PENDAHULUAN
Group Processes merupakan fenomena yang terjadi ketika mayoritas orang dalam suatu
kelompok mempengaruhi pikiran dan perilaku orang lain dalam kelompok itu. Group
Processes mempunyai hubungan yang sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan.
Seorang pemimpin mempunyai tangung jawab yang besar terhadap apa yang dia pimpin.
Kepemimpinan itu merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif tentang
bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan
tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan.
1.3 Tujuan
b. Memahami materi tentang Group Processes, Group Dyadic, dan Diffusion Processes
Group processes
Pengaruh kelompok adalah fenomena yang terjadi ketika mayoritas orang dalam suatu
kelompok mempengaruhi pikiran dan perilaku orang lain dalam kelompok itu. Kelompok
datang dalam berbagai bentuk, termasuk keluarga, teman, pekerjaan, sosial, dan sebagainya.
Kelompok menggunakan keyakinan dan pengalaman bersama untuk memperkuat kelompok,
yang dapat bersifat positif atau negatif.
Grups Expectation
Behavior
Group Influences
Type of Groups
Groups adalah dua/lebih individu yang memiliki norma, nilai-nilai dan kepercayaan
yang sama dan memiliki keterkaitan yang dimana keterkaitan tersebut dapat dinyatakan
secara tegas dan jelas satu sama lain dan saling ketergantungan. Sementara references group
adalah kelompok yang diduga sudut pandang dan nilai-nilainya digunakan individu (anggota)
sebagai dasar perilaku dan digunakan sebagai dasar perilaku dalam situasi tertentu/khusus.
Reference group is an actual or imaginary individual or group conceived of having significant
relevance upon an individuals evaluation, aspirations, or behavior (Solomon 2004;366).
References groups dapat diartikan secara luas, tidak terbatas pada orang atau kelompok
sekitar. References group bisa merupakan kesatuan yang luas dalam organisasi formal yang
dikenal strukturnya dan dilengkapi dengan aturan/kesepakatan, waktu, dan petugas dalam
organisasi.
Manusia dapat dimotivasi untuk melakukan sesuatu, dengan melihat apa yang
dilakukan orang lain, yang kemudian melahirkan suatu keputusan berdasarkan reference
group yang telah dibentuk. Ada dua alasan yang menjadi latar belakang pengambilan suatu
keputusan berdasarkan reference group, yang diantaranya meliputi: individu tersebut
cenderung meniru sikap setelah orang lain karena adanya pengaruh informasi dari sekitar dan
kedua karena individu cenderung memuaskan ekspektasinya sesuai referensi kelompok
karena ingin dianggap sama dengan kelompoknya. Suatu referensi group menjadi persuasif
karena adanya social power kepasitas untuk mengubah sikap orang lain. Adapun jenis
kekuatan tersebut adalah:
1. Referent power yang dapat dilihat saat ketika seseorang mengagumi atau menyukai
seseorang/kelompok, maka ia akan berusaha melakukan imitasi pada apa yang
disukainya.
2. Information power, individu dapat memiliki kekuatan secara sederhana ketika ia
dikenal orang lain. Orang dengan kemampuan informasi dapat mempengaruhi opini
orang dengan asumsi mereka menjadi sebuah kebenaran.
3. Legitimate power, kekuatan atan kekuasaan yang dilegitimasi oleh kebijakan,
peraturan seperti polisi, tentara, bahkan professor. Legitimasi dikukuhkan oleh
konteks konsumen.
4. Expert power, untuk mempengaruhi opini orang, yang kadangkala digunakan
kekuatan ahli. Seperti untuk menarik pengguna internet, US robotics mendatangkan
perjanjian dengan stephen hawking untuk meyakinkan penggunaan modem mereka.
5. Reward power, ketika individu atau kelompok memberikan sikap dukungan, maka
grub memberikan reward. Misal seperti pengakuan sosial, dsb.
6. Coercive power, mengacu pada pengaruh individu yang berkaitan dengan intimidasi
sosial atau fisik.
Variables of Group
Consumption Subcultures
Consumption subcultures adalah sub kelompok yang berbeda dalam masyarakat yang
melakukan pemilihan sendiri sebagai dasar dari komitmen bersama untuk produk tertentu,
merk dan aktivitas konsumsi. Consumption subcultures fokus pada interaksi individu seputar
aktifitas yang dialkukan, kategori produk atau merk.
