PERTEMUAN 1
PENGANTAR DAN DASAR KEWIRAUSAHAAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengantar dan Dasar Kewirausahaan, Anda harus mampu:
1. Memahami tentang dasar-dasar kerwirausahaan
2. Menjelaskan fungsi obyek studi kewirausahaan
3. Menjelaskan tentang karakteristik kewirausahaan
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Dasar-Dasar Kerwirausahaan
Dasar-Dasar Kerwirausahaan
Wirausaha terdiri dari kata; Wira yang artinya Unggul, utama, berani sedangkan usaha
artinya aktifitas untuk meraih sesuatu. Maka wirausaha adalah aktifitas untuk meraih keutamaan
dan keunggulan.Semangat kewirausahaan adalah keberanian untuk meraih keunggulan dan
keutamaan. Kata wira juga diartikan; patriot, satria, berani, teladan, utama. Kata usaha
diartikan sebagai pengerahan tenaga atau penggunaansegala sumber daya guna
memperoleh/menghasilkan sesuatu. Pengertian wirausaha secara umum ialah pengerahan segala
daya dengan penuh keberanian guna memperoleh dan menghasilkan sesuatu dalam rangka
memenuhi kebutuhan. Terdapat pula difinisi Wirausaha yang menyatakan sebagai berikut;
Wirausaha adalah suatu profesi yang pelakunya lebih banyak mengoptimalkan pada kemampuan
dasar yang berasal dari dirinya dibandingkan dengan yang berasal dari luar/ lingkungan.
Kegiatan ekonomi yang dilakukan dalam kewirausahaan merupakan upaya memenuhi
kebutuhan dengan memperoleh keuntungan. Karakteristik seorang wirausaha adalah keinginannya
yang kuat untuk selalu mengerjakan sesuatu yang baru dibanding mengerjakan pekerjaan rutin.
Bahkan dikatakan seorang wirausaha akan merasa puas bila mampu memecahkan masalah-
masalah yang selama ini belum terpecahkan. Karakteristik seorang wirausaha adalah keinginannya
yang kuat untuk selalu mengerjakan sesuatu yang baru dibanding mengerjakan pekerjaan rutin.
Bahkan dikatakan seorang wirausaha akan merasa puas bila mampu memecahkan masalah-
masalah yang selama ini belum terpecahkan.
Dewasa ini perkembangan ilmu kewirausahaan berjalan dengan pesat serta berkembang
pada berbagai bidang. Pada awal lahirnya, kewirausahaan hanya diimplementasikan serta
diaplikasikan pada bidang perdagangan saja, namun pada bidang-bidang tertentu kewirausahaan
telah menjadi suatu kompetensi itu yang berguna menciptakan perubahan, pembaharuan serta
kemajuan. Kewirausahaan kini tidak hanya menjadi suatu bidang yang hanya mencakup kiat-kiat
Kewirausahaan 1
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
bisnis semata, melainkan dapat menciptakan peluang usaha untuk menuju pencapaian
kesejahteraan bagi masyarakat. Pada dasarnya kewirausahaan adalah disiplin ilmu yang
mempelajari mengenia nilai, kemampuan serta perilaku seseorang untuk memperoleh pekerjaan
atau melakukan kegiatan usaha/bisnis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat/orang lain dengan
memperoleh keuntungan sebagai tujuan utama lain.
Pada periode lalu, sebelum keilmuan kewirausahaan berkembang seperti sekarang,
kewirausahaan dianggap dapat hanya dilakukan dengan pengalaman langsung praktek dilapangan
serta merupakan bakat yang ada sejak manusia lahir yang tidak dapat dipelajari serta diajakan
kepada orang lain. Bagi seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat terus
mengembangkan bakatnya dengan pendidikan sehingga setiap orang dapat mengetahui potensi
serta belajar mengembangkannya untuk dapat menagkap peluang serta pengorganisasian usaha
guna sebagai usaha mewujudkan cita-citanya. Sehingga pada akhirnya banyak faktor yang harus
dimiliki oleh seorang wirausaha selain bakat, harus juga mempunyai kemampuan pengetahuan
yang baik dari segala sudut pandang aspek dari usaha yang ditekuni.
Dengan terus berkembangnya tuntutan pada berbagai bidang Pendidikan seperti
kewirausahaan untuk terus melakukan perubahan paradigma. Saat ini kewirausahaan yang telah
diajarkan sebagai salah satu disiplin ilmu memiliki 3 (tiga) dasar pemikiran, yaitu:
1. Kewirausahaan mengenai bidang pengetahuan secara utuh dan nyata karena terdapat teori,
konsep serta metode ilmiah.
2. Kewirausahaan mempunya konsep awal dan perkembangan usaha yang tidak masuk dalam
kerangka Pendidikan manajemen umum.
3. Kewirausahaan merupakan alat guna menciptakan pemerataan usaha serta peningkatan
pendapatan.
Sebagai bagian dari disiplin ilmu yang diajarkan, oleh sebab itu tujuan pembelajaran dari
kewirausahaan adalah membangun atau membentuk semangat, sikap, perilaku dan keberanian
seseorang untuk menjalankan usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya untuk mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja baru dalam upaya memenuhi kebutuhan dengan
mendapatkan keuntungan.
Kewirausahaan 2
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
meraih keunggulan dan keutamaan. Dalam berbisnis, seseorang akan menjadi berhasil atau sukses
apabila mempunyai kreativitas dan inovasi. Dengan menggunakan kreatifitas dan inovasi maka
dapat menciptakan nilai tambah atas barang dan jasa, karena dengan menggunakan kedua proses
tersebut selanjutnya akan memunculkan keunggulan dalam persaingan bisnis. Begitu pun
dibidang-bidang lain suatu lompatan kemajuan-kemajuan dapat diciptakan oleh orang-orang yang
memiliki semangat jiwa kreatif dan inovatif. Pemerintahan sebagai pembuat dan penentu kebijakan
pun harus memiliki jiwa kreatif dan inovatif dalam berwirausaha sehingga dapat merasakan dan
terus mendukung kegiatan usaha masyarakat. Penelitian-penelitian termasuk survey dan studi
banding terkait kewirausahaan haruslah terus ditingkatkan sebagai bahan referensi pelaksanaan
kewirausahaan yang baik dan sukses.
Tujuan Pembelajaran 2:
Fungsi Obyek Pembelajaran Kewirausahaan
Karakteristik Kewirausahaan
Karakteristik seorang wirausaha adalah keinginannya yang kuat untuk selalu mengerjakan
sesuatu yang baru dibanding mengerjakan pekerjaan rutin. Bahkan dikatakan seorang wirausaha
akan merasa puas bila mampu memecahkan masalah- masalah yang selama ini belum terpecahkan.
Usaha untuk menumbuhkan semangat dalam berwirausaha pada dasarnya dipengaruhi oleh
beberapa hal. Orang yang semula belum mengetahui berbagai macam kegiatan bisnis namun
dikarenakan keterpaksaan mau tidak mau melakukan kegiatan bisnis dengan tujuan komersial
Kewirausahaan 3
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 4
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
8. Tanggung jawab pribadi seorang wirausaha memikul tanggung jawab mereka masing-masing
untuk menetapkan tujuan sendiri serta memutuskan bagaimana mencapai tujuan tersebut.
9. Pelaku wirausaha harus mempunyai karakter dan mampu beradaptasi serta menyesuaikan diri
terhadap perubahan lingkungan termasuk lingkungan bisnis.
Dalam berwirausaha harus dapat melakukan pengorganisasian serta administrasi dengan
baik. Hal ini penting karena wirausahawan dituntut dapat menjalankan dengan memberikan
pengarahan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha.
C. SOAL LATIHAN
PERTEMUAN 2
BENTUK-BENTUK KEPEMILIKAN USAHA
Kewirausahaan 5
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bentuk-bentuk kepemilikan usaha dan sistem usaha dengan
model waralaba (franchising) dimana Saudara/i diharuskan mampu:
1. Memahami tentang bentuk-bentuk kepemilikan usaha
2. Menjelaskan tentang waralaba (franchising)
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Bentuk-Bentuk Kepemilikian Usaha
Kewirausahaan 6
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
a. Kepemilikan tunggal mempunyai kewajiban tidak terbatas serta bertanggung jawab atas
seluruh masalah dan utang perusahaan.
b. Pada umumnya memiliki modal atau ekuitas yang lebih kecil dibandingkan dengan
perusahaan dengan bentuk hukum lain.
c. Pemilik tunggal pada umumnya lebih sulit untuk mendapat pinjaman pembiayaan jangka
Panjang.
2. Kongsi, dijelaskan sebagai suatu asosiasi atau perkumpulan dari 2 (dua) orang atau lebih yang
bentindak sebagia pemilik Bersama dari suatu bisnis tertentu. Dalam perjanjian yang disusun
atau dibuat diberikan penjelasan mengenai ketentuan sumbangan atau kontribusi dana
masing-masing pihak kongsi kepada bisnis yang dijalankan serta peran dari setiap masing-
masing anggota kongsi tersebut. Beberapa keuntungan dengan menjalankan bisnis dengan
bentuk hukum kongsi diantaranya sebagai berikut:
a. Formalitas dan ketentuan peraturan hukum lebih sedikit jika dibandingkan dengan
perseroan.
b. Setiap anggota kongsi atau rekanan dapat lebih termotivasi berpacu untuk menampilkan
serta menunjukkan keterampilan kemampuan sebaik-baiknya dalam organisasi bisnis
tersebut.
c. Pengambilan keputusan dan kebijakan organsasi bisnis dapat lebih fleksibel dan tepat,
karena diambil dari hasil diskusi dan musyawarah dari para anggota kongsi organsisasi.
Selain itu, kekurangan dari bentuk hukum kongsi bisnis diantaranya sebagai berikut:
a. Idealnya harus terdapat kewajiban yang tak terbatas paling sedikit bagi seorang anggota
kongsi bisnis.
b. Kongsi bisnis dapat berakhir atau selesai kapan saja apabila salah satu anggota kongsi
meninggal dunia atau menginginkan pembubaran kongsi bisnis.
c. Bentuk hukum kongsi bisnis akan lebih sulit untuk mendapatkan modal dalam jumlah
besar.
d. Anggota kongsi bisnis merupakan agen pemasar pengelola bisnis itu sendiri dan tindakan
mereka mengikat anggota kongsi bisnis lain dengan konsep sharing pengelolaan risiko
bisnis.
e. Konflik kepentingan pribadi anggota kongsi bisnis sukar dihapuskan yang terkadang
terjadi perbedaan dengan anggota kongsi bisnis lain.
3. Perseroan, jika dibandingkan dengan bentuk hukum lain maka ini yang secara umum paling
rumit pengelolaannya. Hal ini terkait struktur, penyusunan prosedur, regulasi termasuk hak
dan kewajiban setiap unsur perseroan harus lengkap dan sesuai ketentuan hukum. Perseroan
dapat dirumuskan sebagai suatu diri buatan, tidak terlihat, tidak berwujud, dan hanya ada
menurut hukum. Dengan perkataan lain merupakan sebuah badan hukum dan mempunyai
identitas yang terpisah dari para pemiliknya. Sebuah perseroan biasanya dibentuk dengan
Kewirausahaan 7
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
kekuasaan dari sebuah badan pemerintah, dan harus menurut hukum dagang. Adapun
keuntungan sebuah perseroan:
a. Hak dan kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang dimiliki, umumnya
sesuai investasi penempatan modal usahanya.
b. Kepemilikan dengan mudah dapat dipindah tangankan pengelolaan dan kepemilikannya
dari 1 (satu) orang ke orang lain.
c. Perseroan memiliki eksistensi hukum terpisah dengan pemilik mendelegasikan
kekuasaan pengelolaan kepada manajer professional yang merupakan spesialis di bidang
keilmuaannya.
Selain itu, berikut ini beberapa kekurangan bentuk organisasi bisnis perseroan diantaranya:
a. Seluruh kegiatan usaha dan bisnisnya dibatasi oleh akta pendirian perusahaan termasuk
berbagai ketentuan hukum dan perundang-undangan.
b. Berbagai ketentuan dan peraturan harus selalu diperhatikan perseroan serta dijalankan
dan juga harus membayarkan denda pelanggaran atau keterlambatan pelaporan termasuk
membayar pajak misalnya dari laba perseroan kepada instansi pemerintah.
c. Mendirikan suaut perseroan akan lebih banyak memakan waktu dan biaya dari pada
membuat perusahaan kongsi.
d. Dimungkinkan terdapat beban pembayaran pajak-pajak yang lebih besar termasuk pajak
dari berbagai instansi pemerintah dan daerah.
4. Go Public, dapat terjadi apabila seorang wirausahawan atau pemilik perusahaan atau pemilik
saham menawarkan untuk menjual sebagian saham perusahaan kepada masyarakat dengan
mendaftarkan ke lembaga pemerintah. Modal yang masuk ke perusahaan serta jumlah
pemegang saham yang beredar merupakan sumber daya keuangan dari rencana investasi
usaha serta cara pengembangan yang relatif likuiditas bagi investor publik. Selanjutnya
perusahaan secara gambaran umum dan teoritis akan mempunyai gambaran publik yang lebih
objektif mengenai nilai usaha perusahaan. Akan tetapi, banyaknya persyaratan yang harus
dilaporkan, banyaknya jumlah pemegang saham dan biaya yang harus dikeluarkan
menimbulkan keuntungan dan kerugian dalam go public yang harus di evaluasi dengan hati-
hati oleh wirausahawan sebelum akan memulai proses go public. Terdapat keuntungan
dengan model kepemilikan dari go public yaitu:
a. Memperoleh modal ekuitas baru
b. Memperoleh nilai dan kemampuan dialihkan dari aktiva perusahaan
c. Lebih mudah untuk mendapatkan dana tambahan modal dimasa yang akan datang
d. Mendapatkan prestise dan kebanggaan serta meningkatkan nilai perusahaan.
Selain itu terdapat kekeurangan dari bentuk hukum go public diantaranya sebagai berikut:
a. Jika pada umumnya keuntungan dari go public sangat penting bari perusahaan yang baru
berdiri, sedangkan hal ini menjadi sangat penting dipertimbangkan untuk perusahaan
Kewirausahaan 8
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
yang telah berdiri dengan bentuk hukum lain dengan kecenderungan para wirausahaan
akan berusaha mempertahankan kepemilikannya. Meskipun pada saat pasar saham
sedang bergairah maka wirausahawan akan cenderung mempertahankan bisnisnya.
Beberapa kecenderungan keengganan untuk melakukan go public adalah akan
terbukanya rahasia perusahaan serta potensi hilangnya kendali perusahaan yang telah
menjadi go public.
b. Terdapat beberapa aspek penting yang mengganggu dari perusahaan yang telah go public
adalah hilangnya flesibilitas serta meningkatnya beban administrasi yang akan
diakibatkannya. Selain itu mengenai biaya yang harus dikeluarkan selama melakukan go
public juga sangat mahal. Termasuk beban biaya kepada akuntan, penjamin, notaris,
biaya pendaftaran dan administrasi serta biaya percetakan.
c. Proses go public yang harus dilakukan perusahaan yang bermaksud menawarkan
sahamnya kepada masyarakat melalui bursa efek regular harus melalui prosedur sebagai
berikut:
1) Persiapan, sebelum perusahaan menyampaikan maksud untuk go public kepada
lembaga pemerintah, perusahaan perlu melakukan konsultasi baik kepada pihak
intern perusahaan itu sendiri maupun instansi lainnya yang berkepentingan.
2) Penyampaian letter of intent. Tahap selanjutnya yang harus dilakukan dan dipenuhi
oleh calon emiten setelah melakukan konsultasi pada tahap persiapan adalah letter
of intent atau surat pernyataan maksud dan tujuan kepada lembaga pengawas pasar
modal yang ditunjuk pemerintah berupa pernyataan resmi dari calon emiten tentang
maksudnya dalam melaksanakan emisi efek.
3) Pemeriksaan lembaga pengawas pasar modal yang ditunjuk pemerintah (Lembaga).
Setelah memberikan pernyataan pendaftaran sebagai calon emiten beserta lampiran
yang diterima, maka Lembaga tersebut akan melakukan pemeriksaan atau
penelaahan secara fisik atas calon emiten.
4) Pemberian izin emisi. Berdasarkan hasil penelaahan Lembaga atas pengajuan emisi
tersebut, maka sesuai dokumen kelengkapan emisi serte memenuhi ketentuan yang
berlaku akan dilakukan dengar pendapat terbatas yang dilaksanakan antara Lembaga
dengan emiten serta pembaga penunjang emisi. Jika dalam rapat dengar pendapat
terbatas tersebut tidak ditemukan suatu hal yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku selanjutnya Lembaga pemerintah atas nama Menteri Keuangan akan
memberikan izin remisi.
5) Pasar perdana penjualan saham. Setelah izin emisi saham diberikan ketua Lembaga
pemerintah atas nama Menteri Keuangan, maka tahap selanjutnya pemasaran efek
saham tersebut secara langsung kepada emiten melalui perjanjian emisi efek serta
agen penjual kepada masyarakat atau penanam modal dalam pasar perdana. Sesuai
Kewirausahaan 9
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Tujuan Pembelajaran 2:
Waralaba (Franchising)
Waralaba (Franchising)
Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia
No.259/MPR/KEP/7/1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Perlaksanaan Pendaftaran Usaha
Waralaba dijelaskan mengenai definisi waralaba adalah perikatan dimana dalah datu pihak
diberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau
penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki oleh pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan
persyaratan yang ditetapkan dalam rangka menyediakan dan/atau penjualan barang dan jasa.
Pengertian mengenai Waralaba berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Republik Indonesia No. 259/MPR/KEP/7/1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba menjelaskan bahwa waralaba adalah periakatan dimana
salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan ha katas kekayaan
intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha ayng dimiliki oleh pihak lain dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam rangka menyediakan dan/atau penjualan barang
dan jasa. Sedangkan pengertian waralaba dari PP RI No.42 Tahun 2007 tentang waralaba, (revisi
atas PP No. 16 Tahun 1997 serta Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik
Indonesia No. 259/MPR/KEP/7/1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran
Usaha Waralaba) waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh perorangan atau badan usaha
terhadap system dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah
terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan
perjanjian waralaba. Berikut ini adalah beberapa istilah yang berkaitan dengan pengelolaan
waralaba diantaranya:
1. Franchise merupakan hak-hak istimewa yang diatur dalam perjanjian waralaba.
2. Franchise contract merupakan perjanjian hukum antara pewaralaba dengan terwaralaba
3. Franchisee (terwaralaba) merupakan pihak yang mendapatkan hak untuk menjalankan usaha
waralaba yang kekuasaannya dibatasi berdasarkan perjanjian dengan pewaralaba.
Kewirausahaan 10
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
4. Franchisor (pewaralaba) merupakan pihak yang memiliki usaha atau bisnis dan penjual hak
waralaba kepada terwaralaba. Pihak yang didalam kontrak waralaba yang menentukan system
untuk dijalankan serta syarat-syarat yang disepakati oleh pihak lain yang terlibat dalam usaha
tersebut disebut pewaralaba.
Dalam Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2007 Tentang Waralaba. Pertama, Waralaba
merupakan hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorang atau badan usaha terhadap system
bisnis dengan suatu ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah
terbuskti berhasail dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan
perjanjian waralaba. Kedua, pemberi waralaba adalah perseorangan atau badan usaha yang
memberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba yang dimilikinya kepada
penerima waralaba. Ketiga, penerima waralaba merupakan perseorangan atau badan usaha yang
diberikan hak oleh pemberi waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba yang
dimiliki pemberi waralaba.
Kriteria yang harus dimiliki oleh waralaba diantaranya sebagai berikut:
1. Mempunyai ciri khas usaha.
2. Terbukti sudah memberikan keuntungan
3. Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara
tertulis.
4. Mudah diajarkan dan diaplikasikan.
5. Adanya dukungan yang berkesinambungan
6. Hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar di badan resemi pemerintah.
Perjanjian waralaba merupakan salah satu bagian penting dalam terlaksananya kegiatan
waralaba, yang paling sedikit isinya harus memuat klausula dan ketentuan sebagai berikut:
1. Nama dan alamat seluruh pihak.
2. Jenis hak kekayaan intelektual yang diperjanjikan.
3. Kegiatan usaha
4. Hak dan kewajiban para pihak waralaba
5. Fasilitas, bantuan, pelatihan, bimbingan operasional serta pemasaran yang diberikan pemberi
waralaba kepada penerima waralaba.
6. Wilayah kegiatan usaha
7. Jangka waktu perjanjian
8. Tata cara pembayaran imbalan
9. Kepemilikan serta ketentuan perubahan kepemilikan dan hak ahli waris.
10. Penyelesaian sengketa waralaba dan ketentuannya.
11. Tata cara perpanjangan, pengakhiran serta pemutusan perjanjian waralaba.
Keuntungan waralaba yang paling utama yaitu bahwa seorang wiraswasta atau pengusaha
tidak perlu sulit memikirkan tentang hal yang berkaitan dalam memulai usaha baru yang secara
Kewirausahaan 11
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
umum sangat menguras waktu dan pemikiran serta risiko yang tinggi. Pemberi waralaba akan
memberikan rencana, panduan atau pedoman pelaksanaan bisnis ke arah yang jelas. Penerima
waralaba akan diberikan penjelasan, nasihat dan masukan dari suatu lokasi usaha yang telah
ditentukan sebelumnya. Dalam suatu waralaba secara umum bahwa analysis lokasi usaha akan
dilakukan untuk menjamin bisnis yang dijalankan akan mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Risiko investasi akan selalu melekat pada seluruh jenis kegiatan bisnis atau usaha. Dalam
usaha waralaba melibatkan banyak risiko yang sejak awal harus diketahui penerima waralaba
sebelum memulai mempertimbangkan investasi menjalankan usaha waralaba. Usaha waralaba
membutuhkan kerja keras dan secara umum tidak cocok untuk seorang yang pasif.
Penentuan tenaga kerja, penjadwalan kegiatan operasional usaha, pembelian barang dan
bahan pendukung serta bidang akuntansi tetap menjadi tanggung jawab pemakan waralaba.
Berikut ini disampaikan beberapa langkah yang dapat diambil untuk meminimalisir risiko investasi
dalam bisnis waralaba adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi diri dan kegiatan bisnis waralaba. Seorang pengusaha harus terus memikirkan dan
mengevaluasi diri maupun seluruh kegiatan bisnis waralaba dari satu waktu ke waktu yang
lain secara periodik untuk memberikan dan melakukan perubahan-perubahan dalma bisnis
waralaba yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan guna melakukan langkah-langkah preventif
atau pencegahan risiko kegiatan usaha waralaba, paling tidak risiko yang terjadi dapat
terditeksi lebih cepat karena evaluasi tersebut.
2. Melakukan penelitian dan menambah pengetahuan mengenai seluk beluk bisnis waralaba.
Tidak setiap bisnis waralaba tepat bagi setiap orang. Hal ini sesuai dengan beberapa factor
yang harus dinilai sebelum membuat keputusan akhir melakukan bisnis waralaba adalah:
a. Bisnis waralaba yang sudah mapan dan belum mapan. Terdapat banyak keuntungan dan
kerugian dalam menjalankan investasi pada usaha waralaba. Secara garis besar,
berinvestasi pada waralaba yang belum mapan dapat dilaksanakan dengan penempatan
modal yang tidak mahal, namun hal ini diimbangi dengan adanya risiko usaha yang
besar.
b. Stabilitas keuangan dari usaha bisnis waralaba. Pembelian waralaba oleh wiraswasta
hendaknya melakukan penilaian stabilitaas finansial terlebih dahulu dari pemilik
waralaba.
c. Penguasaan pasar sebagai potensial usaha waralaba. Penting bagi pengusaha untuk
menganalisis dan mengevaluasi wilayah pasar sebagai objek penjualan dari mana
pelanggan tertarik dengan waralaba yang baru. Salah satu cara mudah dan singkat untuk
melakukan seleksi serta analisis bisnis waralaba adalah dengan melakukan pemetaan
komunitas pada suatu tempat atau daerah, mengevaluasi arus lalu lintas dan juga
demografi penduduk masyarakat wilayah tersebut.
Kewirausahaan 12
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
d. Terdapat keuntungan potensial untuk usaha waralaba baru. Sebagaimana dengan usaha
yang baru, pada bagian ini penting untuk mengembangkan pendapatan, neraca, arus kas
serta bagian dari laporan keuangan lainnya. Pemberi waralaba atau hak bisnis hendaknya
memberikan proyeksi untuk menghitung potensi pendapatan serta memberikan segala
informasi yang dibutuhkan oleh penerima waralaba.
C. SOAL LATIHAN
Kewirausahaan 13
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
PERTEMUAN 3
PERENCANAAN WIRAUSAHA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan wirausaha dimana Saudara/i diharuskan
mampu:
1. Memahami pengorganisasian dalam melakukan usaha
2. Memahami tentang perencanaan usaha
3. Mampu membuat ide usaha sesuai dengan bakat dan kemampuan
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Pengorganisasian Usaha
Pengorganisasian Usaha
Suatu proses dalam pembentukan kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya pada
sistem manajemen dsiebut pengorganisasian. Penggunaan yang teratur yang dimaksud tersebut
menekankan pada pancapaian tujuan sistem manajemen serta membantu pengusaha tidak hanya
dalam menyusun dan membuat tujuan yang tampak melainkan pula menegaskan sumber daya yang
digunakan untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Menyusun pembentukan hubungan formal
diantara sumber daya yang dimiliki perusahaan yang paling umum adalah dengan membentuk
departemen-departemen. Pada dasarnya, departemen merupakan suatu kelompok sumber daya
yang dibentuk oleh manajemen untuk menjalankan dan melaksanakan beberapa tugas
organisasional. Proses pembentukan departemen dalam system manajemen dinamakan
departementalisasi. Beberapa pembagian departementalisasi diantaranya sebagai berikut:
1. Fungsi, merupakan bagian yang mendasar dalam pembentukan departemen-departemen yang
paling umum dan banyak digunakan pada struktur formal adalah fungsi yang dilaksanakan
dalam system manajemen. Suatu fungsi adalah tepi dari aktivitas yang sedang dan secara rutin
dilaksanakan.
2. Produk, merupakan faktor yang dapat menjadi dasar dalam mendepartementalisasikan sumber
daya-sumber daya menurut produk yang dibuat. Ketika sistem manajemen membuat produk
yang semakin banyak, semakin sulit untuk megkoordinasi aktivitas-aktivitas lintas produk.
3. Wilayah, struktur terutama didasarkan pada wilayah departementalisasi menurut tempat
dimana kerja sedang dilakukan atau daerah geografis pasar dimana sistem manajemen
dipusatkan. Ketika daerah pasar dan lokasi kerja meluas, jarak fisik antara berbagai tempat
bisa membuat tugas manajemen menjadi sangat sulit.
Kewirausahaan 14
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
4. Pelanggan, struktur utama didasarkan pada pelanggan membetuk departemen sebagai respon
terhadap pelanggan besar dan sistem manajemen tentu saja, struktur ini menganggap
pelanggan besar bisa diidentifikasi dan dibagi menjadi kategori-kategori yang logis.
