di Indonesia
Latar belakang berjalannya sistem kerja kontrak dan outsourcing di Indonesia tentu bukan tanpa
alasan.
Berawal dari dimulainya kebijakan perbaikan iklim investasi yang tujuannya ialah untuk
memperbaiki daya saing perusahaan yang sedang didera krisis ekonomi dengan mengurangi
pengeluaran di sisi ketenagakerjaan.
Bisa diperkirakan dari adanya tujuan awal tersebut, adanya kebijakan terkait sistem kerja kontrak
dan outsourcing tentunya akan lebih menguntungkan pihak perusahaan.
Walaupun selanjutnya banyak pendapat yang muncul dari kalangan pengusaha bahwa adanya
sistem kerja kontrak dan outsourcing juga diperlukan guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan terciptanya lapangan pekerjaan yang bisa dimasuki oleh para generasi
pekerja baru.
Baca juga: Berbagai Permasalahan dalam Sistem Kerja Kontrak dan Outsourcing di Indonesia
Dari situ, bisa kita tarik kesimpulan bahwa adanya sistem kerja kontrak dan outsourcing
memberikan dampak positif bagi perusahaan antara lain penurunan biaya tenaga kerja,
meningkatkan keuntungan perusahaan, meningkatnya kemampuan bersaing untuk perusahaan
dan bagi sumber daya manusia sebagai tenaga kerja perusahaan.
Sedangkan banyak kalangan buruh atau serikat pekerja yang menilai bahwa adanya sistem kerja
kontrak maupun outsourcing memberikan dampak yang kurang menguntungkan bagi buruh,
berikut ini adalah penjelasannya:
Belum lagi soal pesangon, sangat kecil kemungkinan pekerja kontrak untuk bisa mendapatkan
pesangon, karena tidak ada kewajiban bagi perusahaan untuk membayarkan pesangon kepada
pekerja dengan sistem kontrak (PKWT).
Pada praktiknya, perusahaan jadi cenderung eksploitatif karena adanya perbedaan hak yang
didapatkan oleh pekerja kontrak dan outsourcing, padahal dibandingkan dengan para pekerja
yang telah berstatus tetap, pekerja kontrak memiliki kewajiban pekerjaan yang sama, jam kerja
yang sama, dan bekerja di tempat yang sama pula.
Bahkan tidak jarang para pekerja kontrak dan outsourcing ini harus mengeluarkan biaya untuk
bisa memperoleh atau mempertahankan pekerjaannya tersebut.
Sumber:
https://shnajitama.wordpress.com/2011/05/05/sekilas-tentang-sistem-kerja-kontrak-dan-outsourcing-di-indonesia/
Jadi Total jam kerja dalam 1 bulan = 40 X 4,33= 173,33 dibulatkan menjadi 173 jam maka untuk
menghitung upah per jam yaitu upah perbulan / 173
Misal Upah jam sebulan Mr. James adalah Rp. 1.300.000,- maka upah se-jam Mr.James adalah
1.300.000 / 173 = 7.514.,5
Upah yang dijadikan patokan dalam penghitungan upah lembur adalah:
GP (gaji pokok) ditambah Tunjangan Tetap, sementara Tunjangan Tidak Tetap tidak bisa dipakai
sebagai dasar perhitungan upah lembur.
Untuk memudahkan perumusan maka secara simpel boleh kita rumuskan sbb:
L1 = 1,5 kali upah sejam
L2 = 2 kali upah sejam.
L3 = 3 kali upah sejam.
L4 = 4 kali upah sejam
Melihat rumusan diatas maka perhitungan upah lembur untuk yang hari kerjanya 6 hari dapat
dilihat sbb;
Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja maka perhitungannya adalah:
1 Jam pertama dihitung (L1), 6 jam berikutnya dihitung (L2)
Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi maka :
7 (tujuh) jam pertama dihitung (L2) jam ke 8 (delapan) dihitung (L3) dan jam ke 9 (sembilan) dst
dihitung (L4)
Sementara perhitungan upah lembur untuk yang hari kerjanya 5 hari dapat dilihat sbb;
Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja maka perhitungannya adalah:
1 Jam pertama dihitung (L1), jam berikutnya dihitung (L2)
Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi maka : 8
(delapan) jam pertama dihitung (L2) jam ke 9 (sembilan) dibayar (L3) dan jam ke 10 (sepuluh)
dst dihitung (L4)
Contoh penghitungan:
Gaji pokok James adalah Rp.1.250.000 tunjangan tetapnya sebesar Rp.50.000,-. James bekerja
dengan sistem 6 hari kerja. Bulan ini james lembur terusan (lembur pada hari kerja) sebanyak 3
hari masing-masing 4 jam, serta pada saat hari libur kerja james lembur 1 hari selama 10 jam!
Dari pernyataan tsb didapat:
L1 sebanyak 3 jam
L2 sebanyak 16 jam
L3 sebanyak 1 jam
L4 sebanyak 2 jam
Upah sejam james adalah = 1.300.000/173 = Rp.7.514,5
Dengan demikian maka:
L1 = 3 x 1.5 x 7.514,5 = 33.815,5
L2= 16 x 2 x 7.514,5 = 240.464,0
L3= 1 x 3 x 7.514,5 = 22.543.5
L4= 2 x 4 x 7.514,5 = 60.116,0
Jadi total upah lembur james adalah:
= L1 + L2 + L3 + L4
= 33.815,5 + 240.464,0 + 22.543,5 + 60.116,0
= Rp. 356.939,0
Demikian semoga bermanfaat, mohon dikoreksi bila ada kesalahan.
KHL , Kenaikan Upah Minimum
Besaran Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Jawa Barat untuk tahun 2011 ;
telah resmi diumumkan oleh Gubernur Jawa Barat :
Oleh : Bp. H.Ahmad Heryawan .
Hari /Tanggal : Jumat tanggal 19 Nopember 2010
Tempat : di Gedung Sate Bandung.
Keputusan besaran UMK Kab/Kota di Jawa Barat ini tertuang dalam
Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/Kep.1564-Bangsos/2010
tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Jawa Barat Tahun 2011.
UMK Kab/Kota tahun 2011 ini akan mulai berlaku pada tanggal 01 Januari 2011.
Dalam SK tsb ada 12 Kabupaten/Kota yang dinyatakan telah mencapai 100 % bahkan melebihi
standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL).
