Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 6

MEMAHAMI PERILAKU
KELOMPOK
Anggota Kelompok
01 Nadia Rizki Noviani

7211418149

02 Andaning Dwitasari
7211418150

03 Denna Anggara Natalia


7211418151
Mendefinisikan dan Mengklasifikasikan Kelompok

Kelompok (group)

Adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantungyang datang bersa
ma-sama untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
1. Kelompok yang bersifat formal (formal group)
Suatu kelompok kerja yang ditetapkan dan yang didefinisikan oleh struktur organisasi

2. Kelompok yang bersifat informal (informal group)


Suatu kelompok yang tidak ditetapkan strukturnya secara formal atau tidak
ditetapkan secara organisasional; misalnya kelompok yang

terlihat sebagai tanggapan atas kebutuhan untuk kontak sosial.


Alasan Orang-Orang Membentuk Kelompok
• Teori identitas sosial (social indentity theory)
Sudut pandang yang mempertimbangkan ketika dan kapan para individu memperti
mbangkan para anggota kelompoknya sendiri
• Favoritisme dalam kelompok (ingroup favoritism)

Sudut pandang yang melihat para anggota dari dalam kelompok lebih baik dibandin
gkan orang lain, dan orang-orang yang tidak tergabung dalam kelompok semuanya
sama.
Karakteristik Yang Membuat Identitas Sosial Menjadi Penting
• Kesamaan

Orang-orang yang memiliki nilai atau karakteristik yang sama sebagaimana para anggota lainnya
dari organisasi mereka memiliki level identifikasi kelompok yang lebih tinggi
• Keunikan
Orang-orang yang lebih cenderung memperhatikan identitas yang memperlihatkan bagaimana
mereka berbeda dari kelompok lainnya
• Status
Orang-orang menggunakan identitas untuk mendefinisikan diri mereka sendiri dan meningkatkan
penghargaan diri sehingga cocok bahwa mereka tertarik dalam mengkaitkan diri mereka sendiri
dengan kelompok yang memiliki status tinggi.
• Penurunan yang tidak pasti
Keanggotaan dalam sebuah kelompok juga membantu beberapa orang memahami siapa mereka
dan bagaimana mereka menyesuaikan diri ke dalam dunia.
IDENTIFIKASI LIMA TAHAP
PENGEMBANGAN KELOMPO
K
Tahap-Tahap Pengembangan Kelompok
Model lima tahap pengembangan kelompok (five-stage group development)
Lima tahap unik yang harus dilalui oleh kelompok:
1. Tahap membentuk (forming stage)
Tahap pertama dalam pengembangan kelompok, dikarakterisasikan dengan banyaknya
ketidakpastian
2. Tahap mempeributkan (storming stage)
Tahap kedua dalam pengembangan kelompok, dicirikan dengan konflik di dalam kelompok
3. Tahap menyusun norma (norming stage)
Tahap ketiga dalam pengembangan kelompok dicirikan dengan hubungan yang dekat dan
kekompakan
4. Tahap mengerjakan (performing stage)
Tahap keempat dalam pengembangan kelompok, yang mana kelompok sepenuhnya fungsional
5. Tahap membubarkan (adjourning stage)
Tahap terakhir dalam pengembangan kelompok untuk kelompok sementara, yang dicirikan
dengan memusatkan perhatian pada mengakhiri kegiatan dan bukannya kinerja tugas
Suatu Model Alternatif bagi Kelompok yang Bersifat Sementara dengan
Tenggat Waktu
Model kesetimbangan berselang (punctuated-equilibrium model)

Suatu rangkaian fase yang mana kelompok yang bersifat sementara bergerak melaluinya yang
melibatkan transisi antara kelambanan dengan aktivitas.