5. Proses pembuatan, struktur yang terutama didasarkan pada proses pembuatan menentukan
departemen menurut fase pokok dan proses yang digunakan untuk pembuatan produk.
6. Pembagian Tenaga Kerja (Division of Labor), pertimbangan kedua yang utama untuk suatu
usaha pengorganisasian adalah bagaimana membagi tenaga kerja. Konsep pembagian tenaga
kerja diberikan pada berbagai bagian tugas tertentu diantara sejumlah angogta organisasi
kewiraswastaan. Ilustrasi pembagian tenaga kerja yang secara umum digunakan adalah lini
produksi mobil. Satu individu tidak diperitahkan untuk merakit seluruh mobil, tetapi bagian
tertentu dari mobil dirakit oleh beberapa individu.
Tujuan Pembelajaran 2:
Perencanaan Usaha
Perencanaan Usaha
Perencanaan merupakan segala proses yang menentukan bagaimana cara agar organisasi
dapat mencapai tujuannya. Perencanaan dapat dijelaskan sebagai proses menentukan dengan tepat
apa yang akan dilakukan organisasi untuk dapat mencapai tujuannya. Perencanaan dalam
pembelajaran lain dijelaskan dengan proses pengembangan sistematis dari program Tindakan yang
ditujukan kepada pencapaian tujuan bisnis yang telah disepakati dengan proses analisis, evaluasi,
seleksi diantara berbagai peluang yang diprediksi terlebih dahulu. Tujuan dari perencanaan
organisasional mempunyai 2 (dua) maksud yaitu perlindungan dan kesepakatan (protective and
affirmative).
1. Protektif atau protective merupakan usaha untuk meminimalisasi risiko dengan mengurangi
ketidakpastian disekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang
berhubungan. Sedangkan tujuan dasar dari perencanaan adalah membantu organisasi untuk
mencapai tujuannya.
2. Affirmative adalah untuk meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional. Di samping itu,
tujuan perencanaan adalah membentuk usaha terkoordinasi dalam organisasi. Tanpa adanya
perencanaan biasanya disertai dengan tidak adanya koordinasi dan timbulnya
ketidakefisienan.
Keuntungan dengan melakukan perencanaan terutama dalam bisnis wirausaha diantaranya
sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran pengusaha untuk dapat berorientasi ke masa depan. Pengusaha harus
berorientasi ke depan dengan memandang out of the box dari segala rutinitas keseharian
normal untuk memproyeksikan apa yang akan mereka hadapi di masa yang akan datang.
Kewirausahaan 15
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 16
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 17
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
beberapa rencana dirancang untuk digunakan dari waktu ke waktu dan dirancang untuk
situasi yang secara kontinyu ada pada jangka pajang. Rencana-rencana tersebut pada
dasarnya berulang-ulang.
c. Waktu merupakan dimensi yang menjadi bagian dari suatu rencana jangka pendek yang
meliputi rencana tersebut. Rencana strategis merupakan rencana jangka Panjang,
sedangkan rencana taktis meliputi periode waktu yang relatif pendek.
d. Dimensi jangkauan menguraikan dan menjabarkan dari system manajemen total dimana
rencana tersebut ditujukan. Jika semakin besar system manajemen yang cakup oleh suatu
rencana maka semakin luas jangkauan dari rencana tersebut.
e. Tingkatan adalah dimensi dari bagian suatu rencana atau perencanaan yang menunjukkan
tingkatan organisasi dimana rencana tersebut ditujukan. Rencana tingkat paling atas atau
puncak adalah rencana yang dirancang untuk tingkatan manajemen puncak, sdangkan
rencana tingakt menengah dan bawah dirancang masing-masing untuk tingkat
manajemen menengah dan bawah. Suatu rencana untuk tingkatan organisasi akan
mempunyai pengaruh pada semua tingkatan manajemen yang saling berketergantungan,
tidak ada bagian atau unsur yang bisa dipengaruhi tanpa mempengaruhi semua bagian
lainnya.
Beberapa jenis rencana dimana dengan menggunakan dimensi perulangan sebagai pedoman,
rencana organisasi biasanya dibagi menjadi 2 (dua) tipe, yaitu:
1. Rencana tetap, yaitu rencana yang digunakan dan dijalankan secara berulang-ulang
disebabkan rencana tersebut difokuskan pada situasi organisasional yang terjadi berulang-
ulang. Rencana tetap bisa dibagi menjadi beberapa unsur dan pertimbangan yakni
kebijaksanaan, prosedur dan aturan.
2. Rencana untuk sekali pakai, yaitu perencanaan yang digunakan hanya sekali atau beberapa
kali saja, karena rencan tersebut difokuskan untuk berhubungan dengan situasi yang relatif
unik atau selalu berbeda keadaannya dalam organisasi.
Dalam pembuatan rencana usaha, diperlukan alan perencanaan yang akan digunakan. Alat
perencanaan usaha adalah Teknik yang bisa digunakan oleh seorang wirausaha atau pengusaha
untuk membantu mengembangkan rencana-rencana usaha, diantaranya sebagai berikut:
1. Peramalan (forecasting) adalah teknik untuk memprediksi terjadinya lingkungan masa depan
yang akan mempengaruhi operasional dan bagaimana berjalannya organisasi. Peramalan ini
tidak hanya dilakukan asal, namun harus didukung dengan data periodik sebelumnya sehingga
dapat diramal estimasi dari target yang diharapkan.
2. Diperlukan metode analisis runtun waktu atau disebut juga Time Series Analysis Method yang
digunakan untuk memprediksi penjualan dimasa yang akan dating dnegan menganalisis
hubungan historis antara waktu dan penjualan. Informasi yang menunjukkan hubungan antara
waktu dengan hasil penjualan pada umumnya dapat disajikan dengan menggunakan grafik.
Kewirausahaan 18
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Tujuan Pembelajaran 3:
Ide Usaha
Ide Usaha
Ide menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yaitu rancangan yang tersusun di
dalam pikiran, gagasan, cita-cita atau rancangan yang tersusun maksudnya adalah setiap prosesnya
dilakukan bertingkat dari awal hingga realisasi atau pelaksanaannya. Dari definisi tersebut dapat
diartikan bahwa ide usaha merupakan sebuah gagasan untuk mewujudkan usaha yang telah
dipikirkan dan atas kesempatan yang diperoleh dengan resiko yang dapat disertai baik keuntungan
maupun kerugiannya. Ide ini muncul dari pemikiran, kesempatan/peluang yang didapatkan
diantaranya adalah ide untuk melakukan usaha baru dikarenakan adanya peluang yang
menjanjikan. Selain itu adanya ide dalam melakukan perubahan metode, komposisi produk atau
bahkan interior tempat usaha. Ide usaha untuk memodifikasi produk atau jasa yang dapat
dilakukan.
Beberapa prinsip dalam melahirkan sebuah ide dalam pikiran manusia adalah sebagai
berikut:
1. Selalu membuka pikiran dengan cara mendapatkannya diantaranya sebagai berikut:
a. Berpikir bahwa ide anda adalah yang terbaik, karena kondisi tersebut akan membimbing
untuk menghasilkan ide-ide yang baik
b. Perenungan, introspeksi serta umpan balik dapat membimbing memperoleh ide-ide yang
baik.
2. Selalu membuka mata untuk melihat keberhasilan dari tindakan-tindakan yang telah
dilakukan orang atau perusahaan lain adalah cara terbaik dan lebih efisien.
Dalam membuka atau menjalankan usaha diperlukan kreatifitas. Menurut A. Roe (1963,
Psycological Approaches to Creativity in Science, New York University, New York) bahwa syarat-
syarat agar seseorang disebut kreatif antara lain:
1. Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience)
2. Pengamatan melihat dengan cara yang biasa dilakukan (observence seeing things in unusual
ways)
3. Keingintahuan (curiosity)
Kewirausahaan 19
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
4. Menerima dan merekonsiliasi lawan yang tampak (accepting and reconciling apperent
opposites)
5. Toleransi terhadap ambiguitas (tolerence of ambiguity)
6. Kemandirian dalam penilaian, pikiran dan tindakan (independence in judgement, thought and
action)
7. Memerlukan dan menerima otonomi (needing and assuming autonomy)
8. Kepercayaan terhadap diri sendiri (self-reliance)
9. Tidak sedang tunduk kepada pengawasan kelompok (not being subject to group standards
and control)
10. Bersedia untuk mengambil risiko yang telah diperhitungkan (willingness to take calculated
risks)
11. Ketekunan (persistence)
12. Selain itu diperlukan adanya nilai untuk bersaing.
Menurut George D. Day & Robin Wensley (Assessing Advantage: A Framework for
Diagnosing Competitive Superiority, Journal of Marketing, April 1988) merupakan sesuatu yang
dinamis (a dynamic process), bukan merupakan suatu hasil yang diproduksi. Hal ini akan lebih
terlihat bila dikaji lebih lengkap terhadap berbagai faktor atau elemen yang melahirkan daya saing
tersebut. Faktor elemen tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Sumber keunggulan (sources of advantage) mencakup antara lain:
a. Keahlian (superior skills)
b. Sumberdaya (superior resources)
c. Kontrol (superior resources)
2. Posisi keunggulan (positional advantages) mencakup beberapa hal antara lain:
a. Nilai konsumen (superior customer value)
b. Biaya-biaya relative lebih murah (lower relative costs)
3. Hasil kerja (performance outcome) mencakup pada:
a. Kepuasan (satisfaction)
b. Loyalitas (loyality)
c. Pangsa pasar (market share)
d. Keuntungan (profitabilitas)
Dalam usaha mewujudkan ide, dapat dilakukan dengan menciptakan produk baru atau
produk yang berbeda dengan yang sudah ada. Saat suatu ide dimunculkan secara nyata, misalkan
dalam bentuk barang dan jasa baru, maka barang atau jasa baru tersebut harus berbeda dengan
barang atau jasa yang ada di pasar. Selain itu, suatu produk atau jasa tersebut harus menciptakan
nilai bagi konsumen atau para penggunanya. Di dalam sebuah bisnis atau usaha yang dikelola oleh
perseorangan ataupun kelompok (organisasi) pasti dibutuhkan suatu ide, yang mana ide tersebut
Kewirausahaan 20
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
mempunyai arti respon seseorang untuk memecahkan masalah yang teridentifikasi atau unuk
memenuhi kebutuhan yang ada pada lingkungan tersebut (pasar,masyarakat).
Mencari sebuah ide yang bagus akan menjadi langkah awal yang sanga baik bagi pembisnis
dan senantiasa bisa menjadikan peluang dalam bisnis tersebut. jadi seorang pembisnis bukan hanya
harus mahir dalam mengelola bisnisnya melainkan juga harus mempunyai ide-ide atau kreatifitas
guna memajukan produk yang mereka kelola, jadi yang di maksud ide yang sangat bagus ialah ide
bisnis yang sesuia denga kebutuhan pasar dan permintaan pasar sehingga produk yang di hasilkan
itu akan menjadikan bisnis yang berjalan, itu adalah langkah awal. selanjutnya adalah keahlian dan
keterampilan, jadi kita dalam mengeola suatu bisnis harus mempunyai keahlian dan keterampilan
nah, bilamana kita mempunyai sebuah hal tersebut, kita tinggal melaksanakan usaha atau bisnis
tersebut, jadi sebelum kita berbisnis kita fikirkan dulu kita mencari ide, apa kehlian dan apa
kterampilan yang kita miliki, kita harus kembangkan itu sebaik mungkin dan kita kelola sampai
menajadi sebuah bisnis.
C. SOAL LATIHAN
1. Berikan contoh implementasi dari proses dan prosedur dalam pengorganisasian usaha pada
bidang jasa disertai dengan penjelasan detailnya!
2. Berikan tahapan dalam Perencanaan Usaha?
3. Bagaimana suatu perencanaan usaha dapat diimplementasikan dalam kondisi dalam kondisi
normal maupun pada era pandemik?
4. Bagaimana cara membuat dan mengimplementasikan ide usaha?
5. Karakteristik ide dalam menentukan jenis usaha yang baik dan ideal seperti apa? Berikan
contohnya!
Kewirausahaan 21
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
PERTEMUAN 4
MENGIDENTIFIKASI PELUANG USAHA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana cara mengidentifikasi peluang
usaha dan Saudara/i diharuskan mampu:
1. Memahami cara mengidentifikasi peluang usaha
2. Memahami bagaimana suatu produk/jasa peluang memiliki peluang
3. Memahami matrik produk di pasar
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Cara Mengidentifikasi Peluang Usaha
Kewirausahaan 22
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 23
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
sepanjang hidupnya dari apa yang telah dialami. Pengetahuan dan pengalaman ini tersusun
dari berbagai jenis data, konsep gagasan, prinsip, citra dan fakta. Terdapat 3 (tiga)
penggunaan sumber daya internal, antara lain:
1. Menganalisis konsep hingga dapat terdefinisikan dengan jelas, termasuk penguraian
masalah yang perlu dipecahkan ddengan baik. Maksudnya adalah dapat menganaisis
mengenai masalah produk atau jasa yang diperlukan sehingga pada saat publikasi
produknya tepat sasaran.
Kewirausahaan 24
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Proses sebuah inovasi hakikatnya dapat menguatkan daya ingat untuk mencari
kesamaan atau memberikan produk yang sama namun kemasan dan penyajian yang
berbeda. Namun bisa jadi produk atau jasa yang baru berbeda dengan produk-produk yang
sudah ada. Sejatinya suatu inovasi dapat memberikan atau menemukan kesamaan dan
gagasan yang berhubungan antara produk yang lama dengan produk baru yang akan
dilakukan. Mencermati bagaimana cara menggabungkan kesamaan dan gagasan atau ide
yang berhubungan tidaklah mudah namun perlu pertimbangan dan ide yang baik dan tepat
sasaran dari konsumen yang menjadi target. Suatu inovasi juga diharapkan dapat
memberikan atau mencari pemecahan sementara atas produk/jasa yang ada dan yang akan
datang sehingga produk/jasanya dapat diterima kembali. Sebuah penelitian guna
pemecahan masalah diharapkan dapat berjalan dangan baik sehingga pergerakan usaha
yang dilakukan terus bergerak kea rah yang baik dan cenderung lebih baik. Dimana hasil
akhirnya adalah mencapai keberhasilan yang sudah ditetapkan/ditargetkan dan
memberikan keuntungan pemilik usahanya.
Tujuan Pembelajaran 2:
Bagaimana Suatu Produk Memiliki Peluang
Kewirausahaan 25
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 26
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Tujuan Pembelajaran 3:
Matrik Produk Pasar
Kewirausahaan 27
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
membuka pasar baru. Matrik tersebut memberikan dan menyajikan cara uji silang
kemungkinan produk baru dari pasar yang sudah ada.
Produk yang ada didunia ini terus mengalami perubahan dengan cepat. Selanjutnya
produk yang ada lahir, berkembang serta dalam rentang waktu tertentu mati atau berakhir
tidak diproduksi kembali. Produk yang ada saat ini cepat atau lambat akan ketinggalan dan
using dimakan usia. Pencarian dengan ide dan gagasan-gagasan baru harus terus
berlangsung terus menerus dan berkelanjutan. Lingkungan dan tempat usaha bisnis harus
tetap hidup dan berubah secara terus-menerus akibat dari perubahan kekuatan teknologi,
sosial dan hukum. Perubahan kecil yang dilakukan atau perbaikan produk yang ada
mungkin dapat memunculkan konsumen baru. Cara ini meningkatkan luas usaha kecil
yang ada dengan tambahan produk baru untuk pasar. Produk tersebut dapat berasal dari
inovasi atau tambahan bagi produk yang ada dipasar namun baru bagi perusahaan.
Terus melakukan inovasi yang signifikan dalam bidang yang digeluti perusahaan
merupakan sumber peningkatan pendapatan berkelanjutan. Produk yang sama atau identik
denga napa yang sudah ada di pasar namun tergolong baru bagi perusahaan
memungkinkan akan memberikan peningkatan pendapatan dari konsumen yang ada. Pada
kesempatan lain, adakalanya perusahaan baru atau kecil mendapatkan manfaat dari
penambahan produk yang berbeda dari apa yang sudah ada pada lini produk namun ada di
pasar negara lain. Saluran produk baru untuk pasar yang baru membutuhkan adanya
penelitian, penemuan atau sekurang-kurangnya inovasi yang fokus dan besar. Pada bagian
saluran ini dapat memberikan risiko yang sangat dan paling besar, tetapi seringkali
menjadi sumber pendapatan laba yang besar pula. Perusahaan kecil harus meneliti
kemampuan yang ada serta pengetahuan manajerial disamping juga membutuhkan sedikit
keberuntungan bisnis agar hal tersebut dapat memberikan kesuksesan yang besar.
Terdapat peluang yang besar dalam melakukan identifikasi kebutuhan baru bagi
pasar. Pertumbuhan dan perubahan menghasilkan kebutuhan baru tersebut serta
pemenuhan kebutuhan akan menciptakan perubahan yang dapat merangsang pertumbuhan
selanjutnya secara berkesinambungan. Inovasi atau penemuan yang berasal dari
perkembangan teknologi memberikan peluang besar disamping juga akan memunculkan
risiko yang tinggi.
Perusahaan kecil dengan kemampuan teknis yang diperlukan mungkin bisa
menghasilkan produk baru pertama kali dnegan menekankan pada kebijakan inovasi
teknis. Banyak tantangan yang dihadapi dengan pertimbangan harus senantiasa membuat
dan merumuskan serta benar-benar menghitung untuk harga suatu produk yang dihasilkan.
Kewirausahaan 28
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Hal ini tidak kalah penting karena dengan penetapan harga yang pas pada suatu
produk/jasa maka peluang atau sebaliknya dapat terjadi. Ini yang perlu dihindari agar
upaya pada penetapan harga menjadi maksimal. Berikut komponen matrik dalam
menetapkan harga suatu produk yaitu:
1. Bahan Baku Utama
2. Bahan Pendukung
3. Logistik
4. Operasional
5. Komponen Pemasaran, Penjualan dan Promosi
6. Keuntungan
Suatu harga produksi tentu akan berbeda dengan harga jual produk, maka untuk
penetapan harga dapat melihat komponen matrik dalam menerapkan harga. Setiap orang
berbeda-beda dari pola dan pemikiran tentang penetapan harga. Bisa melihat dari harga
kompetitor sebagai pembanding dan juga lainnya.
C. SOAL LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan cara mengidentifikasi peluang usaha?
2. Bagaimana suatu produk/jasa peluang memiliki peluang untuk dijual dan diminati
konsumen sehingga menghasilkan keuntungan
3. Buatlah contoh perhitungan matrik produk di pasar untuk produk yang laku dipasar!
4. Karakteristik matrik dalam menetukan harga seperti apa? Jelaskan
5. Buatlah contoh kasus dalam mengidentifikasi peluang usaha yang berhasil dan gagal,
analisis dan jabarkan pandangan saudara!
D. REFERENSI
Kewirausahaan 29
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
PERTEMUAN 5
PERSPEKTIF WIRAUSAHA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai perspektif wirausaha diantaranya:
1. Memahami definisi dan menjelaskan perbedaan kewirausahaan dan bisnis
2. Memahami penjelasan akan pentingnya kewirausahaan
3. Mampu memahami proses berwirausaha
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Memahami definisi dan menjelaskan perbedaan kewirausahaan dan bisnis
Dalam perspektif umum, kewirausahaan berkaitan sangat erat dengan perilaku untuk bisa
berinovasi serta kreatif dari seluruh sudut pandang aspek kehidupan untuk meningkatkan
kemajuan dan mampu bertahan hidup. Lain halnya dengan bisnis hanya berupaya semaksimal
mungkin mencari keuntungan dengan kegiatan pemindahan barang atau jasa dari satu orang ke
orang lain atau dari suatu tempat ke tempat lain. Arti bisnis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah usaha komersial atau suaha dagang. Dalam penjelasan lain bisnis adalah suatu kegiatan
bisnis individu atau kelompok yang terorganisir untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa
untuk mendapatkan keuntungan dalam usaha memenuhi kebutuhan manusia.
Jadi berdasarkan penjelasan sebelumnya, bisnis merupakan bagian dari kewirausahaan yang
konsep dan pemahamannya lebih luas dari hanya sekedar bisnis. Bisnis lebih banyak dan fokus
kepada pencarian untung atau laba, sedangkan kegiatan kewirausahaan adalah kegiatan yang pada
akhirnya berdampak mendatangkan keuntungan. Kewirausahaan dapat bergerak pada bidang
Pendidikan, agama, teknologi, industri, sosial dan semua kegiatan dengan peningkatan daya
kreatifitas dan inovasi. Gagasan bahwa kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi sangat berkaitan
erat secara signifikan, tidak diragukan lagi sudah berhasil sejak awal penelitian yang dilakukan
oleh Schumpeter (Aghion and Howitt’s, 1998).
Kewirausahaan 30
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan menjadi salah satu tonggak dan ujung tombak pertumbuhan pembangunan
suatu negara. Persentasi peningkatan jumlah pemain kewirausahaan akan berpengaruh terhadap
ekonomi kecil karena akan sangat mendukung perekonomian kalangan masyarakat kecil.
Peningkatan dalam hal jumlah wirausaha umumnya akan mengarah pada suatu peningkatan pada
pertumbuhan ekonomi. Pengaruh ini merupakan suatu hasil nyata dari peningkatan keterampilan
wirausahawan dan lebih tepat lagi adalah kecenderungan wirausahawan untuk berinovasi
(propensity to innovate). Inovasi yang dimulai dengan pemikiran yang pada umumnya disebut
kreatifitas untuk mendukung inovasi, sehingga antara kreatifitas dan inovasi menjadi 2 (dua) hal
yang tidak akan terpisahkan serta bermanfaat untuk pembangunan ekonomi nasional.
Schumpeter (1963) telah menjabarkan aktivitas inovatif ini yaitu melaksanakan berbagai
kombinasi baru dengan membedakan menjadi 5 (lima) hal, diantaranya:
1. Memperkenalkan suatu produk baru, yaitu produk yang belum dikenal konsumen atau suatu
produk dengan kualitas baru.
2. Memperkenalkan metode operasional baru, yaitu metode yang belum teruji secara empiris.
3. Membuka pasar baru, yaitu pasar yang belum pernah dimasuki perusahaan atau cabang
perusahaan tersebut.
4. Merebut atau memperoleh sumber pasokan sumber daya baru dalam bentuk bahan baku atau
barang setengah jadi, terlepas apakah pasokan baru ini sudah ada atau harus dibuat terlebih
dahulu.
5. Melahirkan atau menciptakan perusahaan baru dalam suatu industry atau bidang usaha,
seperti menciptakan suatu posisi atau penghentian posisi monopoli melalui jalan
trustufucation (Schumpeter, 1963).
Para wirausaha yang menganut paham Schumpeterian melalui aktivitas inovatifnya
berupaya menciptakan peluang baru untuk memperoleh keuntungan. Peluang baru ini dapat
dihasilkan melalui peningkatan produktivitas, sehingga akan nampak dengan jelas keterkaitan
antara produktivitas dengan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan produktifitas bukan hanya pada
jumlah output perusahaan lama, tetapi justru muncul dari perusahaan-perusahaan yang baru
berdiri.
Dengan adanya kreatifitas dan inovasi sebagai kekuatan dalam berwirausaha akan mampu
meningkatkan daya juang dan tetap bertahan hidup dari segala kondisi. Segala macam asset yang
dimiliki baik social, alam, manusia, lingkungan serta finansial akan mampu dikembangkan serta
tumbuh maksimal. Dalam pandangan Islam, kewirausahaan dan perdagangan merupakan aspek
kehidupan yang dikelompokkan ke dalam masalah muamalah. Masalah yang erat kaitannya
dengan hubungan yang sifatnya horizontal, yakni hubungan antar manusia yang segala sesuatunya
akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak. Manusia diperintahkan untuk dapat memakmurkan
bumi serta membawanya ke arah yang lebih baik dan manusia diperintahkan untuk berusaha terus
Kewirausahaan 31
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
mencari rejeki dengan cara yang benar. Baik dalam hal pencarian maupun penggunaannya. Dalam
mencari rejeki semestinya manusia harus mencari pintu yang telah terbuka lebar dengan jumlah
yang banyak dan telah disiapkan oleh Allah SWT. Salah satu pintu rejeki yang banyak dan terbuka
lebar adalah melalui jalan kewirausahaan.
Tujuan Pembelajaran 2:
Memahami penjelasan akan pentingnya kewirausahaan
Salah satu bentuk ibadah yang apabila dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat dapat
memberikan kebaikan dan pahala diantaranya adalah berwirausaha atau kewirausahaan, dimana
hal itu merupakan bentuk pekerjaan untuk mencari nafkah atau penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga serta penghidupan sehari-hari. Nur Suhaili Ramli, Auckland, New Zealand
dalam tulisan Islamic Entrepreneurship menjelaskan bahwa kewirausahaan merupakan fardhu
kifayah. Keterampilan individu masing-masing manusia harus dikembangakan, tetapi tidak semua
orang memiliki skill dan kemampuan yang sama. Lebih jelasnya Nur Suhaili Ramli menerangkan
rumusan kewirausahaan dalam Islam adalah:
1. Kewirausahaan merupakan bagian integrasi Agama Islam.
2. Berdasarkan sifat manusia sebagai diutus sebagai “khalifah” yang diutus memiliki tanggung
jawab mengembangkan kemakmuran serta melihat bisnis sebagai bagian dari ibadah dan juga
perbuatan baik dengan syarat dilakukan dengan baik sesuai syariat Islam.
3. Kewirausahaan sebagai motivasi. Keberhasilan dalam Islam bukan hanya diukur dengan hasil
akhir tetapi juga cara dan sarana untuk mencapai tujuan.
4. Kewirausahaan sebagai bagian dari ibadah jika dilakukan sesuai ketentuan syariat Islam.
5. Posisi kewirausahaan dalam bisnis mendorong umat untuk menjelajah dan bergelut di bidang
bisnis dimana sebagian besar pintu rejeki dapat ditemukan dalam bisnis.
6. Kewirausahaan merupakan bagian dari Sistem Ekonomi Islam. Kewirausahaan dalam Islam
harus beroperasi dalam domain sistem ekonomi Islam serta bertindak sebagai kendaraan
menuju kemaslahatan umat.
7. Prinsip kewirausahaan Islam diambil dari dasar keilmuan dalam Al Quran dan Al Hadits.
8. Etika kewirausahaan yang baik adalah etika kewirausahaan berdasarkan perilaku dan teladan
dari Rasulullah.
