Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mngembangkan

potensi-potensi pembawaan baik, jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai

yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk

menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tersebut serta mewariskan kepada generasi

berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu

proses pendidikan. Karena bagaimanapun peradaban suatu masyarakat, didalamnya

berlangsung dan terjadi suatu proses pendidikan sebagai usaha manusia untuk

melestarikan hidupnya. Atau dengan kata lain bahwa pendidikan dapat diartikan

sebagai sutau hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan

hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai falsafah

pendidikannya atau sebagai cita-cita dan tujuan pendidikannya.1

Sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa:


Pendidikan adalahusaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya,masyarakat, bangsa, dan Negara. Guna mencapai tujuan tersebut,
diperlukan kondisi belajar yang kondusif dan jauh dari kekerasan.Harapannya

1
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar KependidikaN, (Cet.V; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 1-2.

1
2

Sekolah mampu melahirkan siswapandai yang memiliki akhlak dan perilaku


yang baik.Pada kenyataannya banyak kekerasan terjadi di lingkungan sekolah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa maju mundurnya suatu peradaban bangsa dapat

dilihat dari pendidikan yang ditempuh oleh bangsa tersebut. Disamping itu pula,

perkembangan pendidikan tak lepas dari peran dan dorongan oleh pihak-pihak yang

terkait dalam lembaga pendidikan.Yaitu guru atau pendidik. Guru adalah pendidik

professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal2.

Guru menurut Muhammad Nurdin guru adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan seluruh
potensinya .Guru juga berarti orang dewasa yang memberi pertolongan pada
peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya
sebagai hamba Allah swt.3

Selain sebagai pengajar, khususnya guru Al-Quran Hadits juga bertugas untuk

mengarahkan peserta didiknya agar hidup mereka terarah dan dapat menjauhkan diri

dari perilaku-perilaku menyimpang khususnya perundungan. Perundungan adalah

sebuah tindakan atau perilaku agresif yang disengaja, yang dilakukan oleh

sekelompok orang atau seseorang secara berulang-ulang dari waktu kewaktu terhadap

seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan mudah.4Korban

yang mengalami perundungan biasanya anak pendiam dan anak yang susah bergaul

dengan teman disekitarnya. Perundungan terjadi karena adanya beberapa faktor

penyebab yaitu perbedaan ekonomi, agama, tradisi, gender, selain itu pelaku

Supriyadi, strategi belajar &Mengajar(Cet, 1; Yogyakarta:Cakrawal Ilmu, 2015), h.11.


2

3
Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional (Jogjakarta: Ar-RUZZ Media
Grup,2008),h.128.
Kathryn Geldard, Konseling Remaja: Intervensi Praktis Bagi Remaja Berisiko (cet I;
4

Yogyakarta: PT Pustaka Fajar, 2012), hal.171.


3

melakukan perundungan untuk meningkatkan popularitasnya dikalangan

sepermainan.5

Perundungan bisa juga terjadi karena adanya tradisi senioritas seperti senior

yang lebih menguasai lingkungan di sekolah daripada junior. Sedangkan anak yang

menjadi pelaku perundungan cenderung memiliki permasalahan dengan keluarganya,

misalnya orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan dan anak

terus akan mempelajari dan menirukannya kepada teman-temannya.6Sedangkan

didalam Islam sendiri sudah sangat jelas bahwa Islam sangat melarang untuk

berperilaku yang menyakiti atau merendahkan orang lain. Hal ini dijelaskan dalam

Q.S Al Hujurat /49:10-11 .

