7465 14675 1 SM
7465 14675 1 SM
Abstrak Abstract
Kesehatan gigi dan mulut saat ini dapat Oral health today can support the acceleration
mendukung percepatan tujuan Millenium of Millennium Development Goals (MDGs) by
Development Goals (MDGs) pada tahun 2015. 2015. In order to improve the health of the teeth
Untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi needed dental health care efforts personnel
diperlukan upaya pelayanan kesehatan gigi yang maximum of dental health in providing oral health
maksimal dari petugas kesehatan gigi dalam services. Oral health services is influenced by the
memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. performance of oral health personnels include:
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi motivation, ability to work, work experience and
oleh kinerja dari petugas kesehatan gigi dan mulut the facility or facilities. Whether or not the
meliputi: motivasi, kemampuan kerja, pengalaman Personnel's performance can be measured to see
kerja dan fasilitas atau sarana. Baik atau tidaknya how big the Personnel's ability to improve the oral
kinerja petugas dapat menjadi tolak ukur untuk health status of the surrounding community. The
melihat seberapa besar kemampuan petugas untuk purpose of this research is to analyze the
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut performance of Dental Health Personnel Of Dental
masyarakat sekitarnya. Tujuan penelitian adalah and Oral Health Services in Dental Polyclinic
untuk menganalisis Kinerja Petugas Kesehatan Hospital Datoe Binangkang Bolaang Mongondow.
Gigi Terhadap Pelayanan Kesehatan Gigi dan Results of this study shows that motivation, ability
Mulut di Poliklinik Gigi RSUD Datoe Binangkang to work, work experience and the means or
Kabupaten Bolaang Mongondow. Hasil penelitian facilities greatly affect oral health care so that the
ini menunjukkan bahwa motivasi, kemampuan necessary support and attention of the government
kerja, pengalaman kerja dan sarana atau fasilitas to improve the performance of dental health
sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan gigi personnel.
dan mulut sehingga diperlukan dukungan dan
perhatian dari pemerintah untuk meningkatkan
kinerja dari petugas kesehatan gigi dan mulut. Keyword: Motivation, Ability To Work, Work
Experience, The Means Or Facilities
414
JIKMU, Vol. 5, No. 2a April 2015
415
Rundungan, Rattu dan Mariaty, Analisis Kinerja Petugas Kesehatan
pelatihan dan kursus untuk dokter gigi dan kurangnya motivasi terlihat dari pelayanan
perawat gigi, serta melakukan yang seadanya, juga peralatan yang kurang
pemeliharaan sarana dan prasarana yang memadai mempengaruhi pelayanan
ada. kesehatan gigi dan mulut pada pasien.
Berdasarkan uraian diatas peniliti tertarik
Rumah Sakit Datoe Binangkang
untuk menganalisis kinerja pelayanan
Bolaang Mongondow merupakan pusat
kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan
rujukan yang berasal dari puskesmas dan
oleh petugas kesehatan gigi di poliklinik
puskesmas pembantu yang tersebar pada
Rumah Sakit Umum Datoe Binangkang
wilayah kecamatan baik pada
Bolaang Mongondow.
kabupaten/kota lain seperti Kota
Kotamobagu, Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan dan Kabupaten Metode
Bolaang Mongondow serta rujukan-
rujukan yang berasal dari dokter-dokter Jenis penelitian yang digunakan adalah
praktek. Observasi awal yang dilakukan penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan
peneliti sebelum melakukan penelitian di ruang Poliklinik Gigi Rumah Sakit
terlihat adanya kondisi kerja yang kurang Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang
baik antara dokter gigi dan perawat gigi, Mongondow pada bulan Desember 2014 –
peralatan yang kurang memadai dalam April 2015. Pemilihan sampel pada
pelayanan perawatan gigi dan mulut penelitian ini berdasarkan prinsip
kemudian terdengar keluhan dari pasien kesesuaian (appropriateness). Kesesuaian
tentang pelayanan yang mereka terima adalah sampel dipilih berdasarkan
lebih sering berikan rujukan ke praktek pengetahuan yang dimiliki berkaitan
klinik mandiri karena peralatan yang tidak dengan topik penelitian. Berdasarkan
lengkap atau rusak sehingga mereka yang prinsip tersebut diatas, maka dipilih
sudah jauh-jauh datang untuk berobat Informan yang terlibat langsung maupun
harus menunggu lagi sampai sore untuk tidak langsung dalam pelayanan kesehatan
bisa mendapatkan pelayanan perawatan gigi dan mulut di poliklinik gigi yaitu: (1)
gigi yang mereka butuhkan. Direktur rumah sakit, (2) Kepala Ruang
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Poliklinik Gigi, (3) Petugas Kesehatan
poliklinik gigi Rumah Sakit Datoe Gigi (1 Dokter Gigi dan 1 Perawat Gigi),
Binangkang merupakan pusat rujukan (4) Pasien di Poliklinik Gigi (2 Informan).
sehingga data kunjungan ke poliklinik gigi Data primer didapatkan dari hasil
setiap tahunnya tinggi yaitu sekitar 3000 wawancara mendalam kepada direktur
kasus per tahunnya. Sebagai gambaran rumah sakit, kepala ruang poliklinik gigi,
jumlah kunjungan pada tahun 2013 jumlah perawat gigi dan dokter gigi, pasien di
kasus yaitu 3.054, dengan tindakan poliklinik gigi. Wawancara mendalam
perawatan yang paling banyak dilakukan dilakukan dengan menggunakan daftar
yaitu pencabutan gigi tetap 1583 kasus, pertanyaan pada panduan wawancara
penambalan sementara 316 kasus, mendalam dan hasilnya dicatat atau
pengobatan 499 kasus, dan lain-lain 656 direkam dengan menggunakan voice
kasus. Pelayanan kesehatan gigi dilakukan recorder di telepon genggam. Data
oleh 2 dokter gigi dan 4 perawat gigi sekunder didapatkan dari telaah dokumen
dengan peralatan yang tidak memadai di bagian administrasi kepegawaian serta
(Anonim, 2014a). data di bidang keperawatan dan rekam
medik. Hasil wawancara direkam dengan
Kondisi kerjasama antara petugas menggunakan alat rekaman (voice
kesehatan gigi yang kurang baik,
416
JIKMU, Vol. 5, No. 2a April 2015
recorder) serta catatan lapangan disalin tahun 2010 yaitu sebanyak 3811 kasus,
dalam bentuk transkrip. Reduksi data tahun 2011 mengalami penurunan
dalam bentuk analisis yang menajamkan, sebanyak 3159, tahun 2012 juga turun
menggolongkan, mengarahkan, membuang
menjadi 3131, tahun 2013 sejumlah 3054
yang tidak perlu dan mengorganisasikan
dengan data sedemikian rupa. Cara yang dan pada tahun 2014 semakin turun jumlah
ditempuh ialah dengan membaca semua kunjungan menjadi 2782. Adanya
transkip kemudian diberi kode, yaitu penurunan jumlah kunjungan pasien
membuat simbol yang dibuat peneliti dan karena peralatan yang kurang memadai
mempunyai arti berdasarkan topik pada terutama pada peralatan penambalan gigi
setiap kelompok data, kalimat ataupun sehingga pasien yang datang berkunjung
paragraf, selanjutnya dilakukan
lebih banyak dirujuk ke praktek dokter
pengelompokan kedalam kategori dan
dicari hubungan dengan kategori tersebut. mandiri atau dilakukan pencabutan gigi
Pengumpulan data kepada sumber yang apabila sudah tidak memungkinkan lagi
sama dengan teknik yang berbeda yaitu untuk dilakukan pencabutan gigi.
selain dengan wawancara mendalam juga
menggunakan panduan observasi untuk Dalam penelitian ini selain melakukan
mengobservasi langsung dan observasi wawancara mendalam peneliti juga
dokumen-dokumen melakukan observasi di ruang poliklinik
gigi. Observasi yang dilakukan meliputi
sarana dan prasarana, petugas kesehatan
Hasil dan Pembahasan gigi yang melakukan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut pada pasien. Hasil
Jumlah dari petugas kesehatan gigi observasi dapat dilihat pada Tabel 1. Di
yang ada di poliklinik gigi RSUD Datoe bawah.
Binangkang jika di hitung jumlah
kebutuhan dengan skala ratio kebutuhan Pada tabel diatas maka sesuai hasil
dokter gigi 1 : 2000 untuk daerah observasi di ruang poliklinik gigi terhadap
perkotaan masih kurang begitu juga sarana prasarana penunjang kinerja
dengan skala ratio kebutuhan perawat gigi pelayanan kesehatan gigi dan mulut
9 : 100.000 juga masih kurang dari yang dengan kriteria kurang. Terkait dengan
dibutuhkan, saat ini jumlah penduduk di pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan
Bolaang Mongondow yaitu 224.400 jiwa mulut hanya sebatas perawatan sederhana
(BPS, 2013), akan tetapi jika dihitung dan tergantung dari keluhan disaat pasien
dengan kebutuhan petugas kesehatan gigi datang tapi keinginan untuk memberikan
untuk rumah sakit tipe C, petugas pelayanan yang optimal seperti pemberian
kesehatan gigi yang ada sudah memenuhi fluor atau penambalan gigi untuk
standar, namun untuk kondisi Rumah Sakit mencegah lubang gigi dan
Datoe Binangkang yang merupakan pusat mempertahankan fungsi dari gigi jarang di
rujukan dari tindakan pelayanan kesehatan berikan pada pasien karena sarana dan
gigi di Kabupaten Bolaang Mongondow prasarana yang kurang memadai bahkan
jumlah petugas yang ada perlu untuk jauh dari memadai. Motivasi kerja
ditingkatkan lagi dan diperhatikan lagi sehubungan dengan penjelasan sebelum
terutama untuk rekrutmen tenaga dokter melakukan tindakan pelayanan atau
gigi dan dokter gigi spesialis bedah mulut perawatan gigi dan mulut hanya sebatas
dan dokter gigi spesialis orthodonti. pada penjelasan saja tapi tidak secara
Jumlah kunjungan di poliklinik gigi mendetail.
Rumah Sakit Datoe Binangkang pada
417
Rundungan, Rattu dan Mariaty, Analisis Kinerja Petugas Kesehatan
Tabel 1. Hasil observasi terhadap sarana prasarana penunjang dalam pelayanan kesehatan
gigi dan mulut di poliklinik gigi Rumah Sakit Datoe Binangkang Bolaang Mongondow
418
JIKMU, Vol. 5, No. 2a April 2015
419
Rundungan, Rattu dan Mariaty, Analisis Kinerja Petugas Kesehatan
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, Supervisi yang baik dari atasan kepada
tetapi sikap akan terbentuk apabila ada bawahannya akan memberikan hasil
rangsangan atau stimulus yang nantinya positif dalam peningkatan kerja perawat
akan membentuk sikap seseorang yang gigi. Hal ini sesuai dengan pendapat
masih tertutup, apabila sikap sudah Mangkunegara (2010) yaitu kegiatan
terbentuk maka akan terjadi suatu reaksi supervisi dari atasan yang dilaksanakan
yang merupakan respon. secara terencana dan berkesinambungan
kepada pegawai akan mendorong
Zuhriana (2012) yang
produktivitas. Kondisi kerja atau hubungan
menyebutkan hasil penelitian
kerja antara petugas kesehatan gigi juga
menunjukkan, darPG14 responden,
harus kondusif sesuai dengan pendapat
terdapat 13 orang (48,1%) yang memiliki
Dessler (2011) yang menyatakan bahwa
motivasi kerja tinggi, tetapi kinerjanya
kualitas kehidupan lingkungan kerja serta
kurang, dan 7 orang (100%) dengan
iklim kerja organisasi yang memadai
motivasi kerja yang rendah tetapi kinerja
berarti dimana para pegawai dapat
yang cukup. Uji statistik Chi Square
memenuhi kebutuhan mereka yang penting
memperlihatkan nilai p=0,019 < α, ini
melalui hubungan sesama pegawai dalam
berarti, ada hubungan antara motivasi
organisasi dapat meningkatkan kinerja,
dengan kinerja perawat. Nilai koefisien
sedangkan pada hasil penelitian ditemukan
phi,φ=0,401, yang menunjukkan kekuatan
bahwa adanya hubungan yang tidak begitu
hubungannya masuk dalam kategori
baik antara perawat gigi dan dokter gigi.
hubungan sedang karena berada antara
Walaupun begitu para petugas tetap bisa
0,26-0,50.
melaksanakan pelayanan kesehatan gigi
Penelitian dari Pasca (2014) pada yang optimal pada pasien.
dokter gigi di Rumah Sakit Bhayangkara
Semarang dengan metode kualitatif
hasilnya menunjukkan bahwa antara 2. Kemampuan Kerja
motivasi kerja mendukung kinerja dokter
gigi dalam memberikan pelayanan Berdasarkan pada hasil kutipan
kesehatan gigi dan mulut. Pentingnya wawancara dengan informan bisa
kompensasi dan insentif bagi petugas diketahui bahwa kemampuan kerja dari
kesehatan gigi juga dibenarkan dari hasil petugas kesehatan gigi tidak diragukan
penelitian Marthinus (2000) pada 28 orang lagi, dilihat dari masa kerja dari petugas
dokter gigi melalui hasil uji Korelmi kesehatan gigi yang bertugas di poli gigi,
Product Moment menunjukkan adanya namun kemampuan kerja dari petugas
hubungan yang bermakna dari kompensasi perlu untuk selalu ditingkatkan melalui
dengan kinerja dokter gigi, diperoleh nilai pelatihan, kendala yang ada dalam
p sebesar 0,025 (< 0 0). Faktor supervisi perencanaan pelatihan yaitu perlunya dana
juga mempengaruhi kinerja karena 8 orang dan perencanaan yang baik untuk
(28,6%) dokter gigi pernah merasakan dan mengusulkan pelatihan teknis kesehatan
mendapatkan pembinaan dan pengawasan gigi bagi petugas kesehatan gigi. Subekhi
dari atasan selama melaksanakan dan Jauhar (2012) menyatakan pelatihan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut. adalah program-program untuk
Kenyataan di poliklinik gigi RSU Datoe mempertahankan kemampuan
Binangkang hanya sebulan sekali melaksanakan pekerjaan secara individual,
dilakukan supervisi belum pernah ada kelompok dan atau berdsarkan jenjang
bimbingan atau pengawasan selama jabatan dalam organisasi. Didukung oleh
melakukan pelayanan kesehatan gigi dan pendapat Siagian (2008), pengembangan
mulut. pegawai penting sebagai bagian integral
dari usaha untuk memberikan motivasi
420
JIKMU, Vol. 5, No. 2a April 2015
421
Rundungan, Rattu dan Mariaty, Analisis Kinerja Petugas Kesehatan
kinerja yang dihasilkannya, diikuti dengan pelayanan antara lain: berapa jumlah
penelitian dari Sainuddin (2010) pada 74 pencabutan gigi, jumlah penumpatan gigi,
pasien yang berkunjung di klinik praktek jumlah pembersihan karang gigi,
dokter gigi tentang kehandalan atau penyuluhan kesehatan gigi, pemasangan
kemampuan dalam memberikan pelayanan gigi palsu, bagaimana mutu pelayanan
gigi dan mulut merupakan faktor yang yang dilakukan, kesulitan yang dihadapi
dominan yang mempengaruhi tingkat dalam memberikan pelayanan dengan
kepuasan pasien. resiko dan apakah bekerja dengan cepat
melakukan tindakan rujukan apabila
diperlukan.