Kewirausahaan 32
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Terdapat beberapa peran dan fungsi mendasar yang mampu mempengaruhi perilaku yang
mengarah pada pengembangan kewirausahaan, diantaranya:
1. Mampu memberikan semangat dan motivasi.
2. Mampu mewujudkan mimpi, keinginan dan harapan.
3. Mampu memberikan inspirasi.
4. Memberikan nilai positif dalam pembangunan ekonomi dan sumber daya.
Menurut Kasmir, diantara cisi pengusaha yang berhasil adalah yang memiliki visi dan tujuan
yang jelas dalam pelaksanaan bisnis atau usahanya. Hal ini diperlukan untuk mengetahui langkah
serta arah yang pasti dalam kegiatan bisnisnya. Harus memiliki tujuan yang jelas serta bagaimana
cara untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Memiliki sikap inisiatif serta proaktif. Pengusaha
semestinya mampu menjemput peluang dan juga menjadi inisiator dalam berbagai peluang yang
ada. Setiap peluang dan kesempatan dapat dimaksimalkan dengan baik.
Memiliki orientasi terhadap prestasi dan pencapaian. Segala kegiatan kewirausahaan yang
dilakukan diharapkan akan memperoleh kemajuan. Pemahaman kemajuan dalam kewirausahaan
adalah bagaimana suatu hasil atau produk selalu diterima masyarakat dengan nilai gunanya.
Melakukan evaluasi dari setiap hasil dengan adanya peningkatan kualitas menjadi suatu prestasi
setiap tahapan para pengusaha.
Berani untuk mengambil risiko. Suatu hal penting yang harus dimiliki oleh seorang
pengusaha kapan pun serta dimanapun, baik dari sisi materi dan non materi. Setiap kegiatan usaha
memiliki risiko. Perhitungan yang matang terkait risiko yang dapat dialami dan dihadapi sekiranya
telah diperhitungkan terlebih dulu misalanya dengan forcasting maupun pengurangan dan
peralihan risiko. Tanpa adanya keberanian dalam hal risiko maka kegiatan usaha atau bisnis akan
stagnan serta cenderung membosankan dan juga mengalami kejenuhan dalam dunia
kewirausahaan.
Kerja keras. Dalam dunia kewirausahaan segala kegiatan pada umumnya tidak terbatas
dengan waktu untuk selalu memikirkan kemajuan dan progras bisnisnya. Pendarian dan penemuan
ide baru akan mendorong untuk bekerja keras agar dapat merealisasikannya. Tidak ada kata
menyerah dan tidak mungkin dalam mewujudkan ide dari kewirausahaan.
Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankan, baik pada saat ini dan dimasa
yang akan datang. Dengan bertanggung jawab pada bisnis yang dijalankan serta mampu
menjalankan fungsi sosialnya. Dimana tanggung jawab sosial akan mampu diwujudkan dalam satu
langkah tatkala kesuksesan dapat diraih.
Komitmen pada berbagai pihak. Hal ini merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan
harus ditepati. Komitmen merupakan kewajiban untuk segera ditepati dan direalisasikan pada
waktu yang sesegera mungkin.
Mengembangkan, menumbuhkan serta memelihara hubungan yang biak dengan berbagaoi
pihak. Dengan dilakukannya hal ini maka kegiatan usaha dan bisnis akan meluas ke berbagai
Kewirausahaan 33
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
aspek disekitar bisnis tersebut. Dalam mengembangkan kewirausahaan amaka diperlukan adanya
proses untuk mencapai tujuan target kewirausahaan tersebut.
Kegiatan kewirausahaan diawali dengan inovasi. Inovasi memberikan semangat kepada
semua unsur dalam kewirausahaan untuk mencapai tujuan dan kesuksesan usaha. Dengan inovasi
berbagai hal baru dapat terwujud serta dapat menghilangkan kejenuhan dan juga stagnansi dari
bisnis yang sudah atau akan dijalankan. Beberapa hal yang menjadi syarat menjadi wirausahawan
adalah sebagai berikut:
1. Jujur dalam mengemukakan segala sesuatu apa adanya sehingga tidak ada kepalsuan dan juga
kebohongan yang menjadi modal dasar dan awal dalam menjalankan kewirausahaan.
2. Mempunyai tujuan jangka Panjang. Segala usaha yang dijalankan memiliki jangka waktu
yang bisa membangun masa depan dan generasi penerus.
3. Berdoa dan bertawakal. Setelah semua usaha kegiatan untuk mendukung keberlangsungan
usaha kewirausahaan telah dilakukan dengan sungguh-sungguh maka hasilnya tinggal
dipasrahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tujuan Pembelajaran 3:
Mampu memahami proses berwirausaha
Keadaan dalam mengawali bisnisnya pada usia sangat muda sangatlah bijak dan baik.
Namun harus diimbangi dengan bekal pengetahuan tentang kewirausahaannya. sehingga terbiasa
sejak kecil untuk bisa mengerjakan banyak hal. Perdagangan atau proses berwirausaha yang
memakan tidak sebentar juga sulit, jaringan komunikasi, relasi bisnis juga diperlukan untuk
mengembangkan usahanya. Untuk sukses di masa mendatang, diperlukan waktu dan masa yang
penuh dengan tantangan dalam perjalanan bisnis dikarenakan harus mulai memasuki pembentukan
citra diri yang bai katas usahanya dan juga harus bekerja keras serta menjaga segala sikap yang
baik secara pribadi dalma melangsungkan usaha. Kemampuan untuk dapat bersaing dengan
kompetitor tidaklah mudah. Dalam melakukan usaha atau bisnis, kiranya harus selalu
mengedepankan beberapa hal diantaranya:
1. Harus siap menghadapi perubahan yaitu dengan cara berpikir dan bertindak secara tepat,
cepat, kreatif dan berorientasi ke masa yang akan datang.
2. Pandai mempromosikan diri, menyadari pengaruh promosi dalam usaha dengan mendatangi
tempat-tempat lain, belajar dari pelaku usaha yang terlebih dahulu tentunya dapat
memperkenalkan mereka beserta produk dan budayanya, menjalin hubungan serta
menyampaikan nilai-nilai kebaikan dari usaha yang dijalankannya.
Kewirausahaan 34
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
3. Memberikan kepuasan maksimal kepada pembeli atau konsumen serta kebanggaan atas
kepemilikan produk atau penggunaan jasa. Memberikan harga jual produk yang baik dan
terjangkau sesuai dengan target yang ditetapkan. Hal ini dapat memberikan kepuasan atas
harga karena terbebas dari penipuan harga. Disisi lain, pembeli atau konsumen akan merasa
bangga karena telah memberikan keuntungan kepada penjual, apalagi pada akhirnya akan
menimbulkan keikhlasan memberikan keuntungan kepada penjual serta akan Kembali
membeli produk atau menggunakan jasa penjual tersebut.
4. Mengutamakan sinergi serta mensinergikan kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh
seorang wirausahawan dengan kelebihan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh orang lain.
5. Mengelola kepercayaan diri seorang pemilik modal hingga bagaimana mengelola usaha yang
dijalankan. Manusia memang hakikatnya tidak ada yang sempurna. Tidak ada yang dapat
memiliki kemampuan segala hal serta dapat melakukannya dalam jangka waktu yang sama,
artinya seseorang harus dapat bekerja dengan orang lain sebagai bagian dari usaha untuk
mencapai tujuan. Namun berusaha untuk menjadi sempurna tidaklah salah. Proses
berwirausaha semestinya tahu bagaimana cara untuk memulai usaha, menjalankan dan
mempertahankan usaha hingga membesarkan usaha yang dimiliki.
6. Tahu bagaimana cara memulai usaha artinya tahu produk/jasa yang benar-benar dibutuhkan
atau tahu bagaimana produk atau jasa memiliki peluang. Tidak harus produk baru, jika produk
lama bisa dikemas dengan baik dan memberikan sentuhan seperti produk baru tidaklah
masalah. Namun perlu diingat dalam hal ini adalah produk lama yang dikemas menjadi
produk baru sejatinya tidak meninggalkan bekas produk lama. Maksudnya adala costumer
tidak dapat mengetahui bahwa produk/jasa yang diupayakan merupakan produk baru tanpa
disadari oleh mereka. Memulai usaha tidak hanya sebatas ide, namun perlu persiapan.
Misalnya tempat, keuangan, sumber daya manusia dan kebutuhan lainnya. Berikut adalah
mampu menjalankan usaha yang dimiliki. Maksudnya adalah produk atau jasa yang sudah
ditetapkan mampu memikat konsumen untuk mencoba dan membelinya. Jika produknya laku
artinya produk yang diciptakan memiliki pasar sendiri sehingga pembeli ingin merasakan
produknya. Namun jika produknyatidak terlalu diminati pasar, maka besar kemungkinan tidak
akan diproduksi. Kita lihat contoh untuk produk-produk seperti kendaraan bermotor baru.
Para produsen setiap tahun hamper selalu mengeluarkan produk baru dalam bentuk
prototype. Jika pada pelaksanaan pameran, peminat produknya banyak, maka besar kemungkinan
akan diproduksi. Namun jika peminat produknya sedikit, maka produsen akan melakukan review
atas produk tersebut. Apakah dihentikan atau di lakukan inovasi tambahan atas kebutuhan pasar.
Itu mengapa para produsen kendaran bermotor selalu hadir dan mengikuti pameran kendaraan
bermotor. Bisa saja salah satu tujuannya untuk pengetesan pasar. Jika banyak peminat akan
diteruskan, jika tidak akan dihentikan prosesnya. Banyak juga produk-produk yang sudah
Kewirausahaan 35
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
dikenalkan ke masyarakat di pameran namun tidak dalam waktu dekat diproduksi. Hal ini dapat
dilihat dari animo atau keinginan pasar akan produk tersebut. Namun ada juga produk yang baru
dikenalkan sudah ada pembelinya. Disini dapat dilihat bahwa produk tersebut menjawab
kebutuhan pasar sehingga dapat memberikan nilai lebih. Bahkan tidak sedikit mereka yangsudah
melakukan transaksi pembelian dengan booking fee untuk kendaraan yang baru ada walaupun
menunggu 1 hingga 2 tahun untuk diterima oleh pemesannya.
Hal lain yang tidak kalah penting dalam proses berwirausaha yaitu bagaimana
mempertahankan usaha yang dimiliki atau dijalankan tetap ada. Para pelaku usaha tidak hanya
harus siap sukses, namun juga harus siap gagal. Artinya sebelum gagal, maka usaha yang dimiliki
atau dijalankannya dapat terus bertahan atau beroperasi walaupun hambatan selalu ada. Kita tahu,
untuk menjadi besar dimulai dari hal yang kecil. Berkaca pada era transportasi untuk contohnya
adalah Bluebird. Kita tahu sejak era orde baru, perusahaan transportasi/taksi ada bluebird dan
presiden taksi. Namun yang bertahan hingga kini hanyalah Bluebird. Di zaman ini malah taksi
online sudah banyak dimana-mana, tinggal pesan melalui HP maka taksi online sudah ada. Jika
Bluebird tidak bisa bertahan, mungkin saja kita tidak dapat melihat lagi. Namun upaya korporasi
yang dilakukan dengan manajemen yang sukses, tata kelola keuangan hingga investor juga percaya
bahwa bluebird mampu bertahan dan terus ada dari waktu ke waktu.
Kita lihat pembedanya dengan Presiden Taksi, di era tahun 70an hingga meredup di tahun
80an dan benar-benar hilang tidak ada lagi di era saat ini. Kenapa bisa tidak ada lagi? Pertama
adalah kalah bersaing. Dimana persaingan tidak hanya perihal harga, tapi juga pelayanan dari
perusahaan dan drivernya. Berikutnya adalah manajemen bisnis dan resiko. Dengan penerapan
harga sudah bersaing, namun tidak mempertimbangkan pelayanan kepada konsumen, maka
walaupun harga terasa aga mahal, untuk mereka yang puas akan pelayanan moda transportasi
tentunya tidak mudah pindah. Loyalis konsumen merupakan bagian yang tidak kalah penting.
Konsumen yang loyal tidak mudah berpindah ke perusahaan atau produk/jasa lain. Jika sudah
begitu, maka produknya akan tetap ada dan selalu dinanti konsumen.
Proses berwirausaha juga harus mempertimbangkan usahanya dalam jangka waktu yang
panjang. Misalnya tahun pertama hanya memiliki 1 gerai/tempat/cabang. Di tahun kedua memiliki
rencana atau keinginan menambah cabang kembali di kota lain. Atau jika pada prinsipnya tidak
akan memiliki cabang, maka di tahun berikutnya harus meningkat penghasilanya. Jika tahun ini
ditargetkan memiliki penghasilan/keuntungan bersih sebanyak 10 Milyar, maka di tahun
berikutnya harus meningkat. Mereka yang memilih opsi ini bukan tidak tertarik untuk opsi
membuka cabang dan seterusnya, namun mereka mempertahankan opsi ini karena prinsip menjaga
cita rasa dan keaslian produknya. Mereka berpikir jika membuka cabang bisa saja cita rasanya
berbeda. Tidak salah berpikir seperti itu, namun kita sebagai pelaku usaha harus mampu
mengembangkan usaha yang dijalankannya menjadi lebih baik dan menguntungkan dari waktu ke
waktu.
Kewirausahaan 36
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
C. SOAL LATIHAN
D. REFERENSI
Kewirausahaan 37
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
PERTEMUAN 6
KONSEP DAN ETIKA KEWIRAUSAHAAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam pertemuan ini, mahasiswa/i diharuskan dapat memahami mengenai konsep dan etika
wirausaha diantaranya:
1. Mampu menjelaskan definisi konsep wirausaha
2. Mampu memahami dasar hukum etika bisnis
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Definisi Konsep Wirausaha
Pada awalnya dahulu kewirausahaan hanya dapat dilakukan dengan pengalaman langsung di
lapangan serta merupakan bakat yang dibawa sejak lahir dan tidak dapat dipelajari serta diajarkan
kepada orang lain. Seseorang yang mempunyai bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakat
kewirausahaan tersebut dengan Pendidikan sehingga orang lain dapat mengetahui potensi serta
belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha guna mencapai
target usaha yang telah ditentukan. Sehingga dalam pelaksanaannya untuk menjadi seorang
wirausaha yang sukses tidak hanya memerlukan bakat, tapi harus dibekali pula dengan
pengetahuan dari segala aspek usaha yang ditekuninya. Dalam perkembangannya serta sejalan
dengan tuntutan perubahan yang cepat pada paradigma atau cara berpikir pertumbuhan yang wajar
ke arah globalisasi yang sangat dituntut oleh adanya keunggulan, pemerataan persaingan sehingga
pada akhirnya saat ini mengalami perubahan paradigma di dunia pendidikan dengan munculnya
Kewirausahaan 38
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
keilmuan kewirausahaan. Kewirausahaan saat ini telah dipelajari sebagai disiplin ilmu karena 3
(tiga) dasar pemikiran, yakni:
1. Kewirausahaan mempunyai isi pembelajaran bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yaitu
terdapat teori, konsep dan metode ilmiah yang lengkap.
2. Kewirausahaan memiliki konsep permulaan serta perkembangan usaha yang tidak masuk
dalam kerangka Pendidikan manajemen umum.
3. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan peningkatan
pendapatan.
Dari pengertian dan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep kewirausahaan
merupakan semua landasan utama yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan usaha dengan
tujuan akhir adalah profit/keuntungan.
Sebagai bagian dari disiplin ilmu yang diajarkan, selanjutnya kewirausahaan memiliki
tujuan pembelajaran yaitu membangun atau membentuk semangat, sikap, perilaku dan keberanian
seseorang dalam menjalankan usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya mencari,
menciptakan dan menerapkan cara kerja baru sebagai upaya memenuhi kebutuhan serta
memperoleh keuntungan. Dimana latar belakang pentingnya Kewirausahaan ditumbuh
kembangkan yaitu tujuan negara di dunia telah berubah; semula mengembangkan ideologi dan
wilayah sekarang berubah pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Tuntutan kehidupan makin
meningkat, maksudnya adalah kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha bagaimana sebaiknya.
Sumber ekonomi yang dimiliki pemerintah sangat terbatas. Artinya adalah dengan berwirausaha
sudah dapat membantu perekonomian masyarakat sehingga mampu memberikan nilai tambah
terhadap produknya.
Dalam berbisnis kemungkinan besar akan menjadi sukses dan berhasil jika dalam
pelaksanaannya selalu mengedepankan dan memiliki kreativitas dan inovasi. Melalui kreatif dan
inovasi dapat menciptakan nilai tambah atas barang dan jasa yang dijual atau diperdagangkan
karena melalui kedua proses tersebut dapat menciptakan keunggulan bersaing. Demikian pula di
berbagai bidang manapun kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan tertentu dapat tercipta oleh
orang-orang yang memiliki semangat jiwa kreatif dan inovatif. Dalam era saat ini dibutuhkan
pemerintah yang berjiwa wirausaha karena dengan memiliki jiwa wirausaha maka birokrasi serta
institusi akan memiliki motivasi dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih
efisien, inovatif, fleksibel serta adaptif.
Tujuan Pembelajaran 2:
Dasar Hukum Etika Bisnis
Kewirausahaan 39
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Etika dalam konteks kewirausahaan merupakan hal yang paling penting, karena seluruh
komponen-komponen dasar yang harus diketahui, dimiliki sampai menjadi prinsip hinggal
mencapai kesuksesan harus diawali dengan etika yang baik. Etika berasal dari kata Yunani yakni
“ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Pada penjelasannya, etika berkaitan erat dengan
nilai-nilai, tata cara, aturan serta segala kebiasaan hidup yang baik dan dianut dan juga diwariskan
dari satu orang ke orang lain, dari satu generasi ke generasi yang lain.
Pada makna yang lebih jelas dan tegas dijabarkan bahwa etika merupakan studi yang lebih
sistematis tentang kebiasaan atau tabiat konsep nilai, baik, buruk, harus, benar, salah dan
sebagainya serta prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikannya untuk
siapa saja. Secara terminologis, arti dari etika sangat dekat dan erat kaitannya dengan pengeritan
akhlak serta mengandung beberapa arti, diantaranya:
1. Pertama, sifat dalam diri yang terbentuk oleh manusia tanpa dikehendaki dan tanpa
diupayakan.
2. Kedua, adat yaitu sifat dalam diri yang diupayakan manusia melalui Latihan, yaitu
berdasarkan keinginannya.
3. Ketiga, watak yaitu cakupannya menjadi hal-hal yang menjadi tabiat serta hal yang
diupayakan hingga menjadi adat. Kata akhlak yang berarti kesopanan dalam konsep
keagamaan.
4. Keempat, etika diartikan sebagai aturan-aturan mengenai perilaku baik dan buruk, karena
aturan-aturan tersebut tidak boleh dilanggar.
Bisnis mengandung arti suatu perdagangan, usaha komersial di dunia perdagangan di bidang
usaha. Menurut pendapat Skinner, sebagaimana dikutip oleh Panji Anoraga, menjelaskan bahwa
bisnis adalah pertukaran barang, jasa atau uang yang saling menguntungkan serta memberikan
manfaat. Dalam pemahaman dan arti yang luas, bisnis diartikan sebagai semua aktivitas produksi
perdagangan barang dan jasa. Bisnis meliputi seluruh total usaha yang meliputi pertanian,
produksi, distribusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa dan pemerintahan yang bergerak dalam
bidang membuat serta memasarkan barang atau jasa kepada konsumen. Dalam bisnis pada
umumnya dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian, yakni:
1. Usaha perorangan misalnya industry rumah tangga.
2. Usaha perusahaan besar seperti PT dan CV
3. Badan hukum koperasi
Dalam perkembangannya, sistem kewirausahaan atau bisnis Islami atau yang sesuai dengan
syariat Islam terus berkembang seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat Indonesia yagn
mayoritas beragama Islam. Berdasarkan pendapat menurut Muhammad Ismail Yusanto dan
Muhammad Karebet Widjajakusuma, ada beberapa perbedaan antara bisnis Islami yang sesuai
Kewirausahaan 40
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
syariat Islam dengan bisnis Non-Islami atau konvensional, sebagaimana dijelaskan sesuai table
berikut ini:
Tabel 6.1 Perbedaan Bisnis Islami dan Non Islami
Karakteristik
No Bisnis Islam Bisnis Non Islam
Bisnis
Akidah Islam (nilai-nilai Asas Sekularisme (nilai-nilai
1
transedental) materialisme)
2 Dunia dan Akhirat Motivasi Dunia
Kewirausahaan 41
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Etika bisnis merupakan seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah dalam dunia
bisnis berdasarkan prinsip moralitas. Dalam definisi lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip
dan norma dimana para pelaku bisnis harus memiliki komitmen dalam bertransaksi, berperilaku
dan berhubungan untuk mencapai tujuan. Selain itu etika bisnis juga diartikan sebagai pemikiran
atau refleksi tentang perbuatan baik, buruk, tercela, benar, salah, wajar, pantas, tidak pantas dari
perilaku seseorang dalam dunia bisnis dan bekerja. Munurt pendapat Vincent Barry dalam buku
”Moral Issues in Business” menyatakan bahwa etika bisnis adalah ilmu tentang baik dan buruknya
manusia, termasuk Tindakan-tindakan relasi dan nilai-nilai dalam kontrak bisnis.
Etika bisnis dapat dipahami sebagai telaah, penyelidikan atau pengkajian sistematis tentang
tingkah laku seseorang atau dalam kelompok dan dalam transaksi bisnis guna mewujudkan
kehidupan yang lebih baik atau etika bisnis yaitu dalam pengetahuan tentang cara bisnis dengan
memperhatikan tentang tingkah laku yaitu kebenaran atau kejujuran dalam berbisnis. Kebenaran
dalam etika merupakan etika standar yang secara umum dapat diterima serta diakui prinsip-
prinsipnya baik itu oleh individu, masyarakat atau dalam kelompok. Dari beberapa definisi yang
telah dijelaskan diatas sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa suatu organisasi atau pelaku
bisnis akan melakukan bisnis dalam bentuk diantaranya:
1. Memproduksi atau mendistribusikan barang dan jasa
2. Mencari profit atau keuntungan serta mencoba memuaskan keinginan konsumen.
Dalam melakukan bisnis ini kiranya pelaku bisnis bertumpu pada prinsip-prinsip etika bisnis
yaitu yang menyangkut hal yang baik dan tidak baik, apa saja yang boleh dan apa yang tidak
boleh, halal dan haram dalam melakukan bisnis.
Pekerjaan perdagangan atau jual beli adalah sebagian dari pekerjaan bisnis kebanyakan
masyarakat Indonesia. Apabila dalam berdagang seseorang selalu ingin mencari laba atau
keuntungan yang besar. Apabila hal ini menjadi tujuan usahanya, maka seringkali mereka
menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pelaksanaan ini sering kali
terjadi perbuatan atau transaksi-transaksi yang bersifat negatif yang pada akhirnya menjadi
kebiasaan yang terus dilakukan dari waktu ke waktu. Karena pada umumnya dalam anggapan
masyarakat, pekerjaan dalam perdagangan dilakukan penuh dengan intrik penipuan dan
ketidakjujuran. Masalah keadilan ini yang pada kenyataannya berkaitan secara timbal balik dalam
kegiatan bisnis. Khususnya bisnis yang baik dan etis sesuai dengan norma etika. Terwujudnya rasa
keadilan dalam masyarakat akan melahirkan kondisi yang baik serta kondusif bagi
keberlangsungan bisnis yang sehat. Etis dan baik dalam melaksanakan kegiatan perdagangan dan
bisnis akan mewujudkan keadilan dalam masyarakat. Sebaliknya ketidakadilan yang merajalela
akan menimbulkan gejala sosial yang meresahkan pelaku bisnis. Tidak mengherankan bahwa
hingga sekarang keadilan selalu menjadi salah satu topik penting dalam etika bisnis, khususnya
dalam etika bisnis Islam.
Kewirausahaan 42
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
C. SOAL LATIHAN
1. Jelaskan tentang konsep wirausaha yang saudara/i ketahui
2. Jelaskan definisi etika beserta contohnya!
3. Apa perbedaan antara bisnis islami dengan tidak? Berikan contohnya!
4. Bagaimana konsep bisnis yang sesuai dengan kebutuhan pasar? Berikan contohnya
5. Etika bisnis yang ideal dan efektif seperti apa? Berikan contohnya
D. REFERENSI
PERTEMUAN 7
STUDI KELAYAKAN USAHA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai studi kelayakan untuk menjalankan sebuah usaha
dimana Saudara/i diharuskan mampu:
1. Memahami tentang bagaimana penetapan kelayakan sebuah usaha
2. Menjelaskan tentang bagaimana penetapan kelayakan keuangan/financial
3. Menjelaskan tentang bagaimana penetapan pesaing usaha
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Penetapan Kelayakan Sebuah Usaha
Kewirausahaan 43
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
usaha pemasaran serta penjualan yang tidak tepat dan efektif, tidak menyadari adanya tekanan
persaingan, nilai guna produk yang sangat cepat using, waktu memulai usaha bisnis yang tidak
tepat misalkan terlalu cepat atau malah terlambat dari momen tertentu serta permodalan atau
kapitalisasi yang kurang memadai, pengeluaran operasional yang besar dan tidak terprediksi,
investasi berlebihan pada asset tetap atau tidak melakukan deversifikasi risiko investasi dan
terakhir kesulitan menjaga kesehatan keuangan yang berkaitan dengan bisnis tersebut.
Suatu studi analisis kelayakan yang menyeluruh atau komperhensif serta sistematis
hendaknya mampu mengidentifikasi masalah diatas tersebut, jika mengetahui cara untuk
mengendalikan semua risiko bisnis tersebut. Penjelasan diatas merupakan rangkuman yang
menyatakan syarat-syarat penting bagi keberhasilan usaha baru dimasa yang akan datang.
Pengetahuan akan pasar yang memadai, produk yang kompetitif yang dapat menjalankan
fungsinya dengan baik, kesadaran akan situasi persaingan, basis finansial atau permodalan yang
cukup dan memadai disertai dengan strategi investasi yang tepat dan juga waktu memulai usaha
yang tepat. Persyaratan tersebut akan bisa dilakukan oleh manajamen yang kompeten.
Analisis kelayakan teknis untuk setiap gagasan kewirausahaan dalam produksi barang
maupun penyedia jasa memiliki aspek teknis yang harus dianalisis sebelum usaha implementasi
gagasan dilaksanakan. Terdapat 2 (dua) langkah penting didalam proses ini adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi spesifikasi teknis
Dalam melakukan proyeksi dan evaluasi gagasan usaha baru hendaknya dimulai dengan
identifikasi persyaratan teknis yang kritis terhadap pasar dan karenanya perlu untuk
memenuhi harapan serta pelanggan potensial. Persyaratan teknis yang paling penting
diantaranya adalah:
a. Desain fungsi dari produk serta daya tarik penampilan produk tersebut.
b. Fleksibilitas yang memungkinkan adanya modifikasi ciri luar dari produk dalam
memenuhi permintaan konsumen atau perubahan teknologi dan persaingan bisnis.
c. Daya tahan bahan baku untuk memproduksi produk.
d. Kinerja produk dapat diandalkan seperti yang diharapkan pada kondisi operasional
normal.
e. Keamanan produk tidak menimbulkan bahaya pada kondisi operasional normal.
f. Daya guna yang bisa diterima konsumen.
g. Kemudahan dalam penggunaan serta biaya pemeliharaan yang rendah.
h. Standarisasi melalui dihilangkannya beberapa suku cadang dari produk tersebut yang
tidak perlu.
i. Kemudahan dalam memproduksi serta memprosesnya menjadi barang jadi.
j. Kemudahan untuk ditangani atau dipelihara.