       


        
          
         
         
      

Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka.dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka
mencela dirimu sendiridan jangan memanggil dengan gelaran yang
mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah imandan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-
orang yang zalim.7

5
Ponny Retno Astuti, 3 Cara Meredam Bullying, (Jakarta : PT.Gramedia Widasarana Indonesia,
2008), h.3.
6
Ponny Retno Astuti, 3 Cara Meredam Bullying h.3.
7
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 411.
4

Seperti masalah yang ditemukan oleh peneliti saat melakukan observasi yaitu

ada beberapa siswa yang terlihat mendorong, berdiam diri sementara teman-temannya

asyik bermain dan memilih tidak bergabung dengan alasan siswa tersebut memiliki

kepribadian yang aneh. Di tempat yang lain terkadang ada juga siswa yang mengejek

temannya dan memberikan julukan atau memanggil namanya dengan nama yang

aneh. Tidak hanya itu, beberapa siswa juga mengucilkan temannya.

Dengan adanya kasus perundungan yang terjadi disekolah, hendaknya ini

menjadi ini menjadi perhatian bagi pengelola pendidikan untuk mencegah masalah

perundungan tersebut agar tidak terjadi lagi khususnya di MTs Bojo Kajuara.

Sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 28 b ayat 1 bahwasanya:

“Setiap anak berhak atas kelangsungan hidupnya, tumbuh dan berkembang, serta

berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka calon peneliti merasa

tertarik untuk meneliti lebih dalambagaimana Peran Guru Al-Qur’an Hadist Dalam

Pencegahan Perundungan Siswa MTs Bojo Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya guru Al-Qur’an Hadits dalam pencegahan perundungan siswa

MTs Bojo Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone?

2. Bagaimana bentuk-bentuk perundungan yang terjadi di MTs Bojo Kecamatan

Kajuara Kabupaten Bone?

3. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat dalam pencegahan perundungan

yang terjadi di MTs Bojo Kecamatan Kajuara kabupaten Bone?


5

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami makna dalam penulisan

draftskripsi ini, maka penulis memberikan pemahaman mengenai judul ini dengan

menjelaskan kata-kata yang dianggap penting.

Peran artinya keseluruhan tingkah laku yang harus dilakukan seseorang dalam

melaksanakan tugasnya.8

Guru adalah merencanakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar,

seperti merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi pembelajaran baik itu jalur

pendidikan formal atau non formal.9

Al-Qur’an secara bahasa berasal dari bahasa arab, yaitu qara’a yang berarti

membaca, kemudian qirā’atan yang berarti bacaan.Jadi adapun Al-Qur’an secara

istilah adalah wahyu Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

saw.Melalui perantaraan Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada manusia.

Hadits secara bahasa berasal dari kata “khābār” yang berarti berita, atau

sesuatu yang baru.Kemudian “al-hudūts” munculnya sesuatu yang belum ada, dan

“hadatsa”menciptakan.Hadist juga berarti sesuatu yang diberitakan, di

perbincangkan, dan di pindahkan dari seseorang kepada orang lain. Secara istilah

hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. Baik itu

berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapan atau taqrirnya.10

8
Thohirin, Psikologi pembelajaran pendidikan Agama islam.(Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006), h.165.
Jumanta Hamdayama, Metodologi Pengajaran(Cet 1; Jakarta: Bumi Aksara, 2016),h.1.
9

10
H. Mudasir, Ilmu Hadist(cet. 1; Cv Pustaka Setia, 1999), h.11.
6

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, pencegahan adalah proses, cara,

tindakan mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu tidak terjadi.Dengan

demikian, pencegahan merupakan tindakanpencegahan identik dengan perilaku.11

Perundungan merupakan suatu tindakan untuk menyakiti orang lain dan

menyebabkan seseorang menderita dan mengganggu ketenangan jiwa seseorang.12

Dari beberapa pengertian fokus masalah di atas dapat dipahami bahwa

maksud dari adalah peran guru Al-Qur’an Hadits dalam pencegahan perundungan

siswa MTs Bojo Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone baik itu perundungan fisik,

verbal dan psikologis atau mental adalah bagaimana guru mendidik dan membimbing

siswa tentunya dengan sesuai dengan landasan Al-Qur’an dan Hadits agar terhindar

dari perundungan.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Dalam melakukan suatu kegiatan, tentunya ada suatu tujuan yang hendak

dicapai.Begitu juga dengan penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahuiupaya guru Al-Qur’an Hadits dalam pencegahan

perundungan siswa MTs Bojo Kecamatan Kajuara Kabupaten.Bone.

b. Untukmengetahui bentuk-bentuk perundungan yang terjadi di MTs Bojo

Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone.

