PENDAHULUAN
Disclaimer:
PLAXIS is a finite element program for geotechnical applications
in which soil models are used to simulate the soil behaviour. The
PLAXIS code and its soil models have been developed with great
care. Although a lot of testing and validation have been
performed, it cannot be guaranteed that the PLAXIS code is free
of errors. Moreover, the simulation of geotechnical problems by
2
Helmy Darjanto-2011
means of the finite element method implicitly involves some
inevitable numerical and modeling errors. The accuracy at which
reality is approximated depends highly on the expertise of the
user regarding the modeling of the problem, the understanding
of the soil models and their limitations, the selection of model
parameters, and the ability to judge the reliability of the
computational results. Hence, PLAXIS may only be used by
professionals that possess the aforementioned expertise. The
user must be aware of his/her responsibility when he/she uses
the computational results for geotechnical design purposes. The
PLAXIS organisation cannot be held responsible or liable for
design errors that are based on the output of PLAXIS
calculations.
3
Helmy Darjanto-2011
Modul Dinamik 2D : Modul Dinamik PLAXIS merupakan modul program
tambahan untuk PLAXIS 2D Versi Profesional. Modul program ini dapat
digunakan untuk menganalisis getaran dalam tanah serta pengaruhnya
terhadap struktur disekitarnya. Tekanan air pori ekses juga dapat
dianalisis. Walaupun demikian, likuifaksi tidak dapat dianalisis karena
proses likuifaksi yang kompleks serta keterbatasan pemodelan PLAXIS
untuk hal ini. Versi yang akan datang diharapkan telah dapat melakukan
analisis likuifaksi.
5
Helmy Darjanto-2011
tingkat lanjut untuk memodelkan perilaku tanah maupun batuan yang
non-linier, bergantung pada waktu serta anisotropis. Selain itu, karena
tanah merupakan material multi-fase, maka diperlukan prosedurprosedur
khusus untuk melakukan analisis terhadap tekanan hidrostatis dan tekanan
nonhidrostatis dalam tanah. Meskipun pemodelan dari material tanah
sendiri merupakan hal yang penting, namun banyak proyek terowongan
yang juga harus mengikutsertakan pemodelan struktur dan interaksi
antara struktur dan tanah. PLAXIS dilengkapi oleh beberapa fitur untuk
menghadapi berbagai aspek struktur dan geoteknik yang kompleks.
Ringkasan mengenai fitur-fitur penting dalam P LAXIS adalah sebagai
berikut.
7
Helmy Darjanto-2011
Pemodelan tanah tingkat lanjut/Advanced soil models: Disamping model
Mohr-Coulomb, PLAXIS menawarkan berbagai pemodelan tanah yang
lebih maju. Tersedia sebuah model ordo kedua yang umum, yaitu model
elastoplastis dari model hiperbolik, yang disebut sebagai 'model Hardening
Soil'. Untuk dapat memodelkan dengan akurat perilaku yang tergantung
waktu serta perilaku kompresi logaritmik dari tanah-tanah lunak yang
terkonsolidasi normal, sebuah model yang dapat menganalisis perilaku
rangkak atau creep dari tanah tersedia dalam program ini, yaitu 'model Soft
Soil Creep'. Selain model-model ini, sebuah model khusus juga tersedia
untuk dapat melakukan analisis perilaku anisotropis dari batuan yang
mempunyai kekar atau joint. Pembahasan yang lebih dalam mengenai
model-model ini diberikan dalam Modul Model Material.
Tekanan air pori hidrostatis: Distribusi tekanan air pori yang kompleks
dapat dihitung berdasarkan elevasi dari garis freatik atau masukan
langsung berupa nilai-nilai tekanan air. Sebagai alternatif, perhitungan
aliran air laminer dalam tanah dapat dilakukan untuk memperoleh
distribusi tekanan air pori pada masalah-masalah aliran laminer atau
rembesan.
Tekanan air pori ekses: PLAXIS membedakan antara tanah yang bersifat
terdrainase (drained) dan tak terdrainase (undrained) untuk memodelkan
tanah pasiran yang permeabel serta tanah lempungan yang hampir
bersifat impermeabel atau kedap air. Tekanan air pori akan dihitung dalam
proses perhitungan plastis saat suatu lapisan tanah yang tak terdrainase
menerima pembebanan. Kondisi pembebanan tak terdrainase seringkali
menjadi penentu dalam stabilitas struktur-struktur geoteknik.
8
Helmy Darjanto-2011
Pengaturan panjang busur/Arc-length control: Fitur ini memungkinkan
suatu perhitungan yang akurat dari beban runtuh dan mekanisme
keruntuhan dapat dilakukan. Dalam perhitungan beban terkontrol
konvensional, prosedur iterasi akan menjadi divergen saat beban
ditingkatkan melebihi beban puncak. Dengan pengaturan panjang busur,
beban yang diberikan tidak diaplikasikan seluruhnya, tetapi diterapkan
dengan skala yang lebih rendah untuk dapat menghitung beban puncak
maupun beban residual.
10
Helmy Darjanto-2011
Pembaca media eksternal: Untuk instalasi dibutuhkan sebuah drive atau
pembaca media CD-ROM serta sebuah pembaca media disket 3½″ dengan
kapasitas 1.44 Mb.
11
Helmy Darjanto-2011
Keterangan lebih lanjut tentang instalasi perangkat pencetak dapat dilihat
dalam buku petunjuk perangkat tersebut.
12
Helmy Darjanto-2011
Bab 2
PARAMETER KEKAKUAN TANAH
x
1
x ' y ' z '
E
y x ' y ' z '
1
E
z x ' y ' z '
1
E
13
Helmy Darjanto-2011
Modulus Bulk
E
K
3(1 2 )
Modulus Geser
E
G
2(1 )
Modulus Oedometer
E (1 )
Eoed
(1 2 )(1 )
14
Helmy Darjanto-2011
Kekakuan acuan untuk model lanjut – Hardening Soil (HS)
Model HS termasuk kurva tegangan – regangan non-linear dikendalikan
oleh nilai E50ref artinya nilai E50 pada tekanan acuan, pref = 100 kPa.
1. TANAH PASIR
Parameter kekakuan tanah pasir dari uji laboratorium Triaxial
terdrainasi (drained)
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Sedangkan nilai angka Poisson tanah pasir hasil uji triaxial terdrainasi
dalam kondisi loading adalah:
= 1/3 (umumnya)
= lebih besar (> 1/3) untuk pasir padat (dense)
= lebih rendah (< 1/3) untuk pasir lepas (loose)
15
Helmy Darjanto-2011
Parameter kekakuan tanah pasir dari uji Oedometer
Dari beberapa pengalaman percobaan uji oedometer kemudian dikaitkan
dengan hukum Hooke dan dibandingkan dengan hasil uji triaxial
menunjukkan bahwa hasil uji oedometer adalah identik dengan hasil uji
triaxial atau:
E50ref = Eoedref
Sedangkan nilai angka Poisson tanah pasir hasil uji oedometer dari hukum
Hooke dengan x = y = 0 adalah:
x '
K0 '
y ' 1
16
Helmy Darjanto-2011
Contoh 1 (Loading):
Direncanakan suatu timbunan ( = 17 kN/m3) setinggi 3 m di atas lapisan-
lapisan tanah lempung ( = 20 kN/m3), gambut ( = abaikan), lempung ( =
20 kN/m3), dan pasir lepas ( = 20 kN/m3) yang masing-masing
kedalamannya adalah: 3.0 m, 2.0 m, 2.0 m, dan 4.0 m. Hitung E50 lapisan
tanah pasir.
'x
E50 E50
ref
pref
47
E50 15MPa 10MPa
100
Contoh 2 (Unloading):
Suatu lapisan tanah terdiri dari lapisan tanah pasir medium, lempung, dan
pasir padat seperti pada Gambar 1.5 akan digali hingga kedalaman 4.0 m.
kekakuan tanah unloading 2 – 3 kali dari kekakuan tanah kondisi loading.
Hitung E50 lapisan tanah pasir.
17
Helmy Darjanto-2011
Gambar 1.5. Galian
Solusi:
Lapisan pasir medium: ’y = 2 *17 = 34 kPa ’x = 34/2 = 17 kPa
17
E50 (2) * 30MPa 25MPa --- (hanya 2 kali kekakuan akibat geser)
100
Lapisan pasir bawah: ’y = 4 * 17 + (3 + 1.5) *10 = 113 kPa ’x = 113/2 = 56
kPa
56
E50 (3) * 50MPa 113MPa
100
2. TANAH LEMPUNG
Parameter kekakuan dari uji laboratorium Triaxial tidak terdrainasi
(undrained)
Eu E
Gu u dengan u = 0.5
2(1 u ) 3
2
E ' (1 ' ) Eu 0.85Eu untuk ’ = 0.3
3
18
Helmy Darjanto-2011
2cu
Eu50 3Gu 200 cu
1%
Termat et al (1985) menyatakan hubungan parameter kekakuan tanah
terhadap kuat geser undrained dan index plastisitas.
15000 cu
Eu50
Ip%
Misal: hasil uji laboratorium nilai index plastisitas tanah lempung: Ip =30%
maka Eu50 = 500.cu (Ip = wL – wP).
Sedangkan untuk m = 1:
20
Helmy Darjanto-2011
1
'y
tanah lempung NC, y’ > c’: Eoed E ref
oed p
ref
1
'y
tanah lempung OC, y’ >c’: Eoed E ref .(2 5)
oed p
ref
Contoh 1 (Loading):
Direncanakan suatu timbunan ( = 17 kN/m3) setinggi 3 m di atas lapisan-
lapisan tanah lempung ( = 20 kN/m3), gambut ( = abaikan), lempung ( =
20 kN/m3), dan pasir lepas ( = 20 kN/m3) yang masing-masing
kedalamannya adalah: 3.0 m, 2.0 m, 2.0 m, dan 4.0 m. Hitung E lapisan
tanah lempung kondisi: undrained – drained (E = 2/3 . Eoed).
Drained stiffness:
Tegangan vertikal rata-2 : ’y = (3+1) · (20-10) +17 · (3/2) =
65 kPa
2 2 ref ' y 2 65
2
E Eoed Eoed 870kPa
3 3 p 3 100
ref
21
Helmy Darjanto-2011
Contoh 2 (Unloading):
Suatu lapisan tanah terdiri dari lapisan tanah pasir medium, dan lempung
seperti pada Gambar akan digali hingga kedalaman 4.0 m. kekakuan tanah
unloading 2 – 3 kali dari kekakuan tanah kondisi loading. Hitung E lapisan
tanah lempung.
Solusi:
Undrained excavation:
Termat et al (1985) : Eu = 500cu = 25 MPa
Gu = 1/3 Eu = 8.3 MPa
Drained long term deformations:
’c = ’y ·OCR = (17 ·4 + 10 ·1,5) ·3 = 249 kPa
ref ' c
E Eoed Eoed 3 2MPa 249 3 15MPa
p 100
ref
Catatan:
Untuk memasukkan data awal material, minimal pengguna harus
mengetahui range dari Modulus Elastisitas material itu sendiri, seperti tabel
di bawah ini.
Modulus Elastis, E Poisson’s
Jenis Tanah
KN/m2 Ratio,
Pasir Lepas (Loose Sand) 10 500 – 24 000 0.20 – 0.40
Pasir Medium (Medium Dense Sand) 17 250 – 27 600 0.25 – 0.40
Pasir Padat (Dense Sand) 34 500 – 55 200 0.30 – 0.45
Pasir Kelanauan (Silty Sand) 10 350 – 17 250 0.20 – 0.40
Pasir dan Kerikil (Sand and Gravel) 69 000 – 172 500 0.15 – 0.35
22
Helmy Darjanto-2011
Modulus Elastis, E Poisson’s
Jenis Tanah
KN/m2 Ratio,
Lempung Lunak (Soft Clay) 4 100 – 20 700
Lempung Sedang (Medium Clay) 20 700 – 41 400 0.20 – 0.50
Lempung Kaku (Stiff Clay) 41 400 – 96 600
Range nilai Modulus Elastisitas tanah diambil dari Tabel 5.6,
halaman 223, buku referensi karangan Braja M Das, ‘Principles
of Foundation Engineering,’ Edisi ke 5, 2004.
