Anda di halaman 1dari 41

BAB VII

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

1. Pendahuluan
Menulis itu mudah, terutama bagi yang mau menulis. Syarat
pertama untuk bisa menulis dan menjadi penulis adalah kemauan. Jika
kemauan belum muncul, padahal tuntutan menghasilkan karya tulis terus
menghantui kita, kita harus memotivasi diri sendiri. Syarat kedua untuk
jadi penulis adalah kemampuan memotivasi diri sendiri.
Bagaimana cara memotivasi diri sendiri untuk menghasilkan sebuah
tulisan? Bergantung pada diri-sendiri, tetapi keinginan-keinginan tertentu
sering manjur untuk maksud itu. Misalnya, karena ingin cepat selesai
kuliah, namanya dikenal orang (terkenal), pendapatnya diketahui orang,
membuat tulisan karena masalah seperti itu belum ditulis orang,
menanggapi tulisan, pendapat, atau mereaksi suatu keadaan, menambah
penghasilan, dan lain-lain.
Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi karena
memiliki pengetahuan dan kemampuan. Pengetahuan dan kemampuan
adalah syarat berikutnya untuk menjadi penulis. Tetapi, jika kita telah
mempunyai kemauan dan motivasi, pengetahuan dan kemampuan lebih
mudah untuk dikembangkan. Pengetahuan dan kemampuan berkaitan
dengan isi tulisan, apa yang diuraikan dalam karya tulis. Namun, berkaitan
juga dengan cara dan tatacara mengungkapnya. Selanjutnya seorang
penulis akan mengaitkan kemampuan membahasakan apa yang ingin
diungkapkan dengan format penulisan. Jadi, pada intinya, untuk menjadi
penulis yang akan menghasilkan karya tulis harus memiliki kemauan dan
kemampuan. Kemauan adanya motivasi, sedangkan kemampuan adanya
potensi.
Kemampuan mengungkapkan ide dalam bahasa yang benar dan
komunikatif adalah kunci keberhasilan seeseorang untuk menjadi penulis.
Singkatnya, ada dua unsur pengetahuan dan kemampuan yang harus
dimiliki seorang penulis yaitu: apa yang akan diungkapkan (isi) dan
bagaimana cara mengungkapkan (bentuk). Aspek isi dan bentuk adalah
dua hal yang mendukung eksistensi sebuah karya tulis; keduanya saling
terkait dan saling melengkapi. Tulisan dengan bahasa yang benar jika isi
tidak meyakinkan, orang akan malas membaca karena tidak memberi nilai
tambah. Tulisan dengan ide yang bagus, orisinal, dan luas, tetapi jika
bahasanya tidak benar akan kacau (bahasa menunjukkan karakter
penulis). Berlatihlah menulis karya ilmiah mesti melibatkan kedua unsur
itu.

2. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi ini Praja dapat mengetahui dan
memahami pengertian karya tulis ilmiah, syarat-syarat karya tulis ilmiah,
ciri-ciri karya tulis ilmiah, menulis makalah dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.

3. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah membaca mudul ini praja dapat:
a. menjelaskan pengertian karya tulis ilmiah;
b. menjelaskan syarat-syarat karya tulis ilmiah;
c. menjelaskan ciri-ciri karya tulis ilmiah;
d. menulis makalah dengan tata tulis bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
4. Kegiatan Belajar
4.1 Kendala dalam Penulisan Karya Ilmiah
Mengapa kita sulit menghasilkan karya tulis? Ada beberapa
kendala yang sering terjadi bagi penulis pemula yaitu sebagai berikut.
1) Kendala psikologis:
a. merasa tidak bisa padahal belum berusaha;
b. malu, takut, atau tidak percaya diri tulisannya kurang baik
sehingga ditertawakan orang;
c. malu, takut, atau tidak percaya diri bahwa pengetahuannya
tidak banyak;
d. malu, takut, atau tidak percaya diri bahwa kemampuan
bahasanya kurang baik;
e. kurang termotivasi karena berbagai hal;
f. malas, tidak ada keinginan untuk maju.
2) Kendala kemampuan:
a. kurang menguasai pengetahuan, bahkan untuk bidang
keilmuannya sendiri (unsur gagasan, isi);
b. tidak tahu apa yang harus atau dapat ditulis untuk penulisan
karya ilmiah;
c. kurang menguasai bahasa untuk membahasakan gagasan pada
penulisan karya ilmiah (aspek bentuk);
d. kurang memahami model dan teknik penulisan karya ilmiah
3) Kendala ekonomis/lain-lain:
a. tidak ada tantangan dari faktor income, tidak menulis juga
sudah bisa hidup layak;
b. tidak memahami pentingnya berekspresi lewat karya tulis;
c. kurang memahami/mengharagai pentingnya penyebaran
informasi lewat tulisan (kegiatan tulis-baca);
d. masih terpaku pada budaya lisan (bicara-dengar; ngobrol,
nonton televisi).
Tulisan yang ditulis seseorang setiap harinya cukup beragam,
misalnya surat baik surat pribadi maupun surat dinas, cacatan harian,
notulen rapat, memo, makalah, laporan perjalanan, laporan penelitian, dan
sebagainya. Tulisan tersebut dapat dikategorikan pada dua hal menurut
sifar tulisannya yaitu tulisan ilmiah dan tulisan bukan ilmiah. Dilihat dari
situasi penggunaan bahasanya ada tulisan resmi dan ada tulisan tidak
resmi. Hal ini akan berpengaruh pada bahasa yang digunakan dan kadar
keilmihannya. Tidak semua tulisan yang ditulis seseorang termasuk tulisan
ilmiah. Dengan demikian, yang dimaksud dengan karya tulis ilmiah yaitu
bila mempersalahkan pengetahuan ilmiah dan dijiwai oleh metode ilmiah
serta memenuhi persyaratan tata tulis ilmiah.
Berdasarkan uraian di atas, maka ada tiga hal sebagai syarat
bahwa karya tulis yang ditulis seseorang itu disebut ilmiah yaitu sebagai
berikut.
a. Isi kajian tulisannya berada pada ranah pengetahuan ilmiah.
b. Langkah-langkah pengerjaan karya tulisnya menggunakan metode
(berpikir) ilmiah.
c. Tampilan tulisanya berdasarkan etika dan estetika penulisan ilmiah.
Karya tulis yang diltulis berdasarkan pengetahuan ilmiah yaitu isi
dan bahasa yang ditulis penulis berdasarkan hasil penelitian yang
menggunakan cara berpikir ilmiah atau metode ilmiah. Cara berpikir ilmiah
yaitu cara berpikir yang memadukan cara berpikir yang bersifat deduktif
dan induktif.
Macam kegiatan ilmiah sangat banyak. Hal ini dapat dianalogikan
dengan sebuah pohon ada daun-daun, ranting-ranting dan batang.
Kegiatan ilmiah ibarat daun-daun pada sebuah pohon. Daun-daun itu akan
rimbun karena disangga oleh ranting dan batang. Ranting dan batang
pada pohon tersebut dalam kegiatan ilmiah atau penelitian yaitu metode
penelitiannya. Batang pohon dalam penelitian atau kegiatan ilmiah
merupakan landasan berpikir. Dengan demikian, ada tiga macam kegiatan
dasar dalam kegiatan ilmiah yaitu penelitian (research), pengembangan
(development), dan evaluasi (evaluation) yang diibaratkan sebagai tiga
cabang utama dari sebuah pohon yang saling berkaitan untuk membentuk
pohon keilmuan.
Karya tulis itu menggunakan cara kerja ilmiah bila menggunakan
metode ilmiah yang ditandai hal-hal sebagai berikut.
a. Argumentasinya teoretis yang benar, sahih, dan relevan.
b. Didukung oleh fakta empirik.
c. Analisis kajiannya mempertautkan antara argumentasi teoretik dengan
fakta empirik kepada permasalahan yang dikaji.
Cara kerja seperti di atas, yaitu kegiatan penelitian. Dengan
demikian, penelitian itu hakikatnya adalah suatu kegiatan pengkajian
terhadap suatu permasalahan yang dilakukan berdasarkan metode ilmiah
dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dari hal yang
dipermasalahkan.