11
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed 3 h. 652.
12
Ponny Retno Astuti, 3 Cara Meredam Bullying,(Jakarta : PT.Gramedia Widasarana Indonesia,
2008), h.3.
7

c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pencegahan

perundungan yang terjadi di MTs Bojo Kecamatan Kajuara kabupaten

Bone.
8

2. Kegunaan penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna, baik secara ilmiah maupun

secara praktis.

a. Secara Ilmiah, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi

untuk menambah wawasan dan referensi bagi guru atau tenaga pendidik

khususnya yang terkait dengan pencegahan perundungan siswa.

b. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi dan

masukan untuk guru atau tenaga pendidik maupun intansi yang terkait

dengan pencegahan perundungan siswa.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di Bojo Kecamatan

Kajuara Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi selatan dengan menggunakan beberapa

penelitian yang relevan dengan kajian sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Esa Ayu Cahyaningtyas, dengan judul peran

Guru Akidah Akhlak dalam menanggulangi Bullying Peserta Didik Kelas XI

Di MAN 1Trenggalek, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, jurusan PAI,

IAIN Tulungagung pada tahun 2019. Adapun hasil penelitian ini adalah guru

akidah akhlak memposisikan dirinya sebagai penasehat, Guru membangun

pembelajaran yang menyenangkan untuk mewujudkan suasana anti Bullying,

Guru menginspirasi peserta didik, Guru memberikan stimulus pada peserta

didik agar bersikap terbuka dan kreatif sehingga membangun tingkat

kepercayaan diri pada peserta didik.Adapun hambatan guru akidah akhlak

dalam menanggulangi Bullying peserta didik dikelas XI di MAN 1 Trenggalek

yaitu terbenturnya jam pelajaran, materi yang disampaikan tidak semuanya


9

bisa di sisipi dengan pemahaman Bullying, pergantian guru juga

mempengaruhi penyampaian pembelajaran, lingkungan keluarga yang kurang

mendukung, lemahnya toleransi, dan perbedaan masalah setiap

individu.Dampak peran guru akidah akhlak dalam menanggulangi

perundungan peserta didik di MAN 1 Trenggalek adalah dapat menimbulkan

proses kedewasaan anak menjadi lebih membaik, anak bisa intropeksi diri

mereka masing-masing dengan kasus yang pernah mereka alami dan anak

memiliki rasa tanggung jawab serta toleransi yang baik kepada orang lain

sehingga terciptanya lingkungan yang anti Bullying.13

Penelitian yang dilakukan oleh Esa Ayu Cahyaningtyas dan penelitian

yang peneliti lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang Bullying namun

perbedaannya yaitu Esa Ayu Cahyaningtyas berfokus pada peran guru akidah

akhlak dalam menanggulangi Bullying peserta didik.Sedangkan peneliti

berfokus bagaimana peran guru Al-Qur’an Hadits dalam pencegahan Bullying

siswa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ika Indawati jurusan pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah, fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2016. Skripsi ini dengan judul “Upaya

guru kelas dalam mengatasi perilaku Bullying pada siswa kelas IV di sekolah

Dasar Islam Lukman Hakim Pakisaji Malang”.Penelitian tersebut merupakan

penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa upaya yang

dilakukan guru kelas dalam menangani kasus bullying,dengan memanggil

siswa yang bersangkutan jika bermasalah dan memasukkan namanya dalam


Esa Ayu Cahyaningtyas, peran Guru Akidah Akhlak dalam menanggulangi Bullying Peserta
13

Didik Kelas XI Di MAN 1Trenggalek, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, jurusan PAI, IAIN
Tulungagung pada tahun 2019.
10

buku catatan BK, mengklarifikasi masalah siswa jika bisa didamaikan maka

berdamai, jika tidak maka diserahkan kepada sekolah untuk memanggil kedua

orang tuanya.Dalam menangani kasus Bullying siswa.14

Penelitian yang dilakukan oleh Ika Indawati berfokus bagaimana upaya

guru kelas dalam mengatasi Bullying. Sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti lebih berfokus pada guru Al-Qur’an Hadits dalam pencegahan

Bullying siswa, letak persamaannya adalah sama-sama meneliti mengenai

Bullying.

