Anda di halaman 1dari 30

Dasar-Dasar

Perilaku Kelompok
Definisi dan Klasifikasi Kelompok

 Kelompok:
Dua individu atau lebih,
yang berinteraksi dan
saling bergantung, yang
bergabung untuk mencapai
tujuan tertentu.
Definisi dan Klasifikasi Kelompok

Kelompok Formal vs Kelompok Informal


Definisi dan Klasifikasi Kelompok

 Kelompok Formal:
 Kelompok kerja yang ditugaskan dan didefinisikan
oleh struktur organisasi.
 Kelompok Informal:
 Kelompok yang tidak berstruktur formal maupun
secara organisasional; timbul sebagai respon
terhadap kebutuhan akan kontak sosial.
Subklasifikasi Kelompok

Kelompok Formal Kelompok Informal


 Kelompok Komando  Kelompok Kepentingan
 Kelompok yang terdiri atas  Mereka yang bekerja
individu-individu yang bersama untuk mencapai
melaporkan secara langsung tujuan dengan kepentingan
kepada seorang manajer. masing-masing
 Kelompok Tugas
 Mereka yang bekerja
bersama untuk
 Kelompok Persahabatan
menyelesaikan suatu  Mereka yang berkumpul
pekerjaan. bersama karena memiliki
satu atau lebih persamaan
karakteristik.
Mengapa Orang-orang Bergabung
dalam Suatu Kelompok?
 Rasa Aman
 Status
 Harga Diri
 Afiliasi
 Kekuatan
 Pencapaian Tujuan
Hal-hal Terkait Kelompok

Norma

Peran Status

Kinerja
Kelompok

Kekohesi
fan Ukuran
Peran

 Peran
 Serangkaian pola perilaku yang diharapkan dikaitkan
erat dengan seseorang yang menempati posisi tertentu
dalam sebuah unit sosial.
 Identitas Peran
 Sikap-sikap dan perilaku-perilaku tertentu yang
konsisten dengan sebuah peran.
 Persepsi Peran
 Pandangan seorang individu atas bagaimana ia harus
bertindak dalam situasi tertentu.
Peran

 Ekspektasi Peran
 Apa yang diyakini orang lain mengenai bagaimana
Anda harus bertindak dalam sebuah situasi tertentu.
 Kontrak psikologis: sebuah perjanjian tidak tertulis
yang menentukan apa yang diharapkan oleh
manajemen dari karyawan dan sebaliknya.
 Konflik Peran
 Sebuah situasi di mana seorang individu diharapkan
dengan ekspektasi-ekspektasi peran yang berlainan.
Norma

 Norma
 Standar-standar yang dapat diterima dalam
sebuah
perilaku kelompok yang dianut oleh para anggota
kelompok.
 Kelas Norma
 Norma Kinerja
 Norma Penampilan
 Norma Pengaturan Sosial
 Norma Alokasi Sumber Daya
Norma dan Perilaku

 Konformitas
 Menyesuaikan perilaku seseorang agar
selaras
dengan norma-norma kelompok.
 Kelompok Referensi
 Kelompok-kelompok
menjadi anggota penting
atau di berharap
mana individu-individu
untuk menjadi
anggotanya dan dengan norma-norma yang
kemungkinan akan disesuaikan oleh individu tersebut.
Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja

Disebut juga perilaku antisosial atau ketidaksopanan di


tempat kerja.

Merupakan perilaku yang disengaja yang melanggar norma-


norma organisasional signifikan, dan dengan cara
melakukannya, mengancam kesejahteraan organisasi atau
anggota-anggotanya.
Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja

Tipologi:
 Produksi: pulang lebih awal, bekerja dengan lambat
secara sengaja, memboroskan sumber daya
 Properti: sabotase, mencuri BMN
 Politikus: favoritisme, bergosip, menyalahkan rekan kerja
Agresi Pribadi: pelecahan seksual, berkata kasar,
mencuri dari rekan kerja
Pengaruh Kelompok terhadap Perilaku
Menyimpang
 Perilaku menyimpang di tempat kerja kemungkinan akan
berkembang di tempat yang didukung oleh norma-norma
kelompok.
 Menjadi bagian dari suatu kelompok dapat meningkatkan
perilaku menyimpang seorang individu.
 Menjadi bagian dari kelompok memungkinkan individu
untuk bersembunyi – menciptakan rasa percaya diri semu
yang dapat menimbulkan perilaku yang lebih agresif.
Status

Sebuah definisi atau pangkat yang didefinisikan


secara sosial yang diberikan kepada kelompok
atau anggota kelompok orang lain

 merupakan faktor penting dalam memahami


perilaku manusia.
 Motivator signifikan
Status

Teori Karakteristik Status


 Perbedaan dalam karakteristik status menciptakan
hierarki-hierarki dalam kelompok.
 Status didapatkan dari salah satu dari tiga sumber:
a. Pengaruh kekuasaan seseorang terhadap orang lain
b. Kemampuan seseorang untuk berkontribusi
terhadap tujuan sebuah kelompok.
c. Karakteristik personal.
Efek Status