4.2 Pengertian Karya Tulis Ilmiah


Karya tulis ilmiah menurut Rahardi (2002: 138) bahwa yang pertama
sekali harus kita pahami karangan ilmuah lazimnya dipahami sebagai
tulisan yang memiliki corak atau genre keilmuan karena dimensi-dimensi
keilmuan menjadi kandungan pokoknya dalam tulisan ilmiah. Lebih lanjut
Rahardi menjelaskan bahwa ada lima dimensi ilmiah yang harus
dipertimbangkan pada saat menulis karya ilmiah yaitu sebagai berikut.
a. Fakta atau Data sebagai Dasar
b. Pemikiran, Analisis, dan Konklusi Logis
c. Objektif dan tidak Berpihak
d. Akurat dan Sistematis
e. Tidak Emosional

4.3 Jenis dan Manfaat Penulisan Karya Ilmiah


Karya Ilmiah dilihat dari jenisnya dapat dikelompokkan pada jenis
karya ilmiah mulai karya ilmiah yang paling sederhana sampai dengan
karya ilmiah yang lebih luas. Berikut jenis karya ilmiah dimaksud penulis
uraikan satu persatu sebagai berikut.
a. Makalah
Karya tulis ilmiah yang menyajikan permasalahan pembahasannya
berdasarkan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat empiris
dan objektif.
b. Kertas Kerja
Karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah
dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan yang bersifat
empiris dan objektif. Makalah sering ditulis untuk disajikan dalam
kegiatan penelitian dan tidak untuk didiskusikan, sedangkan kertas
kerja ditulis untuk disajikan dalam seminar atau lokakarya.
c. Laporan Praktik Kerja
Karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil temuan di lapangan
atau instansi perusahaan tempat tempat berpraktik kerja. (karya ilmiah
D III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar ahli madya.
d. Skripsi
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan
pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk
meraih gelar sarjana.
e. Tesis
Karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan
melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini lebih
mendalam daripada skripsi (karya tulis S II). Karya ilmiah ini ditulis
untuk meraih gelar magister.
f. Disertasi
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang
dapat dibuktikan berdaarkan fakta secara empiris dan objektif (karya
ilmiah S III). Karya tulis ini ditulis untuk meraih gelar doktor.
Berdasarkan jenis karya tulis ilmiah di atas, dapat penulis simpulkan
bahwa perbedaan antara makalah, kertas kerja, laporan praktik kerja,
skripsi, tesis, dan disertasi yaitu: 1) kadar keilmuan; 2) kegunaannya; 3)
tebal halaman; 4) waktu pengerjaan; 5) gelar akademik.
Manfaat penyusunan karya tulis ilmiah bagi penulis yaitu sebagai
berikut.
a. Melatih untuk mengembangkan keterampilan menulis; dengan sering
menulis karya tulis ilmiah, maka penulis akan terampil dalam
mengemukakan ide atau gagasan serta pendapatnya secara ilmiah.
Hal ini mengingat bahwa bahasa adalah keterampilan, maka akan
terampil bila sering berlatih begitu pula menulis.
b. Membaca yang efektif; dengan menulis karya tulis ilmiah, maka
penulis dituntut untuk membaca secara efektif. Banyaknya buku yang
harus kita baca yang akan dijadikan acuan untuk karya tulis, maka
penulis harus melakukan membaca buku yang efektif yaitu membaca
sesuai dengan kebutuhan dalam penulisan karya tulis ilmiah yang
penulis kembangkan.
c. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
dengan banyaknya buku sumber yang diacu, maka penulis dituntut
untuk mampu menggabungkan beberapa pendapat tentang suatu hal,
kemudian memilih atau menyimpulkannya serta disesuaikan dengan
masalah yang akan dibahas di dalam tulisan ilmiah.
d. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan; dengan mengutif
berbagai pendapat baik secara langsung maupun mengutif tidak
langsung, maka penulis lebih mengenal ide-ide atau gagasan yang
ada di dalam literatur yang penulis baca serta akan menambah
wawasan penulis tentang isi yang dibahas di dalam literatur yang
diacunya.
e. Meningkatkan pengorganisasian fakta atau data secara jelas dan
sistematis; dengan mengikuti langkah-langkah atau prosedur baik itu
pengumpulan data maupun cara menganalisis data, maka penulis
akan tertib di dalam mengorganisasikan data yang diperoleh saat
penelitian.
f. Memperoleh kepuasan intelektual; dengan penulisan karya tulis ilmiah
yang taat pada aturan dalam penulisan karya tulis ilmiah, maka penulis
memiliki kepuasan intelektual karena telah terjawabnya masalah yang
diangkat dalam karya tulisnya dengan teori yang relevan.
g. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan: dengan menulis karya tulis
ilmiah menggunakan cara dan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
maka penulis akan bertambah pengalaman dan keilmuannya.

4.4 Macam Sikap Ilmiah


Melalui penulisan karya tulis ilmiah, maka diharapkan seorang
penulis dapat mengembangkan sikap ilmiahnya sebagai berikut.
a. Sikap ingin tahu ------- bertanya mengapa, apa, dan bagaimana.
b. Sikap kritis ------------- mencari informasi sebanyak mungkin.
c. Sikap terbuka ---------- menerima pendapat orang lain.
d. Sikap objektif ---------- menyatakan apa adanya.
e. Sikap menghargai orang lain ----- mengutip karangan orang lain
dengan mencantumkan nama pengarang.
f. Sikap berani ----------- mempertahankan hasil penelitian;
g. Sikap futuristik-------mengembangkan ilmu pengetahuan lebih jauh.

4.5 Karakteristik Karya Ilmiah


Karya tulis ilmiah berbeda dengan karya tulis yang bukan tulisan
ilmiah. Pembeda karya tulis ilmiah dengan yang bukan tulisan ilmiah yaitu
ada pada karakteristiknya. Berikut merupakan karakteristik penulisan
karya ilmiah.
a. Mengacu pada teori, yakni karangan ilmiah itu mutlak memiliki teori
yang dijadikan sebagai landasan berpikir, kerangka pemikiran, atau
acuan dalam pembahasan masalah. Hal ini mengingat fungsi landasan
teoretis itu ialah (1) sebagai tolok ukur pembahasan dan penjawaban
persoalan; (2) dijadikan data sekunder atu data penunjang; (3)
digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos, dan
mendeskripsikan suatu gejala; (4) digunaan untuk mendukung dan
memperkuat pendapat penulis.
b. Berdasarkan fakta yakni setiap informasi dalam karya ilmiah haruslah
menyajikan fakta secara empiris.
c. Logis yakni setiap karangan ilmiah haruslah dapat diterima
akal sehat atau rasional.
d. Objektif yakni dalam karya ilmiah semua informasi yang diungkapkan
haruslah faktual atau apa adanya.
e. Sistematis yakni penyajian dalam karya ilmiah haruslah berurutan
sesuai dengan tahapan-tahapan dan prosedur.
f. Sohih atau valid yakni karya ilmiah yang terdiri atas bentuk dan isi itu
haruslah benar atau dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain,
bentuk maupun isi karanga ilmiah itu sudah sah dan benar menurut
aturan ilmiah yang berlaku.
g. Jelas yakni setiap informasi dalam karya ilmiah haruslah diungkapkan
dengan sejalas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan atau
keraguan pembaca.
h. Saksama yakni penyajian dan pembahasan dalam karya ilmiah
haruslah dilakukan dengan cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian
i. Tuntas yakni pembahasan dalam karya ilmiah haruslah sampai pada
kesimpulan juga saran dari penelitian.
j. Bahasa Baku yakni bahasa karya ilmiah haruslah standar, yaitu sesuai
dengan kaidah yang berlaku.

