Anda di halaman 1dari 20

PERKEMBANGAN FAKTOR SKIN YANG TERGANTUNG PADA LAJU ALIR DAN

WAKTU UNTUK SUMUR MINYAK PADA RESERVOIR BERTENAGA DORONG


GAS TERLARUT

Oleh :
Radhintya Danas Okvendrajaya*
Pembimbing :
Dr. Ir. Pudjo Sukarno

Sari
Faktor Skin merupakan ukuran hambatan terhadap aliran fluida reservoir dari lapisan produktif menuju lubang sumur.
Fenomena hambatan aliran ini hampir selalu ditemui di dalam kegiatan produksi suatu sumur baik pada sumur minyak ataupun gas.
Berdasarkan komponen penyebab terjadinya hambatan, faktor skin terdiri dari faktor skin damage, factor skin perforasi, faktor skin
akibat aliran non-darcy, dan faktor skin yang bergantung pada laju alir dan waktu. Penjumlahan semua komponen tersebut akan
menghasilkan satu harga faktor skin yang disebut faktor skin total.
Penelitian ini difokuskan pada salah satu komponen faktor skin total yaitu faktor skin yang bergantung pada laju alir dan
waktu, S(q,t). Jenis hambatan aliran ini sering terjadi pada reservoir minyak dengan tenaga pendorong gas terlarut atau pada
reservoir gas kondensat. Pada reservoir minyak dengan tekanan reservoir di atas tekanan bubble point, saturasi gas masih berharga
nol karena belum ada gas yang terbebaskan dari minyak. Pada kondisi tekanan di bawah tekanan bubble point, gas bebas dari
minyak akan terbentuk, namun belum dapat mengalir sebelum saturasi gas tersebut mencapai harga saturasi gas kritis. Adanya gas
yang belum dapat bergerak inilah yang akan menimbulkan hambatan terhadap aliran minyak, dan hambatan ini akan berkurang jika
gas mulai bergerak dan mengalir dalam media berpori bersama dengan minyak. Perubahan hambatan aliran ini sangat tergantung
pada besarnya laju produksi, serta berjalannya waktu produksi, sehingga hambatan terhadap aliran ini direpresentasikan sebagai
faktor skin yang tergantung pada laju produksi dan waktu, S(q,t).
Pertumbuhan S(q,t) tersebut tidak berlangsung sepanjang waktu produksi, melainkan hanya selama periode waktu tertentu
dimulai saat awal terbentuknya saturasi gas hingga saturasi gas di seluruh reservoir mencapai di atas saturasi gas kritis. Pertumbuhan
S(q,t) ini menjadi bagian utama yang diteliti dalam makalah ini, dengan memperhatikan pengaruh laju dan waktu produksi.
Pengaruh laju alir terhadap S(q,t) berdasarkan hasil penelitian ini ditunjukkan bahwa semakin tinggi aju alir, maka harga S(q,t)
maksimum akan semakin tinggi tetapi waktu pertumbuhan S(q,t) tersebut berlangsung semakin singkat. Meskipun berpengaruh
hanya pada suatu selang waktu tertentu, harus diperhatikan pertumbuhan kelakuan S(q,t) serta parameter-parameter yang
mempengaruhinya. Hal ini cukup penting dalam perencanaan produksi suatu sumur, khususnya pada reservoir minyak dengan
tekanan awal di atas tekanan buble point.
Kata kunci : Skin yang dipengaruhi laju alir dan waktu, reservoir minyak dengan tenaga pendorong gas terlarut.
Abstract
Skin factor is one phenomena of flow restriction which is commonly found in the production wells, either oil wells or gas
wells. According to its component, there are four types of skin factor, which are skin damage, perforation skin, skin due to non-
Darcy flow, and skin depending on the flow rate and time. The sum of those components indicates the total skin factor.
This research is focused on one of the total skin factor components, which have been described above, that is the flow rate
and time – dependent skin, commonly known as S(q, t). This type of flow restriction usually occurs on wells producing from
solution gas drive reservoirs, also on condensate reservoirs. For an oil reservoir, where the reservoir pressure still remains above the
bubble point pressure, the gas saturation is equal to zero since, the gas phase has not been liberated from the oil phase. At these
conditions, where the reservoir pressure is below the bubble point pressure, the gas phase will start to be liberated and accumulate
until the critical gas saturation is reach. The presence of gas, which is unable to flow, will produce oil flow restriction, which is
called skin factor, and represented by S(q,t).
S(q,t) does not occur at all the life time of production, it only occurs at some certain period where the gas saturation start to
form, until the gas saturation at the whole reservoir is greater than the critical gas saturation. The growth of S(q,t) is the main topic
in this research, by considering the rate and time factors. Based from this research, the influence of production rate to S(q,t) is
showed that at higher rate, the maximum value of S(q,t) will also be higher but in the other hand, the occurrence will emerge in a
shorter time period. Although it affects only at some certain time period, it is a must to observe the growth behavior of S (q,t) and all
the parameters that influence the occurrence of this type of skin factor. It is important in the production well planning, especially at
an oil reservoir which has the initial reservoir pressure greater than the bubble point pressure.
Keywords: Rate and time dependent skin, solution gas drive reservoir.

*) Mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan – Institut Teknologi Bandung

I. PENDAHULUAN operasi produksi. Hambatan aliran tersebut


direpresentasikan sebagai suatu variabel tak berdimensi
Hambatan aliran di sekitar lubang sumur
yaitu faktor skin. Besaran tersebut dapat bernilai positif
merupakan suatu permasalahan yang umum terjadi pada