Kabupaten/Kota yang mencapai/melebihi KHL tsb adalah:
Kabupaten
Persentase (%)
Kabupaten Bandung
(101%),
Kabupaten Bandung Barat
(100,36%),
Kota Cimahi
(100%),
Kabupaten Sumedang
(100%),
Kabupaten Cianjur
(100,2%),
Kota Sukabumi
(101,52%),
Kabupaten Bogor
(100%),
Kota Cirebon
(100,03%),
Kabupaten Cirebon
(100%),
Kabupaten Indramayu
(100%),
Kota Bekasi
(100%),
Kabupaten Bekasi
(100%).
Sementara itu Kabupaten/Kota yang pencapaian KHL-nya dibawah 80% hanya satu yakni :
Kabupaten Subang
77,12%.
UMK Kabupaten Bekasi menjadi yang paling tinggi diantara Kab/Kota diJawa Barat lainnya
yakni ;
Rp 1.275.000 atau naik sebesar 10,05 % dari Rp 1.168.974 pada 2010.
Sementara yang paling rendah adalah ;
Kota Banjar dengan UMK Rp 732.000. Jumlah tersebut naik 6,12% dari Rp 689.800 pada tahun
2010
Berikut ini adalah rincian lengkap UMK Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2011:
Kabupaten / Kota
UMK
Capaian KHL %
Kota Bandung
Rp 1.188.435
95,61 %
Kab. Bandung
Rp 1.123.000
101 %
Kab.Bandung Barat
Rp 1.175.959
100,36 %
Kota Cimahi
Rp 1.172.485
100 %
Kab. Sumedang
Rp 1.110.130
100 %
Kab. Cianjur
Rp 810.500
100,2 %
Kab. Sukabumi
Rp 850.000
98,58 %
Kota Sukabumi
Rp 860.000
101,52 %
Kota Bogor
Rp 1.079.100
99 %
Kab Bogor
Rp 1.172.060
100 %
Kota Depok
Rp 1.243.552
94 %
Kab Majalengka
Rp 763.000
88,47 %
Kota Cirebon
Rp 923.000
100,03 %
Kab. Cirebon
Rp 906.190
100 %
Kab.Kuningan
Rp 749.000
92,63 %
Kab. Indramayu
Rp 944.190
100 %
Kab. Garut
Rp 802.000
85,90 %
Kota Tasikmalaya
Rp 865.000
96,30 %
Kab. Tasikmalaya
Rp 860.000
88,16 %
Kab. Ciamis
Rp 741.800
85 %
Kota Banjar
Rp 732.000
83,69 %
Kab Purwakarta
Rp 961.200
82,44 %
Kab Subang
Rp 791.200
77,12 %
Kab Karawang
Rp 1.159.000
88,11 %
Kota Bekasi
Rp 1.275.000
100 %
Kab. Bekasi
Rp 1.286.421
100 %
Orang sering berbicara tentang insentif
dan bonus, sebenarnya apa beda
keduanya?
Insentif itu diberikan untuk
merangsang agar seorang pekerja dapat berkinerja
dan bekerja lebih baik ke depannya. Karena itu,
pemberian insentif sudah seharusnya dikaitkan
dengan kinerja seseorang melalui SMK, atau
Karyawan bersama tenaga kerja mencari sendiri lokasi perumahan dan Pengembang/Developernya.
2.Apabila Perusahaan/Koperasi Karyawan dan tenaga kerja sepakat atas penawaran rumah oleh
Pengembang, maka Perusahaan/Koperasi karyawan membuat SURAT PERMOHONAN PUMP
(untuk memastikan adanya PUMP dari PT.JAMSOSTEK) yang dilampiri antara lain :
a.Formulir PUMP-1.
b.Formulir PUMP-2.
c.Formulir PUMP-3.
d.Formulir PUMP-4.
e.Surat Kuasa dari Pimpinan Perusahaan atau yang berwenang kepada Koperasi Karyawan
apabila yang mengajukan proposal PUMP dan menandatangani Perjanjian PUMP adalah
Koperasi Karyawan (dibuat sendiri oleh Perusahaan) dan disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku di perusahaan.
Khususnya perusahaan asing/PMA.
f.Foto copy KPJ, KTP, Kartu Keluarga
3.Kantor Cabang PT.JAMSOSTEK meneliti persyaratan dan kelengkapan proposal yang
diajukan Perusahaan/Koperasi karyawan serta konfirmasi ulang kepada Perusahaan/Koperasi
Karyawan atas pengajuan permohonan PUMP.
4.Apabila permohonan PUMP memenuhi persyaratan maka Kantor Cabang PT.JAMSOSTEK
wajib membuat Surat Persetujuan Prinsip-Formulir PUMP-5 kepada Perusahaan /Koperasi
Pekerja yang intinya agar menyampaikan copy SP3K atau Bukti Akad Kredit apabila tenaga
kerja yang mengajukan PUMP dinyatakan lulus seleksi KPR-Per-Bankan serta meminta
kelengkapan data (apabila ada data yang perlu dilengkapi),
dan apabila permohonan PUMP dianggap tidak memenuhi persyaratan, maka Kantor Cabang PT.
JAMSOSTEK membuat surat jawaban penolakan.
B. Tahap Proses Pencairan PUMP
Setelah masing-masing tenaga kerja dinyaakan lulus seleksi KPR-Perbankan, maka
Perusahaan/Koperasi Karyawan menyampaikan copy SP3K atau Bukti Akad Kredit, kepada
Kantor Cabang PT.JAMSOSTEK.
Atas dasar penyampain copy SP3K atau Bukti Akad Kredit oleh Perusahaan/Koperasi Karyawan,
maka Kantor Cabang PT.JAMSOSTEK melaorkan kepada Kantor Wilayah untuk ditetapkan
lebih lanjut dengan Surat Penetapan PUMP-Formulir PUMP-6.
Kantor Wilayah membuat Surat Penetapan PUMP-Formulir PUMP-6 berikut Lampiran
penetapan tenaga kerja yang mendapat PUMP Formulir 6a untuk dikirim ke Kantor Cabang
PT.JAMSOSTEK.
Anak ke
:
I/II/III **
Pendidikan
:
SD/SLTP/SLTA/Universitas**)
Kelas/Semester
:
Nama Sekolah
:
Alamat Sekolah
:
Sebagai bahan pendukung terlampir kami sampaikan:
Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku 2 lembar
Foto copy Kartu Keluarga/Akte Kelahiran 2 lembar
Foto copy Kartu Peserta Jamsostek (KPJ) 2 lembar
Foto copy rapor terakhir/transkrip 2 eksemplar (dilegalisir)9
Surat keterangan dari Kepala Sekolah yang bersangkutan dan copy 1 lembar
Surat Pernyataan Orang tua (bermaterai Rp.6.000,-) bahwa saat ini tidak berstatus sedang
menerima berasiswa dari instansi lain
CEK SALDO JAMSOSTEK
( http://www.jamsostek.co.id/members/register.php?tipeuser=K )
Informasi saldo Jaminan Hari Tua (JHT) Jamsostek biasanya dibagikan kepada setiap pekerja
setahun sekali, dengan sistim seperti itu pekerja sulit mendeteksi adanya kekeliruan setoran atau
update jumlah saldo JHT, karena harus menunggu waktu satu tahun.
