Anda di halaman 1dari 61

KEPERAWATAN DASAR

Dosen Pengajar : Ns.Husni,S.Kep.,M.Pd

Disusun Oleh : SELA PRATIMI

NIM : P05120220077

Kelas : 1B

Prodi : D3 Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI DIPOLMA III KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


1.Resume : review anfis sistem pencernaan dan peran perawat di RS dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi

Anfis sistem pencernaaan

Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,


lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Fisiologi sistem pencernaan atau sistem
gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang
berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap
zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna
atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Fungsi
sistem pencernaan Melansir Cleveland Clinic, sistem pencernaan memiliki fungsi utama
mengubah makanan menjadi nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Nutrisi tersebut di antaranya,
diperlukan untuk proses perkembangan, perbaikan sel tubuh, temasuk sebagai sumber energi
sehari-hari. Ketika proses itu selesai, organ pencernaan kemudian dengan mudah mengemas
limbah padat makanan untuk dibuang sebagai fases.

Berikut organ-organ yang menyusun sistem pencernaan manusia :

1. Mulut,mulut adalah awal dari saluran pencernaan. Faktanya, proses pencernaan manusia
dimulai bahkan sebelum proses menggigit. Proses pencernaan dimulai di dalam mulut,
tempat terjadinya pencernaan mekanik dan kimiawi. Mulut berfungsi untuk mengunyah
makanan menjadi lebih halus agar mudah dicerna. Di dalamnya terdapat organ-organ
pelengkap, yaitu lidah, gigi, dan kelenjar ludah.

2. Kerongkongan,kerongkongan terletak di tenggorokan dekat trakea. Kerongkongan akan


menerima makanan dari mulut saat proses menelan.

3. Lambung adalah organ berongga atau "wadah" yang berfungsi untuk menyimpan makanan
saat sedang dicampur dengan enzim pencernaan. Enzim ini melanjutkan proses memecah
makanan menjadi bentuk yang dapat digunakan.

4. Usus halus adalah saluran kecil selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 10 meter. Usus
halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus kosong),
dan ileum (usus penyerapan).Usus halus berfungsi memecah makanan menggunakan enzim
yang dilepaskan oleh pankreas dan empedu dari hati.

5. Pankreas,pankreas dapat mengehasilkan enzim pencernaan ke dalam usus dua belas jari
yang memecah protein, lemak, dan karbohidrat.

6. Hati,hati memiliki banyak fungsi, tetapi tugas utamanya dalam sistem pencernaan adalah
memproses nutrisi yang diserap dari usus kecil

7. Kantong empedu berfungsi menyimpan dan memekatkan empedu dari hati, dan kemudian
melepaskannya ke dalam usus dua belas jari di usus kecil untuk membantu menyerap dan
mencerna lemak.

8. Usus besar membentuk huruf ‘U’ terbalik di sekitar usus halus yang berlipat-lipat. Saluran
ini dimulai dari sisi kanan bawah tubuh dan berakhir di sisi kiri bawah. Panjang usus besar
sekitar 5 – 6 meter dan terdiri dari tiga bagian, yaitu sekum, kolon, dan rektum

9. Rektum,rektum adalah ruang lurus 8 inci yang menghubungkan usus besar ke anus.
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid)
dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada
kolon desendens.

10. Anus,anus adalah bagian terakhir dari saluran pencernaan.Anus merupakan lubang di
ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk
dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus
diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar)
yang merupakan fungsi utama anus.

Peran perawat dirumah sakit dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi

Perawat bertanggungjawab agar target nutrisi tercapai meliputi kualitas dan


kuantitas. Perannya sebagai first line didefinisikan sebagai manager yang memiliki otonomi
untuk mengatur pengelolaan nutrisi yang didukung oleh faktor lingkungan.Dan juga Peran
perawat dalam pemberian nutrisi dalam penelitian ini, perawat berpendapat bahwa mereka
menjadi dalam manajemen nutrisi pasien setiap hari. Perawat melakukan pemeriksaan fisik
untuk identifikasi resiko malnutrisi, mengawasi waktu makan pasien, menyediakan akses
masuknya makanan dan mengevaluasi makanan yang diserap. First line di gambarkan sebagai
kemandirian perawat dalam mengelola managemen nutrisi sesuai dengan peran dan tanggung
jawab profesional perawat.
2.Membuat langkah kerja

a.memasang dan melepas NGT

- Pemasangan NGT

Alat :

1. Pelumas/jelly yang larut dalam air

2. Spuit 5cc dan 20cc

3. Stetoskop

4. Lampu senter/pen light

5. Pita pengukur

6. Klem

7. Handuk kecil

8. Tissue

9. Spantel lidah

10. Sarung tangan bersih

11. Plester

12. Bengkok

13. Kom&air matang

14. Segelas air hangat

15. Bak instrument

16. Celemek

17. Perlak dan pengalas

18. Makanan cair


Persiapan pasien :

1. Lakukan informed concent

Atur posisi pasien sesuai indikasi

Persiapan lingkungan:

2. Atur lingkup cahaya pasang sampiran

Persiapan alat:

3. Dekatkan alat ke pasien dan perawat

Persiapan petugas:

4. Perawat cuci tangan(gunakan handscoon sesuai indikasi/ keadaan pasien)

Pelaksanaan tindakan:

5. Memasang celemek

6. Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan kanan (atau
sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri)

7. Pasang perlak dibawah kepala dan handuk didada, letakkan bengkok diatas perlak
samping pipi

8. Persiapkan tissue dalam jangkauan, pasien potong plaster 10cm untuk piksasi

9. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernapas melalui satu
lubang hidung saat yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain.
Bersihkan mucus dan reksesi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas. Periksa
adakah infeksi dll. Pilih salah satu lubang dengan aliran udara paling besar

10. Cuci tangan dengan pasang hand scoond

11. Ukur selang NGT dengan cara:

Menempatkan ujung selang dari hidung ke telinga, lalu dari telinga ke processus
xiphoideus (tonjolan sternum)kemudian tandai dengan plaster

12. Siapkan selang NGT


a. Klem ujung selang

b. Oleskan pelumas pada selang NGT 10 s.d 20 cm

c. Masukkan ujung selang kedalam segelas air untuk mengaktifkan pelumas agar
lebih mudah masuk ke lubang hidung

13. Ingatkan kepada pasien behwa insersi pemasukan selang akan dimulai

14. Minta pasien untuk meneadahkan kepala, masukkan selang kedalam lubang hidung

15. Pada saat perawat memasukkan selang lebih dalam kehidung sampai tenggorok
(Nasofaring posterior) dapat menyebabkan pasien menelan

16. Fleksikan kepala pasien kearah dada setelah selang melalui nasofaring

17. Dorong pasien untuk menelan rotasi selang 180 derajat saat memasukkan

18. Masukkan selang lebih dalam ke esophagus dengan memberikan tekanan lembut tanpa
memaksa saat pasien menelan (jika pasien batuk atau selang menggulung
ditenggorokkan, tarik selang ke faring dan ulangi langkah-langkahnya serta periksa
posisi selang dibelakang tenggorokkan menggunakan spantel lidah) diantara upaya
tersebut dorong pasien untuk bernafas dalam agar pasien tetap rileks

19. Ketika anda plaster pada selang mencapai jalan masuk kelubang hidung, hentikan
insersi selang dan priksa penempatannya: minta pasien membuka mulut untuk melihat
posisi selang dengan menggunakan spantel lidah dan pen light (selang mungkin
terlipat atau menggulung di orofaring)

20. Priksa ujung selang telah mencapai lambung atau belum dengan cara:

a. Ujung selang yang berada diluar, dimasukkan kedalam kom berisi air lalu klem
dibuka, apabila terdapat gelembung udara, berarti ujung selang masuk ke paru-
paru. Tarik selang sebatas tenggorokkan dan ulangi prosedur kembali

b. Pasang spuit 5 atau 10 cc yang berisi udara pada ujung selang, buka klem, letakkan
diagfragma steteskop diatas kuadran kiri abdomen pasien tepat dibaah garis costa.
Tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-20ml masukkan selang dan dorong udara
sambil terdengar gemuruh atau desiran
21. Bila sudah yakin masuk ke lambung, ujung selang masuk ke lambung, selanjutnya
pasang corong tinggikan selang 30 cm masukkan sedikit air matang 5-10cc kedalam
corong, lalu alirkan dengan cara klem dibuka

22. Klem kembali sebelum cairan habis, masukkan makanan/obat sesuai inturksi
nutrisionis/dokter, klem kembali sebelum habis

23. Maukkan iar mebilas selang sampai bsersih sebelum air habis klem kembali

24. Apabila NGT dipasang menetap, tutup pangkal slang menggukanan penutup atau
dibungkus dengan kassa

25. Piksasi selang dengan plaster hidung

26. Plasterkan selang secara melengkung kesatu sisi wajah klien

27. Rapikan pasien, bersihkan hidung dan mulut dengan tissue

28. Rapikan pasien

29. Letakkan hand scoon

30. Cuci tangan

31. Dokumentasi

Catat hal-hal berikut pada lembar dokumentasi

a. Tanggal dan waktu insersi selang

b. Warna dan jumlah drainase

c. Ujuran dan tipe selang

d. Tolerasi pasien terhadap prosedur


- Pelepasan NGT

1. Peralatan :

a. Handuk kecil

b. Tissue

c. Hand scoond

d. Kappa alcohol

e. Bengkok

f. Perlak dan pengalas

g. Klem

h. celemek

2. Persiapan pasien

Lakukan informed concent

Atur posisi pasien sesuai indikasi

3. Persiapan Lingkungan

Atur posisi senyaman mungkin ,cukup cahaya dan terjaga privacy.