3. Pengalaman Kerja
Seorang petugas kesehatan gigi tanpa
peralatan yang memadai tidak dapat
Hasil wawancara yang diperoleh dari
melaksanakan pelayanan kesehatan gigi
responden mengenai pengalaman kerja,
yang optimal akan tetapi petugas
kesulitan dan kegawatan yang di hadapi
kesehatan gigi yang bertugas di poliklinik
dalam menangani pasien bisa diatasi dan
gigi berusaha untuk semaksimal mungkin
di tangani sesuai dengan kompetensi
dalam memberikan pelayanan kesehatan
masing-masing juga disebabkan karena
gigi yang optimal bagi pasien walaupun
petugas kesehatan gigi di poliklinik gigi
sarana yang tersedia kurang memadai.
sudah lama bekerja dan sudah banyak
Sependapat dengan Moekijat (2010)
pasien yang di tangani. Siagian (2008),
dimana motivasi dan pengalaman kerja
berpendapat bahwa pengalaman seseorang
merupakan hal yang berperan penting
dalam melakukan tugas tertentu secara
dalam meningkatkan suatu efektivitas
terus menerus dalam waktu yang cukup
kerja. Karena orang yang mempunyai
lama dapat meningkatkan kedewasaan
motivasi dan pengalaman kerja yang tinggi
teknis. Pengalaman individu dalam
akan berusaha dengan sekuat tenaga
peningkatan kedewasaan teknis bekerja,
supaya pekerjaanya dapat berhasil dengan
itu berarti bahwa individu tersebut selalu
sebaik-baiknya, akan membentuk suatu
memetik pelajaran berharga dari seluruh
peningkatan produktivitas kerja.
perjalanan kerja atau karier sehingga akan
semakin berkurang jumlah kesalahan yang
dibuatnya. Pengalaman kerja erat 4. Sarana/Fasilitas
kaitannya dengan kinerja. Semakin sering
seseorang melakukan pekerjaan yang Berdasarkan hasil dari observasi dan
sama, semakin terampil dan semakin cepat wawancara mengenai sarana atau fasilitas
dokter gigi dan perawat gigi
yang ada di poliklinik gigi Rumah Sakit
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Datoe Binangkang masih kurang memadai
Responden dalam penelitian ini memiliki demikian juga keterangan dari petugas
masa kerja > 5 tahun. kesehatan gigi. Sarana merupakan salah
Pengalaman petugas kesehatan gigi satu faktor pendukung yang tidak boleh
dalam memberikan pelayanan kesehatan dilupakan, dalam pelayanan kesehatan gigi
gigi dan mulut merupakan hal yang dan mulut faktor sarana adalah alat dalam
penting, semakin banyak pengalaman yang pelaksanaan tugas pelayanan pada pasien.
diperoleh semakin mudah dalam Sarana pelayanan yang dimaksud disini
mengatasi masalah yang dihadapi. Artinya adalah segala jenis peralatan, perlengkapan
sejauh mana kreativitas, ketrampilan serta kerja dan fasilitas lain yang berfungsi
kualitas kerja petugas kesehatan gigi sebagai alat utama/pembantu dalam
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pelaksanaan pekerjaan. Peralatan kerja
gigi dan mulut bergantung pada sejauh yang ada harus senantiasa dipelihara sesuai
mana pengalaman dalam memberikan dengan standar, prosedur dan metode serta
422
JIKMU, Vol. 5, No. 2a April 2015
siap pakai, sebab kalau tidak maka adanya pernah berobat gigi ke sarana pelayanan
gangguan pada sarana kerja dapat kesehatan seperti puskesmas dan lainnya
berakibat fatal sama halnya dengan pergi ke sarana pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang lainnya. Diketahui dari jumlah responden
dalam pelaksanaannya memerlukan yang ada terdapat 90% yang menderita
peralatan kesehatan gigi yang lengkap, jika karies. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak pelayanan yang diberikan kepada tingginya penyakit gigi dan mulut belum
pasien tidak memadai kemudian di berikan diimbangi dengan pemanfaatan unit
rujukan ke praktek klinik mandiri dengan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
fasilitas yang lebih memadai. tersedia terutama ditingkat pelayanan
dasar seperti puskesmas. Rendahnya
Fasilitas yang lengkap dan sesuai
pemanfaatan itu diperkirakan disebabkan
dengan standar yang ditetapkan (standart
mutu pelayanan yang kurang seperti
personal and facilities) diharapkan dapat
jumlah dan jenis sarana dan prasarana
meningkatkan kualiatas mutu layanan.
yang tersedia, keterbatasan tenaga,
Sumber daya merupakan faktor yang perlu
ketersediaan pelayanan dan manajemen
untuk terlaksananya suatu perilaku.
puskesmas yang belum baik.
Fasilitas yang tersedia hendaknya dengan
jumlah serta jenis yang memadai dan Penelitian Saragih (2009) dibalai
selalu keadaaan siap pakai dan untuk pengobatan gigi kota pekanbaru tahun
melakukan tindakan harus ditunjang 2009 menunjukkan ketersediaan sarana
fasilitas yang lengkap dan sebelumnya enam puluh persen (60%) dari standar
harus sudah disediakan. Hasil wawancara yang ada dengan kunjungan ≥ 9 perhari
yang diperoleh dari petugas kesehatan gigi ketersediaan sarananya juga cukup. Hanya
dan observasi dari ruang poliklinik gigi saja persentasi kecukupannya lebih tinggi
dapat diketahui bahwa fasilitas atau alat dari enam puluh sembilan persen (69%)
yang tersedia jauh dari memadai. dari standar yang ada. Dari hasil penelitian
Kurangnya alat yang tersedia di poliklinik saragih disimpulkan bahwa ketersediaan
gigi sangat berpengaruh pada tindakan sarana dalam pelayanan kesehatan gigi dan
pelayanan/perawatan pada pasien dapat mulut masih kurang dari satndar
dilihat dari jumlah tindakan pencabutan kecukupan yang ada.
gigi yang semakin tinggi setiap tahunnya. Dari berbagai hasil wawancara diatas
Fungsi sarana pelayanan menurut tampak bahwa sebenarnya SOP sudah
Moenir (2009) diantaranya : 1) untuk dibuat secara lengkap namun perawat
mempercepat proses pelaksanaan hanya sebatas tahu apa yang menjadi tugas
pekerjaan, sehingga dapat menghemat sehari-hari mereka. Hal ini dapat
waktu, 2) meningkatkan produktivitas baik menyebabkan prosedur yang ada selalu
barang ataupun jasa, 3) kualitas produk berubah-ubah karena bersifat situasional.
yang lebih baik/terjamin, 4) lebih Peraturan dan tata tertib juga sudah
mudah/sederhana dalam gerak para diberlakukan dan diketahui oleh para
pelakunya, 5) menimbulkan rasa perawat. Dalam hal ini kebijakan telah
kenyamanan bagi orang-orang yang dimengerti oleh para perawat gigi tetapi
berkepentingan, 6) menimbulkan rasa puas kemungkinan pihak manajemen belum
pada orang-orang yang berkepentingan memperhatikan secara lebih seksama
sehingga dapat mengurangi sifat mengenai penerapannya dan perepsi dari
emosional mereka. para perawat gigi. Kebijakan rumah sakit
yang baik serta memuaskan dalam
Situmorang (2006), dalam
pelaksanaannya serta adanya keterbukaan
penelitiannya terhadap 360 responden di
dalam masalah yang dihadapi rumah sakit
poliklinik gigi puskesmas teladan Medan
dapat memperngaruhi kinerja seseorang.
Kota, menemukan hanya 10 % yang
423
Rundungan, Rattu dan Mariaty, Analisis Kinerja Petugas Kesehatan
424
JIKMU, Vol. 5, No. 2a April 2015
425
Rundungan, Rattu dan Mariaty, Analisis Kinerja Petugas Kesehatan
426