Radhintya Danas, 12203009 Sem1 2007/2008 1


ataupun negatif yang menunjukkan nilai dengan nol. Sedangkan faktor skin pada suatu saat
kualitatifnya. Faktor skin berharga positif menunjukkan merupakan penjumlahan dari faktor skin awal dengan
adanya hambatan aliran sedangkan faktor skin berharga penambahan faktor skin pada suatu waktu tertentu yang
negatif menunjukkan perbaikan aliran dari reservoir ke dapat dituliskan sebagai
lubang sumur. Sakhir = Sawal + dS ………….......……....................…(2)
Faktor skin negatif dapat diakibatkan oleh dimana dS pada penelitian ini merupakan S(q,t). Dalam
stimulasi sumur yang berhasil, dimana dimana terjadi penelitian ini juga dilakukan analisis mengenai
perbaikan kondisi formasi di sekitar lubang sumur kemungkinan penerapan teori Fetkovich untuk
misalnya dengan melakukan acidizing dan fracturing. menentukan harga S(q,t).
Faktor skin berharga positif dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain : II. DASAR TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
1. Kerusakan fisik batuan di sekitar lubang sumur
misalnya akibat aliran filtrasi fluida pemboran atau Teori S(q,t) Oleh Fetkovich
komplesi (S’). Faktor Skin ini merepresentasikan hambatan aliran
2. Faktor skin akibat pengaruh aliran turbulen/non yang disebabkan oleh adanya akumulasi gas yang
darcy flow (Dq). belum dapat mengalir yaitu pada waktu saturasi gas di
3. Faktor skin akibat perforasi sebagian/skin perforasi reservoir masih di bawah saturasi gas kritis. Weller3
(Sp). menyebutnya dengan istilah pseudoskin yang
4. Faktor skin akibat pengaruh laju alir dan waktu diakibatkan oleh gas blocking. Selain terjadi pada
pada solution gas drive reservoir atau S(q,t). reservoir minyak dengan tenaga pendorong gas terlarut,
S(q,t) dan D(q) adalah faktor skin yang terjadi pada fenomena ini ditemui pula pada sumur yang
kondisi tertentu yang tidak dapat diatasi dengan berproduksi pada reservoir gas kondensat.
stimulasi sumur. Oleh sebab itu, perlu dipelajari tentang Fetkovich3 meneliti adanya kemiripan hambatan
kelakuannya dengan tujuan melakukan optimasi aliran pada reservoir gas kondensat dan reservoir
produksi yang baik. minyak bertenaga dorong gas terlarut. Pada reservoir
Secara keseluruhan, faktor skin total dapat minyak yang diproduksi pada laju alir konstan, tekanan
dituliskan dalam bentuk persamaan di bawah ini, di sekitar lubang sumur adalah yang pertama kali turun
S = S'+ Sp + Dq + S (q, t ) ............................................(1) mencapai tekanan di bawah tekanan bubble point.
Faktor Skin total tersebut diatas dapat diperkirakan dari Akibatnya terjadi pembentukan gas yang akan
hasil analisa test pressure buildup yang menunjukkan meningkatkan saturasi gas hingga mencapai saturasi gas
penjumlahan ke-empat komponen penyusunnya. S(q,t) kritis dan kemudian akan tetap konstan pada nilai kritis
adalah bahasan utama dalam penelitian ini, dimana tersebut. Kemudian radius dari daerah yang mengalami
nilainya merupakan fungsi dari laju alir dan waktu. perubahan saturasi gas tersebut akan meningkat seiring
Dengan kata lain, S(q,t) tidaklah tetap, melainkan selalu dengan berjalannya waktu, sampai seluruh radius
berubah tergantung pada besar laju alir dan waktu pengurasan mencapai Sgc. Peningkatan saturasi gas
produksi. disekitar lubang bor tersebut sebelum mencapai saturasi
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa gas kritis merupakan hambatan bagi aliran minyak
kelakuan S(q,t) dan faktor-faktor yang dalam media berpori. Untuk reservoir minyak,
mempengaruhinya. Untuk tujuan ini dibuat model Fetkovich3 mendefinisikan besarnya radius hambatan
sumur-reservoir radial, dua fasa sebagai bantuan untuk dalam bentuk persamaan berikut:
menghitung S(q,t). Reservoir yang dimodelkan 0.0226qo 2 Bo µo Xt
memiliki tebal seragam/homogen dan isotropis, ra = ………..........…….......……(3)
berbentuk silinder, dengan sumur terletak di pusat h 2φ kS gc
penampang silinder. Jika diuraikan berdasarkan satuan dan dimensinya dapat
Dari hasil perhitungan untuk beberapa skenario diketahui bahwa dimensi ra adalah besaran panjang,
dengan menggunakan model silinder tersebut, maka yang pada persamaan di atas memiliki satuan ft.
dapat dicari nilai S(q,t), dengan cara menutup sumur M 3
( L3 ) 3 . .L
(setelah sumur diproduksi dengan laju alir konstan), LT
ra = = L
kemudian dilakukan analisis tekanan transien M
T .( L3 ) 2 . . L 2
. L 2

berdasarkan Horner plot. Dalam perhitungan ini LT 2


digunakan anggapan bahwa faktor skin yang didapat Fetkovich mendefinisikan skin secara matematis, dalam
hanyalah S(q,t) saja atau dengan kata lain ketiga bentuk persamaan :
komponen penyusun faktor skin total lainnya sama

Teknik Perminyakan-FTTM-ITB September 2007 2


(k − ka ) ra 2 ditentukan nilainya secara akurat. Sedangkan
S= ln( ) ....................................................(4) persamaan Fetkovich diturunkan dengan beberapa
2k a rw
anggapan yang harus terpenuhi sehingga
atau dapat dituliskan, sebagai penggunaannya perlu ditinjau lebih lanjut. Di lapangan,
k r faktor skin total umumnya ditentukan dari interpretasi
S = ( − 1) ln( a ) .......................................................(5)
ka rw hasil analisis tekanan transien hasil dari uji buildup.
Persamaan skin tersebut ternyata identik dengan Pengujian sumur ini dilakukan pertama-tama dengan
formula umum skin Hawkins2 : memproduksi sumur selama suatu selang waktu tertentu
k r dengan laju alir konstan, kemudian menutup sumur
S = ( − 1) ln( s ) .......................................................(6) tersebut hingga tekanan reservoir meningkat hingga
ks rw mencapai harga yang stabil.
Subtitusi persamaan (3) ke dalam persamaan (4) Dari data tekanan yang diperoleh, dibuat Horner
menghasilkan : Plot sehingga dapat ditentukan harga faktor skin total
k − ka 0.0226qo 2 Bo µo Xt dan permeabilitas efektif formasi. Horner plot adalah
S ( q, t ) = ln( ) ........................(7) plot antara tekanan dasar sumur pada waktu sumur
2k a h 2φ kS gc rw 2
ditutup terhadap log( (t + ∆t ) / ∆t ) dimana pada periode
Variabel tetap pada persamaan di atas adalah :
middle region time ditentukan kemiringan/slope dari
h, φ , k , S gc , rw . Sedangkan variabel yang diketahui kurva Horner Plot. Dari slope tersebut, permeabilitas
yaitu q, k, dan t. Variabel yang merupakan fungsi dapat dicari dengan persamaan :
tekanan yaitu : Bo, µo , dan X yang diperoleh dari hasil 162.6q µ B
k= ............................................................(8)
analisa PVT, dimana penentuan variabel-variabel mh
tersebut ditinjau di tekanan rata-rata pada zona damage dan faktor skin dihitung dengan persamaan :
radius. Saturasi gas rata-rata pada zona ra menentukan P1 jam − Pwf@ ∆t = 0 k
nilai/besarnya ka yang merupakan permeabilitas efektif S = 1.151[ − log( )
m φµ Ct rw 2
oil pada damage zone. Permeabilitas efektif minyak
adalah permeabilitas relatif minyak dikalikan dengan +3.23] ……………………….....…….......………….(9)
permeabilitas absolut batuan reservoir. Maka, dalam Kedua persamaan di atas berlaku untuk aliran fluida
penentuan ka diperlukan grafik permeabilitas relatif satu fasa.
terhadap saturasi gas dan minyak. Untuk kasus dimana tekanan di bawah tekanan
Perlu kita cermati bahwa metoda Fetkovich bubble point, maka akan terdapat aliran dua fasa yaitu
tersebut berlaku anggapan bahwa peningkatan saturasi minyak dan gas sedangkan pada penelitian ini dianggap
gas yang pertama kali terbentuk adalah disekitar lubang bahwa saturasi air di bawah saturasi air kritis sehingga
sumur. Harga saturasi gas tersebut akan naik hingga tidak dapat mengalir. John Martin6 memodifikasi
mencapai harga saturasi gas kritis dan akan tetap metoda penentuan permeabilitas dan skin pada aliran
bertahan pada harga kritis tersebut. Radius saturasi gas lebih dari satu fasa dimana untuk minyak,
akan meningkat menjauh ke arah batas luar reservoir qµ B
ko = 162.6 o o o ....................................................(10)
hingga grid/bagian terluar reservoir mencapai harga mh
saturasi gas kritis. Ketika grid terluar reservoir P1 jam − Pwf @ ∆t = 0 (k / µ )t
mencapai harga saturasi gas kritis, kenaikan saturasi gas S = 1.151[ − log( )
akan seragam di seluruh reservoir(Sg>Sgc) sehingga di m φ Ct rw 2
seluruh reservoir gas sudah dapat mengalir dan +3.23] ………………………………...........………(11)
persamaan Fetkovich tersebut tidak berlaku lagi. kg
ko kw
Dengan batuan simulator, dapat diamati apakah dimana (k / µ )t = + + ................................(12)
kelakuan aliran minyak di reservoir identik dengan teori µo µg µw
yang dipaparkan Fetkovich sehingga dapat difahami dan Ct = S o Co + S g C g + S w Cw + C f ..........................(13)
kelakuan S(q,t) tersebut pada berbagai parameter Adapun parameter-parameter fluida pada persamaan di
reservoir dan fluida reservoir. atas ditinjau pada tekanan rata-rata reservoir. Saturasi
minyak, gas, dan air merupakan saturasi rata-rata
Penentuan S(q,t) dari Pressure Buildup Test seluruh grid di reservoir.
Kelemahan penentuan skin menggunakan Pada penelitian ini, S(q,t) dicari dengan melakukan
persamaan Hawkins adalah parameter damage radius tes buildup setelah suatu periode produksi, kemudian
dan permeabilitas efektif di zona damage yang sulit

