Anda di halaman 1dari 16

PERANCANGAN KOTA

BAB II
2.1.2. Ruang Kota (Urban Space)
Pada dasarnya ruang kota harus dibedakan oleh suatu
TINJAUAN PUSTAKA
karakteristik yang menonjol, seperti kualitas pengolahan detail dan

aktivitas yang berlangsung di dalamnya. Sebuah ruang kota secara ideal

dilingkupi oleh dinding, lantai dan mempunyai maksud yang tegas utnuk
2.1. Tinjauan Teori Perancangan Kota
melayani. Sekelompok bangunan, baik perkantoran maupun komersial

2.1.1 Batasan Pengertian Perancangan Kota dapat membentuk sebuah ruang di sekelilinginya baik berupa plaza, jalan

Perancangan Kota (Urban Design) merupakan suatu perpaduan maupun ruang terbuka lainnya.
nya. Sebuah ruang kota dapat diolah dengan

kegiatan antara profesi perencana kota, arsitektur, lansekap, rekayasa lansekap yang indah sebagai taman kota yang tenang. Dalam hal ini sebuah

sipil, dan transportasi dalam wujud fisik. Perancangan kota lazimnya lebih tempat tertentu dalam kota berfungsi sebagai lokasi suatu aktivitas

memperhatikan pada bentuk fisik kota. Perancangan kota dapat penting, tetapi tidak mempunyai pelingkup fisik dan lantai yang

mewujudkan dirinya dalam betuk tampak depan bangunan, desain sebuah semestinya. (Prof. Eko; Kota Berkelanjutan,1999,63)

jalan, atau sebuah rencana kota tau dapat dikatakan pula bahwa

perancangan kota berkaitan dengan bentuk wilayah perkotaan. Ruang- 2.1.3 Ruang Terbuka (Open Space)
ruang terbuka berbentuk jalan, taman, dan akhirnya ruang yang lebih Ruang terbuka dapat dikatakan sebagai unsur ruang alam yang
besar, dirancang bersamaan dengan perancangan fisik bangunannya, dibawa ke dalam kota atau lapangan terbuka yang dibiarkan tetap seperti
sehingga kota tersebur merupakan proses dan produk dari perancangan keadaan aslinya. Skala ruang terbuka ini lebi
lebih banyak ditentukan oleh
kota. Produk perancangan kota tersebut dapat dikategorikan dalam dua pohon,semak, batu-batuan
batuan dan permukaan tanah daripada ditentukan oleh
bentuk umum yang disebut Ruang Kota (Urban Space) dan Ruang Terbuka lebar dan panjangnya. Penampilannya dicirikan oleh pemandangan tumbuh
tumbuh-
(Open Space). (Prof. Eko; Kota Berkelanjutan,1999,59) tumbuhan alam segar daripada bangunan sekitar. Ruang terbuka di dalam

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
4
PERANCANGAN KOTA

kota mempunyai beberapa maksud sebagai pelengkap dan pengontras 2.1.5 . Teori Elemen Pembentuk Kota
bentuk urban, menyediakan tanah untuk penggunaan di masa depan. Pada
Dalam setiap perancangan kota harus memperhatikan elemen
elemen-
saat melakukan survei untuk perancangan kota, kita harus mempelajari
elemen perancangan yang ada sehingga nantinya kota tersebut akan
ruang-ruang kota sebagai struktur keseluruhan. (Prof. Eko; Kota
mempunyai karakteristik yang jelas. Menur
Menurut Hamid Shirvani (1985)
Berkelanjutan,1999,65)
elemen perancangan kota ada delapan yaitu sebagai berikut :

2.1.4. Hubungan Ruang Kota Dan Ruang Terbuka Dengan a. Tata Guna Lahan (Land Use)

Unsur Jalan Merupakan elemen pokok dalam urban design yang menentukan

Hubungan ruang kota (Urban Space) dengan jalan adalah ruang dasar perencanaan dalam dua dimensi, bagi terlaksananya ruang tiga

kota dapat juga berupa sebuah koridor. Ruang koridor adalah ruang untuk dimensi. Tata guna lahan merupakan suatu pengaturan lahan dan

pergerakan linier sedang ruang pulau atau oasis adalah tempat perhentian keputusan untuk menggunakan lahan bagi maksud tertentu sesuai dengan

keduanya dapat dihubungkan timbal balik. Jalan sebagai “linear urban peruntukannya.

