Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH GENERATOR AC

Disusunoleh:

Nama : Lutfi Kusuma W

NIM :121031029

Jurusan : TeknikMesin

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Listrik sangatlah penting bagi kehidupan manusia, dengan adanya listrik
manusia bisa mengerjakan pekerjaan dengan efektif, kita bisa menoton TV,
menelfon, main games, memasak dan lain-lain. Di dunia ada banyak sumber
tenaga listrik, ada PLTA, ada PLTD, PLTU dan lain-lain, semua itu
membutuhkan alat untuk bisa menghasilkan listrik yaitu generator. Generator
adalah dinamo yang digunakan untuk mengubah energi mekanis menjadi energi
listrik pada dan berdasarkan arus yang dihasilkan generator dibagi menjadi dua
yaitu generator AC dan genera DC. Dan yang akan dibahas pada makalah ini lebih
spesifik pada generator AC.
Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga sebagai alternator atau
generator AC (alternating current) atau juga generator singkron. Alat ini sering
dimanfaatkan di industri untuk mengerakkan beberapa mesin yang menggunakan
arus listrik sebagai sumber penggerak.

B. Rumusan Masalah
 Apa pengertian dari generator AC?
 Bagaimana prinsip kerja dari generator AC?
 Apa saja bagian-bagian dari generator AC?
 Bagaimana cara kerja dari generator AC?
 Apa saja macam-macam pembagian generator AC?
 Apa kelebihan dan kekurangan generator AC?
 Bagaimana penggunaan generator yang benar?

C. Tujuan Penulisan
 Mengetahui pengertian dari generator AC
 Mengetahui prinsip kerja generator AC
 Mengetahui bagian-bagian dari generator AC
 Mengetahui cara kerja dari generator AC
 Mengetahui macam-macam pembagian generator AC
 Mengetahui kelebihan dan kekurangan generator AC
 Mengetahui penggunaan generator yang benar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian generator AC
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi
tenaga listrik melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh
energi mekanis dari prime mover atau penggerak mula. Prinsip kerja dari
generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus listrik yang diberikan pada stator
akan menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor
sehingga menimbulkan EMF pada kumparan rotor.

Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel
sebagai prime mover akan memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi
agar menimbulkan medan magnit yang berpotongan dengan konduktor pada stator
dan menghasilkan tegangan pada stator. Karena terdapat dua kutub yang berbeda
yaitu utara dan selatan, maka pada 90o pertama akan dihasilkan tegangan
maksimum positif dan pada sudut 270o kedua akan dihasilkan tegangan
maksimum negatif. Ini terjadi secara terus menerus/continue. Bentuk tegangan
seperti ini lebih dikenal sebagai fungsi tegangan bolak-balik.
Generator arus bolak-balik sering disebut sebagai generator sinkron atau
alternator. Generator arus bolak-balik memberikan hubungan yang sangat penting
dalam proses perubahan energi dari batu bara, minyak, gas, atau uranium ke
dalam bentuk yang bermanfaat untuk digunakan dalam industri atau rumah
tangga. Dalam generator arus bolak-balik bertegangan rendah yang kecil, medan
diletakan pada bagian yang berputar atau rotor dan lilitan jangkar pada bagian
yang diam atau stator dari mesin

B. Prinsip kerja generator AC


Generator AC bekerja berdasarkan atas prinsip dasar induksi
elektromagnetik Faraday. Tegangan bolak-balik akan dibangkitkan oleh putaran
medan magnetik dalam kumparan jangkar yang diam. Dalam hal ini kumparan
medan terletak pada bagian yang sama dengan rotor dari generator. Nilai dari
tegangan yang dibangkitkan bergantung pada :
1. Jumlah dari lilitan dalam kumparan.
2. Kuat medan magnetik, makin kuat medan makin besar tegangan yang
diinduksikan.
3. Kecepatan putar dari generator itu sendiri.
Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday
yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang
berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik.
proses terjadinya tenaga mekanik ke tenaga listrik ada beberapa syarat yaitu:
1.  Adanya fluks yang ditimbukan oleh dua buah kutub magnet.
2.  Adanya kawat penghantar.
3.  Adanya putaran yang menyebabkan penghantar memotong fluks2 magnet
Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan
akan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada
medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya. Hukum tangan kanan
berlaku pada generator dimana menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara
penghantar bergerak, arah medan magnet, dan arah resultan dari aliran arus yang
terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk
menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang
terinduksi. Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar
yang digerakkan. Terdapat dua jenis konstruksi dari generator ac, jenis medan
diam atau medan magnet dibuat diam dan medan magnet berputar.