Radhintya Danas, 12203009 Sem1 2007/2008 3


dibuat Horner Plot dan dihitung harga faktor skin total Model kurva permeabilitas relatif terhadap saturasi
dengan persamaan (11). Adapun faktor skin yang dibuat menggunakan korelasi Honarpour, M., Koederitz,
diperoleh merupakan S(q,t) saja, karena komponen L., dan Harvey5 untuk batuan pasir dan konglomerat
penyusun faktor skin total yang lain diasumsikan sama (consolidated). Tabel model SCAL pada penelitian ini
dengan nol (S’, Sp, Dq = 0). dapat dilihat pada Lampiran A. Gambar 1 menunjukkan
kurva permeabilitas relatif hasil perhitungan.
III. PEMODELAN RESERVOIR-SUMUR Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa saat tekanan
DAN VALIDASI reservoir di atas tekanan bubble point, saturasi gas
masih nol dan permeabilitas relatif minyak bernilai satu.
Penelitian ini menggunakan alat bantu simulator
Saat tekanan berada di bawah tekanan bubble point, gas
tiga dimensi tiga fasa. Reservoir dimodelkan berbentuk
mulai terbebaskan dan saturasi gas mulai
silinder dengan ketebalan seragam, homogen dan
mempengaruhi permeabilitas relatif minyak. Dari kurva,
isotropik. Pengaruh tekanan kapiler dan gravitasi di
pada saturasi gas mencapai 0.05, permeabilitas minyak
reservoir diabaikan. Di dalam reservoir pada keadaan
mengalami penurunan yang signifikan yaitu menjadi
awal terdapat minyak dan conate water dengan tekanan
sekitar 0.68. Berdasarkan teori kurva permeabilitas
reservoir di atas tekanan bubble point.
relatif inilah S(q,t) berlaku, dimana untuk saturasi gas
Sumur terletak di pusat lingkaran menembus
di bawah harga kritis, gas belum dapat mengalir dan
seluruh lapisan produktif. Fluida mengalir secara radial
mengakibatkan hambatan aliran minyak di reservoir.
dan horisontal di dalam reservoir menuju lubang sumur.
Pada kondisi awal, tekanan reservoir dan saturasi fluida
terdistribusi secara seragam di reservoir.

Tabel 1. Data Model dan Batuan Reservoir


Jumlah grid i radial 50
Jumlah grid j 12
Jumlah grid k 1
Grid top (ft) 4000
Tebal lapisan (ft) 20
Jari-jari reservoir (ft) 530
Jari-jari lubang sumur (ft) 0.33
Porositas 0.15
Permeabilitas (md) 50
Gambar 1. Kurva Permeabilitas Relatif
Swc 0.15
Sgc 0.05 Model PVT dibuat dengan korelasi menggunakan
input data fluida pada Tabel 2 yang hasilnya
dilampirkan pada Lampiran B.
Sumur diproduksikan dengan laju alir konstan
dimana tidak ada aliran dari batas luar reservoir. Tabel
Perbandingan Perhitungan OOIP
1 adalah data model dan sifat fisik batuan yang
digunakan dalam penelitian. Data sifat fisik fluida Dari hasil perhitungan dengan menggunakan
reservoir dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. simulator diperoleh hasil OOIP sebesar 0.31995.106
STB. Nilai cadangan ini dibandingkan dengan
Tabel 2. Data Sifat Fisik Fluida Reservoir perhitungan dengan metoda volumetrik dengan
persamaan,
API minyak 45
OOIP = A.h.φ .(1 − Swc ) ............................................(14)
SG gas 0.6
Dengan parameter-parameter pada Tabel 1, OOIP
Densitas air (lb/cuft) 64.58 dengan persamaan di atas bernilai 0.318069.106 STB.
Tekanan awal reservoir (psi) 1982 Perbedaan OOIP dari simulator dengan perhitungan
Tekanan buble point (psi) 1865 volumetrik cukup kecil yaitu sekitar 0.58 %.
Temperatur reservoir (F) 190
Rs (scf/stb) pada Pb 475.4

Teknik Perminyakan-FTTM-ITB September 2007 4


Validasi Slope Periode Transien Plot PwD vs tD tekanan bubble point, gas mulai keluar dari minyak dan
saturasi gas tersebut semakin lama semakin meningkat
Pada awal produksi dimana aliran masih satu fasa
dan tidak akan mengalir sebelum melewati harga
(tekanan di atas tekanan bubble point) untuk model
saturasi gas kritisnya. Keberadaan gas yang belum
silinder homogen dan isotropis, pada periode transien
dapat mengalir dapat menimbulkan hambatan aliran
akan terdapat hubungan antara plot PwD vs tD yaitu
bagi minyak, yang dinyatakan sebagai S(q,t). Profil
kemiringan garis 1.151. Untuk aliran minyak(satu fasa),
GOR terproduksi (Rp) terhadap waktu pada laju alir
konstan 100 bopd dan tekanan reservoir di bawah Pb
h(Pr − Pwf ) ko dapat dilihat pada Gambar 4.
PwD = { } …………..................…(15)
141.2 µo Bo
0.0002637t ko
tD = { } ...........................................(16) 1900
φ rw 2 µo Ct
Dari data tekanan dan waktu hasil perhitungan 1880 t = 10 days
simulator dibuat plot PwD vs tD yang hasilnya t = 50 days

P re s s u re (p s i)
1860
ditunjukkan pada Gambar 2. t = 100 days
Dari plot diperoleh slope 1.159 pada periode aliran 1840 t = 120 days
transien yang cukup mendekati harga 1.151. Persentase t = 150 days
kesalahan untuk perhitungan slope : 1820 t = 200 days
1.159 − 1.151
Kesalahan = 100% = 0.69% 1800
1.151
1780
PwD vs tD 0 100 200 300 400 500

16 radius (ft)
14
12
Gambar 3. Profil Tekanan vs Radius untuk 50
10
bopd
y = 1.159x - 0.0593
Dari Gambar 4 terlihat bahwa pada periode awal
PwD

8 2
R = 0.9996
6 produksi, Rp (garis warna merah) cenderung menurun
4 dimana seluruh gas yang terproduksi berasal dari gas
2 yang terlarut di dalam minyak (Rs). Meskipun sudah
0 terbentuk gas bebas, tetapi belum dapat mengalir karena
0 1 2 3 4 5 6 7 8 masih di bawah saturasi gas kritis. Pada periode inilah
tD S(q,t) berlangsung dan akan berakhir saat penurunan Rp
berhenti pada waktu tertentu kemudian naik secara
Gambar 2. Plot PwD vs tD tajam. Hal ini menunjukkan produksi gas meningkat
dengan signifikan akibat gas bebas di reservoir sudah
Kesalahan yang didapat kurang dari 1 %, maka model dapat mengalir dan ikut terproduksi ke permukaan.
yang digunakan cukup valid untuk penelitian ini.