4.6 Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah


Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam
penulisan karya ilmiah. Norma mi berkaitan dengan pengutipan dan
perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan
sumber data atau informan.
Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur
menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dab
sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dan suatu sumber atau orang
lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikkan dengan
pencurian.
Penulis karya ilmiah harus berupaya menghindarkan diri dari tindak
kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak
kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran dari orang
lain yang diakui sebagai pendapatnya. Penulis menggunakan bahan dari
suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar dan tabell, penulis
wajib meminta izin kepada pemilik bahan tersebut. Permintaan izin
sebaiknya dilakukan dalam bentuk tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat
dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan
apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian,
dimodifikasi, atau dikembangkan.
Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian
kuaIitatif tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut
dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama
sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode.

4.7 Makalah dan Teknik Penulisannya


4.7.1 Ciri Pokok Makalah
Salah satu tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk
meyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis dengan dilengkapi
penalaran logis dan pengorganisasian yang sistematis memang perlu
untuk diketahui dan diperhatikan. Makalah yang merupakan salah satu
jenis karangan ilmiah memiliki ciri atau karakter seperti berikut. Secara
umum, ciri-ciri makalah terletak pada sifat keilmiahannya. Artinya sebagai
karangan ilmiah, makaIah memiliki sifat objektif, tidak memihak,
berdasarkan fakta, sistematis dan logis. Baik tidaknya suatu makalah
dapat diamati dari segi: signifikansi masalah atau topik yang dibahas,
kejelasan tujuan pembahasan, kelogisan pembahasan, dan kejelasan
pengorganisasian pembahasannya.
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah
dapat dibedakan menjadi tiga macam : makalah deduktif, makalah induktif,
dan makalah campuran. Makalah deduktif merupakan makalah yang
penulisannya didasarkan pada kajian teoretis (pustaka) yang relevan
dengan masalah yang dibahas. Makalah induktif merupakan makalah yang
disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari lapangan yang
relevan dengan masalah yang dibahas. Makalah campuran merupakan
makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoretis digabungkan
dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam
pelaksanaannya, jenis makalah pertama (makalah deduktif) merupakan
jenis makalah yang paling banyak digunakan.

4.7.2 Teknik Penulisan Makalah


Secara garis besar sisternalika penulisan makalah terdiri atas tiga
bagian: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Isi bagian tersebut
dipaparkan sebagai berikut.
a. Bagian Awal:
Halaman Sampul
Daftar Isi
Daftar Tabel dan Gambar (jika ada)
b. Bagian Inti:
Pendahuluan
Latar Belakang Penulisan Makalah
Masalah atau Topik Bahasan
Tujuan Penulisan Makaiah
Teks Utama
Penutup
c. Bagian Akhir:
Daftar Rujukan
Lampiran (jika ada)
Ketiga bagian makalah tersebut di atas, dapat penulis jelaskan dan
contohkan sebagai berikut.
a. Bagian Awal
1) Halaman sampul
Hal-hal yang harus ada pada bagian sampul adalah: judul makaiah,
keperluan atau maksud ditulisnya makalah, nama penulis makalah, dan
tempat serta waktu penulisan makalah. Keperluan atau maksud penulisan
makalah dapat berupa, misalnya, untuk memenuhi rugas atau mata kuliah
yang di bina oleh dosen X.
Topik sering disamakan dengan judul. Pada dasarnya topik tidak
sama dengan judul. Topik merupakan masalah pokok yang dibicarakan
atau dibahas dalam makalah; sedangkan judul merupakan label atau
nama dari makalah yang ditulis.
Dalam membuat judul makalah beberapa hal berikut perlu
dipertimbangkan yaitu sebagai berikut.
(I) Judul harus mencerminkan isi makalah atau mencerminkan topik yang
diangkat dalam makalah.
(2) Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa, bukan
dalam bentuk kalimat. Itulah sebabnya dalam menuliskan judul
makalah tidak diakhiri dengan tanda titik.
(3) Judul makalah hendaknya singkat dan jelas. Sebaiknya, judul makalah
berkisar antara 5 sarnpai 15 kata.
(4) Judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk mengetahui isinya.
Namun demikian judul makalah harus tetap mencerminkan isi
rnakalah.
Contoh Halaman Judul:

PENYIMPANGAN PENGGUNAAN KATA TUGAS


DALAM BAHASA INDONESIA

MAKALAH

sebagai tugas Terstruktur Mata Kuliah Bahasa Indonesia


dari Dr. Wangsih, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok I Kelas F1
1. Mochammad Faisal
2. Ali Mukti
3. Syarif
4. Munandar
5. Dedi Kusdinar

LOGO
Perguruan Tinggi

2) Daftar Isi
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
Jatinangor, 2017

3) Daftar Tabel
2) Daftar Isi
Daftar isi di dalam ................

Tujuan Penulisan Makalah


Perumusan tujuan penulisan makalah yang dimaksudkan bukan
untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh seseorang dan sejenis dengan
itu, tetapi Iebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dengan penulisan
makalah tersebut. Perumusan tujuan penulisan makalah memiliki fungsi
ganda bagi penulis makalah dan bagi pembaca makalah.
Bagi penulis makalah, rumusan tujuan penulisan makalah dapat
mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan se!anjutnya dalam menulis
rnakalah, khususnya dalam pengumpulan bahan penulisan. Bagi pembaca
makalah, perumusan tujuan penulisan makalah memberikan informasi
tentang apa yang disampaikan dalam makalah tersebut. Oleb karena itu,
rumusan tujuan yang disusun haruslah dapat memberikan gambaran
tentang cara menguraikan atau membahas topik yang telah ditentukan.
Dengan demikian rumusan tujuan dapat berfungsi sebagai pembatasan
ruang lingkup makalah tersebut.
Rumusan tujuan ini dapat berupa kalimat kompleks atau dijabarkan
dalam bentuk rinci. Contoh: “Makalah ini dimaksudkan untuk membahas
sejumlah kekeliruan yang acap kali dibuat oleh mahasiswa dalam
melakukan observasi pada kegiatan PPL”