space” jika terlingkup kedua sisinya atau mempunyai beberapa elemen


dapat pembagian penggunaan lahan menjadi
 Dalam peruntukan lahan terdapat
dengan karakteristik yang mempersatukan pohon-pohon atau bangunan-
kelompok-kelompok
kelompok sesuai dengan interaksi antara unsur aktivitas,
bangunan seragam. (Prof. Eko; Kota Berkelanjutan,1999,65)
manusia, dan lokasi, pertama menghasilkan Land Use Plan dengan
Hubungan ruang terbuka (Open Space) dengan jalan adalah jalan
pengelompokan aktivitas, fungsi, dan karakter tertentu, kedua
termasuk sistem kota. Dimana jalan termasuk pathway yakni merupakan
menghasilkan Mixed Land Use Plan sebagai alternatif dalam pembagian
rute - rute sirkulasi yang biasa digunakan orang dalam melakukan
penggunaan lahan yang terbatas. Untuk masa yang akan datang,
pergerakan, baik inter maupun antar kota, melalui jaringan jalan primer
kebijaksanaan Mixed Use digunakan untuk meningkatkan kehidupan dua
dan sekunder. Jalan termasuk dalam ruang-ruang pertemuan aktivitas
puluh empat jam, dengan jalan memperbaiki sirkulasi melalui fasilitas
yang ramai.
bagi pejalan kaki
aki dan penggunaan yang lebih baik dari sistem
sistem-sistem

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
5
PERANCANGAN KOTA

infrastruktur, analisa-analisa dasar lingkungan alam dan perbaikan / c. Jumlah maksimum floor area yang ditampung dalam suatu area tata
guna lahan
peningkatan sistem infrastruktur dengan rencana-rencana serta
d. Skala pembangunan baru
operasi pemeliharaan.

 Dalam intensitas pembangunan seorang developer akan mendapatkan e. Tipe intensif pembangunan yang sesuai untuk dikembangkan pada

ijin membangun hingga FAR maksimum, sebagai bonus dari kompensasi area dengan karakteristik tertentu.

atas kesediaannya membangun fasilitas tambahan bagi kepentingan Dalam hal ini yang termasuk dalam penggunaan lahan pada elemen
umum. Aturan zoning memperhatikan aspek fisik bangunan yang perancangan kota antara lain :
mengatur ketinggian, pemunduran (setback), dan lantai dasar yang

diperuntukkan untuk menunjang public space.

 Kesalahan di masa lalu dalam peraturan tata guna lahan, antara lain a. Tipe penggunaan dalam suatu area

kurangnya keanekaragaman penggunaan lahan dalam suatu area dan b. Spesifikasi fungsi dan keterkaitan antar fungsi dalam pusat kota

kesalahan dalam memperhitungkan faktor lingkungan dan fisik alamiah, c. Ketinggian bangunan

oleh karena itu, hal yang harus diperhatikan untuk tata guna lahan di d. Skala fungsi.

masa mendatang adalah mixing use dalam suatu urban area, untuk

meningkatkan kehidupan dua puluh empat jam dengan memperbaiki b. Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing)

sirkulasi melalui fasilitas pedestrian, dan penggunaan infrastruktur Building form and massing membahas mengenai bagaimana
yang lebih baik, analisis yang berdasarkan lingkungan alami, dan bentuk dan massa-massa
massa bangunan yang ada dapat membentuk suatu kota

perbaikan sistem infrastruktur serta rencana perawatan yang serta bagaimana hubungan antar massa yang ada. Pada penataan suatu

diperlukan. kota, bentuk dan hubungan antara massa seperti ketinggian bangunan,

 Kebijaksanaan Tata Guna Lahan mempertimbangkan hal-hal berikut: pengaturan massa bangunan dan lain-lain
lain harus diperhatikan sehingga

a. Tipe penggunaan lahan yang diijinkan ruang yang terbentuk teratur, mempunyai garis langit yang dinamis serta

b. Hubungan fungsional yang terjadi antara area yang berbeda menghindari adanya lost space (ruang tidak terpakai).