4. Persiapan alat

Dekatakan alat ke pasien dan perawat

5. Persiapan Petugas

Perawat cuci tangan(gunakan handscoon sesuai indikasi /keadaan pasien)

PELAKSANAAN TINDAKAN

6. Kaji keadaan pasien dan atur posisi senyaman mungkin,posisi fowler dengan bantal
dibelakang bahu dan kepala

7. Pasang sampiran
8. Memasang celemek

9. Cuci tangan dan gunakan handscoon

10. Pasang handuk didada,letakkan bengkok diatas perlak samping pipi

11. Persiapkan tissue dan bengkok dalam jangkuan perawat

12. Klem selang ngt agar cairan tidak tumpah

13. Lepaskan piksasi menggunakan kapas alcohol

14. Minta pasien untuk menari nafas sambil pasien menarik selang dari hidung pasien
secara perlahan

15. Masukkan selang ke bengkok

16. Berikan tissu atau bersihkan hidung atau mulut pasien

Lepaskan handscoon dan cuci tangan


B.membantu dan memberikan makanan dan minuman penteral dan oral

1. Pemberian minum oral

Alat :

- Gelas minum
- Bengkok
- Tissu

a. Persiapan pasien

a.lakukan informed concent

atur posisi pasien sesuai indikasi ( atur posisi pasien dengan kepala tinggi dari badan )

b. Persiapan lingkungan

atur lingkungan,cukup cahaya dan terjaga privacy

c. Persiapan alat

dekatkan alat ke pasien dan perawat

d. Persiapan petugas

perawar cuci tangan ( gunakan handscoon sesuai indikasi/keadaan pasien )

e. Pelaksanaan tindakan

1.tawarkan pasien minum

2.memberitahukan pasien jika minuman tersebut panas/dingin

3.memberikan minum sedikit demi sedikit agar tidak tersedak

4.selesai pasien minum dilanjutkan dengan memberikan obat jika ada

5.bersihkan mulut pasien dengan tissue

6.membereskan peralatan

7.cuci tangan dan catat hasil jumlah minum


2.Memberikan makanan melalui oral

Persiapan alat :

Bak/truli berisi :

1. piring
2. sendok dan garpu
3. gelas minum
4. serbet dan pisau ( jika perlu )
5. mangkok makanan dan minuman

persiapan pasien :

1. lakukan informed concent


2. atur posisi pasien sesuai indikasi

persiapan lingkungan :

1. atur posisi senyaman mungkin,cukup cahaya dan terjaga privacy

persiapan alat :

1. dekatkan alat ke pasien dan perawat

pelaksanaan tindakan

pasien yang dapat duduk

2. membantu pasien untuk duduk di tempat tidur atau kursi


3. memberikan serbet kepada pasien sebagai alas di bawah dagu pasien
4. menghidangkan makanan dan minuman kepada pasien
5. mengingatkan pasien untuk cuci tangan dan berdoa sesuai agama dan kepercayaannya

pasien yang berbaring

1. membantu pasien untuk memiringkan tubuhnya


2. membantu serbet di bawah dagu pasien
3. membantu pasien memotong lauk pauk atau menungkan sayuran
4. mengingatkan pasien untuk cuci tangan dan berdoa sesuai agama dan kepercayaannya
5. mempersilahkan pasien untuk makan
6. cuci tangan
7. catat prosedur dan hasil temuan yang berhubungan dengan kondisi

- membantu dan memberikan makanan dan minuman perenteral


Peralatan :
a. Alat steril
 Bak instrument berisi hand scon dan kasa steril
 Infus set steril
 Jarum/wingnedle/abocath dengan nomer yang sesuai
 Korentang dan tempatnya
 Kom tutup berisi kapas alcoholb.
b.Alat tidak steril
 Standart infus
 Perlak dan alasnya
 Pembendung (tourniquet)
 Gunting verban
 Bengkok
 Jam tangan

c. Obat-obatan

 Alcohol 70%

 Cairan sesuai advis dokter

  Cara Kerja :

a.Mengisi selang infus:

1. Mencuci tangan
2. Memeriksa etiket
3. Desinfeksi karet penutup botol
4. Menusukkan infus set ke dalam botol infuse
5. Pengatur tetesan infus ditutup, jarak 24 cm dibawahtempat tetesan
6. Menggantungkan botol infuse
7. Ruang tetesan diisi setengah (Jangan sampaiterendam)
8. Selang infus diisi cairan infus dikeluarkan udaranya

b. Melakukan kateterisasi vena (prosedurkateterisasivena di lengan bawah)

1. Memasang torniket di sebelah proksimal vena yangakan dipungsi


2. Meletakkan perlak kecil dan alasnya dibawah bagianyang akan dipunksi
3. Menentukan vena yang akan dikateter bila perludipalpasi
4. Melakukan tindakan antisepsis dengan kapas alkohol70% pada lokasi
vena tempat masuk kateter dansekitarnya.
5. meregangkan kulit kearah distal. Menusukkan jarumdengan sudut 20
6. terhadap permukaan kulit. Lubangmenghadap keatas. Memasukkan jarum
sesuaidengan arah garis vena.
7. Menahan kanula dan tarik jarum sedikit. Bila tampakdarah keluar berarti
kanula telah masuk ke vena.Menahan jarum dan mendorong kanula
kateter.
8. Melepaskan torniket, menempelkan kapas ditempatpungsi.
9. Memasang selang infus berisi cairan infus yang telahdipersiapkan
sebelumnya.
10. Fiksasi kateter dan selang infus dengan plester.
11. Mengatur tetesan dalam satu menit sesuai intruksi
12. Menutup kulit dengan kassa steril.
13. Merapikan pasien
14. Mencuci tangan
15. Mencatat: tanggal dan jam pemberian cairan, macamcairan
C. Menghitung BB,LLA,Lingkar paha

Cara Menghitung Berat Badan Ideal dengan Rumus Broca

Berikut adalah rumusnya:

1. Pria: Berat badan ideal (kilogram) = [tinggi badan (sentimeter) – 100] –


[(tinggi badan (sentimeter) – 100) x 10 persen]
2. Wanita: Berat badan ideal (kilogram) = [tinggi badan (sentimeter) – 100]
– [(tinggi badan (sentimeter) – 100) x 15 persen
3. Cara Menghitung Berat Badan Ideal dengan Kalkulator BMI
Body Mass Index (BMI)
Angka BMI normal berada pada kisaran 18,5-25.
4. Jika angka BMI melebihi 25, kamu memiliki berat badan berlebih.
5. Sedangkan, jika angka BMI berada di bawah 18 berarti berat badanmu
kurang.
6. Jika angka BMI sudah melebihi angka 40, sebaiknya dilakukan
penanganan secepatnya karena angka ini menunjukkan tanda bahaya.

Cara menghitungnya:

Berat badan ideal = Berat badan (kilogram): Tinggi badan (meter)

Menghitung LLA

Ukuran LILA yaitu :

a) Pengertian Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko


Kekurangan Energi Protein (KEP) wanita usia subur (WUS).

Cara mengukur lingkar lengan atas :

1. Pengukuran LILA ada baiknya dilakukan oleh pihak profesional. Mereka


akan menggunakan alat ukur berupa pita khusus untuk mengetahui berapa
ukuran LILA wanita usia subur.
2. Cara mengukur LILA ibu hamil adalah:
3. Pengukuran dilakukan pada lengan tangan yang lebih tidak dominan
antara kanan atau kiri. Contohnya jika terbiasa beraktivitas dengan tangan
kanan, maka pengukuran LILA dilakukan pada lengan kiri. Tujuannya
untuk memastikan bahwa ukuran LILA bukan karena timbunan lemak
melainkan pembesaran otot karena aktivitas.
4. Tekuk lengan sehingga tangan berbentuk siku. Kemudian, cari titik tengah
dari tulang bahu hingga siku. Pengukuran LILA akan dilakukan di area
tersebut.
5. Lingkarkan pita LILA di titik tengah antara tulang bahu dan siku. Jangan
terlalu ketat atau terlalu longgar.
6. Ukuran LILA akan terlihat di pita meteran.
7. Lingkar lengan atas normal
8. Laki-laki : 29,3 cm
9. Perempuan : 28,5 cm

Menghitung lingkar paha

1. Tentukan titik tengah paha


2. Sebelum mengukur lingkar pahamu, lepaskan celana terlebih dulu atau
gunakan legging.
3. Lalu, berdirilah tegak di depan cermin dan buka kedua kaki selebar bahu.
Ukur bagian pangkal paha hingga ke tengah dengkul dan tandai bagian
tengah dari pita meternya.
4. Lingkarkan pita meter mengelilingi titik tengah paha
5. Lingkarkan pita meter pada titik yang sudah ditandai. Ukurlah hingga pita
meter tidak terasa terlalu ketat atau longgar.
6. Catat hasilnya
7. Catatlah hasil pengukuran lingkar paha secara rutin untuk mengetahui
kondisi kesehatan tubuh serta memastikan ukuran celanamu cocok
dengan yang ingin dibeli.
8. penelitian yang dipublikasikan di situs Harvard Medical School
memperlihatkan bahwa rata-rata pria atau wanita sehat (tidak memiliki
penyakit kronis) memiliki lingkar paha sekitar 62 cm.
9. Kesimpulan ini diambil berdasarikan penelitian terhadap 2.816 pria dan
wanita berusia 35-65 tahun yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung,
stroke, dan kanker. Dalam penelitian ini, para responden awalnya harus
menjalani pemeriksaan fisik menyeluruh, mulai dari tinggi dan berat
badan, lingkar pinggang, dan persentase lemak tubuh. orang yang
memiliki lingkar paha lebih kecil dari 60 cm justru berisiko terkena
penyakit kardiovaskular dan kematian dini. Bahkan menurut para peneliti,
orang dengan lingkar paha yang kecil lebih berisiko mengalami kedua hal
ini dibanding mereka dengan lingkar pinggang besar.