23
Helmy Darjanto-2011
Bab 3
TEGANGAN AWAL
Dalam suatu analisis dengan PLAXIS, tegangan awal ini perlu dihitung
terlebih dahulu oleh pengguna. Terdapat dua buah kemungkinan untuk
menentukan tegangan ini :
Prosedur-K0
Pembebanan gravitasi/Gravity loading
Prosedur-K0 hanya digunakan pada kasus dimana permukaan tanah datar
dan dengan pelapisan tanah dan garis freatik datar atau sejajar dengan
permukaan tanah. Untuk kasus-kasusnya selalu gunakan Gravity loading.
1. PROSEDUR – K0
Penyusunan/perhitungan tegangan awal saat proses Input dibutuhkan
untuk mendapatkan koefisien tekanan tanah arah lateral, Ko.
24
Helmy Darjanto-2011
Jika pendekatan ini digunakan, maka pengguna harus menggunakan
pilihan Initial stresses dari sub-menu Generate dalam modus Initial
conditions. Jika digunakan pilihan ini, maka nilai koefisien tekanan tanah
lateral dapat dimasukkan untuk setiap klaster tanah.
Selain parameter K0, pengguna dapat memasukkan nilai dari Mweight.
Untuk Mweight = 1.0 maka gravitasi akan sepenuhnya diaktifkan.
Koefisien K0 menyatakan rasio dari tegangan horisontal efektif terhadap
tegangan vertikal efektif :
K0 = 'xx / 'yy
Dalam praktek, nilai K0 untuk tanah terkonsolidasi normal seringkali
diasumsikan berhubungan langsung dengan sudut geser dengan
persamaan empiris berikut :
K0 = 1 – sin
Pada tanah yang terkonsolidasi berlebih (over-consolidation), K0 umumnya
lebih tinggi dari nilai yang diberikan oleh persamaan ini.
25
Helmy Darjanto-2011
2. GRAVITY LOADING
Jika digunakan prosedur Pembebanan gravitasi/Gravity loading, maka
tegangan awal (yaitu tegangan yang dibentuk pada 'Tahap awal/Initial
phase') adalah nol. Tegangan awal kemudian dihitung dengan menerapkan
berat sendiri dari tanah dalam tahap perhitungan pertama.
26
Helmy Darjanto-2011
Catatan:
Untuk material undrained:
Pilih Ignore undrained behaviour pada Tahap 1 untuk mencegah
penyusunan tekanan pori berlebih yang tidak realistis.
27
Helmy Darjanto-2011
Bab 4
PEMODELAN UNDRAINED
Ikhtisar pemodelan dan jenis allowable drainage, seperti tabel berikut ini:
Tabel 1. Jenis dan model material
1. UNDRAINED (A)
Jenis salah satu allowable drainage atau metoda Undrained (A)
memungkinkan pemodelan perilaku undrained menggunakan parameter
efektif untuk kekakuan dan kekuatan. Fitur-fitur karakteristik dari metoda
Undrained (A) adalah:
Perilaku material: undrained,
Direkomendasikan, tetapi periksa dulu prediksi model kuat geser
undrained,
Perhitungan undrained dilakukan sebagai analisis tegangan efektif.
Parameter kekakuan efektif (E50’, ’)dan kekuatan efektif (c’, ’, ’)
digunakan dalam perhitungan,
Tekanan pori yang dihasilkan (mungkin tidak akurat), tergantung pada
model yang dipilih dan parameternya,
Kuat geser undrained, su, bukan parameter input tetapi hasil dari model
konstitutif. Kuat geser yang dihasilkan harus diperiksa terhadap data
yang diketahui,
Analisis konsolidasi dapat dilakukan setelah perhitungan undrained,
yang mempengaruhi kuat geser.
32
Helmy Darjanto-2011
2. UNDRAINED (B)
Jenis metoda Undrained (B) memungkinkan pemodelan perilaku undrained
menggunakan parameter kekakuan efektif dan parameter kuat geser
undrained. Fitur-fitur karakteristik metoda Undrained (B) adalah:
Perilaku material: undrained,
Bila tidak ada informasi data parameter kuat geser efektif yang
tersedia,
Perhitungan undrained dilakukan sebagai analisa tegangan efektif,
Parameter kekakuan efektif (E50’, ’) dan parameter kuat geser
undrained (cu, =0, =0) digunakan dalam perhitungan,
Tekanan pori dapat dihitung tetapi sangat tidak akurat,
Kuat geser undrained su adalah sebuah parameter input,
Analisa konsolidasi tidak boleh dilakukan setelah perhitungaan
undrained. Jika analisa konsolidasi dilakukan juga maka kuat geser su
harus diperbarui.
3. UNDRAINED (C)
Jenis metoda Undrained (C) memungkinkan simulasi perilaku undrained
dengan menggunakan analisa tegangan total dan parameter undrained.
Dalam hal ini, kekakuan dimodelkan menggunakan modulus Young
undrained Eu dan angka Poisson undrained u dan kuat gesernya
33
Helmy Darjanto-2011
dimodelkan menggunakan kuat geser undrained cu (su) dan = u = 0°.
Umumnya, angka Poisson mendekati nilai o.5 dipilih antara 0.495 dan
0.499. Nilai eksak 0.5 tidak mungkin diberi karena angka tersebut akan
menyebabkan singularitas dari matrix kekakuan. Kerugian dari pendekatan
ini adalah bahwa tidak ada perbedaan dibuat antara tegangan efektif dan
tekanan pori. Oleh karena itu, semua output mengacu pada tegangan
efektif sekarang harus ditafsirkan sebagai tegangan-tegangan total dan
semua tekanan pori sama dengan nol. Perhatikan bahwa sebuah input
langsung dari kuat geser undrained tidak secara otomatis memberikan
peningkatan kuat geser dengan konsolidasi. Fitur-fitur karakteristik
metoda Undrained (C) adalah:
Perilaku material: drained,
Tidak direkomendasi,
Perhitungan undrained dilakukan sebagai analisa tegangan total,
Parameter kekakuan undrained (Eu, u=0.495) dan parameter
tegangan undrained (cu, =0, =0) digunakan dalam perhitungan,
Tekanan pori tidak dihitung,
Kuat geser undrained su adalah sebuah parameter input,
Analisa konsolidasi tidak memiliki pengaruh dan tidak harus
dilakukan. Jika analisa konsolidasi dilakukan maka kuat geser su harus
diperbarui.
Model-model yang tersedia untuk penyelesaian metode Undrained (C)
adalah: model Linear Elastic, model Mohr-Coulomb dan model NGI-ADP.
34
Helmy Darjanto-2011
Bab 5
LATIHAN (TUTORIAL)
1. PENDAHULUAN
PLAXIS adalah sebuah paket program yang disusun berdasarkan metode
elemen hingga yang telah dikembangkan secara khusus untuk melakukan
analisis deformasi dan stabilitas dalam bidang rekayasa geoteknik.
Prosedur pembuatan model secara grafis yang mudah memungkinkan
pembuatan suatu model elemen hingga yang rumit dapat dilakukan
dengan cepat, sedangkan berbagai fasilitas yang tersedia dapat digunakan
untuk menampilkan hasil komputasi secara mendetil. Proses
perhitungannya sendiri sepenuhnya berjalan secara otomatis dan
didasarkan pada prosedur numerik yang handal. Konsep ini
memungkinkan para pemula untuk dapat menggunakan paket program ini
hanya dengan mengikuti beberapa jam pelatihan saja.
Modul Tutorial ini disusun dengan tujuan untuk membantu para pemula
menjadi terbiasa dengan program PLAXIS. Latihan-latihan dalam modul ini
membahas berbagai aplikasi praktis yang menarik dan meliputi
penggunaan hampir seluruh fitur yang tersedia dalam program. Walaupun
demikian, pemodelan tanah dibatasi hanya pada model Mohr-Coulomb
saja. Para pengguna PLAXIS diharapkan telah mempunyai pemahaman
dasar mengenai mekanika tanah dan dapat bekerja dalam lingkungan
sistem operasi Windows. Sangat disarankan agar para pengguna mengikuti
seluruh latihan dalam modul ini sesuai dengan urutannya. Latihan-latihan
ini juga tersedia dalam folder latihan yang terdapat dalam sub-direktori
program PLAXIS dan dapat digunakan untuk membandingkan hasil analisis
dari latihan-latihan yang telah dikerjakan.
35
Helmy Darjanto-2011
Modul Tutorial tidak membahas latar belakang teori dari metode elemen
hingga, dan tidak menjelaskan berbagai pemodelan tanah yang tersedia di
dalam program. Berbagai pemodelan tanah dibahas dalam Modul Model
Material, sedangkan latar belakang teori diberikan dalam Modul Dasar
Teori. Untuk keterangan lengkap mengenai fitur-fitur yang tersedia dalam
program, dapat ditemukan dalam Modul Acuan. Selain keseluruhan modul
pedoman secara lengkap, berbagai pelatihan dilakukan secara berkala di
berbagai tempat di seluruh dunia untuk saling berbagi pengalaman dan
informasi mengenai penggunaan program ini.
2. MEMULAI PROGRAM
Bab ini menerangkan beberapa notasi dan prosedur dasar mengenai
bagaimana memasukkan data dalam PLAXIS. Dalam modul ini, pilihan-
pilihan menu dan jendela khusus dalam program akan dicetak dalam huruf
miring. Jika ada tombol pada papan ketik atau tombol pada layar yang
perlu ditekan, maka akan diindikasikan dengan nama tombol di dalam
kurung tajam (misalnya tombol <Enter>).
Titik/Points:
36
Helmy Darjanto-2011
Titik-titik akan menjadi awal dan akhir dari garis. Titik-titik juga
dapat digunakan untuk menempatkan jangkar, beban terpusat, jenis
perletakan dan untuk penghalusan jaring elemen secara lokal atau
setempat.
Garis/Lines:
Garis-garis berfungsi untuk mendefinisikan batas fisik dari suatu
geometri, perbatasan model dan diskontinuitas yang mungkin
terdapat dalam model seperti dinding atau pelat, batas dari lapisan
tanah yang berbeda atau batas dari tahapan-tahapan konstruksi.
Sebuah garis dapat memiliki beberapa fungsi dan sifat yang berbeda
sekaligus.
Clusters:
Klaster merupakan suatu bidang yang dibatasi oleh beberapa garis
dan membentuk suatu poligon tertutup. PLAXIS secara otomatis
akan mengenali klaster berdasarkan posisi dari garis-garis geometri
yang dibuat. Dalam setiap klaster sifat tanah adalah homogen,
sehingga klaster-klaster dapat dianggap sebagai bagian-bagian yang
membentuk lapisan-lapisan tanah. Setiap tindakan yang
berhubungan dengan suatu klaster akan berlaku juga pada setiap
elemen dalam klaster tersebut.
Elements:
Saat proses penyusunan jaring elemen, setiap klaster dibagi-bagi
menjadi elemen-elemen segitiga. Sebuah pilihan dapat diambil
antara elemen dengan 15 buah titik nodal dan elemen dengan 6
buah titik nodal. Elemen 15 titik nodal sangat berguna untuk
menghasilkan perhitungan tegangan dan beban runtuh yang akurat.