3) Teks Utama
Bagian teks utama makalah berisi pembahasan topik-topik makalah.
Isi bagian teks utama sangat bervariasi, bergantung topik yang dibahas
dalam makalah. Jika dalam makalah dibahas tiga topik, misalnya, maka
ada tiga pembahasan dalam bagian teks utama.
Penulisan bagian teks utama dapat dikatakan sebagai inti kegiatan
penulisan makalah. Kemampuan seseorang dalam menulis bagian teks
utama makaiah merupakan cerminan tinggi rendahnya kualitas makalah
yang disusun. Penulisan bagian teks utama yang baik adalah yang dapat
membahas topik secara mendalam dan tuntas, serta menggunakan
bahasa yang baik dan benar. Dalam penulisan teks utama, hindarilah
penggunaan kata-kata tanpa makna dan cara penyampaian yang
melingkar-Iingkar. Hindarilah penggunaan kata-kata seperti dan
sebagainya, dan lain-lain (yang lain itu apa), yang sebesar-besarnya
(seberapa besarnya).
Penulisan bagian teks utama makalah sangat bervariasi,
bergantung pada jenis topik yang dibahas. Kegiatan pokok penulisan
bagian teks utama adalah membahas topik beserta subtopiknya sesuai
dengan tujuan penulisan makalah. Pembahasan topik beserta subtopiknya
dapat dilakukan dengan menata dan merangkai bahan yang telah
dikumpulkan. Beberapa teknik perangkaian bahan untuk membahas topik
beserta subtopiknya dapat dikemukakan seperti berikut.
(I) Mulailah dan ide/hal yang bersifat sederhana khusus menuju hal yang
bersifat kompleks, umum, atau sebaliknya.
(2) Gunakan teknik metafor, kiasan perumpamaan, penganalogian, dan
perbandingan.
(3) Gunakan teknik diagram dan kiasiflkasi,
(4) Gunakan teknik pemberian contoh.
Kegiatan penulisan bagian teks utama makalah dapat dilakukan
setelah bahan penulisan makalah berhasil dikumpulkan. Bahan penulisan
dapat berupa bahan yang bersifat teoretis (yang diperoleh dan buku teks,
laporan penelitian, jurnal, majalah, dan barang cetak Iainnya) atau dapat
juga dipadukan dengan bahan yang bersifat faktual-empiris (yang terdapat
dalam kehidupan nyata).
4) Penutup
Bagian penutup berisi simpulan atau rangkuman pembahasan dan
saran-saran (jika memang dipandang perlu). Bagian penutup menandakan
berakhirnya penulisan makalah. Penulisan bagian penutup makalah dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik berikut.
(1) Penegasan kembali atau ringkasan dan pembahasan yang telah
dilakukan, tanpa dilkuti dengan simpulan. Hal ini dilakukan karena
masih belum cukup bahan untuk memberikan simpulan terhadap
masalah yang dibahas, atau dimaksudkan agar pembaca menarik
simpulan sendiri.
(2) Menarik simpulan dari apa yang telah dibahas pada teks utama
makalah.
Tujuan penulisan makalah. Penulisan bagian pendahuluan dapat
dilakukan dengan dua cara berikut.
(I) Setiap unsur bagian pendahuluan ditonjolkan dan dituliskan
sebagai subbagian.
Jika penulisan makalah dilakukan dengan menggunakan angka,
maka dapat dijumpai sub-subbagian seperti berikut.

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah atau Topik Bahasan
1.3 Tujuan

(2) Semua unsur yang terdapat dalam bagian pendahuluan tidak dituliskan
sebagai subbagian, sehingga tidak dijumpai adanya sub-subbagian
dalam bagian pendahuluan. Untuk menandai pergantian unsur
(misalnya, untuk membedakan antara paparan yang berisi latar
belakang dengan masalah) cukup dilakukan dengan pergantian
paragraf.

4.7.3 Cara Pengembangan Isi Makalah


1) Latar Belakang
Butir-butir yang seharusnya ada dalam Iatar belakang penulisan
makalah adalah hal-hal yang melandasi perlunya ditulis makalah. Hal-hal
yang dimaksud dapat berupa paparan teoretis maupun paparan yang
bersifat praktis, tetapi bukan alasan yang bersifat pribadi. Yang pokok,
bagian ini harus dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik
yang dibahas dalam makalah dan menunjukkan bahwa masalah atau topik
tersebut memang perIu dibahas.
Penulisan bagian latar belakang dapat dilakukan dengan berbagai
cara, diantaranya sebagai berikut.
(1) Dimulai dengan sesuatu yang diketahui bersama (pengetahuan umum)
atau teori yang relevan dengan masalah atau topik yang akan ditulis,
selanjutnya diikuti dengan paparan yang menunjukkan bahwa tidak
selamanya hal tersebut dapat terjadi.
(2) Dimulai dengan suatu pertanyaan retoris yang diperkirakan dapat
mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang akan dibahas
dalam makalah.
(3) Dimulai dengan sebuah kutipan dari orang terkenal, ungkapan atau
slogan, selanjutnya dihubungkan atau ditunjukkan relevansinya
dengan masalah atau topik yang akan dibahas dalam makalah.
Selain ketiga hal di atas, penulis menuliskan latar belakang masalah
di dalam karya ilmiah yaitu menemukakan Gap atau ketimpangan antara
harapan dengan kenyataan tentang sebuah teori atau aturan. Harapan dari
teori atau aturan tentu sesuatu yang positif akan diperoleh. Namun,
kenyataan di lapangan atau dalam kehidupan dapat positif atau negatif.
Perbedaan antara harapan dengan kenyataan itulah yang menjadi
permasalahan di dalam karya ilmiah misalnya makalah.
Berikut contoh Gap yang dihasilkan dari ketimpangan harapan
dengan kenyataan.

KREATIVITAS SISWA DAN KUALITAS LULUSAN

HARAPAN KENYATAAN
GAP
1. lulusan memiliki 1. banyak pengangguran
-- kemampuan untuk Kesenjangan
berdaya saing hasil lulusan 2. inflasi gelar akademik
pendidikan
2. membangun daya 3. rendahnya minat
dengan
saing sesuai UU siswa untuk
tuntutan dunia
sisdiknas berwirausaha
kerja dalam
kreativitas dan 4. rendahnya mutu
3. tanggungjawab
kemandirian lulusan
pemerintah mencetak
lulusan yang unggul 5. lulusan tidak kreatif
4. tuntutan era globalisasi dan tidak mandiri
untuk kualitas hasil
lulusan

JUDUL MAKALAH:
PENUMBUHAN KREATIVITAS SISWA BAGI PENINGKATAN KUALITAS
LULUSAN PENDIDIKAN

2) Masalah atau Topik Pembahasan


Setelah bagian latar belakang dipaparkan, selanjutnya dipaparkan
masalah atau topik pembahasan beserta batasannya. Masalah atau topik
bahasan yang dimaksud adalah apa yang akan dibahas dalam makalah.
Masalah atau topik bahasan tidak hanya terbatas pada persoalan yang
memerlukan pemecahan, tetapi juga mencakup persoalan yang
memerlukan penjelasan Iebih lanjut, persoalan yang memerlukan
penjelasan lebih lanjut, persoalan yang mendeskripsian lebih lanjut, dan
persoalan yang memerlukan penegasan lebih lanjut. Masalah dalam
penulisan makalah seringkali disinonimkan dengan topik (meskipun kedua
istilah ini tidak selalu memiliki pengertian yang sama).
Masalah atau topik bahasan atau sebenarnya merupakan hal yang
pertama kali harus ditetapkan dalam penulisan makalah. Artinya kegiatan
penulisan makalah diawali dengan penentuan masalah atau topik
makalah, yang selanjutnya diikuti dengan penyusunan garis besar isi dan
penulisan draft makalah serta revisi draft makalah.
Topik dapat ditentukan oleh orang lain atau ditentukan sendiri.
Lazimnya, topik rnakalah yang telah ditentukan bersifat sangat umum,
sehingga perlu dilakukan spesifikasi atau pembahasan topik. Pembahasan
topik makalah seringkali didasarkan pada pertimbangan kemenarikan, dan
signifikansinya, serta pertimbangan kemampuan dan kesempatan. Jika
topik makalah ditentukan sendiri oleh penulis makalah, terdapat beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan.
(1) Topik yang dipilih haruslah bermanfaat, baik dan segi praktis maupun
dan segi teoretis, dan layak untuk dibahas.
(2) Topik yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan minat
penulis. Dengan dipilihnya topik yang menarik akan sangat
membantu dalam proses dalam penulisan makalah. Jika seseorang
menulis makalah dengan topik yang tidak menarik, maka usaha yang
dilakukan biasanya alakadarnya dan kurang serius.
(3) Topik yang dipilih haruslah dikuasai, dalam arti tidak terlalu asing atau
terlalu baru bagi penulis.
(4) Bahan yang diperlukan sehubungan dengan topik tersebut
memungkinkan untuk diperoleh.
Setelah topik dipilih, selanjutnya perlu dilakukan spesifikasi topik
(pembahasan topik) agar tidak terlalu luas. Jika topik yang diangkat terlalu
luas, maka pembahasan topik tidak dapat dilakukan secara mendalam dan
tuntas.Pembatasan topik makalah dapat dilakukan dengan cara seperti
berikut.
(1) Letakkan topik pada posisi sentral dan ajukan pertanyaan apakah topik
masih dapat dirinci.
(2) Daftarlah rincian-rincian topik tersebut dan pilihlah salah satu rincian
topik tersebut untuk diangkat ke dalam makalah.
(3) Ajukan pertanyaan apakah rincian topik yang telah kita pilih dapat
dirinci lagi.