D. Menghitung indeks massa tubuh ( IMT)

Indeks massa tubuh (IMT) = berat badan (kg) : tinggi badan (m)²

Sebagai contoh, Anda memiliki berat badan 75 kg dengan tinggi 1,75 m (175 cm).
Langkah sederhana menggunakan rumus di atas adalah:

1. Kalikan tinggi badan Anda dalam satuan meter yang dikuadratkan → 1,75 x 1,75 =
3,06

2. Selanjutnya, bagi angka berat badan Anda dengan hasil kuadrat tinggi badan → 75 :
3,06 = 24,5.

Hasil nilai IMT Anda adalah 24,5.

1. Nilai IMT kurang dari 18,5 (underweight)


2. Nilai IMT 18,5 hingga 25,0 (normal)
3. Nilai IMT Anda 25,1 hingga 27,0 (overweight)
4. Nilai IMT 27 atau lebih (obesitas)
3. Resume : review anfis sistem perkemihan

 Ginjal

Ginjal merupakan organ yang berpasangan dan setiap ginjal memiliki


berat kurang lebih 125 g, terletak pada posisi di sebelah lateral veterbra
torakalis bawah, beberapa sentimeter di sebelah kanan dan kiri garistengah.
Organ ini terbungkus oleh jaringan ikat tipis yang dikenal sebagai kapsula
renis. Anterior ginjal dipisahkan dari kavum abdomen dan isinya oleh
lapisan peritonium. Di sebelah posterior, organ tersebut dilindungi oleh
dinding toraks bawah .
Ginjal berperan sebagai pengatur komposisi dan volume cairan dalam
tubuh serta penyaring darah untuk dibuang dalam bentuk urine sebagai zat
sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh dan menahannya agar tidak
bercampur dengan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh.
Darah dialirkan ke dalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari
ginjal melalui vena renalis.
Pada ginjal terdapat nefron (berjumlah kurang lebih satu juta) yang
merupakan unit dari struktur ginjal. Urine yang terbentuk dalam nefron ini
akanmengalir ke dalam duktus pengumpul dan tubulas renal yang
kemudian menyatu untuk membentuk pelvis ginjal. Setiap pelvis ginjal akan
membentuk ureter. Ureter merupakan pipa panjang dengan dinding yang
sebagian besar terdiri atas otot polos. Organ ini menghubungkan setiap
ginjal dengan kandung kemih dan berfungsi sebagai pipa untuk
menyalurkan urin

 Kandung Kemih
Kandung kemih (buli-buli atau bladder) merupakan sebuah kantong
yang terdiri atas otot halus, berfungsi menampung urin. Kandung kemih
merupakan organ yang berongga yang terletak di sebelah anterior tepat di
belakang os pubis. Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot
polos yang dinamakan muskulus detrusor. Kontraksi otot ini berfungsi
untuk mengosongkan kandung kemih pada saat urinasi (buang air kecil)

 Uretra
Uretra merupakan organ yang berfungsi menyalurkan urine ke bagian
luar. Fungsi uretra pada wanita berbeda dengan yang terdapat pada pria.
Pada pria, uretra digunakan sebagai tempat pengaliran urine dan sistem
reproduksi, berukuran panjang 13,7-16,2 cm, dan terdiri atas tiga bagian,
yaitu prostat, selaput (membran), dan bagian yang berongga (ruang).

 Perubahan Sistem Perkemihan Post General Anesthesi


Pembedahan pada dasarnya merupakan trauma yang menimbulkan
perubahan faali. Selain terjadi gangguan faal organ vital (otak, alat napas,
sistem kardiovaskular, hati, ginjal), terjadi juga perubahan metabolisme dan
perubahan pada berbagai jaringan. Perubahan ini antara lain akan
menyebabkan gangguan keseimbangan nitrogen dan karbohidrat sehingga
terjadi kenaikan kadar gula darah dan kadar nitrogen dalam urine
(katabolisme).

 Konsep Berkemih
Berkemih adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari plasma
darah di glomerulus. Dari 180 liter darah yang masuk ke ginjal untuk
difiltrasi, hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urine, sebagian besar hasil
filtrasi akan diserap kembali di tubulus ginjal untuk dimanfaatkan oleh tubuh.

 Proses Berkemih
Urine diproduksi oleh ginjal sekitar 1 ml/menit, tetapi dapat bervariasi
antara 0,5-2 ml/menit. Aliran urine masuk ke kandung kemih dikontrol oleh
gelombang peristaltik yang terjadi setiap 10-150 detik. Aktivitas saraf
parasimpatis meningkatkan frekuensi peristaltik dan stimulasi simpatis
menurunkan frekuensi. Banyaknya aliran urine pada uretra dipengaruhi oleh
adanya refleks uretrorenal. Refleks ini diaktifkan oleh adanya obstruksi
karena konstriksi ureter dan juga konstriksi arterior aferen yang berakibat
pada penurunan produksi urine.
4. Membuat langkah kerja

A. membantu BAB dan BAK di atas tempat tidur

persiapan alat :

baki berisi :

1. perlak dan alasnya


2. .bel ( jika ada )
3. tissu
4. .bengkok
5. sarung tangan sekali pakai
6. handuk
7. selimut mandi
8. air dalam botol
9. pispot dan tutupnya 2 buah
10. urinal
11. sampiran

Persiapan pasien :

1. lakukan informed concent


2. Atur posisi pasien dorsal recumbent

Persiapan lingkungan :

Atur lingkungan cukup cahaya dan passang sampiran

Persiapan alat :

Dekatkan alat ke pasien dan perawat

Persiapan petugas :

Perawat cuci tangan dan gunakan handscoon sesuai indikasi/keadaan pasien

Pelaksanaan tindakan :

1. beritahu pasien bahwa selimutnya akan di ganti


2. memasang perlak dan pengalas dan membuka pakaian bawah pasien
3. anjurkan pasien mengangkat bokong,masukkan pispot perlahan-lahan
4. pasang urinal pada pasien pria
5. tutupkan dengan selimut daerah bawah pasien
6. anjurkan pasien untuk membunyikan bel jika sudah selesai
7. tarik pispot dan letakkan diatas trully bagian paling bawah
8. mengganti pispot dengan yang bersih
9. bersihkan daerah perinial dengan tissu
10. buang tissu dalam pispot
11. bilas dengan air bersih dalam botol,tarik pispot dan letakkan diatas
kursi/meja
12. lepaskan handscoon keeringkan daerah perinial dengan handuk
13. angkat alas bokong dan kembalikan posisi ke pasien semula
14. .kenakan kembali pakaian pasien dan ganti selimut
15. .buka sampiran dan jendela dan bersihkan pispot
16. cuci tangan
17. dokumentasikan warna,bau dan konsistensi serta catat kondisi daerah
perinial
18. berpamitan kepada pasien/keluarganya

Evaluasi hasil :

Pasein dapat BAB dan BAK diatas tempat tidur keadaan pasien tetap rapi
B. Pemasangan kondom kateter pria

persiapan alat :

baki dan alasanya :

1. Kassa
2. Kateter kondom sesuai ukuran
3. Sarung tangan steril
4. bengkok 2 buah,1 berisi larutan deterjen
5. urin bag siap di gantung
6. plaster elastis
7. gunting
8. perlak dan pengalasnya

Persiapan pasien :

Lakukan informed concent

Persiapan lingkungan

Atur lingkungan senyaman mungkin,cukup cahaya dan terjaga privacy

Persiapan alat

Dekatkan alat ke pasien dan perawat

Persiapan petugas

perawat cuci tangan ( gunakan handscoon sesuai indikasi/keadan pasein)

pelaksanaan tindakan :

1. mengganti selimut mandi


2. memasang perlak dan pengalasnya
3. melepaskan pakaian bawah pasein
4. menyiapkan pasien dengan posisi dorsal recumbent
5. memakai sarung tangan
6. mengarahkan penis ke atas
7. Tangan kiri pegang penis,tangan kanan menyarungkan pada batang
penis,sisakan 2,5 cm ruang antara gland penis dari ujung kondom kateter
pasang dengan pas tapi tidak ketat
8. hubungkan selang drainase pada ujung kondom kateter
9. memfixsasi kateter kearah paha
10. melepaskan sarung tangan
11. ganti sellimut dan angkat perlak dan pengalas
12. posisikan pasien yang nyaman
13. .perawat cuci tangan
14. evaluasi hasil tindakan

Hasil evaluasi

Kateter lepas dari tubuh pasien,pasien merasa nyaman


C. memasang,melepas dan merawat kateter urin pemasangan kateter urine pada pria

1. Petugas membuka dan membersihkan alat kateterisasi dan kelamin pasien.


2. Selang diberikan pelumas agar lebih mudah dimasukkan.
3. Penis ditutupi dengan kain steril yang telah dilubangi di bagian tengahnya.
4. Penis akan dibersihkan terlebih dahulu dengan antiseptik.
5. Vulva pada penis akan dibuka.
6. Jelly dan pelumas disemprotkan ke dalam uretra.
7. Selang kateter dimasukkan sedalam 15 – 22,5 cm sembari dipegang penisnya.
8. Kantung akan diisi dengan air steril sebanyak yang tertera pada kateter.
9. Selalu kosongkan kantong urine yang terhubung pada kateter setiap 6 – 8 jam.