3. Penelitian yang dilakukan oleh faqih utsman dengan judul Upaya Guru Akidah

Akhlak Dalam Mengantisipasi Perilaku Bullying Di MI Al-islam Giwongan

Yogyakarta fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Pada Tahun 2019. Hasil

penelitian ini menunjukkan: Bentuk-bentuk perilaku Bullyingdi MI Al-Islam

Giwangan adalah perilaku bullying tingkat ringan (secara tidak

langsung),perilaku Bullying tingkat sedang (secara verbal), dan perilaku

Bullying tingkat berat (secara fisik).Upaya guru akidah akhlak dalam

mengantisipasi perilaku Bullying di MI Al-islam Giwangan adalah dengan

pembelajaran akidah akhlak,dengan penanaman ketedalanan siswa, dengan

pembiasaan dan paksaan terhadap siswa, dan dengan memberikan nasehat

dengan peringatan kepada siswa.Faktor pendukungnya adalah pengaduan dari

orang tua siswa, kerja sama yang baik dengan guru, kegiatan rapat guru dan

orang tua siswa, program-program kegiatan sekolah, dan dukungan dari kepala

Madrasah, dan faktor penghambatnya adalah kondisi pribadi siswa, masalah

14
Ika Indawati, Upaya guru kelas dalam untuk mengatasi perilaku Bullying pada siswa kelas IV
di sekolah Dasar Islam Lukman Hakim Pakisaji Malang, jurusan pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Tahun 2016.
11

orang tua siswa, aspek lingkungan siswa, pengawasan sekolah siswa, dan

pengaruh media.15

Penelitian yang dilakukan oleh Faqih Utsman dan penelitian yang peneliti

lakukan itu berbeda, Faqih Ustman berfokus pada bagaimana upaya guru

akidah akhlak dalam mengantipasi perilaku Bullying sedangkan penelitian yang

akan peneliti lakukan adalah berfokus pada peran guru Al-Qur’an Hadits dalam

pencegahan Bullying.

F. Kerangka Pikir

Pada bagian ini penulis akan menguraikan kerangka pikir yang dijadikan

sebagai pedoman maupun landasan dalam melaksanakan penelitian. Adapun alur

penelitian yang dilakukan di MTs Bojo Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone sebagai

berikut adalah:

15
faqih utsman, Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam Mengantisipasi Perilaku Bullying Di MI Al-
islam Giwongan Yogyakarta, fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Pada Tahun 2019.
12

upaya Guru Al-Qur’an Hadits

1. Sebagai pengembang keimanan


2. Mencegah hal-hal negatif.
. 3. Memberikan motivasi.
4. Memberikan contoh atau teladan

Mencegah Perundungan

Fisik V Verbal Mental

Siswa

Gambar 1.Bagian kerangka Pikir.

Berdasarkan skema tersebut, penulis akan menguraikan alur penelitian ini.

Maksud dari kerangka pikir ini adalah bagaimana peranguru Al-Qur’an Hadits

sebagai pengembang untuk mengembangkan keimananan dan ketaqwaan siswa,

mencegah perbuatan atau hal-hal negatif seperti melakukan perundungan, baik itu

perundungan fisik, verbal, maupun mental . Dan memberikan motivasi serta contoh

atau teladan kepada siswa atau peserta didik untuk mencegah perbuatan-perbuatan

menyimpang, khususnya perundungan agar memiliki akhlak yang mulia.