C. Bagian-bagian generator AC
 Pulley
Berfungsi untuk tempat V belt penggerak alternator yang memindahkan gerak
putar mesin untuk memutar alternator.

 Kipas (fan)
Berfungsi untuk mendinginkan komponen altenator yaitu diode maupun
kumparan pada alternator.
 Rotor
Fungsi rotor untuk menghasilkan medan magnet, kuat medan magnet yang
dihasilkan tergantung besar arus listrik yang mengalir ke rotor coil.  Listrik ke
rotor coil disalurkan melalui sikat yang selalu menempel pada slip ring. Terdapat
dua sikat yaitu sikat positip berhubungan dengan terminal F,  sikat negatip
berhubungan dengan massa atau terminal E.  Semakin tinggi putaran mesin,
putaran rotor altenator semakin tinggi pula, agar listrik yang dihasilkan tetap stabil
maka kuat magnet yang dihasilkan semakin berkurang sebanding dengan putaran
mesin.

 Rotor alternator
Bila rotor dirangkai seperti gambar diatas, maka arus listrik akan mengalir dari
positip baterai, variable resistor, amper meter, slip ring, rotor coil, slip ring dan ke
negatip baterai. Adanya aliran listrik pada rotor menyebabkan rotor menjadi
magnet,  saat tahanan pada variable resistor kecil maka arus yang mengalir sangat
besar, magnet pada rotor sangat kuat, namun bila tahanan variable resistor besar
maka arus yang mengalir ke rotor coil menjadi kecil sehingga kemagnetan juga
menjadi kecil. Pada saat tahanan variable resistor kecil maka voltmeter  yang
dipasang pada slip ring menunjukan tegangan yang besar, sebaliknya saat tahanan
variable resistor besar maka tegangan pada slip ring menjadi kecil.
 Stator
Stator berfungsi sebagai kumparan yang menghasilkan listrik saat terpotong
medan magnet dari rotor.Stator terdiri dari stator core (inti stator)  dan stator coil.
Disain stator coil ada 2 macam yaitu model “delta” dan model “Y”. Pada model 
“Y”, ketiga ujung kumparan tersebut disambung menjadi satu. Titik sambungan
ini disebut titik “N” (neutral point). Pada model delta ketiga ujung lilitan
dijadikan satu sehingga membentuk segi tiga (delta). Model ini tidak memiliki
terminal neutral (N). Stator coil menghasilkan arus listrik AC tiga phase. Tiap
ujung stator dihubungkan ke diode positip dan diode negatip.
 Sikat (brush)
Sikat berfungsi untuk mengalir arus listrik dari regulator ke rotor coil. Pada
altenator terdapat dua sikat, yaitu :
1.        Sikat positip yang berhubungan dengan terminal F alternator
2.        Sikat negatip berhubungan dengan bodi altenator dan terminal E
Sikat selalu menempel dengan slip ring, saat rotor berputar maka akan terjadi
gesekan antara slip ring dengan sikat, sehingga sikat menjadi cepat aus.  Kontak
sikat dengan slip ring harus baik agar listrik dapat mengalir dengan baik,  agar
kontak sikat dengan slip ring baik maka sikat ditekan oleh pegas.
Sikat merupakan bagian yang sering menjadi penyebab gangguan pada altenator,
karena cepat aus. Sikat yang sudah pendek dapat menyebabkan aliran listrik ke
rotor coil berkurang, akibat tekanan pegas yang melemah. Berkurangnya aliran
listrik ke rotor coil menyebabkan  kemagnetan rotor berkurang dan listrik yang
dihasilkan altenator  menurun.  Bila sikat suda pendek harus segera diganti, sebab
kalau sampai sikat habis maka slip ring akan bergesekan dengan pegas sikat
sehingga menjadi aus. Sikat yang sudah habis dapat menyebabkan liran listrik ke
rotor coil terputus, kemgnetan rotor hilang, altenator tidak dapat menghasilkan
listrik, tidak terjadi proses pengisian.
Sikat patah  dan pecahnya rumah sikat sering dijumpai akibat kesalahan saat
merakit altenator. Saat  rotor dilepas sikat akan keluar akibat tekanan pegas, pada
kondisi tersebut bila seseorang merakit rotor, maka bearing rotor akan menekan
sikat sehingga sikat patah dan hal ini dapat pula menyebabkan rumah sikat pecah,
untuk menghindari hal tersebut maka sikat harus dimasukkan ke rumahnya dan
ditahan menggunakan kawat yang dimasukan melaui lubang kecil yang sedah
tersedia, bila sikat sudah tertahan oleh kawat maka rotor dapat dimasukkan
dengan aman.
 Regulator
Regulator berfungsi untuk mengatur arus dan tegangan yang dihasilkan oleh
altenator. Arus yang dihasilkan altenator sampai putaran 2000 rpm sebesar 10 A
atau kurang, namun saat beban lampu dihidupkan maka arus yang dihasilkan pada
putaran 2000 rpm sebesar 30 A atau lebih sesuai kapasitas dari altenator dan
beban listriknya. Tegangan yang dihasilkan altenator dijaga tetap stabil pada 13,8-
14,8 Volt.  Regulator mekanik 6 terminal mempunyai terminal E, F, N, B, IG dan
L. Pada regulator ini terdiri dari dua bagian yaitu voltage regulator yang berfungsi
untuk mengatur arus dan tegangan pengisian dan voltage relay yang berfungsi
untuk mengatur hidup dan matinya lampu indicator pengisian sebagai indikasi
sistem pengisian berfungsi.
Pola susunan terminal pada regulator tipe A adalah IG,N,F dan E,L,B,
sedangkan pola susunan terminal pada regulator tipe B adalah B,L,E dan F,N,IG.
Meskipun terminal regulator mempunyai pola tertentu, namun kita sering
mengalami kesulitan dalam menentukan terminal regulator, sehingga kita
kesulitan menentukan apakah regulator tertentu tipa A atau tipe B.
Sistem pengoperasian Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi
untuk menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator
akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada
perubahan beban yang selalu berubah-ubah, dikarenakan beban sangat
mempengaruhi tegangan output generator.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan
generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter.
Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan
nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator
akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan
peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum
ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
 

