Anda di halaman 1dari 17

RISIKO KEUANGAN KASUS PADA USAHA

PERBANKAN

Kelompok 5 :
Nuzulul Fazri Qirani C1190318
Juwita Rhomdoni C1190131
Shofa Nursa’diyah C1190336
Fitri Andriani C1190332
Sigit Hardiansyah C1190158
Muhammad Fadhil C1190155
Rijal Syakuron Suryadi C1190116

INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA


2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 2

BAB 1 PENADAHULUAN ...................................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang................................................................................................................................ 3


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................................................ 4

BAB 2 STUDI PUSTAKA ........................................................................................................................ 5

BAB 3 PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN .......................................................................................... 6

BAB 4 PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 8

41. Pengertian Risiko Keuangan ............................................................................................................... 8

4.2 Macam-macam Risiko Keuangan ........................................................................................................ 8

4.3 Pengelolaan Manajemen Risiko pada Perbankan di Indonesia dan Cara Pengelolaannya .................. 9

4.4 Keuntungan dan Hambatan dalam Menerapkan Manajemen Risiko pada Bank ............................... 11

4.5 Contoh Kasus ..................................................................................................................................... 12

BAB 5 PENUTUP ................................................................................................................................... 15

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perbankan selalu dihadapkan pada masalah-masalah
yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang. Masalah tersebut tidak jauh pada risiko
yang akan mengganggu kinerja bank dalam mendapatkan keuntungan. Prinsip-prinsip
pengelolaan risiko bank atau manajemen risiko yang diterapkan dalam perbankan di Indonesia
diarahkan oleh regulator perbankan Indonesia sesuai dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh
Bank for International Settlements (Arthesa dan Edia, 2009:199 2 dalam Juwenda, 2014).
Pengungkapan manajemen risiko dalam perusahaan sangatlah penting dibutuhkan karena
bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh
manajemen dalam mengatasi risiko. Risiko dalam sebuah bank harus bisa diidentifikasi sejak
dini, agar berbagai risiko tersebut dapat segera diperbaiki dengan cepat. Oleh sebab itu
perusahaan harus menerapkan manajemen risiko yang baik agar bank dapat menyelesaikan
permasalahannya. Pengelolaan risiko merupakan hal yang sangat penting bagi sektor perbankan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu manajemen risko?


2. Apa saja macam-macam risiko itu?
3. Bagaimana pengelolaan manajamen risiko pada perbankan di Indonesia dan bagaimana
cara mengelolanya?
4. Apa saja keuntungan dan hambatan dalam menerapkan manajemen risiko pada Bank?
5. Berikan contoh kasus mengenai risiko keuangan pada perbankan!

3
1.3 Tujuan

1. Dapat memahami tentang pengertian manajemen risiko.


2. Dapat memahami macam-macam manajemen risiko.
3. Dapat mengetahui cara pengelolaan manajemen risiko pada perbankan di Indonesia.
4. Dapat mengetahui keuntungan dan hambatan dalam menerapkan manajemen risiko pada
bank.

4
BAB II

STUDI PUSTAKA

Perusahaan perbankan adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penyalur


keuangan antar satu nasabah dengan nasabah dengan yang lain, sehingga bisa dikatakan
bahwa landasan utama dari perusahaan perbankan adalah kepercayaan. Perusahaan
perbankan sangat bergantung kepada kepercayaan nasabah yang diberikan kepada
perusahaan tersebut, karena sebagian besar dana yang digunakan untuk membiayai
operasionalnya menggunakan dana masyarakat dibanding dengan modal pemegang saham.
Menurut Sumarta (2000), pengelola perusahaan perbankan harus dapat menyeimbangkan
antara pemeliharan likuiditas yang cukup dengan pencapaian rentabilitas yang wajar, serta
pemenuhan modal yang memadai, dengan kondisi yang demikian maka kinerja keuangan
bank dapat dikatakan baik. Teknologi yang sedang berkembang pada beberapa dekade
belakangan ini juga membuat banyak perusahaan mulai menggunakan media sosial sebagai
alat bantu dalam melakukan kegiatan penjualan. Dengan banyaknya perusahaan yang
menggunakan media sosial tentunya melakukan transaksi melalui perbankan menjadi salah
satu alternatif paling mudah dan efisien. Penjaminan kelancaran transaksi yang dilakukan
oleh perusahaan merupakan hal yang harus dipertahankan oleh perbankan.
Risiko Perbankan adalah risiko yang dialami oleh sektor bisnis berbankan sebagai bentuk
dari berbagai keputusan yang dilakukan dalam berbagai bidang seperti penyaluran kredit,
penerbitan kartu kredit, valuta asing, inkaso dan berbagai bentuk keputusan finacial lainnya.
Jenis Risiko dalam Perbankan:
1. Risiko Murni
Resiko murni adalah risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya
tanpa sengaja.Misal : resiko kematian, gugatan hukum, kerusakan aset, kecelakaan,
kebakaran dll.
2. Risiko Spekulasi