1. Pertemuan pertama mereka menetapkan arah kelompok


2. Fase pertama aktivitas kelompok adalah salah satu dari inersia

3. Suatu transisi terjadi tepat ketika kelompok telah terpakai setengah dari waktu yang telah
ditetapkan
4. Transisi ini memprakarsai perubahan besar

5. Fase kedua dari inersia mengikuti transisi


6. Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh aktivitas yang diakselerasi
MEMPERLIHATKAN BAGAIMANA PERANAN
KEBUTUHAN MENGALAMI PERUBAHAN DAL
AM SITUASI BERBEDA
Properti Kelompok: Peranan, Norma, Status, Besaran, Kekompakan, dan
Keragaman
• Properti kelompok 1: Peran
Peran (role)
Suatu rangkaian pola perilaku yang diharapkan yang dikaitkan dengan seseorang yang mendud
uki posisi tertentu dalam unit sosial.
Persepsi peran (role perception)
Suatu sudut pandang individu mengenai bagaimana dia seharusnya bertindak dalam suatu situa
si tertentu.
Ekspektasi peran (role expectation)
Bagaimana yang lainnya meyakini seseorang akan bertindak dalam suatu situasi tertentu.
Kontrak psikologis (psychological contract)
Sebuah pernyataan yang tidak tertulis yang mengemukakan apa yang manajemen harapkan dar
i karyawan dan sebaliknya.
Konflik peran (role conflict)
Suatu situasi yang mana individu dihadapkan oleh ekspektasi peran yang berbeda-beda
• Properti Kelompok 2: Norma
Norma
Standar perilaku yang diterima di dalam kelompok dan berlaku di antara para anggota k
elompok
Kepatuhan

Sebagai anggota kelompok, orang ingin diterima oleh kelompok. Jadi orang
rentan menyesuaikan terhadap norma-norma kelompok. Banyak bukti yang menunj
ukkan bahwa kelompok dapat menempatkan tekanan kuat pada anggota individu unt
uk mengubah sikap dan perilaku mereka agar sesuai dengan standar kelompok. Ada banyak
alasan yang sesuai dengan penelitian terbaru menyoroti pentingnya keinginan
untuk membentuk persepsi yang akurat tentang realitas berdasarkan konse
nsus kelompok, untuk mengembangkan hubungan sosial yang bermakn
a dengan orang lain, dan untuk mempertahankan konsep diri yang mengun
tungkan. Dampak bahwa tekanan untuk sesuai dengan perilaku kelompok dapat
Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja
Perilaku menyimpang di tempat kerja (juga disebut perilaku antisosial atau ketidaksopanan
kerja) adalah perilaku sukarela yang melanggar norma-norma organisasiyang signifikan da
n, dalam melakukannya, mengancam kesejahteraan organisasi atauanggotanya. Beberapa
organisasi akan mengakui menciptakan atau memaafkan kondisi yang mendorong da
n mempertahankan norma-norma yang menyimpang. Namun ada Karyawan
melaporkan bahwa ada peningkatan atas kekasaran dan pengabaian terhadapor
ang lain oleh bos dan rekan kerja dalam beberapa tahun terakhir.

 
Properti Kelompok 3: Status
Status adalah suatu posisi yang didefinisikan secara sosial atau peringkat yangdiberikan
kepada kelompok atau para anggota kelompok oleh orang lain. Hal-hal yang menentukan
status antara lain:
1.Kekuasaan seseorang yang dimiliki atas orang lain.

2. Kemampuan seseorang untuk memberikan kontribusi bagi tujuan kelompok.


3.Karakteristik pribadi individu.
1.Status dan Norma
Para individu yang memiliki status yang tinggi sering kali diberikan lebih banyak
kebebasan menyimpang dari norma daripada para anggota kelompok lain.
Orang-orangyang memiliki status yang tinggi juga lebih dapat menolak ata
s tekanan kepatuhan daripadarekan-rekan mereka yang memiliki status yang lebih
rendah.