2. Pengembangan serta uji coba produk
Kewirausahaan 44
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Dalam memulai studi kelayakan yang menjadi bagian standar dari proses ini adalah
pengembangan dan uji coba produk yang termasuk juga studi rekayasa, uji laboratorium,
evaluasi bahan baku alternatif serta fabrikasi model dan prototipe untuk uji lapangan. Dalam
setiap tahap hasil pengujian, hasil positif dan negatif harus dicatat dan dijadikan pertimbangan
untuk dilakukan penyesuaian pada produk tersebut jika diperlukan.
Langkah pertama untuk menetapkan kelayakan teknis gagasan usaha baru adalah
identifikasi persyaratan teknis serta perumusan spesifikasi kinerja. Pada langkah tahap
berikutnya setiap hasil harus dievaluasi terhadap persyaratan dan spesifikasi tersebut.
Pengusaha atau wirausahawan yang mengimplementasikan ide atau gagasan dengan car aini
menetapkan kelayakan teknisnya serta mendapatkan jaminan bahwa produk atau jasa tersebut
akan bisa memenuhi keinginan pelanggan atau konsumen potensial.
Langkah kedua adalah menilai peluang-peluang yang ada di pasar. Para pengusaha atau
wirausahawan selalu dan akan membutuhkan informasi serta pengetahuan tentang pasar yang
dimasuki oleh mereka. Tujuan dari pemasaran ini adalah unutk memenuhi kebutuhan
permintaan pelanggan. Selain itu juga dalam kegiatan riset diperlukan untuk pengumpulan,
pencatatan dan analisis secara sistematis atas informasi yang berkaitan dengan pemasaran dan
jasa. Kegiatan riset pasar dapat membantu dan membuat keputusan pemasaran yang lebih
baik. Riset pasar juga bisa membantu hal-hal sebagai berikut:
a. Menemukan pasar yang paling menguntungkan
b. Dapat memilih produk yang dapat dijual
c. Mennentukan perubahan dalam perilaku konsumen
d. Meningkatkan teknik-teknik pemasaran yang lebih baik
e. Merencanakan sasaran yang realistic
Tujuan riset pasar adalah mengumpulan informasi untuk pengambilan keputusan kegiatan
usaha atau bisnis yang dijalankan. Pembuatan, penyusunan, penyaringan serta analisis semua
informasi yang relevan mengenai pasar serta kemampuan produk untuk dipasarkan merupakan
landasan untuk menilai potensi keberhasilan dari usaha baru yang dijalankan. Terdapat 3 (tiga)
aspek utama bagi prosedur ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian potensi pasar dan identifikasi pelanggan (pemakai) potensial.
2. Analisis seberapa besar kegiatan kewirausahaan tersebut dapat memanfaatkan potensi pasar.
3. Penentuan peluang nyata pasar serta risiko-risiko melalui uji coba pasar.
Analisis potensi pasar serta penentuan dan evaluasi potensi pasar juga usaha bisnis baru
yang telah direncanakan hendaknya dimulai dengan pengumpulan data-data yang relevan dengan
pasar, diantaranya mengenai pelanggan potensial, motivasi pembelian, kebiasaan membeli serta
dampak perubahan dalam karakteristik produk pada potensi pasar. Penelitian secara subjektif atau
pribadi dapat dilakukan dan tidak selalu dilakukan dengan kajian ilmiah.
Kewirausahaan 45
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Tujuan Pembelajaran 2:
Penetapan Kelayakan Keuangan/Financial
Kewirausahaan 46
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
3. Penentuan aliran kas dimasa yang kana datang yang bisa diharapkan dari operasional dengan
cara analisis aliran kasa pada jangka waktu yang relatif singkat dan biasanya bulanan.
4. Penentuan pengembalian hasil pengembangan dana yang diharapkan melalui analisis
pengembalian hasil usaha serta investasi.
Berdasarkan Suliyanto menjelaskan bahwa aspek kelayakan dalam keuangan adalah
menghitung Payback Period, Net Present Value, Profitability Index, Average Rate of Return dan
Internal Rate of Return. Berikut beberapa istilah dalam aspek penentuak kelayakan usaha dari sisi
keuangan atau finansial, diantaranya:
1. Payback Period dalam suatu usaha atau bisnis dimana waktu yang dibutuhkan untuk
pengembalian investasinya. Hasil positif dapat menunjukkan bahwa bisnis yang dijalankan
dengan proyeksi penjualan setiap tahun dalam jangka waktu investasi lima tahun mampu
mengembalikan nilai investasinya pada tahun ke-dua, sehingga bisnis tersebut dinyatakan
layak untuk dijalankan.
2. Net Present Value artinya menghasilkan sebuah penghasilan yang menunjukkan bisnis
tersebut mampu memberikan imbal hasil yang setelah umur pengembangan investasi selama 5
(lima) tahun.
3. Profitability Index berdasarkan kriteria (PI > 1) nilai PI jika nilai suatu bisnis mendapatkan
nilainya lebih besar dari 1, maka usaha atau bisnis tersebut dapat dinyatakan layak untuk
dijalankan.
4. Average Rate of Return, nilai ARR investasi harus lebih besar dari nilai cost of capital.
5. Internal Rate of Return, pada analisis IRR bisnis yang dijalankan dengan rentang antara r1
dan r2, sehingga menghasilkan nilai IRR yang besar/positif, maka berdasarkan nilai IRR
dapat dinyatakan bahwa bisnis tersebut layak untuk dijalankan. Karena nilai IRR lebih besar
dari nilai cost of capital.
6. Analisis Sensitivitas dapat disimpulkan bahwa dengan kenaikan biaya variabel dalam setiap
perhitungan pendapatan bisnis yang dijalankan.
Tujuan Pembelajaran 3:
Penetapan Pesaing Usaha
Kewirausahaan 47
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
2 (dua) jenis tekanan persaingan yaitu persaingan langsung dari produk atau jasa yang identik
dengan produk perusahaan itu pada pasar yang sama, kemudian tekanan yang tidak langsung dari
barang subtitusi (pengganti). Pendekatan pragmatis untuk menganalisis tekanan persaingan
dipusatkan pada 3 (tiga) tugas sebagai berikut:
1. Identifikasi persaingan besar potensial artinya adalah sebagai wirausaha mengidentifikasi
pesaing yang memiliki potensi dapat mengganggu dan/atau membuat perubahan atas usaha
yang tengah dilakukan. Potensi pesaing ini memang tidak hanya yang besar potensinya namun
juga yang kecil. Tapi jika mengarah pada usaha yang tengah dilakukan bisa menjadi ancaman
maka perlu diwaspadai dan dicari titik lemah pesaing atau produk/jasa yang ditawarkan lebih
harus lebih baik dari pesaing yang ada.
2. Identifikasi berbagai strategi dan taktik yang digunakan pesaing serta dampak pengembangan
terhadap operasi usaha yang direncanakan. Maksudnya adalah sebagai wirausahawan harus
memiliki stok strategi dan taktik yang jitu terhadap usaha yang dijalani sehingga kedepannya
mampu memberikan dampak yang positif dari setiap usaha yang dilakukan dengan baik.
Strategi untuk unggul terhadap pesaing menjadi mutlak jika ingin produk/jasa yang
ditawarkan ke konsumen memiliki daya tarik tersendiri. Sehingga dapat menghasilkan
pemasukan yang signifikan. Selain itu taktik yang tepat dan baik untuk digunakan terhadap
pesaing itu perlu dilakukan agar dapat memberikan dampak yang positif dari nilai produk/jasa
yang ditawarkan.
3. Identifikasi keuntungan persaingan tertentu dari usaha yang direncanakan dan pengembangan
strategi yang didasarkan pada penekanan pada keuntungan tersebut. Analisis ini
mengungkapkan apakah usaha baru yang direncanakan memberikan keuntungan persaingan
yang memadai pada produknya sehingga mampu menghadapi tekanan persaingan dari pesaing
langsung maupun tidak langsung.
C. SOAL LATIHAN
Kewirausahaan 48
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
a. Jabarkan dan jelaskan proses-proses yang dapat dilakukan untuk mampu bersaing dengan
pesaing yang dari sisi produk lebih unggul dibandingkan produk yang akan dikeluarkan.
b. Bagaimana langkah yang tepat dalam menentukan pesaing yang dapat memberikan
dampat positif pada usaha yang dilakukan?
D. REFERENSI
PERTEMUAN 8
PEMODALAN USAHA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai pembiayaan atau permodalan, saudara harus mampu:
1. Memahami mengenai definisi pembiayaan atau permodalan
2. Menjelaskan sumber pembiayaan atau permodalan Investor
3. Menjelaskan masalah dalam pembiayaan atau permodalan
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Definisi Pembiayaan atau Permodalan
Pembiayaan usaha atau bisnis. Dalam menentukan kelayakan pembiayaan modal, seorang
pengusaha atau wirausahawan harus menentukan jumlah maupun waktu dana dibutuhkan, selain
juga memproyeksikan penjualan serta pertumbuhan perusahaan. Perusahaan menengah kecil pada
umunya mengalami kesulitan untuk mendapatkan modal usaha yang mencukupi. Hal ini berbeda
dengan perusahaan besar yang memiliki potensi untuk maju dan berkembang, paling tidak
memiliki peluang lebih besar. Terdapat beberapa tahap pendanaan pengembangan usaha atau
bisnis antara lain:
Kewirausahaan 49
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
1. Pendanaan tahap awal, pendanaan modal benih (seed capital) dalam jumlah yang relative
kecil untuk membuktikan konsep dan studi kelayakan finansial. Pendanaan pemula (start up)
pengembangan produk dan pemasaran awal tetapi penjualan komersial pendanaan hanya
untuk membiayai operasional perusahaan.
2. Pada tahap kedua, yaitu modal kerja bagi tahap pertumbuhan awal tetap dan tanpa
kemampuan mendatangkan laba yang jelas.
3. Tahap ketiga merupakan ekspansi besar persuahaan dengan pertumbuhan penjualan yang
cepat pada titik ulang pokok atau tingkat keuntungan positif dna stabil.
4. Tahap keempat, pembiayaan dengan menyiapkan jembatan untuk mempersiapkan penawaran
saham oleh perusahaan kepada masyarakat (menyiapkan penawaran saham kepada
masyarakat).
Pembiayaan akuisisi dan Leveraged Buyouts (LBO) mencakup konsep akuisisi secara
tradisional untuk memperoleh kepemilikan serta pengendalian atas perusahaan. Leveraged
Buyouts (LBO) merupakan upaya melakukan akuisisi perusahaan lain menggunakan sejumlah
besar uang pinjaman (utang) untuk memenuhi biaya perolehan. Asset dari perusahaan yang
diakuisisi sering kali dijadikan sebagai objek jaminan untuk pinjaman, bersama-sama dengan asset
perusahaan yang mengakusisi. Implementasi dari aturan, proses dan seluruh kegiatan akuisisi di
Indonesia diatur dalam Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Dalam Leveraged Buyouts (LBO) manajemen perusahaan mendapatkan control atas
perusahaan lain dengan membeli dari pemilik sebelumnya. Privatisasi beberapa pemilik atau
manajer perusahaan untuk membeli saham beredar (outstanding stock) akan membuat kepemilikan
perusahaan kembali.
Menurut Kasmir menjelaskan mengenai pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara pihak bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Salah satu kegiatan yang
dilakukan oleh bank setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,
tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali dana yang terkumpul tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkan pinjaman atau pembiayaan. Kegiatan pengalokasian dana ini
dikenal juga dnegan istilah penyaluran dana. Kemudian menurut Antonio menerangkan mengenai
pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak
yang merupakan defisit unit.
Menurut Rivai dan Arifin menjelaskan mengenai pembiayaan atau financing adalah
pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang
telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dengan lembaga. Dengan penjelasan lain,
pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan. Selain itu pengertian pembiayaan menurut Ridwan bahwa pembiayaan sering
Kewirausahaan 50
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 51
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
terhadap kontrak atau akad yang diperjanjikan lebih dari 180 (seratus delapan puluh) hari atau
terjadi kapitasi/akumulasi bunga. Dokumentasi hukum yang lemah, baik dalam hal untuk
perjanjian pembiayaannya maupun pengikatan agunan sebagai jaminan pembiayaan tersebut.
5. Kondisi pembiayaan macet atau Loss merupakan pembiayaan yang digolongkan ke dalam
pembiayaan macet jika memenuhi ketentuan dan beberapa syarat diantaranya terdapat
tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga, kerugian operasional rumah tangga atau
perusahaan yang ditutup dengan pinjaman baru dan dari segi hukum maupun kondisi pasar
jaminan atau agunan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar.
Tujuan Pembelajaran 2:
Sumber Pembiayaan atau Permodalan Investor
Kewirausahaan 52
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Berikut tahapan untuk proses pembiayaan atau permodalan melalui investor, diantaranya sebagai
berikut:
1. Tahap nol. Pada umumnya pada tahap ini beberapa masukan dana keuangan telah ditanamkan
serta dilakukan beberapa kegiatan usaha atau bisnis dan propotipe skema bisnis telah
dikembangkan.
2. Tahap I. tahap pemula, selama ini operasional di jalankan dengan memproduksi produk atau
jasa telah dikembangkan dan dihasilkan dalam kegiatan usahanya. Pada tahap ini seluruh
kegiatan bisnis atau usaha dibiayai dengan modal awal.
3. Tahap II, terjadi saat perusahaan telah memiliki catatan operasional persuahaan dan telah
melalui tahap awal pertumbuhan dan telah menggunakan teknik analisis investasi
konvensional. Perusahaan telah mengembangkan barang yang diproduksi, modal serta mulai
merencanakan pertumbuhan jangka panjang.
4. Tahap III, kegiatan ekspansi perusahaan lebih lanjut dapat dilakukan karena adanya indikasi
yang menguntungkan dari semua potensi yang ada pada perusahaan. Jumlah dana yang
dibutuhkan jauh lebih besar dari yang diperoleh pada tahap awal dan investor terdahulu mulai
mendapatkan keuntungan dan likuiditas.
5. Tahap IV, perusahaan masuk pada tahap kedewasaan, kemandirian serta menjadi perusahaan
yang mapan. Pengusaha atau wirausahawan hendaknya mendekati pemodal yang mempunyai
preferensi sama dengan jenis usaha yang dijalankan perusahaan.
Penilaian Perusahaan. Pada umumnya masalah yang dihadapi oleh pengusaha dan
wirausahawan saat mendapatkan dana modal atau ekuitas dari pihak luar adalah penentuan nilai
dari perusahaan.beberapa faktor yang harus menjadi pertimbangan dalam penilaian perusahaan
adalah sebagai berikut:
1. Sifat dan sejarah bisnis
2. Kondisi perekonomian suatu negara atau kondisi dunia pada umumnya ataupun kondisi dari
industri yang dijalani perusahaan tersebut.
3. Nilai buku atau nilai bersih dari saham serta kondisi keuangan keseluruhan dari perusahaan.
4. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dimasa yang akan datang.
5. Kemampuan perusahaan membayarkan deviden kepada pemegang saham
6. Penilaian dari sisi hubungan baik dengan semua pihak serta harta atau asset tak terlihat (tak
berwujud) lainnya.
7. Penilaian penjualan saham perusahaan
8. Harga pasar serta perusahaan yang terlibat dalam jenis usaha yang sama atau identik.
Terdapat beberapa metode atau cara pendekatan yang dapat dilakukan untuk menilai usaha
perusahaan diantaranya sebagai berikut:
1. Pendekatan pertama adalah penilaian perusahaan milik negara yang bisa dibandingkan serta
harga saham perusahaan tersebut. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
Kewirausahaan 53
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Tujuan Pembelajaran 3:
Masalah Dalam Pembiayaan atau Permodalan Investor
Kewirausahaan 54
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
1. Pertama adalah konsep atau kinerja perusahaan yang meragukan. Alasan yang umum dan
utama menolak pembiayaan perusahaan yang sudah ada atau baru mulai merintis asalah
konsep atau kinerja dari perusahaan yang dinilai meragukan atau buruk.
2. Kedua adalah kegagalan perusahaan untuk dapat menindaklanjuti. Kegagalan untuk dapat
menindaklanjuti adalah alasan bagi kegagalan perusahaan mendapatkan modal baru. Pada
umumnya perusahaan melakukan kontak awal tanpa mempersiapkan segala sesuatunya
sebagai pendukung pelaksanaan memorandum atau perjanjian kerjasama penempatan pribadi.
Perusahaan dan wirausahawan sebaiknya tidak melakukan pendekatan dengan cara mendadak
atau terburu-buru.
3. Ketiga, kurang pengalaman dan ketajaman bisnis. Ada ungkapan diantara pemodal bahwa
investasi dilakukan pada manusia atau bukan pada perusahaan. Lain halnya dengan pengusaha
atau wirausahawan dalam persamaan “tujuan atau ide wirausahawan adalah uang” merupakan
hal penting karena adanya kesulitan dalam pengukuran kinerja manajemen yang terpisah
dengan kinerja laba. Manajemen yang lemah adalah faktor utama dalam perhitungan laba
yang rendah dan risiko yang tinggi, akan tetapi kinerja laba bisa diteliti, sementara kualitas
manajemen hanya bisa diperkirakan.
4. Keempat adalah preferensi dari pemodal. Kesulitan dan kerumitan yang telah dijelaskan
diatas berasal dari proyek atau manajemen itu sendiri. Tidak semua kegagalan kesepakatan
disebabkan kelemahan pada usulan bisnis. Banyak masalah yang berkaitan dengan pemodal
yang dapat menyebabkan kegagalan tercapainya kesepatakan.
5. Kelima atau yang terakhir adalah kurangnya hubungan yang luas dan erat dengan sumber-
sumber modal. Banyak pemodal yang ada saat ini atau kemungkinan pada umumnya
menempati kantor yang tidak memiliki papan nama, nomor telepon serta tertutup pada
publisitas. Keadaan semacam ini akan mempersulit pada pengusaha atau wirausahawan untuk
menemukan para pemilik modal baru usaha ayng baru dirintisnya itu. Umumnya pengusaha
atau wirausahawan akan mendekati banker, notaris dan akuntan untuk dapat membantu
mendapatkan orang atau lembaga yang dapat memberikan modal untuk usaha barunya
tersebut.
Beberapa cara penaggulangan masalah memang tidak hanya itu, namun dewasa ini akses
permodalan untuk pelaku usaha UMKM dan lainnya menjadi perhatian pemerintah. Tidak sedikit
mereka yang awalnya tidak memiliki akses permodalan kini dapat menerima akses permodalan
sehingga membantu roda bisnis/usaha mereka. Berikut adalah beberapa alternative
pembiayaan/permodalan dalam usaha yaitu,
1. Pertama adalah pembiayaan/permodalan sendiri. Maksudnya adalah usaha yang dijalankan
atas kemampuan modal yang dimiliki oleh diri sendiri. Sumbernya dapat berupa tabungan,
uang yang dikumpulkan untuk usaha oleh wirausahawan.
Kewirausahaan 55
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
2. Kedua adalah Pinjaman. Pembiayaan atau permodalan ini memiliki resiko tersendiri.
Resikonya adalah apakah pelaku usaha dapat mengembalikan pinjaman tepat waktu atau
tidak. Pinjaman dapat dilakukan pembayaran secara penuh dengan waktu tertentu, atau
setidaknya dapat diangsur atau dicicil setiap bulannya dengan jangka waktu dan besaran
pengembalian yang sudah disepakati. Pembiayaan/Permodalan pinjaman dapat berupa akses
perbankan convestional atau BPR lainnya. Setiap kriteria pinjaman baik Perbankan
Konvensional maupun BPR ada mekanisme dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
peminjam. Jika secara administrasi lengkap, maka mereka akan menghitung tingkat resiko.
Jika resiko rendah, artinya peminjam dapat mengembalikan atau membayar pinjaman tepat
waktu maka pinjaman dapat diberikan.
3. Berikutnya adalah pembiayaan oleh Investor. Dimana investor yang menanamkan uangnya
untuk memberikan modal usaha dapat memberikan operasional usaha yang dijalankannya.
Investor menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu /in·ves·tor/ /invéstor/ n yang berarti
penanam uang atau bisa disebut penanam modal yakni orang yang menanamkan uangnya dalam
suatu usaha atau bisnis dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Investor merupakan seorang yang
dananya diinvestasikan dalam instrument atau media investasi jangka panjang dalam bentuk usaha
pada industry besar atau kecil, property (real estate) atau investasi bursa efek serta dimiliki dalam
jangka waktu yang pendek atau panjang.
Dasar pertimbangan oleh investor secara umum terletak pada produk yang akan dijual atau
jenis transaksi yang akan disertakan. Dalam kasus secara umum untuk investor saham, maka
investor ini akan lebih memilih perusahaan yang memberikan hasil yang sangat baik. Seorang
investor atau pemodal merupakan seseorang yang mempunyai modal untuk meminjamkan atau
menginvestasikannya kepada pihak lain. Modal atau sejumlah dana dipinjamkan oleh investor
melalui pembelian saham sekuritas yang ditawarkan oleh emiten (penerima modal/penjual saham).
Untuk menghasilkan laba dan keuntungan yang lebih tinggi, pembeli dapat menjual saham atau
sekuritas yang telah dibeli dan dimilikinya dengan tujuan mendapatkan keuntungan modal, yakni
keuntungan dalam bentuk harga jual serta selisih dikurangi dengan harga beli.
Investor Aktif. Investor tipe ini akan terus menerus secara konsisten dan berkesinambungan
akan memantau kinerja investasi dari penempatan dana mereka dalam kegiatan usahanya.
Pada pelaksanaanya dan juga umumnya investor aktif seringkali membutuhkan bantuan
tenaga ahli yang bertindak sebagai manajer atau konsultan investasi dari portofolio investasi
yang dimilikinya. Contoh dari jenis investor ini adalah para investor saham. Investor pada
instrument investasi saham haru selalu mengawasi pergerakan saham setiap saat serta dengan
teliti dan cermat harus membaca data dan juga situasi pada saat bertransaksi membeli,
menjual atau melepaskan ataupun menjaga keamanan saham. Pada bagian ini, peran intuisi
serta keterampilan sangatlah penting untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan investor
dalam menjalankan aktivitas investasi mereka. Selain itu, dengan memperhitungkan setiap
Kewirausahaan 56
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
pergerakan yang terjadi terhadap kinerja peminjam, investor memiliki kendali penuh atas
keputusan untuk memberikan pinajaman kepada peminjam yang ingin mencapai hasil yang
diharapkan.
Investor Pasif. Tipe investor ini merupakan kebalikan dari investor aktif dimana investor pasif
ini tidak terlibat langsung dan membutuhkan upaya besar untuk meluncurkan kendaraan
investasi mereka. Secara umum, instrument yang dipilih adalah instrument jangka panjang
yang dapat menghasilkan keuntungan lebih tinggi dengan upaya meminimalkan biaya
pembelian dan penjualan. Penjelasan singkatnya bahwa investor pasif ini tidak mempunyai
target laba atau keuntungan dalam waktu dekat. Pada umumnya orang yang memiliki
kecenderungan defensive atau konservatif biasanya lebih senang untuk pasif dari pada
menjadi investor aktif. Tidak perlu adanya pengembalian investasi dalam fase waktu yang
relatif cepat dan beresiko. Pada tipe dan kategori ini cara termudah untuk berinvestasi adalah
dengan emas atau properti, termasuk tanah. Emas mempunyai tren harga yang menarik dan
cenderung meningkat setiap tahun meski pun tidak terlalu signifikan. Sementara tanah dan
property cenderung memiliki potensi yang lebih besar. Dengan populasi yang semakin
bertambah serta lahan yang terbatas, property merupakan salah satu instrument investasi pasif
yang paling menguntungkan.
Investor Strategis. Tipe investor ini merupakan perusahaan besar yang ingin berinvestasi
karena mereka memandang bahwa teknologi informasi sejalan dengan arah jangka panjang
perusahaan. Contohnya adalah bank yang melakukan analisis untuk perusahaan teknologi
tinggi dianggap sebagai investor strategis karena bersedia mendukung perusahaan-perusahaan
ini untuk nilai strategis yang mungkin mereka dapat tawarkan suatu hari nanti.
Investor Keuangan, paling umum dan banyak muncul pada ekosistem startup dan teknologi.
Saat ini kondisi investasi pada startup dan teknologi menjanjikan pertumbuhan tinggi yang
berpotensi menghasilkan pengembalian hasil investasi yang tinggi. Pada umumnya investor
ini masuk dengan melakukan akuisisi serta kasus yang jarang terjadi adalah melalui IPO.
Percepatan dalam likuiditas merupakan keuntungan tersendiri dari perusahaan yang bisa
bekerjasama dengan investor keuangan.
Investor Dampak Sosial merupakan bisnis yang melayani kesejahteraan sosial. Spektrum atau
jangkauan ini bisa sangat luas, misalnya untuk mendukung perusahaan yang mempekerjakan
para pekerja yang kurang beruntung serta meningkatkan keterampilan mereka atau dapat
sangat spesifik lagi. Investor dampak sosial tidak focus pada solusi teknologi biasa, namun
menginginkan indicator keuangan yang solid. Jika hanya karena keuntungan atau
profitabilitas berarti tujuan sosial yang dapat dilayani lebih berkelanjutan atau dapat
dilaksanakan terus menerus dimasa mendatang.
Beberapa tugas utama investor dapat dijelaskan berdasarkan beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Menghitung pengembalian hasil investasi atau return serta risiko peluang investasi.
Kewirausahaan 57
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
2. Melakukan evaluasi investasi yang telah dilakukan secara teratur dan berkelanjutan.
3. Melaksanakan rencana investasi sesuai hasil seleksi pemilihan instrument investasi.
4. Mencari peluang investasi sebanyak mungkin sebagai bahan pertimbangan investasi.
Manfaat dari investor atau seorang yang memiliki pemikiran menabung atau mengumpulkan dana
serta berkeinginan menanamkan modal diantaranya sebagai berikut:
1. Bisa digunakan untuk membiayai atau menutupi kebutuhan dasar.
2. Dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang dalam masa pension atau hari tua.
3. Bisa digunakan untuk mendanai atau mencukupi kebutuhan keluarga serta keturunan.
4. Dapat menghasilkan uang untuk menghasilkan uang kembali dan berkali-kali lipat tanpa
khawatir.
5. Memiliki peluang lebih besar untuk mencapai tujuannya dengan lebih baik pada akhir periode
yang ditentukan.
Beberapa tujuan jika menjadi investor diantaranya:
1. Sebagai fungsi kontrol dari perusahaan karena memiliki kepemilikan saham pada perusahaan
tersebut sekaligus menjadi penentu atas arah kebijakan perusahaan.
2. Penjamin ketersediaan dana atau emisi yang diminta oleh penerbit.
3. Bertujuan komersial apabila saham yang dimiliki dijual kembali dengan harga lebih tinggi,
sehingga dapat menghasilkan keuntungan dari penjualan saham penerbit (perusahaan).