Gambar 1. Diagram sistem eksitasi.

AVR dioperasikan dengan mendapat satu daya dari permanen magnet generator
(PMG) sebagai contoh AVR dengan tegangan 110V, 20A, 400Hz. Serta mendapat
sensor dari potencial transformer (PT) dan current transformer (CT).

Gambar 2. Diagram AVR.

a. Sensing circuit
Tegangan tiga phasa generator diberikan pada sensing circuit melewati PT
dan 90R terlebih dahulu, dan tegangan tiga phasa keluaran dari 90R diturunkan
kemudian disearahkan dengan rangkaian dioda, dan diratakan oleh rangkaian
kapasitor dan resistor dan tegangan ini dapat diatur dengan VR (Variable
Resistant). Keuntungan dari sensing circuit adalah mempunyai respon yang cepat
terhadap tegangan output generator.
Output tegangan respon berbanding lurus dengan output tegangan
Generator berbanding lurus seperti ditinjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Grafik hubungan sensing tegangan terhadap output of Generator

b. Comparative amplifier
Rangkaian comparative amplifier digunakan sebagai pembanding antara
sensing circuit dengan set voltage. Besar sensing voltage dengan set voltage tidak
mempunyai nilai yang sama sehingga selisih/rentang besar tegangan tersebut.
Selisih tegangan disebut dengan error voltage. Ini akan dihilangkan dengan cara
memasang VR (variable resistance) pada set voltage dan sensing voltage.

c. Amplifier circuit
Aliran arus dari D11, D12, dan R34 adalah rangkaian penguat utama atau
penguatan tingkat terendah. Keluaran dari comparative amplifier dan keluaran
dari over excitation limiter (OEL) adalah tegangan negative dan dari tegangan
negative kemudian pada masukan OP201. Ketika over excitation limiter (OEL)
atau minimum excitation limiter (MEL) tidak operasi maka keluaran dari
comparative amplifier dikuatkan oleh OP201 dan OP301 masukan dari OP301
dijumlahkan dengan keluaran dari dumping circuit. OP401 adalah Amplifier
untuk balance meter hubungan antara tegangan masuk dan tegangan keluaran dari
OP201 dan OP401 diperlihatkan pada bagan berikut.

