Anda di halaman 1dari 14

Jawaban Ujian Tengah Semester Genap Tahun Ajaran 2021/2022

Mata Kuliah Petrologi Lanjut


Khoirun Nisa Tri Utami 1)
Prof Dr. Ir. Sutanto, DEA 2)

1) Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta


2) Dosen Magister Teknik Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta

Nomor 1.
Jelaskan bagaimana pembentukan batuan batuan beku berdasarkan tektonik lempeng, mohon
dilengkapi dengan gambar!

Teori tektonik lempeng menjelaskan detail bagaimana mekanisme yang terjadi di


kerak Bumi. Lempeng bergerak dikarenakan adanya gaya sirkulasi konveksi panas dari
mantel bumi yang membuat lapisan getas/rigid diatasnya bergerak. Gaya konveksi ini
dipengaruhi oleh perbedaan massa jenis magma bagian bawah yang lebih rendah menuju ke
atas dan sebaliknya. Selain faktor konveksi panas dari mantel ada gaya isostasi yang
menjalaskan bahwa apabila ada massa tubuh batuan yang besar diatas mantel yang lebih cair
maka dia akan melepaskan gaya reaksinya pada mantel dengan sisi kerak bagian atas yang
lebih kecil massa batuannya. Mekanisme-mekanisme tersebut dihimpun dijelaskan dalam
tektonik lempeng yang membuat 3 mekanisme gerakan diantara lain ialah konvergen,
divergen, dan transform.
Magma merupakan lelehan silikat yang pijar dan mudah bergerak. Magma dapat
diproduksi pada tatanan tektonik tertentu. Karena batuan beku terbentuk langsung dari
pembekuan magma, maka pembentukan batuan beku terjadi padatatanan tektonik dimana
magmatisme tersebut terjadi. Tatanan tektonik dimana batuan beku terbentuk, tercermin dari
komposisi kimiawi dan mineralogi dari batuan beku tersebut.
Gambar 1. Tatanan Tektonik pada Batas Lempeng Divergen, Batas Lempeng Konvergen, dan Batas
Lempeng Transform

Secara umum batuan beku dapat terbentuk pada empat jenis tatanan tektonik tectonic setting
yaitu
1. Batas Lempeng Divergen
Pada tatanan tektonik ini, magma berasal dari pelelehan sebagian mantel atas akibat
penurunan tekanan (dekompresi). Yang termasuk dalam tatanan ini adalah rekahan tengah
samudera (MOR), misalnya di Mid Atlantic Ridge , 1celand, dsb.
Tatanan ini dicirikan oleh seri magma tholeiitic. Batuan yang terbentuk adalah basalt,
basalt porfiri dan gabro. Karakteristik petrografi:
Ukuran kristal bervariasi (Gelas- porfiritik)
- Fenokris pada basalt porfiri berupa olivin, Ca-plagioklas, augit, spinel, dan oksida Fe-Ti
- Gabro tersusun oleh mineral utama berupa plagioklas, olivin, klinopiroksen,s edangkan
mineral aksesorinya berupa hornnblende, apatit dan titanomagnetit.
2. Batas Lempeng Konvergen
Pada tatanan ini, magma dapat berasal dari pelelehan sebagian mantel atas,serta pada
kondisi tertentu magma dapat berasal dari pelelehan kerak samuderayang menunjam dan
kerak benua bagian bawah. Tatanan tektonik ini dapatmenghasilkan berbagai jenis seri
magma, yaitu
alkalline,tholeiiticdancalc-alkaline. Tatanan ini terbagi menjadi tiga sub2tatanan tektonik,
yaitu
1. Island Arc
yaitu lempeng samudera menunjam pada lempeng samudera yanglain, misalnya
Carribbean Arc, Aleutian Arc, dsb. Batuan beku yang terbentuk ber-ariasi dari
intermediet hingga mafik, yaitu diorit, granodiorit, tonalit, dangabro. Karakteristik
petrografi.
- Fenokris dengan mineral utama berupa olivin, orthopiroksen, klinopiroksen, dan
plagioklas, sedangkan hornblende dan biotit sebagai mineral aksesoris.
- Massa dasar terdiri dari gelasan dan mikrokristalin berupa pigeonit (klinopiroksen)
2. Active Continental Margin
yaitu lempeng samudera menunjam pada lempeng benua, misalnya Pegunungan
Andes, Busur Gunungapi Mexico, dsb. Batuan beku yang terbentuk berupa
granodiorit, diorit, granit, dan tonalit.
Karakteristik petrografi
-Mineral esensial berupa Na-plagioklas, K-Feldspar, kuarsa, augit, hornblende, biotit
dan magnetit
Mineral aksesoris berupa sphene, apatit dan allanit.
3. Back-arc Basin
yaitu berupa basin dibelakang busur gunung api yang terbentuk oleh dekompresi.
Batuan yang terbentuk berupa basalt, basaltic-andesit, andesit,dan dasit.
Karakteristik petrografi
- Fenokris berupa olivin, plagioklas, Ca-piroksen, kromit, dan titanomagnetit.
- Massa dasar berupa material gelasan.