4. Untuk mendapatkan deviden dari penerbit saham (perusahaan).
Selain itu, dapat dijabarkan terkait fungsi dari investor diantaranya sebagai berikut:
1. Melaksanakan fungsi pengawasan serta memantau perkembangan dari emiten.
2. Dapat sebagai perusahaan investasi
3. Memantau pembayaran bunga dan obligasi utama.
4. Melakukan evaluasi dari asset yang dimiliki oleh penerbit (perusahaan)
5. Menyiapkan koresponden penerbit (perusahaan) untuk pemegang saham
6. Bertindak sebagai agen pembayar
7. Membuat laporan yang diperlukan terkait sebagai investor
8. Sebagai perantara dalam hal pembelian serta penjualan sekuritas
9. Melakukan analisis secara periode terkait kemampuan emiten dari beberapa sudut pandang
penilaian
10. Berfungsi membantu emiten terkait emisi
11. Menyusun daftar pemegang saham
12. Sebagai perusahaan perdagangan saham
13. Sebagai penanggung (guarantor)
Pada umumnya terdapat 3 (tiga) jenis investor terutama pada instrument investasi pasar modal
dijelaskan sebagia berikut:
Kewirausahaan 58
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
1. Investor yang tidak menyukai risiko (Risk Averse Investor). Jenis investor ini cenderung
mengutamakan keamanan dan kenyamanan pernuh dalam berinvestasi atau pada prinsipnya
sedapat mungkin akan menghindari risiko. Risk Averse Investor menyukai investasi dengan
return atau hasil investasi yang jelas dan pasti. Intrumen yang cocok dengan Risk Averse
Investor ini salah satunya adalah obligasi pemerintah (SBI).
2. Investor yang netral terhadap risiko (Risk Neutral Investor). Jenis investor ini akan bersikap
netral terhadap risiko yang akan dihadapi. Secara umum terkadang disebut juga investor
moderat. Risk Neutral Investor akan menerima adanya risiko investasi namun tidak ingin
masuk ke dalam risiko tingkat tinggi (high risk). Dengan penjelasan lain bahwa risiko dan
return yang dihasilkan berada di level menengah. Instrumen reksadana merupakan salah satu
intrumen investasi yang cocok dengan jenis risiko yang diinginkan Risk Neutral Investor.
3. Investor yang menyukai risiko (Risk Seeking Investor). Umumnya juga dapat disebut sebagai
risk seeker atau risk taker merupakan jenis investor yang sangat suka mengambil risiko serta
berharap besar untuk mendapatkan return yang tinggi. Jenis investor ini memegang prinsip
low risk – low return atau high risk – high return. Risk Seeking Investor disebut juga investor
agresif karena tidak takut menanamkan modalnya ke berbagai instrumen investasi yang
memiliki risiko dan fluktuasi tinggi seperti saham, valas serta bursa komiditi.
C. SOAL LATIHAN
D. REFERENSI
Kewirausahaan 59
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
PERTEMUAN 9
STRATEGI OPERASIONAL BISNIS
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam pertemuan ini, mahasiswa/i diharuskan dapat memahami mengenai
pengertian/definisi manajemen operasional, strategi operasional dan manajemen resiko
diantaranya:
1. Mampu menjelaskan definisi tentang manajemen operasional
2. Mampu memahami dan membuat strategi operasional
3. Mampu memahami definisi tentang manajemen resiko operasional
B. DESKRIPSI MATERI
Kewirausahaan 60
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Tujuan Pembelajaran 1:
Definisi Manajemen Operasional
Kewirausahaan 61
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 62
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Dengan teknologi baru yang tersedia, penjualan produk menjadi jauh lebih sederhana.
Salah satu tugas utama pengelolaan operasional adalah memastikan bahwa suatu produk
dirancang dengan baik dan memenuhi tren pasar serta memenuhi kebutuhan konsumen.
Konsumen hari ini lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas. Itulah mengapa
sangat penting untuk mengembangkan produk yang tahan lama dan berkualitas terbaik.
5. Pertahankan Kualitas
Manajemen operasional harus memastikan kualitas produk yang lebih baik. Tidak ada
kompromi untuk kualitas produk terbaik. Tim manajemen operasional harus
mengerjakan manajemen kualitas produk atau jasa dan harus mengawasi semua tugas.
Jika ada cacat yang ditemukan, tim harus mengambil langkah untuk memperbaiki cacat
tersebut.
6. Prediksi
Prediksi adalah proses yang dilakukan perangkat lunak dalam membuat perkiraan
kejadian tertentu yang mungkin terjadi di masa depan. Dalam pengelolaan operasional,
prediksi dapat memperkirakan permintaan konsumen yang berkorelasi dengan produksi
melalui pembuatan jumlah produk yang akurat yang dibutuhkan dalam waktu tertentu.
Secara keseluruhan, prediksi memainkan peran penting dalam proses produksi.
Kewirausahaan 63
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
(Febrianti & Silvia, 2019) dalam hasil penelitiannya menjelaskan bahwa masyarakat
mempunyai keinginan untuk menjaga dan dan memilihara drainase agar dapat berfungsi
dengan baik. Agar tercapai pemeliharaan drainase yang baik, maka strategi yang harus
diterapka adalah dilakukan perbaikan jaringan drainase yang rusak, dilakukan normalisasi
jaringan drainase, di terapkan pemeliharaa drainase secara rutin berupa gotong royong dua
minggu sekali, dan dilakukan pemeliharaan berkala drainase sebulan sekali bersama-sama
dengan Pemerintah Daerah dengan cara melakukan pembersihan, sosialisasi, dan evaluasi
secara berkala tentang pembersihan drainase yang telah dilakukan selama ini melalui
pemeliharaan rutin seminggu sekali.
(Rosidah, 2019) dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan mengenai strategi
operasional bisnis yang menunjukkan bahwa:1) implementasi strategi operasional pada
NUsantara Mart Rejotangan kabupaten Tulungagung berdasarkan Ekonomi Islam sudah
menerapkan 50% strategi operasional dengan menggunakan iman dan taqwa serta 50%
manajemen umum dalam kegiatan operasionalnya sudah menerapkan adanya infaq bagi
setiap karyawannya. 2) strategi pemasaran NUsantara Mart Rejotangan kabupaten
Tulungagung ditinjau dari Ekonomi adalah dengan menerapkan kehalalan produk 3)
kepuasan konsumen NUsantara Mart Rejotangan kabupaten Tulungagung jika dibandingkan
dengan swalayan lainnya konsumen memiliki kepuasan terhadap semua produk dan
pelayananan yang telah disediakan. 4) kendala dan strategi dalam implementasi strategi
operasional dan pemasaran ditinjau dari ekonomi Islam adalah sulitnya membina mindset
masyarakat agar membeli dan menjual untuk NUsantara Mart guna kepentingan dari
organisasinya. Strategi yang dilakukan oleh pihak NUsantara Mart kepuasan konsumen
NUsantara Mart Rejotangan kabupaten Tulungagung jika dibandingkan dengan swalayan
lainnya dengan selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya anggota Nahdlatul
Ulama.
(Pribudi, 2018) Menjabarkan hasil jurnalnya mengenai strategi operasional dengan
memaparkan bahwa tempat tinggal menjadi kebutuhan yang sangat krusial. Setiap ekspatriat
membutuhkan tempat tinggal yang nyaman dan aman untuk meraka tinggali bersama
keluarga mereka ataupun untuk hidup sendiri. Para ekspatriat membutuhkan tempat tinggal
yang aman, nyaman, memiliki akses yang mudah ke transportasi publik, dan juga memiliki
ritel area yang dapat menunjang kebutuhan mereka. Oleh karena itu kebutuhan akan menara
apartemen di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahunnya. Untuk mendukung menara
apartemen menjadi tempat yang nyaman dan aman, maka diperlukan strategi operasional
yang sesuai dengan standar interasional baik dimulai dari tahap konstruksi maupun sampai
Kewirausahaan 64
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
tahap apartemen beroperasi. Strategi operasional juga bermanfaat untuk menekan biaya pada
saat konstruksi apartemen, serta meningkatkan keamanan dan kenyamanan untuk para
pemilik ataupun penyewa unit apartemen yang tinggal didalamnya.
Dalam jurnal hasil penelitian (Bhuana et al., 2017) disimpulkan bahwa berdasarkan
tingkatan risiko, strategi penanganan risiko dibagi kedalam empat strategi sesuai dengan
tingkat prioritas risiko. Upaya yang dapat dilakukan UPTD Dinas Perhubungan Kota Cimahi
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Strategi Menerima Risiko (Risk Acceptence) diterapkan kepada 1 jenis risiko.
2. Stretegi Mitigasi Risiko (Risk Reduction) diterapkan kepada 20 jenis risiko.
3. Strategi Transfer risiko pada Pihak Ketiga (Risk Sharing) diterapkan kepada 13 jenis
risiko.
4. Strategi Menghindari Risiko (Risk Avoidance) diterapkan kepada 4 jenis risiko.
Menurut Heizer dan Render (2014) dalam (Ariani, 2014) menjelaskan bahwa ada 10
(sepuluh) bidang kegiatan dalam organisasi yang merupakan tugas atau pekerjaan bidang
manajemen operasional sebagai berikut:
1. Desain produk dan jasa, yaitu kegiatan menentukan produk atau jasa apa yang akan
ditawarkan kepada pelanggan dan bagaimana desainnya.
2. Pengelolaan kualitas, yaitu menentukan karakteristik kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan dan siapa yang bertanggung jawab menciptakannya.
3. Desain proses dan kapasitas, yaitu menentukan jenis proses dan besarnya kapasitas yang
dibutuhkan dalam menghasilkan produk atau jasa dan peralatan atau teknologi apakah
yang dibutuhkan dalam proses atau kegiatan operasional tersebut.
4. Strategi penentuan lokasi, yaitu menentukan lokasi perusahaan yang tepat sesuai dengan
kriteria yang dibutuhkan dalam menentukan lokasi yang tepat.
5. Strategi penentuan tata letak, yaitu menentukan bagaimana mendesain tata letak
perusahaan sesuai dengan karakeristik proses produksi atau operasional perusahaan.
6. Sumber daya manusia dan desain pekerjaan, yaitu menentukan desain pekerjaan
operasional yang mendukung kelancaran proses produksi dan berapa banyak karyawan
yang dibutuhkan perusahaan untuk dapat melaksanakan proses produksi atau melakukan
kegiatan operasional.
7. Manajemen rantai pasokan, yaitu menentukan bagaimana melakukan pengintegrasian
seluruh kegiatan operasional perusahaan, mulai dari permintaan produk serta penyediaan
bahan baku dan peralatan; melakukan proses produksi; atau memberikan layanan hingga
menyampaikan hasil produksi atau memberikan layanan kepada pelanggan.
Kewirausahaan 65
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Tujuan Pembelajaran 2:
Definisi Strategi Operasional
Krawjesky dan Ritzman (2002) mendefinisikan strategi operasi sebagai dimensi yang
harus dimiliki oleh sistem produksi suatu perusahaan untuk mendukung permintaan pasar
agar perusahaan tersebut Sedangkan Flahtery (1996) mendefinisikan strategi operasi sebagai
papan rencana perusahaan atau unit bisnis untuk mengembangkan, memperkenalkan, dan
menghasilkan produk agar memuaskan kebutuhan pelanggan lebih baik dari pesaing. Kedua
definisi tersebut memuat adanya orientasi pada pelanggan dan senjata bersaing. Menurut
Schroeder (1989) mendefinisikan strategi operasi adalah suatu visi fungsi operasi yang
menetapkan keseluruhan arah atau daya dorong untuk pengambilan keputusan. Visi ini harus
di integrasikan dengan strategi bisnis dan direfleksikan pada perencanaan formal tapi sering
sekali tidak dilakukan. Strategi operasi seharusnya menghasilkan suatu pola pengambilan
keputusan operasi yang konsisten dan mengahasilkan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Strategi operasi adalah strategi fungsional yang diarahkan oleh strategi bisnis dan akan
menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam keputusan. Schroeder (1989) menjelaskan
hubungan ini empat elemen yang ada yaitu: misi, keunggulan khusus, tujuan, dan kebijakan
merupakan inti dari strategi operasi.
Strategi Operasional
Strategi pertama adalah strategi produsen biaya rendah yang dicirikan oleh produk
yang berdaur hidup panjang, pasar peka terhadap harga dan produk standar. Dalam kasus ini ,
Kewirausahaan 66
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
tujuan operasi lebih ditekankan pada harga, sehingga operasi harus dapat menekan biaya
dengan melakukan kebijakan-kebijakan seperti: proses teknologi tinggi, biaya tenaga kerja
murah, tingkat persediaan rendah, erajat integrasi vertikal tinggi,, serta mutu terjamin.
Strategi yang kedua adalah inovator produk dan pengenalan produk. Menurut Schroeder
(1989) strategi ini umumnya dipakai pada produk baru dengan kemungkinan pasar dapat
berkembang dan keunggulan diperoleh melalui produk yang superior dan dalam jangka
waktu yang singkat. Proses yang mencakup identifikasi, evaluasi serta pengendalian risiko
dalam hal pengelolaan risiko yang bisa mengancam keberlangsungan usaha. (Rahmawaty,
2020).
Kewirausahaan 67
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Start
Tidak Barang
Tersedia?
H+3 H+0
Periksa Barang Ya
Diterima H+1
Terima Konfirmasi
Tidak
Barang Tidak Sesuai
Ya
H+5 H+3
Update Status
Penjualan Barang
H+5
End
Kewirausahaan 68
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
PELANGGAN RESTORAN
Start
Memberikan Menu
Memilih Menu
Makanan/Minuman
Memeriksa
Melakukan
Ketersediaan
Pemesanan
Pesanan
Tidak
Ya
Sesuai?
Proses Antar
Pesanan
Ya
Tidak
Konfirmasi
Terima Informasi
Terima Pesanan
Pesanan Tidak
Sesuai
Cetak Tagihan
Terima Tagihan
Pembayaran
End
Kewirausahaan 69
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Keterangan:
1. Pelayan memberikan menu makanan/minuman
2. Pelanggan memilih menu makanan/minuman
3. Pelanggan melakukan pemesanan
4. Pelayan menerima permintaan pemesanan dari pelanggan dan memeriksa ketersediaan
pesanan
5. Jika pesanan tidak tersedia maka pelanggan akan diberikan kembali menu pesanan untuk
memilih pilihan menu kembali
6. Jika pesanan tersedia maka akan disiapkan dan diantar kepada pelanggan oleh pelayan
7. Pelanggan menerima pesanan dan melakukan pemeriksaan pesanan
8. Jika tidak sesuai pesanan maka akan dikembalikan kepada pelayan untuk dilakukan
pemeriksaan pesanan serta diantarkan kembali kepada pelanggan
9. Jika sesuai maka pelanggan akan melakukan konfirmasi kepada pelayan bahwa
pesanannya sudah sesuai
10. Pelayan akan mencetak tagihan dan disampaikan kepada pelanggan
11. Pelanggan menerima tagihan serta segera melakukan pembayaran tagihan di kasir
12. Pelayan kasir menerima pembayaran tagihan dari pelanggan
Kewirausahaan 70
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Tujuan Pembelajaran 3:
Definisi Manajemen Resiko Operasional
Risiko merupakan hal yang secara alami dapat menimpa kehidupan manusia, baik itu
dalam kehidupan sehari-hari atau pada dunia bisnis dan usaha komesial dan non komersial.
Intinya apapun itu kegiatan manusia tidak akan terlepas dari risiko. Risiko operasional yang
dapat dijelaskan juga sebagai tipe risiko yang paling tua atau lama ada dalam kehidupan
namun paling sedikit dipahami dan dimengerti dibandingkan dengan tipe-tipe risiko lainnya,
misalnya risiko pasar, dan lainnya. Risiko operasional adalah risiko inheren dalam suatu
proses aktifitas operasional. Risiko inheren merupakan risiko yang melekat pada kegiatan
bisnis, baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak berpotensi terhadap posisi
keuangan lembaga (M. Hanafi, 2016)
Risiko kerugian yang disebabkan oleh suatu proses internal lembaga yang kurang
memadai, terjadi karena kesalahan atau kelalaian manusia, kegagalan sistem atau adanya
kejadian atau peristiwa dari eksternal yang dapar mempengaruhi suatu lembaga atau
organisasi dinamakan risiko operasional. Jenis risiko operasional dapat dikelompokan
menjadi beberapa tipe dan bagian kejadian diantaranya eksternal fraud, internal fraud,
Kewirausahaan 71
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
praktek ketenagakerjaan, keselamatan lingkungan kerja, nasabah, produk, praktek bisnis dan
usaha, kerusakan fisik dari asset yang dimiliki, gangguan aktivitas bisnis, terjadi kegagalan
dan kendalan system serta kesalahan dari pelaksanaan proses juga eksekusi suatu pekerjaan
atau kegiatan. Beberapa kategori risiko operasional dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
diantaranya:
1. Risiko kegagalan proses internal merupakan risiko yang dapat terjadi di dalam internal
lembaga atau organisasi yang disebabkan oleh kesalahan prosedur dalam
pengelolaannya. Misalnya kelengkapan dokumen yang tidak memadai atau tidak
lengkap, kesalahan melakukan transaksi, kesalahan pemasaran produk, pengendalian
atau pengawasan yang tidak memadai dan pelaporan yang kurang memadai sehingga
kepatuhan yang semestinya dilakukan sesuai ketentuan tidak terpenuhi.
2. Risiko kegagalan mengelola sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan
asset perusahaan yang penting dalam pelaksanaan operasional, namun juga merupakan
sumber risiko operasional bagi perusahaan. Risiko sumber daya manusia tersebut dapat
terjadi akibat kelalaian yang disengaja maupun tidak sengaja. Hal ini dapat dicontohkan
misalnya dengan pelatihan karyawan atau pegawai ayng tidak berkualitas, tingginya
pergantian atau keluar masuknya karyawan, pengelolaan manajemen yang buruk, terjadi
kecelakaan kerja, terlalu bergantung dengan karyawan tertentu serta integritas karyawan
atau pegawai yang kurang baik.
3. Risiko sistem yang dalam prakteknya dinamakan dengan sistem informasi beserta
seluruh turunan kegiatannya memberikan kontribusi yang signifikan bagi suatu
organisasi, lembaga atau perusahaan. Pada sisi lain penggunaan sistem tersebut juga
dapat memunculkan risiko baru bagi organisasi tersebut, seperti halnya suatu perusahaan
sangat bergantung pada sistem komputer. Selanjutnya suatu risiko yang terjadi pada
sistem komputer tersebut akan semakin tinggi bersamaan dengan ketergantungan pada
sistem komputer tersebut. Contohnya kerusakan data pada database, kesalahan coding
atau pemograman, keamanan sistem yang kurang baik dan aman, penggunaan teknologi
baru yang belum teruji ketangguhannya serta terlalu mengandalkan suatu model tertentu
dalam pengambilan keputusan organisasi. (M. Hanafi, 2016)
4. Risiko eksternal yang merupakan risiko yang terjadi diluar kendali organisasi. Kejadian
karena risiko eksternal umumnya jarang terjadi namun biasanya mempunyai dampak
yang besar bagi organisasi. Selain itu karena ketidaksiapan menghadapi risiko tersebut
mengakibatkan terkadang dampaknya tidak dapat terukur sebelumnya. Contohnya listrik
Kewirausahaan 72
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
mati dalam jangka waktu yang lama, perampokan dan pencurian, kebakaran atau
bencana alam.
C. LATIHAN
1. Jelaskan mengenai manajemen operasional dan mengapa begitu penting dalam
perusahaan?
2. Bagaimana membuat Standart Operational Procedure (SOP) yang baik dan tepat?
Jelaskan pula kendala-kendala yang dihadapi dalam penyusunannya? Jelaskan?
3. Dari beberapa pengelompokan kategori risiko operasional, risiko operasional
mana yang paling tinggi tingkat risikonya atau yang paling fatal pengaruhnya (jika
ada) menurut Anda, jelaskan?
Kewirausahaan 73
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
PERTEMUAN 10
PENYEDIAAN SUMBER DAYA MANUSIA OPERASIONAL USAHA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam kesempatan bab ini menjelaskan tentang tata kelola sumber daya manusia
dimana Saudara/i diharuskan mampu:
1. Menguasi pemahaman tentang penjelasan sumber daya manusia dan bagaimana
menyediakan sumber daya manusia operasional usaha.
2. Menjelaskan tentang bagaimana penyediaan sumber daya manusia untuk usaha.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Pengertian Sumber Daya Manusia
Arti dari sumber daya manusia telah banyak dirujuk dari berbagai sumber, merujuk
pada personal individu yang ada dalam organisasi kewiraswastaan yang mencurahkan
sumbangsih yang bernilai pada suatu pencapaian tujuan dalam sistem organisasi
kewirausahaan. Sumbangsih ini tentu saja merupakan hasil produktivitas terkait posisi dan
jabatan yang mereka jalankan dalam organisasi. Jika menggunakan sumber daya yang tidak
tepat maka dalam pelaksanaannya tidak dapat memberikan sumbangsih yang berarti untuk
pencapaian tujuan organisasi. Penyedia sumber daya manusia dalam organisasi bertugas
untuk mendapatkan sumberdaya manusia dengan melakukan seleksi penerimaan sehingga
menjadi hal penting bagi keberlangsungan usaha. Tingkat produktivitas pada setiap
organisasi wirausaha ditentukan bagaimana sumber daya manusia yang ada pada organisasi
tersebut dapat berinteraksi juga bersinergi bergabung untuk dapat memaksimalkan potensi
sumber daya yang dimiliki. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas
organisasi kewirausahaan dalam menentukan jabatan setiap sumber daya manusia serta
tingkat ketepatan posisi masing-masing individu dalam organisasi diantaranya seperti latar
belakang pendidikan, pengalaman kerja dan usia.
Anwar Prabu Mangkunegara menjelaskan pendapatnya mengenia sumber daya
manusia merupakan suatu perencanaan organisasi, pelaksanaan serta pengawasan terhadap
Kewirausahaan 74
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 75
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
untuk mengurus relasi tenaga kerja, kesehatan dan keselamatan, serta hal-hal yang
berhubungan dengan keadilan.
5. Berdasarkan menurut (Nawawi, 2011) menjelaskan manajemen sumber daya manusia
merupakan konsep pengertian yang erat kaitannya dengan pengelolaan sumber daya
manusia atau pegawai dalam perusahaan. Sumber daya manusia dapat juga disebut
sebagai personil. Tenaga kerja, pekerja, karyawan, potensi manusiawi sebagai penggerak
organisasi dalam mewujudkan eksistensinya, atau potensi yang merupakan aset dan
berfungsi sebagai modal non material dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan
menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
6. Sesuai pendapat (Mathis & Jackson, 2012) bahwa manajemen sumber daya manusia
dapat diartikan sebagai ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja
agar efektif dan efisien dalam penggunaan kemampuan manusia agar dapat mencapai
tujuan di setiap perusahaan.
7. Dalam pandangannya (Gary Dessler, 2010) menjabarkan mengenai manajemen sumber
daya manusia merupakan kebijakan dan latihan untuk memenuhi kebutuhan karyawan
atau aspek-aspek yang terdapat dalam sumber daya manusia seperti posisi manajemen,
pengadaan karyawan atau rekrutmen, penyaringan, pelatihan, kompensasi, dan penilaian
prestasi kerja karyawan.
8. Berdasarkan pendapat (Noe, Hollenbeck, Gerhart, serta Wright, 2011) bahwa manajemen
sumber daya manusia adalah kombinasi kebijakan, praktik dan sistem yang
mempengaruhi kebiasaan, tingkah laku dan performa karyawan dalam aktivitas
berorganisasi. Dalam paparannya, mereka memberikan rincian aktivitas sumber daya
manusia, seperti analisis dan desain pekerjaan, perencanaan sumber daya manusia,
merekrut sumber daya manusia, memilih sumber daya manusia, pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia, pemberian kompensasi, manajemen performa,
serta relasi antara karyawan.
9. Sesuai pendapat dari (Tulus, dalam Suharyanto dan Hadna, 2005) dijelaskan bahwa
manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan tenaga kerja dimaksud
membantu tujuan organisasi, individu dan masyarakat.
Kewirausahaan 76
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Tujuan Pembelajaran 2:
Penyediaan Sumber Daya Manusia Untuk Usaha
Kewirausahaan 77
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
kewiraswataan adalah satu sumber dari sumber daya manusia yang mungkin memiliki
kualifikasi terbaik untuk suatu posisi yang kosong. Walaupun personalia yang ada biasanya
bergerak secara lateral dalam suatu organisasi, sebisanya mempunyai keuntungan yaitu
membangun moral, mendorong karyawan untuk bekerja lebih keras dengan harapan akan
mendekatan promosi, dan membuat individu cenderung tinggal dengan organisasi
kewiraswastaan tertentu karena kemungkinan promosi dimasa depan.
Jika untuk beberapa alasan suatu posisi tidak bisa diisi oleh seorang yang berasal dari
dalam organisasi kewiraswastaan, sejumlah sumber calon tenaga kerja tersedia diluar
organisasi. Beberapa dari sumber tersebut, pertama Pesaing. Satu sumber eksteral sumber
daya manusia umumnya terbuka adalah organisasi kewiraswastaan pesaing. Karena terdapat
beberapa keuntungan membajak sumber daya manusia dari pesaing, tipe pembajakan ini telah
menjadi praktik yang umum. Diantara keuntungan-keuntungannya adalah pesaing akan harus
membayar pelatihan individu sampai saat penyewaan, organisasi kewiraswastaan pesaing
mungkin akan agak diperlemah dengan kehilangan individu, dan sekali disewa, individu
menjadi sumber informasi yang berharga mengenai bagaimana cara terbaik untuk bersaing
dengan bekas organisasinya. Meliputi badan penempatan kerja. Suatu agen penempatan kerja
adalah suatu organisasi yang mengkhususkan diri didalam menyesuaikan individu dengan
organisasi. Agen-agen tersebut membantu orang-orang untuk menemukan pekerjaan dan
organisasi untuk menemukan pekerjaan dan organisasi untuk menemukan tenaga kerja.
Pembaca dari terbitan-terbitan tertentu. Mungkin sumber tenaga kejra manusia yang
potensial yang paling luas adalah pembaca dan publikasi-publikasi tertentu. Untuk bisa
menemukan sumber ini, wiraswastawan bisa memasang iklan pada media massa.
Iklan tersebut hendaknya menguraikan posisi yang lowong secara mendetail dan
mengumumkan bahwa organisasi kewiraswastaan menerima lamaran dari individu yang
memiliki kualifikasi. Tipe posisi yang hendak diisi menetukan tipe publikasi dimana suatu
iklan hendak dipasang. Tujuanya untuk mengisi lowongan tersebut. Lembaga-lembaga
pendidikan. Beberapa wiraswastawan pergi secara langsung ke perguruan tinggi untuk
mewawancarai mahasiswa-mahasiswa yang mendekati kelulusan. Sekolah bisnis, sekolah
teknik, sekolah seni, dan lain-lain mempunyai sumber daya yang agak berbeda untuk
ditawarkan. Usaha penarikan tenaga kerja hendaknya dipusatkan pada sekolah-sekolah
dengan kemungkinan tertinggi untuk menyediakan sumber daya manusia semestinya bagi
lowong.
