Anda di halaman 1dari 6

Catat!

Begini Rumus Perhitungan Pesangon PHK Karyawan Tetap


News - Tim Redaksi, CNBC Indonesia
10 January 2022 19:56
SHARE

Jakarta, CNBC Indonesia - Informasi mengenai pesangon PHK karyawan tetap dan perhitungan
pesangon PHK karena perusahaan tutup wajib diketahui oleh para karyawan. Informasi ini pada dasarnya
mudah untuk dipahami jika Anda memahami rumus perhitungan pesangon PHK.

Banyak pertanyaan spesifik yang timbul di kalangan karyawan seperti, apakah karyawan yang terkena
PHK akan mendapatkan pesangon? Bagaimana jika karyawan sudah bekerja 12 tahun, berapa pesangon
yang akan didapat? Serta pertanyaan spesifik lainnya mengenai jumlah pesangon PHK karyawan tetap
yang akan turun. Oleh karena itu, artikel ini akan membantu Anda untuk memahami ketentuan tentang
rumus perhitungan pesangon PHK karyawan tetap.

Perhitungan Pesangon PHK Karyawan Tetap

Perhitungan pesangon PHK sudah diatur pada PP Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja. Regulasi
tersebut adalah aturan turunan dari UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mengatur hal
serupa, pesangon PHK Omnibus Law.

Pada PP Nomor 35 Tahun 2021 Pasal 40 ayat (1) dikatakan bahwa jika terjadi Pemutusan Hubungan
Kerja, Pengusaha wajib membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja, dan uang
pengganti hak yang seharusnya diterima karyawan.

Berikut cara menghitung pesangon PHK karyawan tetap yang termuat pada pasal 40 ayat (2).
Adapun pesangon diberikan dengan ketentuan di bawah ini:

1. Karyawan dengan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah kerja;
2. Karyawan dengan masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih namun kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan
upah kerja;
3. Karyawan dengan masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih namun kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan
upah kerja;
4. Karyawan dengan masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih namun kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat)
bulan upah kerja;
5. Karyawan dengan masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih namun kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima)
bulan upah kerja;
6. Karyawan dengan masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih namun kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam)
bulan upah kerja;
7. Karyawan dengan masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih namun kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh)
bulan upah kerja;
8. Karyawan dengan masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih namun kurang dari 8 (delapan) tahun, 8
(delapan) bulan upah; dan
9. Karyawan dengan masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah kerja.

Lalu, bagaimana dengan karyawan yang telah bekerja lebih dari 9 tahun, misal 12 tahun ke atas? Dengan
rumus perhitungan pesangon PHK karyawan tetap di atas, maka karyawan yang sudah bekerja 9 tahun,
12 tahun dan 13 tahun, akan diperhitungkan sama, yaitu 9 bulan upah kerja.

1
Perhitungan Uang Penghargaan dan Penggantian Hak

Sebagaimana tercantum pada Pasal 40 ayat (3), karyawan tetap yang terkena PHK bisa
mendapatkan uang penghargaan masa kerja. Uang penghargaan masa kerja bisa menjadi
tambahan pesangon PHK dengan ketentuan berikut ini:

1. Karyawan tetap dengan masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih namun kurang dari 6 (enam) tahun, 2
(dua) bulan upah kerja;
2. Karyawan tetap dengan masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih namun kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3
(tiga) bulan upah kerja;
3. Karyawan tetap dengan masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih namun kurang dari 12 (dua belas)
tahun, 4 (empat) bulan upah kerja;
4. Karyawan tetap dengan masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih namun kurang dari 15 (lima belas)
tahun, 5 (lima) bulan upah kerja;
5. Karyawan tetap dengan masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih namun kurang dari 18 (delapan
belas) tahun, 6 (enam) bulan upah kerja;
6. Karyawan tetap dengan masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih namun kurang dari 21 (dua
puluh satu) tahun, 7 (tujuh) bulan upah kerja;
7. Karyawan tetap dengan masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih namun kurang dari 24 (dua
puluh empat) tahun, 8 (delapan) bulan upah kerja; dan
8. Karyawan tetap dengan masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh) bulan upah
kerja.

Perhitungan pesangon PHK bisa bertambah lagi dengan adanya uang pengganti hak yang seharusnya
diterima oleh karyawan. Besaran uang penggantian hak pada Pasal 43 ayat (4) adalah meliputi:

1. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;


2. Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja atau buruh dan keluarganya ke tempat di mana pekerja atau
buruh diterima bekerja; dan
3. Hal-hal lain yang diterapkan dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja
Bersama.

Selain rumus perhitungan pesangon PHK karyawan tetap yang sudah dijelaskan di atas, terdapat juga
perhitungan pesangon PHK dengan besaran yang berbeda-beda tergantung dari alasan terjadinya PHK.

Rumus di atas adalah perhitungan pesangon PHK karyawan tetap dikarenakan perusahaan tutup dan telah
diatur dalam Pasal 41 sampai dengan Pasal 59 pada PP Nomor 35 Tahun 2001 tentang pesangon PHK
Omnibus Law.

2
Cara Hitung Upah Lembur Karyawan Masuk Saat Libur Nasional
Tim detikcom - detikFinance
Selasa, 03 Mei 2022 21:58 WIB

Baca artikel detikfinance, "Cara Hitung Upah Lembur Karyawan Masuk Saat Libur Nasional"
selengkapnya https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6062761/cara-hitung-upah-
lembur-karyawan-masuk-saat-libur-nasional.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/


Jakarta -

Pemerintah menetapkan libur hari raya Idul Fitri tanggal 2-3 Mei 2022, dan cuti bersama pada
29 April, serta 4 hingga 6 Mei. Namun, tidak semua orang bisa dapat merasakan libur tersebut
karena tuntutan pekerjaan.