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
6
PERANCANGAN KOTA

Bentuk dan massa bangunan berkaitan erat dengan ketinggian

Bangunan, Koefisien Lantai Bangunan, Koefisien Dasar Bangunan / Building


b. Kepejalan Bangunan
Coverage, Garis Sempadan Bangunan, Style, Skala, Bahan Bangunan,
Pengertian dari kepejalan adalah penampilan gedung dalam konteks
Tekstur, dan Warna bangunan.
kota. Kepejalan suatu gedung ditentukan oleh tinggi, luas-lebar-

Building form and massing dapat meliputi kualitas yang berkaitan panjang, olahan massanya dan variasi penggunaan material.

dengan penampilan bangunan, yaitu :


c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
a. Ketinggian bangunan
Koefisien Lantai Bangunan adalah jumlah luas lantai bangunan dibagi
Ketinggian bangunan berkaitan dengan jarak pandang pemerhati,
dengan luas tapak. Koefisien Lantai Bangunan dipengaruhi oleh daya
baik yang berada dalam bangunan maupun yang berada pada jalur
dukung tanah, dayaa dukung lingkungan, nilai harga tanah dan faktor
faktor-
pejalan kaki. Ketinggian bangunan pada suatu kawasan membentuk
faktor khusus tertentu sesuai dengan peraturan atau kepercayaan
skyline. Skyline dalam skala kota mempunyai makna :
daerah setempat.

 Sebagai simbol kota


d. Koefisien Dasar Bangunan ( Building Coverage )
 Sebagai indeks sosial
Adalah luas tapak yang tertutup dibandingkan dengan luas tapak
 Sebagai alat orientasi
keseluruhan. Koefisien
oefisien Dasar Bangunan dimaksudkan untuk
 Sebagai perangkat estetis
menyediakan area terbuka yang cukup di kawasan perkotaan agar
 Sebagai perangkat ritual
tidak keseluruhan tapak diisi dengan bangunan sehingga daur

lingkungan menjadi terhambat.

e. Garis Sempadan Bangunan (GSB)

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
7
PERANCANGAN KOTA

Garis Sempadan Bangunan merupakan jarak bangunan terhadap as Dalam sebuah komposisi yang lebih besar (skala urban) sesuatu yang

jalan. Garis ini sangat penting dalam mengatur keteraturan dilihat dari jarak tertentu maka elemen yang lebih besar dapat

bangunan di tepi jalan kota. menimbulkan efek-efek tekstur.

f. Langgam j. Warna

Langgam atau gaya dapat diartikan sebagai suatu kumpulan Dengan adanya warna (kepadatan warna, kejernihan warna), dapat

karakteristik bangunan dimana struktur, kesatuan dan ekspresi memperluas kemungkinan ragam komposisi yang dihasilkan.

digabungkan di dalam satu periode atau wilayah tertentu. Peran dari


Prinsip dasar perancangan kota menurut Spreiregen (1965),
langgam ini dalam skala urban jika direncanakan dengan baik dapat
mensintesa berbagai hal penting berkaitan dengan bentuk dan massa
menjadi guideline yang mempunyai kekuatan untuk menyatukan
bangunan, meliputi :
fragmen-fragmen kota.
1) Skala, dalam hubungannya
ya dengan sudut pandang manusia, sirkulasi,
g. Skala
bangunan di sekitarnya, dan ukuran kawasan.
Rasa akan skala dan perubahan-perubahan dalam ketinggian ruang

atau bangunan dapat memainkan peranan dalam menciptakan kontras

visual yang dapat membangkitkan daya hidup dan kedinamisan.

h. Material

Peran material berkenaan dengan komposisi visual dalam

perancangan. Komposisi yang dimaksud diwujudkan oleh hubungan Gambar 3

Skala
antar elemen visual.
Sumber: Spreiregen,1965

i. Tekstur

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
8
PERANCANGAN KOTA

2) Ruang kota, yang merupakan elemen dasar data perencanaan kota ng dari perencanaan sirkulasi dan parkir di daerah
Latar Belakang

yang harus memperhatikan bentuk (urban form), skala, sense of perkotaan adalah :

enclosure dan tipe urban space.


 Bertambahnya penggunaan kendaraan bermotor karena faktor
3) Massa kota (urban mass), yang di dalamnya meliputi bangunan,
efisiensi
permukaan tanah, objek-objek yang membentuk ruang kota dan pola
 Kurangnya fasilitas transportasi umum
aktivitas.
 Tempat parkir yang ada memiliki kualitas yang rendah, tidak tepat
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menentukan bentuk dan
lokasinya dan kurang perawatan.
massa bangunan adalah dengan cara mengidentifikasi prinsip-prinsip
Elemen ruang parkir memiliki dua efek langsung pada kualitas
dan penalaran di balik bentuk fisik kota.
lingkungan, yaitu:

 Kelangsungan aktivitas komersial

c. Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking)  Pengaruh visual yang penting pada bentuk fisik dan susunan kota.

Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung Kegagalan untuk merespon pentingnya pengaturan penggunaan

dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana kendaraan


endaraan bermotor dan penyediaan area parkir yang menarik dan

halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari jalan publik, memadai mengakibatkan sejumlah pusat kota nampak kurang berkembang

pedestrian ways, dan tempat-tempat transit yang saling berhubungan dan kumuh.

akan membentuk pergerakan (suatu kegiatan). Sirkulasi di dalam kota


Beberapa usaha penyelesaian parkir yang dapat mengurangi
merupakan salah satu alat yang paling kuat untuk menstrukturkan
ruang parkir di kota adalah:
lingkungan perkotaan karena dapat membentuk, mengarahkan, dan

mengendalikan pola aktivitas dalam suatu kota. Selain itu sirkulasi dapat  Menyatukan tempat parkir dalam
m suatu fungsi bangunan, misal

membentuk karakter suatu daerah, tempat aktivitas dan lain sebagainya. bagian dasar bangunan parkir dipakai untuk pedagang eceran.

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
9
PERANCANGAN KOTA

 Membagi tempat parkir untuk dua kegiatan yang berbeda dan Jalur yang jelas akibat penekanan pada bahan material

memiliki waktu yang berbeda pula. mempermudah sistem sirkulasi suatu kawas
kawasan.

 Membuat perencanaan paket parkir, misal di suatu tempat bisnis


3. Sirkulasi sebagai pertimbangan desain
dengan karyawan yang banyak disediakan sebuah distrik parkir.
Jika kita mengangap sirkulasi merupakan pertimbangan dalam desain
 Membuat daerah parkir di pinggiran kota yang diusahakan oleh
maka kita harus mepertimbangkan masalah kegunaan bentuk,
developer melalui program urban edge parking.
keamanan, dan skala dari suatu jalan atau jalur bagi pembentukan
Sirkulasi dalam elemen perancangan kota yang secara langsung
pola sirkulasi.
dapat membentuk dan mengontrol pola kegiatan kota, sebagaimana halnya

dengan keberadaan sistem transportasi dari jalan publik, pedestrian ways 4. Sirkulasi sebagai sebuah mata rantai dan sistem visual

dan tempat-tempat transit yang saling berhubungan akan membentuk Suatu pola sirkulasi merupakan suatu pola yang berkelanjutan dan

pergerakan (suatu kegiatan). berkesinambungan sehingga membentuk suatu sistem yang tertata.

Suatu sistem yang berpola dan tertata rapi menjadi satu kesatuan
Dalam proses perancangan sebuah pola sirkulasi perlu
dengan hasil rancangan
angan sehingga menimbulkan kesan desain yang
diperhatikan beberapa anggapan mengenai sirkulasi yaitu :
menarik.

1. Sirkulasi sebagai sebuah pergerakan


5. Sirkulasi sebagai perbedaan keruangan
Hal ini merupakan pandangan umum semua orang mengenai suatu
Perbedaan antara kondisi disini dan disana yang dibedakan dengan
sirkulasi yaitu sebuah pergerakan atau perpindahan dari suatu
suatu ruang yang berbeda menimbulkan suatu sistem sirkulasi
tempat ketempat yang lainnya.
tersendiri dengan pola keruangan sebaga
sebagai aspek utama

2. Sirkulasi sebagi sebuah penekanan material pembentuknya.

Pembuatan material yang senada ataupun sejenis dapat merupakan


6. Sirkulasi sebagai perbedaan waktu
sebuah penanda atau sebuah penekanan dalam suatu pola sirkulasi.

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
10
PERANCANGAN KOTA

Dalam suatu proses sirkulasi,terdapat perbedaan waktu dalam  Lebar badan jalan minimal 8 meter,

mencapai tempat yang merupakan tujuan akhir dari alur sirkulasi.  Kapasitas sama atau lebih besar daripada volume lalu lintas rata
rata-