Langkah pokok kedua yang terlibat dalam penyediaan sumber daya manusia yang
tepat bagi organisasi kewiraswastaan adalah seleksi. Seleksi adalah pemilihan individu untuk
Kewirausahaan 78
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
disewa dari semua individu-individu yang telah direkrut. Dengan ini, seleksi bergantung pada
dan menyertai penarikan tenaga kerja (Recruitment). Proses seleksi biasanya diwakili oleh
serangkaian tahap melalui mana calon tenaga kerja harus melewatinya untuk bisa disewa.
Tiap tahap yang berurutan mengurangi kelompok total dari calon tenaga kerja, sampai
akhirnya satu individu bisa disewa.
1. Testing : Testing bisa didefiisikan sebagai penelitian kualitas sumber daya manusia yang
relevan untuk melakukan tugas atau jabatan yang tersedia. Tujuan dari testing adalah
untuk meningkatkan keberhasilan pemilihan sumber daya manusia yang sesuai bagi
organisasi kewiraswastaan. walaupun banyak jenis tes yang tersedia bagi pengguaan
organisasional, tes tersebut umumnya dibagi menjadi empat kategori:
a. Tes bakat, tes ini mengukur potensi individu untuk melaksanakan beberapa tugas. Tes
bakat ini dibedakan dengan pengukuran kecerdasan umum, sementara yang lainnya
mengukur kemampuan khusus seperti mekanikal, wawasan.
b. Tes pencapaian, tes yang mengukur tingkat keterampilan atas pegetahuan yang
dimiliki oleh individu dalam bidang tertentu dinamakan tes pencapaian. Keterampilan
dan pengetahuan ini mungkin diperoleh melalui berbagai aktivitas pelatihan atau
pengalaman nyata pada bidang tersebut.
c. Tes minat vokasional, tes tersebut berusaha mengukur minat individu didalam
melaksanakan berbagai jenis aktivitas dan diatur dengan asumsi bahwa orang-orang
tertentu melaksanakan tugas dengan baik karena aktivitas pekerjaan tersebut menarik
bagi mereka. Tujuan dasar dari tipe tes ini adalah untuk membantu memilih individu-
individu yang menemukan aspek tertentu dari posisi yang lowong adalah menarik.
d. Tes kepribadian, tes kepribadian berusaha untuk menguraikan dimensi kepribadian
individu, seperti kematangan emosional, subjektivitas atau objektivitas tes
kepribadian bisa digunakan secara menguntungkan jika karekteristik kepribadian
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik pada suatu pekerjaan tertentu
yang didefinisikan dengan baik dan jika individu memiliki karakteristik tersebut bisa
ditunjuk dan dipilih.
2. Pusat-pusat penilaian (Assaament Center): Peralatan lain yang sering digunakan untuk
membantu meningkatkan keberhasilan seleksi karyawan adalah pusat penilaian.
Walaupun konsep pusat penilaian terutama adalah sebagai alat bantu dalam seleksi, alat
ini juga telah digunakan sebagai alat bantu pada bidang-bidang seperti pelatihan sumber
daya manusia dan pengembangan organisasi. Pusat penilaian adalah suatu program,
bukannya tempat dimana peserta tergabung dalam sejumlah individu dan kelompok
Kewirausahaan 79
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
latihan yang dibentuk untuk mensimulasi aktivitas-aktivitas penting pada tingkat dimana
peserta berharap untuk bisa mencapai suatu tingkatan tertentu. Latihan tersebut mungkin
termasuk aktivitas-aktivitas seperti berpartisipasi dalam diskusi tanpa pemimpin,
memberikan beberapa tipe presetasi secara lisan, atau memimpin suatu kelompok untuk
memecahkan masalah yang diberikan. Menurut konsep pusat penilaian, individu yang
melakukan aktivitas-aktivitas tersebut diamati oleh manajer atau pengawas yang terlatih
untuk mengevaluasi baik kemampuan maupun potensinya.
3. Pelatihan (Training) : Sesudah penarikan dan seleksi tenaga kerja, langkah berikutnya
didalam memberikan sumber daya yang tepat pada organisasi kewiraswastaan adalah
pelatihan. Pelatihan adalah proses pengembangan kualitas sumber daya manusia yang
pada akhirnya akan membuat sumber daya tersebut menjadi lebih produktif dan
karenanya bisa memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan organisasional. Oleh
karena itu, tujuan dari pelatihan adalah untuk meningkatkan produktivitas dari individu-
individu dalam tugas mereka dengan mempengaruhi perilaku mereka. Pelatihan individu-
individu pada dasarnya merupakan suatu proses empat langkah yaitu:
a. Penentuan kebutuhan pelatihan : Langkah pertama dalam proses pelatihan adalah
penentuan kebutuhan pelatihan yang ada dalam suatu organisasi kewiraswastaan.
Kebutuhan pelatihan adalah bidang informasi atau bidang keterampilan dari individu-
individu atau kelompok yang perlu dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan
produktivitas organisasional dari individu-individu atau kelmpok tersebut.
b. Perancangan program pelatihan : Sekali kebutuhan telah ditentukan, suatu program
pelatihan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus dirancang. Pada
dasarnya, perancangan suatu program berarti penggabungan berbagai tipe kenyataan
dan aktivitas-aktivitas yang akan dipenuhi oleh kebutuhan pelatihan yang terbentuk.
Jelasnya, ketika kebutuhan pelatihan berubah, kenyataan dan aktivitas-aktivitas yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan berubah.
c. Penanganan program pelatihan : Langkah berikutnya dari proses pelatihan adalah
yang sesudahnya program pelatihan, atau pelatihan individu-individu yang
sesungguhnya. Berbagai teknik yang ada untuk menyalurkan informasi yang
diperlukan dan pengembangan keterampilan yang dibutuhkan dalam program
pelatihan. Beberapa teknik tersebut adalah:
1) Teknik penyaluran informasi : dua teknik utama dalam penyaluran informasi
dalam program pelatihan adalah ceramah, mungkin teknik paling luas digunakan
didalam menyalurkan informasi pada program pelatihan adalah ceramah. Bass dan
Kewirausahaan 80
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
C. TUGAS/LATIHAN
1. Memahami tentang pengertian sumber daya manusia dan manajemen sumber daya
manusia:
a. Sebutkan definisi sumber daya manusia dan manajemen sumber daya
manusia?
Kewirausahaan 81
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 82
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
PERTEMUAN 11
TATA KELOLA KEUANGAN USAHA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tata kelola keuangan usaha diantaranya:
1. Memahami Pengantar UMKM dan Manajemen.
2. Memahami Tata Kelola Keuangan Usaha
B. DESKRIPSI MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Pengantar UMKM dan Manajemen
Perusahaan atau setiap lembaga yang begerak dibidang komersial harus tetap dan
selalu melakukan tata kelola keuangan usaha yang baik dan benar sehingga segala kegiata
usahanya dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Berbagai usaha dalam melaksanakan tata
kelola keuangan tersebut dapat menghadirkan hasil yang baik jika dirancang, ditetapkan dan
dijalankan dengan baik.
(Sailendra et al., 2020) salah satu pilar perekonomian bangsa diantaranya adalah
koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) selain juga berkontribusi besar
dalam penopang perekonomian bangsa. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan
Koperasi, merupakan salah satu pilar dan tulang punggung perekonomian bangsa, yang
menyerap banyak tenaga kerja dan kesempatan berusaha pada sektor informal. Pandemi
Covid-19 dan disrupsi industri 4.0 telah merubah tatanan sosial-ekonomi, turut
mempengaruhi jenis industri ini. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh UMKM dan
Koperasi saat ini, masih rendahnya literasi akuntansi dan tatakelola keuangan, ditambah
dengan transformasi tatanan sosial-ekonomi dari sistem konvensional ke sistem digital. Salah
satu solusi untuk meningkatkan pengetahuan UMKM dan Koperasi terhadap dunia digital
yang berhubungan dengan literasi akuntansi dan tatakelola keuangan yaitu melalui pelatihan,
pendampingan dan penelitian. Pelatihan, pendampingan dan penelitian terhadap para pelaku
UMKM dan Koperasi ini dilakukan dengan metode berinteraksi langsung melalui tatap muka
Kewirausahaan 83
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
dan observasi lapangan. Implikasi dari hasil pelatihan, pendampingan dan penelitian,
merekomendasikan agar pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh akademisi
bersinergi dengan Dinas Koperasi dan UMKM, perlu terus dilakukan secara
berkesinambungan. Karena, dengan pelatihan dan pendampingan yang berkesinambungan,
literasi dan keterampilan akuntansi berbasis SAK ETAP dan tatakelola keuangan berbasis
teknologi digital Android UMKM dapat ditingkatkan. Sehingga efisiensi dan kinerja usaha
dapat tercapai. Terutama pada era pandemi Covid-19 dan normal baru, agar pelaku usaha
UMKM tetap dapat eksis dan mampu berkompetisi dalam menghadapi persaingan usaha.
(Putra & Abdul Ghani, 2020) menjelaskan bahwa Dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian masyarakat ini menunjukkan, bahwa peserta dapat mengenal dan mempraktekkan
membuat pencatatan dan transaksi yang terjadi sehari-hari pada usaha mereka. Hasil yang di
capai dari pelatihan ini 70% para peserta sudah bisa menyusun laporan keuangan dangan
baik. Sedangkan 30% dari peserta masih mengalami kendala dalam menyusun laporan
keuangan karena masih kesulitan dalam menentukan mana akun yang akan dimasukkan
kedalam laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca dan laporan arus kas.
(Irawati et al., 2020) menjabarkan penjelasan dalam jurnalnya bahwa Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro Kecil Menengah, Yayasan
Dian Mandiri berkomitmen untuk menjadi aset bagi bangsa Indonesia sesuai dengan visinya
mentransformasi kehidupan melalui pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Komitmen pengembangan Usaha ini diwujudkan dengan membantu pengembangan kegiatan
usaha mitra. Dalam pengembangan usaha, para mitra seringkali menghadapi permasalahan
dalam perencanaan keuangan kegiatan usaha mereka, terutama di masa pandemi ini. Dengan
adanya kegiatan pengabdian masyarakarat ini, diharapkan menjadi solusi terhadap
permasalahan tata kelola keuangan mitra Dian Mandiri. Selanjutnya, melalui program
pengajaran tentang tata kelola keuangan sederhana dari Universitas Pamulang diharapkan
menjadi sarana pemberdayaan masyarakat sekitar.
(Wahyuningsih & Fahmie, 2019) menjelaskan dalam jurnalnya bahwa penelitian yang
dilakukan ini merupakan tahap pertama yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
kendala yang dihadapi serta pandangannya terhadap informasi keuangan dengan melalukan
identifikasi dan menganalisa kondisi objek penelitian, Penelitian dilakukan dengan menyebar
200 kuisioner kepada UMKM Kota Bogor. Hasilnya menunjukan bahwa permodalan
umumnya berasal dari modal sendiri (91%). Omzetnya masih dibawah 30 juta Rupiah
perbulan (72%). Pembukuan dilakukan secara sederhana (95%). Mereka memandang laporan
keuangan tidak perlu dilakukan (47%), selain itu sebanyak 25% tidak mengetahui bagaimana
Kewirausahaan 84
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
cara membuat laporan keuangan. Sebanyak 82% belum mengetahui SAK EMKM. Namun
demikian mereka menganggap laporan keuangan merupakan hal yang penting dalam
menjalankan usahanya (75%). Mereka berharap informasi keuangan dapat mengatasi
kesulitan yang selama ini dihadapi dan mampu menghasilkan informasi keuangan yang
mereka butuhkan.
(Febriyantoro et al., 2019) dalam jurnal pelatihan yang telah dilakukan menjelaskan
bahwa Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yang dihadiri oleh 25
peserta dari pelaku UMKM di lingkungan PKK Tiban Global. Berdasarkan dari hasil dan
pembahasan pada kegiatan ini, pelaku UMKM dibekali tentang pendidikan kewirausahaan,
strategi pemasaran yang efektif dan pengelolaan keuangan sederhana serta mengenali
berbagai skema pembiayaan yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM. Pelatihan ini
memberikan pemahaman dan perbaikan bagi pelaku UMKM dalam pengelolaan usahanya,
beberapa perbaikan yang bisa dilakukan para UMKM yaitu perbaikan karakter dalam
menjalankan usahanya, karena para UMKM selalu dihadapkan dengan tantangan baru seperti
perkembangan teknologi, munculnya usaha baru yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat berpengaruh pada jalannya usaha, merencanakan dan mengatur keuangan
usaha dengan tepat, pemasaran yang lebih efektif dengan penggunaan sosial media dan iklan
berbayar seperti instagram ads maupun facebook ads, perbaikan berikutnya yaitu akses
permodalan yang bisa didapatkan oleh pelaku UMKM melalui lembaga-lembaga yang
ditunjuk dalam pengalokasian dana bagi pelaku UMKM.
(Sanjaya & Nuratama, 2021) menerangkan secara umum sebagian besar para pelaku
usaha termasuk usaha UMKM akan berfikir bagaimana agar usaha yang dijalankan dapat
berkembang? Sebagian lagi berfikir bagaimana mendapatkan modal tambahan agar dapat
mengembangkan usaha, karena diyakini tidak usaha tidak dapat berkembang apabila tidak
mendapatkan tambahan modal usaha. Dalam prespektif usaha, UMKM diklasifikasikan
dalam 4 (empat) kelompok (Bank Indonesia, 2015), yaitu:
1. UMKM sector informal, seperti pedagang kaki lima.
2. UMKM Mikro merupakan para dengan kemampuan dan sifat pengerajin namun kurang
mimiliki jiwa kewirausahaan dalam mengembangkan usahanya.
3. Usaha Kecil Dinamis merupakan kelompok yang mampu berwirausaha dengan menjalin
Kerjasama, misalnya menerima pekerjaan sub kontrak serta ekspor.
4. Fast Moving Enterprise adalah UMKM yang memiliki kewirausahaan yang cakap dan
telah siap bertransformasi menjadi usaha besar.
Kewirausahaan 85
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 menjelaskan bahwa Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) merupakan perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang
atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu.
Pada umumnya, pengusaha kecil kurang memperhatikan strategi pengelolaan bisnis bahkan
tidak memiliki rencana pengembangan usaha. Mereka berfokus bagaimana menjual barang
tanpa memikirkan bagaimana melakukan perbaikan kepada produk yang mereka pasarkan
supaya lebih baik.
Usaha Kecil
1. Jenis barang atau komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang
berubah.
2. Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah pindah.
3. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana.
4. Keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga.
5. Sudah membuat neraca usaha.
6. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.
7. Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha.
8. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam keperluan modal.
9. Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business
planning.
Kewirausahaan 86
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
10. Contoh: Pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang qq pengumpul lainnya.
Usaha Menengah
1. Memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, dengan pembagian tugas yang jelas
antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi.
2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan
teratur sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk
oleh perbankan.
3. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan.
4. Sudah memiliki persyaratan legalitas antara lain izin tetangga.
5. Sudah memiliki akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan.
6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
7. Contoh: Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.
Usaha Besar
Usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional
milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi
di Indonesia
Selain itu, berdasarkan aspek komoditas yang dihasilkan, UMKM juga memiliki karakteristik
tersendiri antara lain:
1. Kualitasnya belum standar. Karena sebagian besar UMKM belum memiliki kemampuan
teknologi yang memadai. Produk yang dihasilkan biasanya dalam bentuk handmade
sehingga standar kualitasnya beragam.
2. Desain produknya terbatas. Hal ini dipicu keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
mengenai produk. Mayoritas UMKM bekerja berdasarkan pesanan, belum banyak yang
berani mencoba berkreasi desain baru.
3. Jenis produknya terbatas. Biasanya UMKM hanya memproduksi beberapa jenis produk
saja. Apabila ada permintaan model baru, UMKM sulit untuk memenuhinya. Kalaupun
menerima, membutuhkan waktu yang lama.
Kewirausahaan 87
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
4. Kapasitas dan daftar harga produknya terbatas. Dengan kesulitan menetapkan kapasitas
produk dan harga membuat konsumen kesulitan. Bahan baku kurang terstandar. Karena
bahan bakunya diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda.
5. Kontinuitas produk tidak terjamin dan kurang sempurna. Karena produksi belum teratur
maka biasanya produk-produk yang dihasilkan sering apa adanya.
Kendala Eksternal
1. Iklim usaha masih belum kondusif.
2. Infrastruktur
3. Akses
Kewirausahaan 88
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
1. Planning atau perencanaan meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana
untuk mencapai tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama
manajemen dan meliputi segala sesuatu yang manajer kerjakan. Membuat keputusan
biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan dibuat berdasarkan
proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting karena banyak berperan dalam
menggerakan fungsi manajemen yang lain. Menurut Husein (2009) ada empat macam
pendekatan utama dalam pembuatan suatu perencanaan. Adapun keempat pendekatan
tersebut adalah:
a. Pendekatan Atas Bawah (Top Down)
b. Pendekatan Bawah Atas (Bottom Up)
c. Pendekatan Campuran
d. Pendekatan Kelompok
2. Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap sumber
daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan
organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke
dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk
mengerjakan beberapa tugas. Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan
kegiatan ke departemen atau beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk
memastikan bahwa sumber daya manusia diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Mempekerjakan orang untuk pekerjaan merupakan aktifitas kepegawaian yang khas.
Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi
yang terpisah dari organizing.
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam organisasi biasanya
diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dipecah menjadi berbagai
jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan
uraian jabatan (job description). Husein (2009) menjelaskan mengenai langkah langkah
dalam proses pengorganisasian sebagai berikut:
a. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan organisasi agar sesuai dengan
visi dan misinya.
b. Membagi beban kerja kedalam aktivitas aktivias yang secara logis dan memadai
dapat dilakukan oleh seorang atau oleh sekelompok orang.
c. Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan cara yang logis dan
efisien.
Kewirausahaan 89
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu manage yang berarti mengurus,
mengelola, mengendalikan, mengusahakan, memimpin, sedangkan pengertian manajemen
secara etimologis adalah seni pelaksanakan dan mengatur. Pengertian manajemen juga
dipandang sebagai disiplin ilmu yang mengajarkan proses mendapatkan tujuan organisasi
dalam upaya bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik organisasi. Suatu organisasi
dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, dan untuk mencapai tujuan secara efektif
Kewirausahaan 90
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
diperlukan manajemen yang baik dan benar. Manajemen melibatkan aktifitas – aktifitas
koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat
diselesaikan secara efisien dan efektif (Sudaryo 2018).
Richard L. Daft (2011) empat fungsi manajemen dalam menggunakan sumber daya
untuk mencapai suatu tujuan organisasi, yaitu:
a. Perencanaan (planning), artinya menentukan tujuan untuk kinerja organisasi di masa
depan, serta memutuskan tugas dan peggunaan sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tertentu.
b. Pengorganisasian (organizing), meliputi penentuan dan pengelompokan tugas ke
dalam departemen, penentuan otoritas, serta alokasi sumber daya di antara
organisasi.
c. Kepemimpinan (leading), merupakan penggunaan pengaruh untuk memberikan
motivasi kepada karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Memimpin berarti
menciptakan budaya dan nilai bersama, mengomunikasikan tujuan kepada karyawan
di seluruh organisasi, serta memberikan masukan kepada karyawan agar memiliki
kinerja dengan tingkat yang tinggi.
d. Pengendalian (controlling) yaitu mengawasi aktivitas karyawan dan menentukan
apakah organisasi dapat memenuhi target tujuannya, serta melakukan koreksi bila
diperlukan.
Penggunaan TI sudah sejak lama diimplementasikan dalam penyusunan laporan
keuangan. Kombinasi teknologi informasi dan akuntansi kemudian melahirkan bahasan
mengenai Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Menurut Bodnar (2010) SIA mencakup
penggunaan teknologi informasi untuk menyediakan informasi bagi pengguna. Marshall
(2014) menyatakan bahwa SIA yang didesain dengan baik dapat menambah nilai organisasi
dengan:
a. Meningkatkan kualitasdan mengurangi biaya produk atau jasa,
b. Meningkatkan efisiensi,
c. Berbagi pengetahuan,
d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasokanya,
e. Meningkatkan struktur pengendalian internal,
f. Meningkatkan pengambilan keputusan
Tujuan Pembelajaran 2:
Tata Kelola Keuangan Usaha
Kewirausahaan 91
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Peranan akuntansi dalam dunia bisnis sangatlah besar. Horgen dan Harrison (2007)
menyatakan bahwa akuntansi adalah “bahasa bisnis, semakin baik anda memahami bahasa
tersebut, maka semakin baik anda dapat mengelola bisnis”. Tentu dalam hal ini peranan
akuntansi sangatlah penting. Para pemilik bisnis menggunakan informasi akuntansi untuk
menetapkan tujuan, mereka mengevaluasi kemajuan dalam mencapai tujuan tersebut dan
mengambil tindakan korektif jika diperlukan (Horgen dan Harrison: 2007). Dalam menyusun
laporan keuangan di Indonesia ada standar yang harus digunakan, yakni Standar Akuntansi
Keuangan (SAK). Standarisasi laporan keuangan sangatlah penting, karena dapat
memunculkan persepsi yang sama kepada para pembaca laporan dan laporan tersebut akan
dapat diperbandingkan.
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang berkembang dewasa ini memberikan
banyak kemudahan pada berbagai kegiatan bisnis karena teknologi ini menitik beratkan pada
pengaturan sistem informasi dengan penggunaan komputer sehingga TI dapat memenuhi
kebutuhan informasi dunia bisnis dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat.
Penggunaan teknologi komputer dalam akuntansi telah lumrah digunakan dan menjadi
semakin penting terutama dalam menyongsong revolusi industri 4.0. Banyak software
akuntansi yang telah beredar dan dipergunakan oleh kalangan bisnis di Indonesia. Ada
software buatan luar negeri seperti Mind Your Own Businness (MYOB), Microsoft Office
Accounting Express, ada juga software buatan dalam negeri yang juga telah terkenal dan
banyak digunakan seperti Accurate dan Zahir.
Semua software tersebut dibuat untuk tujuan memudahkan pengguna untuk mencatat
transaksinya, memudahkan membuat laporan keuangan, memudahkan melacak transaksi dan
banyak kemudahan lainnya dengan menggunakan software akuntansi tersebut. Bahkan orang
yang tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi, dengan latihan singkat dapat
mengoperasikan software tersebut sehingga dapat membuat laporan keuangan dengan sangat
baik.
Cara dan tahap mengelola keuangan usaha sehingga dapat mempertahankan juga
mengembangkan usaha diantaranya sebagai berikut:
1. Lacak Semua Biaya dengan Detail. Hal yang sangat penting dalam mengatur keuangan
dalam berbisnis adalah melacak semua biaya pengeluaran dan mengelola pembukuan
dengan benar. Sangat penting untuk menyimpan semua bukti dari pendapatan maupun
Kewirausahaan 92
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 93
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
7. Tetap Hemat. Tetap berhemat meski sudah memiliki penghasilan dari bisnis yang
dijalankan adalah sebuah cara mengatur keuangan yang sangat baik. Penghasilan yang
didapatkan dari bisnis tentu tidak selalu lancar setiap bulannya. Oleh sebab itu, menahan
diri dengan tetap berhemat bisa menjadi cara yang bagus untuk berjaga-jaga bila
mengalami masalah keuangan di masa depan.
8. Minimalisasi Biaya Perjalanan. Melakukan perjalanan pergi ke luar kota tidak ada
salahnya, apalagi bila dalam hal berurusan dengan bisnis. Namun, yang perlu
diperhatikan adalah tetap menjaga biaya perjalanan seminimal mungkin. Hal ini sejalan
dengan menjaga agar tetap hemat demi kesehatan keuangan bisnis. Atur perjalanan
dengan baik, sewa akomodasi yang nyaman tapi tetap hemat, akan membuat perjalanan
bisnis mengeluarkan sedikit biaya. Atau solusi terbaik menggunakan aplikasi komunikasi
daring yang sedang marak akhir akhir ini seperti Zoom, Google Meet, atau Skype yang
memudahkan Anda untuk melakukan interaksi dimanapun dan kapanpun Anda mau
tanpa batasan jarak.
9. Berhati-hati Saat Membuka Cabang. Membuka cabang di tempat lain memang sangat
menggiurkan. Apalagi dengan membuka cabang artinya bisnis yang sedang dijalankan
mengalami kesuksesan. Namun, sebaiknya keputusan membuka cabang ini harus
dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana. Tidak jarang pula banyak perusahaan yang
terpaksa menutup kembali cabang karena kurang memberikan profit dan malah
menambah beban pengeluaran. Masalah yang biasanya terjadi saat Anda membuka
banyak cabang adalah kontrol keuangan Anda yang tidak sepenuhnya maksimal pada
setiap cabang. Solusi terbaik adalah menggunkan software akuntansi yang memiliki fitur
multi cabang untuk memudahkan Anda memantau keuangan dan inventori seluruh
cabang pada bisnsi Anda, salah satunya adalah Accurate Online.
10. Menyewa (Terkadang) Lebih Baik Daripada Membeli. Membeli barang-barang untuk
produksi atau operasi memang penting. Namun, pernahkah terpikir untuk menyewa
terkadang bisa lebih baik daripada membeli? Terutama untuk keperluan yang tidak
berulang atau jarang, menyewa barang atau alat tentunya dapat menekan biaya
pengeluaran. Menyewa barang juga akan menghindarkan dari biaya perawatan alat bila
harus membeli.
11. Mencari Pinjaman itu Baik. Banyak yang mencibir pengusaha yang mencari pinjaman
karena banyak yang menganggap meminjam uang sama dengan sedang bermasalah.
Padahal ada banyak hal yang bisa dilakukan dari mencari pinjaman, salah satunya adalah
Kewirausahaan 94
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
mengembangkan bisnis lebih baik lagi. Meminjam uang di bank atau pihak lain itu baik
selama digunakan untuk hal yang produktif dalam berbisnis.
12. Siapkan Dana Darurat. Dana darurat adalah dana yang dipersiapkan untuk kejadian-
kejadian darurat yang menimpa ketika berbisnis. Keberadaan dana darurat ini penting
agar bisnis bisa tetap berjalan meski kondisi di luar sedang kurang baik. Untuk membuat
dana darurat, sisihkan sebagian pemasukan yang diterima dan jangan pernah gunakan
dana darurat untuk keperluan apapun kecuali memang benar-benar darurat.
13. Mendidik Diri Sendiri Tentang Ilmu Keuangan. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam
mengatur keuangan adalah dengan mendidik diri sendiri. Jangan pernah lelah untuk
belajar tentang berbagai hal seperti laporan keuangan, termasuk cara membaca laporan
keuangan. Dengan bisa membaca laporan keuangan, maka pemilik bisnis bisa
mengetahui arti yang ada dalam laporan keuangannya.
