Anda di halaman 1dari 25

Pengertian Pola Asuh Orang Tua

 Berdasarkan tata bahasanya, pola asuh terdiri dari kata pola dan asuh. Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata pola berarti model, sistem, cara kerja,
bentuk (struktur yang tetap), sedangkan kata asuh mengandung arti menjaga,
merawat, mendidik anak agar dapat berdiri sendiri. Orang tua adalah pendidik
utama dan pertama sebelum anak memperoleh pendidikan di sekolah, karena
dari keluargalah anak pertama kalinya belajar. Jadi keluarga tidak hanya
berfungsi terbatas sebagai penerus keturunan saja, tetapi lebih dari itu adalah
pembentuk kepribadian anak.
 Menurut Kohn, pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan
anak-anaknya. Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-
aturan, hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya, dan
cara orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya.
 Tarsis Tarmudji, menyatakan bahwa, pola asuh merupakan interaksi antara
orang tua dengan anaknya selama mengadakan pengasuhan. Pengasuhan ini
berarti orang tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi
anak untuk mencapai kedewasaan dengan norma-norma yang ada di masyarakat.

http://pangeranrajawawo.blogspot.com/2011/12/pola-asuh-orang-tua.html
 Menurut Bjorklund dan Bjorklund, dkk. (1992) dalam Daeng Ayub Natuna
(2007: 144) bahwa pola asuh orang tua adalah cara-cara orang tua berinteraksi
secara umum dengan anaknya. Dalam hal ini banyak macam klasifikasi yang
dapat dilakukan, salah satunya adalah kalasifikasi berikut: otoriter, permisif, dan
otoritatif.
 M. Shochib (1998: 14) mengatakan  bahwa pola pertemuan antara orang tua
sebagai pendidik dan anak sebagai terdidik dengan maksud bahwa orang tua
mengarahkan anaknya sesuai dengan tujuannya, yaitu membantu anak memiliki
dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri. Orang tua dengan anaknya
sebagai pribadi dan sebagai pendidik, dapat menyingkap pola asuh orang tua
dalam mengembangkan disiplin diri anak yang tersirat dalam situasi dan kondisi
yang bersangkutan.
 Sementara itu, Alex Sobur (1991: 23) mengatakan bahwa sebenarnya anak-anak
yang diasuh secara langsung oleh ibu dan ayah adalah anak-anak yang
beruntung, karena mereka tidak hanya mengalami satu tetapi beberapa
pendekatan yang membuatnya dewasa.  Proses pendewasaan ini akan banyak
menentukan pembentukan kepribadian anak kelak. Ia akan memiliki cara
berpikir dan kehidupan perasaan yang kaya dan seimbang karena terbiasa
menghadapi dua macam individu yang berbeda secara dekat dan terus menerus.
http://aindah.wordpress.com/2010/07/03/pola-asuh-orang-tua/

2.2  Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua

a)      Pola Asuh Permissif

Definisi pola asuh permissif menurut beberapa ahli yaitu :

 Hurlock (2006) mengemukakan bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh
permissif memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: orang tua cenderung
memberikan kebebasan penuh pada anak tanpa ada batasan dan aturan dari
orang tua, tidak adanya hadiah ataupun pujian meski anak berperilaku sosial
baik, tidak adanya hukuman meski anak melanggar peraturan.
 Gunarsa (2000) mengemukakan bahwa orang tua yang menerapkan pola asuhü
permissif memberikan kekuasaan penuh pada anak, tanpa dituntut kewajiban
dan tanggung jawab, kurang kontrol terhadap perilaku anak dan hanya berperan
sebagai pemberi fasilitas, serta kurang berkomunikasi dengan anak. Dalam pola
asuh ini, perkembangan kepribadian anak menjadi tidak terarah, dan mudah
mengalami kesulitan jika harus menghadapi larangan-larangan yang ada di
lingkungannya.
 Prasetya dalam Anisa (2005) menjelaskan bahwa pola asuh permissif atauü biasa
disebut pola asuh penelantar yaitu di mana orang tua lebih memprioritaskan
kepentingannya sendiri, perkembangan kepribadian anak terabaikan, dan orang
tua tidak mengetahui apa dan bagaimana kegiatan anak sehari-harinya.
 Dariyo dalam Anisa (2005) juga menambahkan bahwa pola asuh permissifü yang
diterapkan orang tua, dapat menjadikan anak kurang disiplin dengan aturan-
aturan sosial yang berlaku. Namun bila anak mampu menggunakan kebebasan
secara bertanggung jawab, maka dapat menjadi seorang yang mandiri, kreatif,
dan mampu mewujudkan aktualitasnya.

b) Pola Asuh Otoriter

Definisi pola asuh otoriter menurut beberapa ahli yaitu :


 Hurlock (2006) mengemukakan bahwa orang tua yang mendidik anak denganü
menggunakan pola asuh otoriter memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: orang
tua menerapkan peraturan yang ketat, tidak adanya kesempatan untuk
mengemukakan pendapat, anak harus mematuhi segala peraturan yang dibuat
oleh orang tua, berorientasi pada hukuman (fisik maupun verbal), dan orang tua
jarang memberikan hadiah ataupun pujian.
 Menurut Gunarsa (2000), pola asuh otoriter yaitu pola asuh di manaü orang tua
menerapkan aturan dan batasan yang mutlak harus ditaati, tanpa memberi
kesempatan pada anak untuk berpendapat, jika anak tidak mematuhi akan
diancam dan dihukum. Pola asuh otoriter ini dapat menimbulkan akibat
hilangnya kebebasan pada anak, inisiatif dan aktivitasnya menjadi kurang,
sehingga anak menjadi tidak percaya diri pada kemampuannya.
 Senada dengan Hurlock, Dariyo dalam Anisa (2005), menyebutkan bahwaü anak
yang dididik dalam pola asuh otoriter, cenderung memiliki kedisiplinan dan
kepatuhan yang semu.

c)      Pola Asuh Demokratis

Definisi pola asuh demokratis menurut beberapa ahli yaitu :

 Hurlock (2006) mengemukakan bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh
demokratis memperlihatkan ciri-ciri adanya kesempatan anak untuk
berpendapat mengapa ia melanggar peraturan sebelum hukuman dijatuhkan,
hukuman diberikan kepada perilaku salah, dan memberi pujian ataupun hadiah
kepada perilaku yang benar.
 Gunarsa (2000) mengemukakan bahwa dalam menanamkan disiplin kepada
anak, orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis memperlihatkan dan
menghargai kebebasan yang tidak mutlak, dengan bimbingan yang penuh
pengertian antara anak dan orang tua, memberi penjelasan secara rasional dan
objektif jika keinginan dan pendapat anak tidak sesuai. Dalam pola asuh ini, anak
tumbuh rasa tanggung jawab, mampu bertindak sesuai dengan norma yang ada.
 Dariyo dalam Anisa (2005) mengatakan bahwa pola asuh demokratis ini, di
samping memiliki sisi positif dari anak, terdapat juga sisi negatifnya, di mana
anak cenderung merongrong kewibawaan otoritas orang tua, karena segala
sesuatu itu harus dipertimbangkan oleh anak kepada orang tua.
Diakui dalam prakteknya di masyarakat, tidak digunakan pola asuh yang tunggal,
dalam kenyataan ketiga pola asuh tersebut digunakan secara bersamaan di dalam
mendidik, membimbing, dan mengarahkan anaknya, adakalanya orang tua
menerapkan pola asuh otoriter, demokratis dan permissif. Dengan demikian,
secara tidak langsung tidak ada jenis pola asuh yang murni diterapkan dalam
keluarga, tetapi orang tua cenderung menggunakan ketiga pola asuh tersebut.
 Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Dariyo dalam Anisa (2005),
bahwa pola asuh yang diterapkan orang tua cenderung mengarah pada pola asuh
situasional, di mana orang tua tidak menerapkan salah satu jenis pola asuh
tertentu, tetapi memungkinkan orang tua menerapkan pola asuh secara fleksibel,
luwes, dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlangsung saat itu.

d)     tipe Penelantar

Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim
pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka,
seperti bekerja, dan juga kadangkala biayapun dihemat-hemat untuk anak mereka.
Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu
yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian
fisik maupun psikis pada anak-anaknya.