Di lain pihak, elemen dengan 6 titik nodal dapat dipilih untuk
37
Helmy Darjanto-2011
melakukan proses perhitungan yang singkat. Dengan menganggap
distribusi elemen yang sama (misalnya pada pembuatan jaring
elemen standar yang kasar), maka perlu dipahami bahwa jaring
elemen yang terdiri dari elemen-elemen 15 titik nodal sebenarnya
jauh lebih halus serta jauh lebih fleksibel dibandingkan jaring elemen
yang dibentuk oleh elemen-elemen 6 titik nodal, tetapi proses
perhitungan akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Selain
elemen-elemen segitiga yang umumnya digunakan untuk
membentuk model dari lapisan tanah, elemen pelat, elemen geogrid
serta elemen interface yang kompatibel dapat digunakan untuk
memodelkan perilaku struktural maupun interaksi tanah-struktur.
Nodes:
Penyebaran titik-titik nodal dalam suatu elemen baik pada elemen
15 titik nodal maupun pada elemen 6 titik nodal ditunjukkan pada
Gambar 2.1. Elemen-elemen yang bersebelahan akan saling
menyatu pada titik-titik nodal milik bersama (common nodes). Dalam
proses perhitungan elemen hingga, perpindahan (ux dan uy) yang
terjadi dihitung pada setiap titik nodal. Titik-titik nodal yang ingin
ditinjau dapat dipilih terlebih dahulu untuk penggambaran kurva
beban-perpindahan.
Stress points:
Berbeda dengan perpindahan yang dihitung pada titik nodal,
tegangan dan regangan yang terjadi dihitung pada setiap titik
integrasi Gauss yang disebut sebagai titik tegangan. Sebuah elemen
15 titik nodal memiliki 12 buah titik tegangan seperti ditunjukkan
pada Gambar 2.1a, sedangkan elemen 6 titik nodal memiliki 3 buah
titik tegangan seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1b. Titik-titik
tegangan yang ingin ditinjau juga dapat dipilih terlebih dahulu untuk
penggambaran lintasan tegangan maupun kurva tegangan-
regangan.
38
Helmy Darjanto-2011
Gambar 2.1. Titik nodal dan titik tegangan.
39
Helmy Darjanto-2011
mouse dalam bidang gambar, dan titik geometri pertama akan terbentuk.
Dengan menggerakkan mouse dan menekan tombol utama mouse lagi,
maka sebuah titik geometri baru akan terbentuk lagi bersamaan dengan
terbentuknya sebuah garis dari titik sebelumnya ke titik yang baru ini.
Penggambaran garis diakhiri dengan menekan tombol sekunder mouse
(tombol kanan), atau dengan menekan tombol <Esc> pada papan ketik.
40
Helmy Darjanto-2011
Penekanan tombol <Esc> atau meng-klik tombol <Batal> akan
membatalkan input yang diberikan dan mengembalikan nilai-nilai input
sebelumnya atau nilai-nilai prapilih sebelum jendela tertutup.
Fitur spin edit ditunjukkan dalam Gambar 2.2. Sama seperti kotak isian
pada umumnya, suatu nilai dapat dimasukkan dengan menggunakan
papan ketik, tetapi hal ini juga dapat dilakukan dengan meng-klik ▲ atau
▼ pada bagian kanan setiap spin edit untuk meningkatkan atau
mengurangi nilai yang telah diberikan sebelumnya.
41
Helmy Darjanto-2011
Gambar 2.4. Check boxes
Radio buttons:
Dalam jendela dengan radio button hanya satu pilihan saja yang
dapat diaktifkan atau dipilih. Pilihan aktif diindikasikan dengan
sebuah titik atau lingkaran berwarna hitam di dalam lingkaran
berwarna putih di depan setiap pilihan. Pemilihan dilakukan dengan
menekan tombol utama mouse di dalam lingkaran putih atau dengan
menggunakan tombol anak panah ke atas dan ke bawah pada papan
ketik. Saat mengubah dari satu pilihan ke pilihan yang lain maka
pilihan yang lama secara otomatis tidak akan aktif lagi. Sebuah
contoh dari radio buttons ditunjukkan dalam Gambar 2.3. Pada
contoh dalam Gambar 2.3 jenis Permeability dipilih pada
Impermeable.
Check boxes:
Dalam jendela dengan check box lebih dari satu pilihan dapat
diaktifkan atau dipilih secara bersamaan. Pilihan yang aktif
diindikasikan dengan tanda check atau tick mark dalam kotak
berwarna putih. Pemilihan dilakukan dengan menekan tombol
utama mouse di dalam kotak putih atau dengan menekan spasi pada
papan ketik. Klik pada pilihan yang telah aktif akan menonaktifkan
pilihan tersebut. Sebuah contoh dari tiga buah check box ditunjukkan
dalam Gambar 2.4
42
Helmy Darjanto-2011
Combo boxes:
Sebuah combo box digunakan untuk menentukan suatu pilihan dari
daftar pilihan yang telah tersedia. Sebuah contoh dari jendela
dengan combo box ditunjukkan dalam Gambar 2.5. Setelah tanda
panah ▼ di sebelah kanan di-klik dengan mouse, sebuah daftar
pilihan (pull down list) akan muncul berisi pilihan-pilihan yang
tersedia. Combo box mempunyai fungsi yang sama dengan suatu
kelompok dari radio button, tetapi dalam bentuk yang lebih ringkas.
Gambar 2.6. Kontrol halaman (page control) dan lembar-tab (tab sheet).
Kotak kelompok/Groupboxes:
Kotak kelompok adalah kotak dengan sebuah judul. Kotak ini
digunakan untuk input-input klaster yang memiliki fitur-fitur serupa.
Dalam Gambar 2.6, lembar-tab aktif memuat tiga buah kotak
kelompok bernama Kekakuan, Kekuatan dan Alternatif.
45
Helmy Darjanto-2011
Gambar 2.7. Pengaturan global - Lembar-tab Project.
46
Helmy Darjanto-2011
Gambar 2.9. Jendela utama dari program input.
Menu utama:
Menu utama memuat seluruh pilihan yang tersedia dari toolbar-
toolbar, serta beberapa pilihan lain yang jarang digunakan.
Toolbar (Umum) :
Toolbar ini memuat tombol-tombol untuk aktivitas umum seperti aktivitas
yang berhubungan dengan berkas, pencetakan, zooming (memperbesar
atau memperkecil obyek) ataupun untuk pemilihan obyek. Toolbar ini juga
memuat tombol-tombol untuk menjalankan sub-program lainnya
(Perhitungan, Output, Kurva).
Toolbar (Geometri):
Toolbar ini memuat tombol-tombol untuk aktivitas khusus yang
berhubungan dengan pembuatan model geometri. Tombol-tombol ini
disusun secara berurutan, sedemikian rupa sehingga pembuatan geometri
47
Helmy Darjanto-2011
dengan mengikuti tombol-tombol tersebut dari kiri ke kanan akan
menghasilkan suatu model yang lengkap.
Mistar/Rulers:
Pada sisi kiri dan sisi atas dari bidang gambar terdapat mistar yang
menunjukkan koordinat x dan y dari model geometri. Mistar ini secara
langsung akan menunjukkan dimensi dari geometri.
Sumbu/Origin:
Jika titik pusat atau salib sumbu berada dalam rentang dimensi yang
ditentukan maka pusat koordinat tersebut akan digambarkan sebagai
sebuah lingkaran kecil dengan sumbu-x dan sumbu-y diindikasikan oleh
anak panah.
Input manual:
Jika penggambaran dengan menggunakan mouse tidak dapat memberikan
tingkat ketepatan yang diinginkan maka baris Input manual dapat
digunakan. Nilai kedua koordinat x dan y dapat diketikkan langsung disini
dengan memberikan spasi diantaranya. Input secara manual juga dapat
digunakan untuk menentukan koordinat baru untuk suatu titik tertentu
atau merujuk pada titik geometri tertentu dengan memasukkan nomor
titik tersebut.
Untuk kedua toolbar, nama dan fungsi dari tiap tombol akan ditampilkan
setelah meletakkan posisi kursor pada tombol tertentu selama kurang-
lebih satu detik; sebuah petunjuk akan muncul dalam sebuah kotak
berwarna kuning di bawah tombol yang bersangkutan. Petunjuk-petunjuk
yang tersedia untuk kedua toolbar ditunjukkan dalam Gambar 2.10. Dalam
Modul Tutorial ini, tombol-tombol akan disebut sesuai dengan petunjuk
yang bersangkutan.
3.1. Geometri
Sebuah fondasi lingkaran dengan radius atau jari-jari 1.0 m diletakkan pada
lapisan tanah pasir setebal 4.0 m seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1. Di
bawah lapisan pasir terdapat lapisan batu yang teguh hingga kedalaman
yang besar. Tujuan dari latihan ini adalah untuk memperoleh perpindahan
dan tegangan-tegangan dalam tanah yang diakibatkan oleh beban yang
diberikan pada fondasi. Perhitungan dilakukan baik untuk fondasi yang
rigid atau kaku maupun fondasi yang fleksibel. Geometri dari model
elemen hingga untuk kedua situasi ini adalah sama. Lapisan batu tidak
diikutsertakan dalam model, melainkan diterapkan sebagai kondisi batas
pada dasar dari lapisan pasir. Agar berbagai mekanisme yang mungkin
terjadi dalam lapisan pasir tersebut dan untuk menghindari pengaruh dari
kondisi batas, maka model diperbesar dalam arah horisontal hingga radius
5 m.
50
Helmy Darjanto-2011
3.2. Fondasi Kaku/Rigid Footing
Dalam perhitungan pertama, fondasi dianggap sangat kaku dan
mempunyai dasar yang kasar. Dalam perhitungan ini fondasi tidak
dimodelkan sebagai sebuah fondasi, tetapi disimulasikan oleh
indentasi atau perpindahan yang merata pada permukaan tanah. Hal
ini menyebabkan pemodelan menjadi sangat sederhana dan karena
itulah contoh ini digunakan sebagai latihan, tetapi pemodelan ini
juga memiliki beberapa kekurangan. Sebagai contoh, pemodelan ini
tidak memberikan informasi apapun mengenai gaya-gaya yang
bekerja pada fondasi. Bagian kedua dari pelajaran ini akan
berhubungan dengan beban luar pada fondasi fleksibel, yang
merupakan pendekatan dengan pemodelan yang lebih baik.
51
Helmy Darjanto-2011
Gambar 3.2. Kotak dialog Create/Open project.
Pengaturan global
Langkah pertama dalam setiap analisis adalah mengatur parameter dasar
dari model elemen hingga. Hal ini dilakukan di dalam jendela Pengaturan
global. Pengaturan ini meliputi deskripsi permasalahan, jenis analisis, jenis
elemen, satuan dasar dan ukuran bidang gambar. Untuk memasukkan
pengaturan yang tepat untuk perhitungan fondasi dalam latihan ini ikuti
langkah-langkah berikut :
Dalam lembar-tab Project, masukkan “Lesson 1” dalam Kotak judul
dan ketik “Settlements of a circular footing” dalam kotak Comments.
Dalam kotak Global ditentukan jenis analisis (Model) dan jenis elemen
dasar (Elemen). Karena pelajaran ini tentang fondasi lingkaran, pilih
Aksial-simetri dari combo box Model serta pilih 15 titik nodal dari combo
box Elemen.
52
Helmy Darjanto-2011
Gambar 3.3. Lembar-tab Proyek dari jendela General settings.
Kondisi batas
Tombol kondisi batas terletak di bagian tengah toolbar kedua dan dalam
menu Loads. Untuk masalah deformasi terdapat dua jenis kondisi batas,
yaitu perpindahan tertentu dan gaya tertentu (beban).
56
Helmy Darjanto-2011
Gambar 3.5. Model geometri pada jendela Input.
57
Helmy Darjanto-2011
Klik tombol sekunder (tombol kanan) mouse untuk mengakhiri
penggambaran.
PLAXIS membedakan set data material untuk Soil & Interfaces, Beams,
Anchors dan Geotextiles.