Hal ini diakibatkan karena adanya proses pencapaian dalam sebuah rata,

kegiatan sirkulasi.  Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat,

 Persimpangan dengan pengaturan tertentu tidak mengurangi

kecepatan
ecepatan rencana dan kapasitas jalan.
Dalam suatu sirkulasi tentulah tidak terlepas dari perencanan

sebuah jalan yang menghubungkan satu tempat dengan tempat yang lain,
3. Jalan Kolektor Primer
jenis-jenis jalan antara lain : (George Nez,Time Saver for Urban Design.
 kecepatan rencana minimal 40 km/jam,
1989)
 Lebar jalan minimal 7 meter,
1. Jalan Arteri Primer
 Kapasitas sama dengan atau lebih besar dari pada volume lalu
 Kecepatan rencana minimal 60 km/jam,
lintas rata-rata,
 Lebar badan jalan minimal 8 meter,
 Jalan masuk dibatasi, direncanakan sehingga tidak mengurangi
 Kapasitas lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata,
kecepatan rencana dan kapasitas jalan,
 Lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang
 Tidak terputus walaupun melalui kota.
alik, lalu lintas lokal dan kegiatan lokal,
4. Jalan Kolektor sekunder
 Jalan masuk dibatasi secara efisien,
 Kecepatan rencana minimal 20 km/jam,
 Jalan persimpangan dengan pengaturan tertentu tidak
 Lebar badan jalan minimal 7 meter.
mengurangi kecepatan rencana dan kapasitas jalan,
5. Jalan Lokal Primer
 Tidak terputus walaupun melalui kota,
 Kecepatan rencana minimal 20 km/jam,
 Persyaratan teknik jalan masuk ditetapkan oleh Menteri.
 Lebar badan jalan minimal 6 meter,
2. Jalan Arteri Sekunder
 Tidak terputus walaupun melalui desa.
 Kecepatan rencana minimal 20 km/jam,

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
11
PERANCANGAN KOTA

6. Jalan Lokal Sekunder  Kecepatan tinggi

 Kecepatan rencana minimal 10 km/jam,  Jalan masuk dibatasi

 Lebar badan jalan minimal 5 meter,  Kolektor :

 Persyaratan teknik diperuntukkan bagi kendaraan beroda tiga  Jarak sedang

atau lebih,  Kecepatan sedang

 Lebar badan jalan tidak diperuntukkan bagi kendaraan beroda  Jalan masuk dibatasi

tiga atau lebih, minimal 5 meter.  Lokal :

 Jarak pendek

Berdasarkan UU No. 13 / 1980, jalan adalah suatu prasarana  Kecepatan rendah

perhubungan dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk  Jalan masuk tidak dibatasi

bangunan pelengkap yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Jalan c. Jaringan jalan berdasarkan peruntukkan

dikelompokkan menjadi 6 ( UU No. 13 / 1980 ) antara lain :  Jalan umum, untuk lalu lintas umum

a. Jaringan jalan berdasarkan sistem (penghubung)  Jalan Khusus, tidak untuk umum, sebagai contoh :

 Sistem jaringan jalan primer  Jalan inspeksi saluran

Menghubungkan kota / wilayah (simpul / distribusi) di tingkat  Jalan perkebunan

nasional / regional.  Jalan pertambangan

d. Jaringan jalan berdasar klasifikasi teknis


 Sistem jaringan jalan sekunder
 Jalan kelas I :
Menghubungkan zona-zona/kawasan pada suatu kota / wilayah.
 Kendaraan dengan lebar maksimal 2,5 m
b. Jaringan jalan berdasar peranan / fungsi  Kendaraan dengan panjang maksimal 18 m
 Arteri :  Kendaraan dengan muatan lebih dari 10 ton
 Jarak jauh  Di jalan arteri.

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
12
PERANCANGAN KOTA

 Jalan kelas II :  keberadaan strukturnya tidak mengganggu aktivitas di sekitar

 Kendaraan dengan lebar maksimal 2,5 m kawasan

 Kendaraan dengan panjang 18 m  pendekatan program penggunaan berganda

 Kendaraan dengan muatan maksimal 10 ton  tempat parkir khusus

 Di jalan arteri.  tempat parkir di pinggiran kota

e. Jaringan jalan berdasar status pembinaan Dalam perencanaan untuk jaringan sirkulasi dan parkir harus

 Jalan Nasional / Negara selalu memperhatikan :

 Jalan Propinsi  Jaringan jalan harus merupakan ruang


ang terbuka yang mendukung citra

 Jalan Kabupaten / Kota kawasan dan aktivitas pada kawasan.