3) Kesimpulan dan saran


Selain itu, pada bagian penutup yaitu kesimpulan juga dapat
disertakan saran atau rekomendasi sehubungan dengan masalah yang
telah dibahas. Saran harus relevan dengan apa yang telah dibahas. Selain
itu, saran yang dibuat harus eksplisit, kepada siapa saran ditujukan, dan
tindakan atau hal apa yang disarankan.

4) Isi Bagian Akhir


Bagian akhir makalah berisi daftar rujukan dan lampiran-lampiran
(bila ada). Daftar rujukan dapat berupa buku-buku, peraturan, dan rujukan
lain seperti internet.

4.7.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang dibahas dalam bagian ini adalah tata cara
menuliskan subbagian serta tatacara menandai peringkat masing-masing
subbagian.
Contoh Penulisan:
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Makalah


...................................................................................................
.............................................................................................................
............................

1.2 Permasalahan
1.2.1 Identifikasi Masalah
....................................................................................................
...............................................................................................................
..................................

1.2.2 Pembatasan Masalah


...................................................................................................
..............................................................................................................
..............................

4.7.5 Cara Merujuk dan Menulis Daftar Rujukan


Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun.
Jika ada dua pengarang, perujukan dilakukan dengan cara menyebut
nama akhir kedua pengarang tersebut. Jika pengarangnya Iebih dari dua
orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis nama pertama
dan pengarang tersebut dilkuti dengan dkk. Jika nama pengarang tidak
disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang
menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama koran. Untuk
karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan nama
pengarang aslinya. Rujukan dari dua sumber atau Iebih yang ditulis oleh
pengarang yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan
titik koma sebagai tanda pemisahnya.

a. Cara Merujuk Kutipan Langsung Kurang dan 40 Kata


Kutipan yang berisi kurang dan 40 kata ditulis diantara tanda (“...“)
sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama
pengarang, tahun dan nomor halaman. Nama pengarang dapat ditulis
secara terpadu dalam teks atau menjadi saw dengan tahun dan nomor
halaman di dalam kurung. Lihat contoh berikut.
Nama pengarang disebut dalam teks secara terpadu. Contoh:

Soebronto (1990:123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara


faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”.
Nama Pengarang disebut bersama dengan tahun penerbitan dan
nomor halaman.
Contoh:
Simpulan dari penelitian tersebut adalah “ada hubungan yang erat antara
faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar” Soebronto, (1990: 123).
Jika tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (“...“).
Contoh:
Simpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan
semakin banyak ‘campur tangan’ pimpinan perusahaan semakin rendah
tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan“ Soewigiwo, 1991:101).

b. Kutipan 40 Kata atau Lebih


Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip
secara terpisah dari teks yang mendahului, dimulai pada ketukan ke-6 dari
garis tepi sebelah kiri, dan diketik dengan spasi tunggal. Nomor halaman
juga harus ditulis. Contoh:
Smith (1990:276) menarik simpulari sebagai berikut.
The “placebo effect,” which had been verified in previous studies,
disappeared when behaviors were studied in this manner.
Furthermore, the behaviors were never exhibited again, even when
real drugs were administrated. Earlier studies were dearly premature in
attributing the results to a placebo effect.

Jika dalam kutipan terdapat paragrap baru lagi, garis barunya di


mulai dengan lima ketukan lagi dari tepi garis teks kutipan.

c. Kutipan yang Sebagian Dihilangkan


Apabila dalani mengutip Iangsung ada kata-kata dalam kalirnat
yang dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik.
Contoh:
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah....
Diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995 :278).
Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang
diganti dengan empat titik. Contoh:
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memenlukan koordinasi
antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain.... Yang termasuk gerak
manipulatif antara lain adalah rnenangkap bola, menendang bola, dan
menggambar”(Asim, 1995 :3 15).

d. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung


Kutipan yang disebut secara langsung atau dikeniukakan dengan
bahasa penulis sendirl ditulis tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama
pengarang bahan kutipan dapat disebut terpadu thiani teks, atau disebut
dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Jika memungkinkan nomor
halaman disebutkan. Perhatikan contoh berikut.
Nama pengarang disebut terpadu dalam teks. Contoh:
Salimin (1990 : 13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebib
balk daripada mahasiswa tahun keenipat.
Nama pengarang disebut dalarn kurung bersama tahun
penerbitannya.
Contoh:
Mahasiswa tahun ketiga Iebih baik daripada mahasiswa tahun
keempat (Salimin, 1990: 13)

e. Cara Menulis Daftar Rujukan


Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel
atau bahan Iainnya yang dikutip balk secara langsung maupun tidak
langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip seyogyanya
tidak dicantumkan dalam Daftar Rujukan, sedangkan semua bahan yang
di kutip secara langsung maupun tiadak langsung dalam teks hams
dicantumkan dalam Daftar Rujukan. Pada dasarnya, unsur yang ditulis
dalam Daftar Rujukan secara berturut-turut meliputi hal-hal sebagai
berikut.
(I) nama pengarang ditulis dengan urutan : nama akhir, nama awal dan
nama tengah, tanpa gelar akademik,
(2) tahun penerbitan,
(3) judul, termasuk subjudul,
(4) tempat penerbitan, dan
(5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi bergantung jenis
sumber pustakanya.
Nama pengarang yang terdiri dan dua bagian ditulius dengan
urutan nama akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat)
diakhiri dengan titik.

f. Rujukan dari Buku


Tahun penerbitan ditulis setelah nama pengarang, diakhuri dengan
titik. Judul buku digaris-bawahi atau ditulis dengan huruf miring, dengan
huruf besar pada awal setiap kata, kecuali kata hubung. Tempat
penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:).
Contoh:
Strunk, W., Jr. and White, E.B. 1979. The Elements of Style jf New
York: Macmilian.

Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: Dari Pilihan


Satusatunya ke Satu-satunya Azas. Malang: FPIPS MALANG.

Jika ada beberapa buku yang disajikan sumber ditulis oleh orang
yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun
penerbitan diikuti oleh Jambang a, b, c dan seterusnya yang urutannya
ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya.
Contoh:
Cornet, L. and Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and
Emerging Issues-I985. Atlanta, GA: Career Ladder
Clearinghouse.