IV. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN


Sebelum menuju perhitungan S(q,t), perlu ditinjau
kelakuan reservoir minyak bertenaga pendorong gas
terlarut hasil running simulator. Berikut ini adalah
gambar yang menunjukkan profil penurunan tekanan
pada aliran menuju lubang sumur untuk laju alir 50
bopd.
Dari gambar 3 terlihat bahwa semakin mendekati
lubang sumur tekanan semakin mengecil dan seiring
bertambahnya waktu tekanan di seluruh titik berkurang
secara konstan (dp/dt = c) yang merupakan sifat dari
aliran pseudosteadystate.
Karakter yang merupakan ciri khas solution gas
drive reservoir adalah saat tekanan mulai di bawah Gambar 4. Profil GOR produksi vs Waktu

Teknik Perminyakan-FTTM-ITB September 2007 5


Kenaikan Rp mencapai puncaknya kemudian menurun Tabel 3. Validasi ko Buildup dengan
lagi seiring dengan menurunnya produksi minyak ko rata-rata grid reservoir
karena gas bebas di reservoir sudah banyak terproduksi.
t (days) Sg rata2 res. ko grid res. ko buildup
Perhitungan S(q,t) dari Tes Buildup
0 0.000 50.00 50
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dari Horner 5 0.063 49.55 49.64
Plot diperoleh slope m (pada middle times region). Dari 10 0.246 48.91 48.97
slope m dapat dihitung permeabilitas efektif minyak
20 0.610 47.65 47.71
dan harga S(q,t). Untuk memperoleh harga S(q,t) yang
akurat, harus diperoleh harga slope yang benar pula. 30 0.972 46.43 46.31
Validasi yang digunakan adalah nilai permeabilitas 40 1.332 45.24 45.46
efektif yang diperoleh dari Horner harus sama dengan 50 1.690 44.08 43.95
permeabilitas efektif yang dicari dari kurva 60 2.046 42.95 42.9
permeabilitas relatif. Oleh sebab itu, perlu dihitung 70 2.399 41.85 41.98
saturasi gas rata-rata di reservoir setelah diproduksi
80 2.751 40.78 40.72
selama waktu tertentu dengan laju alir tertentu.
Harga saturasi gas rata-rata di seluruh grid blok 90 3.100 39.75 39.65
dihitung kemudian menjadi input ke kurva 100 3.447 38.74 38.76
permeabilitas relatif untuk mencari permeabilitas relatif 120 4.135 36.82 36.83
minyak (kro) sehingga dapat diperoleh permeabilitas 140 4.815 35.03 35.1
efektif minyak untuk setiap kasus yang dihitung dengan 148 5.085 34.34 34.48
simulator yaitu dengan mengalikan kro dengan
permeabilitas absolut. Saturasi gas rata-rata adalah
jumlah dari saturasi gas pada tiap grid blok dikalikan
Ko rata2 res.
dengan volume grid blok tersebut kemudian dibagi Ko Horner
dengan jumlah volume grid blok total. 60 6
Sg rata2 res.

50 5
n
( Sgi .Vi )

Sg rata2 res.
40 4
K o(md)

Sg = i =1
n
......................................................(17) 30 3
(Vi )
i =1 20 2

dimana i menunjukkan nomor grid dan n adalah grid 10 1


blok terluar dari reservoir
Tabel 3 berikut adalah hasil validasi permeabilitas 0 0
0 25 50 75 100 125 150 175
efektif untuk perhitungan dengan laju alir 100 bopd. t (days)
Hasilnya diplot dan ditunjukkan pada Gambar 5. Dari
gambar tersebut terlihat permeabilitas efektif dari Gambar 5. Perbandingan ko dan Profil Sg
Horner berimpit atau hampir sama dengan untuk 100 bopd
permeabilitas efektif rata-rata dari seluruh grid. Oleh
sebab itu, berbagai nilai slope m yang diperoleh dari Hasil Perhitungan S(q,t) dari Buildup dan Validasi
Horner Plot dinilai cukup baik dan dapat digunakan dengan Persamaan Fetkovich
untuk menghitung harga skin.
Disamping itu, pola penurunan permeabilitas Dengan pengambilan slope yang tepat pada plot
efektif reservoir cenderung mendekati linear untuk laju Horner, dapat dihitung S(q,t) untuk laju alir dan waktu
produksi konstan. Hal ini disebabkan oleh kenaikan produksi tertentu. Hasilnya dibandingkan dengan hasil
saturasi gas rata-rata di reservoir yang juga mendekati perhitungan berdasarkan persamaan Fetkovich. Namun,
linear untuk laju produksi konstan seperti terlihat pada
Gambar 5.

Teknik Perminyakan-FTTM-ITB September 2007 6


pertama-tama perlu diperhatikan apakah pola
kenaikan Sg pada simulator sama dengan anggapan S(q,t) Fetkovich
0.6 S(q,t) Buildup
yang digunakan oleh Fetkovich di dalam penurunan
persamaannya. Gambar 6 menunjukkan profil Sg
terhadap radius reservoir pada laju produksi 100 bopd 0.4

S(q,t)
dengan saturasi gas kritis 0.05.
Kenaikan Sg terjadi cukup cepat di dekat lubang
sumur. Sebelum grid/radius terluar mencapai 0.05 (Sgc), 0.2
di radius dekat lubang sumur sudah melewati saturasi
gas kritis. Hal ini tentu tidak sama dengan asumsi yang 0.0
digunakan Fetkovich dalam mengembangkan 0 30 60 90 120 150
persamaan untuk menghitung S(q,t). Persamaan
t(days)
Fetkovich menganggap bahwa harga Sg hanya
meningkat mencapai Sgc dan tetap konstan pada harga
Gambar 7 Hasil Perhitungan S(q,t) dari tes buildup
tersebut sampai saat dimana grid terluar resevoir telah
dan S(q,t) Fetkovich
mencapai Sgc pula.
Dari Gambar 7 terlihat harga S(q,t) dari buildup
0.08
dan Fetkovich memiliki pola yang hampir sama yaitu
cenderung meningkat pada awal waktu produksi hingga
0.07
mencapai harga maksimum, kemudian menurun dan
0.06 25 days kembali ke harga nol. Untuk waktu di atas 50 hari,
50 days
0.05 S(q,t) dari persamaan Fetkovich memiliki harga yang
75 days
lebih tinggi dibandingkan dengan harga S(q,t) dari
Sg

0.04
100 days
0.03
125 days
buildup. Hal ini disebabkan untuk Sg yang lebih besar
0.02 150 days dari Sgc dianggap sama dengan Sgc sehingga gas yang
0.01 sebenarnya sudah dapat mengalir belum dapat mengalir
0 sehingga menghasilkan S(q,t) yang lebih tinggi.
0 100 200 300 400 500

Radius(ft)
0.7 550

Gambar 6. Profil Sg vs radius untuk 100 bopd 0.6


500
0.5
Gambar 7 berikut ini adalah hasil perhitungan

R p(scf/stb)
0.4 450
S(q,t)