 Jalan Desa / Kampung  Jaringan jalan harus memberi orientasi pada penggunan dan membuat

lingkungan yang legible.

 Kerjasama dari sektor kepemilikan dan privat dan publik dalam


Tempat parkir mempunyai pengaruh langsung pada suatu
mewujudkan tujuan dari kawasan.
lingkungan yaitu pada kegiatan komersial di daerah perkotaan dan
Sedangkan dalam masalah parkir harus diperhatikan antara parkir
mempunyai pengaruh visual pada beberapa daerah perkotaan. Penyediaan
individu dan parkir umum. Dalam penelitian akan penyediaan parkir perlu
ruang parkir yang paling sedikit memberi efek visual yang merupakan
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
suatu usaha yang sukses dalam perancangan kota.

Elemen ruang parkir memiliki dua efek langsung pada kualitas  Karakter pengguna

lingkungan :  Kegiatan dan kebiasaan dari operasi usaha

1. Kelangsungan aktivitas komersial.  Biaya

2. Pengaruh visual yang penting pada bentuk fisik dan susunan kota  Peraturan pemerintah

Dalam merencanakan tempat parkir yang benar, hendaknya

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
13
PERANCANGAN KOTA

d. Ruang Terbuka (Open Space)  Survei pada daerah yang direncanakan untu
untuk menentukan kemampuan

Ruang luar (open space)adalah suatu sebutan yang diberikan daerah tersebut untuk berkembang.

orang atas ruang yang terjadi karena pembatasan alat hanya pada dua  Rencana jangka panjang untuk mengoptimalkan potensi alami (natural)

unsur atau bidang, yaitu alas dan dinding tanpa bidang atap (terbuka). kawasan sebagai ruang publik.

 Pemanfaatan potensi alami kawasan dengan menyediakan sarana yang


Ruang luar adalah ruang yang terjadi dengan membatasi alam.
sesuai.
Ruang luar dipisahkan dengan alam dengan memberi “frame”, jadi bukan
 Studi mengenai ruang terbuka untuk sirkulasi (open space circulation)
alam itu sendiri (yang dapat meluas tak terhingga).
mengarah pada kebutuhan akan penataan yang manusiawi.
Ruang terbuka adalah bentuk dasar dari ruang terbuka dari Perencanan open space harus merupakan bagian yang integral
bangunan dan dapat digunakan oleh publik atau semua orang, serta dapat dengan perancangan kota.
memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan.
Terdiri dari 4 elemen yaitu,
Ruang terbuka berdasarkan kegiatan yang terbagi sebagai
1. Elemen sistem tertutup yang linier : memperhatikan ruang yang
berikut :
bersifat linier tetapi kesannya tertutup.
 Ruang Terbuka Aktif, yaitu ruang terbuka yang mengandung unsur-
2. Elemen sistem yang memusat : berkesan tertutup dan terfokus
unsur kegiatan di dalamnya.

 Ruang Terbuka Pasif, yaitu ruang terbuka yang di dalamnya tidak 3. Elemen sistem terbuka yang sentral : terbuka namun masih tampak

mengundang kegiatan manusia. terfokus

Elemen ruang terbuka kota meliputi lansekap, jalan, pedestrian,


4. Elemen sistem terbuka yang linier : berkesan te
terbuka dengan linier.
taman, dan ruang-ruang rekreasi. Langkah-langkah perencanaan ruang

terbuka:

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
14
PERANCANGAN KOTA

Menurut Rob Krier dalam buku Urban Space (1979) ada dua suatu tempat. Berkaitan dengan ruang
ang terbuka, Spreiregen dalam

bentuk ruang terbuka yaitu: bukunya ”Urban Design, The Architecture of Town and Cities” (1965),

mengemukakan; ....ada empat macam kualitas enclosure yang berpengaruh


a. Berbentuk Memanjang, yaitu ruang terbuka yang hanya memiliki
terhadap makna suatu tempat. Adapun kualitas enclosure ditentukan oleh
batas-batas disisi-sisinya misalnya jalan, sungai, pedestrian, dan lain-
perbandingan H:D (dengan H=tinggi dan D=lebar) yang meliputi :
lain.

b. Berbentuk Cluster, yaitu ruang terbuka yang memilki batas-batas  H=D, membentuk sudut 45º

disekelilingnya. Misalnya plaza, square, lapangan , bundaran dan lain- Rasa keterlingkupan tinggi (full enclosure)

lain. Ruang terbuka bentuk ini membentuk kantong-kantong yang


 H=D, membentuk sudut 30º
berfungsi sebagai ruang-ruang akumulasi aktivitas kegiatan.
Masih terasa terlingkupi (treshold enclosure)
Berdasarkan letak dan macam kegiatannya, terdapat dua

macam ruang terbuka :

 Publik Domain
Ruang terbuka yang berada diluar lingkup bangunan sehingga dapat

dimanfaatkan secara umum untuk generasi sosial.

