Kel 2 Ppengaruh Kelompok
Kel 2 Ppengaruh Kelompok
DISUSUN OLEH
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
I. PENGARUH SOSIAL
A. Konformitas
Merupakan perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok
sebagai akibat tekanan kelompok yang real maupun yang dibayangkan. Konformitas
merupakan kecenderungan anggota mengatakan atau melakukan hal yang sama
dengan kelompoknya. Konformitas dipengaruhi oleh faktor situasional dan faktor
personal. Faktor situasional seperti kejelasan situasi, konteks situasi, cara
menyampaikan penilaian, karakteristik sumber pengaruh, ukuran kelompok dan
tingkat kesepakatan kelompok. Faktor personal dapat berupa usia, jenis kelamin,
stabilias emosi, kepribadian, kecerdasan, motivasi, dan harga diri.
Seorang individu cenderung akan conform ataupun tidak dengan kelompok
sosialnya dikarenakan beberapa alasan yaitu adanya ingin tampil beda unik, motif
ingin disukai oleh orang lain, motif akan kepastian mengenai kebenaran perilaku
yang hendak ditampilkan.
B. Compliance
Pemenuhan keinginan terdiri atas 6 prinsip dasar (Cialdini, 2006):
1. Pertemanan atau rasa suka
2. Komitmen atau konsistensi
3. Kelangkaan
4. Timbal balik
5. Validasi Sosial
6. Otoritas.
C. Obedience
Suatu kondisi dimana seseorang menaati dan mematuhi permintaan orang lain
untuk melakukan tingkah laku tertentu karena ada unsur ‘power’ (Baron dan Bryne,
2008). Salah satu bentuk kepatuhan adalah destructive obedience. Destructive
obedience disebabkan oleh empat hal, yaitu:
1. Individu melepas tanggung jawab pribadi (merasa bukan tanggung
jawabnya, namun tanggung jawab orang yang memberi perintah).
2. Individu yang memberi perintah menggunakan simbol-simbol, seperti
lencana, seragam, yang berfungsi untuk mengingatkan orang yang diperintah
akan kekuasaannya.
3. Hal-hal yang terjadi secara gradual sebagaimana dalam penelitian milgram.
4. Proses yang terjadi secara cepat hingga si penerima tidak sempat berpikir
dengan mendalam akan tindakan yang dilakukannya.
Menurunnya motivasi individu untuk terlibat dalam kegiatan kelompok. Seseorang menjadi
kurang termotivasi untuk terlibat atau melakukan suatu kegiatan tertentu pada saat orang
tersebut berada dalam keadaan bersama-sama dengan orang lain. Mereka kurang
termotivasi untuk terlibat dalam diskusi karena berada dalam lingkungan di mana ada
orang lain yang mungkin mau melakukan respon yang kurang lebih sama terhadap
stimulus yang sama.
Sikap pasif. Anggota kelompok lebih memilih untuk diam dan memberikan kesempatan
kepada orang lain untuk melakukan usaha kelompok.
Pelebaran tanggung jawab. Usaha untuk mencapai tujuan kelompok merupakan usaha
bersama yang dilakukan oleh para anggotanya.
Free ride atau mendompleng pada usaha orang lain. Individu yang memahami bahwa masih
ada orang lain yang mau melakukan usaha kelompok cenderung tergoda untuk
mendompleng (free ride) begitu saja pada individu lain dalam melakukan usaha kelompok
tersebut.
Penurunan kesadaran akan evaluasi dari orang lain. Pemalasan sosial dapat juga terjadi
karena dalam situasi kelompok terjadi penurunan pada pemahaman atau kesadaran akan
evaluasi dari orang lain (evaluation apprehension) terhadap dirinya.
A. Pengertian Dinamika
Dinamika kelompok, gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang
di masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan ditata hidup masyarakat
yang bersangkutan.
Dinamika dapat diartikan sebagal perubahan besar ataupun kecil. Dengan
demikian, dinamika kelompok sosial merupakan perubahan baik kecil maupun
besar yang berpengaruh pada suatu kelompok sosial. Perubahan ini dapat berupa
perubahan progres (maju) ataupun perubahan regres (mundur) akibat proses
mobilitas sosial.
Dinamika kelompok sosial dapat diartikan sebagai sebuah proses perubahan
serta adanya interdependensi dan interaksi, yang terjadi baik antara anggota
kelompok ataupun anggota dari suatu kelompok dengan kelompok lainnya.
Berikut ini beberapa pengertian faktor pendorong dinamika kelompok sosial
menurut beberapa ahli:
1. Menurut Soerjono Soekanto, dinamika sosial dapat diartikan jika
manusia dan masyarakat akan selalu mengalami perkembangan.
Perubahan tersebut akan selalu terjadi di dalam setiap kelompok. Ada
yang mengalaminya secara lambat maupun cepat.
2. Menurut Slamet Sentosa, dinamika sosial dapat diartikan sebuah
kelompok yang teratur yang terdiri dari dua individu ataupun lebih yang
memiliki hubungan psikologis yang jelas diantara anggota satu sama
lainnya. Dapat dikatakan jika antar anggota kelompok tersebut memiliki
hubungan psikologis yang mana berlangsung di dalam situasi yang
dirasakan dan dialami secara bersama sama.
3. Menurut Shertzer dan Stone, dinamika kelompok merupakan sebuah
kekuatan yang berinteraksi di dalam kelompok saat kelompok tersebut
melakukan kegiatan yang digunakan untuk mencapai tujuannya.