14. Melakukan Monitoring dan Mengukur Performa. Selaku pemilik bisnis, sangat penting
untuk melakukan monitoring dan mengukur performa keuangan bisnis. Ini masih
berkaitan dengan yang sebelumnya yaitu mendidik diri sendiri. Dengan mendidik diri
sendiri, seorang pemilik bisnis bisa melakukan monitoring dengan baik dan mengukur
performa keuangan perusahaannya.
15. Mengembangkan Usaha dari Laba. Jangan lupa untuk mengembangkan bisnis dengan
menggunakan laba yang diperoleh. Sebagai seorang pelaku bisnis, tentunya mendapatkan
laba sebesar-besarnya adalah target yang ingin dicapai. Salah satu caranya adalah dengan
memutar laba menjadi suatu hal yang produktif seperti pengembangan usaha. Jangan
langsung menghabiskan laba yang diperoleh untuk keperluan pribadi.
C. LATIHAN
1. Jelaskan mengenai penerapan fungsi manajemen yang kekemukaan oleh Terry (1975)
dalam kegiatan usaha?
2. Berdasarkan penjelasan mwngwnI cara dan tahap mengelola keuangan usaha, hal apa
yang dapat memberikan tantangan dan hambatan dalam mengelola keuangan usaha?
Jelaskan?
Kewirausahaan 95
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
PERTEMUAN 12
PENERAPAN MANAJEMEN PEMASARAN DAN PENJUALAN PRODUK
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam pertemuan ini, mahasiswa diharuskan dapat memahami bagaimana penerapan
manajemen pemasaran dan penjualan produk diantaranya:
1. Mampu memahami konsep manajemen pemasaran
2. Mampu memahami bagaimana melakukan penjualan produk
B. DESKRIPSI MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Mampu memahami konsep manajemen pemasaran
Secara definisi, pemasaran adalah kegiatan pemenuhan kebutuhan manusia dan social
(Kotler and keller, 2012) dalam (Wirapraja et al., 2021) definsi lain dari kegiatan pemasaran
adalah proses social dan manajerial dari konsumen untuk mendapatkan apa yang mereka
butuhkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran segaal sesuatu yang bernilai dengan
pihak penjual (Tjiptono, 2014) dalam (Wirapraja et al., 2021). (Kotler dan Keller, 2012)
dalam (Suryati, 2019) memperbaharui marketing mix dengan the 4Ps modern marketing,
yaitu: people, process, program dan performance. Sedangkan (Pearson, 2014) mengajukan
20Ps of marketing, yaitu:
a. CORE (Product, Price, Place, Promotion dan Packaging)
Kewirausahaan 96
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Pemasaran
1. Strategi Pemasaran
Pemasaran Langsung, Pemasaran langsung bisa diamakan pengiriman pos langsung,
pengiriman pesanan melalui pos, dan tanggapan langsung. Semuanya termasuk kategori
pemasaran langsung karena semuanya melibatkan aktivitas total dengan mana penjual
memengaruhi transfer barang dan jasa pada pembeli, mengarahkan usahanya pada pemerhati
dengan menggunakan satu media atau lebih untuk tujuan mengumpulkan tanggapan melalui
telepon, pos, atau kunjungan pribadi dari calon pelanggan. Pertumbuhan pemasaran langsung
telah dipercepat dengan sejumlah inovasi penting. Kartu kredit misalnya, mempercepat
transaksi pesanan melalui pos bisa menghindari pembayaran kontan. Perkembangan
komputer memungkinkan penyimpanan sejumlah besar data, misalnya mengenai pelanggan,
daftar barang, dan lain-lain. Pertumbuhan media surat kabar dan siaran televisi serta radio
juga membantu mempercepat pertumbuhan teknik pemasaran langsung.
Keuntungan Pemasaran Langsung, Keuntungan utama dari pemasaran langsung adalah
kemudahan untuk masuk dalam usaha dan kebutuhan modal yang kecil, setiap masuk dalam
usaha pemasaran langsung tanpa izin usaha yang rumit dan persyaratan keterampilan dan
pendidikan yang perlu. Di samping kemudahan untuk masuk dalam usaha, kebutuhan modal
yang diperlukan untuk masuk dalam usaha pemasaran langsung juga minimal. Tidak
Kewirausahaan 97
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
diperlukan fasilitas besar, toko, atau sejumlah karyawan yang besar untuk masuk dalam usaha
pemasaran langsung. Modal yang diperlukan biasanya digunakan untuk pencetakan,
pengeposan, dan daftar-daftar lainnya. Semuanya ini bisa dilakukan sebagai usaha paruh
waktu hingga usaha ini mendatangkan aliran kas yang bisa mendukung usaha penuh.
Hal ini berbeda dengan usaha baru lainnya yang membutuhkan kerja keras dan perhatian
penuh dari wiraswastawan. Usaha pemasaran langsung juga memungkinkan wiraswastawan
untuk masuk ke pasar dengan cepat. Produk dan jasa bisa diuji untuk menentukan minat
pelanggan dengan biaya minimum. Jika produk atau jasa tertentu berhasil, penawaran bisa
dengan mudah diperluas untuk memenuhi permintaan potensial terhadap produk tertentu
tersebut.
Teknik Alternatif Pemasaran Langsung, Sejumlah strategi alteratif bisa digunakan oleh
wiraswastawan pada usaha-usaha pemula:
a. Periklanan terklasifikasi (classified advertising) : Pendekatan paling sederhana dan tidak
mahal lagi bagi wiraswastawan adalah iklan terpilih pada surat kabar dan majalah.
Majalah atau surat kabar hendaknya diidentifikasi yang akan mencapai pasar produk/jasa
yang tepat. Iklan terklasifikasi bisa mendatangkan hasil laba yang tinggi.
b. Periklanan display (display ads) : Tipe periklanan ini memungkinkan wiraswastawan
membeli kolom pada majalah atau surat kabar. Ia memberi peluang untuk menjelaskan
secara gambling dan gambaran produk/jasa. Di samping itu, kupon potongan harga bisa
dimasukan dalam iklan tersebut sehingga pelanggan bisa memotongnya untuk dikirimkan
bersama pembayarannya.
c. Kiriman pos langsung (direct mail) : Teknik ini memungkinkan wiraswastawan untuk
mengirim barang yang dijual secara langsung kepada calon pelanggan. Teknik ini
hendaknya digunakan ketika terdapat produk dan segemen pasar yang jelas.
d. Katalog penjualan (catalog sales) : Pencetakan katalog berkualitas merupakan investasi
yang sangat mahal bagi wiraswastawan. Walaupun ini lebih mudah dibandingkan menjual
di toko eceran, katalog harus, menarik dan merangsang minat pelanggan. Keuntunganya
adalah bahwa katalog memungkinkan penjualan berulang karena katalog dapat disimpan
untuk digunakan dimasa yang akan datang.
e. Pemasaran tanggapan langsung media (media direct response marketing) : Radio, televisi,
dan telepon mungkin dipandang sebagai pendekatan alternatif untuk pemasaran produk
atau jasa. Radio dan televisi dipandang sebagai bentuk periklanan media siaran. Dalam
membeli waktu siar dan bukannya ruang, sebagaimana iklan display, wiraswastawan
menghadapi masalah yang berbeda. Dalam membeli waktu, tidak ada jadwal yang
Kewirausahaan 98
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 99
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
proses menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai
tujuannya. Perencanaan juga bisa didefinisikan sebagai perkembangan sistematis dari
program tindakan yang ditujukan pada pencapaian tujuan bisnis yang telah disepakati dengan
proses analisis, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih
dahulu. Perencanaan organisasi mempunyai dua maksud yaitu perlindungan dan kesepakatan
(protective and affirmative). Maksud protektif adalah meminimasi risiko dengan mengurangi
ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial
yang berhubungan. Sedangkan affirmative adalah untuk meningkatkan tingkat keberhasilan
organisasional. Di samping itu, tujuan perencanaan adalah membentuk usaha terkoordinasi
dalam organisasi. Tanpa adanya perencanaan biasanya disertai dengan tidak adanya
koordinasi dan timbulnya ketidakefisienan.
Akan tetapi tujuan mendasar dari perecanaan adalah membantu orgaisasi mencapai
tujuannya. Sedangkan maksud perencanaan adalah untuk melancarkan pencapaian usaha dan
tujuan. Analisis Lingkungan, pada umumnya, lingkungan eksternal dipadang sebagai tidak
bisa dikendalikan oleh wiraswastawan. Akan tetapi, dalam pembuatan rencana pemasaran
wiraswastawan hendaknya menyadari perubahan pada bidang-bidang Perekomian,
wiraswatawan harus mempertimbangkan perubahan dalam GNP (pedapatan nasinal bruto),
pengangguran menurut daerah geografis, pendapatan siap konsumsi, dan lain-lain.
Kebudayaan, evaluasi perubahan kebudayaan mungkin mempertimbangkan pergeseran pada
populasi menurut demografi, contohnya dampak ledakan penduduk atau pertumbuhan para
manula dalam komposisi penduduk, perubahan sikap seperti cintailah produk buatan dalam
negeri, kecederungan dalam keselamatan kerja, tuntutan upah minimum, kesehatan, nutrisi,
semuanya mungkin mempunyai dampak perencanaan pasar dari wiraswastawan. Teknologi,
kemajuan teknologi sulit diprediksi. Akan tetapi, wiraswastawan hendaknya
mempertimbangkan perkembangan teknologi potensial yang ditentukan dari sumber daya
yang terlibat dalam industri besar atau pemerintah. Berada di pasar yang berubah dengan
cepat karena perkembangan teknologi akan menurut wiraswastawan untuk membuat
keputusan pemasaran jangka pendek secara hati-hati maupun bersiap-siap dengan rencana
kontingensi bagi perubahan teknologi tertentu yang mungkin memengaruhi produk atau
jasanya.
Permintaan, sebagian besar produk mengikuti daur hidup, selama berbagai tahap dari
daur hidup, pertumbuhan permintaan, penurunan, atau stabilisasi mungkin terjadi.
Perencanaan pasar akan mempersiapkan wiraswastawan terhadap adanya perubahan tersebut
akan memberikan cara persiapan terhadap perubahan permintaan yang memerlukan tindakan
Kewirausahaan 100
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
tertentu pada produk/jasa, saluran distribusi, harga atau promosi. Persoalan hukum, terdapat
banyak persoalan hukum dalam memulai usaha baru. Wiraswastawan hendaknya bersiap-siap
dengan adanya perubahan peraturan hukum dari pemerintah yang mungkin akan
memengaruhi produk/jasa. Saluran distribusi, strategi promosi atau harga, hambatan pada
periklanan media pelarangan miuman keras, iklan rokok, dan lain-lain) dan peraturan
keamanan prduk yang memengaruhi produk kemasan adalah contoh yang bisa memengaruhi
program pemasaran. Persaingan, sebagian besar wiraswastawan umumya meghadapi acaman
ptensial dari perusahaan yang lebih besar. Wiraswastawa harus bersiap-siap denga ancama
tersebut dan hendaknya membuat rencana pemasaran yang meguraikan strategi dalm
lingkungan persaigan.
Bahan mentah, juga cukup sulit untuk meramalkan kekurangan bahan mentah. Adalah
gagasan baik bagi wiraswastawan untuk membentuk hubungan kuat dengan pemasok dan
sensitif terhadap ancaman adanya kelangkaan bahan mentah. Jika terdapat kelangkaan bahan
mentah, wiraswastawan harus membuat perencanaan sumber alternatif dari bahan mentah
tersebut. Mungkin sangat sulit mendapatkan sumber alternatif yang mapan, akan tetapi
kesadaran akan risiko akan menyelamatkan wiraswastawan dalam mempertahankan usahanya
dan memungkinkan mereka mediversifikasi usahanya atau menutup usaha sebelum
mengalami kerugian besar. Faktor internal merupakan variabel dimana wiraswastawan
mempunyai suatu kendali atas variabel tersebut. Berikut ini adalah beberapa faktor internal
yaitu sumber daya finansial, rencana finasial hendaknya menguraikan kebutuhan finasial dari
usah baru tersebut. Manajemen, sangat penting bagi suatu organisasi untuk memberikan
tanggung jawab implementasi perencanaan. Pada beberapa kasus, ketersediaan para ahli
tertentu mungkin tidak bisa dikendalikan (misalnya kelangkaan tipe manajer teknis).
Wiraswastawan harus membangun tim manajemen efektif dan memberikan tanggung jawab
kepada mereka untuk mengimplementasikan rencana pemasaran.
Pemasok yang digunakan umumnya didasarkan pada sejumlah faktor seperti harga,
waktu penyerahan, kualitas, bantuan manajemen, dan lain-lain. Pada beberapa kasus dimana
bahan mentah langka atau hanya ada beberapa pemasok bahan mentah atau suku cadang
tertentu, wiraswastawan mempunyai kendali yang kecil atas keputusan. Karena harga
pasukan, waktu peyerahan, dan lain-lain mempunyai dampak pada banyak keputusan penting
sekali memasukan faktor-faktor tersebut dalam rencana perusahaan. Sasaran dan tujuan,
setiap usaha baru hendaknya menetapkan tujuan dan sasaran yang akan menuntun perusahaan
melalui pembuatan keputusan jangka panjang. Tujuan atau sasaran tersebut berisi pernyataan
yang melibatkan manajemen dan program pemasaran pada arah yang terbatas. Sasaran atau
Kewirausahaan 101
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
tujuan tersebut mudah mengalami perubahan oleh wiraswastawan dan dianggap bisa
diandalkan. Akan tetapi, harus dipahami bahwa tujuan dan sasaran adalah berarti pedoman
jangka panjang dan perubahan konstan akan menujukan ketidakstabilan dan ketidakamanan
bagian manajemen. Batasan rencana Pemasaran, rencana pemasaran dirancang untuk
memberikan tiga jenis infromasi dasar yaitu kita berada dimana?, kemana kita akan pergi
(dalam angka pendek)?, bagaimana kita akan kesana?. Rencana pemasaran hendaknya
dipahami oleh manajemen sebagai pedoman penerapan tak berarti saja. Ketika
wiraswastawan tidak meluangkan waktu yang tepat untuk mengembangkan rencana
pemasaran atau berpikir bahwa “hal ini membuang-buang waktu saja”, mereka biasanya akan
menafsirkan secara salah arti rencana pemasaran dan apa yang bisa dicapai dan apa yang
tidak. Pengembangan rencana perlu medokumentasikan secara formal dan menguraikan
sebanyak mungkin perincian pemasaran yang akan menjadi bagian pembuatan keputusan.
Proses ini akan memungkinkan wiraswastawan untuk tidak hanya memahami dan mengetahui
isu-isu penting tetapi siap dengan perubahan lingkungan, bahkan walaupun rencana
pemasaran memberikan cara formal untuk mengimplementasikan startegi pemasaran,
terdapat masalah yang menyebabkan sulitnya perencanaan pasar.
Peramalan, kemampuan wiraswastawan untuk membuat peramalan realitas
merupakan tugas yang sangat sulit dengan perubahan lingkungan bersaing, restrukturisasi
pasar, dan perubahan teknologi baru yang meyumbang pada sulit dipahaminya kondisi pasar.
Wiraswastawan harus merancang rencana-rencana dan membuat penyesuaian serta
modifikasi yang perlu agar memenuhi tujuan dan sasaran yang diiginkan. Bantuan dari
saluran distribusi, data industri dan riset pemasaran akan membantu peramalan. Penting juga
untuk menetapkan mekaisme pengawasan dalam rencana pemasaran yang memungkinkan
modifikasi strategi pemasaran jika teradi perubahan. Memperoleh informasi yang dibutuhkan,
kntuk mengembangkan rencana pasar yang efektif, sangat diperlukan informasi mengenai
kecenderungan pasar, kebutuhan konsumen, teknologi, perubahan pangsa pasar, reaksi
pesaing, dan lain-lain. Wiraswastawan umumnya tidak mampu ataupun tidak yakin
bagaimana mendapatkan semua infromasi yang dibutuhkan. Terdapat sumber kedua yang
bisa digunakan oleh wiraswastawan. Kadin, jurnal perdagangan, badan-badan pemerintah
(departemen perdagangan) merupakan sumber informasi pasar yang sangat berguna.
Informasi yang dibutuhkan dan kemampuan mendapatkan informasi tersebut bergantung
pada pasar dan industri.
Kendala waktu, seperti halnya dengan kasus keputusan perencanaan, sulit untuk
memprediksi berapa lama yang dibutuhkan untuk membuat rencana pasar secara memadai.
Kewirausahaan 102
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Karena waktu sangat penting bagi wiraswatawan, mudah sekali menggunakan waktu yang
sedikit dalam pembuatan rencana pemasaran, yang mungkin akan menghasilkan rencana
pemasaran yang sangat dangkal. Hal ini bisa meyebabkan keputusan strategi pemasaran yang
tidak benar yang tidak memperhitungkan semua alternatif yang ada dan hasil-hasilnya.
Koordinasi proses perencanaan, bagi usaha baru, proses perencanaan harus dikoordinasi oleh
tim manajemen. Karena sebagian dari anggota tim mungkin kurang berpengalaman dalam
perencanaan pasar, hal ini menimbulkan masalah penyelesaian efektif. Pada beberapa kasus,
wiraswastawan mungkin hanya satu-satunya orang yang terlibat dalam perencanaan pasar,
khususnya jika perencanaan tersebut untuk usaha baru. Koordinasi karenanya bukan
merupakan masalah. Implementasikan perencanaan pasar, rencana pemasaran berarti
komitmen oleh wiraswatawan pada strategi tertentu. Rencana tersebut bukan semata-mata
dokumen formal untuk pedukung finasial dari luar. Komitmen harus dibuat untuk
mengimplementasikan semua tahap rencana maupun untuk membuat penyesuaian yang
diperlukan dan ditimbulkan oleh pasar.
Langkah-langkah Pembuatan Rencana Pemasaran, mendefinisikan situasi bisnis yaitu
situasi bisnis adalah telaah dimana perusahaan berada. Ia merespons pertanyaan pertama dari
tiga pertanyaan pada awal bab ini . untuk merespons pertanyaan ini, wiraswastawan
hendaknya menelaah kinerja produk dan perusahaan masa lalu. Jika perusahaan tersebut
merupakan usaha baru. Latar belakang lebih bersifat pribadi dan menguraikan bagaimana
produk/jasa dikembangkan dan mengapa ia dikembangkan (yaitu, terpenuhinya kebutuhan
konsumen). Jika rencana melibatkan produk yang ada, tahap rencana pemasaran ini
hendaknya berisi informasi mengenai kondisi pasar sekarang, kinerja perusahaan dan
industri. Peluang atau prospek depan hendaknya termasuk dalam bagian ini. Mendefinisikan
segmen pasar/peluang dan ancaman, segmentasi pasar adalah proses membagi pasar ke dalam
kelompok homogen yang lebih kecil. Hal ini membantu wiraswastawan mendefinisikan
peluang dan memberikan pendekatan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang bisa di
manage. Sekali pasar teridentifikasi dan terbagi, wiraswastawan bisa memutuskan apakah
akan masuk pada sebagian atau seluruh segmen pasar. Disamping itu, ancaman bagi
keberhasilan harus dipertimbangkan dalam segmen pasar ini.
Kekuatan dan kelemahan, penting bagi wiraswastawan untuk mempertimbangkan
keunggualan dan kelemahan produk pada pasar yang dituju. Kelemahan berhubungan dengan
kapasitas produk yang dibatasi oleh ruang dan peralatan. Disamping itu, perusahaan
mempunyai sistem distribusi produk/jasa yang tidak memadai dan harus bergantung pada
perwakilan perusahaan. Kurangnya dana untuk mendukung usaha promosi besar-besaran bisa
Kewirausahaan 103
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
diidentifikasi sebagai kelemahan. Penetapan tujuan dan sasaran, sebelum keputusan strategi
pemasaran bisa diuraikan, wiraswastawan harus menetapkan tujuan dan sasaran pemasaran
realitas dan spesifik. Sasaran dan tujuan tersebut harus menguraikan kemana perusahaan
diarahkan dan menspesifikasi hal-hal seperti pangsa pasar, jumlah distributor, laba,
penjualan, penetrasi pasar, tingkat kesadaran, peluncuran produk baru, kebijakan penentuan
harga, promosi penjualan, dan dukungan periklanan. Mendefinisikan strategi pemasaran dan
usaha yang dilakukan, sekali tujuan dan sasaran pemasaran ditetapkan, wiraswastawan bisa
mengengbangkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi merespons pertanyaan
bagaimana kita akan kesana?, penting sekali bahwa strategi dan tindakan yang diambil
bersifat spesifik dan terperinci. Contoh strategi yang baik dan yang buruk adalah strategi
yang buruk. Kita akan meningkatkan pejualan produk kita dengan menurunkan harga dan
strategi yang baik. Kita akan meningkatkan penjualan produk 6 sampai 8 persen dengan
menurunkan harga sebesar 10 persen, menghadiri pameran perdagangan, mengadakan
pengiriman pos kepada 5000 pelanggan potensial.
Perancangan tanggung jawab implementasi, keputusan rencana pemasaran hanya
merupakan awal dari proses pemasaran. Rencana harus diimplementasikan dengan efektif
untuk memenuhi semua tujuan yang diinginkan. Seseorang, dan biasanya adalah
wiraswastawan harus bertanggung jawab pada implementasi tiap-tiap strategi dan tindakan
yang diambil dalam rencana pemasaran. Penganggaran strategi pemasaran, keputusan
perecanaan efektif harus mempertimbangkan biaya-biaya dalam implemetasi keputusan
tersebut. Jika wiraswastawan mengikuti prosedur perincian strategi dan program untuk
memenuhi tujuan dan sasaran yang diinginkan, biaya-biaya harus jelas. Jika asumsi
diperlukan, asumsi tersebut harus dinyatakan dengan jelas sehingga siapapun yang menelaah
rencana pemasaran memahami implikasi tersebut. Monitor kemajuan usaha pemasaran,
monitoring rencana melibatkan penjajakan hasil-hasil tertentu dari usaha pemasaran. Data
penjualan menurut produk, daerah, perwakilan penjualan, dan tempat penjualan adalah hasil
tertentu yang harus dimonitor. Apa yang dimonitor bergantung pada tujuan dan sasaran
tertentu yang diuraikan pada rencana pemasaran. Suatu tanda-tanda dari proses monitor akan
memberikan peluang pada wiraswastawan untuk mengarahkan kembali atau memodifikasi
usaha pemasaran sekarang untuk memungkinkan perusahaan mencapai tujuan dan sasaran
awalnya.
Pemasaran Tidak Langsung, metode penjualan yang menggunakan saluran dan media
pemasaran secara tidak langsung kepada pembeli atau konsumen disebut pemasaran tidak
langsung. Strategi pemasaran ini bisa menggunakan beberapa cara, seperti memanfaatkan
Kewirausahaan 104
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
iklan, public relation, website, blog dan media-media iklan lainnya serta lebih kepada
memanfaatkan pihak perantara dalam transaksi penjualan. Perbedaan dengan strategi
pemasaran langsung terletak pada peran pihak perantara atau pihak ketiga dalam transaksi
penjualan.
Tujuan Pembelajaran 2:
Mampu memahami bagaimana melakukan penjualan produk
Strategi Penjualan
(Munadi, 2018) menjelaskan dalam jurnalnya bahwa dari beberapa strategi pemasaran
yang dapat digunakan adalah melakukan investasi dengan membuka cabang perusahaan di
lokasi lain serta melaksanakan upaya meminimalisasi biaya dan operasional yang tidak
efisien agar tetap dapat mempunyai cashflow yang kuat. Selain itu dengan memberikan
potongan penjualan yang lebih besar jika konsumen melakukan pembelian kembali atau
ulang merupakan salah satu strategi penjualan lainnya. Meningkatkan mutu pelayanan dan
memberikan insentif kepada pegawai untuk menambah motivasi serta terus melakukan
kegiatan-kegiatan promosi.
Dalam (Mulyana, 2019) bauran promosi kombinasi metode promosi yang digunakan
untuk meningkatkan penerimaan produk-produknya. Terdapat empat metode komunikasi
penjualan yaitu:
1. Periklanan, dengan penyajian penjualan non personal yang dikomunikasikan melalui
bentuk media atau non-media untuk mempengaruhi sejumlah besar konsumen. Pemilihan
media atau bentuk periklanan didasarkan pada berbagai faktor, yaitu:
a. Produk yang diiklankan
b. System distribusi produknya
c. Editorial
d. Kemampuan teknis media
e. Strategi periklanan saingan
f. Sasaran yang dapat dicapai
g. Karakteristik media
h. Biaya
Kewirausahaan 105
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 106
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
C. LATIHAN
1. Jelaskan mengenai pemasaran langsung dan pemasaran tidak langsung serta apa
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing cara pemasaran atau penjualan
tersebut? Jelaskan juga dapat dengan contoh?
2. Dari beberapa metode komunikasi penjualan yang ada, menurut Anda manakah
metode komunikasi penjualan yang paling efektif dan efisien dalam memaksimalkan
hasil penjualan? Jelaskan?
PERTEMUAN 13
EVALUASI TATA KELOLA USAHA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai membuat proposal bisnis diantaranya:
1. Memahami cara mengevaluasi tata kelola usaha
2. Memahami metode evaluasi usaha
B. DESKRIPSI MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Memahami Cara Mengevaluasi Tata Kelola Usaha
Dalam menjalankan roda usaha ada kalanya perlu melakukan evaluasi atas
perlaksanaan usaha yang dijalankan. Hal ini bertujuan untuk dapat mengetahui kenapa usaha
yang di jalankan tidak maksimal atau cenderung merugi. Jika terus seperti ini dan tidak ada
upaya untuk menghentikan atau memutus mata rantai kerugian usaha tentu tidak sedikit usaha
yang dijalankan bisa tutup dengan merugi. Oleh karena itu sebagai pelaku usaha perlu tahu
bagaimana cara mengevaluasi tata kelola usaha yang dijalankannya. Seperti apa saja yang
perlu dievaluasi sehingga dapat menghentikan kerugian dan dapat memberikan keuntungan
yang baik untuk usaha yang dijalankan. Untuk memahami cara mengevaluasi tata kelola
usaha perlu diperhatikan beberapa hal yang diperlukan untuk dievaluasi. Tujuan dari
pelaksanaan evaluasi terhadap tata kelola usaha dapat memberikan dampak yang positif
terhadap usaha itu sendiri. Sebagai pemilik dapat mengetahui masalah apa saja dan dari situ
dapat memformulasikan strategi penanganannya dan dapat dihindari kejadian/masalah serupa
dikemudian hari. Dampak positif lainnya adalah Pemilik usaha mampu memberikan
produk/jasa yang lebih baik karena hasil evaluasi tersebut. Namun tidak sedikit mereka acuh
atau cenderung abai dalam melakukan evaluasi ini.