Cornet, L. and Weeks, K. 1985b. Planning Career Ladder Lesson from


the States. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.

g. Rujukan dan Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)


Seperti menulis rujukan dan buku ditambah dengan tulisan (Ed.)
jika ada satu editor dan (Eds) jika editornya Iebih dari satu, diantara nama
pengarang dan tahun penerbitan. Contoh:
Letheridge, S. and Cannon, C.R. (Eds). 1980. Billingual Education
Teaching English as a Second Language. New York: Praeger.

Aminuddin (Ed.) 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam


Bidang Bahasa dan Sastra. Malang : HISKI Komisariat Malang
dan YA3.

h. Rujukan dan Artikel dalam Buku Kuinpulan Artikel (Ada Editornya)


Nama pengarang artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun
penerbitan. Judul artikel ditulis tanpa garis bawah: Nama editor ditulis seperti
menulis nama biasa, diberi keterangan (Ed) bila hanya satu editor dan (Eds)
bila ebih dan satu editor. Judul buku kumpulannya digarisbawahi atau ditulis
dengan huruf miring, dan nomor halamannya disebutkan dalam kurung.
Contoh:
Hartley, ST., Harker, 3.0. dan Walsh, D.A. 1980. Contemporary Issues and
New Direction in Adults Development of Learning and Memory; dalam
Poon, I.W. (Ed). Aging in the 1980s: Psycological Issues (hIm. 239-
252) Washington, D.C.: American Psycological Association.

Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.),


Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra
(him. 12-25). Malang : HISKI Komisariat Malang dan YA3.

i. Rujukan dad Artikel dalam Jurnal


Nama jurnal ditulis dengan garis bawah atau miring dan huruf awal
dari setiap katanya ditulis dengan huruf besar kecuali kata hubung. Bagian
akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun ke berapa, nomor berapa (dalam
kurung), dan nomor halaman dari antikel tersebut.
Contoh:
Hanafi, A, 1989. Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian
Inovasi. Forum Penelitian, l(1):33—47.

j. Rujukan dad Artikel dalam Majalah atau Koran


Nama pengarang ditulis paling depan, diikuti oleh tahun, tanggal dan
bulan (jik ada). Judul artikel ditulis tanpa garis bawah, dan huruf besar pada
setiap huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis dengan
huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata, dan diberi garis bawah atau
dimiringkan. Nomor halaman disebut pada bagian akhir.
Gardner, H. 1981. Do Babies Sing a Universal Song? Psychology
Today. HIm. 70-76.
Suryadarma, S.V.C. 1990. Prosesor dan Interface: Komunikasi Data.
Info Komputer. IV (4) : 46— 48.

Huda, M. 1991, 13 November. Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering.


Jawa Pos, him. 6.

k. Rujukan dan Koran Tanpa Pengarang


Nama koran ditulis di bagian awal. Tahun, tanggal dan bulan ditulis
setelah nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf besar kecil
digarisbawahi atau dicetak miring dan diikuti dengan nomor halaman.
Contoh:
Jawa Pos. 1995, 22 April. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri. HIm. 3.

l. Rujukan dan Dokumen Resmi Peinerintah yang Diterbitkan oleh


Suatu Penerbit Tanpa Pengarang dan Tanpa Lembaga
Judul atau narna dokumen ditulis di bagian awal dengan garis
hawaii, diikuti tahun perierbitati dokwnen, kota penerbit dan nama penerbit
Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: Diperbanyak oleh
PT Armas Duta Jaya.

m. Rujukan Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut


Nama lembaga penanggung jawab Iangsung dituiis paling depan,
diikuti dengan tahun, judul karangan, nama tempat penerbitan, dan nama
lembaga tertinggi yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan
tersebut. Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman
Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.

n. Rujukan Berupa Karya Terjemahan


Nama pengarang asli ditulis paling depan, dilkuti tahun
penerbitan karya asli, judul terjemahan, nama penerjernah, tahun
terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan.
Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan kata
tanpa tahun.
Contoh:
Ary, D., Jacobs, L. C. dan Razavich, A. Tanpa tahun. Pengantar
Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982.
Surabaya: Usaha Nasional.

o. Rujukan Berupa Skripsi, Tesis atau Disertasi


Nama pengarang asli ditulis paling depan, diikuti tahun yang
tercantum pada sampul, judul skripsi, tesis atau disertasi ditulis dengan
garis bawah atau dimiringkan diikuti dengan pernyataan skrspsi, tesis, atau
disertasi tidak diterbirkan, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama
fakultas serta nama perguruan tinggi. Contoh:
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan
Pembelajar Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi tidak diterbitkan.
Malang: Program Pasca Sarjana IKIP MALANG.

p. Rujukan Berupa Makalah yang Disajikan dalam Seminar,


Penataran, atau Lokakarya
Nama penyusun ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun dan
bulan penyajian (bila memungkinkan), judul makalah ditulis dengan garis
bawah atau dimiringkan, kemudian diikuti pernyataan Makalah disajikan
dalam.... nama pertemuan, lembaga penyelenggara dan tempat
penyelenggaraan.
Contoh:
Karim, Z. 1987. Tatakota di Negara-negara Berkembang. Makalah
disajikan dalam Seminar Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur,
Surabaya, 1-2 September.
4.7.5 Tabel dan Gambar
Penulisan Tabel
Penggunaan tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang
sistematis untuk menyajikan data statistik dalam kolom-kolom dan lajur,
sesuai dengan klasifikasi masalah. Dengan menggunakan tabel, pembaca
akan dapat memahami dan menafsirkan data secara cepat dan mencari
hubungan-hubungannya.
Tabel yang balk seharusnya sederhana dan dipusatkan pada
beberapa ide. Memasukkan terlalu banyak data dalam suatu tabel dapat
mengurangi nilai penyajian tabel. Lebih baik menggunakan banyak tabel
daripada menggunakan sedikit tabel, yang isinya terlalu padat. Tabel yang
baik harus dapat menyanpaikan ide dan hubungan-hubungannya dalam
tulisan secara efektif.
Jika suatu tabel cukup besar (Iebih dan setengah halaman), maka
tabel harus ditempatkan pada halaman tersendiri; dan jika tabel cukup
pendek (kurang dari setengah halaman) sebaiknya dintegrasikan dengan
teks.
Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) dan
ditempatkan di atas tabel. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam
perujukan. Jika tabel lebih dari satu halaman, maka pada bagian kepala
tabel (termasuk teksnya) harus diulang pada halaman selanjutnya. Akhir
tabel pada halaman pertama tidak perlu diberi garis horizontal. Pada
halaman berikutnya, tuliskan Lanjutan Tabel ... pada tepi kiri, tidak spasi
dari garis horizontal teratas tabel. Hanya huruf pertama kata tabel ditulis
dengan menggunakan huruf kapital. Kata tabel ditulis di pinggir, diikuti
nomor dan judul tabel. Judul tabel ini ditulis dengan huruf besar pada huruf
pertama setiap kata kecuali kata hubung. Jika tabel Iebih dari satu baris,
baris kedua dan setenusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan
jarak satu spasi. Judul tabel tanpa diakhiri tanda titik.
Berilah jarak 3 spasi antara teks sebelum tabel dan teks sebuah
tabel. Nomor tabel ditulis dengan angka Arab sebagai identitas tabel yang
menunjukkan bab di mana tabel itu dimuat dan nomor urutnya dalam bab
yang berangkutan. Dengan demikian untuk setiap bab nomor unit tabel
dimulai dari nomor.
Contoh:
Tabel 4.1
Kegiatan Prasarana Perhubungan dan Perekonomian di Desa Jatisarl
No. Prasarana Jumlah Kondisi Baik Kondisi Buruk
1. Jalan Aspal 25 12,5 12,5
2. Toko/Kios 8 8 -
3. Warung 25 25 -
4. Jembatan 3 3 -
Sumber: Monografi Desa Jatisari 2016