3. Magmatisme di Tengah Lempeng (Intraplate Magmatism)


Pada tatanan ini, magma tidak keluar dari batas antar lempeng tetapi magma keluar di
tengah-tengah lempeng samudera atau lempeng benua.
1) Magmatisme di tengah lempeng samudera (Oseanic Intraplate Magmatism),
misalnya di Kepulauan Hawaii. Tatanan ini disebut juga Oceanic Island. Seri magma berupa
alkaline dan Tholeiitic. Batuan yang terbentuk berupa basalt. Karakteristik petrografi:
Tabel 1. Karakteristik seri magma alkaline basal dan tholeiitic Basalt

2) Magatisme di tengah lempeng benua (Continental Intraplate Magmatism),


misalnya di East African Rift, Danau Baikal, dsb. Seri magma yang terbentuk adalah alkaline
dan tholeiitic. Batuan yang terbentuk berupa batuan beku alkaline (fonolit, trasit, lamproit),
Silisik (Driolit, riodasit, sienit) dan alkalic basalt . Karakteristik petrografi:
- Komposisi mineral fenokris dan massa dasar sama yaitu olivin, Ca-
klinopiroksen,okside Fe-Ti, amfibol, biotit, plagioklas, K-Feldspar, kuarsa,
nefelin, dan apatit.
Tabel 2. Karakteristik seri magma asosiasinya dengan tatanan tektonik (gambar ulang Wilson, 1989)
Nomor 2.
Mengapa Mid Oceanic Ridge (MOR) juga merupakan constructive plate boundary, sedang
zona subduksi merupakan destructive plate boundary, Jelaskan dan disertai gambar!

 Divergent, dimana lempeng-lempeng bergerak saling menjauh sehingga menyebabkan


pemekaran. Disebut juga constructive boundary karena pada saat terjadi pemekaran magma
naik ke permukaan mengisi bagain-bagian tepi yang kosong membentuk lapisan-lapisan
batuan muda (baru).  Umum terjadi ditengah samudera. Pusat  pemekaran di tengah samudera
umumnya membentuk punggungan tengah samudera yang disebut juga Mid Oceanic Ridge
(MOR).  (MOR) terdapat dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart).
Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, padalapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk
batas divergen. Padalempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut
(seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya
lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedualempeng yang saling menjauh
tersebut dan terbentuklah suatu bentukan seperti pegunungan atau daratan di lautan misalnya
contoh pada (Mid Atlantic Ridge)Dapat dilihat pada Gambar 3. Pada batas divergen akan
sering terjadi gempabumi namun tidak sesering atau sehebat pada jenis batas lempeng
convergen dan transform.
Gambar 2. Constructive divergen plate margin
 Convergent atau saling bertabarakan, batas ini juga disebut dengan destructive boundary
Batas konvergen terbentuk di mana pun dua lempeng bergerak menuju satu
sama lain. Saat tumbukan, lempeng yang lebih padat biasanya mengalami subduksi, yang
berarti ia meluncur di bawah yang lain, seringkali menyebabkan satu lempeng meluncur di
bawah lempeng lainnya (dalam proses yang dikenal sebagai subduksi). Tabrakan lempeng
tektonik dapat mengakibatkan gempa bumi , gunung berapi, pembentukan pegunungan, dan
peristiwa geologi lainnya.
Ketika lempeng bertemu, mereka melakukannya di salah satu dari tiga pengaturan:
lempeng samudera bertumbukan satu sama lain (membentuk batas samudera-samudera),
lempeng samudera bertumbukan dengan lempeng benua (membentuk batas samudera-
benua), atau lempeng benua bertumbukan satu sama lain (membentuk batas benua-benua).
 Konvergensi Samudra- Samudra
Ketika dua lempeng samudera bertabrakan, lempeng yang lebih padat
tenggelam di bawah lempeng yang lebih ringan dan akhirnya membentuk pulau
vulkanik basaltik yang gelap dan berat. Setengah bagian barat Cincin Api Pasifik
penuh dengan busur pulau vulkanik ini, termasuk Aleutian, Jepang, Ryukyu, Filipina,
Mariana, Solomon, dan Tonga-Kermadec. Busur pulau Karibia dan Sandwich Selatan
ditemukan di Atlantik, sedangkan Kepulauan Indonesia adalah kumpulan busur
vulkanik di Samudra Hindia.
Ketika lempeng samudra tersubduksi, lempeng tersebut sering kali menekuk,
mengakibatkan pembentukan palung samudera. Ini sering berjalan sejajar dengan
busur vulkanik dan meluas jauh di bawah medan sekitarnya. Palung samudera
terdalam, Palung Mariana , berada lebih dari 35.000 kaki di bawah permukaan laut.

Gambar 3. Konvergensi Samudra - samudra

 Konvergensi Samudra- Benua


Ketika lempeng samudera dan benua bertabrakan, lempeng samudera
mengalami subduksi dan busur vulkanik muncul di darat. Gunung berapi ini
melepaskan lava dengan jejak kimiawi dari kerak benua yang mereka lalui.
Pegunungan Cascade di Amerika Utara bagian barat dan Andes di Amerika Selatan
bagian barat menampilkan gunung berapi aktif seperti itu. Begitu pula Italia, Yunani,
Kamchatka, dan New Guinea. Lempeng samudera lebih padat dari lempeng benua,
yang berarti memiliki potensi subduksi yang lebih tinggi. Mereka terus-menerus
ditarik ke dalam mantel, di mana mereka dilebur dan didaur ulang menjadi magma
baru.

Gambar 4. Konvergensi Samudra - Benua

 Konvergensi benua – benua


Tumbukan lempeng-lempeng sejenis, misalnya benua dengan benua (seperti
benua India dengan Benua Asia-Eropa (Eurasian Plate) yang membentuk
pegunungan Himalaya, atau samudera dengan samudera namun jarang dijumpai di
muka bumi.
Gambar 5. Collision atau tabrakan Lempeng Benua India dengan Lempeng Benua Eurasia (Asia-Eropa)

Gambar 6. Konvergensi Benua - Benua

Nomor 3.

Apa yang dimaksud dengan Ocean Floor Metamorphism?

Metamorfosa dasar Samudera (Ocean-Floor)


Metamorfosa ini terjadi akibat adanya perubahan pada kerak samudera di sekitar punggungan
tengah samudera (mid oceanic ridges). Batuan metamorf yang dihasilkan umumnya
berkomposisi basa dan ultrabasa. Adanya pemanasan air laut menyebabkan mudah terjadinya
reaksi kimia antara batuan dan air laut tersebut.
Sumber: https://www.slideserve.com/temima/lecture-three-types-of-metamorphism

Gambar 7. Eklogit (kiri) dan sekis hijau (kanan)

Batuan metamorf lantai Samudra ini ditemukan di Karangsambung

Nomor 4.
Jelaskan ciri Petrologi, Struktur maupun Kimia untuk wilayah tektonik Busur Kepulauan
(Island Arcs).
Aspek Island Arc (posisi tektonik ada di destruktif konvergen)

Petrologi Batuan busur kepulauan biasanya berupa batuan basalt, basaltic andesine, andesite, Dacite dan
Rhyolites dan menunjukkan tipikal hadirnya basa alkali (calc-alkaline). Batuan busur
kepulauan ini ditentukan oleh jarak gunungapi/vulkanisme terhadap zona subduksi (semakin
menjauhi subduksi menuju alkali dan akan tholeitik apabila sebaliknya).

Batuan vulkanik di daerah subduksi yang sering disebut batuan vulkanik orogenik atau andesit
orogenik, hampir selalu jenuh atau sangat jenuh silika.

Basalt di daerah ini benar-benar miskin nickel dan chrome tetapi kaya akan elemen-elemen
incompatible yang berpotensial ionik lemah: Sr, K, Rb, Ba sementara kandungan Ta, Nb dan Zr
selalu rendah (Maury, 1984; Brique et al., 1984; McCulloch & Gamble, 1991)

Batuan vulkanik orogenik pada umumnya sangat porfiritik, dengan volume fenokris 20 sampai
50 %.
Struktur Pada gambar berikut menjelaskan pembagian model island-arc menjadi wilayah trench, fore-
arc, arc dan back-arc, dengan gravitasi dan anomali aliran panas yang terkait.
Anomali gravitasi negatif di dekat palung dikaitkan dengan adanya irisan sedimen di fore-arc
sedangkan untuk anomali positif dikarenakan adanya litosfer di bawah dari fore-arc.
Aliran panas biasanya rendah di fore-arc (10-20oC km-1) tetapi naik tiba-tiba ke depan vulkanik
(30-40oC km-1) dan tetap tinggi pd jarak 200-600 km di back-arc.

Figure 1. Schematic cross section through a typical island arc after Gill (1981),
Orogenic Andesites and Plate Tectonics. Springer-Verlag. HFU= heat flow unit (4.2 x
10-6 joules/cm2/sec

Geokimia Memiliki kadar SiO2 = OIB


Memiliki kadar Al2O3 lebih besar dari OIB Al2O3, (> 16 %) dan mjskin titan (TiO2< 1,2 %).
Memiliki kadar Fe2O3 paling kecil diantara IAB dan OIB
Memiliki nilai Nb (Niobium) dan Ti (Titanium) paling kecil dibanding unsur REE yang
dimilikinya

1. Elemen Utama

SiO2, TiO2, AL2O3, FeO3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, P2O5 dan H2O semuanya dapat
dianggap sebagai elemen utama dalam deskripsi geokimia magma island arc. Dalam hal ini,
perbedaan paling jelas antara rangkaian magma utama adalah peningkatan kandungan alkali
total dalam urutan tholeiitic - cal-alkalie - high-K calc-akaline - shoshonitic, K 2O yang secara
proporsional menunjukkan peningkatan yang lebih besar.

2. Trace Elements
Banyaknya trace elements di oceanic island arc basalt, secara konvensional dibandingkan
dengan MORB tipe-N, karena ini adalah jenis magma yang relatif dipahami dengan baik yang
juga berasal dari mantel atas samudera. Biasanya basal arc dicirikan oleh pengayaan selektif
unsur-unsur yang tidak sesuai dengan potensi ionik rendah (Sr, K, Rb, Ba, Th) dan jumlah yang
rendah unsur-unsur dengan potensi ionik tinggi (Ta, Nb, Ce, P, Zr, Hf, Sm, Ti, Y, Yb, Sc dan
Cr) relatif terhadap MORB tipe-N (Proyek Studi Vulkanisme Basaltik 1981, Pearce 1982).

3. Radiogenic Isotopes Sr – Nd

Dua sistem arc, arc Sunda-Banda di Indonesia dan arc Lesser Antillen di samudra Atlantik,
menunjukkan deviasi yang cukup besar dari susunan MORB-OIB pada Gambar berikut. Data
ini mungkin paling mudah dijelaskan dengan melibatkan komponen sedimen terrigenous
dengan rasio 87Sr / 86Sr dan 143Nd / 144Nd dalam petrogenesis magma. Sampel dengan rasio 87Sr /
86
Sr terendah di plot arc Sunda-Banda dalam bidang OIB (Whitford & Jezek 1982), yang dapat
menyiratkan bahwa mantel wedge di bawah arc ini memiliki komposisi yang diperkaya relatif
terhadap mantel sumber MORB sebelum subduksi. Sebaliknya, sampel 87Sr / 86Sr rendah dari
Antillen yang lebih rendah tumpang tindih dengan bidang MORB, yang menunjukkan adanya
depleted lherzolite (mantel sumber MORB) di atas pelat subduksi.

