PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu
berlangsung dan terjadi suatu proses pendidikan sebagai usaha manusia untuk
melestarikan hidupnya. Atau dengan kata lain bahwa pendidikan dapat diartikan
sebagai sutau hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan
hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai falsafah
1
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar KependidikaN, (Cet.V; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 1-2.
1
2
Jadi dapat disimpulkan bahwa maju mundurnya suatu peradaban bangsa dapat
dilihat dari pendidikan yang ditempuh oleh bangsa tersebut. Disamping itu pula,
perkembangan pendidikan tak lepas dari peran dan dorongan oleh pihak-pihak yang
terkait dalam lembaga pendidikan.Yaitu guru atau pendidik. Guru adalah pendidik
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal2.
Guru menurut Muhammad Nurdin guru adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan seluruh
potensinya .Guru juga berarti orang dewasa yang memberi pertolongan pada
peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya
sebagai hamba Allah swt.3
Selain sebagai pengajar, khususnya guru Al-Quran Hadits juga bertugas untuk
mengarahkan peserta didiknya agar hidup mereka terarah dan dapat menjauhkan diri
sebuah tindakan atau perilaku agresif yang disengaja, yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau seseorang secara berulang-ulang dari waktu kewaktu terhadap
yang mengalami perundungan biasanya anak pendiam dan anak yang susah bergaul
penyebab yaitu perbedaan ekonomi, agama, tradisi, gender, selain itu pelaku
3
Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional (Jogjakarta: Ar-RUZZ Media
Grup,2008),h.128.
Kathryn Geldard, Konseling Remaja: Intervensi Praktis Bagi Remaja Berisiko (cet I;
4
sepermainan.5
Perundungan bisa juga terjadi karena adanya tradisi senioritas seperti senior
yang lebih menguasai lingkungan di sekolah daripada junior. Sedangkan anak yang
misalnya orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan dan anak
didalam Islam sendiri sudah sangat jelas bahwa Islam sangat melarang untuk
berperilaku yang menyakiti atau merendahkan orang lain. Hal ini dijelaskan dalam
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka.dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka
mencela dirimu sendiridan jangan memanggil dengan gelaran yang
mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah imandan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-
orang yang zalim.7
5
Ponny Retno Astuti, 3 Cara Meredam Bullying, (Jakarta : PT.Gramedia Widasarana Indonesia,
2008), h.3.
6
Ponny Retno Astuti, 3 Cara Meredam Bullying h.3.
7
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 411.
4
Seperti masalah yang ditemukan oleh peneliti saat melakukan observasi yaitu
ada beberapa siswa yang terlihat mendorong, berdiam diri sementara teman-temannya
asyik bermain dan memilih tidak bergabung dengan alasan siswa tersebut memiliki
kepribadian yang aneh. Di tempat yang lain terkadang ada juga siswa yang mengejek
temannya dan memberikan julukan atau memanggil namanya dengan nama yang
menjadi ini menjadi perhatian bagi pengelola pendidikan untuk mencegah masalah
perundungan tersebut agar tidak terjadi lagi khususnya di MTs Bojo Kajuara.
“Setiap anak berhak atas kelangsungan hidupnya, tumbuh dan berkembang, serta
tertarik untuk meneliti lebih dalambagaimana Peran Guru Al-Qur’an Hadist Dalam
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
C. Definisi Operasional
draftskripsi ini, maka penulis memberikan pemahaman mengenai judul ini dengan
Peran artinya keseluruhan tingkah laku yang harus dilakukan seseorang dalam
melaksanakan tugasnya.8
Al-Qur’an secara bahasa berasal dari bahasa arab, yaitu qara’a yang berarti
istilah adalah wahyu Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Hadits secara bahasa berasal dari kata “khābār” yang berarti berita, atau
sesuatu yang baru.Kemudian “al-hudūts” munculnya sesuatu yang belum ada, dan
perbincangkan, dan di pindahkan dari seseorang kepada orang lain. Secara istilah
hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. Baik itu
8
Thohirin, Psikologi pembelajaran pendidikan Agama islam.(Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006), h.165.