4.7.6 Pengetikan / Pencetakan


Teknik penulisan dan pengetikan berikut ini berlaku untuk penulisan
skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, makalah, dan artikel alamiah.

a. Pengetikan / Percetakan
Kertas yang digunakan dalalah jenis HVS putih, ukuran kuarto (21 x
28 cm), niinimal 70 gram untuk skripsi dan 60 gram untuk makalah dan
antikel. Bidang pengetikan berjarak 4 cm dan tepi kiri kertas, 4 cm dari tepi
atas, tepi kanan dan tepi bawah kertas. Tiap halaman hendaknya tidak
berisi Iebih dari 26 baris (untuk teks yang diketik dengan spasi ganda).
Sebab paragraf hendaknya tidak dimulai pada bagian halaman yang
memuat kurang dari tiga baris.
Karya ilmiah hendaknya diketik dengan komputer, menggunakan
huruf yang baku baik jenis maupun ukuran (10 huruf dalam I inci, misal
huruf Arial). Pengetikan yang menggunakan cara rata kanan hendaknya
tidak mengorbankan aturan spasi antarkata dalam teks.
Awal paragraf diketik pada ketukan ketujuh dan baris kiri bidang
pengetikan. Sesudah tanda baca titik, titik dua, titik koma dan koma,
hendaknya diberi satu ketukan kosong.
lstilah tertentu yang belum lazim ditulis dengan dimiringkan.
Lambang-lambang huruf Yunani dan yang tidak dapat ditulis dengan mesin
tik atau komputer hendaknya ditulis tangan secara rapi dengan tinta hitani.
Bilangan hendaknya diketik dengan angka, kecuali pada permulaan
kalimat.
Paragraf ilmiah diketik dengan 1,5 sedangkan skripsi, tesis, disertasi
dan makalah diketik dengan spasi ganda (kecuali keterangan gambar,
grafik, lampiran, tabel dan daftar rujukan diketik dengan spasi tunggal).
Judul bab diketik turun 4 spasi dari garis tepi atas bidang ketikan. Jarak
antar akhir judul dengan sub judul 3 spasi dan jarak antara subjudul
dengan awal teks berikutnya 2 spasi. Jarak antara alinea sama dengan
jarak antar bans, yalta 2 spasi untuk skripsi dan makalah, dan 1,5 spasi
untuk artikel. Jarak antara satu macam bahan pustaka dengan bahan
pustaka lain dalam Daftar Rujukan boleh sama dengan jarak
antarbarisnya, yaitu I spasi atau menggunakan spasi ganda (2 spasi).
Bagian awal makalah diberi nomor halaman angka Romawi kecil di
tengah bagian bawah, sedangkan nomor halaman pada bagian inti dan
bagian penutup makalan dengan angka Arab di kanan atas, kecuali nomor
halaman bab baru ditulis di tengah bagian bawah halaman. Nomor
halaman untuk lampiran ditulis dengan menggunakan angka Arab di sudut
kanan atas, melanjutkan nomor halaman sebelumnya.

b. Petunjuk Praktis Teknik Penulisan


Benikut ini disajikan beberapa petunjuk pnaktis teknik penulisan
secara ningkas. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a) Berilah jarak 3 spasi antara tabel atau gambar dengan teks sebelum
atau sesudahnya.
b) Judul tabel atau gambar beserta tabel atau gambarnya harus diketik
path halaman yang sama (jika memungkinkan). Penyebutan tabel atau
gambar dalam teks menggunakan kata Tabel ... atau Gambar.
c) Tepi kanan teks tidak hat-us rata, oleh karena itu kata pada aktif,
tidak harus dipolong. Jika terpaksa harus dipotong, tanda hubungnya
ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan di
bawahnya.
d) Tempatkanlah nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap
halaman, kecuali halaman pertama setiap bab dan halaman bagian
awal. Nomor halaman awal bab dan bagian awal ditulis di tengah
bagian bawah halaman.
e) Semua nama pengarang dalam daftar rujukan hams ditulis, walaupun
penulis yang sama memiliki beberapa karya yang dijadikan acuan
dalam teks.
f) Nama awal dan nama tengah dapat ditulis secara Iengkap atau
disingkat asat dilakukan secara konsisten dalam sam daftar rujukan.
g) Daftar rujukan hanya berisi sumber yang dipakai sebagai acuan dalam
teks, dan semua sumber yang dikutip (secara langsung maupun tidak
Iangsung) ham ditujis dalarn Daftar Rujukan.

c. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan:


a) Tidak boleh ada bagian yang kosong pada (akhir) halaman,
kecuali jika halaman tersebut merupakan akhir suatu bab.
b) Tidak memotong tabel menjadi dim bagian (dalam dim halaman)
jika memang bisa ditempatkan pada halaman yang san.
c) Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom path tabel, kecuali
jika terpaksa.
d) Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai pertanda berakhirnya
suatu bab.
e) Tidak boleh menempatkan subjudul dan identitas tabel pada akhir
halarnan (kaki halaman).
f) Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-), tetapi
menggunakan tanda bulit (. atau ) untuk penulisan yang dilakukan
dengan menggunakan koniputer dan tanda asterik (*) untuk
penulisan yang difakukan dengan menggunakan mesin ketik.
Ukuran besar-kecilnya built yang digunakan disesuaikan dengan
ukuran huruf yang digunakan. Built atau asterik diletakkan di tepi
kiri, terpisah satu ketukan dengan huruf yang mengikutinya.
Rincian dengan menggunakan angka hanya diperbolehkan jika
mengandung pengertian langkah-Iangkah atau prosedur.
g) Tidak boleh mcnambah spasi antarakata dalam satu bans yang
bertujuan meratakan tepi kanan.
h) Daftar Rujukan tidak boleh ditempatkan di kaki halaman atau
akhur setiap bab.
i) Daftar rujukan hanya boleh ditempatkan setelah bab terakhir dan
sebelum lampiran-lampiran.
d. Contoh Format Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBeiakaiig ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................ 3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ................................... 5
1.3.1 Maksud Penelitian ............................................... 5
1.3.2 Tujuan Penelitian ............................................... 6
1.4 Hipotesis Penelitian ..................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perolehan Belajar .......................................................... 18
2.2 Motivasi Berprestasi ..................................................... 28
2.3 Gaya Kognitif ................................................................. 38
2.4 Motivasi Berprestasi dan Perolehan Belajar ............. 44
2.5 Gaya Kognitifdan Perofehan Belajar .......................... 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Raneangan Penelitian .................................................. 56
3.2 Populasi dan Sampel ................................................... 61
3.3 Instrumen Penelitian ................................................... 68
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................... 77
3.5 Teknik Analisis Data ..................................................... 80
i

e. Contoh Format Daftar Gambar


DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar:
2. 1 Ragam bentuk Skematis Tubuh Hewan Kelas Polychaeta .............. 67
2.2 Skerna Bagian-bagian Utama Tnbuh Hewan Kelas Polyehaeta ...... 67
2.3 Gambar Skematis Neanthes ............................................................... 68
2.4 Gambar Skematis Bagian Anterior Neanthes sp Tampak Ventral .. 68
3. 1 Gambar Skeniatis Hewan Suku Serpulidac ...................................... 70