Berdasarkan pasal 85 Undang-Undang nomor 13 tahun 2002 tentang Ketenagakerjaan


karyawan yang bekerja di hari libur nasional berhak mendapatkan upah lembur. Dikutip
dari Instagram Kementerian Ketenagakerjaan @kemnaker, perhitungan upah kerja lembur
pada hari libur nasional adalah sebagai berikut:

(1) Waktu kerja 6 hari kerja dan 40 jam seminggu:


- Jam pertama sampai dengan jam ketujuh dibayar dua kali upah sejam
- Jam kedelapan dibayar tiga kali upah sejam
- Jam kesembilan, kesepuluh dan kesebelas dibayar empat kali upah sejam

(2) Waktu kerja 5 hari kerja dan 40 jam seminggu:


- Jam pertama sampai dengan jam kedelapan dibayar dua kali upah sejam
- Jam kesembilan dibayar tiga kali upah sejam
- Jam kesepuluh, kesebelas, dan kedua belas dibayar empat kali upah sejam.

Sebagai contoh, mengutip Instagram Kemenaker, pada Lebaran kali ini seorang karyawan yang
waktu kerjanya adalah 6 hari kerja 40 jam dalam seminggu, bekerja lembur selama 7 jam.
Sementara upah bulanannya Rp 4 juta. Bagaimana cara menghitung upah lemburnya:

(1) Hitung upah per jam

Rumus dalam menghitung upah per jam:

Pertama cari dulu jam kerja dalam setahun yaiu 40 jam kerja dalam seminggu x 52 minggu =
…..2.080 jam
Kedua jam kerja sebulan yaitu 2.080 : 12 bulan = 173

Maka upah per jam adalah gaji per bulan dibagi jam kerja sebulan, yaitu Rp 4 juta : 173 = Rp
…..23.121, 387

(2) Kalikan upah per jam dengan lama kerja lembur

Upah kerja lembur untuk pekerja dengan waktu 6 hari kerja 40 jam seminggu adalah 2 kali
…..upah sejam untuk 7 jam pertama. Karena kerja lembur dilakukan selama 7 jam, maka upah

3
…..lembur yang berhak diperoleh pekerja adalah 7x2x Rp 23.121,387 = Rp 323.699, 418.
…..(hns/hns)

Baca artikel detikfinance, "Cara Hitung Upah Lembur Karyawan Masuk Saat Libur Nasional"
selengkapnya https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6062761/cara-hitung-upah-
lembur-karyawan-masuk-saat-libur-nasional.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

4
PELAPORAN SPT TAHUNAN
Catat! WP Bisa Bebas dari Denda Meski Telat Lapor SPT Tahunan, Jika..
Yusuf Imam Santoso | Rabu, 04 Mei 2022 | 13:30 WIB
JAKARTA, DDTCNews - Ada sejumlah kondisi yang bisa membuat wajib pajak terbebas dari
pengenaan denda kendati terlambat melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan.
Sesuai dengan pasal 7 ayat (1) Undang-Undang (UU) Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP), penyampaian SPT yang terlambat akan dikenai sanksi administrasi berupa
denda.
Maksud pengenaan sanksi administrasi berupa denda adalah untuk kepentingan tertib
administrasi perpajakan. Skema kebijakan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kepatuhan
wajib pajak dalam memenuhi kewajiban menyampaikan SPT.
Baca Juga: Ingatkan Soal Omzet Tak Kena Pajak, DJP: Wujud Keberpihakan untuk UMKM
Untuk SPT tahunan PPh orang pribadi, denda dipatok senilai Rp100.000. Untuk SPT
tahunan PPh badan dipatok Rp1 juta. Selebihnya, ada SPT masa pajak pertambahan nilai
(PPN) dan SPT masa lainnya yang masing-masing memuat denda Rp500.000 dan
Rp100.000 jika terlambat disampaikan.
Kendati demikian, sanksi administrasi berupa denda itu tidak akan dikenakan untuk sejumlah
kondisi dari wajib pajak. Setidaknya ada 8 wajib pajak yang akan bebas dari denda jika
terlambat melaporkan SPT. Berikut perinciannya:
1. Wajib pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia;
2. Wajib pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas;
3. Wajib pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga negara asing yang tidak tinggal lagi
di indonesia;
4. Bentuk usaha tetap (BUT) yang tidak melakukan kegiatan lagi di indonesia;
5. Wajib pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belum dibubarkan sesuai
ketentuan yang berlaku;
6. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi;
7. Wajib pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dengan peraturan menteri
keuangan; atau
8. Wajib pajak lain yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan menteri keuangan.

Seperti diketahui, Ditjen Pajak (DJP) menegaskan batas akhir lapor SPT Tahunan 2021 untuk
wajib pajak badan tetap pada 30 April 2022, meski saat ini merupakan periode cuti bersama.

Baca Juga: Catat! Kondisi Ini Bisa Membuat SPT Dinyatakan Tak Lengkap oleh DJP

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas DJP Neilmaldrin Noor mengatakan tenggat waktu
tersebut sebagaimana diatur dalam peraturan terkait dan tetap mengikuti tenggat waktu
pelaporan SPT Tahunan pada tahun-tahun pajak sebelumnya yakni, per 30 April setelah tahun
pajak berakhir.

"Wajib pajak badan perlu mengingat lagi bahwa ada denda administrasi yang mengancam
apabila terlambat melaporkan SPT Tahunannya," ujar Neilmaldrin, dikutip pada Rabu
(4/5/2022). (sap)

Topik : SPT Tahunan, lapor SPT, Ditjen Pajak, formulir SPT, wajib pajak, SP2DK, EFIN, e-
SPT, e-Form, e-Filing

5
6

Anda mungkin juga menyukai