Selain sekedar informasi, update saldo JHT juga diperlukan untuk memonitor kecurangan atau
kelalaian pengusaha, sehingga manakala iuran JHT tersebut tidak disetorkan pengusaha kepada
Jamsostek, maka pekerja dapat segera mengetahuinya.
Kini setiap pekerja dapat mengakses informasi JHT tersebut secara online, dimanapun dan
kapanpun.
Untuk mengakses info saldo JHT tersebut, kita harus memiliki account atau user ID di Situs
Jamsostek, jika belum memiliki account atau user ID, sebaiknya segera saja mendaftar/signup ke
situs jamsostek, tanpa mendaftar maka kita tidak bisa mengetahui data saldo JHT.
Gratis, Mudah dan cepat untuk mendaftar disitus Jamsostek tsb.
Berikut cara untuk mendaftarnya:
Apakah pendapatan mayoritas buruh indutri juga disurvey? Asumsi ini tidak bermaksud
melecehkan hasil survey BPS yang notabene adalah sebuah hasil kajian ilmiah yang dilakukan
oleh para ahli yang berkompeten, namun dalam kehidupan nyata para buruh nilai sebesar itu
masih merupakan mimpi dan angan-angan yang pada penghujung 2010 pun belum kesampaian.
Rilis BPS tersebut mempertunjukan kepada kita tentang kesenjangan (gap) yang teramat jauh
antara golongan karyawan dengan penghasilan teredah dengan karyawan golongan
berpenghasilan menengah dan golongan berpenghasilan atas. Ada yang menyentuh hati dari
rilis tersebut mengingat realitas yang ada untuk tahun 2010, upah minimum rata-rata propinsi di
Indonesia berada jauh dibawah Rp. 1 jt.
Selain itu bukan rahasia umum lagi bahwa pelaksanaan UMK tahun 2010 sangat jauh dari
harapan, UMK yang merupakan nilai minimal pelaksanaan upah (safety net), pada kenyataanya
dijadikan standar maksimal oleh perusahaan (UMK = upah pokok dan tunjangan lain-lain) disisi
lain banyak sekali perusahaan yang menangguhkan pelaksanaan upah minimum tersebut, bahkan
banyak pula yang tidak melaksanakan (melanggar ketentuan UMK), tak percaya? Anda boleh
search di google.
Mayoritas pekerja di Indonesia adalah kelas buruh industry/ buruh pabrik, buruh perkebunan dan
buruh kasar lainnya, dengan pembayaran upah yang mengacu pada UMK, jadi sulit
membayangkan dari manakah nilai rata-rata penghasilan terendah pekerja sebagaimana dirilis
BPS yang sebesar Rp. 21 jutaan / tahun atau Rp. 1.75 juta,- / bulan tersebut jika angka UMK-nya
saja rata-rata berada jauh dibawah Rp. 1 juta, itupun dengan banyak perusahaan yang melanggar.
Refleksi Nasib Buruh tahun 2010 dan Prediksi Nasib buruh di tahun 2011
Upah yang rendah, PHK sepihak, kontrak kerja yang tidak jelas, kriminalisasi perburuhan,
konflik antar serikat pekerja, hilangnya kebebasan berserikat dan berorganisasi, upah lembur
yang seenaknya, hilangnya berbagai tunjangan, penyiksaan TKI dll rupanya masih menjadi menu
utama bagi buruh di tahun 2010.
Persoalan-persoalan tersebut yang seharusnya menjadi tanggungjawab utama pemerintah, tidak
pernah dapat diatasi oleh pemerintah dengan baik. Walaupun pada realitanya tingkat
unjukrasa/demo buruh yang massiv pada tahun 2010 cenderung menurun dari tahun-tahun
sebelumnya, namun bukan berarti persoalan buruh juga menurun, buruh merasa kondisinya
belum tepat untuk melakukan aksi yang besar-besaran, hal ini disebabkan karena perilaku elit-elit
penguasa diberbagai lembaga negara yang berkompeten dengan buruh cenderung ndableg,
kebal aksi, menerapkan prinsip anjing menggonggong kafilah tetap berlalu, kalaupun ada yang
masuk kuping kanan akan segera dikeluarkan di kuping kiri. Saat ini buruh lebih cenderung
menerima kenyataan, menelan pil pahit, namun tetap dengan dendam dan keinginan yang
membara di dalam dada, yang suatu saat bakal dilampiaskan.
Tahun 2010, Dalam kaitannya dengan pemilihan kepala daerah (Pilgub, Pilbup, Pilwalkot),
tingkat partisipasi dan pemahaman buruh tentang hak-hak politiknya memang cukup meningkat,
mungkin karena belajar dari pengalaman tahun tahun sebelumnya, namun sayang partisipasi dan
pemahamannya tersebut mayoritas masih diimplementasikan kedalam bentuk dukung
mendukung kandidat tertentu. Komunitas buruh terus diburu untuk diraih suaranya, bukan
aspirasinya, beberapa aktivis buruh bahkan ikut berbaur terlibat dalam event tersebut, walaupun
pada akhirnya dukungan dan keterlibatannya dalam pilkada tersebut berakhir sia-sia.
Refleksi Kebijakan Ketenagakerjaan
Tahun 2010, produk negeri Cina membanjiri pasar pasar di Indonesia. Hal ini sebagai dampak
dari dilaksanakannya perjanjian ACFTA. Produk China dapat masuk ke Indonesia tanpa
dikenakan tarif. Banyak perusahaan local yang kolap tidak mampu bersaing dengan produk Cina
tersebut terutama produk sektor tekstil, Sandang dan Kulit, padahal pada sektor inilah yang
menyerap jumlah tenaga kerja yang paling banyak, akibatnya banyak buruh yang terpaksa dirumahkan bahkan di PHK.