58
Helmy Darjanto-2011
material harus didefinisikan dan seluruh klaster serta obyek struktural
harus sudah dikaitkan terhadap set data material yang sesuai.
Tabel 3.1. Perilaku material lapisan tanah pasir
Input dari set data material dapat dilakukan dengan menggunakan tombol
Set data material pada toolbar atau dari pilihan yang tersedia dalam menu
Material.
Klik tombol <New> di sisi bawah dari jendela Set data material.
Sebuah kotak dialog akan muncul dengan tiga buah lembar-tab, yaitu
General, Parameter dan Interfaces- lihat Gambar 3.6 dan Gambar 3.7.
59
Helmy Darjanto-2011
Pilih Mohr-Coulomb pada combo box Model material dan Drained
pada combo box Jenis material (parameter default).
Masukkan nilai yang benar pada kotak General properties dan pada
kotak Permeability sesuai dengan properti material pada Tabel 3.1.
Klik tombol <Next> atau klik pada tab Parameter untuk melanjutkan
dengan memasukkan parameter dari model. Parameter yang muncul
pada tab Parameter tergantung pada model material yang dipilih
(dalam kasus ini adalah model Mohr-Coulomb).
Gambar 3.6. Lembar-tab General dari jendela set data tanah dan interfaces.
60
Helmy Darjanto-2011
Gambar 3.7. Lembar-tab Parameters dari jendela set data tanah dan
interfaces.
Masukkan parameter model dari Tabel 3.1 pada kotak isian yang
sesuai dalam lembar-tab Parameter.
Karena model geometri tidak menggunakan interface, maka lembar-
tab ketiga dapat dilewati. Klik tombol <OK> untuk menerima input
dari set data material ini. Set data yang telah terbentuk akan muncul
dalam tree view dalam jendela Set data material.
Klik dan seret (drag) set data “Pasir” dari jendela Set data material
(pilih dan tetap tekan tombol utama mouse saat bergerak) ke klaster
tanah dalam bidang gambar dan lepaskan di atasnya (lepaskan
tombol utama mouse). Perhatikan bahwa kursor akan berubah bentuk
untuk mengindikasikan apakah set data dapat diaplikasikan di lokasi
tersebut atau tidak. Aplikasi set data yang benar pada suatu klaster
akan ditunjukkan dengan perubahan warna dari klaster.
Klik tombol <OK> pada jendela Set data material untuk menutup basis
data.
61
Helmy Darjanto-2011
Petunjuk: PLAXIS membedakan basis data proyek dari basis data global
untuk set data material. Set data dapat saling ditukarkan dari
satu proyek ke proyek yang lain dengan menggunakan basis
data global. Set data dari seluruh pelajaran dalam Modul
Latihan ini disimpan dalam basis data global saat proses
instalasi dari program. Untuk menyalin set data yang telah
ada, klik tombol “Global >>>” pada jendela Set data material.
Seret set data yang sesuai (dalam hal ini adalah “Lesson 1
Sand”) dari tree view basis data global ke basis data proyek
dan lepaskan. Sekarang set data global telah tersedia untuk
proyek ini. Dengan cara yang serupa, set data yang dibuat
dalam basis data proyek juga dapat diseret dan dilepaskan
dalam basis data global.
Set data yang telah ada dapat diubah dengan membuka
jendela set data material, memilih set data yang ingin diubah
dari tree view dan mengklik tombol <Edit>. Alternatif lain,
jendela set data material dapat dibuka dengan klik-ganda
pada suatu klaster dan meng-klik tombol <Ubah> di belakang
kotak isian Set material dalam jendela properti. Sebuah set
data sekarang dapat diterapkan pada klaster tersebut dengan
memilihnya dari tree view basis data proyek dan meng-klik
tombol <Terapkan>.
Program akan melakukan pemeriksaan kelengkapan dari
parameter dari material dan akan memberikan pesan
peringatan jika ditemukan data yang tidak lengkap.
63
Helmy Darjanto-2011
Setelah penyusunan jaring elemen, maka sebuah jendela baru
akan terbuka (jendela Output) dimana ditunjukkan jaring elemen
hingga yang terbentuk (lihat Gambar 3.8).
Klik tombol <Update> untuk kembali ke modus pembuatan geometri.
Petunjuk: Tombol <Update> harus selalu digunakan untuk kembali ke
modus pembuatan geometri, walaupun hasil penyusunan
jaring elemen tidak memuaskan.
Secara pra-pilih (default), tingkat Global coarseness dari jaring
elemen telah diatur pada tingkat Coarse, yang cukup untuk
digunakan pada pendekatan pertama dari kasus-kasus pada
umumnya. Pengaturan Global coarseness dapat diubah dalam
menu Mesh. Tersedia pula pilihan untuk menghaluskan jaring
elemen secara global maupun lokal.
Pada tahap input modifikasi dari bagian-bagian geometri
ataupun penambahan obyek geometri masih dapat dilakukan.
Jika dilakukan modifikasi pada tahap ini, maka penyusunan
jaring elemen hingga harus dilakukan lagi.
Jika diperlukan, jaring elemen dapat dioptimasi dengan melakukan
penghalusan secara
global maupun lokal. Penghalusan jaring elemen akan dipelajari dalam
pelajaran yang lain. Saat ini disarankan agar jaring elemen hingga yang
terbentuk langsung diterima dan digunakan.
Kondisi awal
Dengan terbentuknya jaring elemen, maka model elemen hingga telah
selesai dibentuk. Walaupun demikian, kondisi awal harus ditentukan dan
dihitung terlebih dahulu sebelum memulai perhitungan. Secara umum,
kondisi awal terdiri dari kondisi awal untuk tekanan air, konfigurasi
geometri awal dan kondisi tegangan efektif awal. Lapisan pasir dalam
proyek ini berada dalam kondisi kering, sehingga tidak diperlukan untuk
memasukkan kondisi air tanah. Namun demikian, analisis memerlukan
perhitungan tegangan efektif yang dapat dilakukan dengan menggunakan
Prosedur-K0.
64
Helmy Darjanto-2011
Kondisi awal diatur dalam modus yang berbeda dengan program Input.
Untuk membentuk kondisi awal dengan benar, ikuti langkah-langkah
berikut :
65
Helmy Darjanto-2011
Gambar 3.9. Tegangan awal pada geometri di sekitar fondasi.
Petunjuk: Prosedur-K0 hanya boleh digunakan untuk pelapisan tanah yang
horisontal dengan permukaan tanah yang horisontal, dan jika
digunakan, dengan muka air tanah yang horisontal pula.
Nilai pra-pilih/default dari K0 dihitung berdasarkan formula
dari Jaky yang menyatakan bahwa K0 = 1 – sin. Jika nilai ini
telah diubah, nilai default dapat diperoleh kembali dengan
memasukkan nilai negatif untuk K0.
Setelah perhitungan tegangan awal, jendela Output akan muncul dan
menunjukkan tegangan-tegangan efektif yang dinyatakan dalam
tegangantegangan utama (lihat Gambar 3.9).
Panjang dari garis-garis yang ditampilkan menyatakan nilai tegangan
utama secara relatif dan orientasi dari garis-garis tersebut
menunjukkan arah utama.
66
Helmy Darjanto-2011
<Calculate>, pengguna akan diminta untuk menyimpan
data dalam hard disk. Klik tombol <Yes>. Jendela
pengaturan berkas akan muncul. Masukkan nama berkas
yang diinginkan dan klik tombol <Save>.
67
Helmy Darjanto-2011
Lembar-tab (General, Parameter dan Multipliers) digunakan untuk
mendefinisikan suatu tahapan perhitungan. Seluruh tahapan perhitungan
yang telah didefinisikan akan muncul dalam daftar di bagian bawah
jendela.
68
Helmy Darjanto-2011
Gambar 3.11. Jendela Calculation dengan lembar-tab Parameters.
70
Helmy Darjanto-2011
Gambar 3.13. Jendela informasi perhitungan.
Petunjuk: Tombol <Calculate> hanya akan muncul jika tahapan
perhitungan yang akan dieksekusi dipilih dari daftar tahapan
perhitungan.
Selama proses perhitungan berlangsung, sebuah jendela akan muncul dan
menunjukkan informasi mengenai kemajuan dari tahap perhitungan aktual
(lihat Gambar 3.13). Informasi tersebut selalu diperbaharui tiap saat,
meliputi kurva beban-perpindahan, tingkat beban dari sistem (sesuai
faktor pengali total) dan tingkat kemajuan dari proses iterasi (jumlah
iterasi, kesalahan global, titik plastis, dan lain-lain).
71
Helmy Darjanto-2011
<Delete> yang berada di bagian tengah dari jendela
Perhitungan.
Periksa daftar tahapan perhitungan dengan seksama setelah
tiap eksekusi dari tahapan-tahapan perhitungan. Perhitungan
yang telah berhasil dilakukan akan diindikasikan oleh tanda
() berwarna hijau, sedangkan perhitungan yang gagal
dilakukan akan diinsikasikan oleh sebuah tanda silang (×)
berwarna merah. Tahapan-tahapan perhitungan yang dipilih
untuk dieksekusi diindikasikan oleh anak panah (→ ) berwarna
biru.
Jika suatu tahapan perhitungan yang dipilih memiliki indikator
berupa tanda check berwarna hijau atau tanda silang berwarna
merah, toolbar akan menampilkan tombol <Output>, yang
memberikan akses langsung untuk menjalankan program
Ouput. Jika tahapan perhitungan yang dipilih diindikasikan
oleh anak panah berwarna biru, maka toolbar akan
menampilkan tombol <Calculate>.
Untuk memeriksa apakah nilai pengali telah dicapai diakhir perhitungan,
klik pada lembar-tab Multipliers dan pilih tombol radio Reached values.
Selain nilai yang dicapai dari faktor-faktor pengali dalam dua buah kolom
yang telah ada, informasi tambahan ditampilkan di bagian kiri dari jendela.
Untuk kasus ini nilai Gaya-Y merupakan nilai yang penting. Nilai ini
menyatakan gaya reaksi total akibat perpindahan vertikal tertentu yang
diberikan, yang merupakan gaya yang bekerja pada fondasi sebesar 1.0
radian (perhatikan bahwa analisis adalah aksial-simetri). Untuk
memperoleh gaya total dari fondasi, nilai Gaya-Y harus dikalikan dengan 2
(akan memberikan nilai sekitar 1100 kN).
Combo box pada toolbar saat ini akan menunjukkan Arrows. Pilih
Shadings dari combo box ini. Tampilan akan menunjukkan
perpindahan total yang terjadi dalam bentuk gradasi warna. Sebuah
73
Helmy Darjanto-2011
indeks akan muncul dengan nilai perpindahan untuk setiap batas
warna.
Pilih Contours dari combo box pada toolbar. Tampilan dari perpindahan
total akan berupa garis-garis kontur dengan label tertentu pada tiap
garis konturnya. Sebuah indeks akan muncul dengan nilai
perpindahan untuk setiap label.
Petunjuk: Selain perpindahan total, dari menu Deformations juga dapat
dipilih tampilan berupa Incremental displacements. Incremental
displacements adalah perpindahan yang terjadi dalam suatu
tahapan perhitungan tertentu (dalam kasus ini adalah tahapan
terakhir). Peningkatan perpindahan dapat berguna untuk
melihat visualisasi mekanisme keruntuhan pada suatu saat
tertentu.
Pilih Effective stresses dari menu Stresses. Tampilan akan
menunjukkan tegangan-tegangan efektif dalam bentuk tegangan
utama, dengan indikator yang menunjukkan arah dan besaran
relatifnya (lihat Gambar 3.15).
Petunjuk: Tampilan dari tegangan dan perpindahan dapat dikombinasikan
dengan fitur-fitur yang berhubungan dengan geometri, yang
tersedia dalam menu Geometri.
74
Helmy Darjanto-2011
Gambar 3.15. Tegangan-tegangan utama.