5
Risiko spekulasi adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar
memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. Misal: utang piutang, perdagangan berjangka,
dan sebagainya.
3. Risiko intern
Yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, sepertikerusakan aktiva karena
kesalahan karyawan, kecelakaan kerja dll.
4. Risiko Hukum
Risiko hukum adalah terkait dengan risiko bank yang menanggung kerugian sebagai akibat
adanya tuntutan hukum, kelemahan dalam aspek legal atau yuridis. Kelemahan ini
diakibatkan antara lain oleh ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau
kelemahan perikatan seperti tidak terpenuhinya syarat-syarat syahnya kontrak dan pengikatan
agunan yang tidak sempurna.

6
BAB III

PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli
1999, empat bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank
Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank
Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan
dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri
meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia
perbankan dan perekonomian Indonesia.

Setelah melalui proses konsolidasi dan integrasi menyeluruh di segala bidang,


Bank Mandiri berhasil membangun organisasi bank yang solid dan
mengimplementasikan core banking system baru yang terintegrasi menggantikan core
banking system dari keempat bank legacy sebelumnya yang saling terpisah. Sejak
didirikan, kinerja Bank Mandiri senantiasa mengalami perbaikan terlihat dari laba yang
terus meningkat dari Rp1,18 triliun di tahun 2000 hingga mencapai Rp5,3 triliun di tahun
2004. Bank Mandiri melakukan penawaran saham perdana pada 14 Juli 2003 sebesar
20% atau ekuivalen dengan 4 miliar lembar saham.

7
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Risiko Keuangan

Risiko keuangan (financial risk) merupakan segala bentuk keputusan berkaitan dengan
keuangan yang menimbulkan kerugian. Risiko keuangan sangat berkaitan dengan keuangan
seperti pengaruh transaksi dalam neraca, kewajiban kontrak kerja, jatuh tempo pembayaran
utang, risiko likuiditas perusahaan dan hal-hal yang mengurangi fleksibilitas keuangan.
Identifikasi dari pengelolaan risiko dikenal dengan manajemen risiko, dimana tidak hanya
identifikasi melainkan menganalisa respon risiko secara formal, konsisten dan komprehensif
sehingga terciptalah manfaat yang diraih.

4.2. Macam-macam Risiko Keuangan

 Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam
memenuhi kewajiban kepada Bank. Risiko kredit pada umumnya terdapat pada seluruh
aktivitas Bank yang kinerjanya bergantung pada kinerja pihak lawan (counterparty),
penerbit (issuer), atau kinerja peminjam dana (borrower). Risiko Kredit juga dapat
diakibatkan oleh terkonsentrasinya penyediaan dana pada debitur, wilayah geografis,
produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu. Risiko ini lazim disebut Risiko
Konsentrasi Kredit dan wajib diperhitungkan pula dalam penilaian Risiko inheren.
 Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk
transaksi derivatif, akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan harga
option. Risiko Pasar meliputi antara lain Risiko suku bunga, Risiko nilai tukar, Risiko
ekuitas, dan Risiko komoditas. Risiko ini dapat berasal baik dari posisi trading book
maupun posisi banking book.
 Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid
berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi

8
keuangan Bank. Risiko ini disebut juga Risiko likuiditas pendanaan (funding liquidity
risk).
 Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal
yang mempengaruhi operasional Bank. Sumber risiko ini antara lain oleh sumber daya
manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal.
 Risiko Hukum adalah Risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan
aspek yuridis. Risiko ini juga dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan
perundang-undangan yang mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak
dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai.
 Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam mengambil keputusan
dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis. Sumber Risiko Stratejik antara lain ditimbulkan dari
kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi,
ketidaktepatan dalam implementasi strategi, dan kegagalan mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis.
 Risiko Kepatuhan adalah Risiko yang timbul akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber
Risiko Kepatuhan antara lain timbul karena kurangnya pemahaman atau kesadaran
hukum terhadap ketentuan maupun standar bisnis yang berlaku umum.
 Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang
bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Salah satu pendekatan yang digunakan
dalam mengkategorikan sumber Risiko Reputasi bersifat tidak langsung (below the line)
dan bersifat langsung (above the line).

4.3. Pengelolaan Manajemen Risiko pada Perbankan di Indonesia dan Cara


Pengelolaannya

Manajemen risiko merupakan proses antisipasi terhadap risiko agar kerugian tidak terjadi
kepada organisasi (Firmansyah, 2010). Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor

9
11/25/PBI/2010 mengenai Perubahan atas PBI Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan
Manajemen Risiko, Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (events)
tertentu dan Manajemen Risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan
untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari
seluruh kegiatan usaha bank.

Terdapat 8 jenis risiko yang wajib dikelola atau dipertimbangkan oleh Bank Umum.

1. Risiko kredit, menurut Bank Indonesia (2003) risiko kredit adalah risiko yang timbul
akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank.
Dalam Basel II ditetapkan 2 (dua) metode untuk mengukur risiko kredit, dengan cara
Standar Approach yang menggunakan berat risiko dari external rating dan Internal Rating
Based (IRB) yang memungkinkan bank menentukan parameter pengukuran sendiri
seperti probability of default, loss given default, recovery rate yang disesuaikan dengan
portofolio kredit yang dimilikinya (Bank for International Settlement, 2005).
2. Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk
transaksiderivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk
risiko perubahan harga option (Bank Indonesia, 2003). Risiko pasar dapat diukur Value at
Risk (VaR)Risiko ini muncul akibat harga pasar bergerak ke arah yang merugikan.
Risiko ini merupakan risiko gabungan yang terbentuk akibat perubahan suku bunga,
perubahan nilai tukar serta hal lain yang mempengaruhi harga pasar saham, ekuitas
maupun komoditas. Terdapat dua jenis risiko pasar, yaitu spesific market risk dimana
risiko yang terjadi akibat dari perubahan harga atas suatu sekuritas tertentu dan general
market risk dimana risiko yang terjadi akibat dari perubahan harga suatu instrumen.
3. Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban
yang jatuh waktu dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas
tinggi yang dapat digunakan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank
(Bank Indonesia, 2003). Risiko likuiditas terbagi menjadi dua macam, yaitu risiko
likuiditas aset (market liquidity risk) dimana suatu transaksi tidak dapat dilaksanakan
pada harga pasar akibat besarnya nilai transaksi relatif terhadap besarnya pasar dan risiko
likuiditas pendanaan (cash flow risk) yaitu risiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban
jatuh tempo sehingga mengakibatkan likuidasi.