Dalam penentuan UMK, patokan yang dijadikan acuan adalah standar KHL, namun sama seperti
tahun-tahun sebelumnya standar KHL yang dijadikan pijakan masih sarat dengan kompromi dan
kolusi, Nominal KHL rata-rata masih berkutat di kisaran Rp. 800 rb Rp. 1.3 jt, sedangkan
dalam kehidupan nyata standar kebutuhan hidup yang dianggap layak bagi seorang buruh sudah
lebih dari Rp. 2 jt.
Sebagaimana yang disyaratkan dalam peraturan perundangan bahwa upah diupayakan mencapai
100% dari KHL, maka pengusaha dan pemerintah seolah berusaha menekan angka KHL
seminimal mungkin. Penentuan standar KHL di tahun 2010 masih jauh dari standar untuk
hidup layak, begitupun untuk tahun 2011, walaupun secara hitung-hitungan ada beberapa daerah
kab/kota yang UMK-nya melebihi dari 100% KHL.
Program penciptaan lapangan kerja baru adalah salah satu isu favorit calon-calon para kepala
daerah saat kampanye, setelah dilantik para kepala daerah ini seolah berlomba dengan janjinya
tersebut. Contohnya adalah di Jawa Barat, sebagaimana diketahui bahwa Gubernur Jawa Barat
Ahmad Heryawan pernah berkampanye akan menciptakan 1 juta lapangan kerja baru.
Sejak dilantik pada tahun 2008 hingga tanggal 23 oktober 2010, menurut Kepala Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Jabar, Mustopa Djamaluddin telah tercapai
kesempatan kerja bagi 1.063.302 orang terdiri atas antarkerja lokal (AKL) 841.894 orang,
antarkerja antardaerah (AKAD) 14-934 orang, dan antarkerja antarnegara (AKAN) 206.474
orang (sumber : Pikiran Rakyat 26/10/2010).
Namun percaya atau tidak, jika jumlah orang yang di-rumahkan dan di-PHK di Jawa Barat sejak
beliau dilantik hingga pada tahun 2010 ini menurut perhitungan penulis, telah mencapai lebih
dari 1 juta orang pula. Data dari PT. Jamsosek Kanwil IV menunjukan bahwa untuk semester
pertama di tahun 2010 saja PT.Jamsostek Kanwil IV telah mengeluarkan santunan JHT untuk
sebanyak 269.647 orang dengan nilai santunan sebesar Rp.832 milyar, serta terjadi peningkatan
peserta yang non aktif sebanyak 730.839 orang dari 4.062.004 orang di tahun 2009 menjadi
4.792.843 orang ditahun 2010 semester 1, hal ini meng-indikasikan bahwa telah terjadi proses
PHK yang cukup tinggi di Jawa Barat.
Jadi pada intinya mengangkat atau menciptakan peluang kerja baru adalah baik, namun harus
pula diberikan tingkat kesejahteraan yang baik bagi para buruh yang dalam status bekerja
Prediksi Nasib Buruh di Tahun 2011
Sulit rasanya bagi buruh pada tahun 2011 mendatang untuk bangkit dari keterpurukan. Masih
carut marutnya tatanan politik, perilaku penguasa dan perilaku pemimpin-pemimpin buruh
menjadikan tahun 2011 adalah tahun yang sama kelamnya dengan tahun sebelumnya.
Tulisan ini tidak bermaksud untuk membuat buruh jadi pesimis, namun sebaliknya ingin
menyadarkan bahwa inilah realita yang ada. Pemerintah yang mempunyai peran sebagaimana
amanat perundang-undangan selaku pengawas, mediator, fasilitator dsb cenderung berpihak
kepada kelompok pengusaha pemilik modal. Sementara buruh dibiarkan tanpa masa depan yang
jelas.
Rasa solidaritas dan persatuan yang massiv diantara buruh adalah satu-satunya jalan keluar dari
cita-cita bersama buruh, Buruh harus berjuang sendiri menggapai cita-citanya yakni mencapai
buruh yang sejahtera.
Tahun 2011, Buruh dan serikat-serikat buruh/pekerja haruslah bersatu dalam satu flatform dan
perjuangan yang sama, tidak mudah terkotak-kotak dalam wadah yang mudah diadu-adukan hal
ini bisa diawali menumbuhkan kesadaran bahwa perjuangan buruh dibelahan dunia manapun
adalah sama, kemudian melakukan konsolidasi bersama antar antar serikat buruh dengan
melakukan aksi-aksi massa bersama, identifikasi problem bersama, menganalisa isu-isu dan
kepentingan bersama, meraih dukungan dan simpati masyarakat luas secara bersama dll.
Jika ditahun 2011 seluruh komunitas buruh dapat bersatu dan berjuang dalam satu faltform yang
sama, maka bukan tidak mungkin tahun 2011 adalah tahun kebangkitan bagi buruh di Indonesia,
SEMOGA
Bantuan Modal Usaha dalam kemitraan Ketenaga kerjaan
Selain program PUMP dan DPKP, PT.Jamsostek sebagai bentuk tanggungjawab sosial korporasi
(CSR) PT. Jamsostek juga membuat program kemitraan dengan UMKM, yakni dengan
memberikan pinjaman lunak bantuan permodalan usaha.
Nah, Bagi buruh yang belum tahu, mungkin ini adalah solusi atas krisis keuangan usaha yang
anda hadapi saat ini PT Jamsostek mempunyai program pinjaman lunak yang disebut dengan
program Kemitraan. Program ini ditujukan untuk bantuan modal usaha kecil/ mikro dengan
bunga 6% flat or 12% efektif, dan masa kredit selama 3 tahun.
Kriteria usaha yang dapat mengajukan adalah usaha yang telah berjalan selama 1 th, bukan
merupakan anak atau cabang perusahaan yg berafiliasi baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan usaha lain, asset yang dimiliki maksimal adalah 200 juta (diluar tanah dan
bangunan), dan omset tahunan maksimum adalah 1 miliar.
Untuk prosedur pengajuannya dapat dilakukan dengan mengirimkan proposal permohonan
pinjaman langsung ke kantor cabang PT. Jamsostek (Persero) setempat, Cq. bagian program
khusus / pemasaran.
Sumber : Sumber : http://www.jamsostek.co.id/
Anda dapat menambahkan HTML serta atribut-atribut berikut:
Wassalam
Tanya Jawab seputar Upah Minimum di Indonesia
Adakah sebuah legislasi yang terpisah bagi upah minimum di negara anda?Apakah hanya ada
satu atau beberapa upah minimum yang ditetapkan melalui Undang-undang?Jika Ya, di tingkat
mana upah minimum tersebut ditetapkan?Atas dasar apa Upah Minimum dihitung?Jika upah
minimum di dasarkan mingguan/bulanan, apakah hal itu didasarkan jumlah jam kerja yang tetap?