Indikator dari pola asuh orang tua terhadap anaknya dapat dikelompokkan sebagai
berikut :

a)      Pola asuh permissif, antara lain mempunyai indikator :

 Memberikan kebebasan kepada anak tanpa ada batasan dan aturan dari orang
tua
 Anak tidak mendapatkan hadiah ataupun pujian meski anak berperilaku sosial
baik
 Anak tidak mendapatkan hukuman meski anak melanggar peraturan
 Orang tua kurang kontrol terhadap perilaku dan kegiatan anak sehari-hari
 Orang tua hanya berperan sebagai pemberi fasilitas.

b)      Pola asuh otoriter, antara lain mempunyai indikator :

 Orang tua menerapkan peraturan yang ketat


 Tidak adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapat
 Segala peraturan yang dibuat harus dipatuhi oleh anak
 Berorientasi pada hukuman (fisik maupun verbal)
 Orang tua jarang memberikan hadiah ataupun pujian

c)      Pola asuh demokratis, antara lain mempunyai indikator :

 Adanya kesempatan bagi anak untuk berpedapat


 Hukuman diberikan akibat perilaku salah
 Memberi pujian ataupun hadiah kepada perilaku yang benar
 Orang tua membimbing dan mengarahkan tanpa memaksakan kehendak kepada
anak
 Orang tua memberi penjelasan secara rasional jika pendapat anak tidak sesuai
 Orang tua mempunyai pandangan masa depan yang jelas terhadap anak.

Pola asuh demokratis , dan pola asuh laisses ;re.Sedangkan menurut Diana


"aumrind +6143, seorang psikologi
klinisd a n   p e r k e m b a n g a n   a d a   e m p a t   t i p e   p o l a   a s
u h   y a n g   d a p a t dikembangkan dalam pengasuhan 2 Pola
asuh Demokratis, Pola asuhotoriter, Pola asuh Permisi dan Pola
asuh penelantaran.&amun secara umum Pola asuh orang tua
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu 2a . P o l a   A s u h   !
toriterA d a l a h   p o l a   a s u h   o r a n g   t u a   y a n g   l e b i h   m e n g u t
a m a k a n membentuk kepribadian anak dengan cara menet
a p k a n standar mutlak harus dituruti , biasanya dibarengi den
g a n ancaman- ancaman.Pola asuh otoriter memiliki cirri < cirri sebagi
berikut 2

Anak harus tunduk dan patuh pada kehendak orang tua

P e n g o n t r o l a n   o r a n g   t u a   t e r h a d a p   p e r i l a k u   a n a k   s a n g a t ketat

Anak hampir tidak pernah member pujian

!rang tua tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasibiasanya
bersiat satu
arahD a m p a k   y a n g   d i t i m b u l k a n   d a r i   p o l a   a s u h   o t o r i t e r ,   a n a k m e
m l i k i   s i  a t   d a n   s i k a p   s e p e r t i   2   m u d a h   t e r s i n g g u n g , pena
k u t ,   p e m u r u n g   d a n   m e r a s a   t i d a k   b a h a g i a ,   m u d a h terpengaruh,
mudah stress, tidak mempunyai arah masa depan yang jelas, dan tidak
bersahabat.b . P o l a   A s u h
Permisi A d a l a h   p o l a   a s u h   o r a n g   t u a   p a d a   a n a k   d
a l a m   r a n g k a membentuk kepribadian anak dengna cara 
memberikanp e n g a w a s a n   y a n g   s a n g a t   l o n g g a r   d a
n   m e m e b e r i k a n kesempatan pada anaknya untuk melakukan
sesuatu tanpap e n g a w a s a n   y a n g   s a n g a t   l o n g g a r   d a
n memberikanpengawasan  yang sangat longg
a r   d a n   m e m b e r i k a n kesempatan pada anaknya untuk melak
ukan sesuatu tanpapengawasan yang cukup darinya.*iri < *iri Pola asuh
permisi 2
 

!rang tua bersikap acceptance tinggi namun kontrolnyarendah, anak
dii9inkan membuat keputusan sendiri dandapat berbuat seenaknya sendiri.

!rang tua member kebebasan kepada anak 
u n t u k menyatakan dorongan atau keinginannya.

! r a n g   t u a   k u r a n g   m e n e r a p k a n   h u k u m a n   p a d a   a n a k bahkan
hampir tidak menggunakan
hukuman.D a m p a k   y a n g   d i t i m b u l k a n   d a r i   p o l a   a s u h   i n i  
m e m b a w a pengaruh atas siat-siat pengaruh atas anak seperti
2
sukam e m b e r o n t a k ,   k u r a n g   m e m i l i k i   r a s a   p e r c a y a   d i r i
,   s u k a mendominasi dan tidak jelas arah hidupnya: . P o l a   A s u h
D e m o k r a s i Adalah Pola asuh orang tua yang menerapkn perlakuan kepada
anakd a l a m   r a n g k a   m e m b e n t u k   k e p r i b a d i a n   a n a
k   d e n g a n   c a r a memprioritaskan kepentingan anak yang b
e r s i k a p   r a s i o n a l   a t a u pemikiran < pimikiran*iri pola asuh demokrasi 2

Anak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengembangkancontrol internal

Anak diakui sebgai pribadi oleh orang tua dan turut terlibat dalam
pengambilan keputusan

Memprioritaskan  anak, akan tetapi tidak rag
u - r a g u mengendalikan mereka.

"ersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharapyang berlebihan
yang melampaui kemapuan anak.Dampak dari pola asuh demokrasi adalah
membentuk perilaku
anaky a n g   m e m i l i k i   r a s a   p e r c a y a   d i r i ,   b e r s i k a p   b e r s a h a b a t ,   b e r
s i k a p sopan, mau bekerja sama, serta memiliki rasa keingintahuan
yangtinggi
Mayoritas orangtua mengaku sayang dan ingin anaknya tumbuh dengan
optimal. Namun, cara mereka menunjukkan kasih sayang orangtua ini
terkadang keliru, misalnya hanya pada pemberian mainan edukatif dan
mengesampingkan aspek emosional anak.
Orangtua merupakan guru pertama yang mengajarkan begitu banyak hal
pada anak, termasuk dari sisi emosional berupa cinta kasih. Dalam sebuah
penelitian yang dilakukan sepanjang 12 tahun, terungkap bahwa anak yang
dibesarkan dengan merasakan kasih sayang orangtua memiliki masa depan
yang lebih baik.Kasih sayang orangtua ini bisa dicurahkan dengan cara
sederhana, salah satunya adalah meluangkan waktu lebih lama bersama anak.
Dengan demikian, anak akan merasa bahagia dan aman sehingga berimbas
positif pada banyak aspek dalam kehidupannya.
Bagaimana cara menunjukkan kasih sayang orangtua?
Setiap orangtua memiliki caranya sendiri dalam menunjukkan kasih sayang.
Namun idealnya, kasih sayang itu harus disesuaikan dan dikembangkan
berdasarkan usia anak, misalnya:

 Saat anak masih kecil, kasih sayang orangtua dapat ditunjukkan dengan
cara fisik, misalnya memeluk, menggandeng tangan, maupun
meluangkan waktu untuk bermain dengannya. Pilihlah permainan
menyenangkan yang juga bisa melatih sensorik mereka,
seperti membiarkan mereka menyentuh wajah atau rambut Anda.
 Saat anak berusia di bawah lima tahun (balita), kasih sayang orangtua
ditunjukkan dengan menambahkan perasaan aman pada anak serta
banyak mengajak anak berdiskusi mengenai kegiatannya sehari-hari.
 Saat anak beranjak remaja, bentuk kasih sayang orangtua lebih ke faktor
nonfisik, misalnya mengingat tanggal ulang tahun; atau menghargai
perasaan anak, misalnya ketika gagal atau berhasil melakukan sesuatu.

