Samudera (A) 1. Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut
teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan laut lepas;
2. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran
sekurang-kurangnya 60 GT;
3. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 3m;
4. Mampu menampung sekurang-kurangnya 100 kapal perikanan atau
jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000GT kapal perikanan
sekaligus;
5. Ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor;
6. Terdapat industri perikanan.
Nusantara (B) 1. Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut
teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;
2. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran
sekurang-kurangnya 30 GT ;
3. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 3 m;
4. Mampu menampung sekurang-kurangnya 75 kapal perikanan atau jumlah
keseluruhan sekurang-kurangnya 2.250 GT kapal perikanan sekaligus;
5. Terdapat industri perikanan.
Pantai (C) 1.Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan
pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial;
2.Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran
sekurang-kurangnya 10 GT;
3.Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 2 m;
4.Mampu menampung sekurang-kurangnya 30 kapal perikanan atau jumlah
keseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT kapal perikanan sekaligus.
2.2 Distribusi
Distribusi adalah istilah yang biasa digunakan dalam pemasaran untuk
menjelaskan bagaimana suatu produk atau jasa dibuat secara fisik tersedia bagi
konsumen. Distribusi meliputi kegiatan pergudangan, transportasi, persediaan,
penanganan pesanan. Salim (2000) mengemukakan bahwa dalam industri terdapat
dua kategori, yaitu :
1. Pemindahan bahan-bahan dan hasil-hasil produksi dengan menggunakan alat-
alat angkut.
2. Mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.
7
2.3.3 Pendaratan
Sistem pendaratan ikan di pangkalan pendaratan ikan meliputi proses
antara lain pembongkaran ikan, penyortiran ikan dan pengangkutan ikan ke TPI.
Pendistribusian ikan baik dilakukan dengan alat transportasi tertutup seperti truk
atau kendaraan lain yang tertutup. Selama perjalanan suhu ikan dipertahankan
dingin dengan cara menambah es. Ikan yang disimpan dalam kotak yang ditutupi
terpal atau bahan lainnya agar suhu dingin dapat dipertahankan secara efektif dan
efisien(Departemen Pertanian, 1997).
4. Perdagangan eceran (retail), cara penjualan dalam jumlah yang kecil untuk
konsumsi; dan
5. Pedagang eceran (retailer), pedagang kecil yang menjual langsung kepada
konsumen akhir.
Panjang pendeknya saluran distribusi yang dilalui oleh suatu hasil perikanan
tergantung pada beberapa faktor (Hanafiah dan Saefuddin, 1983), antara lain:
1. Jarak antara produsen dan konsumen. Makin jauh jarak antara produsen dan
konsumen biasanya makin panjang saluran yang ditempuh oleh produk.
2. Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat rusak harus cepat diterima
oleh konsumen. Dengan demikian produk menghendaki saluran yang cepat dan
pendek.
a. Skala produksi. Bila produksi dalam ukuran yang kecil-kecil maka jumlah
produk yang dihasilkan berukuran kecil pula, hal mana akan tidak
menguntungkan bila produsen langsung menjualnya ke pasar. Dalam
keadaan demikian pedagang perantara sangat dibutuhkan. Dengan
demikian saluran yang akan dilalui produk akan cenderung panjang.
b. Posisi keuangan pengusaha. Produsen yang posisi keuangannya kuat
cenderung untuk memperpendek saluran distribusi. Pedagang yang posisi
keuangannya kuat akan dapat melakukan fungsi ditribusi lebih banyak
dibandingkan dengan pedagang yang posisi keuangannya lebih lemah.
Dengan perkataan lain, pedagang yang memiliki modal yang kuat
cenderung untuk memperpendek saluran ditribusi.
2.4.2 Kuantitatif
Kuantitatif adalah dapat diartikan sebagai bobot, massa, atau jumlah
(Anonim, 2009). Dalam pemetaan kuantitatif digunakan untuk mengetahui berapa
banyak, dari mana, dan kemana hasil tangkapan dijual. Data kuantitatif ini dapat
ditambahkan pada wilayah pasar geografis yang telah dibuat. Membandingkan
peta untuk waktu-waktu yang berbeda dalam setahun akan menunjukkan variasi
musiman dalam pola distribusi yang ada. Membandingkan keadaan peta antar
tahun akan memberikan indikasi peningkatan atau penurunan suplai barang niaga
di dalam pasar (Departemen Perdagangan, 1977).
2.4.3 Kualitas
Kualitas adalah keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari
pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan yang membuat produk dan
jasa yang digunakan memenuhi harapan-harapan pelanggan. Konsep kualitas
berorientasi pada kepuasan total pelanggan (Feigenbaum, 1992 vide Aryadi,
2007).
Pengendalian mutu adalah mengembangkan, mendesain, memproduksi dan
memberikan jasa produk berkualitas yang paling ekonomis, paling berguna, dan
selalu memuaskan konsumen (Ishikawa, 1992 vide Aryadi 2007). Menurut Hill
15
(1994) vide Aryadi (2007), pengendalian mutu adalah aspek dan pemeliharaan
kualitas yang menyangkut cara praktis untuk menjamin bahan mutu barang sesuai
dengan spesifikasi. Pengendalian mutu secara statistik merupakan penggunaan
metode statistik untuk mengumpulkan dan menganalisa data dalam menetukan
dan mengawasi kualitas hasil produksi yang akan didistribusi. Model-model
pemecahan masalah yang ada dapat menghasilkan keputusan yang baik apabila
keputusan didasari oleh fakta atau data yang ada.