Apakah perwakilan lembaga pemerintah, pengusaha dan atas Serikat Buruh/Pekerja terlibat
dalam penetapan upah minimum (jika mungkin diterapkan per provinsi)?Bagaimana penyesuaian
Upah Minimum diputuskan?Apa saja komponen-komponen Upah Minimum di Indonesia?
Seberapa sering komponen tetap Upah Minimum diperbaharui?Apa yang menjadi patokan dasar
perhitungan Upah minimum?Berapa batas kemiskinan nasional? (dalam Rp)Berapa batas
kemiskinan nasional?(dalam Rp)Berapa besar pelaksanaan Upah Minimum dalam angkatan kerja
national (hanya yang mendapatkan upah)?Bagaimana pengaduan Upah Minimum diatur?Sanksi
hukum apa yang diterapkan berkenaan dengan pengaduan?Apa sanksi sering di terapkan?Apakah
perwakilan Serikat Buruh dan/atau Pengusaha terlibat dalam Prosedur Pengaduan?Kepada
Siapa/Dimana pekerja dapat mengadu, Jika mereka merasa mendapatkan upah dibawah Upah
Minimum?
Indonesia tidak memiliki satu Undang-Undang yang khusus mengatur mengenai Upah kecuali
ketentuan dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 pasal No. 88, 89 dan 90. Akan tetapi,
Indonesia memiliki Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan (PP
Pengupahan) dimana Peraturan tersebut menggantikan Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1981
tentang Perlindungan Upah. PP Pengupahan memperkenalkan formula baru untuk menghitung
kenaikan upah minimum setiap tahun, dimulai pada tahun 2016. Dalam PP itu disebutkan, bahwa
kebijakan pengupahan diarahkan untuk pencapaian penghasilan yang memenuhi penghidupan
yang layak bagi Pekerja/Buruh.
Pengenalan formula harus membawa kepastian perhitungan upah minimum dan membantu
menciptakan iklim usaha yang dapat diandalkan. Rumus akan dilaksanakan sedemikian rupa
untuk menjaga daya beli tenaga kerja sejalan dengan inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
asumsi bahwa tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 adalah sebesar 5 persen,
maka upah minimum 2016 akan meningkat sebesar 10 persen.
Juga akan ada penyesuaian indeks kebutuhan hidup layak (KHL) setiap lima tahun, yang
ditentukan oleh Dewan Pengupahan Provinsi dan Kabupaten/Kota, yang terdiri dari wakil-wakil
dari pemerintah daerah, asosiasi pengusaha dan serikat buruh.
Provinsi, Kabupaten/Kotamadya yang mengatur tingkat upah minimum mereka di bawah
kebutuhan biaya hidup minimum (KHL) harus melakukan penyesuaian dalam waktu empat
tahun setelah peraturan tersebut berlaku.
Rp. 312,328 (Perkotaan + Pedesaan) Informasi terhadap standar kebutuhan hidup diperoleh
melalui survey yang dilaksanakan setiap bulan oleh dewan pengupahan.
inShare
Dibaca: 49552
<a href='http://ads.hukumonline.com/www/delivery/ck.php?
n=a7f4a8ee&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img
src='http://ads.hukumonline.com/www/delivery/avw.php?
zoneid=60&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a7f4a8ee' border='0' alt=''
/></a>
Pertanyaan :
Apakah Upah Minimum sama dengan Upah Pokok?
Di dalam UU No. 13 Th. 2003 Pasal 94 disebutkan bahwa: "Dalam hal komponen upah terdiri
dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya upah pokok sedikit-sedikitnya 75% dari
jumlah upah pokok dan tunjangan tetap." Pertanyaan saya adalah: 1. Apakah pengertian dari
upah pokok tersebut adalah UMP? 2. Apabila ya, Peraturan No. berapakah yang menunjang hal
tersebut? Sekian dan terima kasih.
Jawaban :
Artikel di bawah ini adalah pemutakhiran dari artikel dengan judul Komponen
Upah yang dibuat oleh Shanti Rachmadsyah, S.H. dan pertama kali dipublikasikan
pada Selasa, 23 Maret 2010.
Intisari:
Ini artinya, komponen UMP bisa hanya berupa upah pokok, tetapi bisa juga upah pokok
termasuk tunjangan tetap.
Ulasan:
Guna menjawab pertanyaan Anda, mari kita simak terlebih dahulu bunyi Pasal 94
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU
Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka
besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari
jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.
Pertama-tama perlu diketahui apa saja komponen upah. Upah itu terdiri atas komponen: 2
[2]
a. Upah tanpa tunjangan;
b. Upah pokok dan tunjangan tetap; atau
c. Upah pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap.
Apa yang dimaksud dengan upah pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap?
- Upah pokok adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada Pekerja/Buruh menurut
tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.3[3]
- Tunjangan tetap adalah pembayaran kepada Pekerja/Buruh yang dilakukan secara
teratur dan tidak dikaitkan dengan kehadiran Pekerja/Buruh atau pencapaian prestasi
kerja tertentu.4[4]
- Tunjangan tidak tetap adalah suatu pembayaran yang secara langsung atau tidak
langsung berkaitan dengan Pekerja/Buruh, yang diberikan secara tidak tetap untuk
Pekerja/Buruh dan keluarganya serta dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak
sama dengan waktu pembayaran Upah pokok, seperti tunjangan transport dan/atau
tunjangan makan yang didasarkan pada kehadiran.5[5]
Oleh karena itu, jika di perusahaan tempat Anda bekerja membagi upah pekerja
berdasarkan komponen upah pokok dan tunjangan tetap, maka berlaku Pasal 94 UU
Ketenagakerjaan di atas.
2
3
4
5
Lalu apakah yang dimaksud dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah upah pokok?
UMP tidak selalu sama dengan upah pokok, melainkan upah secara keseluruhan.
Dasar hukum:
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.
upah minimum
upah kerja lembur
upah tidak masuk kerja karena berhalangan
upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya;
upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;
bentuk dan cara pembayaran upah
denda dan potongan upah;
hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;
struktur dan skala pengupahan yang proporsional;
upah untuk pembayaran pesangon; dan
upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
Komponen upah sendiri terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap, maka besarnya upah pokok
sedikit-dikitnya 75% dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap (Pasal 94
UU No. 13/2003).