13

G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah teknik spesifik penelitian atau teknik pengumpulan

data,validitas dan reabilitas data, dan keabsahan data.16

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

a. Jenis Penelitian

Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif

kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan suatu penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas

sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok.17

b. Pendekatan penelitian

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Pendekatan Psikologis adalah adalah ilmu yang membahas segi-segi

psikologi dalam lapangan pendidikan. Dari sudut tingkah laku dan

perbuatan manusia dalam segala macam situasi, maka psikologi

pendidikan adalah studi ilmiah mengenai tingkah laku individu dalam

situasi pendidikan.18

Pendekatan ini di gunakan untuk mengamati perilaku-perilaku

siswa Kelas VII di sekolah MTs Bojo Kajuara,dalam hal ini adalah

perundungan

Husaini Ustman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial ( Ed. III; Jakarta:
16

Bumi Aksara, 2017), h. 4.


Nana Syaodih Sikmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Cet. I; Bandung: Remaja
17

Rosdakarya, 2006), h. 60.


18
Mustakim dan Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h.
14

2.) pendekatan paedagogis

Pendekatan Paedagogis yaitu sebuah pendekatan yang menyelidiki,

merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik atau dengan kata

lain paedagogis sebagai suatu ilmu yang memberikan landasan, pedoman

dan arah sasaran dalam usaha mendidik atau membentuk siswa menjadi

manusia yang beradab yaitu manusia yang berilmu pengetahuan, terampil,

bermasyarakat, berbudaya, dan berakhlak atau berbudi pekerti yang

luhur.19

Pendekatan ini di lakukan untuk melihat kemampuan guru Al-

Qur’an Hadits bagaimana caramembimbing, membina dan mendidik

khususnya di kelas VII siswa MTs Bojo Kajuara.

3.)Pendekatan Teologis Normatif adalah pendekatan yang menekankan

pada bentuk formal atau simbol- simbol keagamaan yang masing-

masing bentuk dan simbol tersebut mengklaim dirinya sebagai yang

paling benar, sedangkan pemahaman yang lainnya dianggap salah.20

Dalam melakukan penelitian ini yaitu berlandaskan ayat yang ada di

dalam Al-Qur’an dan tentunya terkait dengan perundungan.

2. Lokasi Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian di MTs Bojo Kajuara yaitu terletak di Desa

Awang Tangka Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan.

A. Gambaran umum MTs Bojo Kajuara

1. Sejarah Singkat MTs Bojo Kajuara

Uyoh Sadullah, dkk, Pedagogik (Ilmu Mendidik) (Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2010), h. 7.,
19

20
Khuriyah, Memahami Metodologi Islam (Cet. I; Bandung:Pustaka Setia, 2014), h.111.
15

MTs Bojo kajuara yang saat ini berdiri jantung Ibu kota kecamatan

Kajuara tepatnya di lingkungan Bojo Kelurahan Awang Tangka Kecamatan

Kajuara pertama kali terbentuk dengan Nama Madrasah Menengah Pertama

(MMP) pada 1 agustus 1964 akhirnya berubah nama menjadi MTs Bojo Kajuara

di bawah yayasan Al-Mutjaba. Hingga saat ini MTs BojoKajuara telah di pimpin

oleh Mutjaba, Abdullah, Maryam, Nikmah, A.Md dan Dra. Yulia Risma, MM.

MTs Bojo Kajuara memiliki visi “Terwujudnya sumber daya insani yang

berkualitas dalam bidang IMTAQ dan IPTEK dengan berwawasan lingkungan

hidup” sementara Misi-nya.”Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas,

unggul, di bidang IMTAQ dan IPTEK dengan berwawasan lingkungan hidup

dengan upaya meningkatkan peran serta masyarakat”.

MTs Bojo Kajuara saat ini membina 162 siswa dari tiga tingkatan yaitu

kelas VII 51 siswa, kelas VIII 61 siswa dan kelas IX 50 siswa.jumlah pendidik

sebanyak 17 orang dan tenaga kependidikan 3 orang.

