Anda di halaman 1dari 1

Analisis waktu kerja UU Cipta kerja

Pemerintah dalam omnibus law RUU Cipta Kerja pasal 77 mengatur durasi waktu kerja akan
ditetapkan selama 8 jam perhari atau 40 jam dalam satu pekan. Aturan tentang durasi tersebut
kemudian diikuti dengan pengaturan waktu istirahat sebagaimana dalam pasal 79 yang berbunyi
istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. Aturan baru ini
berpotensi membuat pekerja hanya mendapatkan 1 hari libur mengingat pasal 77 tersebut hanya
mencantumkan waktu tanpa menyebutkan jumlah hari. Apalagi, hal itu diperkuat dengan adanya
pasal 79 yang membuka ruang 6 hari kerja diberlakukan secara umum.

Pola 5 hari kerja merupakan sistem kerja yang sudah baik sehingga kalau dibuat ke 6 hari kerja maka
secara psikologis dan fisik pekerja menjadi lelah. Produktivitas justru turun karena kelelahan fisik dan
psikologis. Kesehatan jiwa itu salah satunya dikarenakan masalah jam kerja, makanya kenapa anak-
anak muda sekarang lebih suka ke startup yang jam kerjanya lebih fleksible. Belum lagi, bagi pekerja
yang tinggal di Jabodetabek akan cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di jalan. Hal itu tentu
saja akan menambah beban stres.

Anda mungkin juga menyukai