UMP tidak sama dengan upah pokok, melainkan upah secara keseluruhan. Jadi, benar bahwa
UMP yang diberikan oleh pengusaha/perusahaan merupakan jumlah keseluruhan upah yang
dibawa pulang pekerjanya, atau dikenal dengan istilah take home pay. Total upah yang dibawa
pulang (take home pay) pekerja tersebut dapat terdiri dari komponen upah pokok, tunjangan
tetap, dan tunjangan tidak tetap.
Apa yang dimaksud dengan pemberian upah?
Pemberian Upah merupakan suatu imbalan/balas jasa dari perusahaan kepada tenaga kerjanya
atas prestasi dan jasa yang disumbangkan dalam kegiatan produksi. Upah kerja yang diberikan
biasanya tergantung pada:
Biaya keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya
Peraturan perundang undangan yang mengikat tentang Upah Minimum Regional (UMR)
Kemampuan dan Produktivitas perusahaan
Jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi.
Perbedaan jenis pekerjaan
Kebijakan komponen gaji/upah ditetapkan oleh masing-masing perusahaan. Yang jelas, gaji tidak
boleh lebih rendah dari Upah Minimum Propinsi (UMP) yang ditetapkan pemerintah.
1. Upah Pokok: adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau
jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
2. Tunjangan Tetap: adalah suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan
yang diberikan secara tetap untuk pekerja dan keluarganya serta dibayarkan dalam satuan
waktu yang sama dengan pembayaran upah pokok, seperti Tunjangan Isteri; Tunjangan
Anak; Tunjangan Perumahan; Tunjangan Kematian; Tunjangan Daerah dan lain-lain.
Tunjangan Makan dan Tunjangan Transport dapat dimasukan dalam komponen tunjangan
tetap apabila pemberian tunjangan tersebut tidak dikaitkan dengan kehadiran, dan
diterima secara tetap oleh pekerja menurut satuan waktu, harian atau bulanan.
3. Tunjangan Tidak Tetap adalah suatu pembayaran yang secara langsung atau tidak
langsung berkaitan dengan pekerja, yang diberikan secara tidak tetap untuk pekerja dan
keluarganya serta dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak sama dengan waktu
pembayaran upah pokok, seperti Tunjangan Transport yang didasarkan pada kehadiran,
Tunjangan makan dapat dimasukan ke dalam tunjangan tidak tetap apabila tunjangan
tersebut diberikan atas dasar kehadiran (pemberian tunjangan bisa dalam bentuk uang
atau fasilitas makan).
Apa ada Undang Undang yang mengatur mengenai Tunjangan pekerja?
Ada Tunjangan yang diatur ada juga yang tidak. Undang Undang tidak mengatur mengenai
tunjangan tidak tetap (tunjangan makan, transportasi, dll). Kebijakan mengenai tunjangan jenis
ini, tergantung perusahaan masing-masing. Untuk Tunjangan Kesejahteraan/Kesehatan, dalam
UU no 13 pasal 99 mengatur adanya Jaminan Sosial untuk para pekerja.
Adapula Tunjangan Hari Raya (THR), pemberian THR Keagamaan bagi pekerja di perusahaan
diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER.04/MEN/1994 tentang
Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan Bagi Pekerja di Perusahaan. Menurut peraturan
tersebut, pengusaha diwajibkan untuk memberi THR Keagamaan kepada pekerja yang telah
mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan atau lebih secara terus-menerus. Pekerja yang bermasa
kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, mendapat THR minimal satu bulan gaji.
Sedangkan Pekerja/buruh yang bermasa kerja tiga bulan secara terus-menerus tetapi kurang dari
12 bulan, mendapat secara proporsional, yaitu dengan menghitung masa kerja yang sedang
berjalan dibagi 12 (dua belas) bulan dikali satu bulan upah.
Apa yang dimaksud dengan tunjangan keahlian?
Tunjangan keahlian merupakan salah satu bentuk tunjangan yang diterimakan kepada pekerja
berkenaan dengan posisi, kondisi atau suatu penilaian tertentu, bisa dalam bentuk uang, dan
dapat berbentuk natura. Tunjangan tersebut, adalah bagian dari komponen upah disamping upah
pokok dan pendapatan non-upah, seperti: fasilitas, bonus dan/atau THR.
Tunjangan keahlian diklasifikasikan tunjangan tetap karena dibayarkan secara teratur bersamaan
dengan upah pokok sesuai dengan jenjang keahlian dan kompetensi serta profesionalisme
seseorang pekerja. Sebab, menurut ketentuan Pasal 18 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) UU No.
13/2003, seseorang pekerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi (sesuai dengan keahlian
dan profesionalismenya) yang diperoleh melalui sertifikasi kompetensi kerja atau melalui
pengalaman kerja.
Dengan demikian, bagi pekerja yang memiliki suatu keahlian atau kompetensi tertentu,
disamping berhak atas pengakuan kompetensi sesuai keahliannya, juga dengan sendirinya berhak
memperoleh hadiah berupa tunjangan keahlian.
Berapa besaran dan apa tolok ukur untuk menentukan tunjangan keahlian tersebut ?
Tidak ada pengaturannya dalam peraturan perundang-undangan. Sepanjang tidak melanggar
prinsip-prinsip kebijakan pengupahan, besaran dan tolok ukur penentuan tunjangan (termasuk
tunjangan keahlian) merupakan domain para pihak untuk mengaturnya atau memperjanjikan
secara sukarela berdasarkan atas azas kebebasan berkontrak dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
Apa saja yang dimaksud dengan pendapatan non-upah?
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. SE-07/MEN/1990
Tahun 1990 tentang Pengelompokan Komponen Upah Dan Pendapatan Non Upah, komponen
pendapatan non upah adalah sebagai berikut ini:
1. Fasilitas: adalah kenikmatan dalam bentuk nyata/natura yang diberikan perusahaan oleh
karena hal-hal yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja,
seperti fasilitas kendaraan (antar jemput pekerja atau lainnya); pemberian makan secara
cuma-cuma; sarana ibadah; tempat penitipan bayi; koperasi; kantin dan lain-lain.
2. Bonus: adalah bukan merupakan bagian dari upah, melainkan pembayaran yang diterima
pekerja dari hasil keuntungan perusahaan atau karena pekerja menghasilkan hasil kerja
lebih besar dari target produksi yang normal atau karena peningkatan produktivitas;
besarnya pembagian bonus diatur berdasarkan kesepakatan.
3. Tunjangan Hari Raya (THR), Gratifikasi dan Pembagian keuntungan lainnya.
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,
termasuk:
a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun,
atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini
Jadi, perusahaan wajib melakukan pemotongan pajak penghasilan dari gaji kotor karyawannya.