S(q,t) dari buildup dan persamaan Fetkovich dimana


untuk Sg di atas Sgc (di dekat lubang sumur) diubah 0.3 400
menjadi Sgc sehingga persamaan Fetkovich dapat S(q,t)
0.2
digunakan. Terlihat bahwa S(q,t) dari Fetkovich dan GOR produksi 350
0.1
S(q,t) tes buildup kembali ke harga nol (harga faktor
0.0 300
skin awal) pada waktu yang sama yaitu sekitar 148 hari.
0 30 60 90 120 150 180 210 240
Untuk pembahasan selanjutnya waktu ketika S(q,t)
kembali harga nol disebut dengan tS yang menunjukkan t(days)
sudah tidak ada hambatan aliran akibat saturasi gas
yang belum dapat mengalir. Gambar 8. Profil S(q,t) dan GORp untuk 100 bopd
Dengan kata lain, saat S(q,t) kembali ke harga Karena keterbatasan dan kurang sesuainya teori
sama dengan nol, saturasi gas di seluruh grid blok Fetkovich dengan kelakuan peningkatan harga Sg pada
reservoir sudah di atas harga saturasi gas kritis seperti simulator, maka untuk perhitungan dan studi
ditunjukkan pada Gambar 6 dimana pada hari ke-150 sensitivitas di bab berikutnya, digunakan metoda
saturasi gas di seluruh grid reservoir sudah diatas Sgc perhitungan S(q,t) dari tes buildup.
(0.05). Setelah seluruh gas di dalam reservoir dapat
mengalir, GOR produksi akan meningkat karena gas
bebas juga sudah ikut terproduksi seperti ditunjukkan
Gambar 8.

Radhintya Danas, 12203009 Sem 1 2007/2008 7


V. STUDI SENSITIVITAS
100 bopd
1
150 bopd
Sensitivitas Laju Alir Terhadap S(q,t) 200 bopd
0.8
Untuk melihat pengaruh laju alir terhadap kelakuan

S(q,t)/S(q,t) max
S(q,t), perlu dilakukan perhitungan untuk beberapa 0.6
kasus dengan simulator pada beberapa laju alir yang
berbeda. Parameter-parameter fluida dan sifat batuan 0.4
yang digunakan dalam perhitungan dianggap sama.
Gambar 9 menunjukkan kelakuan S(q,t) untuk berbagai 0.2

laju alir.
0
Semakin tinggi laju alir, S(q,t) maksimum semakin
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
tinggi pula. Namun, pada laju alir yang tinggi S(q,t)
cenderung cepat menurun dan kembali ke harga nol t / ts
(harga faktor skin awal) dibandingkan pada laju alir
yang rendah. Hal ini disebabkan semakin tinggi laju alir, Gambar 10. Hubungan S(q,t) dan Waktu Tak
penurunan tekanan (pressure drop) antara reservoir dan Berdimensi untuk Berbagai Laju Alir
lubang sumur akan semakin tinggi.
Sensitivitas Saturasi Gas Kritis Terhadap S(q,t)
100 bopd Perhitungan S(q,t) dilakukan untuk berbagai harga
1.2 150 bopd Sgc, sedangkan parameter-parameter fluida, batuan dan
1 200 bopd laju alir dianggap sama untuk berbagai kasus. Hasilnya
ditunjukkan pada Gambar 11.
0.8
Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi saturasi
S(q,t)

0.6 gas kritis, semakin tinggi harga S(q,t) maksimum dan


0.4
semakin lama periode berlangsungnya pengaruh dari
S(q,t). S(q,t) maksimum bergantung langsung pada
0.2 saturasi gas yang mempengaruhi nilai permeabilitas
0 efektif minyak. Semakin tinggi saturasi gas yang
0 30 60 90 120 150 180 terbentuk (namun belum dapat mengalir), semakin
t(days) tinggi hambatan aliran minyak atau semakin tinggi pula
harga S(q,t). Gambar 12 adalah plot dimesionless
S(q,t)/S(q,t)max vs t/tS untuk berbagai Sgc.
Gambar 9. Sensitivitas Laju Alir Terhadap S(q,t) Profil distribusi Sg dan tekanan di sepanjang grid
Semakin tinggi penurunan tekanan, semakin untuk berbagai Sgc dapat dilihat pada Lampiran C. Pada
banyak gas yang terbebaskan sehingga skin akan berbagai harga Sgc, penurunan tekanan (pressure drop)
cenderung meningkat. Disamping itu pada laju alir reservoir dan lubang sumur tidak jauh berbeda.
tinggi, tekanan reservoir juga cepat menurun. Sehingga
Sgc lebih cepat tercapai di seluruh reservoir dan periode
1.5 Sgc 0.05
S(q,t) akan semakin singkat. Profil distribusi Sg dan
Sgc 0.06
tekanan di sepanjang grid untuk berbagai laju alir dapat 1.2
Sgc 0.07
dilihat pada Lampiran C.
Gambar 10 adalah plot dimesionless 0.9
S(q,t)

S(q,t)/S(q,t)max vs t/tS untuk berbagai laju alir. Terlihat


0.6
kurva yang dihasilkan saling berimpit yang
menunjukkan kesamaan kelakuan S(q,t) untuk berbagai 0.3
laju alir.
0
0 30 60 90 120 150 180 210

t(days)

Gambar 11. Sensitivitas Sg kritis Terhadap S(q,t)

Teknik Perminyakan-FTTM-ITB September 2007 8


Namun, untuk pressure drop yang sama, semakin adanya faktor skin awal mengakibatkan kenaikan S(q,t)
tinggi Sgc, saturasi gas yang terbentuk di dekat lubang yang lebih tinggi. Semakin tinggi skin awal semakin
sumur cenderung lebih tinggi mendekati harga kritisnya. tinggi pula kenaikan harga S(q,t) maksimumnya.
Gambar 14 menunjukkan hubungan S(q,t) terhadap
Sgc 0.05
waktu. Sedangkan Gambar 15 adalah plot dimesionless
1
Sgc 0.06 S(q,t)/S(q,t)max vs t/tS untuk berbagai faktor skin awal.
Sgc 0.07
0.8
S(q,t)/S(q,t) max

S awal 0

2 S awal 1
0.6 S awal 2

1.6
0.4

1.2

S(q,t)
0.2

0.8
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
0.4
t / ts
0
0 30 60 90 120 150
Gambar 12. Hubungan S(q,t) dan Waktu Tak
t(days)
Berdimensi untuk Berbagai Sgc
Gambar 14. Sensitivitas Skin Awal terhadap S(q,t)
Sensitivitas Skin Awal Terhadap S(q,t)
Profil distribusi Sg dan tekanan di sepanjang grid
Pada perhitungan-perhitungan sebelumnya, telah
untuk berbagai faktor skin awal dapat dilihat pada
dibahas kelakuan S(q,t) untuk faktor skin awal sama
Lampiran C. Untuk berbagai kondisi faktor skin awal
dengan nol. Sekarang akan dilihat pengaruh adanya
ternyata tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
faktor skin awal di reservoir sebelum S(q,t) terbentuk.
pola distribusi tekanan dan saturasi gas.
Skin awal ini dapat terbentuk karena adanya kerusakan
formasi dan/atau fluida di sekitar lubang sumur yang
dapat disebabkan masuknya fluida pemboran atau S awal 0
1
komplesi. Umumnya peristiwa tersebut akan S awal 1
mengakibatkan penurunan permeabilitas di sekitar 0.8
S awal 2
S(q,t)/S(q,t) max

lubang sumur. Gambar 13 menunjukkan kelakuan


faktor skin total untuk berbagai faktor skin awal. 0.6

S awal 0 0.4
4
S awal 1
S awal 2 0.2
3

0
Skin Total

2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1


t / ts
1
Gambar 15. Hubungan S(q,t) dan Waktu Tak
Berdimensi untuk Berbagai Faktor Skin Awal
0
0 30 60 90 120 150
t(days)
Sensitivitas Permeabilitas Terhadap S(q,t)
Gambar 16 berikut menunjukkan hasil perhitungan
Gambar 13. Sensitivitas Skin Awal Terhadap Faktor S(q,t) untuk beberapa permeabilitas formasi yang
Skin Total berbeda. Terlihat bahwa semakin rendah permeabilitas
Terlihat bahwa adanya faktor skin awal tidak absolut batuan reservoir, semakin tinggi S(q,t) yang
mengubah lama periode berlangsungnya S(q,t) yang terbentuk. Disamping itu, periode waktu S(q,t) juga
ditunjukkan oleh harga faktor skin kembali ke harga semakin bertahan lebih panjang.
semula (awal) pada waktu yang bersamaan. Namun,

