Penent uan Konst ant a Ionisasi Asam Aset at dengan Teknik Pot ensiomet ri dan Kondukt omet ri
Sadrakhman Zega
Abstrak
Pendahuluan
Tujuan Percobaan
Metode Percobaan
Alat-alat yang digunakan ialah pH meter, gelas piala 200 mL, 400 mL,
erlenmeyer 250 mL, pipet volumetrik 10 mL, pipet tetes, bulb, gelas ukur, labu
takar 50mL, batang pengaduk, kaca arloji, sudip, stirer dan buret. Bahan-bahan
yang digunakan ialah Kristal asam oksalat, NaOH 0,1000 N, HCl 0,1000 N, asam
asetat 0,1000 N, akuades, buffer pH 4 dan 7.
Prosedur
Potensiometri
Kalibrasi pH meter
Buffer digunakan untuk kalibrasi pH meter dengan cara kalibrasi dua nilai pH.
Nilai potensial diukur dari buffer yang disediakan.
Standardisasi NaOH
Asam oksalat 0,1 N sebanyak 10 mL dipipet lalu dimasukkan ke dalam gelas piala
200 mL. Larutan tersebut lalu diencerkan sampai 100 mL dengan akuades.
Elektroda kaca kombinasi dicelupkan dan stirrer dimasukkan ke dalam larutan
kemudian dibaca potensial awalnya. Larutan dititrasi dengan NaOH 0,1 N dengan
penambahan NaOH sebesar 0,5 mL ( 1-9 mL), 0,1 mL ( 9-11mL), dan 0,5 mL
(11-18 mL). Potensial diukur setiap penambahan NaOH 0,1 N tersebut dan titrasi
dilakukan triplo.
Larutan HCl 0.1 N dipipet sebanyak 10 mL lalu dipindahkan ke dalam gelas piala
400 mL dan diencerkan dengan 100 mL akuades. Alat dipasang dan dihubungkan
elektrode dengan potensiometer lalu alat diberi sumber arus. Potensial larutan
ditetapkan dengan memakai skala 0 – 100 mV. Larutan dititrasi dengan NaOH 0.1
N yang telah disediakan dengan penambahan NaOH 0,1 N sebesar 1.0 mL (1-5
mL), 0.5 mL (5-9 mL), dan 0.1 mL (9-11 mL). Potensial diukur setiap
penambahan NaOH 0,1 N tersebut.
Asam asetat 0.1 N sebanyak 10 mL dipipet lalu dimasukkan ke dalam gelas piala
250 mL. Larutan tersebut lalu diencerkan sampai 100 mL dengan akuades.
Elektrode gelas kombinasi dicelupkan dan stirer ditempatkan ke dalam larutan
lalu dibaca potensial larutan awalnya. Larutan dititrasi dengan NaOH 0.1 N
dengan penambahan 0.5 mL sampai 20 mL. Potensial diukur setiap penambahan
NaOH 0,1 N tersebut.
Konduktometri
Standardisasi NaOH
Asam oksalat 0.1 N sebanyak 10 mL dipipet kemudian dimasukkan ke dalam
gelas piala 250 mL. Larutan tersebut kemudian diencerkan sampai 100 mL
dengan akuades. Elektrode dicelupkan dan stirer dimasukkan ke dalam larutan
tersebut. Konduktan larutan kemudian dibaca setiap penambahan titran (0-20 mL).
HCl 0.1 N sebanyak 10 mL dipipet lalu dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml.
Larutan tersebut kemudian diencerkan sampai 100 mL dengan akuades.
Konduktan larutan kemudian dibaca lalu dititrasi dengan larutan NaOH 0.1 N
sebesar 1.0 mL (1-5 mL), 0.5 mL (5-15 mL), dan 1.0 mL (15-20 mL). konduktan
dibaca setiap penambahan NaOH 0,1 N tersebut dan titrasi dilakukan secara triplo.
HCl 0.1 N sebanyak 10 mL dipipet lalu dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml.
Larutan tersebut kemudian diencerkan sampai 100 mL dengan akuades. Elektrode
lalu dicelupkan dan stirer dimasukkan pula ke dalam larutan. Konduktan larutan
lalu dibaca dan larutan dititrasi dengan NaOH 0.1 N dengan penambahan 0.5 mL
sampai 20 mL. konduktan dibaca setiap penambahan NaOH 0,1 N tersebut.
Asam asetat sebanyak 10 mL dipipet lalu dimasukkan ke dalam gelas piala 250
mL. Larutan tersebut kemudian diencerkan sampai 100 mL dengan akuades.
Elektrode lalu dicelupkan dan stirer dimasukkan pula ke dalam larutan.
Konduktan larutan lalu dibaca dan larutan dititrasi dengan NaOH 0.1 N dengan
penambahan 0.5 mL sampai 20 mL. konduktan dibaca setiap penambahan NaOH
0,1 N tersebut.
Daftar Pustaka
Day, R.A. dan A.L. Underwood. 2002. Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi Keempat.
Jakarta (ID): Erlangga
Suyanta, Susanto I.R, Buchari, Indra Noviandri. 2005. Penggunaan ESI La untuk
penentuan ion Lantanum secara titrasi potensiometri dengan EDTA
[Skripsi]. Bandung (ID): Institut Pertanian Bogor.
Svehla, G, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro
Edisi II. Jakarta (ID): Kalman Media Pustaka.
Widjaja, I N.K. Dan N.P.L. Laksmiani. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia Analisis.
Jimbaran (ID): UNUD press..