KE
IA
SOS 1 L
E L O M P O K
K
Kelompok Formal
Soerjono Soekanto (2006) kelompok formal merupakan kelompok yang
mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan untuk mengatur
hubungan antar sesama. Terbagi menjadi dua:
1. Kelompok Komando
Tersusun atas seorang manajer dan bawahan-bawahan langsungnya
Ditentukan oleh bagan organisasi
Terdiri dari individu-individu yang melapor ke atasannya
Cth: Dekan dengan dosen, kepala bagian dengan kepala subbagian
2. Kelompok Tugas
Orang-orang yang secara bersama menyelesaikan tugas atau proyek
tertentu
Dapat melintasi hubungan komando
Cth: Panitia penyelenggara seminar
Kelompok Informal
Kelompok informal dibentuk melalui adanya gabungan dari interaksi, perilaku, norma,
hubungan personal maupun profesional, dan hubungan yang dibangun di antara
individu yang memiliki kelompok afiliasi yang sama. Kelompok informal berkembang
secara spontan dan organik (Seprama, 2017). Contoh kelompok informal:
Kelompok Informal
Kelompok Formal
Flexibel dan Struktur tidak
Adanya tujuan dan sasaran yang terlalu rigid
telah ditetapkan diawal Hubungan antaranggota tidak
Memiliki hubungan koordinasi tertulis
yang kuat Keanggotaan bersifat spontan
Pembagian divisi berdasarkan dan sukarela
keahlian Perilaku anggota diatur oleh
Terdapat struktur dan hiearaki norma, nilai dan kepercayaan
kelompok
Perbedaan Kelompok Formal & Informal
(Sharma, 1982)
Alasan Manusia
Hidup Berkelompok Kesamaan
Proksimitas sikap, minat,
Fenomena group meaningfulness menjelaskan dan keyakinan
bahwa individu mencari self-representation
dalam kelompok yang dapat membantu berbagai
aspek psikologis seperti self-esteem. Vaughan
(2005) mengemukakan beberapa alasan individu
Mencapai Dukungan
menjadi anggota suatu kelompok, yaitu : tujuan timbal balik
tertentu yang positif
Dukungan Identitas
Emosional Sosial
S O S IA L
A L A S A N
K EM A F IN G )
C I A L L O
(S O A I K A SIN Y A
A N I M P L
D
Dilution Effect
Immediacy Gap
Kemalasan sosial dapat berimplikasi bagi
diri individu dan kelompoknya.
Diri Individu
kehilangan kesempatan
untuk melatih keterampilan Kelompok
dan mengembangkan diri
produktivitas kelompok
(Schnake, 2003) dan
yang bersangkutan akan
produktivitas di dalam
terhambat
dirinya akan terhambat
(Latane, Wiliams, & Harkins,
1979)
Aspek Terjadinya
Social Loafing
UNGAN pemahaman
KEUNT
2. Belajar memahami suatu hal dari 3. Terciptanya keterbukaan terhadap
sudut pandangan orang lain penerimaan dan pemberian informasi
antar anggota kelompok
er
anggota kelompok membuat keputusan
berdasarkan tekanan yang mereka dapatkan
dari kelompok. Ini juga menunjukkan bahwa
Peng tian
lebih ekstrim karena pengaruh kelompok. Ini
menunjukkan bahwa individu tersebut akan
para anggota mengesampingkan pendapat mengambil keputusan berisiko dalam kelompoknya
meskipun dalam kenyataannya ini berbeda dengan
dan kepercayaan mereka
posisi awalnya
nto
Di dalam diskusi kelompok, tercipta keakraban di antara
o h
Di dalam sebuah kelompok tentunya terdapat berbagai
C
para anggota sehingga mereka menjadi nyaman dengan
pendapat yang berbeda-beda. Dimana pendapat tersebut
menurut anda merupakan pendapat yang kurang cocok untuk
satu sama lain. Hal itu menyebabkan mereka semakin
diskusi kali ini. Namun, anda tetap memilih diam yang bertujuan berani dalam mengambil keputusan yang berisiko.
untuk menjaga kelompok agar tetap harmonis atau kondusif.
(Nedya, 2015)
Faktor yang menimbulkan
kekompakkan
KEKOMPAKKAN Kepemimpinan
Kelompok
kelompok Kelompok
4 5 6
Homogenitas Keterpaduan
Kegiatan
Jumlah Anggota
Anggota Kelompok
Kelompok Kelompok
REFERENSI
Etor, C. R. (2016). Educational Management: A Guide for Practitioners. Publisher: University of Calabar Press
Nedya. (2015). Difference Between Groupthink and Group Shift. Compare the Difference between Similar Terms;
Differencebetween.com. https://www.differencebetween.com/difference-between-groupthink-and-vs-group-
shift/
Surbakti, H. (2017). Hubungan Antara Harga diri dengan Social Loafing Pada tugas kelompok yang dilakukan
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area Angkatan 2015.