Brand Communities
Brand communities adalah kelompok yang tidak terbatas pada geografis berdasarkan
relasi sosial yang terstruktur diantara pemilik merk (brand), dan ikatan psikologis yang
mereka miliki terhadap merk itu sendiri. Anggota kelompok brand communities biasanya
tidak berdekatan, kecuali ketiak bertemu dalam suatu waktu tertentu yang disebut brandfest.
Communities
Virtual Communities
Group memberikan pandangan apa yang dianggap baik maupun buruk. Biasanya yang
memiliki preferensi utama menghindari hal yang dianggap negatif oleh group, sehingga iklan
biasanya menggunakan sisi “kengerian” atas hal negatif tersebut, atau ajakan untuk
menghindari hal-hal yang tidak disukai.
Dalam hal membentuk suatu pengaruh kelompok konsumen tentunya tidak terlepas
kaitannya dari kelompok referensi. Selain itu membahas terkait kelompok konsumen
tentunya tidak lepas keterkaitannya dari comsumer behavior. Terkait group influences on
consumer behavior, Hawkins, Mothersbaugh, dan Best (2007) menyebutkan bahwa kelompok
referensi dalam hal ini merupakan sekelompok orang yang memiliki perspektif perkiraan atau
nilai yang dipakai oleh seorang individu sebagai dasar perilakunya saat ini. Karena itu suatu
kelompok rujukan adalah secara sederhana adalah suatu kelompok yang mana individu
menggunakannya sebagai pedoman perilaku pada situasi tertentu. Kelompok refernsi
merupakan hal yang sangat penting dan ide yang berpengaruh besar dalam perilaku
konsumen. Oleh karena itu kelompok refernsi adalah setiap orang atau kelompok yang
dianggap sebagai perbandinga (refernsi) bagi seorang dalam membentuk nilai-nilai umum
atau khusus atau dalam berperilaku. Dari perspektif pemasaran, kelompok referensi
merupakan kelompok yang dianggap sebagai dasar referensi bagi seseorang dalam
menentukan keputusan pembelian atau konsumsi mereka.
Word of Mouth
Word of Mouth Marketiing adalah komunikasi tentang produk dan jasa antar orang
yang dianggap independen dari perusahaan yang menyediakan produk atau jasa, dalam
medium yang akan dianggap independen dari perusahaan. Komunikasi tersebut dapat berupa
percakapan, atau hanya satu arah testimonial. Seperti berbicara langsung, melalui telepon, e-
mail, listgroup, atau sarana komunikasi lainnya. WOM memiliki kekuatan yang lebih besar
dibandingkan dengan iklan maupun penjualan langsung, hal tersebut dikarenakan kekuatan
WOM terletak pada kemampuannya dalam memberikan rekomendasi (referral).
Menurut Dye bahwa “kehidupan sehari-hari, seseorang cenderung senang untuk membagi
pengalamannya tentang sesuatu.”
1. Komponen Word of Mouth
Komponen yang meliputi 3 hal tersebut diantaranya ada content, context, dan carrier
yang kemudian disebut konstituen dari proses WOM.
a. Content yang didefinisikan sebagai pesan atau informasi yang menjadi bahan
pembicaraan dalam proses dan interaksi WOM. Pesan atau informasi tersebut
dapat berupa sifat positif atau negatif yang dalam hal ini memili kaitan dengan
merek atau produk yang menjadi bahan pembicaraan.
b. Context yaitu apabila isi pesan atau content mengalami proses penerimaan
(decoding) dan pengiriman pesan (encoding). Context dalam hal ini memiliki
acuan pada saluran (channel) yang dipakai pada suatu proses pesan. Contoh
context dapat dlihat dari channel dapat berupa interest groups di internet dan yang
menjadi context adalah tema dari interest group.
c. Carries beracuan pada individu individu yang melihara dan mempertahankan
pesan dan informasi (content).
2. Jenis of Word of Mouth dan tingkatannya.
WOM diketegorikan ke dalam dua jenis yang diantaranya ada WOM positif (PWOM)
dan WOM negatif (NWOM) yang keduanya memiliki pengaruh yang kuat terhadap
perilaku konsumen dan kinerja bisnis.
a. WOM positif adalah proses penyampaian informasi dari mulut ke mulut yang
dilakukan oleh individu yang satu ke individu lain berdasarkan pengalaman yang
bersifat positif terhadap suatu produk, jasa, maupun perusahaan.
b. WOM negatif adalah proses interaksi dari mulut ke mulut yang didasarkan pada
pengalaman negatif yang diperoleh dari individu yang satu ke individu yang lain
terhadap suatu produk, jasa, atau perusahaan.