f. Conton Format Daftar Lampiran


DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran:
1. Perhitungan Penentuan Jumlah Sampel .......................... 139
2. Kisi-kisi Instrurnen Penelitian ........................................... 141
3. instrumen Penelitian .......................................................... 142
4. Analisis Hash Uji Coba Instrumen ................................... 180
5. Data Lengkap Hasil Penelitian ......................................... 191
6. Penyusunan Tabel Distribusi Frekuensi ......................... 204
7. Perhitungan Uj Normalitas ............................................... 207
8. Perhitungan Uji Homogenitas Varian ............................... 209

g. Cara dan Contoh Penulisan Daftar Pustaka


Penulisan daftar pustaka menggunakan sistem Harvard. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan sdalam penulisan daftar pustaka sebagai berikut.
a. Setiap kepustakaan ditulis dengan jarak 1 (satu) spasi, dan jarak antar
setiap kepustakaan adalah 2 (dua) spasi.
b. Urutan kepustakaan disusun menurut abjad
c. Huruf pertama dari baris pertama kepustakaan ditulis tepat pada garis
batas kiri, tanpa indensi. Baris berikutnya, huruf pertama ditulis pada
ketukan ke enam, yang penting konsisten dalam penggunaannya.
d. Penulisan nama pengarang atau penulis, dilakukan dengan cara : untuk
penulis pertama, nama keluarga ditulis lebih dahulu secara lengkap
sedangkan nama diri disingkat (ditulis huruf pertamanya saja), bila
nama keluarga tidak diketahui maka kata terakhir dari nama tersebut
dianggap nama keluarga. Nama penulis kedua dan seterusnya, ditulis
nama lebih dahulu. Tidak perlu mencantumkan gelar akademis dari
penulis, seperti : Prof., Drs., Ir., MMA., dan sebagainya.
e. Antara nama penulis, tahun, judul, penerbit, kota dipisahkan dengan
tanda titik (.)

Contoh :

1)    Buku dan monografi


Urutan penulisan kepustakaan sebagai berikut: nama penulis, tahun
penulisan, judul buku atau penulisan, data publikasi (volume atau edisi,
tempat penerbitan, badan penerbitan dan halaman). Data penerbit dimulai
dengan tempat penerbitan diikuti tanda titik ganda. Judul buku atau judul
makalah / karya ilmiah dicetak miring.

Contoh :
Dyek, E.V., Meheus, A. Z., dan Piot, P.1999. Human Immunodeficiency Virus,
Laboratory Daignosis of Sexually Transmitted Diseases. WHO.
Geneva : 85-98

2)    Majalah, Buletin, Jurnal dan penerbitan berkala lain


Urutan penulisan kepustakaan sebagai berikut : nama penulis, tahun
penulisan, judul tulisan, data publikasi (volume, nomor dan halaman). Nama
penerbitan berkala dicetak miring.     

Contoh :
Gostin, L.O., Lazzarini, Z., Jones, T.S., dan Flaherty, K. 1997. Prevention of
HIV/AIDS and Other Blood-Borne Diseases Among Injection Drug
Users. A National Survey on the Regulation of Syringes and Needles.
JAMA, 227 : 53-62.

3)    Penerbitan Lembaga


Urutan penulisan kepustakaan sebagai berikut : nama lembaga, tahun
penerbitan, judul, data publikasi (volume, edisi), tempat penerbitan, badan
penerbitan, halaman. Judul buku atau tulisan dicetak miring.    
Contoh :      
Depkes, R.I., 1989. Klasifikasi dan Regionalisasi Rumah Sakit. Jakarta. Ditjen
Yankes : 35-50

4)  Karya Tulis Ilmiah, Karya Ilmiah Praktek Akhir / Praktek Kerja
Lapang, Tesis dan Disertasi
Urutan kepustakaan sebagai berikut : nama penulis, tahun penulisan,
kata “KTI, Karya Ilmiah Praktek Akhir / Praktek Kerja Lapang, Tesis atau
Disertasi” judul (KTI, Karya Ilmiah Praktek Akhir / Praktek Kerja Lapang,
Tesis atau Disertasi), tempat penerbitan universitas atau institut, halaman.
Judul dan kata “Karya Ilmiah Praktek Akhir / Praktek Kerja Lapang, Tesis
atau Disertasi ditulis miring.
Contoh :
Sutiono, Iwan. 2010. Penerapan 12 Langkah Hazard Analysis Critical Point
(HACCP) Pada Proses Pembekuan Fillet Ikan Kakap Merah
(Lutjanus sanguineus) di PT. Marindo Makmur Usaha Jaya
Kabupaten Sidoarjo. Karya Ilmiah Praktek Akhir. Akademi Perikanan
Sidoarjo: 50-75 

Rahardjo, Tri Budi W. 2000. Hubungan Erosi Gigi dengan Kebiasaan makan
Pempek di Palembang Sumatera Selatan. Tesis. Surabaya.
Universitas Airlangga : 148-160 

5)    Rujukan dari Internet


Mencantumkan nama penulis, judul artikel, alamat website dan tanggal
akses.
Contoh :
DeBiase, C. Case/Problem Solving Steps. http://www.hsc.wvu.edu/aap/aap-
car/faculty-development/teaching-methods/cbl/cb  problem.html.
[diakses 15 September 2001]

Dicksonc. 2001. Writing a Bibliography (Harvard System).


http://dicksonc.act.adu.au/library/bibliog.htm [diakses 15 Maret 2008]

Catatan Kaki (footnotes) merupakan sebuah penjelasan tentang


sesuatu yang dinyatakan dalam teks artikel. Penjelasan atau catatan kaki ini
ditulis di bagian bawah halaman dan diberi nomor footnotes tapi letaknya
tetap di halaman yang sama dengan sesuatu yang dinyatakan.Nomor
footnote agak diangkat sedikit di atas baris biasa, tetapi tidak sampai setinggi
satu spasi. Biasanya catatan kaki ada karena 4 hal ini.

a. Keterangan khusus atau tambahan penting, tetapi tidak


dimasukkan dalam teks karena uraiannya akan menyimpang dari garis
besar karya ilmiah atau karena uraiannya akan bersifat berlarut-larut
dan di luar konteks
b. Komentar khusus mengenai bagian yang bersangkutan dalam
teks
c. Kutipan yang akan mengganggu kelancaran penyajian uraian
bila dimuat dalam teks
d. Penunjuk sumber yang diberi komentar tambahan    

Contoh:

1
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
1999, hlm. 8.

2
Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta, 2001,
hlm. 46.

Tes Formatif : Buatllah Makalah setiap kelompok dengan penulisan


yang baik dan benar!

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zainal, dkk. (1998). Cerinat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Bandung : Tarsito.

Badudu, J. S. (1977). Pehk-pelik Bahasa Indonesia. Bandung Pustaka Prima.


_______ (1980). Me,nhina Bahasa indonesia Baku. Bandung : Pustaka Prima.

Baraja. ((998). Feranan Analists Konstrast[ dan Analisis Kesalahan dalam


Fenga,iaran Bahasa, Jakarta: P3G.

Kadarmo, Siwi Utami. (2000). Pemecahan Masalah dan Pengambilan


Keputusan. Jakarta: LANRI.
Mansur, Abmad. (1999). Metode Penelitian dan Teknik Penulisan Laporan.
Bandung: UNPAD.

Mulyono, lye. (1983). Bahasa indonesia, A na/isis Kesalahan Ka/i,nat.


Bandung ABA Yapari.

Sianipar, JPG. (2000). Manajemen Pelayanan Masyara/cat. Jakarta: LANRI.

Sunardi, Haris, dkk. (1995). Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SM!] Ke!ac
3. Jakarta: Yudistira.

Tarigan, Djago. (1987). Membina Keterampilan Menu! is Paragrqf dan


Pengexnbangannya. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai