Anda di halaman 1dari 7

MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM UNTUK GENERASI MILENIAL

Pengertian Pembelajaran Flipped Classroom

Pembelajaran virtual didefinisikan sebagai pembelajaran di mana siswa dan guru dipisahkan
oleh waktu atau ruang, atau keduanya, dan guru menggunakan Learning Management System (LMS)
seperti Moodle/Blackboard untuk memberikan instruksi. Melalui salah satu sistem ini, guru dapat
menawarkan instruksi terpadu (instruksi tatap muka yang mencakup akses ke materi pada LMS). Guru
juga dapat menggunakan alat lain (Wikis, Blog) dan Video Conferencing untuk berkomunikasi dengan
siswa. Inilah yang disebut dengan blended learning atau pembelajaran campuran atau kombinasi. Pada
moda kombinasi ini, peserta melakukan interaksi belajar secara daring dan tatap muka. Interaksi belajar
daring dilakukan secara mandiri dengan memanfaatkan teknologi informasi dan pembelajaran yang
telah disiapkan secara elektronik, dan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Thorne (2003),
mengartikan blended learning adalah perpaduan dari teknologi multimedia, CD ROM, video streaming,
kelas virtual, voicemail, email dan telpon conference, animasi teks online dan video-streaming. Semua
ini dikombinasi dengan bentuk tradisional pelatihan di kelas. Blended learning menjadi solusi yang
paling tepat untuk proses pembelajaran yang sesuai tidak hanya dengan kebutuhan pembelajaran akan
tetapi juga gaya si pembelajar.
Salah satu model blended learning adalah flipped classroom (pembelajaran terbalik). Ruang
kelas terbalik adalah pengaturan di mana siswa diperkenalkan dengan konsep yang sudah direkam
sebelumnya (melalui internet, video, atau penulis rekaman audio-visual) di luar ruang instruksional
tradisional (di rumah, di perpustakaan, atau di mana pun bahan ajar dapat diakses) (Bergmann & Sams,
2012). Setelah siswa menyaksikan materi, mereka diharapkan untuk datang ke kelas, biasanya
pertemuan kelas berikutnya dan berkolaborasi dengan teman-teman mereka dan guru tentang materi
pembelajaran yang telah ditentukan (Saunders, 2014). Siswa pada kelas terbalik juga diharapkan untuk
menyelesaikan pekerjaan rumah di kelas dan mendiskusikan, menjelaskan, serta memperluas konsep
yang mereka pelajari dari materi online selama pembelajaran. Jadi, apa yang secara tradisional dilakukan
siswa di rumah menjadi apa yang siswa lakukan di kelas, dan sebaliknya.
Pembelajaran online, menjadikan informasi dapat dilakukan dengan berbagai multimedia yaitu
dengan menggabungkan teks, diagram, dan gambar dengan video dan suara sangat menunjang
kemampuan mentransmisikan informasi yang bermakna dan bersifat maya (virtual). Keunggulan virtual
class adalah untuk: 1) memberikan kesempatan belajar yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja
dengan menghemat waktu dan biaya, 2) meningkatkan keterampilan penggunaan teknologi informasi
siswa sehingga siswa lebih kreatif dan menambah minat siswa untuk belajar, 3) memaksimalkan
kemampuan masing-masing siswa dengan belajar diluar kelas tatap muka/kelas langsung.

1
Peran guru sebagai seorang pendidik harus dipikirkan kembali, dan berbagai hasil penelitian
menunjukkan bahwa apabila pembelajaran lebih banyak didominasi guru akan memberikan hasil belajar
yang kurang menggembirakan dibandingkan melibatkan siswa aktif. Pembelajaran yang memposisikan
guru sebagai fasilitator adalah pilihan terbaik di ruang kelas bagi keberhasilan pembelajaran.
Pembelajaran terbalik merupakan perwujudan dari active learning dan dapat dikatakan sebagai
pembelajaran yang konstruktivis, dimana guru mengharuskan siswa untuk terlibat aktif dalam
pembelajaran mereka daripada menerima informasi secara pasif.