Salah satunya pola asuh yang banyak disarankan para psikolog adalan positive
parenting. Dalam hal ini, orangtua menunjukkan kehangatan dan rasa cinta
pada anak, namun tetap menerapkan peraturan yang harus ditaati anak
dengan tujuan membentuk mental dan emosi anak yang lebih
stabil.Dalam positive parenting,  bentuk kasih sayang orangtua antara lain
adalah:
 Interaksi yang hangat dan mencintai anak
Setiap kali berinteraksi dengan anak, pastikan momen itu menjadi saat untuk
merekatkan hubungan Anda dengan si kecil. Pastikan Anda melakukan kontak
mata, tersenyum, atau memperlihatkan ekspresi tertentu, serta memperbanyak
kegiatan fisik bersama anak.
 Membuat batasan, aturan, dan konsekuensi
Sayang anak bukan berarti membebaskan anak untuk melakukan semua hal
yang diinginkannya. Sebaliknya, kasih sayang orangtua di sini dapat berarti
membuat aturan bagi dan mengomunikasikannya pada anak agar ia mengerti
dan dapat menjalaninya dengan disiplin.
 Mendengarkan dan berempati pada anak
Anak juga memiliki perasaan yang ingin dihargai. Oleh karena itu, orangtua
sebaiknya meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah maupun
ekspresi kebahagiaan anak untuk menunjukkan bahwa Anda peduli padanya.
 Membantu anak menyelesaikan masalahnya
Ketika anak menemukan jalan buntu dalam masalah yang dihadapinya, jadilah
orang pertama yang menawarkannya bantuan. Kasih sayang orangtua di sini
dilakukan dengan membantu anak menemukan solusi, bukan Anda yang
mengambil alih tugasnya untuk memecahkan masalah tersebut.
Baca Juga
Dari 8 Kecerdasan Manusia, Manakah Potensi yang Anda Miliki? Terapi Bermain untuk
Mengatasi Masalah Mental AnakWaspada Anak Kurang Gizi, Kenali 9 Tandanya Berikut
Ini!
Mengapa anak harus merasakan kasih sayang
orangtua?
Kasih sayang orangtua merupakan pondasi yang membentuk kepribadian
anak secara utuh, mulai dari kekuatan fisik, mental, emosional, hingga
kemampuan mereka beradaptasi di lingkungan sosial. Kasih sayang orangtua
juga akan menentukan pola pikirnya dan pilihan hidup anak hingga jangka
panjang.Manfaat keseluruhan dari kasih sayang orangtua terhadap anak
adalah:
 Anak akan merasa bahagia dan dapat menjalin hubungan yang
harmonis dengan teman-temannya
 Anak tidak mudah merasa stres dan bisa beradaptasi dengan situasi sulit
yang dihadapinya
 Merangsang pertumbuhan mental anak, begitu pula kemampuan
emosional (EQ) dan keahlian linguistiknya
 Membangun kepercayaan diri serta sikap optimistis dalam diri anak
 Kasih sayang orangtua yang ditunjukkan setiap hari akan membantu
anak meraih prestasi akademik
 Anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang lebih baik.

Apa jadinya bila anak tak merasakan kasih sayang


orangtua?
Masa kanak-kanak adalah saat yang krusial bagi perkembangan otaknya.
Tanpa kasih sayang orangtua, anak kemungkinan besar akan tumbuh menjadi
pemurung, pemarah, tidak mandiri, maupun orang dewasa yang tidak
fleksibel.Dalam kasus yang ekstrem, absennya kasih sayang orangtua dalam
hidup anak berpotensi membentuk karakter anak yang membangkang. Ketika
Anak yang merasa kurang kasih sayang orangtua, mereka memiliki risiko
tinggi untuk melakukan berbagai bentuk kenakalan remaja, seperti
penyalahgunaan narkoba dan melakukan tindakan kriminal lainnya

Anda mungkin juga menyukai