Jumanta Hamdayama, Metodologi Pengajaran(Cet 1; Jakarta: Bumi Aksara, 2016),h.1.
9
10
H. Mudasir, Ilmu Hadist(cet. 1; Cv Pustaka Setia, 1999), h.11.
6
maksud dari adalah peran guru Al-Qur’an Hadits dalam pencegahan perundungan
siswa MTs Bojo Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone baik itu perundungan fisik,
verbal dan psikologis atau mental adalah bagaimana guru mendidik dan membimbing
siswa tentunya dengan sesuai dengan landasan Al-Qur’an dan Hadits agar terhindar
dari perundungan.
1. Tujuan penelitian
Dalam melakukan suatu kegiatan, tentunya ada suatu tujuan yang hendak
dicapai.Begitu juga dengan penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
11
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed 3 h. 652.
12
Ponny Retno Astuti, 3 Cara Meredam Bullying,(Jakarta : PT.Gramedia Widasarana Indonesia,
2008), h.3.
7
Bone.
8
2. Kegunaan penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna, baik secara ilmiah maupun
secara praktis.
untuk menambah wawasan dan referensi bagi guru atau tenaga pendidik
masukan untuk guru atau tenaga pendidik maupun intansi yang terkait
E. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian yang dilakukan oleh Esa Ayu Cahyaningtyas, dengan judul peran
IAIN Tulungagung pada tahun 2019. Adapun hasil penelitian ini adalah guru
proses kedewasaan anak menjadi lebih membaik, anak bisa intropeksi diri
mereka masing-masing dengan kasus yang pernah mereka alami dan anak
memiliki rasa tanggung jawab serta toleransi yang baik kepada orang lain
perbedaannya yaitu Esa Ayu Cahyaningtyas berfokus pada peran guru akidah
siswa.
Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2016. Skripsi ini dengan judul “Upaya
guru kelas dalam mengatasi perilaku Bullying pada siswa kelas IV di sekolah
Didik Kelas XI Di MAN 1Trenggalek, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, jurusan PAI, IAIN
Tulungagung pada tahun 2019.
10
buku catatan BK, mengklarifikasi masalah siswa jika bisa didamaikan maka
berdamai, jika tidak maka diserahkan kepada sekolah untuk memanggil kedua
oleh peneliti lebih berfokus pada guru Al-Qur’an Hadits dalam pencegahan
Bullying.
3. Penelitian yang dilakukan oleh faqih utsman dengan judul Upaya Guru Akidah
Yogyakarta fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Pada Tahun 2019. Hasil
orang tua siswa, kerja sama yang baik dengan guru, kegiatan rapat guru dan
orang tua siswa, program-program kegiatan sekolah, dan dukungan dari kepala
14
Ika Indawati, Upaya guru kelas dalam untuk mengatasi perilaku Bullying pada siswa kelas IV
di sekolah Dasar Islam Lukman Hakim Pakisaji Malang, jurusan pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Tahun 2016.
11
orang tua siswa, aspek lingkungan siswa, pengawasan sekolah siswa, dan
pengaruh media.15
Penelitian yang dilakukan oleh Faqih Utsman dan penelitian yang peneliti
lakukan itu berbeda, Faqih Ustman berfokus pada bagaimana upaya guru
akan peneliti lakukan adalah berfokus pada peran guru Al-Qur’an Hadits dalam
pencegahan Bullying.
F. Kerangka Pikir
Pada bagian ini penulis akan menguraikan kerangka pikir yang dijadikan
penelitian yang dilakukan di MTs Bojo Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone sebagai
berikut adalah:
15
faqih utsman, Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam Mengantisipasi Perilaku Bullying Di MI Al-
islam Giwongan Yogyakarta, fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Pada Tahun 2019.