Radhintya Danas, 12203009 Sem 1 2007/2008 9


20 md
zona luar damage dengan zona damage yang akan
1.4
50 md mempengaruhi harga S(q,t).
1.2
80 md
1
1.2 API 30
0.8
S(q,t)

API 37
1
0.6 API 45
0.4 0.8

S(q,t)
0.2 0.6
0
0.4
0 30 60 90 120 150
t(days) 0.2

0
Gambar 16. Sensitivitas Permeabilitas Terhadap
0 30 60 90 120 150 180
S(q,t)
t(days)
Semakin rendah permeabilitas, penurunan tekanan
antara reservoir ke lubang sumur semakin tinggi (dapat
Gambar 18. Sensitivitas API Terhadap S(q,t)
dilihat pada Lampiran C) sehingga saturasi gas yang
terbentuk di dekat lubang sumur semakin besar dan Gambar 19 menunjukkan plot dimesionless
mengakibatkan nilai S(q,t) menjadi tinggi. Gambar 17 S(q,t)/S(q,t)max vs t/ts untuk berbagai API.
adalah plot dimesionless untuk berbagai harga
permeabilitas. API 30
1 API 37
20 md API 45
1 50 md 0.8
S(q,t)/S(q,t) max

80 md
0.8 0.6
S(q,t)/S(q,t)max

0.6 0.4

0.4 0.2

0.2 0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
0 t / ts
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
t / ts Gambar 19. Hubungan S(q,t) dan Waktu Tak
Berdimensi untuk Berbagai API
Gambar 17. Hubungan S(q,t) dan Waktu Tak
Berdimensi untuk Berbagai Permeabilitas Sensitivitas Specific Gravity (SG) gas Terhadap
S(q,t)
Sensitivitas API Terhadap S(q,t)
Gambar 20 menunjukkan kelakuan S(q,t) untuk
berbagai berbagai SG gas. Semakin tinggi specific
Gambar 18 menunjukkan kelakuan S(q,t) untuk
gravity gas (gas semakin berat), S(q,t) maksimum
berbagai harga API. Semakin rendah derajat API
cenderung semakin tinggi meskipun tidak terlalu
minyak, semakin tinggi S(q,t) dan semakin lama
signifikan, tetapi periode berlangsungnya semakin
periode berlangsungnya. Hal ini disebabkan semakin
singkat.
rendah API minyak, viskositasnya semakin tinggi.
Profil tekanan dan Sg terhadap radius reservoir
Viskositas yang tinggi mengakibatkan pressure drop
dapat dilihat pada Lampiran C. Pada berbagai SG gas,
antara reservoir dan lubang sumur yang tinggi pula
pressure drop reservoir-lubang sumur relatif tidak jauh
(lihat Lampiran C).
berbeda. Namun, pada SG gas yang tinggi, tekanan di
Pressure drop yang tinggi mengakibatkan saturasi
seluruh grid reservoir lebih besar penurunannya
gas di dekat lubang sumur menjadi tinggi sedangkan di
dibanding SG gas yang rendah. Hal inilah yang
radius yang jauh dari lubang sumur saturasi gas
cenderung rendah. Distribusi saturasi gas inilah yang
berpengaruh pada perbandingan permeabilitas efektif

Teknik Perminyakan-FTTM-ITB September 2007 10


mengakibatkan saturasi kritis lebih cepat tercapai menentukan nilai S(q,t) pada suatu waktu tertentu
sehingga periode berlangsung S(q,t) akan semakin ( lihat persamaan 5 dan 6).
singkat.
150 F
0.8
190 F
0.8 SGgas 0.6
230 F
SGgas 0.75 0.6
0.6 SGgas 0.9

0.4

S(q,t)
S(q,t)

0.4

0.2
0.2

0
0 0 30 60 90 120 150
0 30 60 90 120 150
t(days)
t(days)
Gambar 22. Sensitivitas T Terhadap S(q,t)
Gambar 20. Sensitivitas SGgas Terhadap S(q,t)
Gambar 23 adalah plot dimesionless untuk berbagai
Gambar 21 menunjukkan plot dimesionless S(q,t)/ temperatur.
S(q,t)max vs t/tS untuk berbagai SGgas.
150 F
1 190 F
SGgas 0.6
1 230 F
SGgas 0.75
0.8
SGgas 0.9
0.8
S(q,t)/S(q,t) max
S(q,t)/S(q,t) max

0.6
0.6
0.4
0.4
0.2
0.2
0
0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 t / ts
t / ts
Gambar 23. Hubungan S(q,t) dan Waktu Tak
Gambar 21. Hubungan S(q,t) dan Waktu Tak Berdimensi untuk Berbagai Temperatur.
Berdimensi untuk Berbagai SGgas
VI. PENGEMBANGAN PERSAMAAN
Sensitivitas Temperatur Reservoir Terhadap S(q,t) HUBUNGAN S(Q,T) DAN WAKTU
Temperatur berpengaruh pada properti fisik fluida. Untuk mengembangkan persamaan hubungan
Gambar 22 adalah hasil perhitungan S(q,t) pada S(q,t) dan waktu, semua grafik hubungan tak
berbagai temperatur. Pada temperatur tinggi, S(q,t) berdimensi pada bab studi sensitivitas digabungkan
cenderung semakin tinggi dan periode berlangsungnya menjadi satu. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 24.
lebih lama. Pengaruh perbedaan temperatur terhadap Jika dilakukan analisa regresi diperoleh persamaan
distribusi tekanan dan Sg dapat dilihat pada lampiran C korelasi polinomial pangkat delapan dengan koefisien
dimana distribusi tekanan relatif sama untuk berbagai korelasi 0.99 dan error standar 0.045 :
temperatur dan distribusi Sg juga cukup sulit dibedakan S (q, t ) t t t
dengan jelas. = 0.0137 + 22.49( ) - 212.15( )2 + 1080.88( )3
S (q, t )max tS tS tS
Faktor yang paling berpengaruh pada S(q,t) adalah
distribusi Sg pada zona damage dengan zona luar
damage yang menunjukkan perbandingan permeabilitas
efektif di kedua daerah tersebut dimana sangat