10
4. Menurut Bank Indonesia (2003) risiko opersional adalah risiko akibat adanya
ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional bank.
Pengelolaan manajemen risiko untuk risiko operasional bertujuan untuk meminimalkan
kemungkinan dampak negatif dari tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem dan/atau kejadian-kejadian eksternal (Allen dan Bali, 2007).
5. Adalah risiko hukum, menurut Bank Indonesia (2003) risiko hukum adalah risiko akibat
tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis antara lain
disebabkan adanya tuntutan hukum, tidak adanya peraturan perundang-undangan yang
mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya suatu
kontrak. Risiko ini terjadi karena bank tidak mau mematuhi atau tidak mau melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
6. Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang
bersumber dari persepsi negatif terhadap bank. Pengelolaan manajemen risiko reputasi
bertujuan untuk mengantisipasi dan meminimalkan dampak kerugian dari risiko reputasi
bank (Bank Indonesia, 2011).
7. Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau
pelaksanaan suatu keputusan strategi serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis (Bank Indonesia, 2003). Pengelolaan manajemen risiko stratejik
bertujuan untuk memastikan proses manajemen risiko dapat meminimalkan kemungkinan
dampak negatif dari ketidaktepatan pengambilan keputusan stratejik.
8. Adalah jenis risiko kepatuhan, menurut Bank Indonesia (2003) risiko kepatuhan adalah
risiko akibat bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku. Pengelolaan manajemen risiko kepatuhan
bertujuan untuk memastikan proses manajemen risiko dapat meminimalkan kemungkinan
dampak negatif dari perilaku bank yang menyimpang atau melanggar standar dan/atau
perundang-undangan yang berlaku secara umum.

4.4. Keuntungan dan Hambatan dalam Menerapkan Manajemen Risiko pada Bank

11
Penerapan manajemen risiko pada perbankan di Indonesia banyak memberikan manfaat
dan keuntungan, karena akan sangat membantu untuk menghindari kerugian akibat berbagai
risiko

yang menimpa. Penerapan manajemen risiko sangat penting dilakukan mengingat implikasinya

yang sangat besar bagi perbankan Indonesia. Bauer dan Ryser (2002) berpendapat bahwa
manajemen risiko perbankan memberikan keuntungan antara lain, dengan diterapkannya
manajemen risiko pada perbankan, bank memiliki ketahanan aset yang lebih lama, bank mampu
memonitor informasi dengan mudah sehingga mampu memprediksi berbagai kemungkinan
seperti kegagalan kredit dan bank dapat menjadi lebih maksimal untuk melayani nasabah dengan
monitoring terhadap risiko yang mungkin terjadi, bank dapat meningkatkan shareholder value-
nya, memberikan gambaran kepada pengelola bank mengenai kemungkinan kerugian bank di
masa datang, meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan yang sistematis yang
didasarkan atas ketersediaan informasi. Penerapan manajemen risiko juga dapat digunakan untuk
menilai risiko yang melekat kegiatan usaha bank yang relatif kompleks serta menciptakan
infrastruktur manajemen risiko yang kokoh dalam rangka meningkatkan daya saing bank. Selain
keuntungan bagi bank, penerapan manajemen risiko juga menguntungkan/bermanfaat bagi
otoritas pengawasan bank yang mana dengan penerapan manajemen risiko pada perbankan akan
mempermudah penilaian terhadap kemungkinan kerugian yang dihadapi bank yang dapat
mempengaruhi permodalan bank dan sebagai salah satu dasar penilaian dalam menetapkan
strategi dan fokus pengawasan bank. Dalam penerapannya pada perbankan di Indonesia,
manajemen risiko yang berdasarkan standar Basel II tentu tidak selalu berhasil diterapkan.
Menurut Galorath (2006) ada juga beberapa kendala/hambatan yang menyertai penerapan
manajemen risiko tersebut, diantaranya pengawasan akan penerapan manajemen risiko pada
perbankan masih tergolong rendah, skills sumber daya manusia yang masih kurang siap untuk
menerapakan manajemen risiko, proses internal maupun eksternal bank dan risiko pada sistem
suatu bank yang masih tertinggal atau belum sesuai dengan pedoman penerapan manajemen
risiko perbankan.

12
4.5. Contoh Kasus

Berikut merupakan contoh kasus sektor perbankan

 Penggelapan Bank Mandiri

Salah satu oknum pegawai Kantor Cabang Pembantu Rawa Lumbu Bekasi PT Bank Mandiri
Tbk melakukan kerja sama ilegal dengan Manajer Keuangan PT Mexdie Sekawan Utama, Yekti
Sartono yang mencairkan cek ilegal di Bank Mandiri senilai Rp 720 juta pada 5 Mei 2010.