2. Status dan Interaksi Kelompok


Orang-orang yang memiliki status yang tinggi cenderung menjadi anggota kelompok
yang lebih sombong. Tetapi perbedaan status benar-benar menghambat kera
gaman dari gagasan dan kreativitas dalam kelompok karena para anggota ya
ng memiliki status yang lebih rendah cenderung untuk berperan serta ku
rang aktif dalam pembahasan kelompok
.
Ketidakadilan Status
Perbedaan status yang besar di dalam kelompok jugaberhubungan dengan
kinerja individu yang lebih buruk, kesehatan yang lebih rendah,dan keinginan yang
kuat untuk meninggalkan kelompok.Status dan Stigmatisasi. Status orang den
gan siapa anda berafiliasi juga dapat memengaruhi pandangan orang lain terhad
ap anda. Orang-orang yang distigmatisasi dapat menulari orang lain dengan stigma
mereka. Efek stigma oleh asosiasi ini dapat menghasilkan opini negat
ive dan melakukan evaluasi orang-orang yang terafiliasi dengan in
dividu yang distigmatisasi, bahkan jika asosiasi singkat dan terjadi
secara kebetulan.
Properti Kelompok 4: Besaran
Besaran suatu kelompok memengaruhi keseluruhan perilaku kelompok tetapi
pengaruhnya bergantung pada apa variable dependen yang kita amati. Salah satu dari
temuan yang paling penting mengenai besaran kelompok adalah kemalasan sosial
yang merupakan kecenderungan bagi para individu untuk mengeluarkan sedikit upaya
ketika bekerja secara kolektif daripada ketika bekerja secara individu.
Yang menyebabkan kemalasan sosial mungkin karena adanya suatu keyakinan
bahwa orang lain di dalam kelompok tidak melaksanakan pembagian mereka secara
adil. Penjelasan lainnya mengenai kemalasan sosial adalah penyebaran tanggung
jawab. Oleh karena hasil kelompok tidak dapat dikaitkan hanya kepada satu orang,
maka hubungan antara input individu dan output kelompok akan tampak tidak jelas.
Para individu kemudian tergoda untuk menjadi seorang penunggang
bebas dan melintasi upaya kelompok.
Ada beberapa cara untuk mencegah kemalasan sosial, yaitu:

1. Menetapkan tujuan kelompok, sehingga kelompok memiliki tujuan umum untuk


berusaha maju

2. Meningkatkan kompetisi intra kelompok, yang mana menitikberatkan pada hasil


yang dibagikan

3. Terlibat dalam evaluasi rekan, sehingga masing-masing orang akan saling


mengevaluasi kontribusi satu sama lain

4. Memilih para anggota yang memiliki motivasi yang tinggi dan lebih memilih untuk
bekerja dalam kelompok

5. Jika memungkinkan, mendasari imbalan kelompok sebagai bagian atas


kontribusi yang unik dari masing-masing anggota
Properti Kelompok 5: Kekompakan

Kekompakkan merupakan keadaan yang mana para anggota kelompok tertarik


satu sama lain dan termotivasi untuk tetap bertahan dalam kelompok.
Kelompok- kelompok memiliki kekompakkan yang berbeda.
Hubungan antara kekompakkan dengan produktivitas bergantung pada norma yang
terkait dengan kinerja kelompok. Jika norma kualitas, output, dan kerja sama dengan
para pihak luar tinggi, suatu kelompok yang kompak akan menjadi lebih produktif
daripada kelompok yang kurang kompak. Tetapi jika kekompakan tinggi dan norma
kinerja rendah, maka produktivitas akan menjadi rendah, jika kekompakan rensah
dan norma kinerja tinggi, maka produktivitas akan meningkat, tetapi l
ebih rendah dibandingkan dengan kelompok dengan norma kinerja dan k
ekompakan yang tinggi.
Jika kekompakan dan norma kinerja keduanya rendah, maka produktivitas akan

cenderung turun dalam kisaran paling rendaah hingga sedang.


Untuk mendorong kekompakan kelompok, hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:

1. Buatlah kelompok yang lebih kecil


2. Mendorong perjanjian dengan tujuan kelompok

3. Meningkatkan waktu yang dihabiskan oleh para anggota bersama-sama


4. Meningkatkan status kelompok dan anggapan kesulitan dalam memperoleh

keanggotaan
5. Menstimulasi kompetisi dengan kelompok lain

6. Memberikan imbalan pada kelompok dan bukannya pada para individu


7. Mengisolasi kelompok secara fisik
 
Properti Kelompok 6:Keragaman (Diversity)
Properti terakhir dari kelompok yang kita pertimbangkan adalah keberagaman di
dalam keanggotaan berekelompok, atau keadaan yang mana para anggota kelompok
sama dengan, atau berbeda dari, satu sama lain. Keberagaman terlihat untuk
meningkatkan konflik kelompok, terutama dalam tahap awal masa jabatan kelom
pok, yang mana seringkali menurunkan moral kelompok dan meningkatkan tingk
at berhentinya anggota.