Teknik Perminyakan-FTTM-ITB September 2007 11


t t t t Dengan tebakan awal tS(i) = 190 hari, tS(i+1) dihitung
-3245.8( )4 + 5803.37( )5 - 6055.62( )6 + 3398.45( )7 menggunakan persamaan (20). Tabel perhitungannya
tS tS tS tS
adalah sebagai berikut,
t 8
-791.63( ) ...............................................................(18)
tS Tabel 4. Perhitungan tS dengan Metoda
Newton-Raphson
ts(i) f(ts(i)) f'
(ts(i)) ts(i+1)
190.00 -1.137E+17 -9.67778E+15 178.25
178.25 -3.188E+16 -4.99679E+15 171.87
171.87 -8.14E+15 -3.37059E+15 169.46
169.46 -1.803E+15 -2.88361E+15 168.83
168.83 -3.615E+14 -2.76763E+15 168.70
168.70 -7.008E+13 -2.743E+15 168.68

Dari perhitungan di atas diperoleh tS yang


konvergen sekitar 168.7 hari. Sehingga S(q,t)
maksimum dapat dihitung dan didapat sebesar 1.02,
sedangkan dari tes buildup diperoleh S(q,t) maksimum
1 dan tS 170 hari. S(q,t) setiap saat dihitung dengan
Gambar 24. Gabungan S(q,t) dimensionless vs t persamaan (18), hasilnya dapat dibandingkan dengan
dimensionless untuk seluruh kasus S(q,t) dari tes buildup sebagai berikut,

Persamaan usulan di atas memiliki keterbatasan yaitu


digunakan pada kasus produksi konstan dan 1.2 S(q,t) pers.
membutuhkan minimal dua kali pengujian S(q,t) pada 1.0 S(q,t) Buildup
waktu tertentu.
0.8
S(q,t)

Contoh Kasus 0.6

Pada suatu kasus lapangan dengan laju produksi 0.4


konstan 100 bopd, dilakukan pengujian sumur dan 0.2
diperoleh S(q,t) 0.809 pada waktu produksi mencapai
0.0
10 hari dan S(q,t) berharga 1 pada waktu produksi 40
0 30 60 90 120 150 180
hari. Data tersebut dimasukkan ke persamaan (18)
sehingga diperoleh dua persamaan dimana S(q,t) t(days)
maksimum dan waktu S(q,t) kembali ke nol (tS) belum
diketahui.
Gambar 25. Perbandingan S(q,t) dari Persamaan dan
Subtitusi dilakukan untuk menyederhanakan
Tes Builup
persamaan sehingga didapatkan
Dari Gambar 25, terlihat tidak terdapat perbedaan yang
f ( t S ) = 0.00325( t S ) 8 − 621.62( t S ) 7 + 313212.3( t S ) 6 signifikan antara hasil perhitungan S(q,t) dari
−6,78.107 (tS )5 + 8,27.109 (tS )4 − 5.94.1011 (tS )3 + 2, 48.1013 (tS )2 persamaan dan S(q,t) dari tes buildup.
−5,57.1014 (tS ) +5,18.1015 = 0 ………….......…….....(19)
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
Persamaan di atas sulit diselesaikan dengan metoda
Kesimpulan
analitik sehingga harus diselesaikan dengan metoda
numerik, yaitu untuk kasus ini digunakan Metoda 1. Untuk produksi dengan laju alir konstan, laju
Newton-Raphson, kenaikan Sg rata-rata reservoir dan laju penurunan
f (t S ( i ) ) permeabilitas efektif oil rata-rata reservoir adalah
t S ( i +1) = t S ( i ) - ...................................(20) konstan
f '
(t S (i ) )

Radhintya Danas, 12203009 Sem 1 2007/2008 12


2. S(q,t) berlangsung pada periode waktu tertentu, Pwf = tekanan dasar sumur, psi
dimulai saat gas mulai terbentuk dan berakhir saat q = laju alir produksi, bpd
gas di seluruh reservoir sudah dapat mengalir. qo = laju alir produksi oil, bopd
3. Peningkatan S(q,t) menunjukkan peningkatan ra = radius zona damage/altered radius yang
hambatan aliran oleh gas yang belum dapat diukur dari lubang sumur, ft
bergerak, sedangkan penurunan S(q,t) re = jari-jari pengurasan reservoir, ft
menunjukkan hambatan mulai berkurang akibat rw = jari-jari lubang sumur, ft
sebagian gas sudah dapat bergerak. φ = porositas, fraksi
4. Persamaan Fetkovich kurang tepat diaplikasikan S = saturasi, fraksi
dalam penelitian dengan simulator ini. Pola Sgc = saturasi gas kritis, fraksi
kenaikan saturasi gas yang menjadi asumsi Sw = saturasi air, fraksi
penurunan persamaan Fetkovich tidak sama dengan S’ = skin akibat formation damage
pola kenaikan Sg pada simulator. S(q,t) = skin yang dipengaruhi laju alir dan
5. Semakin tinggi laju alir, semakin cepat dan banyak waktu, dimensionless
gas yang terbebaskan sehingga S(q,t) maksimum t = waktu, hari
semakin tinggi dan semakin cepat kembali ke harga tS = waktu produksi dimana S(q,t) mencapai
nol. harga faktor Skin awal, hari
6. Sifat fisik batuan dan fluida serta temperatur
reservoir berpengaruh pada nilai S(q,t) maksimum µ = viskositas, cp
dan panjang waktu berlangsung nya S(q,t). X = volume gas yang terbebaskan setiap
7. Adanya skin awal mengakibatkan kenaikan STB minyak terproduksi per penurunan
skin(dS) yang lebih besar dibanding pada skin awal res.cuft
nol. Semakin tinggi skin awal, dS semakin tinggi. tekanan reservoir satu psi,
STB. psi
8. Untuk berbagai kasus, plot dimensionless
Subscript = o untuk oil ; w untuk water ;
S(q,t)/S(q,t) maksimum terhadap t/ts menunjukkan
pola yang sama dan saling berimpit, sehingga dapat g untuk gas
ditarik garis regresi yang menghasilkan persamaan
usulan. IX. UCAPAN TERIMA KASIH
9. Persamaan yang diajukan terbatas pada produksi
Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt.
dengan laju alir konstan, dan memerlukan minimal
yang ilmunya meliputi seluruh langit dan bumi, dimana
dua harga pengujian S(q,t) pada waktu tertentu.
atas pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini dengan baik. Penulis mengucapkan
Saran
terima kasih kepada Dr. Ir. Pudjo Sukarno yang telah
Persamaan yang diajukan perlu dibandingkan membimbing dan banyak membantu penulis dari awal
dengan data lapangan. Perlu dilakukan penelitian hingga akhir penelitian. Penulis juga mengucapkan
bagaimana pengaruh adanya S(q,t) terhadap IPR pada terima kasih kepada perusahaan software Computer
suatu waktu tertentu dan waktu yang akan datang. Modeling Group (CMG) yang memberikan izin atas
penggunaan software untuk mengerjakan penelitian ini.
VIII. DAFTAR NOTASI
X. DAFTAR PUSTAKA
Bo = faktor volume formasi Oil, bbl r./STB
Cf = kompresibilitas formasi, 1/psi 1. Beggs, Dale, ”Production Optimization”, Oil and
Cg = kompresibilitas gas, 1/psi Gas Consultants International Inc.-Tulsa, 1991.
Co = kompresibilitas oil, 1/psi 2. Economides, Michael J., “Petroleum Production
Ct = kompresibilitas total, 1/psi Systems”, Prentice Hall,1994.
Dq = skin akibat aliran non-darcy 3. Fetkovich, M. J., ”The Isochronal Testing Of Oil
dS = pertambahan skin Well”, SPE Paper No: 4529, 1973.
h = tebal lapisan, ft 4. Hawkins, Craft, “Applied Petroleum Reservoir
K = permeabilitas absolut, md Engineering-Second Edition”, Prentice-Hall, 1991.
k = permeabilitas efektif, md 5. Honarpour, M., Koederitz, L. F. And Harvey, A. H.,
m = slope Horner plot, psi/cycle “Empirical Equation for Estimating Two Phase
Pe = tekanan di batas luar reservoir, psi Relative Permeability on Consolidated Rock”, J.Pet.
Pr = tekanan reservoir, psi Tech. 1982.