WOM secara kuat mempengaruhi sikap dan tingkah laku pembeli, produsen harus
membuat strategi untuk menyenangkan konsumen/membuat termotifasi didalam
bentuk WOM yang positif tentang produk.
Konsisten Kecepatan
WOM Positif
Services Encounter (Pertemuan Layanan)
Pertemuan layanan, khususnya, dapat memainkan peran penting dalam menentukan
kepuasan pelanggan dengan perusahaan (Bitner, 1990). Dalam beberapa tahun terakhir
konsep pelanggan internal dalam organisasi jasa telah diperkenalkan dan dibahas dalam
literatur pemasaran (Albrecht, 1990; Berry dan Parasuraman, 1991). Pertemuan layanan,
secara tradisional digambarkan sebagai interaksi yang terjadi antara karyawan kontak
pelanggan dan pelanggan, telah sering dibahas dalam literatur pemasaran (Bitner 1990).
Ada kesepakatan umum bahwa pertemuan layanan ini memainkan peran penting dalam
kepuasan pelanggan eksternal dan, dengan demikian, untuk kesuksesan perusahaan secara
keseluruhan. Lewis dan Entwistle (1990) menyarankan banyak pertemuan layanan lain juga
terjadi di dalam organisasi, selain antara pelanggan eksternal dan karyawan yang
berhubungan dengan pelanggan, yang sama pentingnya dalam menentukan kualitas layanan
yang diberikan kepada pelanggan akhir. Lewis dan Entwistle berpendapat, "jika pertemuan
internal ini tidak memuaskan, maka pelanggan (eksternal) mungkin berakhir tidak puas,
mengeluh, dan melihat kesalahan sebagai kebohongan dengan karyawan kontak pelanggan"
(Lewis dan Entwistle, 1990, hlm. 50) .
Tahap pertemuan layanan itu sendiri meliputi:
1. Tahap prapembelian
2. Tahap pertemuan layanan ini meliputi pertemuan layanan yang berkisar dari kontak
tinggi ke rendah, memahami sistem servuction sistem pemasaran layanan: kontak
tinggi dan kontak rendah teori role dan skrip, theater sebagai metafora untuk
pemberian layanan: perspektif integratif, implikasi untuk partisipasi pelanggan dalam
penciptaan dan pengiriman layanan.
3. Memposting tahap pertemuan.
Perbedaan antara kontak tinggi dan layanan kontak rendah:
1. Layanan kontak tinggi, dapat dilihat dari pelanggan mengunjungi fasilitas layanan dan
tetap sepanjang pengiriman layanan, kontak aktif antara pelanggan dan petugas
services, termasuk sebagian besar layanan pemrosesan orang.
2. Layanan kontak rendah, terlihat dari kecil atau tidak ada kontak fisik dengan petugas
servis, menguhubungi biasanya dengan panjang melalui saluran distribusi elektronik
atau fisik, teknologi baru seperti web membantu mengurangi tingkat kontak.
Sememtara untuk layanan kontak menengah berada diantara keduanya.
Sistem Servuction: Produksi Layanan dan Pengiriman
a. Operasi layanan (panggung depan dan belakang panggung) input, terdapat pada setiap
dimanapun diproses dan elemen layanan dibuat, termasuk fasilitas, peralatan, dan
personel.
b. Pengiriman layanan (panggung depan), terdapat ketika dimana perakitan akhir,
elemen-elemen layanan berlangsung dan layanan dikirimkan kepada pelanggang,
termasuk interaksi pelanggan dengan operasi dan pelanggan lainnya.
c. Pemasaran layanan (tahap depan), termasuk pengiriman layanan (seperti diatas) dan
semua kontak lain antara perusahaan jasa dan pelanggan.
Diffusion Process
adalah sebuah proses dimana teknologi inovatif menyebar ke setiap gerombolan -kelonpk
pasar mengacu di kesiapan masing-masing kelompok untuk mengadopsinya.
penemuan adalah ide, praktik, atau objek yang disebut baru oleh manusia atau unit adopsi
lainnya. Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke semua masyarakat pada pola
yg bisa diprediksi. Beberapa kelompok orang akan mengadopsi sebuah penemuan segera
sehabis mereka mendengar penemuan tersebut. Sedangkan beberapa grup rakyat lainnya
membutuhkan saat usang buat kemudian mengadopsi penemuan tadi. waktu sebuah inovasi
poly diadopsi oleh sejumlah orang, hal itu dikatakan exploded atau meledak.