Klik tombol Tabel pada toolbar. Sebuah jendela baru berisi tabel
akan muncul dan menunjukkan nilai-nilai dari tegangan Cartesius
pada setiap titik tegangan dari seluruh elemen.
Gerakkan ke posisi (0.0; 4.0) dan tekan tombol utama (tombol kiri)
mouse.
75
Helmy Darjanto-2011
Gerakkan ke posisi (1.0; 4.0) dan tekan tombol utama mouse, diikuti
penekanan tombol sekunder (tombol kanan) dari mouse untuk
mengakhiri penggambaran. Sebuah pelat akan terbentuk dari titik 3
ke titik 4 yang memodelkan fondasi fleksibel.
Klik pada titik (0.0; 4.0) dan kemudian pada titik (1.0; 4.0)
Klik tombol sekunder (tombol kanan) mouse untuk mengakhiri
masukan beban merata. Terima nilai default untuk beban merata (1.0
kN/m2 tegak lurus terhadap kondisi batas). Nilai masukan ini kelak
akan diubah ke nilai sesungguhnya saat beban diaktifkan.
Pilih Pelat dari combo box Jenis set data dalam jendela Set data
material.
Klik tombol <New>. Sebuah jendela baru akan muncul dimana
properti dari fondasi dapat dimasukkan.
Ketik “Footing“ dalam kotak Identification dan pilih jenis material
Elastic.
Masukkan properti seperti yang diberikan dalam Tabel 3.2.
Klik tombol <OK>. Sebuah set data baru akan muncul dalam tree view
dari jendela Set data material.
Seret set data “Footing“ ke bidang gambar dan lepaskan pada garis
fondasi. Perhatikan bahwa bentuk kursor akan berubah untuk
menyatakan bahwa set data material dapat diaplikasikan pada garis
geometri yang memodelkan fondasi tersebut.
Tutup basis data dengan meng-klik tombol <OK>.
76
Helmy Darjanto-2011
Tabel 3.2. Perilaku material footing
77
Helmy Darjanto-2011
Karena proyek ini tidak melibatkan tekanan air pori, lanjutkan
ke modus Geometry configuration dengan meng-klik tombol
kanan dari ‘switch’ pada toolbar.
Klik tombol Generate initial stresses, kemudian kotak dialog
Prosedur-K0 akan muncul.
Biarkan Mweight = 1.0 dan terima nilai default untuk K0 pada klaster
tunggal tersebut.
Klik tombol <OK> untuk menghitung tegangan awal.
Setelah tegangan-tegangan tanah yang terbentuk ditampilkan, klik
tombol <Updte>.
Klik tombol <Calculate> dan konfirmasikan penyimpanan proyek ini.
Perhitungan
Dalam lembar-tab General, pilih Jenis perhitungan : Plastic, Load adv.
ultimate level.
Masukkan nama yang sesuai untuk identifikasi tahapan ini dan terima
0 – Initial phase sebagai tahapan sebelumnya.
Dalam lembar-tab Parameter, terima semua pengaturan default
(Loading input: Total multipliers).
Dalam lembar tab Multipliers masukkan nilai 350 kN/m2 untuk
MloadA (pengali untuk pembebanan sistem A). Perhatikan bahwa
nilai ini akan menghasilkan beban total sebesar kurang-lebih sama
dengan gaya fondasi yang diperoleh dari bagian pertama pelajaran ini.
(350 kN/m2 × × (1.0)2 1100 kN).
78
Helmy Darjanto-2011
diinginkan tetap terpilih (jaring elemen telah disusun ulang
sehingga titik-titik nodal mungkin telah berubah!).
Klik tombol <Calculate> untuk mulai perhitungan.
Menampilkan hasil
Setelah perhitungan selesai, hasil dari langkah perhitungan terakhir
dapat ditampilkan dengan meng-klik tombol <Output>. Pilih tampilan
yang diinginkan. Perpindahan dan tegangan seharusnya serupa
dengan yang diperoleh dari bagian pertama latihan ini.
Klik-ganda pada (garis) fondasi. Sebuah jendela baru akan muncul
dimana perpindahan atau momen lentur dari fondasi dapat
ditampilkan (tergantung pada jenis tampilan pada jendela
sebelumnya).
Perhatikan bahwa menfondasiu telah berubah. Pilih jenis gaya yang
diinginkan dalam menu Gaya untuk menampilkan jenis gaya yang
bekerja pada fondasi.
Petunjuk: Beberapa (sub-)jendela dapat dibuka secara bersamaan dalam
program Output. Semua jendela akan muncul dalam daftar
pada menu Jendela. PLAXIS mengikuti standar Windows
untuk menampilkan subjendela (Cascade, Tile, Minimize,
Maximize, dan sebagainya). Lihat pedoman Windows untuk
penjelasan mengenai standar tampilan ini.
Menggambarkan kurva beban-perpindahan
Selain hasil dari langkah perhitungan terakhir, tampilan berupa kurva
bebanperpindahan seringkali juga berguna. Karena itu program keempat
dalam paket program PLAXIS akan digunakan. Untuk menggambarkan
kurva beban-perpindahan seperti ditunjukkan pada Gambar 3.17, ikuti
langkah-langkah berikut :
Jendela Penggambaran kurva akan muncul, terdiri dari dua buah kolom
(Sumbu-X dan Sumbu-Y), dengan beberapa radio button dan dua buah
combo box pada tiap kolom. Kombinasi pilihan dari tiap sumbu
menentukan jenis kurva yang akan digambarkan.
Untuk Sumbu-X pilih Displacement pada radio button, dari combo box
Titik pilih A (0.00 / 4.00) dan dari combo box Jenis pilih -Uy. Karena itu
nilai yang akan digambarkan pada sumbu-x adalah perpindahan
vertikal dari titik A (yaitu pusat dari fondasi).
Untuk Sumbu-Y pilih Multiplier dari radio button dan pilih Mstage dari
combo box Jenis. Maka, nilai yang akan digambarkan pada sumbu-y
adalah jumlah perubahan yang telah diaplikasikan.
80
Helmy Darjanto-2011
Klik tombol <OK> untuk menerima masukan yang diberikan di atas
dan menggambarkan kurva beban-perpindahan. Kurva seperti pada
Gambar 3.17 akan ditampilkan dalam jendela Kurva.
Petunjuk: Untuk masuk kembali ke jendela Curve generation (misalnya jika
terjadi kesalahan, diinginkan penggambaran kembali atau
modifikasi) Anda dapat meng-klik tombol Curve setting pada
toolbar. Jendela Curve setting akan muncul, dimana Anda
harus menekan tombol <Regenerate>. Alternatif lain adalah
dengan membuka jendela Pengaturan kurva dengan memilih
opsi Curve dari menu Format.
Jendela Curve setting dapat digunakan untuk memodifikasi
pengaturan atribut dari suatu kurva.
Jendela Frame setting dapat digunakan untuk memodifikasi
pengaturan dari frame. Jendela ini dapat dibuka dengan
meng-klik Change frame settings pada toolbar atau dengan
memilih opsi Frame dari menu Format.
81
Helmy Darjanto-2011
Perbandingan antara Kasus A dan Kasus B
Saat membandingkan hasil perhitungan yang diperoleh dari Kasus A dan
Kasus B, dapat dilihat bahwa pondasi pada Kasus B, untuk beban
maksimum yang sama sebesar 1100 kN, menghasilkan deformasi yang
lebih besar dibandingkan dengan Kasus A. Hal ini disebabkan karena pada
kasus B jaring elemen yang terbentuk lebih halus akibat adanya elemen
pelat (Secara pra-pilih/default, PLAXIS akan membentuk elemen tanah
yang lebih kecil pada bidang kontak dengan elemen pelat). Pada
umumnya, geometri dengan jaring elemen yang kasar tidak dapat
menerima kelenturan yang cukup, sehingga akan menghasilkan deformasi
yang lebih kecil. Pengaruh kekasaran jaring elemen dalam hasil komputasi
akan lebih berpengaruh pada model aksial-simetri. Namun, jika jaring
elemen yang digunakan sama, maka hasil komputasi dari kedua jenis
model tidak akan jauh berbeda.
82
Helmy Darjanto-2011
sedalam 30 m, yang didukung oleh penyangga horisontal setiap interval 5.0
m. Lapisan tanah atas setebal 20 m merupakan tanah lempung lunak, yang
dimodelkansebagai lapisan lempung yang homogen. Dibawah lapisan
lempung ini terdapat lapisan pasir yang lebih padat hingga kedalaman
yang cukup besar.
Gambar 4.1. Model geometri dari situasi galian di bawah elevasi muka air.
Batas bawah dari model yang akan dianalisis diambil sebesar 40 m dari
permukaan tanah. Karena geometri adalah simetris, maka analisis akan
dilakukan hanya pada setengah (sisi kiri) bagian saja dari geometri. Proses
galian disimulasikan dalam tiga buah tahapan yang berbeda. Dinding
diafragma dimodelkan oleh pelat, sama dengan yang digunakan untuk
memodelkan pondasi pada pelajaran sebelumnya. Interaksi antara dinding
dan tanah dimodelkan pada kedua sisi dari dinding dengan menggunakan
interface. Interface memungkinkan adanya reduksi dari gesekan dinding
terhadap gesekan pada tanah. Penyangga horisontal dimodelkan oleh
sebuah elemen pegas dimana kekakuan normal merupakan parameter
masukan yang diperlukan.
4.1. Geometri
Untuk membuat model geometri, ikuti langkah-langkah berikut :
Pengaturan global
83
Helmy Darjanto-2011
Mulailah program Input dan pilih New project dalam kotak dialog
Create/Open project.
Dalam lembar-tab Project dari jendela Global setting, masukkan judul
yang sesuai, pastikan agar Model diatur pada Plane strain dan Elemen
diatur pada 15 titik nodal.
Dalam lembar-tab Dimension, terima satuan default (Length = m; Force
= kN; Time = hari) dan masukkan dimensi horisontal (Left, Right)
masing-masing 0.0 dan 45.0 serta masukkan dimensi vertikal (Bottom,
Top) masing-masing 0.0 dan 40.0. Terima nilai default untuk spasi grid
(Spacing = 1 m dan Number of intervals = 1).
Klik tombol <OK> yang akan diikuti dengan munculnya lembar kerja.
85
Helmy Darjanto-2011
Interfaces: Klik tombol Interface pada toolbar atau dengan
memilih Interface dari menu Geometri. Bentuk kursor akan
berubah menjadi tanda silang dengan anak panah pada tiap
kuadran. Anak panah tersebut menunjukkan sisi dimana interface
akan dibentuk saat kursor digerakkan pada arah tertentu.
Gerakkan kursor (pusat dari tanda silang menyatakan posisi kursor) ke
posisi puncak dari dinding (30.0; 40.0) dan klik. Gerakkan ke dasar
dinding (30.0; 10.0) dan klik kembali. Sesuai dengan posisi dari anak
panah ‘ke bawah’ pada kursor, maka interface akan dibentuk pada sisi
kiri dari dinding. Serupa dengan hal tersebut, anak panah ‘ke atas’
berada pada posisi di sebelah kanan dari kursor, sehingga saat
bergerak ke atas ke puncak dinding dan meng-klik mouse kembali,
interface akan terbentuk di sisi kanan dinding. Gerakkan kembali ke
(30.0; 40.0) dan klik sekali lagi. Klik-kanan untuk mengakhiri
penggambaran.
Petunjuk: Elemen interface diindikasikan sebagai garis terputus-putus
sepanjang garis geometri. Untuk membedakan interface pada
tiap sisi suatu garis geometri, maka ditambahkan tanda positif
(+) atau tanda negatif (-). Tanda ini tidak mempunyai relevansi
secara fisik maupun pengaruh pada hasil perhitungan.
Pemilihan elemen interface dapat dilakukan dengan memilih
garis geometri yang bersangkutan dan kemudian memilih
interface (positif atau negatif) dari kotak dialog Select.
