Waktu kerja
Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam
kerja yaitu 40 jam dalam 1 minggu. Apabila melebihi dari
ketentuan jam kerja tersebut, maka waktu kerja bisa dianggap
masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga pekerja berhak atas
upah lembur. Ada pula pekerjaan-pekerjaan tertentu yang harus
dijalankan terus-menerus, termasuk pada hari libur resmi yang
tercantum dalam pasal 85 ayat 2 Undang-undang No. 13 Tahun
2003. Pekerjaan yang terus menerus kemudian diatur dalam
kepmenakertrans No. 233/Men/2003 tentang jenis dan sifat
pekerjaan yang dijalankan terus-menerus dengan pembagian waktu
kerja ke dalam shift-shift.
Keuntungan :
Kerugian :
Keuntungan :
Kerugian :
Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 jam per hari
dan 40 jam per minggu untuk 6 hari kerja atau 8 jam per hari dan 40
jam per minggu dalam 5 hari kerja. Dalam pasal 28 ayat 1 poin b
menyatakan bahwa waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling
banyak 3 jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam 1 minggu. Jika karyawan
bekerja melebihi jam kerja tersebut, maka mereka berhak atas upah
lembur. Pada umumnya kerja lembur dinilai kurang produktif dan
tidak efisien, karena memberikan hasil yang kurang memuaskan.
Syarat-syarat melakukan kerja lembur antara lain :