 pada wanita
1. Petugas atau perawat akan mencuci tangan dan membuka alat kateter.
2. Perlak di bawah anus pasien akan diletakkan setelah pakaian bawah dibuka.
3. Daerah vulva akan dibersihkan dengan kapas dan cairan antiseptik.
4. Selang kateter diberikan pelumas agar mudah dimasukkan ke saluran uretra.
5. Selang kateter dimasukkan hingga mencapai leher kandung kemih sekitar 5 cm.
6. Bernapas hingga urine keluar.
7. Kosongkan kantung urine yang terhubung dengan kateter setiap 6 – 8 jam sekali

 Melepas kateter urine


1. Cucilah tangan dengan sabun dan air
2. Buanglah urine yang ada di dalam kantung kateter agar lebih memudahkan Anda
untuk melepas kateter.
3. Ambillah posisi yang nyaman untuk melepas kateter.
4. Kenakan sarung tangan dan bersihkan selang kateter.
5. Ketahui ujung selang yang berhubungan dengan balon kateter (balloon port).
6. Kempiskan balon kateter.
7. Lepaskan kateter
8. Periksalah selang kateter untuk memastikan seluruh bagiannya masih utuh.
9. Buanglah kateter dan kantung urine bekas tersebut.
 Merawat kateter urine

Persiapan alat dan Bahan

1. Sarung Tangan.
2. kapas/Tissu basah.
3. Perlak.
4. Larutan Bethadine (1cc betadin ditambah
5. 10 cc air aqua) dalam mangkok.

Langkah – langkah :

1. Sampaikan pada pasien bahwa kateter akan


2. dibersihkan.
3. Cuci Tangan.
4. Letakan perlak dibawah pantat.
5. Atur posisi senyaman mungkin.
6. Gunakan sarung tangan.
7. Basahi kapas dengan larutan bethadine,
8. kemudian diperas sampai lembab
9. Bersihkan area pemasangan kateter dengan kapas betadine/tissue basah:

Pasien wanita :

dimulai dari atas kebawah (dari arah selang yang masuk di lubang saluran BAK kearah
kantong urine/urin bag) sekali usap, buang kapas/tissue dan diulang sampai bersih.

Pasien laki laki :

bersihkan ujung kateter (dari arah selang yang masuk di lubang saluran BAK kearah kantong
urine/urine bag) sampai sepanjang 10 cm dengan arah melingkar keluar, sekali usap, buang
kapas/tissue dan diulang sampai bersih

10. Ambil perlak.


11. Kembalikan posisi pasien.
12. Lepas sarung tangan, buang.
13. Bereskan peralatan.
14. Cuci tangan.
5.Membuat instrument pengukuran nyeri

beberapa instrumen yang dapat digunakan:

1. NRS (Numeric Ratting Scale): cara mengkaji nyeri secara subjektif yang sering
digunakan. Metode yang digunakan adalah angka 0-10, dengan menggunakan NRS
kita dapat menentukan tingkat/derajat nyeri pasien dimana 0 (tidak ada nyeri), 1-4
(nyeri ringan), 5-6 (nyeri sedang), 7-10 (nyeri berat).

2. VAS (Visual Analog Scale): Skala berupa garis lurus yang panjangnya 10 cm,
dengan deskripsi pada masing-masing angkanya. <4 (nyeri ringan), 4-7 (nyeri sedang)
dan 7-19 (nyeri berat).

3. Wong-Baker Faces Pain Scale: Instrumen pengkajian nyeri ini biasanya digunakan


pada pasien anak-anak kurang dari 12 tahun. Pengkajian nyeri dipusatkan pada ekspresi
wajah yang terdiri dari enam animasi wajah, dari ekspresi tersenyum, kurang bahagia,
sedih, dan wajah penuh air mata (rasa sakit yang paling buruk).
4.Categorical scales

Pada jenis ini, rasa nyeri yang dirasakan dikelompokkan menjadi beberapa kategori,
seperti:

 Tidak sakit

 Sakit ringan

 Sakit sedang

 Sakit parah

 Sangat sakit

 Sangat amat sakit

5. Brief pain inventory

Brief pain inventory berbentuk seperti kuesioner yang berisi 15 pertanyaan seputar rasa
nyeri dan hal-hal lain yang berhubungan. Contoh pertanyaan yang akan diberikan antara
lain:

Apakah rasa nyeri mengganggu pekerjaan sehari-hari?

Apakah rasa nyeri mengganggu tidur?

Apakah rasa nyeri menyebabkan Anda sulit berjalan?

Masing-masing pertanyaan dilengkapi dengan pilihan angka 0-10. Angka 0 berarti tidak
mengganggu atau tidak sakit dan angka 10 artinya sangat mengganggu atau sangat sakit.

6.Mankoski pain scale

Pada mankoski pain scale, pengukuran juga dilakukan dengan pasien memilih angka 0-
10. Bedanya, setiap angka memiliki penjelasan yang jauh lebih detail.

Misalnya, jika memilih nilai 5, maka artinya rasa nyeri ini tidak bisa ditahan lebih dari 30
menit dan Anda merasa perlu minum obat pereda nyeri. Sementara itu jika memilih nilai
2, maka artinya rasa nyeri yang dirasakan tidak terlalu kuat atau hanya seperti digigit
semut dan tidak perlu minum obat pereda nyeri.
6.Membuat langkah kerja teknik kenyamanan :

A. mengajarkan teknik relaksasi

persiapan pasien :

lakukan informed concent

persiapan lingkungan

atur lingkungan senyaman mungkin,tenanng,cukup cahaya dan terjaga privacy

persiapan petugas

perawat cuci tangan ( gunakan sarung tangan sesuai indikasi/keadaan pasien)

pelaksanaan tindakan

1. atur posisi pasien senyaman mungkin dan sesuai indikasi ( posisi pasien diatur
sedemikian rupa agar rileks,diupayakan agar tidak ada bagian tubuh menerima beban
anggota tubuh yang lain posisi dapat duduk atau berbaring telentang )
2. tanyakan skala nyeri yang dirasakan pasien
3. instruksikan agar pasien menghirup napas dalam melalui hidung sehingga rongga paru
berisi udara yang bersih,kemudian menghembuskannya melalui mulut
4. minta pasien untuk kembali dengan irama normal beberapa saat sekitar 1-2 menit
5. minta kembali pasien mengambil nafas dalam melalui hidung sambil membayangkan
udara masuk ke seluruh tubuh kemudian menghembuskannya melalui mulut
6. setelah pasien merasa rileks,perlahan-lahan irama pernapasan di tambah,gunakan
pernapasan dada atau abdomen bila frekuensi nyeri bertambah,gunakan pernapasan
dangkal dengan frekuensi yang lebih cepat
7. tanyakan kembali skala nyeri setelah melakukan relaksasi
8. rapikan pasien dan perawat cuci tangan
9. catat hasil tindakan
Outpot

Pasien merasa rileks,nyeri berkurang,ekspresi wajah tidak tegang

Relaksasi otot progresif

Persiapan

1.cuci tangan

2.persiapan alat dan bahan

 Tempat tidur /alas duduk


 Bantal

Pelaksanaan

1. inform cosent
2. posisikan klien senyaman mungkin
3. duduk dengan kepala bersandar pada sandaran kursi atau berbaring dengan tenang
pada posisi nyaman
4. biarkan mata tetap terbuka selama beberapa menit
5. kemudian secara perlahan-lahan tutuplah mata dan pertahankan mata tetap dalam
keadaan tertutup
6. tarik napas dalam secara perlahan melalui hidung dan hembuskan keluar melalui
mulut,ulangi sebanyak 3 kali
7. lakukan latihan dari tubuh bagian atas sampai kebawah dengan cara mengencangkan
dan melemaskan masing-masing kelompok otot

langkah 1 :

 Regangkan tangan kanan dan kiri hitung sebanyak 8 kai


 Angkat bahu hitung sebanyak 8 kali
 Menarik bahu ke bawah sebanyak 8 kai
 Pejamkan mata hitung sebanyak 8 kali
 Pejamkan mata sambil menegangkan dahi sebanyak 8 kali
 Pejamkan mata sambil tersenyum hitung sebanyak 8 kali
 Pejamkan mata sambil mengembungkan pipi hitung sebanyak 8 kali
 Meregangkan leher hitung sebanyak 8 kali
 Tekuk leher hitung sebanyak 8 kali
 Angkat bahu hitung sebanyak 8 kali
 Kembangkan dada hitung sebanyak 8 kali
 Kembangkan perut hitung sebanyak 8 kali
 Reganngkan paha hitung sebanyak 8 kali
8. akhiri relaksasi dan katakan pada pasien bahwa latihan telah selesai,pasien dapat
membuka mata pada hitungan ketiga

9.minta pasien untuk menyebutkan apabila ada otot yang tegang setelah semua kelompok
otot telah diregangkan dan direlaksasikan,ulangi prosedur untuk kelompok yang tidak
relaks
B.nafas dalam