Jumlah pajak penghasilan yang harus dipotong, besarnya tergantung dari :
Jumlah penghasilan kotor karyawan
Status perkawinan (single, menikah, jumlah anak)
Adanya penghasilan yang tidak boleh dikenakan pajak penghasilan
Tarif pajak yang berlaku
2. Pemotongan Pembayaran Iuran Jaminan Sosial (Asuransi kesehatan, jaminan pensiun, dll)
Pemotongan upah pekerja karena suatu pembayaran terhadap negara atas iuran
keanggotaan/peserta untuk suatu dana yang menyelenggarakan jaminan sosial dan ditetapkan
dengan peraturan perundang-undangan, maka secara hukum pemotongan tersebut merupakan
kewajiban dari pekerja (Pasal 22 ayat 2 PP No. 8 Tahun 1981).
3. Pemotongan Lainnya
Pemotongan upah karena absen tanpa alasan yang jelas
Secara hukum, apabila pekerja tidak bekerja, maka upah tidak dibayar (Pasal 93 ayat 1 UU
No.13/2003). Namun, pemotongan upah pekerja yang tidak masuk kerja tidak dapat dilakukan
begitu saja, karena berdasarkan Undang-Undang 13 tahun 2003, pekerja dilindungi haknya untuk
mendapatkan upah penuh untuk hari atau hari-hari ia tidak masuk bekerja, antara lain dalam hal
pekerja tidak masuk kerja karena sakit, menjalani cuti yang merupakan haknya, menikah,
menikahkan anaknya, sedang haid bagi pekerja perempuan, atau ada anggota keluarga (orang
tua, mertua, keluarga dalam satu rumah) meninggal dunia.
Pemotongan upah karena pekerja melakukan pelanggaran
Pemotongan upah mengenai denda atas pelanggaran yang dilakukan pekerja dapat dilakukan
apabila hal tersebut diatur secara tegas dalam suatu perjanjian tertulis atau perjanjian perusahaan
(Pasal 20 ayat 1 PP No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah)
Pemotongan upah karena membayar cicilan
Cicilan ini bisa mencakup berbagai hal seperti membayar cicilan rumah, cicilan mobil, dsb.
Upah tidak perlu dibayarkan bila pekerja tidak melakukan pekerjaan, kecuali dalam
situasi tertentu. Dalam situasi apa saja pengusaha tetap wajib memberikan gaji/upah?
Pekerja perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnyasehingga tidak
dapat melakukan pekerjaan
Pekerja bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha tidak
mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya
dapat dihindari pengusaha
Apakah kita bisa mengajukan keluhan terhadap perusahaan yang terlambat membayar
upah tiap bulannya atau bila kita tidak mendapat upah seperti yang dijanjikan?
Tentu saja bisa. Dalam pasal 95 Undang Undang Nomor 13 ditulis bahwa penguasaha yang
karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan pembayaran upah,
dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari upah pekerja.
Gaji/ Upah adalah hak pekerja, kita berhak menanyakan ke bagian manajemen sumber daya
manusia (HRD) mengenai upah. Jika negosiasi penyelesaian masalah dengan pihak HRD tidak
berhasil, kita bisa melaporkan perusahaan ke polisi/ Departemen Tenaga Kerja. Pasal 169
Undang-Undang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa pekerja bisa mengajukan permintaan resmi
kepada pemerintah untuk mendapatkan penetapan terhadap berbagai perselisihan industri
mengenai pemutusan hubungan kerjanya dengan pengusaha ketika pengusaha tidak membayar
upahnya pada waktu yang disepakati selama tiga bulan berturut-turut atau lebih.
Apakah saya tetap mendapat upah apabila saya tidak masuk kerja karena melakukan
pernikahan?
Ya, pekerja tetap berhak mendapatkan upah apabila tidak masuk kerja karena sakit, menikah,
menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, istri melahirkan, atau ada anggota
keluarga yang meninggal.
Untuk perhitungan upah berbayar saat sakit bisa Anda lihat di Pertanyaan mengenai Pekerja
Yang Sakit dan perhitungan upah berbayar saat sakit bisa Anda lihat di Seputar Cuti Tahunan
Dalam pasal 93 ayat 4 UU no.13/2003 tentang Tenaga Kerja, upah tidak masuk kerja karena
halangan adalah sebagai berikut :
Suami/istri, orang tua/mertua, anak atau menantu meninggal dunia, dibayar untuk 2 (dua)
hari
Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk 1 (satu) hari.
Pengaturan pelaksanaan tentang upah tidak masuk kerja karena berhalangan ditetapkan dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama (PKB).
Saya bekerja di perusahaan asing. Bagaimana tata cara pembayaran upah apabila gaji
yang saya terima dalam bentuk mata uang asing?
Apabila upah ditetapkan dalam mata uang asing, maka pembayaran dilakukan berdasarkan kurs
resmi pada hari dan tempat pembayaran.
Apabila pekerja melanggar peraturan perusahaan yang ada, apakah juga dikenakan
denda/pemotongan upah?
Dalam pasal 95 UU no 13/2003 tentang Tenaga Kerja, pemerintah mengatur pengenaan denda
kepada perusahaan dan/atau pekerja dalam pembayaran upah.
Perusahaan dapat mengenakan denda kepada pekerja yang melakukan pelanggaran, sepanjang
hal itu diatur dalam secara tegas dalam suatu perjanjian tertulis/peraturan perusahaan. Besarnya
denda untuk setiap pelanggaran harus ditentukan dan dinyatakan dalam perjanjian
tertulis/peraturan perusahaan.
Apabila untuk satu perbuatan sudah dikenakan denda, perusahaan dilarang untuk menuntut ganti
rugi terhadap pekerja yang bersangkutan. Ganti rugi dapat diminta oleh perusahaan dari pekerja,
apabila terjadi kerusakan barang/kerugian lainnya baik milik perusahaan maupun milik pihak
ketiga oleh pekerja karena kelalaian/kesengajaan. Ganti rugi harus diatur terlebih dahulu dalam
perjanjian tertulis/peraturan perusahaan dan setiap bulannya tidak boleh lebih dari 50% dari upah
Denda yang dikenakan oleh perusahaan kepada pekerja tidak boleh dipergunakan untuk
kepentingan pengusaha atau orang yang berwenang untuk menjatuhkan denda tersebut.
Sumber:
Indonesia. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja.