Penyangga horisontal (strut) : Klik tombol Fixed-end anchor pada
toolbar atau pilih Fixed-end anchor dari menu Geometri. Gerakkan
kursor ke posisi 1.0 m di bawah titik 6 yaitu pada posisi (30.0;
40.0) dan klik-kiri. Sebuah jendela properti akan muncul dimana
sudut orientasi dan panjang ekivalen dari jangkar dapat
dimasukkan. Masukkan Equivalent length sebesar 15 m (setengah
dari lebar galian) dan klik tombol <OK> (sudut orientasi tetap 0°).
Petunjuk: Sebuah jangkar ujung tetap ditampilkan sebagai huruf T yang
diputar dengan ukuran tertentu. Obyek ini sebenarnya
merupakan sebuah pegas yang salah satu ujungnya
dihubungkan pada jaring elemen dan ujung yang lain adalah
86
Helmy Darjanto-2011
tetap (fixed). Sudut orientasi dan panjang ekivalen dari jangkar
harus dimasukkan langsung pada jendela properti. Panjang
ekivalen adalah jarak antara titik hubung dan posisi titik yang
berada pada arah batang jangkar dimana perpindahannya
adalah nol. Secara default, panjang ekivalen adalah 1.0 satuan
dan sudut adalah nol derajat. (yaitu titik jangkar berada pada
arah x positif).
Klik di ‘tengah batang’ pada simbol T akan memilih jangkar
ujung tetap tersebut.
Kondisi batas
Untuk membentuk kondisi batas, klik tombol Standard fixities
pada toolbar. Program kemudian akan membentuk jepit penuh
pada bagian dasar dan jepit rol pada sisi-sisi vertikal. Kondisi-
kondisi batas pada kasus ini sesuai untuk memodelkan kondisi
simetris pada sisi kanan batas (garis tengah dari galian). Model
geometri sejauh ini ditunjukkan dalam Gambar 4.2.
87
Helmy Darjanto-2011
Properti material
Setelah memasukkan kondisi batas, properti material untuk klaster-klaster
tanah dan obyek geometri lainnya harus dimasukkan dalam set data.
Properti dari interface termasuk dalam set data untuk tanah (set data
material Soil & Interfaces). Dua buah set data perlu dibuat, satu untuk
lapisan lempung dan satu untuk lapisan pasir. Selain itu set data untuk jenis
set data Beam perlu dibuat untuk dinding diafragma dan set data untuk
jenis set data Anchor diperlukan untuk penyangga horisontal. Untuk
membuat set data material ikuti langkah-langkah berikut :
Klik tombol Set data material pada toolbar. Pilih Soil & Interfaces
untuk Jenis set data. Klik tombol <New> untuk membuat set data
baru.
Untuk lapisan lempung, ketik ’Clay’ untuk Identification dan pilih
MohrCoulomb untuk Model material. Karena hanya efek jangka
panjang saja yang ingin dianalisis saat ini, maka perilaku tak
terdrainase (undrained behaviour) tidak ikut diperhitungkan. Karena
itu, jenis material diatur ke Drained.
Masukkan properti lapisan lempung seperti dalam Tabel 4.1 pada
kotak isian yang sesuai dalam lembar-tab General dan Parameters.
Klik pada lembar-tab Interfaces. Dalam kotak Strength, pilih Manual.
Masukkan nilai 0.5 untuk parameter Rinter. Parameter ini
menghubungkan kekuatan tanah terhadap kekuatan elemen interface,
menurut persamaan :
tan interface = R · tan inter dan cinter = = Rinter · ctanah
disini :
ctanah = cref (lihat Tabel 4.1)
88
Helmy Darjanto-2011
Pada kotak Permeability, pilih tombol
radio Impermeable. Dengan memberlakukan kondisi ini, semua
interface yang memiliki set data ini memperoleh permeabilitas yang
sangat rendah (dibandingkan dengan permeabilitas tanah)
sepanjang bidang inter-face. Hal ini dilakukan untuk
membuat dinding kedap air. Klik pada tombol<OK> untuk
menutup set data.
Tabel 4.1. Perilaku material lapisan tanah pasir & lempung dan
interface/antarmuka
Petunjuk: Tombol radio Rigid dalam kotak Strength adalah suatu pilihan
langsung untuk interface dengan sifat kekuatan yang sama
dengan tanah (Rinter = 1,0). Demikian pula, tombol radio
Smooth adalah suatu pilihan langsung untuk interface tanpa
memperhatikan kuat geser.
Tombol radio Drain di kotak Permeability dimaksudkan untuk
situasi dimana interface bertindak seperti saluran (misalnya
89
Helmy Darjanto-2011
untuk mempercepat proses konsolidasi). Akibatnya,
permeabilitas dalam arah longitudinal interface menjadi
sangat tinggi dibandingkan dengan permeabilitas tanah.
Tombol radio Neutral digunakan dalam kasus-kasus di mana
interface ini tidak dimaksudkan sebagai Impermeable (untuk
mencegah aliran dalam arah tegak lurus) maupun sebagai
Drain (untuk memudahkan aliran dalam arah longitudinal).
Parameter permeabilitas (untuk interface serta untuk tanah)
hanya penting untuk analisis aliran konsolidasi dan air tanah.
Untuk lapisan pasir, ketik ’Sand’ untuk Identification dan pilih Mohr-
Coulomb untuk Model material. Jenis material diatur ke Drained.
Masukkan properti lapisan pasir seperti dalam Tabel 4.1 pada kotak
isian yang sesuai dalam lembar-tab General dan Parameter.
Klik pada lembar-tab Interfaces. Dalam kotak Strength, pilih Manual.
Masukkan nilai 0.67 untuk parameter Rinter. Tutup jendela set data.
Seret set data ’Sand’ ke klaster bagian bawah dari geometri dan
lepaskan di atas klaster tersebut. Aplikasikan set data ’Clay’ pada
keempat klaster lainnya (pada 20 m pertama). Secara default,
Interfaces secara otomatis akan diaplikasikan sesuai dengan set data
pada klaster dimana interface berada.
Petunjuk: Selain menerima set data interfaces secara default, set data
tertentu dapat diaplikasikan secara langsung pada interface
dalam jendela propertinya. Jendela ini akan muncul setelah
klik-ganda pada garis geometri dimana interface berada serta
dengan memilih interface yang diinginkan dari kotak dialog
Pilih. Dengan meng-klik tombol <Change> di belakang
parameter Set data material, set data yang diinginkan dapat
dipilih dari tree view untuk Set data material.
Selain parameter Set data material dalam jendela properti,
Virtual thickness factor juga dapat dimasukkan. Nilai ini adalah
murni digunakan untuk kepentingan perhitungan numerik,
yang dapat digunakan untuk optimasi perhitungan numerik
90
Helmy Darjanto-2011
dari interface. Pengguna yang tidak berpengalamanan
disarankan untuk tidak mengganti nilai default.
Atur Jenis set data dalam jendela Set data material pada Beams dan
klik tombol <New>. Ketik ‘Diaphragm Wall’ untuk Identifikasi dari set
data dan masukkan properti seperti diberikan dalam Tabel 4.2. Klik
tombol <OK> untuk menutup jendela set data.
Seret set data Diaphragm wall ke dinding dalam model geometri dan
lepaskan pada dinding saat bentuk kursor telah berubah yang
mengindikasikan bahwa aplikasi set data material telah dapat
dilakukan pada elemen tersebut.
Tabel 4.2. Perilaku material diaphragm wall (beam)
Atur parameter Jenis set data dalam jendela Set data material ke
Anchors dan klik tombol <New>. Ketik ’Strut’ untuk Identifikasi dari set
data dan masukkan properti seperti diberikan dalam Tabel 4.3. Klik
tombol <OK> untuk menutup jendela set data.
Seret set data Strut ke dinding dalam model geometri dan lepaskan
pada dinding saat bentuk kursor telah berubah yang mengindikasikan
bahwa aplikasi set data material telah dapat dilakukan pada elemen
tersebut. Tutup jendela Set data material.
Tabel 4.2. Perilaku material strut (anchor)
91
Helmy Darjanto-2011
Type of behaviour Material type Elastic -
Normal stiffness EA 2.106 kN
Spacing out of plane Ls 5.0 m
15
Maximum force Fmax 1.10 kN
Kondisi awal
Kondisi awal dari proyek ini membutuhkan perhitungan tekanan air,
penonaktifan dari struktur dan beban serta perhitungan tegangan tanah
awal. Tekanan air (tekanan air pori dan tekanan air pada kondisi batas
eksternal) dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan perhitungan
secara langsung berdasarkan masukan dari garis freatik dan tinggi tekan
dari permukaan air dalam tanah, atau berdasarkan hasil dari perhitungan
aliran air dalam tanah (rembesan). Pelajaran ini hanya membahas prosedur
perhitungan secara langsung saja.
93
Helmy Darjanto-2011
Di dalam perhitungan secara langsung, ada beberapa cara untuk
mendefinisikan kondisi air. Cara yang paling sederhana adalah dengan
menggambarkan garis freatik yang akan menghasilkan distribusi tekanan
hidrostatik, berdasarkan nilai berat isi air yang dimasukkan. Garis freatik
global akan secara otomatis diaplikasikan pada seluruh klaster untuk
perhitungan tekanan air pori. Garis freatik ini juga digunakan untuk
menghitung tekanan air eksternal, jika ada. Selain menggunakan prosedur
garis freatik global, klaster-klaster secara individual dapat memiliki garis
freatik yang terpisah ataupun distribusi tekanan air pori yang diinterpolasi.
Disini hanya akan didefinisikan sebuah garis freatik global pada kedalaman
1.0 m dari permukaan tanah.
Dalam proyek ini, dinding diafragma dan anchor yang awalnya tidak ada
dan harus dinonaktifkan untuk konfigurasi geometri awal. Prosedur Ko
untuk perhitungan tegangan awal tidak akan memperhitungkan klaster
geometri yang dinonaktifkan. Untuk menghasilkan kondisi awal yang
benar, ikuti langkah-langkah berikut ini:
Petunjuk: Untuk proyek yang baru dibentuk, berat isi air akan ditampilkan
secara langsung saat memasuki Groundwater mode. Saat
masuk kembali ke suatu proyek yang telah ada, masukan
untuk berat isi air dapat dilakukan dengan memilih Water
weight dari menu Geometri dalam Groundwater mode.
Klik <OK> untuk menerima nilai default dari berat isi air sebesar
10 kN/m3. Groundwater condition sekarang akan menjadi aktif,
dimana tombol Phreatic line telah terpilih. Secara default, garis
freatik Global akan terbentuk di dasar geometri.
94
Helmy Darjanto-2011
Gerakkan kursor ke posisi (0.0; 39.0) dan klik-kiri. Gerakkan 45 m ke
kanan (45.0; 39.0) dan klik. Klik-kanan untuk mengakhiri
penggambaran. Tampilan sekarang akan menunjukkan sebuah garis
freatik Global pada kedalaman 1.0 m di bawah permukaan tanah.
Petunjuk: Garis freatik yang telah ada dapat diubah dengan menggunakan
tombol Selection pada toolbar. Dengan menghapus garis
freatik General (pilih garis freatik dan tekan tombol <Del>
pada papan ketik), garis freatik global default akan terbentuk
kembali di dasar geometri. Masukan grafis atau modifikasi dari
garis freatik tidak akan mempengaruhi geometri yang telah
ada.
Klik tombol Generate water pressure (tanda positif berwarna biru)
pada toolbar. Jendela Water pressure generation akan muncul.
Pada jendela Water pressure generation, pilih Phreatic line dari kotak
Generate by dan klik tombol <OK>.
Setelah tekanan air terbentuk, hasilnya akan ditampilkan dalam
jendela Output. Klik tombol <Update> untuk kembali pada
Groundwater condition.