Gambar 4. Rangkaian Amplifier

d. Automatic manual change over and mixer circuit


Rangkaian ini disusun secara Auto-manual pemindah hubungan dan
sebuah rangkaian untuk mengontrol tegangan penguatanmedan generator. Auto-
manual change over and mixer circuit pada operasi manual pengaturan tegangan
penguatan medan generator dilakukan oleh 70E, dan pada saat automatic manual
change over and mixer circuit beroperasi manual maka AVR (automatic voltage
Rregulator) belum dapat beroperasi. Dan apabila rangkaian ini pada kondisi auto
maka AVR sudah dapat bekerja untuk mengatur besar arus medan generator.

e. Limited circuit
Limited circuit adalah untuk penentuan pembatasan lebih dan kurang
penguatan (excitation) untuk pengaturan tegangan output pada sistem excitacy,
VR125 untuk pembatas lebih dari keluaran terminal C6 dan VR126 untuk
pembatas minimal dari keluaran terminal C6.

f. Phase syncronizing circuit


Unit tyristor digunakan untuk mengontrol tegangan output tyristor dengan
menggunakan sinyal kontrol yang diberikan pada gerbang tyristor dengan cara
mengubah besarnya sudut sinyal pada gerbang tyristor. Rangkaian phase
sinkronisasi berfungsi untuk mengubah sudut gerbang tyristor yang sesuai dengan
tegangan output dari batas sinkronisasi dan juga sinyal kontrol yang diberikan
pada tyristor di bawah ini terdapat gambar sinkronisasi.

g. Thyristor firing circuit


Rangkaian ini sebagai pelengkap tyristor untuk memberikan sinyal kontrol
pada gerbang tyristor.

h. Dumping circuit
Dumping circuit akan memberikan sensor besarnya penguatan tegangan
dari AC exciter dan untuk diberikan ke amplifier circuit dengan dijadikan feed
back masukan terminal OP301.

i. Unit tyristor
Merupakan susunan dari tyristor dan dioda. Dan juga menggunakan fuse
(sekring) yang digunakan sebagai pengaman lebur dan juga dilengkapi dengan
indikator untuk memantau kerja dari tyristor yang dipasang pada bagian depan
tyristor untuk tiap phase diberikan dua fuse yang disusun pararel dan ketika terjadi
kesalahan atau putus salah satunya masih dapat beroperasi.

j. MEL (minimum excitacy limiter)


MEL (minimum eksitasi limiter) yaitu untuk mencegah terjadinya output
yang berlebihan pada generator dan adanya penambahan penguatan (excitacy)
untuk meningkatkan tegangan terminal generator pada level konstan. Rangkaian
ini digunakan untuk mendeteksi operasional dari generator yaitu dengan
mendeteksi keluaran tegangan dan arus pada generator. Rangkaian inijuga
digunakan untuk membandingkan keluaran tegangan generator dengan eksitasi
minimum yang telah diseting. Rangkaian ini akan memberikan batas sinyal pada
rangkaian AVR apabila melebihi eksitasi minimum, kemudian output dari MEL
(Minimum Eksitasi Limiter) dikuatkan oleh amplifier.

Gambar 5. Diagram Minimum Excitasi Limiter.

k. Automatic follower
Prinsip kerja dari alat ini adalah untuk melengkapi penguatan dengan
pengaturan secara manual oleh 70E. Untuk menyesuaikan pengoperasian
generator dalam pembandingan fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal error.
Hal tersebut digunakan untuk menjaga kesetabilan tegangan pada generator.
Pengoperasian ini digunakan untuk pengaturan manual (70E) untuk ketepatan
tingkatan excitacy yang telah disesuaikan. Kondisi pengoperasian generator dan
pembandingan fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal tegangan error. Hal
tersebut dijadikan pegangan untuk menjaga kestabilan tegangan pada generator
dengan adanya perubahan beban.

Automatic Follower digunakan untuk mendeteksi keluaran regulator dari sinyal


tegangan error dan pengoperasian otomatis manual adjuster dengan membuat nilai
nol. Rangkaian ini untuk menaikkan sinyal dan menurunkan sinyal yang
dikendalikan oleh 70E. Dengan cara memutar 70E untuk mengendalikan sinyal
pada rangkaian ini.

Gambar 6. Blok Diagram Automatic Follower

D. Macam-macam pembagian generator AC


Berdasarkan sistem pembangkitannya generator AC dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Generator 1 fasa
Generator yang dimana dalam sistem melilitnya hanya terdiri dari satu kumpulan
kumparan yang hanya dilukiskan dengan satu garis dan dalam hal ini tidak
diperhatikan banyaknya lilitan. Ujung kumparan atau fasa yang satu dijelaskan
dengan huruf besar X dan ujung yang satu lagi dengan huruf U.
2. Generator 3 fasa
Generator yang dimana dalam sistem melilitnya terdiri dari tiga kumpulan
kumparan yang mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan fasa.
Jadi pada statornya ada lilitan fasa yang ke satu ujungnya diberi tanda U – X;
lilitan fasa yang ke dua ujungnya diberi tanda dengan huruf V – Y dan akhirnya
ujung lilitan fasa yang ke tiga diberi tanda dengan huruf W – Z.