4. Stable Isotopes.

• Oksigen
Analisis rasio 18O / 16O pada batuan vulkanik island arc adalah alat yang ampuh untuk melacak
daur ulang material yang pada akhirnya berasal dari kerak benua di zona subduksi magmatisme
(James 1981; Davidson 1985, 1986) karena perbedaan besar dalam komposisi isotop oksigen
antara batuan kerak dan batuan yang berasal dari mantel (Gambar berikut). Batuan yang telah
bereaksi dengan atmosfer atau hidrosfer pada suhu rendah biasanya lebih kaya dalam 18O
daripada di mantel, tetapi secara signifikan lebih rendah daripada batuan sedimen yang berasal
dari erosi kerak benua.

Sumber: Wilson, Marjorie. 1989. Igneous Petrogenesis. Springer: Neteherland.

Nomer 5.
Jelaskan ciri Petrologi, Struktur maupun Kimia untuk wilayah tektonik Tepian benua aktif
(Active Plate Margin)
Aspek Active Plate Margin (posisi tektonik ada di destruktif konvergen)
Petrologi Di active continental margins, batuan vulkanik dan plutonik berkomposisi basal Gabro, Diorit,
Tonalite, Granodiorit, dan Granit menunjukkan korelasi linier yang baik pada diagram variasi
Harker
Menunjukkan derivasi magma yang lebih asam dengan kristalisasi fraksional kumpulan mineral
olivin, plagioklas, piroksen, magnetit, dan amfibol dari magma induk basaltic
Crustal contamination ditunjukan dengan kumpulan batuan vulkanik dengan data isotop Sr -Nd-
Pb
Struktur

Pada gambar berikut menjelaskan pembagian model active continental margin yang terdiri dari
vulkanic arc, Back arc basin, Fore arc basin, gempa atau tsunami, oceanic trances, dan
accredionary wedge

Geokimia 1. Major elements

Elemen utama geokimia magma active continental margin SiO2 TiO2 Al2O3 Fe23 FeO MnO
MgO CaO Na2O, K2O, P2O5 dan H2O

Perbedaan paling jelas antara seri magma utama adalah peningkatan kandungan total alkali
dalam urutan tholeitic calc alkaline high K calc alkaline shoshonitic K 2 O menunjukkan
peningkatan yang lebih besar

Kumpulan vulkanik dan plutonik active continental margin, ada tingkat penyebaran yang jauh
lebih besar yang mungkin disebabkan oleh efek kontaminasi kerak

2. Trace elements

Pengayaan dalam elemen potensial ionik rendah Sr K, Rb Ba, Th dikaitkan dengan


metasomatisme sumber mantel dari arc basalts oleh cairan yang dilepaskan dari slab subduksi

Penyusutan relatif unsur unsur potensial ionik tinggi ( Nb Ce P, Zr Hf Sm Ti, Y, Vb Sc Cr)


dikaitkan dengan derajat partial melting dan stabilitas fase mantel sisa (Pearce 1982

Pola berduri dengan puncak di K, Sr dan Th dan Nb untuk yang paling rendah menjadi
karakteristik dari semua magma terkait subduksi

Active continental margin tampaknya menunjukkan tingkat pengayaan yang lebih besar dari
seluruh jajaran elemen jejak yang tidak kompatibel ( Nb Zr Hf Ti, Y dan Yb

Radiogenic isotopes

Nd-Sr isotopes

Komposisi isotop Sr Nd dan Pb memberikan informasi untuk menjelaskan proses magmatik


pada batas lempeng konvergen Magma yang berasal dari fraksinasi kristal basalt induk yang
diturunkan dari mantel dengan keterlibatan kerak yang relatif kecil (Atherton Sanderson 1985
dibuktikan oleh rasio 87 Sr/ 86 Sr yang rendah