Indonesia. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER.04/MEN/1994 tentang
Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan Bagi Pekerja di Perusahaan
Indonesia. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. SE-07/MEN/1990 Tahun
1990 tentang Pengelompokan Komponen Upah Dan Pendapatan Non Upah
Rekson Silaban, Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia dan anggota Dewan Pengawas
ILO
Markus Sidauruk, Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia dan anggota Dewan
Pengupahan Nasional
Anda mengalami masalah dengan gaji, tunjangan dan upah kerja? Isi Formulir Pengaduan , kami
akan mengumpulkan dan meneruskan aspirasi Anda ke pihak yang berwenang
Pertanyaan :
Persentase Minimal Upah Pokok
Apa maksud dari ketentuan pasal 94 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang
bunyinya, upah pokok 75 persen dari upah pokok dan tunjangan tetap? Dan undang-undang
mana saja yang terkait dengan pasal ini? Terima kasih.
Jawaban :
Artikel di bawah ini adalah pemutakhiran dari artikel dengan judul sama yang
dibuat oleh Diana Kusumasari, S.H., M.H. dan pertama kali dipublikasikan pada
Selasa, 12 April 2011.
Intisari:
Maksud dari Pasal 94 UU Ketenagakerjaan adalah upah yang diterima (100 %) = upah
pokok (setidaknya/sedikit-dikitnya 75 %) + tunjangan tetap (paling banyak 25 %).
Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.
Ulasan:
1.
Pertama-tama perlu diketahui apa saja komponen upah. Upah itu terdiri atas
komponen:7[1]
a. Upah tanpa tunjangan;
b. Upah pokok dan tunjangan tetap; atau
c. Upah pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap.
Penjelasan:
- Upah pokok adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada Pekerja/Buruh
menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan
kesepakatan.8[2]
7
8
Ketentuan ini juga dituangkan kembali dalam Pasal 5 ayat (2) PP Pengupahan yang
menyatakan bahwa dalam hal komponen Upah terdiri dari Upah pokok dan tunjangan
tetap, besarnya Upah pokok paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah
Upah pokok dan tunjangan tetap.
Jadi, besaran persentase upah pokok tidak boleh kurang dari 75 persen dari total jumlah
upah yang diterima (upah pokok ditambah dengan tunjangan tetap).
Contoh
Sebuah perusahaan X memberlakukan upah dengan komponen yang terdiri dari upah
pokok dan tunjangan tetap. A yang bekerja di perusahaan X memperoleh upah sebesar
Rp. 5.000.000/bulan dengan komponen:
Upah pokok
: Rp. 3.750.000
Tunjangan tetap
: Rp. 1.250.000
Perhitungan komponen upah seperti dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan
karena upah pokoknya adalah 75% dari upah yang seharusnya diterima oleh pekerja
(upah pokok + tunjangan tetap).
9
10
2.
Dasar hukum:
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.
Permen No. 1 tahun 1999 ayat 1 tentang pengertian upah minimum (ini sudah
jelas):
Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok
termasuk tunjangan tetap.
pengertian termasuk tunjangan tetap itu adalah jika upah komponennya terdiri dari
upah pokok (basic salary + tunjangan tetap).
jika hanya upah pokok saja (tanpa ada tunjangan) istilah lain : All In, maka upah
pokok itu tidak boleh juga dibawah UMR.
UMR dari gaji kotor adalah pembayaran yang diberikan dari perusahaan kepada
karyawan sebagai kompensasi kerjanya dan diperhitungkan berikut tunjangantunjangan karyawan, seperti uang makan, transport, kesehatan, dan lain-lain. UMR
ini disebut gaji kotor karena gaji pokoknya sudah termasuk dengan tunjangan
tersebut, sehingga ketika diperhitungkan dengan potongan tunjangan tersebut
maka net yang
1.
didapat menjadi kecil. Biasanya perhitungan gaji kotor sebagai UMR digunakan
oleh badan usaha menengah ke bawah, seperti toko, warnet, rumah makan, dsb.
1.
UMR dari gaji bersih adalah pembayaran yang diberikan dari perusahaan kepada
karyawan sebagai kompensasi kerjanya, tetapi tidak termasuk tunjangan-tunjangan
karyawan, seperti uang makan, transport, kesehatan, dan lain-lain. UMR ini disebut
gaji bersih karena gaji pokoknya tidak termasuk tunjangan karyawan, sehingga
kalau diperhitungkan dengan tunjangan maka besar gaji yang diterima karyawan di
atas UMR. Perhitungan gaji bersih sebagai UMR biasanya digunakan oleh badan
usaha menengah ke atas, seperti Perusahaan Telekomunikasi, Perbankan,
Departemen Store, dsb.
Apakah gaji yang diterima setiap bulan/take home pay (gaji pokok + tunjangan
tetap + tunjangan tidak tetap) setara dengan Upah Minimum?
TIDAK. Apabila kita merujuk ke Pasal 94 Undang-Undang (UU) no.13 tahun 2003
tentang Tenaga Kerja, komponen Upah Minimum hanya terdiri dari gaji pokok dan
tunjangan tetap. Tunjangan tidak tetap tidak termasuk dalam komponen Upah
Minimum. Besarnya gaji pokok sekurang-kurangnya harus sebesar 75 % dari jumlah
Upah Minimum.
1.
UPAH MINIMUM = GAJI POKOK (75% dari Upah Minimum) + TUNJANGAN TETAP
(25% dari Upah Minimum).
Contoh : Upah Minimum Provinsi Jakarta sebesar Rp. 1.529.150. Apabila Anda
bekerja di DKI Jakarta, perusahaan dilarang membayar pekerja tersebut dengan
upah yang lebih rendah dari Rp 1.529.150. Perusahaan juga harus memberikan gaji
pokok sekurang-kurangnya 75% dari Rp. 1.529.150 yakni sebesar Rp. 1.146.862.
Jadi apabila gaji keseluruhan Anda Rp. 1.600.000 (yang notabene lebih besar dari
UMP Jakarta) akan tetapi gaji pokok Anda hanya sebesar Rp. 900.000 (kurang dari
75% UMP Jakarta) maka Anda telah dibayar dibawah Upah Minimum DKI Jakarta
1.
Pada prakteknya, sering kali jumlah tunjangan menjadi lebih besar dari gaji pokok
yang diterima oleh seorang pekerja. Karena tunjangan yang diberikan besar maka
jumlah gaji keseluruhan (take home pay) dirasa telah melebihi upah minimum,
padahal upah minimum hanya terdiri dari gaji pokok + tunjangan tetap saja.
dr :berbagai sumber