E. Cara Kerja generator AC


 Ketika kumparan diputar didalam medan magnet,satu sisi kumparan (biru)
bergerak ketas sedang lainnya(kuning)bergerak kebawah
 Kumparan mengalami perubahan garis gaya magnet yang semakin
sedikit,sehingga pada kedua sisi kumparan mengalir arus listrik mengitari
kumparan mengalir arus listrik mengitari kumparan hingga kumparan sinusoid
 Pada posisi sinusoid kumparan tidak mengalami perubahan garis gaya magnet
sehingga tidak ada listrik yang mengalir pada kumparan
 Pada posisi ini kumparan mendapat garis ± garis magnet maksimum
 Kumparan terus berputar hingga sisi biri bergerak kebawah dan sisi kuning
bergerak keatas
 Kumparan mengalami perubahan garis gaya magnet yang bertambah
banyak,sehingga pada setiap sisi kumparan mengalir arus listrik yang
berlawanan hingga posisi kumparan
sinusoidal.Kumparan terus berputar hingga sisi biru bergerak ketas dan sisi
kuning bergerak
kebawah
 Agar menimbulkan medan magnet yang berpotongan dengan konduktor pada
stator rator diberi eksitasi.Karena ada dua kutub yang berbeda,utara dan
selatan,maka tegangan yang
dihasilkan pada stator adalah tegangan bolak balik dengan gelombang sinusoidal
 Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel
jaringan listrik untuk akhirnya digunakan masyarakat

F. Rumusan Matematis generator AC


Yang akan menjadi kerangka bahasan kali ini adalah pengoperasian
generator sinkron dalam kondisi berbeban, tanpa beban, menentukan reaktansi dan
resistansi dengan melakukan percobaan tanpa beban (beban nol), percobaan
hubung-singkat dan percobaan resistansi jangkar.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kecepatan rotor dan
frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan oleh suatu generator sinkron
berbanding lurus. Gambar 1 akan memperlihatkan prinsip kerja dari sebuah
generator AC dengan dua kutub, dan dimisalkan hanya memiliki satu lilitan yang
terbuat dari dua penghantar secara seri, yaitu penghantar a dan a’.

Gambar 1. Diagram Generator AC Satu Phasa Dua Kutub.


Lilitan seperti disebutkan diatas disebut “Lilitan terpusat”, dalam generator
sebenarnya terdiri dari banyak lilitan dalam masing-masing fasa yang terdistribusi
pada masing-masing alur stator dan disebut “Lilitan terdistribusi”. Diasumsikan
rotor berputar searah jarum jam, maka fluks medan rotor bergerak sesuai lilitan
jangkar. Satu putaran rotor dalam satu detik menghasilkan satu siklus per detik
atau 1 Hertz (Hz).
Bila kecepatannya 60 Revolution per menit (Rpm), frekuensi 1 Hz. Maka
untuk frekuensi f = 60 Hz, rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk kecepatan rotor
n rpm, rotor harus berputar pada kecepatan n/60 revolution per detik (rps). Bila
rotor mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub maka masing-
masing revolution dari rotor menginduksikan P/2 siklus tegangan dalam lilitan
stator. Frekuensi dari tegangan induksi sebagai sebuah fungsi dari kecepatan rotor,
dan diformulasikan dengan:

Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing-
masing terpisah sebesar 120 derajat listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara
seperti diperlihatkan pada kumparan a – a’, b – b’ dan c – c’ pada gambar 2.
Masing-masing lilitan akan menghasilkan gelombang Fluksi sinus satu dengan
lainnya berbeda 120 derajat listrik. Dalam keadaan seimbang besarnya fluksi
sesaat :
ΦA = Φm. Sin ωt
ΦB = Φm. Sin ( ωt – 120° )
ΦC = Φm. Sin ( ωt – 240° )