Menentukan pembelajaran dengan model flipped classroom, harus didasarkan pada kebutuhan
untuk: a) membantu siswa menguasai konsep atau pengetahuan tertentu yang rumit dan tidak dikuasai
secara memadai melalui metode pembelajaran saat ini; b) melibatkan siswa dengan materi yang
mungkin telah dianggap 'membosankan' atau 'tidak menarik' oleh kelompok masa lalu; dan/atau, c)
memfasilitasi pengembangan keterampilan yang menggunakan pengetahuan atau konsep baru.
Belajar mandiri merupakan salah satu komponen dalam model pembelajaran flipped classroom,
karena dalam online learning didalamnya terjadi proses belajar mandiri. Menurut Wedemeyer (1973)
dalam Chaeruman (2007) belajar mandiri sebagai pembelajaran yang merubah perilaku, dihasilkan dari
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pebelajar dalam tempat dan waktu berbeda serta lingkungan
belajar yang berbeda dengan sekolah. Peserta didik yang belajar secara mandiri mempunyai kebebasan
untuk belajar tanpa harus menghadiri pelajaran yang diberikan pengajarnya di kelas. Peserta didik
mempunyai otonomi yang luas dalam belajar.
Menurut Bergman & Sams ( 2012), menyatakan flipped classroom memiliki konsep dasar
bahwa semua yang dilakukan di kelas pada pembelajaran konvensional menjadi dilakukan di rumah dan
semua yang dilakukan sebagai pekerjaan rumah pada pembelajaran konvensional menjadi dilakukan di
kelas. Definisi model pembelajaran flipped classroom (Knewton, 2011) dapat diilustrasikan dalam
gambar 1 berikut.

Gambar 1. Model Pembelajaran Flipped Classroom

2
Berdasarkan definisinya, flipped classroom adalah konstruktivis yang mengharuskan siswa untuk
terlibat aktif dalam pembelajaran mereka daripada menerima informasi secara pasif. Fokusnya adalah
beralih dari guru ke pelajar, dan tantangan yang melekat dalam pembelajaran ini perlu menjadi
perhatian, karena pembelajaran berbeda dengan selama ini yang dilakukan. Desain flipped classroom
beserta elemennya digambarkan dalam bagan berikut ini (Reidsema, et.all., 2017).

Gambar 2. Elemen Desain Flipped Classroom

Desain flipped classroom, terdapat interkoneksi antar elemen seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2. Penomoran setiap elemen pada gambar terutama untuk identifikasi dan tidak ditafsirkan
sebagai urutan wajib atau linear. Pengurutan elemen desain, bagaimanapun, menekankan pentingnya
fokus pada kedua hal, yaitu context (internal) dan drivers (eksternal) sebagai dasar untuk memutuskan
kelayakan flipping atau tidak. Analisis situasi dari context dan drivers terjadi bersamaan dengan
serangkaian hasil yang ingin dicapai. Seperti halnya diagram proses desain, interkoneksi adalah
karakteristik mendasar, terlebih lagi setelah keputusan untuk membalik atau flip (Elemen 3) telah dibuat.
Juga perlu diperhatikan bahwa melihat context (Elemen 1) kemungkinan besar akan terjadi bersamaan
dengan pengetahuan dasar tentang hasil studi atau outcomes (Elemen 4). Juga harus ada analisis
komparatif berkelanjutan yang terjadi sehubungan dengan perbedaan antara praktik saat ini dan yang
terbaik.