Pb isotopes

Hamburan dalam susunan data 207 Pb/ 204 Pb 206 Pb/ 204 Pb vulkanik dan plutonik
merupakan konsekuensi dari pencampuran multikomponen yang melibatkan komponen mantel
sumber MORB yang habis dan Pb yang berasal dari sedimen samudera yang tersubduksi

Stable isotopes Oxygen

Analisis isotop oksigen adalah alat yang ampuh untuk melacak keterlibatan bahan kerak benua
dalam genesis magma karena perbedaan besar antara δ 18 O antara batuan kerak dan batuan
yang berasal dari mantel (James 1981

Nomor 6.
Jelaskan ciri Petrologi, Struktur maupun Kimia untuk wilayah tektonik Pegunungan Tengah
Samodra (Mid Oceanic Ridge)

Aspek Mid Oceanic Ridge (Batas lempeng konstructif divergen)

Petrologi Didominasi mineral tholeitik (Mafic mineral) Adananya Basal porfiritik, dan beberapa jenis
yang sangatvfirik mungkin berasal dari proses akumulatif.
Batuan yang hadir umumnya batuan beku beku basa dengan kandungan silika 45-52% seperti
Basalt, Basalt, Vasikuler, Gabro

Struktur Pada dasarnya, kerak samudera dapat dibagi menjadi dua struktur domain utama:
(1) zona batas lempeng akresi (tengah laut punggungan) di mana kerak samudera baru
terbentuk
(2) kerak pasif, yang setelah proses penciptaannya pada sumbu punggungan yang telah
berpindah
Kimia Komposisi kimia pada basal yang dihasilkan di pegunungan tengah samudera harus bergantung
pada berbagai faktor, termasuk yang berikut:
(1) Komposisi dan mineralogi mantel sumber.
(2) Derajat pelelehan parsial sumber dan mekanisme pelelehan parsial
pada tingkat yang lebih rendah
(3) Kedalaman segregasi magma.
(4) Tingkat kristalisasi fraksional dan proses pencampuran magmaselama penyimpanan magma
di ruang magma sub-aksial tingkat tinggi.

Memiliki Kadar SiO2 paling besar dibanding IAB dan OIB


Kadar Al2O3 paling besar dibanding OIB dan IAB
Memiliki kadar Fe2O3 lebih besar daripada IAB

Nomor 7.
a. Tekstur Ophitik tekstur pada batuan beku dimana mineral plagioklas ditemukan
dikelilingi oleh mineral piroksen. Tekstur ini dapat dianalogikan seperti plagioklas
euhedral sebagai fenokris pada masa dasar piroksen dengan ukuran yang relatif lebih
besar namun bentuknya subhedral
b. Tekstur Pertite menampakkan intergrowth ortoklas di dalam plagioklas dengan
orientasi mineral ortoklas cenderung sejajar bidang belahan mineral plagioklas
c. Tekstur Graphic adalah tekstur batuan beku dimana pertumbuhan dari dua mineral
memiliki tampilan tulisan grafir. Batuan yang mengandung tekstur grafis yang
melimpah dapat digambarkan sebagai granophyric. Tekstur grafis yang paling sering
intergrowths kuarsa dan feldspar alkali di mana kuarsa muncul sebagai inklusi
berbentuk v secara tertutup oleh feldspar tersebut.
d. Mikrokristalin adalah tekstur batuan beku yang mineral-mineral nya hanya bisa
diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
e. KriptokristalinAdalah Tekstur batuan beku yang dicirikan oleh massa dasar
aphanitic berbutir halus dan tidak adanya fenokris. Tekstur aphyric terbentuk oleh
kristalisasi cepat dari lelehan yang tidak memiliki kristal tersuspensi besar, dan
dengan demikian lelehan ini pasti sangat dekat dengan suhu liquidusnya (suhu di
mana kristalisasi awal terjadi dalam lelehan pendingin)
f. Aphyric tekstur batuan beku non porfiritik, berbutir halus atau seperti kaca tanpa
fenokris.
Daftar Pustaka

Hamblin, W, K., dan Christiansen, E, H. 1991. Earth‘S Dynamic System. Macmillan : New York.

Wilson, Marjorie. 2007. Igneous Petrogenesis. Springer: Neteherland.

Anda mungkin juga menyukai