Difusi inovasi sebenarnya berdasarkan atas teori pada abad ke 19 dari seorang ilmuwan
Prancis, Gabriel Tarde. dalam bukunya yang berjudul “The Laws of Imitation” (1930), Tarde
mengemukakan teori kurva S dari adopsi inovasi, dan pentingnya komunikasi interpersonal.
Tarde pula memperkenalkan gagasan tentang opinion leadership, yakni wangsit yg sebagai
krusial di antara para peneliti pengaruh media beberapa dekade kemudian. Tarde melihat
bahwa beberapa orang pada komunitas tertentu adalah orang yang memiliki ketertarikan lebih
terhadap wangsit baru, serta dan hal-hal teranyar, sebagai akibatnya mereka lebih
berpengetahuan dibanding yg lainnya. Orang-orang ini dievaluasi mampu memengaruhi
komunitasnya buat mengadopsi sebuah inovasi.
Elemen dalam teori difusi inovasi ini terdiri berasal: inovasi, tipe saluran komunikasi, taraf
adopsi, serta sistem sosial.
Proses Pengadopsian
• menyelidiki penemuan: Tahapan ini merupakan termin awal waktu rakyat mulai
melihat, dan mengamati inovasi baru dari aneka macam asal, khususnya media massa.
Pengadopsi awal umumnya ialah orang-orang yg rajin membaca koran serta menonton
televisi, sehingga mereka bisa menangkap inovasi baru yang terdapat. Jika sebuah inovasi
dianggap sulit dimengerti serta sulit diaplikasikan, maka hal itu tidak akan diadopsi dengan
cepat sang mereka, lain halnya Bila yang dianggapnya baru artinya hal simpel, maka mereka
akan lebih cepat mengadopsinya. Beberapa jenis inovasi bahkan harus disosialisasikan
melalui komunikasi interpersonal dan kedekatan secara fisik.
• Pengadopsian: pada termin ini warga mulai menggunakan penemuan yang mereka
pelajari. Diadopsi atau tidaknya sebuah penemuan sang rakyat dipengaruhi pula sang
beberapa faktor. Riset menunjukan bahwa semakin akbar laba yg didapat, meningkat
dorongan buat mengadopsi sikap eksklusif. Adopsi penemuan juga ditentukan sang
keyakinan terhadap kemampuan seseorang. Sebelum seseorang memutuskan buat mencoba
hal baru, orang tersebut umumnya bertanya di diri mereka sendiri apakah mereka mampu
melakukannya. Jika seorang merasa mereka mampu melakukannya, maka mereka akan
cenderung mangadopsi penemuan tadi. Selain itu, dorongan status jua menjadi faktor
motivasional yang kuat pada mengadopsi inovasi. Beberapa orang ingin selalu menjadi pusat
perhatian pada mengadopsi inovasi baru untuk membagikan status sosialnya pada hadapan
orang lain. Adopsi inovasi jua dipengaruhi sang nilai yg dimiliki individu tadi dan persepsi
dirinya. Bila sebuah inovasi dianggapnya menyimpang atau tidak sinkron dengan nilai yg
beliau anut, maka dia tidak akan mengadopsinya. Semakin akbar pengorbanan yg
dimuntahkan buat mengadopsi sebuah inovasi, semakin kecil tingkat adopsinya.
• Pengembangan Jaringan Sosial: seorang yang sudah mengadopsi sebuah inovasi akan
menyebarkan inovasi tadi kepada jaringan sosial di sekitarnya, sehingga sebuah penemuan
bisa secara luas diadopsi oleh warga . Difusi sebuah penemuan tidak lepas dari proses
penyampaian asal satu individu ke individu lain melalui hubungan sosial yg mereka miliki.
Riset membagikan bahwa sebuah grup yang solid serta dekat satu sama lain mengadopsi
inovasi melalui kelompoknya. dalam proses adopsi inovasi, komunikasi melalui saluran
media massa lebih cepat menyadaran masyarakat tentang penyebaran inovasi baru dibanding
saluran komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal memengaruhi manusia buat
mengadopsi penemuan yang sebelumnya sudah diperkenalkan sang media massa.