Tim-tim yang memiliki nilai atau opini para anggotanya berbeda akan cenderung
untuk mengalami lebih banyak konflik, tetapi para pemimpin yang dapat menga
rahkan kelompok untuk fokus pada tugas yang diembannya dan mend
orong pembelajaran keompok dapat menurunkan konflik-konflik ini dan me
ndorong pembahasan permasalahan kelompok.
Lini Kesalahan (faultlines)
Merupakan divisi yang dipandang membagi kelompok-kelompok menjadi dua atau lebih
subkelompok yang didasarkan pada perbedaan individual misalnya jenis kelamin, ras, umu
r, pengalaman kerja, dan pendidikan.
Riset dalam lini kesalahan telah menunjukkan bahwa membagi pada umunya merugikan
bagi fungsional dan kinerja kelompok.
• Subkelompok dapat menyelesaikan persaingan satu sama lain, yang mana menghabiskan
waktu dari tugas pokok dan membahayakan kinerja kelompok.
• Kelompok-kelompok yang memiliki subkelompok lebih lamban dalam mempelajari,
mengambil keputusan yang lebih berisiko, kurang kreatif dan mengalami level konflik
yang lebih tinggi.
• Subkelompok cenderung kurang untuk mempercayai satu sama lain.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK

Kelompok Vs. Individu

Pengambilan keputusan kelompok dapat secara luas digunakan dalam organisasi, tetapi
keputusan kelompok lebih disukai bila diambil oleh invidu semata.
• Kekuatan pengambilan keputusan kelompok
1. Menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap.
2. Membawa lebih banyak input serta heterogenitas ke dalam proses keputusan.

3. Keragaman pandangan yang lebih luas.


4. Meningkatnya penerimaan suatu populasi.
• Kelemahan Pengambilan Keputusan Kelompok
1. Menghabiskan waktu, karena kelompok umunya memerlukan lebih banyak waktu untuk
mencapai suatu solusi.
2. Terdapat kepatuhan tekanan.
3. Pembahasan didominasi oleh salah satu atau beberapa anggota.

4. Keputusan yang lemah akan menimbulkan tanggung jawab yang ambigu .

Pemikiran Kelompok dan Pergeseran Kelompok


• Pemikiran kelompok (Groupthink)
Suatu fenomena yang mana norma bagi konsensus mengabaikan penilaian realistis atas
serangkaian alternatif tindakan.
Gejala pemikiran kelompok:
1. Para anggota merasionalisasikan setiap perlawanan atas asumsi yang telah mereka buat.
Tidak peduli seberapa kuatnya bukti akan bertentangan dengan asumsi dasar, m
ereka akan berperilaku sehingga dapat memperkuat mereka.
2. Para anggota menerapkan tekanan secara langsung pada mereka yang sesaat
mengekspresikan keraguan mengenai beberapa pandangan yang dibagikan oleh
kelompok, atau siapa yang mempertanyakan keabsahan argument yang mendukun
g alternatif yang disukai oleh mayoritas.
3. Para anggota yang memiliki sudut pandang yang meragukan atau berbeda yang
berusaha untuk menghindari menyimpang dari apa yang terlihat merupakan hasil
konsesus kelompok dengan berdiam diri mengenai kesangsian dan bahkan
meminimalkan pentingnya keraguan mereka pada diri mereka sendiri.
4. Terdapat suatu ilusi kebulatan suara. Jika seseorang tidak berbicara, diasumsikan bahwa dia
telah patah sepenuhnya. Tidak memberikan hak suara berarti dinialai “ya”.
• Pergeseran kelompok (groupshift)
Suatu perubahan antara keputusan kelompok dengan keputusan individu yang diambil seorang
anggota di dalam kelompok; pergeseran dapat mengarah pada penyelamatan atau resi
ko yang lebih besar tetapi umumnya mengarah pada versi yang lebih ekstrem ata
s posisi awal kelompok.
Teknik-teknik Dalam pengambilan keputusan kelompok

1. Kelompok yang berinteraksi (interacting groups)

Kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi berhadapan muka satu sama lain.
2. Sumbang pendapat (brainstorming)
Suatu proses menghasilkan gagasan yang secara spesifik mendorong beberapa dan seluruh
alternatif sementara itu menahan beberapa kritikan atas alternatif-alternatif tersebut.
3. Teknik kelompok nominal (nominal group technique)

Suatu metode pengambilan keputusan kelompok yang mana paraanggota individual akan
bertemu berhadapan uka untuk menyatukan pertimbangan-pertimbangan meraka dalam suat
u cara yang sistematis tetapi independen.

Anda mungkin juga menyukai