Pelaksanaan

1. inform cosent
2. atur posisi klien agar rileks,tanpa beban fisik.posisi dapat duduk atau jika mampu
dapat berbaring di tempat tidur
3. intruksikan klien untuk menarik atau menghirup nafas dalam dari hidung
sehingga rongga paru-paru terisi oleh udara melalui hitungan 1,2,3,4 kemudian
ditahan sekitar 3-5 detik
4. intruksikan klien untuk mengehmbuskan nafas,hitung sampai tiga secara perlahan
melalui mulut
5. intruksikan klien untuk berkonsentrasi supaya rasa cemas yang dirasakan bisa
berkurang,bisa dengan memjamkan mata
6. anjurkan untuk mengurangi prosedur hingga kecemasan pasien berkurang
7. ulangi sampai 10 kali,dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
8. lakukan maksimal 5-10 menit

C. guide imagery

persiapan alat :

 Alat tuis
 Stopwatch

Pelaksanaan :

1. inform consent
2. ataur posisi duduk klien senyaman mungkin
3. anjurkan klien menutup mata dengan lembut
4. anjurkan klien fokus pada pernapasan perut
5. anjurkan klien menarik napas dalam dan perlahan
6. anjurkan klien melanjutkan pernapasan dengan biarkan sedikit lebih dalam dan
lama
7. anjurkan klien tetap fokus pada pernapasan dan pikirian bahwa tubuh semakin
santai dan lebih santai
8. anjurkan klien napas pelan dan dalam untuk menghirup
9. anjurkan klien menikmati berada ditempat tersebut
10. jika sudah selesai,maka anjurkan klien untuk membuka mata
11. tulis respon pasien dan pasien di rapikan
D. backrub

persiapan alat :

1. Selimut mandi
2. Olive oil dan lotion
3. Handuk
4. Sarung tangan bersih

Pelaksanaan :

1. inform consent
2. tinggikan tempat tidur sampai ketinggalan kerja yang nyaman
3. dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
4. posisikan klien senyaman mungkin
5. periksa tanda vital klien sebelum memulai backrub ( terutama nadi dan tekanan
darah )
6. bantu klien melepas baju
7. bantu klien dengan posisi pronasi atau sim dengan punggung menghadap perawat
8. buka punggung klien,bahu,lengan atas dan bokong,tutup sisanya dengan selimut
mandi
9. letakkan handuk panjang dibawah punggung
10. hangatkan lotion di telapak tangan atau tempelkan lotion pada air hangat,jelaskan
bahwa lotion akan terasa dingin
11. berdiri di dekat klien,dengan gerakan sirkuler,pijat daerah leher dengan tiga jari
12. gunakan gerakan stroking (mrnggosok) dengan arah sirkuler keluar dari arah
sacrum menuju ke leher,lakukan dengan gerakan memanjang,tegas,dan lembut
13. berhentilah pada pusat punggung dan kemudian gerakkan secara sirkuler keluar
di kedua skapula,kemudian kembali ke bokong dengan gerakan lambat,lanjutkan
pijat selama beberapa menit
14. remas kulit dengan jari-jari,remas ke atas sepanjang satu sisi spina dari bokong
dan bahu dan sekitar leher bawah leher,ulangi sepanjang sisi punggung klien
15. pukul-pukul punggung klien menggunakan sisi telapak tangan
16. akhiri masase dengan gerakan usapan panjang dan tegas dari atas ke bawah dan
katakan pada klien anda akan mengakhiri masase
17. ulangi kembali gerakan-gerakan tersebut di atas masing-masing gerakan 3-5
menit,tambahkan lotion jika perlu
18. sambil melakukan masase periksa adanya kemerahan pada kulit terutama pada
bony prominences
19. tanyakan klien daerah yang perlu di lakukan masase khusus
20. bersihkan sisa lotion pada punggung klien dengan handuk
21. rapikan klien ke sisi semula
22. beritahu klien bahwa tindakan telah selesai
23. bantu klien memakai kembali baju,rapikan klien ke posisi semula
24. bereskan alat-alat yang telah di gunakan dan lepas sarung tangan dan cuci tamgan
7. Membuat resume jenis-jenis cairan infus dan fungsinya, Rumus menghitung tetesan
infus beserta contoh soal, menghitung balance cairan pada anak, dewasa (kondisi
normal dan demam)

Jenis Cairan Infus dan Kegunaannya :

Ada beragam cairan infus yang dapat digunakan ketika pasien mendapatkan perawatan.
Cairan infus yang umum digunakan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

Cairan kristaloid

Jenis cairan infus yang pertama adalah kristaloid. Cairan kristaloid mengandung natrium
klorida, natrium glukonat, natrium asetat, kalium klorida, magnesium klorida, dan glukosa.

Cairan kristaloid umumnya digunakan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit,


mengembalikan pH, menghidrasi tubuh, dan sebagai cairan resusitasi.

Beberapa cairan infus yang masuk ke dalam jenis cairan kristaloid antara lain:

Cairan saline

Cairan saline NaCL 0.9 % merupakan cairan kristaloid yang sering ditemui. Cairan ini
mengandung natrium dan clorida. Cairan infus ini digunakan untuk menggantikan cairan
tubuh yang hilang, mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit, dan menjaga tubuh agar tetap
terhidrasi dengan baik.

Ringer laktat

Ringer laktat merupakan jenis cairan kristaloid yang mengandung kalsium, kalium, laktat,
natrium, klorida, dan air. Cairan ringer laktat umumnya diberikan untuk menggantikan cairan
tubuh yang hilang saat mengalami luka, cedera, atau menjalani operasi yang menyebabkan
kehilangan darah dengan cepat dalam jumlah yang banyak. Selain itu, cairan ini juga sering
digunakan sebagai cairan pemeliharan ketika sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Dextrose

Dextrose merupakan cairan infus yang mengandung gula sederhana. Cairan ini sering
digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah, pada seseorang yang mengalami
hipoglikemia (gula darah rendah). Selain itu, cairan infus dextrose juga dapat digunakan
untuk kondisi hyperkalemia (kadar kalium yang tinggi).

Cairan koloid

Jenis cairan yang kedua adalah cairan koloid. Cairan koloid memiliki molekul yang lebih
berat. Cairan ini dapat diberikan pada pasien yang menderita sakit kritis, pasien bedah, dan
juga sebagai cairan resusitasi.

Cairan infus yang termasuk ke dalam jenis cairan koloid adalah:

Gelatin

Gelatin merupakan salah satu cairan koloid yang mengandung protein hewani. Salah satu
kegunaan cairan ini adalah untuk mengatasi keadaan kurangnya volume darah yang
disebabkan oleh kehilangan darah.

Albumin

Pemberian cairan infus albumin biasanya dilakukan saat pasien memiliki kadar albumin yang
rendah, misalnya pasien yang menjalani operasi transplantasi hati, menderita luka bakar akut,
dan pasien sepsis.

Dekstran

Dekstran merupakan jenis cairan koloid yang mengandung polimer glukosa. Dekstran dapat
digunakan untuk memulihkan kondisi kehilangan darah. Selain itu, dekstran juga digunakan
untuk mencegah terjadinya tromboemboli setelah operasi.

Rumus menghitung tetesan infus

 Rumus menghitung tetesan infus tiap menit (dewasa)


Jumlah Cairan yang dibutuhkan x faktor tetesan

= —————————————————————————————

Tetesan yang ditentukan (jam) x 60menit

Contoh soal menghitung tetesan tiap menit (dewasa)

Cairan yang tersedia 500 cc harus habis dalam 10 jam. Berapakah jumlah tetesan setiap
menitnya?

Jawab :

Gunakan rumus diatas, masukan angka yang ada :

Jumlah Cairan yang dibutuhkan x faktor tetesan

= —————————————————————————————

Tetesan yang ditentukan (jam) x 60menit

Maka jumlah tetesan tiap menitnya adalah ;

500 x 20

= ———————— = 16,6 tetes/menit

10 x 60

Beserta contoh soal,menghitung balance cairan pada anak,dewasa ( kondisi normal dan
demam

Rumus balance cairan

Bc = cm-ck

Cm = cairan masuk/input

Ck = cairan keluar/output

( hasil dari IWL)

Cara menghitung IWL :


15 X BB/24 jam

Menghitung Balance Cairan Pada Anak

Menghitung Balance cairan anak tergantung pada tahap umur, untuk menentukan Air
Metabolisme, yaitu:

Usia Balita (1 – 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari

Usia 5 – 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari

Usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc/kgBB/hari

Usia 12 – 14 tahun : 5 – 6 cc/kgBB/hari

Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak

(30 – usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari

menghitung Balance Cairan (Dewasa)

Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor, meliputi Berat
Badan dan Umur. Karena penghitungannya antara usia anak dengan dewasa berbeda.

Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Intake
cairan dan mana yang output cairan

Penghitungan Balance Cairan Dewasa

Input cairan:

Air (makan+Minum) = ……cc

Cairan Infus = ……cc

Therapi injeksi = ……cc

Air Metabolisme = ……cc

(Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari)

Output cairan:

Urine = ……cc
Feses = …..cc

(kondisi normal 1 BAB feses = 100 cc)

Muntah/perdarahan

cairan drainage luka/

cairan NGT terbuka = …..cc

IWL = …..cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari)

(Insensible Water Loss)

Contoh soal menghitung balance cairan pada dewasa kondisi ( normal)

Bapak Hendra berumur 40 tahun memiliki berat badan 50 kg dirawat dengan post operasi
laparatomi, pada daerah luka insisi operasi terpasang drainage bewarna merah
sebanyak100cc, terpasang NGT terbuka cairan bewarna kuning kehijauan sebanak 200cc.
infus terpasang ringer laktat (satu kolf infus 500cc per 8jam maka kalau 24 jam : 500 x 3 =
1500cc) drip antrain 1 ampul / kolf :2000 cc/24jam, terpasang cateter urine dengan jumlah
urine 1700cc dan mendapat tranfusi WB 300cc setiap kali pemberian. Hitung balance cairan
Bapak Hendra??

Jawab:

Total cairan masuk :

Infus : 1500cc

Tranfusi WB : 300cc

Obat injeksi : 100 cc

Air Metabolisme : 5cc x 50

250 (Rumusnya AM = 5cc/kgBB/hari)

Total cairan keluar :

Drainase : 100cc

NGT : 200cc
Urine : 1500 cc

IWL : 15cc x 50kg / 24 = 31,25

————————————– +

1831 cc

Maka balance cairan Tn. X dalam 24 jam : intake cairan – output cairan

2150cc – 1831cc = 319cc

Contoh Kasus:

Dewasa kondisi ( demam )

Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua..akibat appendix
perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis..Vital sign TD: 110/70
mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih dipuasakan, saat ini terpasang NGT
terbuka cairan berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi
terpasang drainage berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip
Antrain 1 ampul /kolf : 2000 cc/24 jam., terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700
cc, dan mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat antibiotik Cefat 2 x 1 gram yg didripkan
dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian, Hitung balance cairan Tn Y!

Input Cairan: Infus = 2000 cc

Tranfusi WB = 300 cc

Obat injeksi = 100 cc

AM = 300 cc (5 cc x 60 kg) +

———————————————

2700 cc

Output cairan: Drainage = 100 cc

NGT = 200 cc

Urine = 1700 cc
IWL = 900 cc (15 cc x 60 kg) +

———————————————-

2900 cc

Jadi Balance cairan Tn Y dalam 24 jam : Intake cairan – output cairan

2700 cc – 2900 cc

– 200 cc.

Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL gunakan
rumus :

IWL + 200 (suhu tinggi – 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah konstanta

Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 °C, berapakah Balance cairannya?

berarti nilai IWl Tn Y= 900 + 200 (38,5 °C – 36,8 .°C)

= 900 + 200 (1,7)

= 900 + 340 cc

= 1240 cc

Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output :

Drainage = 100 cc

NGT = 200 cc

Urine = 1700 cc

IWL = 1240 cc +

————————–

3240 cc

Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah : 2700 cc – 3240 cc =
-540 cc
Anak kondisi ( demam )

CONTOH :

An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan demam, keluhan pasien menurut
ibunya: “rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih hangat; gusinya tadi
malam berdarah” Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat data: Keadaan umum terlihat lemah,
kesadaran composmentis, TTV: HR 100 x/menit; T 37,3 °C;  petechie di kedua tungkai kaki,
Makan /24 jam hanya 6 sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; BAK/24 jam : 1000 cc,
mendapat Infus Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr terakhir:
50.000. Hitunglah balance cairan anak ini!

Input cairan:  Minum     : 1000 cc            

                          Infus      : 1000 cc   

                                    

                           AM        :   112 cc    +     (8 cc x 14 kg)                          

                             ————————-

                                                      2112 cc

   Out put cairan:   Muntah       :   100 cc

                                 Urin         : 1000 cc

IWL           :   378 cc   +    (30-3 tahun) x 14 kg

                           —————————–

                                                   1478 cc

Balance cairan = Intake cairan – Output Cairam

                                2112 cc – 1478 cc

                                + 634 cc  

Sekarang hitung balance cairannya jika suhu An x 39,8 °C  !

yang perlu diperhatikan adalah penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan rumus: 
IWL + 200 ( Suhu Tinggi – 36,8  °C) 36,8 °C adalah konstanta.

IWL An X  = 378 + 200 (39,8 °C – 36,8  °C)

                       378 + 200 (3)

                       378 + 600

                       978 cc

Maka output cairan An X =   Muntah       :   100 cc

                                                     Urin        : 1000 cc

                                                     IWL         : 978 cc   +

                                                      ————————-

2078 cc

Jadi Balance cairannya = 2112 cc – 2078 cc

+ 34 cc.

Anak kondisi ( normal )

berat badan si kecil adalah 8 kg, air yang dibutuhkan per hari adalah, 100 ml x 8 = 800 ml air.
Anak dengan berat badan 10-20 kg, membutuhkan 1.000 ml air + 50 ml untuk setiap
kenaikan berat badan di atas 10 kg. Jadi misalnya berat badan si kecil 19 kg, berarti jumlah
air yang dibutuhkan adalah 1.000 ml + (50 ml x 9) = 1.450 ml air.
Anak dengan berat badan lebih dari 20 kg, membutuhkan 1.500 ml air + 20 ml untuk setiap
kg kenaikan berat badan di atas 20 kg. Jadi, jika si kecil mempunyai berat badan 25 kg, angka
kecukupan airnya adalah 1.500 ml + (20 ml x 5 kg) = 1.600 ml air.
8. Membuat langka kerja

A. PEMASANGAN INFUS :

alat :

Alat-alat dalam bak instrukmen :

Sarung tangan stril, selang infus sesuai kebutuhan abocath/ wing needle, kasa stril.

1. Cairan parenteral
2. Kapas alkohol dalam kom kecil
3. Batadin
4. Torniquet
5. Perlak dan alasnya
6. Bengkok
7. Plaster
8. Stopwacth

PROSES

Persiapan pasien :

1. Lakukan informed concent,


2. Atur posisi pasien sesuai indikasi

Persiapan lingkungan :
Atur lingkungan, cukup cahaya dan terjaga privasi

Persiapan alat:

Dekatkan alat kepasien dan perawat

Persiapan petugas :

Perawat cuci tangan ( gunakan hanscuoon sesuai indikasi/ keadaan pasien )

Pelaksanaan tindakan :

1. Membuka cairan infus dan infus set


2. Menutup saluran infus
3. Menusukkan saluran infus dengan benar
4. Menggantung botol infus dengan benar
5. Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda
6. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam selang kemudian mnutup kembali
saluran infus
7. Memasang perlak dan alasnya
8. Membebaskandaera yang akan diinsersi
9. Mengatur posisi pasien dan memilih vena
10. Meletakan torniquet 5cm proksimal yang akan ditusuk
11. Memakai hanscoosn
12. Membersikan kulit dngan kapas alkohol
13. Memegang IV kateter dengan sudut 30ocs
14. Menusuk vena dengan lubang jarum mengadap keatas
15. Memastikan IV kateter masuk intravena dengan cara menarik mandarin sedikit
memasukan IV kateter secara berlahan dengan cara memutar kiri dan kanan
16. Menarik mandrin dan meyambung dengan selang infus
17. Melepaskan tourniquet, mengalirkan cairan infus
18. Melepas sarung tangan
19. Melakukan piksasi iv kateter
20. Menutup daera tusukan dengan kasa petadin
21. Meletakan petunjuk waktu dekat dengan reservoir menghitung teteeasan sesuai
program
22. Mejelaskan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai
23. Membereskan alat, cuci tangan
24. Evaluasi hasil tindakan
25. Dokumentasi prosedur tindakan : respon pasien, jumlah tetesan, waktu pemasaaan.

B. MENGGANTI CAIRAN INFUS :

Input :

1. Cairan parenteral yang baru


2. Petunjuk waktu

Proses :

Persiapan pasien :

1. Lakukan informed coocent,


2. Atur posisi pasien sesuai indikasi

Persiapan lingkungan :

Atur posisi senyaman mungkin, cukup cahaya dan terjaga privasi

Persiapan alat :

Dekatkan alat kepasien dan perawat

Persiapan petugas :

Perawat cuci tangan (gunakan handscoons sesuai indikasi/keadaan pasien)

Pelaksanaan tindakan :
1. Klem selang infus
2. Turunkan plabot danganti dengan plabot cairan yang bru sesuai order
3. Buka klem
4. Atur tetesan dengan petunjuk waktu sesuai order
5. Berpamitan dengan pasien
6. Bereskan alat-alat
7. Cuci tangan
8. Evaluasi tindakan
9. Dokumentasi hasil tindakan
C. MELEPAS INFUS

persiapan peralatan :

1. aperlak dan penghalas


2. sarung tangan/ handscoons
3. kapas alkohol
4. plaster
5. gunting plaster
6. bengkok

prosedur/langka kerja :

1. memberitau pasien tindakan yang akan dilakukan


2. meletakkan alat
3. mencuci tangan
4. memasang perlak dan penghalas
5. membasai plaster yang melekat pada kulit dengan kapas alkohol
6. melepas plaster dan kasa dari kulit
7. menekan tempat tusukan dengan kapas alkohol dan mencabut infus pelan-pelan
8. menekan kapas alkohol dengan plester
9. .membereskan alat dan merapikan pasien
10. melepas sarung tangan
11. .mencuci tangan
12. mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
D. MENGHITUNG TETESAN INFUS

Pengertian menghitung kecepatan infus untuk mencegah ketidaktepatan pemberian cairan


tujuan :

1. mencegah terjadinya kolaps kardiovaskular dan sirkulasi pada klien dehidrasi dan
syok
2. mencegah kelebihan cairan pada klien

Alat dan bahan :

1. kertas dan pensil


2. jam dengan jarum detik

Prosedur/langkah-langkah :

1. Membaca program dokter dan ikuti enam benar untuk memastikan larutan yang
benar.
2. Mencari tahu kalibrasi dalam tetesan permiliter dari set infus (sesuai petunjuk pada
bungkus)
a) Tetes mikro (mikrodrip) : 1 cc = 60 tetes
b) Tetes makro (makrodrip) : 1 cc = 15 tetes
c) 1 cc = 20 tetes
3. Memilih salah satu rumus berikut :
a) Mililiter / jam Jumlah total cairan infus (cc) Cc/jam=lama waktu penginfusan
(jam)
b) Tetesan/menit

Jumlah total cairan infus (cc) x faktor tetesan

Lama waktu penginfusan

4. Mencuci tangan
5. Memakai saung tangan
6. Menetapkan kecepatan aliran dengan menghitung tetesan pada bilik drip selama 1
menit dengan jam,kemudian atur klem pengatur untuk menaikkan atau
menurunkan kecepatan infus.
7. Memeriksa kecepatan ini setiap jam
8. Mendokumentasikan pada catatan perawat mengenai larutan dan waktu standar
operasional prosedur.
E.Pemeriksaan rumple leead

Prosedur Kerja Pemeriksaan Rumple Leed

1. Pengertian Pemeriksaan Rumple Leed adalah pemeriksaan peningkatan permeabilitas


dinding pembuluh darah yang ditandai dengan munculnya petechiae
2. Tujuan Mengetahui gejala penyakit utamanya DHF atau DBD atau penyakit lainnya.