Kategori Pengadopsi
a. Inovator: adalah gerombolan orang yang berani serta siap buat mencoba hal-hal baru.
korelasi sosial mereka cenderung lebih erat dibanding gerombolan sosial lainnya. Orang-
orang mirip ini lebih dapat menghasilkan komunikasi yang baik meskipun terdapat jarak
geografis. umumnya orang-orang ini ialah mereka yang memeiliki gaya hidup dinamis pada
perkotaan yg mempunyai poly teman atau rekanan.
b. Pengguna awal: grup ini lebih lokal dibanding grup inovator. Kategori adopter mirip
ini membuat lebih poly opini dibanding kategori lainnya, serta selalu mencari gosip ihwal
penemuan. Mereka pada kategori ini sangat disegani dan dihormati oleh kelompoknya
karena kesuksesan mereka dan keinginannya buat mencoba inovasi baru.
c. secara umum dikuasai awal: Kategori pengadopsi mirip ini artinya mereka yang tak
mau menjadi kelompok pertama yg mengadopsi sebuah penemuan. sebaliknya, mereka akan
berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan pada mengadopsi penemuan,
bahkan mampu pada kurun saat yg usang. Orang-orang mirip ini menjalankan fungsi penting
pada melegitimasi sebuah penemuan, atau membagikan kepada semua komunitas bahwa
sebuah inovasi layak digunakan atau cukup berguna.
d. dominan akhir: gerombolan yang ini lebih berhati-hati tentang fungsi sebuah
penemuan. Mereka menunggu sampai kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi
inovasi sebelum mereka merogoh keputusan. Terkadang, tekanan asal kelompoknya mampu
memotivasi mereka. pada kasus lain, kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk
mengadopsi penemuan.
e. Laggard: gerombolan ini artinya orang yg terakhir melakukan adopsi inovasi. Mereka
bersifat lebih tradisional, serta segan buat mencoba hal hal baru. grup ini umumnya lebih
suka berteman menggunakan orang-orang yang memiliki pemikiran sama dengan mereka.
Sekalinya sekelompok laggard mengadopsi penemuan baru, kebanyakan orang justru telah
jauh mengadopsi penemuan lainnya, serta menduga mereka ketinggalan zaman.
PENUTUP
Berdasarkan hasil dari makalah ini, maka dapat disimpulkan terdapat banyak proses
yang ada dalam manajemen, yakni Group Process, Dyadic Exchanges, Diffusion Process.
Group processes adalah fenomena yang terjadi ketika mayoritas orang dalam suatu
kelompok mempengaruhi pikiran dan perilaku orang lain dalam kelompok itu. Type of
Groups Groups adalah dua/lebih individu yang memiliki norma, nilai-nilai dan kepercayaan
yang sama dan memiliki keterkaitan yang dimana keterkaitan tersebut dapat dinyatakan
secara tegas dan jelas satu sama lain dan saling ketergantungan.
DAFTAR PUSTAKA
M. Ali Iqbal, “Evolusi Pertukaran dalam Startegi Pemasaran”,
https://media.neliti.com/media/publications/17908-ID-evolusi-pertukaran-dalam-strategi-
pemasaran.pdf, dalam Jurnal Ekonomi STEI Kusuma Negara, Vol 5, No 1, 2014. (diakses 06
Maret 2022).
Dwayne D. Gremler, Mary Jo Bitner, Kenneth R. Evans, “The Internal Services
Euncounter”, dalam Jurnal International Manajemen Industri Jasa, Vol 5, No. 2, 1994, hlm
34-56. (diakses 6 Maret 2022).
Diyah Ayu Amalia Avina M.Si, “Group Influences: Reference Group” dalam
http://avina.lecture.ub.ac.id/files/2012/06/9.3-group-influence-dan-WOM-dalam-komunikas-
kelompok.pdf (diakses 6 Maret 2022).
Widi Garnakusumah, “Group Influences on Consumer Behavior Chapt 7” dalam
http://ocw.usu.ac.id/course/download/1270000061-perilaku-konsumen/
plk_172_slide_group_influences_on_consumer_behavior.pdf (diakses 06 Maret 2022).
V. Ricardo, “Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 WOM”, dalam
http://e-journal.uajy.ac.id/11986/3/EM200902.pdf (diakses 6 Maret 2022).
Diffusion Process dalam https://www.monash.edu/business/marketing/marketing-
dictionary/d/diffusion-process (diakses 8 Maret 2022)
Rogers, Everett, M. (2003). Diffusions of Innovations; Fifth Edition. Simon &
Schuster Publisher
Bryan, Jennings, & Thompson, Susan .(2002). Fundamentals of Media Effects
Turner, West. (2007). Introducing Communication Theory; Analysis and Application,
Third Edition;McGraw Hill