Teknik Perminyakan-FTTM-ITB September 2007 13


6. Horne, R. N., “Modern Well Test Analysis”,
Stanford University, 1990.
7. Wahyuni, Sri, “Skin yang Dipengaruhi Laju Alir
dan Waktu pada Reservoir Bertenaga Dorong Gas
Terlarut”, Tesis Magister-TM-ITB, 1997.

Radhintya Danas, 12203009 Sem 1 2007/2008 14


LAMPIRAN A
DATA SCAL UNTUK SET DATA AWAL

Sw Krw Krow Sg Krg Krog


0.15 0 1 0 0 1
0.175 0 0.9123 0.025 0 0.8293
0.2 0 0.8190 0.05 0 0.6835
0.2425 0.0023 0.6789 0.0938 0.0043 0.4797
0.2850 0.0048 0.5599 0.1375 0.0086 0.3293
0.3275 0.0076 0.4595 0.1813 0.0131 0.2203
0.3700 0.0109 0.3755 0.2250 0.0178 0.1432
0.4125 0.0151 0.3057 0.2688 0.0229 0.0900
0.3125 0.0288 0.0544
0.4550 0.0203 0.2481
0.3563 0.0356 0.0314
0.4975 0.0271 0.2007
0.4000 0.0439 0.0171
0.5400 0.0359 0.1619
0.4438 0.0539 0.0087
0.5825 0.0473 0.1301
0.4875 0.0662 0.0041
0.6250 0.0618 0.1037
0.5313 0.0813 0.0017
0.6675 0.0802 0.0816 0.5750 0.0998 0.0006
0.7100 0.1034 0.0625 0.6188 0.1224 0.0002
0.7525 0.1322 0.0455 0.6625 0.1496 0.0000
0.7950 0.1677 0.0298 0.7063 0.1824 0.0000
0.8375 0.2109 0.0148 0.75 0.2214 0
0.88 0.2631 0
0.94 0.3547 0
1 0.4711 0

Radhintya Danas, 12203009 Sem 1 2007/2008 15


LAMPIRAN B
DATA PVT UNTUK SET DATA AWAL

P(psi) Rs(scf/stb) Bo(rbbl/stb) Eg(ft3/bbl) u oil(cp) u gas(cp) co(1/psi) Bg(bbl/ft3) z factor


14.7 4.59 1.063 4.511 0.894 0.01340 3.0E-05 0.2217 0.9938
138.1 24.91 1.070 42.793 0.819 0.01348 3.0E-05 0.0234 0.9842
261.4 49.03 1.080 81.805 0.751 0.01359 3.0E-05 0.0122 0.9749
384.8 75.44 1.090 121.529 0.692 0.01371 3.0E-05 0.0082 0.9659
508.1 103.56 1.101 161.936 0.643 0.01386 3.0E-05 0.0062 0.9573
631.5 133.05 1.113 202.992 0.602 0.01402 3.0E-05 0.0049 0.9491
754.8 163.70 1.125 244.653 0.566 0.01419 3.0E-05 0.0041 0.9413
878.2 195.36 1.138 286.864 0.535 0.01438 3.0E-05 0.0035 0.9340
1001.5 227.93 1.152 329.562 0.508 0.01459 3.0E-05 0.0030 0.9271
1124.9 261.30 1.166 372.675 0.484 0.01480 3.0E-05 0.0027 0.9209
1248.2 295.42 1.180 416.121 0.463 0.01503 3.0E-05 0.0024 0.9152
1371.6 330.23 1.195 459.811 0.444 0.01527 3.0E-05 0.0022 0.9101
1494.9 365.67 1.211 503.650 0.427 0.01553 3.0E-05 0.0020 0.9056
1618.3 401.70 1.227 547.538 0.411 0.01580 3.0E-05 0.0018 0.9017
1741.7 438.29 1.243 591.372 0.397 0.01607 3.0E-05 0.0017 0.8985
1865.0 475.41 1.260 635.048 0.384 0.01636 3.0E-05 0.0016 0.8960
1912.0 489.69 1.267 651.627 0.380 0.01647 3.0E-05 0.0015 0.8952
1959.0 504.04 1.273 668.162 0.375 0.01658 3.0E-05 0.0015 0.8945
2006.0 518.45 1.280 684.649 0.371 0.01670 3.0E-05 0.0015 0.8939
2053.0 532.94 1.287 701.083 0.366 0.01681 3.0E-05 0.0014 0.8934
2100.0 547.49 1.293 717.457 0.362 0.01693 2.9E-05 0.0014 0.8930

Radhintya Danas, 12203009 Sem 1 2007/2008 16


LAMPIRAN C
PROFIL DISTRIBUSI TEKANAN DAN Sg PADA PRODUKSI 100 HARI UNTUK
BERBAGAI KASUS SENSITIVITAS

1800 0.1 1800 0.08


0.08
1700 1750
P re s s u re (p s i)

P re s s u re (p s i)
0.06 0.06
1600
1700

Sg
0.04
1500 0.04
0.02 1650

1400 0
0 100 200 300 400 500 1600 0.02
0 100 200 300 400 500
radius (ft)
radius(ft)
P 100 bopd P 150 bopd P 200 bopd
P Sawal = 0 P Sawal = 1 P Sawal = 2
Sg 100 bopd Sg 150 bopd Sg 200 bopd Sg Sawal = 0 Sg Sawal = 1 Sg Sawal = 2

1800 1800 0.08


0.08
1750
P r e s s u r e (p s i)

1750
P re s s u re (p s i)

0.06
0.06 1700
1700

Sg
Sg

1650
0.04 0.04
1650
1600

1600 0.02 1550 0.02


0 100 200 300 400 500 0 100 200 300 400 500
radius(ft) radius(ft)
P Sgc 0.05 P Sgc 0.06 P Sgc 0.07 P 20 md P 50 md P 80 md
Sg Sgc 0.05 Sg Sgc 0.06 Sg Sgc 0.07 Sg 20 md Sg 50 md Sg 80 md

Radhintya Danas, 12203009 Sem 1 2007/2008 17


1800

0.06
1700

P ressu r e(p si)

Sg
1600
0.04
1500

1400 0.02
0 100 200 300 400 500
radius(ft)
P API 30 P API 37 P API 45
Sg API 30 Sg API 37 Sg API 45

1770 0.08

1740
P re s s u re (p s i)

0.06

Sg
1710
0.04
1680

1650 0.02
0 100 200 300 400 500
radius(ft)
P SG gas 0.6 P SG gas 0.75 P SG gas 0.9
Sg SG gas 0.6 Sg SG gas 0.75 Sg SG gas 0.9

1800 0.08

1750
P r e s s u r e (p s i)

0.06

1700
Sg

0.04
1650

1600 0.02
0 100 200 300 400 500
radius(ft)
P 150 F P 190 F P 230 F
Sg 150 F Sg 190 F Sg 230 F

Radhintya Danas, 12203009 Sem 1 2007/2008 18


Teknik Perminyakan-FTTM-ITB September 2007 19
Teknik Perminyakan-FTTM-ITB September 2007 20

Anda mungkin juga menyukai