Pengambilan cek ini menyalahi prosedur perbankan karena otoritas cek adalah dua orang, yakni
Anang Syifudin dan Muhammar Fauzan serta stempel perusahaan harus diterakan. Namun cek
tersebut hanya ditandatangani satu orang dan itu diduga dipalsukan (stempel palsu dan asli
berbeda dengan specimen yang ada di bank).

 Kerugian yg dialami

Kerugian Finansial -> kerugian likuiditas, kerugian reputasi

 Sumber risiko

Pada kasus ini, sumber resiko berasal dari permasalahan sosial. Ada sekelompok orang yang
melakukan pencurian sehingga menimbulkan kerugian besar terhadap Bank Mandiri. Oknum
yang terlibat dalam kasus pencairan cek secara illegal ini secara langsung dapat dikatakan
sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kerugian bank. Resiko ini cenderung bisa lebih
membahayakan daripada resiko fisik ataupun ekonomi.

 Jenis risiko spekulatif

Karena resiko ini sebenarnya dapat memberikan dua alternatif bagi pelaku pencairan cek
ilegal, apabila tidak diketahui tindakan ini akan menguntungkan si pelaku, namun di sisi lain
merugikan perbankan.Sebaliknya bila diketahui seperti yang telah terjadi, maka ini akan
menimbulkan kerugian bagi si pelaku kejahatan tersebut dan bank dapat dihindarkan dari
permasalahan ini.

 Pengendalian Risiko

Bank Mandiri masih dapat mencegah kejadian seperti ini di kemudian hari untuk menghindari
peristiwa yang sama. Melakukan tata kelola resiko secara terpadu dengan pengimplementasian
13
tanggung jawab dan keseuaian kompetensi masing-masing pihak yang terkait. Bank Mandiri
menyusun profil resiko dalam suatu Laporan Profil Resiko, dan digunakan sebagai laporan pada
Bank Indonesia.

 Kepatuhan pegawai

Bank menetapkan kebijakan pengelolaan resiko likuiditas, misalnya dengan pemeliharaan


cadangan likuiditas yang optimal, pengukuran dan penetapan limit resiko likuiditas, merancang
analisis scenario dan contingency plan, penetapan strategi pendanaan dan mempertahankan
kapasitas dana yang cukup di pasar.

14
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Bank sebagai lembaga keuangan/ system keuangan dalam ekonomi modern yang
melayani masyarakat berbasis kepercayaan, sudah seharusnya menerapkan sistem
manajemen risiko, baik untuk menekan kemungkinan terjadinya kerugian akibat risiko
maupun struktur kelembagaan, misalnya kecukupan modal untuk meningkatkan kapasitas,
dan posisi tawar untuk menarik nasabah. Penerapan manajemen risiko pada perbakan
mempunyai sasaran agar setiap potensi kerugian mendatang dapat diidentifikasi , diukur ,
dipantau dan dikendalikan oleh manajemen sebelum transaksi atau pemberian kredit
(Kegiatan usaha bank ). Keputusan melakukan suatu transaksi benar-benar sudah
mempertimbangkan potensi kerugian yang mungkin timbul serta rencana pengendalian atas
risikonya.

Kegagalan suatu bank dalam menjalankan misinya akan terjadi jika bank tersebut nilai
pasar dari perusahan asset menurun ke nilai yang kurang dari kewajibannya . Agar tidak
terjadi kegagalan dalam perbankan maka perusahaan harus mempunyai kecukupan modal
agar tehindar dari risiko . karena semakin besar risiko yang diambil maka besar pula modal
yang wajib dimiliki bank.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://core.ac.uk/download/pdf/230765255.pdf

https://slideplayer.info/slide/12774162/

https://www.syariahbukopin.co.id/id/tentang-kami/profil-perusahaan

http://repository.wima.ac.id/7005/2/bab%201.pdf

https://www.bankmandiri.co.id/profil-perusahaan

https://www.harmony.co.id/blog/risiko-keuangan-pengertian-dan-cara-mengelolanya

16
17

Anda mungkin juga menyukai