12
Mencegah Perundungan
Siswa
Maksud dari kerangka pikir ini adalah bagaimana peranguru Al-Qur’an Hadits
mencegah perbuatan atau hal-hal negatif seperti melakukan perundungan, baik itu
perundungan fisik, verbal, maupun mental . Dan memberikan motivasi serta contoh
atau teladan kepada siswa atau peserta didik untuk mencegah perbuatan-perbuatan
G. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
kelompok.17
b. Pendekatan penelitian
berikut:
situasi pendidikan.18
siswa Kelas VII di sekolah MTs Bojo Kajuara,dalam hal ini adalah
perundungan
Husaini Ustman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial ( Ed. III; Jakarta:
16
dan arah sasaran dalam usaha mendidik atau membentuk siswa menjadi
luhur.19
2. Lokasi Penelitian
Uyoh Sadullah, dkk, Pedagogik (Ilmu Mendidik) (Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2010), h. 7.,
19
20
Khuriyah, Memahami Metodologi Islam (Cet. I; Bandung:Pustaka Setia, 2014), h.111.
15
MTs Bojo kajuara yang saat ini berdiri jantung Ibu kota kecamatan
(MMP) pada 1 agustus 1964 akhirnya berubah nama menjadi MTs Bojo Kajuara
di bawah yayasan Al-Mutjaba. Hingga saat ini MTs BojoKajuara telah di pimpin
oleh Mutjaba, Abdullah, Maryam, Nikmah, A.Md dan Dra. Yulia Risma, MM.
MTs Bojo Kajuara memiliki visi “Terwujudnya sumber daya insani yang
MTs Bojo Kajuara saat ini membina 162 siswa dari tiga tingkatan yaitu
kelas VII 51 siswa, kelas VIII 61 siswa dan kelas IX 50 siswa.jumlah pendidik
2) NPSN : 40320048
4) Status : Swasta
Kecamatan : Kajuara
16
Kabupatan/Kota : Bone
Negara : Indonesia
putra. Data adalah semua hasil observasi atau pengukuran yang telah dicatat untuk
suatu keperluan tertentu”. Dalam konteks penelitian, data dapat diartikan sebagai
keterangan mengenai variabel pada sejumlah objek.21 Adapun sumber data yang
a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama, atau dengan kata
langsung. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah guru
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua. Menurut
lembaga lain”. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekundar
21
S. eko Putra Widayoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, h.17.
17
adalah data dari bahan pustaka atau buku-buku referensi dan informasi yang
4. Instrument Penelitian
peneliti yaitu:
penelitian.
b. Pedoman observasi, yaitu instrumen yang digunakan berupa daftar check list
yang berisi aspek yang akan diobservasi sesuai dengan kebutuhan peneltian.
22
S. eko Putra Widayoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, h.122-23.
23
Ridwan, dkk, Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi Mahasiswa IAIN Bone Ed. Revisi
(Cet. I; Watampone: Pusat Penjaminan Mutu (P2M) IAIN Bone, 2016), h. 14.
18
teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah Field research (riset
a. Observasi
proses atau objek dengan maksud untuk memahami pengetahuan dari sebuah
b. Wawancara
c. Dokumen
24
Muhammad Yaumi dan Muljono Damopoli, Action Research: Teori, Model, dan Aplikasi
(Cet. I; Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), h. 112.
26
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, h. 274.
21
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan
melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
menggambarkan data berupa kata-kata atau kalimat yang diperoleh dari hasil
Ada berbagai cara untuk menganalisis data, tetapi secara garis besarnya
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari
27
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Cet. VI; Bandung: Alfabeta,
2014), h. 332.
28
Ridwan, dkk.Pedoman Makalah dan Skripsi Mahasiswa STAIN Watampone), h. 16.
29
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Cet. XXXVI; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2017), h. 11.
22
menyusun dan memilih hal-hal pokok atau penting dari hasil observasi dan
30
Nanang Martono, Metode Penelitian Sosial: Konsep-konsep Kunci (Cet.I; Jakarta: Rajawali
Pers, 2015), h. 12.
31
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Cet. XXI; Bandung: Alfabeta,
2014), h. 247-252.