2.4.4 Harga
Menurut Saladin (2003), harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar
untuk memperoleh produk atau jasa atau dapat juga dikatakan penentuan nilai
suatu produk dibenak konsumen. Pemetaan harga berguna untuk perbaikan
efisiensi pemasaran sehingga perlu dilakukan pencatatan satuan dan kualitas hasil
tangkapan sebagai komoditi distribusi. Barang niaga perikanan biasanya tidak
sama satuan dan kualitasnya, sehingga suatu keharusan untuk mencatat satuan dan
kualitas yang disesuaikan dengan harga. Membandingkan peta-peta harga pada
waktu yang berbeda bertujuan untuk mengetahui perubahan dalam struktur harga
geografis. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap fluktusi harga geografis ini,
misalnya pola panen musiman, kondisi cuaca dan iklim yang tidak normal,
keadaan tranportasi yang tidak lancar, dan lain-lain. Penentuan harga untuk
komoditas perikanan tujuan ekspor sangat dipengaruhi faktor kualitas hail
tangkapan itu sendiri. Semakin baik kualitasnya aka semakin tinggi harga
penjualan (Departemen Perdagangan, 1977).
Gedung TPI yang baik harus memiliki persediaan air bersih, wadah (peti
atau keranjang) untuk melelang hasil tangkapan serta lantai TPI harus miring pada
kedua sisinya agar tidak ada air yang menggenang di TPI setelah terjadinya proses
pelelangan. TPI juga harus memiliki saluran air untuk menampung air ataupun
kotoran yang dihasilkan dari proses pelelangan. Kebersihan TPI harus dijaga
setiap saat karena jika TPI tidak terawat kebersihannya maka akan memberikan
pengaruh terhadap penurunan mutu ikan hasil tangkapan yang dilelang di gedung
TPI tersebut (Lubis, 2006).
Letak dan pembagian ruang di gedung TPI juga harus direncanakan supaya
aliran produk perikanan dapat berjalan dengan cepat. Hal ini dengan pertimbangan
bahwa produk perikanan cepat mengalami penurunan mutu (Lubis, 2006).
Ruangan yang terdapat pada gedung TPI dibagi menjadi:
a. Ruang sortir, yaitu tempat membersihkan, menyortir dan memasukkan hasil
tangkapan ke dalam peti atau keranjang;
b. Ruang pelelangan, yaitu tempat menimbang, memperagakan dan melelang
hasil tangkapan;
c. Ruang pengepakan, yaitu tempat memindahkan hasil tangkapan ke dalam
peti lain dengan diberi es dan atau garam, selanjutnya siap untuk dikirim;
d. Ruang administrasi pelelangan terdiri atas loket-loket untuk pembayaran
transaksi hasil tangkapan, gudang peralatan lelang, ruang duduk untuk
peserta lelang, toilet dan ruang cuci umum.
2.5.2 Pabrik es
Pabrik es merupakan suatu elemen sangat penting dalam pengoperasian
pelabuhan. Es tidak hanya diperlukan untuk pendinginan ikan di atas kapal saja
tetapi diperlukan juga untuk hasil tangkapan ikan yang dipersiapkan untuk
dilelang dan pengangkutan selanjutnya. Pada tahap perencanaan sebuah proyek
pelabuhan perikanan mungkin tidak perlu membuat rencana pembangunan pabrik
es secara detail, tetapi perlu mengalokasikan suatu areal tertentu pada alokasi
yang direncanakan dalam pembangunan pabrik es tersebut. Pada keadaan tertentu
perlu memasukkan pula mesin pembangkit tenaga listik atau menyediakan tempat
penampungan air tawar di dalam pabrik es. Berat es balok bervariasi antara 10
sampai 150 kilogram, dimana yang terakhir dianggap ukuran balok es terbesar
17
yang masih dapat ditangani secara cukup baik oleh tenaga manusia. Sebelum
digunakan untuk pengawetan es, balok harus dihancurkan. Suatu perbedaan
karakteristik mengenai tata letak masing-masing jenis pabrik es ialah pabrik es
balok mempunyai tata letak yang horisontal dengan sistem transportasi,
sedangkan pabrik es berskala kecil sering kali mempunyai mesin pembuat es yang
dipasang di atas tempat penyimpanan sehingga es jatuh langsung dari mesin ke
dalam tempat penyimpanan tersebut (Maharbhakti, 2003).
2.5.3 Cold Storage
Penanganan ikan segar biasanya dilakukan penyimpanan ikan dengan
diberi es, dilakukan di dalam ruang dingin (chill room) yang didinginkan beberapa
derajat di bawah nol, untuk mencegah menyusutnya jumlah es. Sementara untuk
ikan beku perlu dilakukan penyimpanan di dalam ruang pembekuan dengan suhu
– 20 derajat atau lebih rendah lagi.
Kegiatan yang berlangsung dalam satu cold storage adalah sebagai berikut
a. Menjalankan mesin pendingin
b. Melayani transportasi untuk menempatkan ikan di dalam gudang dingin
c. Mengatur penyimpanan ikan di gudang dingin
d. Melayani administrasi, untuk penyimpanan ikan di gudang dingin.
Di samping itu mungkin perlu pula menyediakan ruangan untuk kegiatan-
kegiatan seperti penyimpanan produk, pembekuan cepat dan penyimpanan bahan
perbekalan. Pada awalnya cold storage dibangun sebagai gedung dengan beberapa
tingkat, namun dengan pengoperasian forklit sebagai sarana pengangkutan di
dalam gudang mengakibatkan sejumlah perubahan terhadap tata letak cold storage
(Murdiyanto, 2003).