Gambar 2. Diagram Generator AC Tiga Fasa Dua Kutub


Besarnya fluks resultan adalah jumlah vektor ketiga fluks tersebut adalah:
ΦT = ΦA +ΦB + ΦC, yang merupakan fungsi tempat (Φ) dan waktu (t), maka
besar- besarnya fluks total adalah:
ΦT = Φm.Sin ωt + Φm.Sin(ωt – 120°) + Φm. Sin(ωt– 240°). Cos (φ – 240°)
Dengan memakai transformasi trigonometri dari :
Sin α . Cos β = ½.Sin (α + β) + ½ Sin (α + β ),
maka dari persamaan diatas diperoleh :
ΦT = ½.Φm. Sin (ωt +φ )+ ½.Φm. Sin (ωt – φ) + ½.Φm. Sin ( ωt + φ – 240° )+
½.Φm. Sin (ωt – φ) +½.Φm. Sin (ωt + φ – 480°)
Dari persamaan diatas, bila diuraikan maka suku kesatu, ketiga, dan kelima
akan silang menghilangkan. Dengan demikian dari persamaan akan didapat
fluksi total sebesar, ΦT = ¾ Φm. Sin ( ωt - Φ ) Weber .
Jadi medan resultan merupakan medan putar dengan modulus 3/2 Φ dengan
sudut putar sebesar ω. Maka besarnya tegangan masing-masing fasa adalah :
E maks = Bm. ℓ. ω r Volt
dimana :
Bm = Kerapatan Fluks maksimum kumparan medan rotor (Tesla)
ℓ = Panjang masing-masing lilitan dalam medan magnetik (Weber)
ω = Kecepatan sudut dari rotor (rad/s)
r = Radius dari jangkar (meter)

Generator Tanpa Beban


Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan sebagai generator dengan
diputar pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If), maka pada
kumparan jangkar stator akan diinduksikan tegangan tanpa beban (Eo), yaitu
sebesar:
Eo = 4,44 .Kd. Kp. f. φm. T Volt
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator,
sehingga tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus
medan (If). Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan keluaran juga
akan naik sampai titik saturasi (jenuh), seperti diperlihatkan pada gambar 3.
Kondisi generator tanpa beban bisa digambarkan rangkaian ekuivalennya seperti
diperlihatkan pada gambar 3b.
Gambar 3a dan 3b. Kurva dan Rangkaian Ekuivalen Generator Tanpa Beban

Generator Berbeban
Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan
terminal V akan berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan
pada:
• Resistansi jangkar Ra
• Reaktansi bocor jangkar Xl
• Reaksi Jangkar Xa

a. Resistansi Jangkar
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegang/fasa
(tegangan jatuh/fasa) dan I.Ra yang sefasa dengan arus jangkar.
b. Reaktansi Bocor Jangkar
Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi
tidak mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut Fluks
Bocor.
c. Reaksi Jangkar
Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator
dibebani akan menimbulkan fluksi jangkar (ΦA ) yang berintegrasi dengan fluksi
yang dihasilkan pada kumparan medan rotor(ΦF), sehingga akan dihasilkan suatu
fluksi resultan sebesar :

Interaksi antara kedua fluksi ini disebut sebagai reaksi jangkar, seperti
diperlihatkan pada Gambar 4. yang mengilustrasikan kondisi reaksi jangkar untuk
jenis beban yang berbeda-beda.

Gambar 4a, 4b, 4c dan 4d. Kondisi Reaksi Jangkar.


Gambar 4a , memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat generator dibebani
tahanan (resistif) sehingga arus jangkar Ia sefasa dengan GGL Eb dan ΦA akan
tegak lurus terhadap ΦF. Gambar 4b, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat
generator dibebani kapasitif , sehingga arus jangkar Ia mendahului ggl Eb sebesar
θ dan ΦA terbelakang terhadap ΦF dengan sudut (90 -θ). Gambar 4c,
memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat dibebani kapasitif murni yang
mengakibatkan arus jangkar Ia mendahului GGL Eb sebesar 90° dan ΦA akan
memperkuat ΦF yang berpengaruh terhadap pemagnetan. Gambar 4d,
memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat arus diberi beban induktif murni
sehingga mengakibatkan arus jangkar Ia terbelakang dari GGL Eb sebesar 90° dan
ΦA akan memperlemah ΦF yang berpengaruh terhadap pemagnetan.
Jumlah dari reaktansi bocor XL dan reaktansi jangkar Xa biasa disebut reaktansi
Sinkron Xs.
Vektor diagram untuk beban yang bersifat Induktif, resistif murni, dan
kapasitif diperlihatkan pada Gambar 5a, 5b dan 5c.

Gambar 5a, 5b dan 5c. Vektor Diagram dari Beban Generator


Berdasarkan gambar diatas, maka bisa ditentukan besarnya tegangan jatuh
yang terjadi, yaitu :

Total Tegangan Jatuh pada Beban:


= I.Ra + j (I.Xa + I.XL)
= I {Ra + j (Xs + XL)}
= I {Ra + j (Xs)}
= I.Zs

Menentukan Resistansi dan Reaktansi


Untuk bisa menentukan nilai reaktansi dan impedansi dari sebuah generator,
harus dilakukan percobaan (test). Ada tiga jenis test yang biasa dilakukan, yaitu:
• Test Tanpa beban ( Beban Nol )
• Test Hubung Singkat.
• Test Resistansi Jangkar.