Alat dan Bahan

1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Alat pengukur waktu
4. Alat tulis

Cara Kerja :

1. Cuci tangan
2. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Pasang manset tensimeter pada lengan atas penderita dengan benar
4. Tentukan tekanan systole dan diastole
5. Tahan tekanan manset ditengah antara tekanan systole dan diastole selama 5 menit
6. Lepaskan manset
7. Periksa kulit daerah volar lengan bawah dan menghitung jumlah petechiae hasil ( - )
negatif bila petechiae < 5 per 2,5 x2,5 cm h. Informasikan hasil pemeriksaan pada
pasien i. Catat
8. Cuci tangan

menghitung keseimbangan (balance) cairan :

Prosedur
1. Mencuci tangan
2. pelaksanaan
3. Mengukur berat badan pasien
4. Input cairan: Air (makan+Minum) = ......cc
5. Cairan Infus = ......cc
6. Therapi injeksi = ......cc
7. Air Metabolisme = ......cc (5 cc/kgBB/hari)
8. Output cairan: Urine = ......cc
9. Feses = .....cc (kondisi normal)
10. BAB feses = (100 cc)
11. Muntah/perdarahancairan drainage luka/cairan NGT terbuka = .....cc IWL = .....cc
12. Menghitung IWL ( INSENSIBLE WATER LOSS )
13. IWL: ( 15 X BB ) : ……… cc/jam
14. 24 JAM IWL KENAIKAN SUHU:[(10% x Cairan Masuk)x(suhu tinggi – 36,8°C]+
IWL normal 24 jam
CAIRAN MASUK – CAIRAN KELUAR – IWL
15. Dokumentasikan hasil dari penghitungan balance cairan
16. Mencuci tangan
Keterangan:
1. Intake / Cairan Masuk Mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam
makanan pasien,volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang di drip, albumin
dll.
2. Output / Cairan keluar Urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka hitung
dalam ukuran di urobag, jka tidak terpasang maka pasien harus menampung urinenya
sendiri, biasanya ditampung dibotol air mineral dengan ukuran 1,5 liter, kemudian
feses.
3. IWL (insensible water loss(IWL) Jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit
diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafas
G. Menghitung tetesan infus

Pengertian menghitung kecepatan infus untuk mencegah ketidaktepatan pemberian cairan


tujuan :

1. mencegah terjadinya kolaps kardiovaskular dan sirkulasi pada klien dehidrasi dan
syok
2. mencegah kelebihan cairan pada klien

Alat dan bahan :

1. kertas dan pensil


2. jam dengan jarum detik

Prosedur/langkah-langkah :

1. Membaca program dokter dan ikuti enam benar untuk memastikan larutan yang benar.
2. Mencari tahu kalibrasi dalam tetesan permiliter dari set infus (sesuai petunjuk pada
bungkus)
a) Tetes mikro (mikrodrip) : 1 cc = 60 tetes
b) Tetes makro (makrodrip) : 1 cc = 15 tetes
c) 1 cc = 20 tetes
3. Memilih salah satu rumus berikut :
a) Mililiter / jam
b) Jumlah total cairan infus (cc)
c) Cc/jam=lama waktu penginfusan (jam)

Tetesan/menit

Jumlah total cairan infus (cc) x faktor tetesan


Lama waktu penginfusan

4. Mencuci tangan
5. Memakai saung tangan
6. Menetapkan kecepatan aliran dengan menghitung tetesan pada bilik drip selama 1
menit dengan jam,kemudian atur klem pengatur untuk menaikkan atau menurunkan
kecepatan infus.
7. Memeriksa kecepatan ini setiap jam
8. Mendokumentasikan pada catatan perawat mengenai larutan dan waktu standar
operasional prosedur.
9.Membuat resume pengertian penyakit kronis dan contohnya,penyakit terminal dan
contohnya, pengertian kecemasan dan penyebabnya, instrumen mengukur kecemasan,
cara-caran mengatasi kecemasan

a) Pengertian penyakit kronis dan contohnya


Penyakit kronis cenderung terjadi pada orang dewasa yang lebih tua dan biasanya
dapat dikendalikan tetapi tidak sembuh. Namun, kini penyakit kronis juga banyak
diderita pada paruh baya bahkan anak muda. Jenis penyakit kronis yang paling umum
adalah kanker, penyakit jantung, stroke, diabetes, dan radang sendi

b) resume pengertian penyakit termian dan contohnya

Penyakit terminal atau penyakit stadium akhir adalah penyakit yang tidak dapat
disembuhkan atau diobati secara memadai dan secara wajar diperkirakan akan
mengakibatkan kematian pasien. Istilah ini lebih umum digunakan untuk penyakit progresif
seperti kanker atau penyakit jantung lanjut daripada untuk trauma . Dalam penggunaan
populer, ini menunjukkan penyakit yang akan berkembang sampai kematian dengan
kepastian yang hampir mutlak, terlepas dari pengobatannya. Seorang pasien yang memiliki
penyakit seperti itu dapat disebut sebagai pasien terminal , sakit parah atau hanya terminal .
Tidak ada standar harapan hidupuntuk pasien dianggap terminal, meskipun umumnya
berbulan-bulan atau kurang. Harapan hidup untuk pasien terminal adalah perkiraan kasar
yang diberikan oleh dokter berdasarkan data sebelumnya dan tidak selalu mencerminkan
umur panjang yang sebenarnya.Penyakit yang berlangsung seumur hidup tetapi tidak
berakibat fatal adalah kondisi kronis .
Pasien terminal memiliki pilihan untuk manajemen penyakit setelah diagnosis.
Contohnya termasuk perawatan , perawatan lanjutan, perawatan rumah sakit , dan bunuh diri
yang dibantu dokter sume penyakit terminal dan contohnya

c) resume pengertian kecemasan dan penyebabnya


Kecemasan adalah suatu istilah yang menggambarkan gangguan psikologis yang
dapat memiliki karakteristik yaitu berupa rasa takut, keprihatinan terhadap masa depan,
kekhawatiran yang berkepanjangan, dan rasa gugup. Rasa cemas memang biasa dihadapi
semua orang. Namun, rasa cemas disebut gangguan psikologis ketika rasa cemas
menghalangi seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari dan menjalani kegiatan
produktif.
Penyebab Kecemasan
Penyebab pasti rasa cemas tidak diketahui. Namun, sudah terbukti bahwa rasa cemas
disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor tertentu. Seperti gangguan mental lainnya, rasa
cemas disebabkan oleh gagalnya saraf-saraf otak untuk mengontrol emosi dan rasa takut.
Contohnya stress dapat mengubah alur komunikasi sel-sel saraf dalam sirkuit otak. Hal ini
akan mengubah struktur otak tertentu yang mengkontrol emosi. Struktur otak tertentu ini
pada awalnya dibentuk dari genetik dan keturunan keluarga.
Faktor lingkungan seperti trauma masa kecil (contohnya kekerasan rumah tangga,
kehilangan orang tua, dll) atau masalah besar dalam hidup (contohnya krisis finansial dan
gagalnya hubungan asmara) dapat memicu kecemasan. Gejala-gejala kecemasan juga dapat
disebabkan oleh gangguan sistemik seperti hipertiroidisme, masalah endokrin, gula darah
rendah, kekurangan kalsium, dan penyakit jantung.
Kecemasan atau mudah cemas bukan disebabkan oleh lemahnya kepribadian seseorang atau
pendidikan yang buruk.
Gejala-gejala Kecemasan
Kecemasan merupakan respon normal dalam menghadapi situasi sulit. Bahkan, rasa cemas
dapat membantu jika situasi yang membutuhkan respon “lawan atau lari” terjadi. Respon
“lawan atau lari” adalah suatu respon yang diatur oleh hormon adrenalin yang akan
menentukan apakah Anda harus “lawan” atau “lari” dalam situasi genting. Namun, jika
respon ini berlebihan dan berkepanjangan atau menjadi terlampau paranoid terhadap
masalah kecil, Anda mungkin mengalami gangguan kecemasan. Tanda-tanda gangguan
kecemasan adalah atau kombinasi dari beberapa hal dibawah ini:

 Perasaan mudah marah, tersinggung, sedih, atau khawatir


 Tidak dapat fokus dan tenang
 Susah tidur
 Ketakutan dan panic
 Jantung berdebar-debar tanpa alasan jelas
 Tangan dan kaki berkeringat dingin
 Rasa kesemutan di tangan atau kaki
 Otot-otot menegang
 Pusing dan mual
 Mulut kering

d) instrument mengukur kecemasan

Pada umumnya kecemasan didefinisikan suatu ketegangan, rasa tak aman atau
kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan
yang sumber belum diketahui dengan jelasnya. Kecemasan jika tidak segera ditangani
dapat mengganggu atau merusak fungsi ini biasanya disebut kecemasan patologik.
Kecemasan tidak bisa dibiarkan begitu saja, perlu adanya intervensi/tindakan agar
tidak masuk ke dalam kecemasan patologi. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian
kecemasan seseorang agar dapat dilakukan terapi yang tepat. Berikut ini telah dirangkum
beberapa instrumen atau alat ukur pengkajian tingkat kecemasan seseorang.
Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)
Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya
symptom pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat 14
syptoms yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang
diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 (Nol Present) sampai dengan 4 (severe).
Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang diperkenalkan oleh Max
Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam pengukuran kecemasan terutama pada
penelitian trial clinic. Skala HARS telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas
cukup tinggi untuk melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu
0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan
menggunakan skala HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliable.
Visual Analog Scale for Anxiety (VAS-A)
Anxiety Analog Scale (AAS) merupakan modifikasi dari Hamilton Rating Scale for
Anxiety (HRSA) yaitu instrumen untuk mengukur “state” anxietas yang dialami.
Modifikasi meliputi (6) enam aspek yaitu keadaan cemas, tegang, takut, kesulitan tidur,
kesulitan konsentrasi dan perasaan depresi atau sedih. Dimana responden diminta untuk
memberi tanda pada enam kotak bergaris 100 mm dimana dia pada aspek kecemasan yaitu
diteliti.
Pada skala angka (0) menunjukkan titik permulaan atau tidak gejala sama sekali,
sedangkan skala 100 menunjukkan keadaan ekstrim yang luar biasa (Panambang, 2000).
VAS-A juga merupakan alat ukur yang cukup reliable untuk digunakan pada pengukuran
cemas (Davey et al, 2007).
Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS)
Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) adalah kuesioner yang digunakan untuk mengukur
gejala-gejala yang berkaitan dengan kecemasan. Kuesioner ini didesain untuk mencatat
adanya kecemasan dan menilai kuantitas tingkat kecemasan.
Zung telah mengevaluasi validitas dan reliabilitasnya dan hasilnya baik. Penelitian
menunjukkan bahwa konsistensi internalnya pada sampel psikiatrik dan non-psikiatrik
adekuat dengan korelasi keseluruhan butir-butir pertanyaan yang baik dan reliabilitas uji
yang baik. Kuesioner ini mengandung 20 pertanyaan, terdapat 15 pertanyaan kearah
peningkatan kecemasan dan 5 pertanyaan kearah penurunan kecemasan.
Setiap butir pertanyaan dinilai berdasarkan frekuensi dan durasi gejala yang timbul: (1)
jarang atau tidak pernah sama sekali, (2) kadangkadang, (3) sering, dan (4) hampir selalu
mengalami gejala tersebut. Total dari skor pada tiap pertanyaan maksimal 80 dan minimal
20, skor yang tinggi mengindikasikan tingkat kecemasan yang tinggi. Zung Self-rating
Anxiety Scale (ZSAS) telah digunakan secara luas sebagai alat skrining kecemasan.
State-Trait Anxiety Inventory (STAI)
State-Trait Anxiety Inventory (STAI) dikembangkan oleh Speilberger (1983). STAI terdiri
dari 40 item yang terbagi kedalam dua dimensi kecemasan, yaitu state anxiety dan trait
anxiety yang setiap dimensinya memiliki 20 item. Setiap item memiliki empat alternatif
jawaban dari 1 sampai dengan 4.
Skala pengukuran State-Trait Anxiety Inventory (STAI) memiliki empat poin skala Likert.
Dalam mengisi kuesioner, responden diharuskan untuk memilih salah satu alternatif
jawaban pada setiap item. Untuk dimensi state anxiety, responden diharuskan untuk
memilih salah satu alternatif jawaban sesuai dengan apa yang ia rasakan pada saat ini.
Alternatif jawaban yang dapat dipilih di antaranya adalah Sangat Tidak Sesuai (STS),
Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS). Sedangkan untuk dimensi trait
anxiety, responden di harusakan untuk memilih salah satu alternatif jawaban sesuai
dengan perasaan yang seringkali atau pada umumnya ia rasakan. Alternatif jawaban yang
dapat dipilih oleh responden di antaranya adalah Tidak Pernah (TP), Kadang-kadang
(KK), Sering (S), dan Selalu (SL).

e) Cara-cara mengatasai kecemasan

1. Menarik napas yang dalam


Bernapas dengan dalam dapat membuat tubuh relaks dan mengurangi aktivitas saraf di
otak yang menyebabkan rasa cemas. Ketika mengalami kecemasan, tarik napas panjang
selama lima detik, kemudian tahan selama lima detik, lalu lepaskan kembali perlahan-
lahan dalam lima detik juga. Lakukanlah beberapa kali sampai pikiran lebih tenang.
2. Memusatkan pikiran pada aktivitas yang dijalani
Ketika merasa cemas, fokus Anda akan terganggu. Jika ini terjadi, cobalah untuk kembali
fokus pada hal yang akan Anda lakukan. Misalnya, jika ada jadwal membersihkan rumah
atau mencuci baju, lakukanlah. Jika ada jadwal berkumpul dengan teman-teman, tetaplah
pergi. Duduk diam tanpa melakukan apa pun dan diliputi kekhawatiran tentang hal-hal
yang mungkin terjadi justru akan memperburuk kecemasan.
3. Menerapkan metode 3-3-3
Lihatlah ke lingkungan sekitar dan sebut tiga benda. Kemudian sebutkan tiga suara yang
mungkin sedang terdengar saat itu. Lanjutkan dengan menyebut tiga bagian tubuh, seperti
jari, lengan, dan pergelangan kaki, sambil menggerak-gerakkannya dengan santai. Teknik
ini dapat membantu menghentikan atau mengalihkan pikiran negatif yang membuat Anda
gelisah.
4. Menghindari kafein dan alkohol
Alkohol dapat memberikan efek rileks dalam jangka pendek. Namun jika dikonsumsi
terlalu sering atau berlebihan, alkohol justru dapat membuat gangguan cemas menjadi
lebih berat.
Konsumsi kafein, baik dalam bentuk kopi, cokelat, maupun teh, juga dapat memicu dan
memperburuk gejala kecemasan. Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi kopi dan
teh dapat membuat seseorang merasa lebih gelisah dan sulit berkonsentrasi, terlebih jika
dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, yaitu lebih dari 2 gelas per hari.
5. Bercerita kepada orang yang dipercaya
Curhat atau menceritakan apa yang sedang Anda rasakan dan alami kepada orang yang
Anda percaya bisa meringankan kecemasan Anda. Orang tersebut bisa saja psikiater,
teman dekat, atau anggota keluarga yang memahami kondisi Anda.
Sebagai alternatif, cobalah mencari support group yang beranggotakan orang-orang
dengan keluhan yang serupa, sehingga bisa saling berbagi pengalaman dan tips tentang
bagaimana cara mengatasi gangguan kecemasan.
6. Menyediakan waktu untuk diri sendiri
Sediakan waktu untuk berjalan santai, melakukan meditasi, mendapatkan pijatan, atau
berendam di air hangat. Bila perlu, matikan telepon genggam Anda selama beberapa saat
agar Anda tidak terganggu.
Terkadang kecemasan dapat disebabkan oleh meningkatnya hormon stres. Cara-cara
relaksasi tersebut bisa membuat Anda merasa lebih tenang, sehingga rasa cemas pun bisa
reda.
7. Makan teratur dan minum cukup air
Ketika sibuk atau merasa cemas, seseorang dapat melupakan jadwal makannya. Padahal
kadar gula darah yang rendah karena terlambat makan dapat menyebabkan seseorang lebih
mudah emosi dan cemas. Kekurangan cairan atau dehidrasi juga dapat membuat jantung
berdetak lebih cepat dan memperburuk rasa cemas.
Efektivitas langkah-langkah di atas belum tentu sama pada setiap orang dengan gangguan
kecemasan. Hal terpenting untuk meredakan kecemasan adalah mengenali pencetus rasa
cemas tersebut, kemudian menentukan cara yang paling cocok bagi Anda untuk
meredakannya.
Agar hasilnya optimal, Anda disarankan untuk berkonsultasi ke dokter guna mendapat
penanganan lebih lanjut. Terlebih jika gangguan kecemasan sudah menimbulkan kesulitan
dalam menjalani aktivitas, susah tidur, kelelahan, sulit berkonsentrasi, hingga gejala
depresi berupa ide atau pikiran untuk bunuh diri.
Pada umumnya kecemasan didefinisikan suatu ketegangan, rasa tak aman atau
kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan
yang sumber belum diketahui dengan jelasnya. Kecemasan jika tidak segera ditangani
dapat mengganggu atau merusak fungsi ini biasanya disebut kecemasan patologik.
Kecemasan tidak bisa dibiarkan begitu saja, perlu adanya intervensi/tindakan agar tidak
masuk ke dalam kecemasan patologi. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian kecemasan
seseorang agar dapat dilakukan terapi yang tepat. Berikut ini telah dirangkum beberapa
instrumen atau alat ukur pengkajian tingkat kecemasan seseorang.

Anda mungkin juga menyukai