Lanjutkan ke modus Geometry configuration dengan meng-klik
tombol sebelah kanan dari ‘switch’ pada toolbar.
Klik sekali pada dinding dan strut agar geometri tidak aktif. Elemen-
elemen yang tidak aktif akan berwarna abu-abu. Pastikan seluruh
klaster tanah tetap aktif.
Petunjuk: Klaster yang tidak aktif akan berwarna putih, sama dengan
warna latar belakang, sedangkan klaster aktif akan
mempunyai warna sesuai dengan set data material yang
diaplikasikan. Obyek struktural yang tidak aktif akan berwarna
abu-abu, sedangkan struktur yang aktif akan mempunyai
warna dasar sama dengan warna yang digunakan pada
penggambaran geometri.
95
Helmy Darjanto-2011
Klik tombol Generate initial stresses pada toolbar. Kotak dialog
Prosedur-K0 akan muncul.
Jaga agar faktor pengali total untuk berat tanah adalah 1.0. Terima
nilai default untuk K0 dan klik tombol <OK>.
Setelah tegangan efektif awal terbentuk, hasilnya akan ditampilkan
dalam jendela Output. Klik tombol <Update> untuk kembali pada
modus Initial configuration.
Klik tombol <Calculate>. Pilih <Yes> untuk menjawab pertanyaan
apakah data akan disimpan dan masukkan nama yang diinginkan.
4.2. Perhitungan
Dalam praktek, suatu konstruksi galian merupakan sebuah proses yang
dapat terdiri dari beberapa tahapan. Pertama, dinding dikonstruksikan
hingga kedalaman yang diinginkan. Sebagian galian kemudian dilakukan
untuk menyediakan ruang kerja untuk pemasangan penyangga horisontal
atau jangkar. Kemudian tanah secara bertahap digali hingga mencapai
kedalaman galian final. Beberapa tindakan khusus umumnya diambil untuk
mencegah masuknya air ke dalam galian. Penyangga juga dapat digunakan
untuk memberikan dukungan pada dinding penahan.
97
Helmy Darjanto-2011
mengapa penggalian pertama dapat didefinisikan bersama-
sama dengan aktivasi wall dan strut tersebut.
Klik pada tombol <Update> untuk menyelesaikan definisi dari tahap
konstruksi. Akibatnya, jendela Staged construction tertutup dan
jendela Calculations muncul kembali. Tahap perhitungan pertama
sekarang telah ditetapkan dan disimpan.
Dalam jendela Calculations, klik tombol <Next>. Sebuah tahap
perhitungan baru akan muncul dalam daftar.
Dalam lembar-tab General, terima semua kondisi defaults (Calculation
type = Plastic, Load adv. ultimate level; Start from phase = I - <Phase 1>)
Perhatikan bahwa program secara otomatis menganggap bahwa
pernyataan saat ini harus mulai dari tahap sebelumnya.
Dalam lembar-tab Parameters, pertahankan nilai default untuk
parameter Control dan prosedur iterasi. Pilih Staged construction dari
kotak input Loading.
Klik pada tombol <Define>. Jendela Staged construction muncul,
menampilkan konfigurasi geometri saat ini, di mana cluster atas di
sebelah kanan telah dinonaktifkan. Klik pada cluster tepat di bawah
untuk menonaktifkannya (untuk mensimulasikan tahap penggalian
kedua) dan klik pada tombol <Update>.
98
Helmy Darjanto-2011
Gambar 4.4. Jendela Calculations dengan lembar-tab Parameters.
Dalam contoh ini, kedua tahap perhitungan harus berakhir sukses, yang
ditandai dengan kotak centang hijau dalam daftar. Untuk memeriksa nilai-
nilai multiplier Mstage, klik pada tab Multiplier dan pilih tombol radio
Reached values. Parameter Mstage ditampilkan di bagian bawah kotak
Other yang muncul. Pastikan bahwa nilai ini sama dengan 1.0. Anda
mungkin juga ingin melakukan hal yang sama untuk tahap perhitungan
lainnya.
100
Helmy Darjanto-2011
Shadings dari peningkatan perpindahan. Dari plot ini zona geser intens
terlihat di belakang dinding.
Pilih Effective stresses dari menu Stresses. Plot menunjukkan besar dan
arah tegangan efektif utama. Orientasi dari tegangan utama
menunjukkan zona pasif besar di bawah dasar galian dan zona pasif
kecil di belakang strut (lihat Gambar. 4.6).
101
Helmy Darjanto-2011
Gambar 4.6. Principal stresses setelah galian.
Untuk plot gaya geser dan momen lentur pada dinding ikuti langkah-
langkah yang diberikan di bawah ini.
Klik ganda di dinding. Sebuah jendela baru dibuka menunjukkan
momen lentur pada dinding, dengan indikasi momen maksimum (lihat
Gambar. 4.7). Perhatikan bahwa menu telah berubah.
Pilih Shear forces dari menu Forces. Plot sekarang menunjukkan gaya geser
di dinding.
Petunjuk: Menu Window dapat digunakan untuk beralih di antara jendela
dengan gaya-gaya di dinding dan tegangan dalam geometri
penuh. Menu ini juga dapat digunakan untuk Tile atau Cascade
dua jendela, yang merupakan pilihan umum dalam lingkungan
Window.
Pilih jendela pertama (menampilkan tegangan efektif dalam geometri
penuh) dari menu Window. Klik ganda pada strut tersebut. Sebuah
jendela baru sekarang dibuka menunjukkan kekuatan strut dalam
kN/m.
102
Helmy Darjanto-2011
Klik tombol Go to curves pada toolbar. Hasilnya, program kurva
beban-perpindahan dimulai.
Pilih New curve dari kotak dialog Create/Open dan pilih nama file dari
proyek galian dari pemohon file.
Dalam jendela Curve generation, pilih untuk sumbu-x tombol radio
Displacement dan titik A (30.00/30.00) dan dari kotak combo Type pilih
item lUl. Pilih untuk sumbu-y tombol radio Multiplier dan dari kotak
combo Type Mstage.
Klik tombol <OK> untuk menerima input dan menghasilkan kurva
beban-perpindahan. Hasilnya kurva diplot pada Gambar. 4.8.
103
Helmy Darjanto-2011
5. KONSTRUKSI TIMBUNAN UNTUK JALAN (LESSON 3)
Konstruksi suatu timbunan di atas tanah lunak dengan elevasi muka air
tanah yang tinggi akan menyebabkan peningkatan tekanan air pori. Akibat
perilaku tak terdrainase ini, maka tegangan efektif akan tetap rendah
sehingga diperlukan rentang waktu konsolidasi tertentu agar timbunan
dapat dikonstruksi dengan aman. Selama proses konsolidasi tekanan air
pori ekses akan terdisipasi sehingga tanah dapat memperoleh kuat geser
yang cukup agar proses konstruksi dapat dilanjutkan.
5.1 Input
Gambar 5.1 menunjukkan potongan melintang dari timbunan untuk jalan.
Timbunan mempunyai lebar 16.0 m dan tinggi 4.0 m. Kemiringan lereng
adalah 1:3. Permasalahan adalah simetris, sehingga hanya dimodelkan
setengahnya saja (dalam kasus ini digunakan bagian kanan). Material
timbunan adalah tanah pasiran yang lepas. Tanah dasar terdiri dari 6.0
tanah lunak. 3.0 m pertama dari lapisan tanah lunak adalah tanah gambut
dan 3.0 berikutnya adalah tanah lempung. Elevasi muka air tanah tepat
berada pada permukaan tanah asli. Di bawah lapisan tanah lunak terdapat
lapisan pasir padat yang tidak diikutsertakan dalam model.
Model geometri
104
Helmy Darjanto-2011
Timbunan yang ditunjukkan dalam Gambar 5.1 dapat dianalisis dengan
menggunakan model regangan bidang. Untuk contoh ini digunakan
elemen dengan 6 titik nodal. Satuan dasar yang digunakan untuk Length,
Force dan Time adalah m, kN dan hari. Model geometri mempunyai lebar
total 40 m, dimulai dari titik tengah timbunan. Geometri penuh dapat
digambarkan dengan menggunakan pilihan Geometry line. Deformasi dari
lapisan pasir pada Gambar 5.1 diasumsikan tidak terjadi. Karena itu, lapisan
ini tidak diikutsertakan dalam model dan digunakan kondisi jepit untuk
dasar model.
105
Helmy Darjanto-2011
Type of behaviour Type Undrained Undrained Drained -
Dry soil weight dry 15 8 16 kN/m3
Wet soil weight wet 18 11 20 kN/m3
-3
Horizontal kx 2.10 1.0
1.10-4 m/day
permeability
Vertical permeability ky 1.10-4 1.10-3 1.0 m/day
Young's modulus Eref 1000 350 3000 kN/m2
Poisson's ratio 0.33 0.35 0.3 -
Cohesion cref 2.0 5.0 1.0 kN/m2
Friction angle 24 20 30
Dilatancy angle 0.0 0.0 0.0
Kondisi awal
Dalam Kondisi awal tetapkan berat isi air sebesar 10 kN/m 3. Tekanan air
sepenuhnya adalah tekanan hidrostatik berdasarkan garis freatik global
melalui titik (0.0; 6.0) dan (40.0; 6.0).
Selain garis freatik, perhatian khusus harus diberikan pada kondisi batas
untuk analisis konsolidasi yang akan dilakukan dalam proses perhitungan.
Tanpa memberikan masukan tambahan apapun, seluruh batas akan
mengalirkan air, sehingga air dapat mengalir bebas keluar dari seluruh
batas model dan tekanan air pori ekses dapat berdisipasi ke segala arah.
Pada kasus ini, kondisi batas vertikal sebelah kiri harus tertutup karena
106
Helmy Darjanto-2011
batas ini adalah garis simetri dimana aliran arah horisontal tidak boleh
terjadi. Kondisi batas vertikal sebelah kanan juga harus tertutup karena
tidak ada aliran bebas keluar yang terjadi melalui batas tersebut. Kondisi
batas dasar terbuka karena di bawah lapisan tanah lunak tekanan air pori
ekses dapat secara bebas mengalir ke dalam lapisan pasir yang permeabel
(yang tidak diikutsertakan dalam model). Kondisi batas atas memang
terbuka seperti apa adanya. Untuk dapat menentukan batas konsolidasi
yang benar, ikuti langkah-langkah berikut :
Klik tombol Closed consolidation boundary (garis berwarna
kuning) pada toolbar.
Gerakkan kursor ke atas pada batas kiri (0.0; 10.0) dan klik pada titik
tersebut. Gerakkan ke bawah ke titik (0.0; 0.0) dan klik lagi. Klik-kanan
untuk mengakhiri penggambaran batas tertutup ini.
Gerakkan ke atas ke batas kanan pada (40.0; 6.0) dan klik. Gerakkan
ke bawah ke titik (40.0; 0.0) dan klik kembali. Akhiri batas tertutup ini.
Klik tombol Generte water pressure untuk menghitung tekanan air dan
kondisi batas konsolidasi.
Klik satu kali pada tiap klaster yang memodelkan timbunan, seperti pada
perhitungan tahapan konstruksi. Setelah timbunan dinonaktifkan (klaster
yang bersangkutan akan mempunyai warna seperti warna latar belakang),
maka geometri yang aktif akan berupa geometri yang horisontal dengan
lapisan-lapisan yang horisontal pula, sehingga Prosedur-K0 dapat
digunakan untuk menghitung tegangan awal. Nilai K0 yang disarankan
untuk lapisan lempung dan lapisan gambut (berdasarkan persamaan yang
diusulkan oleh Jaky : K0 = 1 – sin ) dapat diterima. Setelah perhitungan
tegangan awal dilakukan maka masukan telah selesai dan perhitungan
dapat ditentukan.