Test Tanpa Beban


Test Tanpa Beban dilakukan pada kecepatan Sinkron dengan rangkaian
jangkar terbuka (tanpa beban) seperti diperlihatkan pada Gambar 6. Percobaan
dilakukan dengan cara mengatur arus medan (If) dari nol sampai rating tegangan
output terminal tercapai.

Gambar 6. Rangkaian Test Generator Tanpa Beban.

Test Hubung Singkat


Untuk melakukan test ini terminal generator dihubung singkat, dan dengan
Ampermeter diletakkan diantara dua penghantar yang dihubung singkat tersebut
(Gambar 7). Arus medan dinaikkan secara bertahap sampai diperoleh arus jangkar
maksimum. Selama proses test arus If dan arus hubung singkat Ihs dicatat.

Gambar 7. Rangkaian Test Generator di Hubung Singkat.


Dari hasil kedua test diatas, maka dapat digambar dalam bentuk kurva
karakteristik seperti diperlihatkan pada gambar 8.

Gambar 8. Kurva Karakteristik Tanpa Beban dan Hubung Singkat sebuah


Generator.

Impedansi Sinkron dicari berdasarkan hasil test, adalah:


, If = konstatn

Test Resistansi Jangkar


Dengan rangkaian medan terbuka, resistansi DC diukur antara dua
terminal output sehingga dua fasa terhubung secara seri, Gambar 9. Resistansi per
fasa adalah setengahnya dari yang diukur.

Gambar 9. Pengukuran Resistansi DC.


Dalam kenyataannya nilai resistansi dikalikan dengan suatu faktor
untuk menentukan nilai resistansi AC efektif , eff R . Faktor ini tergantung
pada bentuk dan ukuran alur, ukuran penghantar jangkar, dan konstruksi
kumparan. Nilainya berkisar antara 1,2 s/d 1,6 .
Bila nilai Ra telah diketahui, nilai Xs bisa ditentukan berdasarkan
persamaan:
G. Kelebihan dan kekurangan generator AC
berdasarkan arah arus listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut,
Generator Listrik dibedakan menjadi 2 jenis yaitu,
1.       Generator DC

Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang


mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan
arus DC / arus searah.
Perbedaan generator DC dengan Generator AC yang paling
menonjol  adalah generator DC menggunakan komutator sedangkan generator AC
menggunakan Slip Ring.
Komutator pada generator DC berguna untuk menjaga arah putar rotor
supaya tetap satu arah putaran. atau menyearahkan arus-tegangan dari AC menjadi
DC secara mekanis pada terminalnya untuk generator DC

Komutator berbentuk seperti silinder yang mempunyai banyak segmen-


segmen disekelilingnya. 
Setiap segmen dihubungkan oleh kawat atau kabel, karena jumlah segmen
pada komutator jumlahnya sangat banyak maka kawat atau kabel yang dibutuhkan
juga banyak sehingga ini menjadi salah satu kekurangan dari komutator yaitu
konstruksinya rumit. Karena konstruksinya yang rumit dan membutuhkan kawat
atau kabel yang banyak, generator DC menjadi mahal harganya. 
Selain itu, akibat komutator mempunyai segmen-segmen yang banyak
dengan jarak yang relatif dekat, ketika komutator berputar dengan kecepatan yang
tingi akan menghasilkan suara yang bising. Dan akibat jarak yang dekat antartiap
segmen, kapasitas tegangannya juga rendah (max 5MW) karena dikhawatirkan
akan terjadi peloncatan bunga api listrik. Kelemahan berikutnya pada komutator
adalah komutator yang sedang berputar harus dihubungkan dengan brush (yang
terdiri dari material Carbon) guna untuk menyalurkan arus DC ke rotor generator.
Hal ini mengakibatkan maintenance yang dilakukan harus lebih sering, karena
brush akan mengalami "Aus" yang mengakibatkan adanya serpihan-serpihan
karbon pada komutator.
Namun, salah satu keunggulan Generator DC adalah mempunyai Torsi
awal yang besar, sehingga banyak digunakan sebagai starter motor.

2.       Generator AC
Generator AC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang
mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator AC menghasilkan
arus AC (arus bolak balik).
Pada Generator AC digunakan Slip Ring yang berfungsi sebagai pengganti
dari komutator.