3
Langkah-Langkah Pembelajaran Flipped Classroom

Model flipped classroom terbagi dalam beberapa tipe, beberapa di antaranya adalah traditional
flipped classroom dan peer instruction flipped (Steele, 2013). Model pembelajaran traditional flipped
sering digunakan oleh guru yang belum pernah menggunakan model flipped classroom sebelumnya.
Pada model pembelajaran traditional flipped siswa diminta untuk menonton video pembelajaran atau
media lainnya di rumah pada pembelajaran sebelumnya. Siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti
pembelajaran di kelas dengan belajar terlebih dahulu di rumah. Langkah selanjutnya adalah siswa datang
ke kelas untuk melakukan kegiatan dan mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Di kelas siswa menerapkan kemampuan dalam proyek ataupun simulasi lainnya. Kegiatan yang
berlangsung di kelas dapat dipandu menggunakan lembar kegiatan siswa (LKS). Tugas yang berkaitan
juga diberikan dalam LKS. Kegiatan selanjutnya adalah mengukur pemahaman siswa dengan
mengadakan kuis di akhir pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran traditional flipped menurut
Steele (2013) sebagaimana digambarkan dalam gambar 3 berikut.

Gambar 3. Langkah-Langkah Pembelajaran Traditional Flipped


Model pembelajaran peer instruction flipped dilakukan dengan menggunakan siswa yang lebih
pandai membantu siswa yang masih kurang dalam belajarnya, jadi seperti pembelajaran tutor sebaya.
Sedangkan pada model pembelajaran peer instruction flipped siswa diminta untuk menonton video
pembelajaran di rumah. Pada saat di kelas, guru memberikan tes soal pertama secara individu. Siswa
saling beradu pendapat terkait jawaban mereka dan menerapkan pembelajaran untuk menguatkan
konsep. Apabila siswa telah selesai dengan tes soal pertama maka dilanjutkan dengan tes soal kedua
dan seterusnya sampai waktu pembelajaran selesai. Di akhir pembelajaran guru melakukan
pengukuran pemahaman siswa melalui kuis. Langkah-langkah pembelajaran peer instruction flipped
menurut Steele (2013) digambarkan dalam gambar 4 berikut.

4
Gambar 4. Langkah-langkah Pembelajaran Peer Instruction Flipped

Dalam pembelajaran baik traditional flipped classroom dan peer instruction flipped siswa
menggunakan media internet dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dengan
mengunggahnya sesuai jadwal waktu yang ditentukan. Tugas yang diberikan adalah tugas kelompok
untuk ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai materi yang sedang dibahas.

Keunggulan pembelajaran flipped classroom

Avgerinou (2008) menjelaskan tiga alasan penting kenapa seorang pengajar lebih memilih
mengimplementasikan flipped classroom dibandingkan pembelajaran online maupun klasikal, yaitu:
pembelajaran yang lebih baik, meningkatnya akses dan fleksibilitas, serta meningkatnya biaya-
manfaat. Pendekatan yang berpusat pada siswa untuk mengajar mengalihkan fokus dari kebutuhan
guru kepada siswa. Dan inilah yang didukung oleh model flipped classroom. Berbagai penelitian
membuktikan bahwa model pembelajaran flipped classroom terbukti lebih efektif dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dan keaktifan siswa pada sebuah proses pembelajaran dan
memberikan hasil belajar yang lebih baik pula. Model pembelajaran ini juga sangat bermanfaat untuk
guru dan siswa, karena :
a. Siswa dapat mengerjakan tugas mereka dengan didampingi oleh gurunya.
b. Sebelum lanjut ke materi berikutnya, guru dapat memastikan bahwa setiap siswa telah memahami
konsep-konsep/materi yang harus dikuasai.

5
c. Motivasi belajar siswa meningkat dalam berkolaborasi, mengemukakan pendapat dan
mengerjakan tugas bersama temannya.
d. Siswa dapat mempelajari kembali atau belajar secara mandiri apabila tidak dapat hadir di kelas,
sedangkan guru dapat lebih leluasa meninjau dan meng-update rencana pembelajaran yang telah
dilakukan.
e. Komunikasi antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik.
Enfield (2013) menyatakan bahwa model pembelajaran kelas terbalik dapat meningkatkan
motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran di kelas, berinteraksi secara intensif sehingga
terbentuk kemandirian belajar. Model ini efektif membantu siswa mempelajari materi dan
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah secara mandiri. Interaksi di kelas dapat
terjadi secara intensif, setiap kesulitan belajar dapat segera teratasi, sehingga terbentuk
kemandirian dan motivasi belajar yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Kesimpulan