2. Identitas MTs Bojo Kajuara

Adapun profil MTs Bojo Kajuara adalah sebagai berikut:

1) Nama Sekolah : MTs Bojo Kajuara

2) NPSN : 40320048

3) Jenjang Pendidikan : Madrasah

4) Status : Swasta

5) Alamat Madrasah : Jalan Poros Bone Sinjai

6) Kode Pos : 92776

Desa/Kelurahan : Awang Tangka

Kecamatan : Kajuara
16

Kabupatan/Kota : Bone

Provinsi : Sulawesi Selatan

Negara : Indonesia

7) Tahun Berdiri : 1964

8) Tahun Perubahan : 2000

9) Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi

10) Lokasi Sekolah : Perkotaan

11) Organisasi Penyelenggara : Lembaga Swasta

3. Data dan Sumber Data

Menurut Soeratno dan Arsyad “.Sebagaimana yang di kutip oleh S. eko

putra. Data adalah semua hasil observasi atau pengukuran yang telah dicatat untuk

suatu keperluan tertentu”. Dalam konteks penelitian, data dapat diartikan sebagai

keterangan mengenai variabel pada sejumlah objek.21 Adapun sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama, atau dengan kata

lain data yang pengumpulannya dilakukan sendiri oleh peneliti secara

langsung. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah guru

Al-Qur’an hadits dan siswa kelas VII

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua. Menurut

Purwanto “ Datasekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang atau

lembaga lain”. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekundar

21
S. eko Putra Widayoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, h.17.
17

adalah data dari bahan pustaka atau buku-buku referensi dan informasi yang

berhubungan dengan penelitian ini.22

4. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti ketika melakukan

proses pengumpulan data.23 Adapun instrumen penelitian yang digunakan oleh

peneliti yaitu:

a. Pedoman wawancara, yaitu instrumen yang digunakan berupa pedoman

wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang sesuai dengan masalah

penelitian.

b. Pedoman observasi, yaitu instrumen yang digunakan berupa daftar check list

yang berisi aspek yang akan diobservasi sesuai dengan kebutuhan peneltian.

c. Alat dokumentasi, data yang diperoleh di lapangan berupa dokumen-

dokumen penting terkait dengan topik penelitian. Adapun instrumen yang

digunakan berupa gambar maupun lembar dokumen.

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen

No Fokus Masalah Dimensi Indikator


.
1. Upaya Guru Al- 1.Mengembangkan a. Guru
Qur’an Hadist keimanan dan mampumengembangkankeiman
ketaqwaan. an dan ketaqwaaan peserta
didik.
b. Guru mampu menjadikan
peserta didik meyakini ajaran
Islam.
c. Guru mampu mengarahkan dan

22
S. eko Putra Widayoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, h.122-23.
23
Ridwan, dkk, Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi Mahasiswa IAIN Bone Ed. Revisi
(Cet. I; Watampone: Pusat Penjaminan Mutu (P2M) IAIN Bone, 2016), h. 14.
18

membina peserta didik agar


menjadi anak yang saleh,
bertaqwa dan beriman.
2. Mencegah atau a. Guru mampu menangkal dari
menangkal hal- hal-hal negatif di lingkungan
hal negatif sekolah yang dapat
membahayakan peserta didik.
b. Guru mampu mencegah segala
hal yang menghambat
perkembangan peserta didik
yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah swt.
c. Guru mampu membimbing
peserta didik agar terhindar dari
hal-hal negatif yang terjadi di
lingkungan sekolah.

3. Membiasakan a. Guru mampu memberikan


peserta didik pemahaman nilai-nilai agama
menjadikan kepada peserta didik.
nilai-nilai Al-
Qur’an sebagai b. Guru mampu mengajarkan
petunjuk. nilai-nilai Al-Qur’an agar
membentuk sikap, kepribadian,
dan sekaligus mengamalkan isi
dari Al-Qur’an sebagai
petunjuk.
4. Memberikan a. Guru mampu memberikan
motivasi motivasi kepada peserta didik
kepada peserta untuk mempraktikkan nilai-
didik. nilai keagamaan dan akhlakul
karimah.
b. Guru mampu memberikan
nasehat untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan
pemahaman ajaran islam
kepada peserta didik.