Bentuk fisik dari slip ring adalah seperti cincin-cincin yang dihubungkan
satu sama lain. berbeda dari bentuk komutator yang mempunyai banyak segmen.
Hal Ini memberikan banyak keuntungan pada Slip Ring. 
Slip Ring tidak membutuhkan terlalu banyak kawat atau kabel yang
dihubungkan kepadanya, sehingga konstruksinya sederhana. hal ini juga
mengakibatkan harga dari Generator AC lebih murah. Selain itu Slip ring juga
tidak mempunyai banyak segmen-segmen yang berjarak , sehingga saat Slip ring
berputar dengan kecepatan tinggi tidak mengakibatkan bising. 
Kemungkinan terjadinya peloncatan bunga api  jugasemakin sedikit karena
, jarak antar cincin lumayan jauh, hal ini mengakibatkan kapasitas tegangannya
menjadi tinggi (750MW).
Namun, generator AC juga mempunyai kekurangan yaitu Torsi Awal yang
dihasilkan lemah..

H. Tips Aman penggunaan generator


Berikut adalah tips aman penggunaan generator yang dirilis OSHA (The
Occupational Safety and Health Administration), yuk kita pelajari agar lebih
aware dalam penggunaan genset:
 Jangan menghubungkan generator Anda langsung ke kabel rumah Anda.
Menghubungkan sebuah generator listrik portabel langsung ke kabel rumah
tangga Anda dapat mematikan bagi Anda dan orang lain. Sebuah generator yang
terhubung langsung ke kabel rumah Anda bisa "backfeed" ke saluran listrik yang
terhubung ke rumah Anda. Utilitas transformator dapat kemudian "step up" atau
meningkatkan ini "backfeed" besarnya ribuan volt! Cukup untuk membunuh
seorang atlet sekalipun.
 Satu-satunya cara aman untuk menghubungkan generator listrik portabel adalah
memiliki kontraktor listrik berlisensi untuk menginstal switch transfer. Saklar
transfer akan mentransfer daya dari jalur listrik ke daya yang berasal dari
generator.Untuk mencegah sengatan listrik, pastikan generator dipasang dengan
benar. Konsultasikan masalah ini baik - baik dengan kontraktor.
 Letakkan Generator diluar ruangan untuk mencegah karbon monoksida masuk ke
dalam ruangan. Melampirkan kawat tanah ke generator untuk memastikan
landasan sesuai. Tanpa landasan yang tepat, sistem ungrounded dapat
mengakibatkan Anda bisa kesetrum.
 Gunakan bensin yang baik bila memungkinkan. Jika generator akan istirahat
jangka waktu yang lama sebelum berjalan lagi, gunakan stabilizer bensin.
 Gunakan generator setidaknya sebulan sekali dan biarkan bekerja selama beberapa
menit. Jika Anda memiliki baterai, isi baterai dari waktu ke waktu untuk
memastikan generator siap digunakan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Generator listrik bolak balik (AC) adalah alat yang digunakan untuk
memproduksi listrik bolak balik (AC). Generator ini terdiri dari dua bagian, yaitu
rotor dan stator. Rotor adalah bagian genertor yang bergerak, seperti kumparan.
Sedangkan Stator adalah bagian generator yang diam, seperti magnet permenen,
cincin, dan sikat/terminal.
Generator arus bolak-balik sering disebut sebagai generator sinkron atau
alternator. Generator arus bolak-balik memberikan hubungan yang sangat penting
dalam proses perubahan energi dari batu bara, minyak, gas, atau uranium ke
dalam bentuk yang bermanfaat untuk digunakan dalam industri atau rumah
tangga. Dalam generator arus bolak-balik bertegangan rendah yang kecil, medan
diletakan pada bagian yang berputar atau rotor dan lilitan jangkar pada bagian
yang diam atau stator dari mesin

B. Saran
 Sebaiknya dalam penggunaan generator haruslah memperhatikan keamanan
dan keselamatan dalam pemakaian agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
 Sebaiknya perawatan generator dilakukan secara berkala sehingga keawetan
dari generator itu sendiri dapat bertahan lama.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Daryanto. 1995. Pengetahuan Teknik Listrik . Jakarta: PT Bumi aksara


http://fisika79.wordpress.com/2011/04/10/arus-listrik-ac-2/
http://www.mediabali.net/listrik_dinamis/sifatsifat_listrik_ac.html
http://kanagaartikeldanmakalah.blogspot.com/2011/02/generator-ac.html

Anda mungkin juga menyukai