4. Menurut Floyd D. Ruch, dinamika kelompok sosial merupakan analisa
dari relasi-relasi yang terjadi di dalam kelompok sosial, dimana terdapat
prinsip di dalamnya jika tingkah laku yang terjadi di dalam kelompok
tersebut merupakan hasil dari interaksi yang terjadi secara dinamis di
antara individu di dalam sebuah situasi sosial.
5. Menurut Santoso, dinamika kelompok sosial merupakan sebuah
kelompok yang teratur terdiri dari dua individu ataupun lebih yang
memiliki hubungan psikologis dengan jelas yang terjadi di antara
anggota satu dengan anggota lainnya.
6. Menurut Benyamin B. Wolman, dinamika kelompok sosial merupakan
studi yang berkaitan dengan hubungan sebab akibat yang terjadi di
dalam kelompok, tentang perkembangan mengenai hubungan sebab
akibat yang ada di dalam kelompok, teknik-teknik untuk bisa mengubah
hubungan interpersonal serta attitude yang ada di dalam kelompok.
7. Menurut Johnson, dinamika kelompok sopsial merupakan sebuah
lingkup ilmu sosial yang mana lebih berfokus kepada pengetahuan
mengenai hakikat kehidupan berkelompok.
8. Menurut Jacobs, Harvill, dan Manson, dinamika kelompok merupakan
kekuatan yang akan mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok
dengan interaksi di antara anggota kelompok tersebut dengan pemimpin
kelompok yang akan mempengaruhi kuat dalam perkembangan
kelompok.
9. Menurut Robert F. Bales, dinamika kelompok sosial merupakan proses
kejiwaan yang mana terjadi antar individu yang bisa mempengaruhi
kelompok tersebut.
10. Menurut Sprott, dinamika kelompok sosial merupakan analisis persoalan
inter relasi yang terjadi di dalam anggota-anggota kelompok.
B. Tahap Perkembangan Kelompok
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai lima tahap perkembangan
kelompok yang dimaksud oleh Bruce Tuckman.
1. Tahap Pembentukan (Forming)
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pembentukan kelompok
kerja, dimana para anggota mulai mempelajari tugas yang diberikan dan
berkenalan dengan anggota lainnya.
Tahap Forming ini dikarakteristikkan oleh banyaknya
ketidakpastian, para anggota kelompok masih tidak terlalu jelas
mengenai tujuan dan objektif kelompok, merasa kebingungan, masih
menyembunyikan perasaan masing-masing, keterlibatannya masih
kurang.
2. Perbedaan Paham
Perbedaan paham yang terjadi di dalam sebuah kelompok akan
mempengaruhi kelompok sosial tersebut secara keseluruhan. Hal ini
akan mempengaruhi keberadaan kelompok sosial tersebut.
3. Perbedaan Kepentingan
Anggota kelompok yang tidak memiliki pemahaman yang sama
dengan satu kelompok akan berusaha untuk memisahkan diri, dan
bergabung dengan kelompok lainnya yang memiliki pemahaman yang
sama dengan dirinya.
4. Berubahnya Struktur Kelompok Sosial
Perubahan struktur di dalam kelompok sosial disebabkan oleh hal-
hal yang bisa berasal dari luar, yaitu mengenai perubahan yang
diakibatkan adanya perubahan situasi. Situasi tersebut dapat mengubah
struktur di dalam kelompok sosial. Misalnya ancaman dari luar sehingga
menyebabkan terjadinya perubahan di dalam struktur kelompok sosial.
5. Pergantian Anggota Kelompok
Pergantian anggota di dalam sebuah kelompok sosial memang tidak
akan selalu membawa perubahan ke dalam struktur kelompok sosial
tersebut. Hanya saja ada beberapa kelompok sosial yang dapat
mengalami keguncangan karena adanya perubahan anggota kelompok di
dalamnya. Apalagi jika anggota-anggota kelompok yang berkaitan
tersebut memiliki posisi yang penting dan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
2017. Faktor Pendorong Dinamika Sosial. https://materiips.com/faktor-pendorong-
dinamika-kelompok-sosial. (Diakses tanggal 20 Agustus 2018)
Latané, Bibb, Kipling Williams, dan Stephen Harkins. 1979. Many Hands Make Light the
Work: The Causes and Consequences of Social Loafing. Journal of Personality and Social
Psychology Vol. 37, No. 6, 822-832
Latané, Bibb, Kipling Williams, dan Stephen Harkins. 1981. Identifiability as a Deterrant
to Social Loafing: Two Cheering Experiments. Journal of Personality and Social
Psychology Vol. 40, No. 2, 303-311
Williams, Kipling D. & Steven J. Karau. 1991. Social Loafing and Social Compensation:
The Effects of Expectations of Co-Worker Performance. Journal of Personality and Social
Psychology Vol. 61, No. 4, 570-581
Williams, Kipling D. & Steven J. Karau. 1993. Social Loafing: A Meta-Analytic Review
and Theoretical Integration. Journal of Personality and Social Psychology Vol. 65, No. 4,
681-706
Baron, Robert A & Donn Byrne. 2004. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga
Uziel, Liad. 2006. Individual Differences In The Social Facilitation Effect: A Review and
Meta-Analysis. Journal of Research in Personality Vol. 41, 579-601
Bordens, Kenneth S. & Irwin A. Horowitz. 2007. Social Psyhology: Third Edition.
Minnesota: Freeload Press
Forsyth, Donelson R. & Jeni Burnette. 2010. Group Processes. Oxford: Oxford University
Press