107
Helmy Darjanto-2011
Petunjuk: Batas konsolidasi tertutup hanya dapat didefinisikan dengan
meng-klik titik-titik geometri yang telah ada. Program secara
otomatis akan menemukan titik-titik geometri yang berada di
antara titik-titik yang dipilih.
Kondisi batas konsolidasi harus dibentuk pada titik-titik nodal
batas dalam jaring elemen. Hal ini dilakukan bersamaan
dengan perhitungan tekanan air. Oleh karena itu, setelah
memberikan atau mengubah batas konsolidasi, selalu klik
tombol Generate water pressure.
5.2 Perhitungan
Konstruksi timbunan terdiri dari dua tahap, masing-masing membutuhkan
waktu 5 hari. Setelah tahapan konstruksi pertama, dilanjutkan dengan
konsolidasi selama 200 hari agar tekanan air pori ekses dapat berdisipasi.
Setelah tahapan konstruksi kedua, sebuah rentang konsolidasi lain
diberikan sehingga penurunan final dapat diperhitungkan. Karena itu, perlu
didefinisikan empat buah tahapan perhitungan.
108
Helmy Darjanto-2011
Tahap perhitungan pertama adalah plastic calculation, load
advancement ultimate level. Dalam lembar-tab Parameters pilih Staged
construction untuk Loading input dan klik tombol <Define>. Aktifkan
bagian pertama dari timbunan dalam jendela konfigurasi geometri
dan klik tombol <Update>.
Kembali dalam jendela Calculation, klik tombol <Next> untuk
membuat tahap perhitungan berikutnya.
Tahap kedua juga merupakan analisis Consolidation dari kotak combo
pertama dalam lembar General dan Automatic time stepping dari kotak
combo kedua. Dalam Parameters pilih Ultimate time di dalam kotak
Loading input dan masukkan nilai untuk Mtime sebesar 200. Klik
tombol <Next> untuk membentuk tahap perhitungan berikutnya.
Petunjuk: Parameter Mtime suatu pengali total yang mewakili waktu
sesungguhnya dalam suatu perhitungan. Untuk
memperkenalkan suatu perioda konsolidasi tertentu sebesar
t di dalam suatu tahapan perhitungan, maka input nilai
Mtime harus nilai aktual ditambah t.
Tahap ketiga merupakan plastic calculation, load advancement
ultimate level lagi. Setelah memilih Staged construction dalam lembar-
tab Parameters, dan klik tombol <Defined> dan aktifkan bagian kedua
dari timbunan. Klik <Update> dan masuk ke tahap berikutnya.
Tahap keempat adalah lagi analisis konsolidasi, automatic time
stepping. Dalam lembar-tab Parameters, pilih Minimum pore pressure
dari kotak Loading input dan terima nilai default sebesar 1 kN/m2 untuk
tekanan air pori minimum.
Sebelum memulai perhitungan, klik tombol Select points for curves dan
pilih titik-titik berikut: Untuk Titik A, pilih kaki timbunan. Titik kedua (Titik
B) akan digunakan untuk menggambarkan proses terbentuknya (dan
berkurangnya) tekanan air pori ekses. Tentukan titik ini di tengah lapisan
tanah lunak, di dekat (tetapi tidak harus tepat berada pada) garis batas
geometri di sebelah kiri. Setelah memilih kedua titik ini, proses
perhitungan dapat dimulai.
109
Helmy Darjanto-2011
Selama analisis konsolidasi berlangsung, peningkatan waktu dapat terlihat
pada bagian atas dalam jendela informasi perhitungan. Selain pengali,
sebuah parameter PPmax akan muncul, yang menunjukkan tekanan air
pori maksimum saat ini. Parameter ini akan berguna pada kasus analisis
konsolidasi dengan pilihan Minimum pore pressure, dimana seluruh nilai
tekanan air pori ditentukan untuk berada di bawah suatu nilai tertentu
yang ditetapkan.
5.3 Output
Dalam jendela perhitungan, pilih tahapan ketiga & keempat secara
bersamaan (dengan menekan tombol <Ctrl> pada papan ketik saat
memilih kedua tahap ini). Jendela output akan menampilkan dua buah
jaring elemen terdeformasi pada kondisi yang berbeda, yaitu pada kondisi
setelah proses konstruksi timbunan tepat selesai dan pada kondisi setelah
konsolidasi secara penuh terjadi.
Terlihat pula bahwa penurunan dari permukaan tanah asli serta timbunan
meningkat tajam selama tahap keempat. Hal ini disebabkan oleh disipasi
dari tekanan air pori ekses, yang menyebabkan proses konsolidasi dari
tanah. Gambar 5.5 menunjukkan distribusi sisa tekanan air pori ekses
setelah konsolidasi. Periksa bahwa nilai maksimumnya telah berada di
bawah 1.0 kN/m2.
110
Helmy Darjanto-2011
Gambar 5.3 Peningkatan perpindahan setelah proses konstruksi timbunan.
Gambar 5.4 Tekanan air pori ekses setelah proses konstruksi timbunan.
Gambar 5.5 Kontur tekanan air pori ekses setelah proses konsolidasi
hingga Pexcess (P ekses) < 1.0 kN/m2.
Pilih New curve dan pilih proyek ini dari pengaturan berkas.
Dalam jendela Curve generation, pilih Time untuk sumbu-x. Untuk sumbu-y,
pilih Excess pore pressure dan pilih titik yang berada di tengah lapisan tanah
lunak (Titik B) dari kotak Point. Setelah meng-klik tombol <OK>, sebuah
kurva seperti pada Gambar 5.6 akan muncul.
111
Helmy Darjanto-2011
Gambar 5.6 secara jelas menunjukkan empat buah tahap perhitungan.
Selama tahap konstruksi timbunan secara tak terdrainase, tekanan air pori
ekses meningkat dalam waktu singkat, sedangkan selama proses
konsolidasi tekanan air pori ekses akan berkurang sejalan dengan waktu.
Dari kurva yang terbentuk dapat terlihat bahwa dibutuhkan lebih dari 900
hari untuk mencapai konsolidasi secara penuh.
113
Helmy Darjanto-2011
Untuk menghitung faktor keamanan global dari timbunan untuk jalan pada
berbagai tahapan konstruksi, ikuti langkah-langkah berikut :
Klik tombol Go to calculation program untuk masuk ke jendela
Perhitungan.
Awalnya ingin menghitung angka keamanan tahapan konstruksi
pertama. Kemudian pilih tahapan perhitungan ke dua dan klik tombol
<Insert>. Hasilnya, adalah tahapan perhitungan baru (ke 5) disisipkan
di tahapan 1 dan 2.
Dalam lembar-tab General, pilih perhitungan Plastic dan pilih Load adv
number of steps dari kotak combo ke 2. Periksa bahwa parameter Start
from phase memang mengacu tahapan perhitungan pertama.
Dalam lembar-tab Parameter jumlah Additional steps diatur menjadi
30 (nilai default). Untuk tidak memperhitungkan deformasi yang telah
terjadi akibat mekanisme keruntuhan, pilih Reset displacements to
zero. Pilihan Phi-c reduction pada kotak Loading input. Klik tombol
<Define>.
Dalam jendela Multipliers periksa bahwa peningkatan pertama dari
pengali yang mengendalikan proses reduksi kekuatan, Msf, diatur
menjadi 0.1. Perhitungan keamanan pertama sekarang telah
didefinisikan.
Petunjuk: Nilai default dari Additional steps di perhitungan Load adv
number of steps adalah 30. Berbeda dengan perhitungan
Ultimate level, jumlah langkah-langkah tambahan selalu
dieksekusi secara penuh. Pada sebagian besar perhitungan
phi-c reduction, 30 langkah adalah cukup untuk sampai pada
keadaan failure. Jika tidak, jumlah langkah-langkah tambahan
dapat ditingkatkan sampai maksimum 100.
Bagi kebanyakan perhitungan phi-c reduction Msf = 0.1
merupakan langkah pertama yang cukup untuk memulai
proses. Selama proses perhitungan, pengembangan pengali
114
Helmy Darjanto-2011
total untuk reduksi kekuatan, Msf, secara otomatis
dikendalikan oleh prosedur load advancement.
Kami sekarang ingin mendefinisikan perhitungan faktor keamanan
setelah tahap konstruksi kedua. Oleh karena itu pilih tahap
perhitungan terakhir dalam daftar dan klik pada tombol <Insert>.
Hasilnya, sebuah tahap perhitungan baru (6) disisipkan antara tahap 3
dan 4.
Dalam lembar-tab General, pilih Load adv number of steps dari kotak
combo kedua. Periksa apakah parameter Start from phase memang
mengacu pada tahap perhitungan ketiga.
Dalam lembar-tabt Parameters, pilih opsi Reset displacements to zero,
pilih Phi-c-reduction dan klik pada tombol <Define>.
Pada jendela Multipliers, periksa bahwa Msf diatur menjadi 0.1.
Akhirnya kami ingin mengetahui faktor keamanan akhir dari tanggul.
Oleh karena itu pilih lagi tahap perhitungan akhir dalam daftar dan klik
pada tombol <Next>. Hasilnya, perhitungan baru fase (7)
ditambahkan.
Dalam lembar-tab General, pilih Load adv number of steps dari kotak
combo kedua.
Dalam lembar-tab Parameters, pilih opsi Reset displacements to zero.
Selain itu, pilih opsi Ignore undrained behaviour, karena dalam kasus ini
dipertimbangkan perilaku jangka panjang. Pilih Phi-c-reduction dan
klik pada tombol <Define>.
Pada jendela Multipliers, periksa bahwa Msf diatur menjadi 0.1.
Evaluasi hasil
115
Helmy Darjanto-2011
Perpindahan tambahan (additional displacements) dihitung saat
perhitungan phi-c reduction dilakukan. Perpindahan total tidak memiliki
arti fisik, tetapi perpindahan peningkatan (incremental displacements)
dalam langkah akhir (saat failure) memberikan suatu indikasi mekanisme
kegagalan yang memadai. Untuk melihat mekanisme 3 tahapan berbeda
dari konstruksi timbunan, pilih tahapan 5, 6, dan 7 secara bersamaan
(gunakan tombol <Ctrl>) dab klik tombol <Output>. Pilih untuk semua
jendela Total increments dari menu Deformations dan ubah penyajian dari
Arrows ke Shadings. Hasil gambar memberikan hasil yang baik dari
mekanisme failure (Gambar 5.7). Besaran dari peningkatan perpindahan
tidak relevan.
Faktor keamanan dapat diperoleh dari pilihan Calculation info dari menu
View. Lembar-tab Multipliers dari jendela Calculation information
menunjukkan nilai aktual dari faktor pengali beban. Nilai Msf menyatakan
faktor keamanan, hanya jika nilai ini kurang-lebih telah konstan pada
beberapa langkah perhitungan sebelumnya.
116
Helmy Darjanto-2011
Untuk mengevaluasi faktor keamanan untuk ketiga situasi dengan cara ini,
ikuti langkah-langkah berikut :
Klik tombol Go to curves program untuk memulai program Curves.
Pilih New project dan pilih berkas timbunan jalan dari pengaturan
berkas.
Dalam jendela Curve generation, pilih perpindahan total dari kaki
timbunan (Titik A) untuk sumbu-x. Untuk sumbu y, pilih Multipliers dan
pilih Msf dari kotak Type. Sebuah kurva seperti pada Gambar 5.8
akan muncul.
Dua garis lurus akhir (ujung) kurva kembali ke lUl = 0 adalah bahwa akibat
perpindahan diatur ulang menjadi 0 pada awal dari tahapan perhitungan
selanjutnya. Perpindahan maksimum tidak relevan. Dapat terlihat bahwa
untuk semua kurva nilai Msf yang diperoleh telah mencapai nilai yang
kurang-lebih konstan. Opsi Zoom dapat digunakan untuk melakukan
verifikasi nilai angka keamanan pada kurva sebelah atas.
117
Helmy Darjanto-2011
118
Helmy Darjanto-2011