Blended learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai
macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan
teknologi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang
mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana antara pelajar dan
pengajar saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar informasi mengenai
bahan-bahan pengajaran), belajar mandiri (belajar dengan berbagai modul yang telah disediakan)
serta belajar mandiri secara online. Penerapan blended learning tidak terjadi begitu saja. Tapi,
terlebih dulu harus ada pertimbangan karakteristik tujuan pembelajaran yang ingin kita capai,
aktifitas pembelajaran yang relevan serta memilih dan menentukan aktifitas mana yang relevan
dengan konvensional dan aktifitas mana yang relevan untuk online learning. Salah satu model terbaik
dari blended learning adalah flipped classroom.

Menurut Maolidah, dkk (2017), flipped classroom adalah salah satu upaya untuk memberi
solusi permasalahan berpikir kritis yang dapat diterapkan dalam menghadapi pendidikan abad 21 ini.
Pada dasarnya, konsep model pembelajaran flipped classroom yaitu siswa di rumah mengerjakan apa
yang dilakukan di kelas yaitu belajar dengan memahami materi yang telah diberikan oleh guru, dan
di kelas siswa mengerjakan apa yang biasanya dikerjakan siswa di rumah yaitu mngerjakan soal dan
menyelesaikan masalah. Menurut Johnson (2013) flipped classroom merupakan suatu cara dalam
proses pembelajaran yang mengurangi kapasitas kegiatan pembelajaran di dalam kelas dengan

6
memaksimalkan interaksi satu sama lain yaitu guru, siswa dan lingkungannya. Model pembelajaran
flipped classroom ini memanfaatkan media pembelajaran yang dapat diakses secara online oleh siswa
yang mampu mendukung materi pembelajarannya. Model ini lebih menekankan bagaimana
memanfaatkan waktu di kelas agar pembelajaran lebih bermutu dan bisa meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan berpikir kritis siswa.

Referensi

Avgerinou, M.D. (2008). Blended Collaborative Learning For Action Research Training. Open
Education, 4(1), 1-20.
Bergmann, J., & Samsa, A. 2012. Flipped Your Classroom: Reach Every Student In Every Class
Every Day. USA: ISTE.
Enfield, Jacob. 2013. Looking at the Impact of the Flipped Classroom Model of Instruction on
Undergraduate Multimedia Students at CSUN. November 2013, Volume 57, Issue 6, pp 14–
27. Teech Trends.
Johnson, Graham Brent. 2013. Student Perceptions Of The Flipped Classroom. University of British
Columbia. http://hdl.handle.net/2429/44070.
Knewton. 2011. Flipped Classroom: A New Method of Teaching is Turning The Traditional
Classroom on Its Head. New York: Knewton. Tersedia di http://www.knewton.com/flipped-
classroom/.
Maolidah, S., I., Ruhimat, T., & Dewi, L. 2017. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Flipped
Classroom Pada Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa. EDUTECHNOLOGIA,
Tahun 3, Volume 3, Nomor 2.
Reidsema, et.all., 2017. The Flipped Classroom, Practice and Practices in Higher Education.
Springer Nature Singapore Pte.Ltd.
Saunders, M.J., 2014. The Flipped Classroom: Its Effects on Student Academic Achievement, and
Critical Thinking Skills in Mathematics in High Schools.
Steele, K. M. 2013. The Flipped Classroom: Cutting-Edge, Practical Stategies To Successfully
"Flip" Your Classroom. Online. Tersedia di http://www.kevinmsteele.com/
the_flipped_classroom_-_ice.pdf. Diakses 27 Desember 2017.
Thorne. 2003. Blended learning: How to integrate online and traditional learning, London, Kogan
Page.

Anda mungkin juga menyukai