 Privat Domain
Ruang terbuka yang berada dalam suatu lingkup bangunan yang
Gambar 4
sekaligus menjadi bagian dari bangunan tersebut yang dibatasi oleh
Enclosure
kepemilikan.
Sumber:Spreiregen.1965

Suatu ruang tebuka sangat berkaitan dengan derajat

keterlingkupan atau tingkat enclosure yang berpengaruh terhadap makna

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
15
PERANCANGAN KOTA

Elemen ruang terbuka kota meliputi lansekap, jalan, pedestrian, Masalah pokok dalam perencanaan jalan bagi pejalan kaki adalah

taman, dan ruang-ruang rekreasi. Langkah-langkah dalam perencanaan pada kebutuhan akan keseimbangan antara ketentuan bagi elemen pejalan

ruang terbuka : kaki untuk menciptakan pusat kota yang nyaman dinikmati serta

pembagian dari akses-akses


akses pelayanan umum lai
lainnya.
1. Survei pada daerah yang direncanakan untuk menentukan kemampuan

daerah tersebut untuk berkembang. Perubahan-perubahan


perubahan rasio penggunaan jalan raya yang dapat

2. Rencana jangka panjang untuk mengoptimalkan potensi alami (natural) mengimbangi dan meningkatkan arus pejalan kaki dapat dilakukan dengan

kawasan sebagai ruang publik. memperhatikan aspek-aspek


aspek sebagai berikut :

3. Pemanfaatan potensi alam kawasan dengan menyediakan sarana yang


i. Pendukung aktivitas di sepanjang jalan, adanya sarana komersial
sesuai.
seperti toko, restoran, cafe.
4. Studi mengenai ruang terbuka untuk sirkulasi (open space circulation)
ii. Street furniture berupa pohon-pohon,
pohon, rambu
rambu-rambu, lampu, tempat
mengarah pada kebutuhan akan penataan yang manusiawi.
duduk, dan sebagainya.

e. Area Pedestrian (Pedestrian Ways)


f. Aktivitas Pendukung (Activity Support)
Berjalan kaki merupakan suatu alat untuk pergerakan internal
aspek perancangan kota (urban design) yang
Secara umum, aspek-aspek
kota, satu-satunya alat untuk memenuhi kebutuhan interaksi tatap muka
ada selalu berkaitan dengan bangunan-bangunan
bangunan dan hubungan antar ruang
yang ada di dalam aktivitas kehidupan kota.
bangunan, ruang terbuka di sekelilingnya, serta fasilitas transportasi

Elemen pejalan kaki harus dibantu interaksinya pada elemen- yang dapat dicapai. Activity support sebagai salah satu elemen atau aspek

elemen dasar desain tata kota dan harus berkaitan dengan lingkungan dalam perancangan kota, keberadaannya tidak dapat dilepaskan dari

kota dan pola-pola aktivitas serta sesuai dengan rencana perubahan atau utama ruang terbuka (open space) dan jalur
aspek-aspek lainnya, terutama

pembangunan fisik bagi kota di masa mendatang. pedestrian (pedestrian ways).

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
16
PERANCANGAN KOTA

Definisi activity support adalah semua kegiatan yang menyangkut Hal – hal yang harus diperhatikan dalam penerapan desain

seluruh penggunaan dan kegiatan-kegiatan yang menunjang keberadaan activity support adalah :
ruang-ruang umum kota. Kegiatan-kegiatan dan ruang-ruang umum a. Adanya koordinasi antara kegiatan dengan lingkungan binaan yang

tersebut merupakan dua hal yang selalu bersifat saling mengisi / dirancang

melengkapi antara satu dengan lainnya. Selanjutnnya bentuk, lokasi, dan b. Adanya keragaman intensitas kegiatan yang dihadirkan dalam suatu

karakteristik suatu area (dalam hal ini adalah ruang-ruang umum kota), ruang tertentu

akan menghasilkan fungsi-fungsi, penggunaan, dan kegiatan-kegiatan yang c. Bentuk kegiatan memperhatikan aspek kontekstual

spesifik pula. d. Pengadaan fasilitas lingkungan

e. Sesuatu yang terukur, menyangkut ukuran, bentuk dan lokasi dan


Aktivitas dan ruang fisik saling melengkapi satu sama lain,
fasilitas yang menampung activity support yang bertitik tolak dari
meliputi segala fungsi dan aktivitas yang memperkuat ruang terbuka
skala manusia
publik. Pendukung aktivitas tidak hanya berupa sarana pendukung

pedestrian ways atau plaza tetapi juga pertimbangan akan fungsi dan
guna elemen kota yang dapat membangkitkan aktivitas seperti pusat g. Tanda-tanda (Signages)

perbelanjaan, taman rekreasi, alun-alun dan sebagainya. Dalam kehidupan kota saat ini, iklan atau advertising mengisi

ruang visual kota melalui papan iklan, spanduk, baliho dan sebagainya. Hal

ini sangat mempengaruhi visualisasi kota baik secara makro maupun mikro.

Kehidupan kota sangat tergantung pada aktivita


aktivitas komersialnya,

akibatnya penandaan atau petunjuk mempunyai pengaruh penting pada

desain tata kota. Pengaturan pemunculan dan lokasi pemasangan papan


papan-

papan petunjuk sebaiknya tidak menimbulkan pengaruh visual negatif dan

Gambar 5 tidak mengganggu tanda-tanda lalu lintas.


intas.
plaza di New york
Sumber : Shirvani, H. 1985

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
17
PERANCANGAN KOTA

Adapun jenis-jenis tanda ( sign ) dibedakan menjadi: Dalam pemasangan papan iklan harus memperhatikan pedoman

teknis sebagai berikut:


1. Identitas

Tanda digunakan untuk pengenalan kegiatan pada lingkungan / lokasi  Penggunaan papan iklan harus merefleksikan karakter kawasan

tertentu. Tanda-tanda yang mempunyai bentuk khusus dan skala yang  Jarak dan ukuran harus memadahi dan diatur sedemikian rupa agar

besar dapat dijadikan landmark. menjamin jarak penglihatan dan menghi


menghindari kepadatan.

 Penggunaan harus harmonis dengan bangunan arsitektur di sekitar


2. Nama bangunan
lokasi
Dipakai sebagai nama bangunan yang biasanya dilengkapi dengan
 Pembatasan penggunaan lampu hias kecuali penggunaan khusus untuk
petunjuk jenis kegiatan yang ada di dalamnya.
teater dan tempat pertunjukkan.
3. Petunjuk sirkulasi  Pembatasan papan iklan yang berukuran besar yang mendominir di
Biasanya disebut sebagai rambu-rambu lalu-lintas yang berfungsi lokasi pemandangan kota.
untuk mengatur dan mengarahkan pengendara atau pejalan kaki dalam

sirkulasi. Penandaan atau petunjuk yang mempunyai pengaruh penting pada

4. Komersial desain tata kota sehingga pengaturan pemunculan dan lokasi pemasangan

Tanda jenis ini adalah reklame dan iklan. papan-papan


papan petunjuk sebaiknya tidak menimbulkan pengaruh visual

negatif dan tidak mengganggu rambu-rambu


rambu lalu lintas.
5. Petunjuk ke lokasi dan fasilitas lain

Tanda jenis ini merupakan petunjuk arah, lokasi kegiatan tertentu

yang mempunyai keterangan jarak. h. Preservasi

Preservasi dalam perancangan kota adalah perlindungan terhadap


6. Informasi
lingkungan tempat tinggal (permukiman) yang ada dan urban places (alun -
Berfungsi untuk menginformasikan kegiatan di suatu lokasi.
alun, plasa, area perbelanjaan) yang ada dan mempunyai ciri khas, seperti

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
18
PERANCANGAN KOTA

halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah. Manfaat dari adanya

preservasi antara lain:

 Peningkatan nilai lahan

 Peningkatan nilai lingkungan

 Menghindarkan dari pengalihan bentuk dan fungsi karena aspek

komersial

 Peningkatan pendapatan dari pajak dan retribusi

iah Perancangan KKota PSD III Desain Arsitektur


Tugas Mata Kuliah
19

Anda mungkin juga menyukai