2. Perundungan 1. Perundungan a. Menampar, menginjak,


Fisik menjegal, memalak dan
meludahi
19

2. Perundungan a. Menghina, menjuluki,


Verbal menebar gosip, menuduh dan
memfitnah.

3. Perundungan a. Mendiamkan, mempermalukan,


Psikologi memandang dengan sinis.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data-data untuk mendukung penelitian ini, maka

teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah Field research (riset

lapangan) yaitu pengumpulan data dengan jalan, peneliti langsung ke lapangan

penelitian dengan menggunakan teknik sebagai berikut:


20

a. Observasi

Merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh peneliti terhadap suatu

proses atau objek dengan maksud untuk memahami pengetahuan dari sebuah

fenomena/perilaku berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah

diketahui sebelumnya. Secara singkat observasi merupakan suatu cara

mengumpulkan data dengan mengamati perilaku, peristiwa, atau

karakteristik fisik pada hal yang diteliti. 24Observasi dilakukan dengan

mendatangi lokasi penelitian, mengadakan pengamatan langsung terhadap

objek yang diteliti.

b. Wawancara

Merupakan percakapan yang dilakukan dengan tujuan untuk menggali dan

mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu.Wawancara juga dapat

diartikan sebagai pengumpulan data yang dilakukan dengan bertanya jawab

langsung kepada informan.25

c. Dokumen

Dokumen adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa gambar,

catatan, transkrip, buku, dan hal-hal lain berupa dokumen.26

24
Muhammad Yaumi dan Muljono Damopoli, Action Research: Teori, Model, dan Aplikasi
(Cet. I; Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), h. 112.

Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups; sebagai Instrumen


25

Penggalian Data Kualitatif (Cet. I; Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 29.

26
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, h. 274.
21

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan

cara mengkegiatankan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat simpulan sehingga mudah dipahami.27

Dalam analisis data pada penelitian lapangan, digunakan teknik analisis

deskriptif kualitatif.28Menganalisis data deskriptif dilakukan dengan

menggambarkan data berupa kata-kata atau kalimat yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, foto, rekaman dan dokumen lainnya.Peneliti

menganalisis data-data yang diperoleh sedalam mungkin dalam bentuk aslinya.29

Ada berbagai cara untuk menganalisis data, tetapi secara garis besarnya

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Reduksi data (Data reduction), mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari

tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksikan

memberikan gambaran yang lebih jelas.

b. Penyajian data (Data display), dalam penelitian kualitatif, penyajian data

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori dan

sejenisnya. Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk

27
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Cet. VI; Bandung: Alfabeta,
2014), h. 332.
28
Ridwan, dkk.Pedoman Makalah dan Skripsi Mahasiswa STAIN Watampone), h. 16.
29
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Cet. XXXVI; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2017), h. 11.
22

memahami yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah dipahami tersebut.

c. Penarikan simpulan dan verifikasi, penarikan simpulan merupakan kegiatan

merumuskan simpulan berdasarkan kegiatan reduksi dan display data,

simpulan ini dapat berupa simpulan awal maupun simpulan akhir

(final).30Simpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap

sehingga setelah diteliti menjadi jelas.31

Jadi analisis data dalam penelitian kualitatif adalah suatu kegiatan

menyusun dan memilih hal-hal pokok atau penting dari hasil observasi dan

wawancara selanjutnnya disusun dalam bentuk uraian sehingga data yang

diperoleh memberikan gambaran yang jelas dan mudah dipahami.

30
Nanang Martono, Metode Penelitian Sosial: Konsep-konsep Kunci (Cet.I; Jakarta: Rajawali
Pers, 2015), h. 12.
31
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Cet. XXI; Bandung: Alfabeta,
2014), h. 247-252.

Anda mungkin juga menyukai