 Status dan Norma


 Anggota kelompok dengan status tinggi sering kali
diberi
kebebasan lebih untuk menyimpang dari norma.
 Anggota kelompok dengan status tinggi juga lebih mampu
untuk menolak tekanan konformitas.
 Status dan Interaksi Kelompok
 Orang-orang berstatus tinggi cenderung lebih tegas.
 Perbedaan status menghalangi keragaman
ide dan kreativitas
Efek Status

 Ketidaksetaraan Status
 Ketika terjadi ketidaksetaraan, akan tercipta
ketidakseimbangan yang menghasilkan berbagai jenis
perilaku korektif.
 Status dan Kultur
 Memahami siapa dan apa yang menentukan status
ketika berinteraksi dengan orang dari kultur yang berbeda
dari kultur kita.
Ukuran

 Ukuran kelompok akan


memengaruhi perilaku.
 Pengelompokan ukuran:
 Dua belas atau lebih anggota
merupakan kelompok ‘besar”
 Tujuh atau kurang anggota
merupakan kelompok “kecil”
Isu-isu Terkait Ukuran Kelompok

 Kemalasan Sosial (Social Loafing)


Kecenderungan para individu untuk mengeluarkan usaha
yang lebih sedikit ketika bekerja secara kolektif daripada
ketika bekerja secara individual.
 Ringelmann’s Rope Pull:
kinerja kelompok meningkat seiring dengan ukuran
kelompok, tetapi penambahan anggota baru ke dalam
kelompok tersebut mempunyai hasil yang justru
mengurangi produktivitas.
Isu-isu Terkait Ukuran Kelompok

 Kemalasan Sosial (Social Loafing)


Disebabkan oleh keyakinan bahwa orang lain di dalam
kelompok tidak memikul bagian secara adil.
Penjelasan lain adalah adanya penyebaran
tanggung jawab (free riders)
 Implikasi Manajerial
 Pembuatan target kinerja individu
 Mencegah kemalasan sosial dengan:
 Membuat tujuan kelompok
 Meningkatkan kompetisi antar kelompok
 Menggunakan penilaian peer atau bahkan 360 derajat
 Pembagian penghargaan kelompok berdasarkan usaha
individual.
Kekohesifan

Tingkat di mana para anggota kelompok saling


tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk
tinggal di dalam kelompok tersebut.

 Implikasi Managerial
Cara meningkatkan kekohesifan:
 Membuat kelompok lebih kecil.
 Mendorong kepaduan terhadap tujuan kelompok.
Kekohesifan

Implikasi Managerial
Cara meningkatkan kekohesifan:
 Menghabiskan waktu bersama lebih banyak di
antara
 anggota kelompok. status kelompok dan
Meningkatkan untuk
kesulitan masuk ke dalam kelompok.
 Mendorong kompetisi dengan kelompok lainnya.
 Memberikan penghargaan kelompok, bukan
kepada individu.
 Mengisolasi kelompok secara fisik.
Pengambilan Keputusan
Kelompok vs Individual
Pengambilan Keputusan
Kelompok vs Individual
 Keunggulan Pengambilan Keputusan Kelompok:
 Menghasilkan informasi dan
pengetahuan yang lebih lengkap
 Menawarkan peningkatan
keberagaman pandangan
 Meningkatkan penerimaan atas solusi
 Umumnya lebih akurat
Pengambilan Keputusan
Kelompok vs Individual
 Kelemahan Pengambilan Keputusan Kelompok:
 Memakan waktu lebih banyak
 Terdapat tekanan-tekanan konformitas
dalam kelompok
 Diskusi dapat didominasi satu atau
oleh beberapa anggota saja.
 Adanya tanggung jawab ambigu.
Fenomena Pengambilan Keputusan
Kelompok
 Pemikiran Kelompok
 Fenomena yang menunjukkan norma konsensus melampaui
penilaian atas sejumlah alternatif tindakan yang lebih
realistis.
 Pergeseran Kelompok
 Perubahan risiko keputusan antara keputusan kelompok dan
keputusan individu yang dibuat oleh anggota dalam
kelompok dapat menjadi risiko yang konservatif atau lebih
besar.
Teknik Pengambilan Keputusan

Dibuat di dalam kelomok yang berinteraksi, di


mana anggota kelompok bertatap muka dan
mengandalkan interaksi verbal maupun non verbal.
 Tukar Pikiran (Brainstorming)
Pembangkitan ide yang secara khusus mendorong semua
alternatif apa pun, sementara itu menahan kritik atas
alternatif-alternatif tersebut.
Teknik Pengambilan Keputusan

 Teknik Nominal Kelompok


Para anggota bertemu tatap muka untuk
menyatukan
penilaian mereka dengan cara tapi
sistematis independen.
 Pertemuan dengan Media Elektronik
Para anggota berinteraksi dengan menggunakan
komputer.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai