan menghitung tetesan pada bilik drip selama 1
menit dengan jam,kemudian atur klem pengatur untuk menaikkan atau menurunkan
kecepatan infus.
7. Memeriksa kecepatan ini setiap jam
8. Mendokumentasikan pada catatan perawat mengenai larutan dan waktu standar
operasional prosedur.
9.Membuat resume pengertian penyakit kronis dan contohnya,penyakit terminal dan
contohnya, pengertian kecemasan dan penyebabnya, instrumen mengukur kecemasan,
cara-caran mengatasi kecemasan
Penyakit terminal atau penyakit stadium akhir adalah penyakit yang tidak dapat
disembuhkan atau diobati secara memadai dan secara wajar diperkirakan akan
mengakibatkan kematian pasien. Istilah ini lebih umum digunakan untuk penyakit progresif
seperti kanker atau penyakit jantung lanjut daripada untuk trauma . Dalam penggunaan
populer, ini menunjukkan penyakit yang akan berkembang sampai kematian dengan
kepastian yang hampir mutlak, terlepas dari pengobatannya. Seorang pasien yang memiliki
penyakit seperti itu dapat disebut sebagai pasien terminal , sakit parah atau hanya terminal .
Tidak ada standar harapan hidupuntuk pasien dianggap terminal, meskipun umumnya
berbulan-bulan atau kurang. Harapan hidup untuk pasien terminal adalah perkiraan kasar
yang diberikan oleh dokter berdasarkan data sebelumnya dan tidak selalu mencerminkan
umur panjang yang sebenarnya.Penyakit yang berlangsung seumur hidup tetapi tidak
berakibat fatal adalah kondisi kronis .
Pasien terminal memiliki pilihan untuk manajemen penyakit setelah diagnosis.
Contohnya termasuk perawatan , perawatan lanjutan, perawatan rumah sakit , dan bunuh diri
yang dibantu dokter sume penyakit terminal dan contohnya
Pada umumnya kecemasan didefinisikan suatu ketegangan, rasa tak aman atau
kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan
yang sumber belum diketahui dengan jelasnya. Kecemasan jika tidak segera ditangani
dapat mengganggu atau merusak fungsi ini biasanya disebut kecemasan patologik.
Kecemasan tidak bisa dibiarkan begitu saja, perlu adanya intervensi/tindakan agar
tidak masuk ke dalam kecemasan patologi. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian
kecemasan seseorang agar dapat dilakukan terapi yang tepat. Berikut ini telah dirangkum
beberapa instrumen atau alat ukur pengkajian tingkat kecemasan seseorang.
Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)
Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya
symptom pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat 14
syptoms yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang
diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 (Nol Present) sampai dengan 4 (severe).
Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang diperkenalkan oleh Max
Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam pengukuran kecemasan terutama pada
penelitian trial clinic. Skala HARS telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas
cukup tinggi untuk melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu
0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan
menggunakan skala HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliable.
Visual Analog Scale for Anxiety (VAS-A)
Anxiety Analog Scale (AAS) merupakan modifikasi dari Hamilton Rating Scale for
Anxiety (HRSA) yaitu instrumen untuk mengukur “state” anxietas yang dialami.
Modifikasi meliputi (6) enam aspek yaitu keadaan cemas, tegang, takut, kesulitan tidur,
kesulitan konsentrasi dan perasaan depresi atau sedih. Dimana responden diminta untuk
memberi tanda pada enam kotak bergaris 100 mm dimana dia pada aspek kecemasan yaitu
diteliti.
Pada skala angka (0) menunjukkan titik permulaan atau tidak gejala sama sekali,
sedangkan skala 100 menunjukkan keadaan ekstrim yang luar biasa (Panambang, 2000).
VAS-A juga merupakan alat ukur yang cukup reliable untuk digunakan pada pengukuran
cemas (Davey et al, 2007).
Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS)
Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) adalah kuesioner yang digunakan untuk mengukur
gejala-gejala yang berkaitan dengan kecemasan. Kuesioner ini didesain untuk mencatat
adanya kecemasan dan menilai kuantitas tingkat kecemasan.
Zung telah mengevaluasi validitas dan reliabilitasnya dan hasilnya baik. Penelitian
menunjukkan bahwa konsistensi internalnya pada sampel psikiatrik dan non-psikiatrik
adekuat dengan korelasi keseluruhan butir-butir pertanyaan yang baik dan reliabilitas uji
yang baik. Kuesioner ini mengandung 20 pertanyaan, terdapat 15 pertanyaan kearah
peningkatan kecemasan dan 5 pertanyaan kearah penurunan kecemasan.
Setiap butir pertanyaan dinilai berdasarkan frekuensi dan durasi gejala yang timbul: (1)
jarang atau tidak pernah sama sekali, (2) kadangkadang, (3) sering, dan (4) hampir selalu
mengalami gejala tersebut. Total dari skor pada tiap pertanyaan maksimal 80 dan minimal
20, skor yang tinggi mengindikasikan tingkat kecemasan yang tinggi. Zung Self-rating
Anxiety Scale (ZSAS) telah digunakan secara luas sebagai alat skrining kecemasan.
State-Trait Anxiety Inventory (STAI)
State-Trait Anxiety Inventory (STAI) dikembangkan oleh Speilberger (1983). STAI terdiri
dari 40 item yang terbagi kedalam dua dimensi kecemasan, yaitu state anxiety dan trait
anxiety yang setiap dimensinya memiliki 20 item. Setiap item memiliki empat alternatif
jawaban dari 1 sampai dengan 4.
Skala pengukuran State-Trait Anxiety Inventory (STAI) memiliki empat poin skala Likert.
Dalam mengisi kuesioner, responden diharuskan untuk memilih salah satu alternatif
jawaban pada setiap item. Untuk dimensi state anxiety, responden diharuskan untuk
memilih salah satu alternatif jawaban sesuai dengan apa yang ia rasakan pada saat ini.
Alternatif jawaban yang dapat dipilih di antaranya adalah Sangat Tidak Sesuai (STS),
Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS). Sedangkan untuk dimensi trait
anxiety, responden di harusakan untuk memilih salah satu alternatif jawaban sesuai
dengan perasaan yang seringkali atau pada umumnya ia rasakan. Alternatif jawaban yang
dapat dipilih oleh responden di antaranya adalah Tidak Pernah (TP), Kadang-kadang
(KK), Sering (S), dan Selalu (SL).