Kewirausahaan 107
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Berikut beberapa bagian yang perlu dilakukan evaluasi dalam menjalankan usahanya
yaitu sebegai berikut:
1. Produk/Jasa
Hal yang perlu dilakukan proses evaluasi adalah produk/jasa. Kenapa ini yang perlu di
evaluasi? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan pertanyaan juga yaitu bagaimana respon
atau penjualan dari produk/jasa yang ditawarkan. Jika kuantitas penjualan produk/jasa
sangat baik maka produk/jasa ini tidak perlu dievaluasi. Namun jika kualitas produk/jasa
tidak dapat memberikan efek yang baik terhadap penjualannya maka ada yang perlu
dievaluasi mulai dari kualitas, jika produknya makanan bisa dievaluasi bagaimana rasa
atau varian makanannnya. Jika produknya berupa jasa, hal yang paling tepat adalah
apakah jasanya sudah sesuai dengan harapan pelanggan. Jika belum maka jasa tersebut
perlu dievaluasi agar dapat memberikan sumbangsih yang positif terhadap usaha yang
dijalankan.
2. Target
Target merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam peningkatan penjualannya. Jika
target awal dari produk/jasa yang ditawarkan tidak sesuai atau targetnya meleset artinya
perlu dilakukan evaluasi kembali. Misalnya produk atau jasa yang hendak dijual
ditargetkan untuk usia remaja, produk atau jasa yang ditawarkannya harus tepat atau
sesuai dengan trand target tersebut. Denga demikian produk/jasa yang ditawarkan sesuai
dengan target yang ditetapkan. Ada pula ketidak sesuaian target, misalnya target
dicanangkan untuk produk pakaian A kategori remaja rentan usia 17 tahun – 20 tahun.
Namun model dan coraknya sudah tidak sesuai (misalnya lebih ke tema/model orang tua).
Artinya produknya tidak sesuai dan targetnya perlu dievaluasi dan dilakukan perubahan
kembali sehingga produk/jasa yang ditawarkan sesuai dengan target tersebut.
3. Pasar
Kenapa pasar perlu dievaluasi? Karena pasar menentukan layak atau tidaknya produk/jasa
ini ditawarkan. Contoh produk yang dibuat tidak terlalu diminati pasar, lalu dipaksakan
untuk tetap dipasarkan maka jadinya produknya tidak sesuai dengan pasar. Jika ingin
masuk pada pasar tertentu, pastikan sudah tahu apa yang diinginkan dan adanya pembeda
dari produk-produk yang sudah ada. Awalnya di pasar Smartphone, karena teknologi dari
Apple kian naik, lalu muncul OS Android yang kala itu tidak dilirik oleh Pasar. Namun
oleh Samsung OS tersebut digunakan, hingga kini Samsung memiliki market share
penjualan Smartphone yang baik. Lihat lagi di era Blackberry dimana awalnya produk
yang memiliki aplikasi BBM (Blackberry Messenger), kini tenggelam bak ditelan bumi.
Kewirausahaan 108
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kisah pasar di smartphone ada Nokia. Sebelum era smartphone saat ini, Nokia sempat
merajai ponsel di Indonesia namu seiring perkembanga teknologi, Nokia tidak cepat
beradaptasi dengan mengimplementasikan teknologi terbaru maka akhirnya pasarnya
hilang. Lain lagi seperti Samsung yang diawal kemunculan Android yang tidak
diperhitungkan, pada akhirnya menjadi OS yang paling banyak digunakan oleh produsen
smartphone di Dunia. Kondisi pasar seperti contoh ini pelru dilakukan evaluasi. Apakah
produk/jasa sudah sesuai dengan kondisi pasar? Bagaimana persedian dan permintaan
produk? Sudah sangat seimbangkah atau sebaliknya.
4. Keuangan/Pendapatan
Point yang tidak kalah pentingnya untuk dievaluasi adalah kondisi keuangan setiap usaha
yang dijalankan. Jika kondisi keuangan terus mengalami kerugian dan tidak mampu untuk
menjalankan usahanya opsi menutup usaha adalah hal yang paling akhir untuk diambil.
Namun jika terus-terusan merugi opsi tersebut perlu diambil. Oleh karena itu jika
pendapatan dari sisi keuangan tidak sesuai dengan target perlu dilakukan evaluasi. Salah
satunya adalah mengurangi biaya yang tidak terlalu penting dan porsinya lebih besar.
Misalnya adalah pengeluaran untuk pembayaran gaji yang terlalu tinggi, alternatifnya
adalah dengan mengurangi karyawan. Biaya-biaya pengeluaran yang besar dan cenderung
memberatkan kondisi keuangan perlu dievaluasi dengan cepat untuk menghindari kondisi
keuangan yang terus merugi. Sementara pos dari masing-masing anggaran dapat
dilakukan penyesuaian dengan budget terbatas tapi tetap bisa menghasilkan pemasukan
sehingga memberikan pendapatan yang positif untuk terus menjalankan usahanya.
5. Operasional
Dari sisi operational ada tiga point yang perlu diperhatikan untuk dilakukan evaluasi agar
dapat memberikan dampak yang positif yang pertama adalah mengevaluasi dari bidang
Sumber Daya Manusia. Kenapa pelru dievaluasi? Karena dari sisi SDM ada point penting
yaitu mana saja SDM yang memberikan sumbangsih besar mana SDM yang membuat
kerugian usaha. Mereka yang memberikan kontribusi positif dapat dipertahankan.
Sementara mereka yang berkontribusi negative yang cenderung merugikan sudah
sebaiknya perlu dievaluasi sehingga menjaga Manajemen SDM yang positif. Kedua dari
sisi operasion adalah bidang Sales dan Marketing. Jika bagian dari Sales dan marketing
tumbuh positif maka berdampak pada adanya pendapatan yang positif untuk usaha yang
dijalankan. Terlebih lagi biaya yang dikeluarkan tidak besar namun memberikan hasil
yang amat besar untuk keuntungannya maka perlu dipertahankan. Namun jika hasil
penjualan turun dan pemasukan cenderung negative dan minus maka ini perlu
Kewirausahaan 109
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
diperhatikan kembali untuk dilakukan evaluasi yang bijak. Hasil dari sales kurang baik,
apa karena program-program yang dijalankan tidak tepat sasaran atau tidak memberikan
dampak yang positif perlu dievaluasi dengan baik. Karena biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan sales dan marketing yang tidak sedikit perlu mendapatkan hasil yang baik
sehingga pengeluaran berbanding lurus dengan hasil yang didapat. Terakhir dari sisi
operation adalah IT System, jika terdapat fraud atau sistem yang error dalam menjalankan
usahanya maka bisa menyebabkan usaha yang dijalankan terhenti. Jika roda usaha
terhenti maka otomatis pemasukan terhenti juga. Oleh karena itu IT System perlu
diperhatikan dari sisi keamanan, kemanfaatan dan kemudahan untuk dapat membantu
kegiatan operasional menjadi mudah dan lebih cepat. Kita ambil contoh sebelum
teknologi berkembang, untuk setor dan buka rekening Bank harus datang ke Cabang
Bank Terdekat. Kini untuk setor tunai tanpa perlu ke teller tapi cukup ke mesin ATM
yang sudah ada fasilitas setor tunai. Transfer sebelumnya bisa via teller Bank atau ATM.
Kini dengan perkembangan teknologi dan IT transfer semudah genggaman tangan artinya
bisa melakukan transfer dari HP dan uang langsung diterima. Oleh karena itu jika IT
System bermasalah maka operasional usaha akan tersendat oleh karena itu pastikan IT
System berfungsi dan bekerja dengan baik.
Dari semua pemaparan perlunya evaluasi tata kelola bisa dilakukan secara
menyeluruh atau dilakukan proses evaluasi hanya pada salah satu bidang saja. Maksunya
adalah proses evaluasi sesuai dengan kondisi yang mengakibatkan atau memberikan dampak
yang negative terdahap usaha yang dijalankan. Sehingga proses evaluasi dilakukan pada
bisang tertentu dan hanya pada bagian yang perlu dilakukan evaluasi. Artinya tidak semuanya
dilakukan evaluasi, sebagai contoh: jika kinerja SDM yang tidak mempuni, maka yang perlu
di evaluasi adalah kinerja dari SDM tertentu juga. Misalnya SDM Sales/Penjualan
kurang/tidak dapat memenuhi target, maka SDM bagian tersebut yang perlu dievaluasi.
Misalnya yang perlu dievaluasi adalah bagian Sales dan Marketing yang kinerjanya kurang
baik. Maka bagian tersebut yang perlu dilakukan evaluasi dan seterusnya. Oleh karena itu
proses evaluasi tata kelola usaha dapat menghemat waktu dan berjalan tepat sasaran dari inti
bagian yang perlu dievaluasi.
Tujuan Pembelajaran 2:
Memahami Metode Evaluasi Usaha
Kewirausahaan 110
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Dalam menjalankan proses evaluasi perlu dilakukan dengan berbagai cara atau
metode yang dapat dignakan. Hal ini terlebih dapat dilihat pada bidang apa saja yang perlu
dilakukan proses evaluasinya dan hasil akhir yang diharapkan dari proses evaluasi ini. Proses
evaluasi salah satunya dapat menggunakan metode Evaluasi 360 Derajat. Artinya adalah
melakukan proses evaluasi dengan memanfaatkan umpan balik ganda dari setiap hal yang
dilakukan. Hal ini dilakukan bisa oleh internal maupun dari eksternal sehingga proses
evaluasi dengan metode ini mampu memberikan penilian pada semua bagian. Adapun tujuan
dalam menerapkan metode ini dapat memberikan manfaat umpan balik yang positif dari
setiap produk/jasa mulai dari keunggulan dan kekurangannya. Selanjutnya adalah dapat
memberikan panduan dalam penerapan strategi pengembangan produk/jasa yang dilakukan
sehingga usahanya dapat berkembangan. Namun ada hal yang perlu menjadi perhatian dalam
menerapkan metode ini diantaranya adalah data yang dibutuhkan. Perlu diperhatikan bahwa
metode ini memberikan informasi internal untuk dapat di ekspose ke eksternal sehingga
dalam penerapannya perlu pertimbangan top manajemen. Yang perlu dipertimbangkan
berikutnya adalah bagaimana pengumpulan data tersebut diperlukan, misalnya diperlukan
survey langsung kepada pelanggan tentang kepuasan pelanggan terhadap produk/jasa,
kepuasan terhadap pelayanan, kenyamanan, kinerja karyawan dan seterusnya. Hal ini dapat
difasilitasi dengan penyediaan kotak saran atau di era digital dapat memberikan akses
penilaian pelanggan secara digital. Berikutnya adalah evaluasi antar unit internal artinya
mengevaluasi lini/bagian yang ada diinternal itu seperti apa sehingga dapat memberikan efek
yang positif dari setiap usaha yang dijalankan.
Metode Evaluasi berikutnya adalah metode Analisis Biaya-Manfaat. Artinya biaya
yang dikeluarkan/dibelanjakan bagaimana manfaat yang didapat dari usaha yang dijalankan.
Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang memiliki manfaat yang baik
terhadap usaha yang dijalankan dimana biaya yang menyertainya dilakukan evaluasi. Jika
biayanya rendah namun manfaat yang didapat sangat baik untuk usaha yang dijalankan perlu
dipertahankan. Namun jika biaya yang dikeluarkan besar tapi manfaat yang didapat tidak
terlalu besar bahkan cenderung merugikan maka perlu dilakukan evaluasi yang tepat kembali.
Dari sisi metode ini perlu menjadi fokusnya adalah bagian yang bersifat nyata/ril artinya
dapat dilihat dan dievaluasi dengan tepat sehingga hasilnya bisa terasa. Namun dapat juga
seperti yang tidak nyata. Misalnya nilai kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa. Point
pentingnya adalah semakin baik produk/jasa yang ditawarkan mendapat respon yang positif
dan cenderung dicari konsumen artinya produk/jasa yang ditawarkan memiliki nilai yang
baik dimata konsumen. Dengan demikian pelanggan puas terhadap produk/jasa tersebut.
Kewirausahaan 111
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Metode Evaluasi berikutnya yaitu metode berfokus pada Program dan Kebijakan.
Metode ini dilakukan dengan dua pendekatan yaitu evaluasi semu dan evaluasi formal.
Maksud dari evaluasi semu yaitu metode yang dilakukan dengan mendeskripsikan suatu
produk/jasa dengan meminta respon dari orang/kelompok/masyarakat terhadap produk/jasa
yang ditawarkan. Hasil akhirnya dapat berupa data grafik, angka atau indeks yang
mencerminkan respon pelanggan sehingga menghasilan respon yang tepat sasaran dan
terkendali dengan baik setiap proses pelaksanaannya. Sementara evaluasi formal dapat
dilakukan melalui pendekatan pada program/kebijakan yang telah disimpulkan oleh para
pemangku kebijakan dalam manajemen dan diumumkan kepada public. Teknik yang
digunakan dalam metode ini dengan mengklarifikasi nilai, sasaran serta dampak yang
ditimbulkan dan dilakukan pementaan terhadap kendala yang terjadi untuk dapat memutus
mata rantai hal yang berdampak negative dan dievaluasi dengan segera untutk memberikan
nilai yang positif untuk usaha yang dijalankannya.
Metode Evaluasi berikutnya ada pada nilai dan pertimbangan dari keputusan teoretis.
Artinya dalam melakukan evaluasi diperlukan data dan informasi untuk mengevaluasi dan
sebagai data acuan dalam pengambilan keputusannnya. Mulai dari informasi pelanggan,
produk, penjualan, pendapatan dan data lainnya diperlukan untuk proses evaluasi. Semakin
lengkap data semakin baik proses evaluasi karena didukung dengan data yang valid untuk
pengambilan keputusannya. Namun yang perlu dipertimbangkan adalah dari proses
pengumpulan data dan informasi yang memerlukan waktu yang tidak sedikit. Sehingga untuk
menggunakan metode ini memerlukan persiapan yang bisa panjang jika data dan informasi
tidak lengkap. Namun bisa cepat juga jika semua data dan informasi dapat disajikan dengan
cepat sehingga dalam pengambilan keputusannya objectif dan tepat sasaran bai untuk internal
maupun eksternal. Dengan demikian prosesnya lebih fair dan dapat diterima hasilnya oleh
manajemen.
C. LATIHAN
1. Definisi dan cara dalam mengevaluasi tata kelola usaha yang dijalankan apa saja?
2. Bagaimana mengimplementasikan hasil evaluasi tersebut?
3. Sebutkan metode-metode evaluasi usaha?
4. Kekurangan dan kelebihan dalam melakukan evaluasi usaha apa saja?
Kewirausahaan 112
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
PERTEMUAN 14
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN USAHA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam pertemuan ini, mahasiswa/I diharuskan dapat memahami mengenai konsep dan
etika wirausaha diantaranya:
1. Mampu menjelaskan definisi tentang kepemimpinan dan perilaku kepemimpinan
2. Mampu memahami motivasi berwirausaha
3. Mampu memahami cara berkomunikasi dalam berwirausaha
B. DESKRIPSI MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Definisi dan Perilaku Kepemimpinan
Kewirausahaan 113
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
temukan di dalam dunia kerja. Pemimpin dalam jenis kepemimpinan seperti ini cenderung
mengajak anggota timnya untuk mengikuti arahan dirinya seorang. Seorang Profesor dari
Fakultas Bisnis Harvard bernama Goleman menyatakan bahwa jenis kepemimpinan seperti
ini adalah kepemimpinan yang paling terbaik untuk diterapkan ketika pemimpin ingin
merancang beberapa visi terbaru di dalam organisasi dalam waktu yang singkat. Para
pemimpin dalam jenis kepemimpinan ini seakan-akan mengatakan “Ikuti Saya!” kepada para
anggota timnya. Proses perubahan visi akan berjalan dengan cepat, karena pemimpin ini akan
mengatur segalanya dan mengajak seluruh subordinatnya untuk percaya dan yakin terhadap
keputusannya. Sebagai contoh, ketika suatu organisasi atau perusahaan harus berhadapan
dengan sebuah perubahan, maka secara otomatis pemimpin organisasi tersebut harus
beradaptasi dengan perubahan secepat mungkin, yaitu dengan menyesuaikan visi misi yang
ada dengan perubahan tersebut. Perubahan yang cepat menuntut para pemimpin untuk
menyesuaikan visi dan misi organisasi secepat mungkin. Jenis kepemimpinan ini juga sering
disebut sebagai tipe kepemimpinan autokratis.
Kedua, Pemimpin yang Demokratik (The Democratic Leader). Berbeda dengan jenis
kepemimpinan sebelumnya, jenis kepemimpinan seperti ini akan membentuk seorang
pemimpin yang lebih demokratik dan mau menerima serta mendengar masukan dari para
anggotanya. Menurut Goleman, pemimpin dalam jenis kepemimpinan ini seolah-olah akan
berkata, “Bagaimana Menurut Anda?” kepada para anggota timnya. Jenis kepemimpinan
seperti ini paling banyak disukai oleh para karyawan atau anggota tim. Terlebih lagi, jenis
kepemimpinan ini akan sangat efektif untuk diterapkan ketika para pemimpin sangat
memerlukan ide-ide (gagasan) dan pendapat yang terbaik dari para subordinatnya.
Sayangnya, jenis kepemimpinan ini tidak terlalu efektif jika pemimpin sedang menghadapi
keadaan darurat, dimana dirinya harus mengambil keputusan secara cepat. Pemimpin yang
Berperan sebagai Penentu Kecepatan (The Pacesetting Leader). Ketika seorang pemimpin
menerapkan jenis kepemimpinan demokratik, pemimpin tersebut akan rela untuk menunggu
keputusan yang paling terbaik dari hasil diskusi seluruh karyawannya. Namun, jenis
kepemimpinan ketiga ini akan membentuk seorang pemimpin yang berperan sebagai penentu
kecepatan. Bagi pemimpin yang menerapkan jenis kepemimpinan ini, kecepatan adalah hal
yang sangat kritikal bagi mereka. Sehingga, semakin cepat para karyawannya menerapkan
apa yang diperintahkan, maka akan semakin baik. Bagi Profesor Goleman, pemimpin seperti
ini seolah-olah mengatakan “Lakukan apa yang saya lakukan, sekarang!” kepada para
karyawannya.
Kewirausahaan 114
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 115
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
mereka tetang bagaimana membuat keputusan sebagai seorang pemimpin. Kekuatan yang
pertama adalah nilai-nilai wiraswastawan, kekuatan kedua derajat keprcayaan wiraswatawan
pada bawahan, kekuatan yang ketiga adalah kekuatan pemimpin dari wiraswatawan itu
sendiri, dan yang keempat adalah toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity). Kekuatan-
kekuatan pada bawahan, Seorang wiraswatawan hendaknya mengetahui kekuatan-kekuatan
pada bawahan yang mempengerahui ketetapan hati dari wiraswastawan tentang bagaimana
membuat keputusan sebagai seorang pemimpin. Untuk mengerti bawahan, seorang
wiraswatawan harus ingat bahwa tiap bawahan agak berbeda dan tidak sama. Kekuatan-
kekuatan pada situasi atau keadaan, Kekuatan yang mempengaruhi ketetapan hati
wiraswastawan tentang bagaimana membuat keputusan sebagai seorang pemimpin adalah
kekuatan dalam situasi kepemimpinan.
Kekuatan situasi pertama melibatkan tipe organisasi dimana seorang pemimpin
bekerja. Faktor-faktor organisasial seperti ukuran kelompok kerja distribusi geografisnya
menjadi penting dalam membuat keputusan sebagai seorang pemimpin. Kekuatan situasi
kedua adalah efektifitas anggota-anggota kelompok bekerja bersama. Untuk tujuan ini,
seorang wiraswastawan harus mengevaluasi isu-isu seperti pegalaman kelompok dalam
bekera bersama dan derajat kepercayaa yag dimiliki oleh anggota-anggota kelompok dalam
kemampuan mereka untuk memecahkan masalah sebagai suatu kelompok. Kekuatan situasi
ketiga yang mempengaruhi adalah masalah yang harus dipecahkan. Sebelum bertindak
sebagai seorang pemimpin yang dipusatkan pada bawahan, seorang wiraswastawan harus
yakin bahwa suatu kelompok memiliki keahlian yang diperlukan untuk membuat keputusan
mengenai masalah yang ada. Kekuatan situasi keempat melibatkan waktu yang tersedia
dalam membuat suatu keputusan. Sebagai suatu garis pedoman umum, semakin sedikit waktu
yang tersedia bagi pembuatan suatu keputusan, semakin tidak praktis untuk membiarkan
suatu kelompok membuat keputusan.
Tujuan Pembelajaran 2:
Motivasi Berwirausaha
Kewirausahaan 116
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
mempengaruhi perilaku tersebut dan membuatnya lebih konsisten dengan pencapaian tujuan
organisasional. Karena produktivitas dalam semua organisasi adalah hasil dari perilaku
anggota organisasi, mempengaruhi perilaku ini adalah kunci bagi wiraswastawan untuk
meningkatkan produktivitas. Model Motivasi Berbagai model yang menguraikan bagaimana
motivasi terjadi telah dikembangkan. Tiga model tersebut adalah, pertama model motivasi
kebutuhan tujuan. Model motivasi kebutuhan dan tujuan dimulai dengan perasaan kebutuhan
individu. Kebutuhan ini ditransformasi menjadi perilaku yang diarahkan untuk mendukung
pelaksanaan perilaku tujuan. Tujuan perilaku tujuan adalah mengurangi kebutuhan yang
dirasakan. Secara teoritis, perilaku mendukung tujuan dan perilaku tujuan berkelanjutan
sampai kebutuhan yang dirasakan telah sangat berkurang. Kedua, model ekspektasi vroom,
pada kenyataannya, proses motivasi adalah situasi yang lebih rumit dibandingkan yang
digambarkan oleh model motivasi kebutuhan-tujuan. Model ekspektasi vroom mengatasi
beberapa kerumitan tambahan. Seperti halnya dengan kebutuhan-tujuan, model ekspektasi
vroom didasarkan pada premis bahwa kebutuhan yang dirasakan menyebabkan perilaku
kemanusiaan. Akan tetapi, model ekspektasi vroom juga mengungkapkan isu kekuatan
motivasi . kekuatan motivasi adalah tingkatan keinginan individu untuk menjalankan suatu
perilaku. Ketika keinginan meningkat atau menurun, kekuatan motivasi dikatakan
berfluktuasi.
Menurut model motivasi vroom, kekuatan motivasi ditentukan oleh nilai dari hasil
menjalankan suatu perilaku yang dirasakan, kemungkinan yang diraskan bahwa perilaku
yang dijalankan oleh individu akan menyebabkan diperolehnya hasil. Ketika kedua faktor
tersebut meningkat kekuatan motivasi atau keinginan individu untuk menjalankan perilaku
akan meningkat. Pada umumnya, individu cenderung untuk menjalankan perilaku-perilaku
yang memaksimumkan balas jasa pribadi dalam jangka panjang. Model porter-lawler, porter
dan lawler telah mengembangkan suatu model motovasi yang menggambarkan uraian proses
motivasi yang lebih lengkap dibandingkan model kebutuhan-tujuan atau model ekspektasi
vroom. Model motivasi porter-lawler konsisten dengan dua model sebelumnya dimana model
ini menerima premis bahwa kebutuhan yang dirasakan akan menyebabkan perilaku
kemanusiaan dan usahan yang dilakukan untuk mencapai suatu tugas ditentukan oleh nilai
balas jasa yang dirasakan yang dihasilkan dari suatu tugas dan probabilitas bahwa jasa
tersebut akan menjadi nyata. Model porter-lawler juga menekankan tiga karakteristik lain dari
proses motivasi, yaitu nilai balas jasa yang dirasakan ditentukan oleh baik balas jasa intristik
dan ekstrinstik yang menghasilkan kepuasan kebutuhan ketika suatu tugas diselesaikan. Balas
jasa intrinstik berasal langsung dari pelaksanaan suatu tugas, sementara balas jasa ekstrinstik
Kewirausahaan 117
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
tidak ada hubungannya dengan tugas itu sendiri. Contoh, ketika seorang wiraswastawan
memberi bimbingan pada bawahan mengenai suatu masalah pribadi, wiraswatawan tersebut
mungkin mendapat balas jasa intrinstik dalam bentuk kepuasan pribadi dengan membantu
orang lain. Tingkatan dimana individu secara efektif menyelesaikan suatu tugas ditentukan
oleh dua variable yaitu persepsi individu tentang apa yang diperlukan untuk melaksanakan
suatu tugas, dan kemampuan sesungguhnya dari individu untuk menjalankan suatu tugas.
Sesungguhnya, efektifitas individu dalam menyelesaikan suatu tugas meningkat ketika
persepsi mengenai apa yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas menjadi lebih akurat
dan ketika kemampuan untuk menjalankan suatu tugas meningkat. Keadilan balas jasa yang
dirasakan akan mempengaruhi jumlah kepuasan yang dihasilkan oleh balas jasa tersebut.
Pada umumnya, semakin adil balas jasa yang dirasakan oleh individu, semakin besar
kepuasan yang dirasakan sebagai hasil dari menerima balas jasa tersebut.
Motivasi Prestasi McClelland, teori lain mengenai kebutuhan kemanusiaan dipusatkan
pada kebutuhan untuk berprestasi. Teori ini, yang terutama dipopulerkan oleh David
McClelland, mendefinisikan kebutuhan berprestasi (need for achievement atau n ach) sebagai
keinginan untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien dibandingkan yang
telah dikerjakan sebelumnya. McClelland mengatakan bahwa pada beberapa orang bisnis
kebutuhan untuk berprestasi demikian kuat agar ia lebih termotivasi dibandingkan upaya
mencapai keuntungan. Untuk memaksimumkan kepuasanya, individu dengan kebutuhan
berprestasi yang tinggi cenderung menetapkan tujuan untuk diri mereka sendiri yang
merupakan tantangan tetapi bisa di capai. Walaupun individu-individu tersebut tidak
menghindari risiko sepenuhnya, mereka menilai risiko dengan sangat hati-hati. Individu yang
termotivasi oleh keinginan berprestasi tidak ingin gagal dan akan menghindari tugas-tugas
yang melibatkan terlalu banyak risiko. Individu dengan keinginan yang rendah untuk
berprestasi umumnya menghindari tantangan, tanggung jawab, dan risiko.
Memotivasi Anggota-anggota Organisasi, orang-orang termotivasi atau menjalankan
perilaku untuk memuaskan kebutuhan pribadi mereka. Oleh karena itu, dari sudut pandang
manajerial memotivasi anggota organisasi adalah proses memberikan peluang pada mereka
untuk memenuhi kebutuhan mereka sebagai hasil menjalankan perilaku produktif dalam
organisasi. Memotivasi adalah satu dari empat aktivitas fungsi memengaruhi yang saling
berhubungan yang dilaksanakan oleh wiraswastawan untuk menuntun perilaku anggota
organisasi kearah pencapaian tujuan organisasional. Arti Penting Memotivasi Anggota-
anggota Organisasi Kebutuhan dari anggota organisasi yang tidak terpenuhi akan
menyebabkan munculnya perilaku anggota organisasi yang tidak semestinya atau semestinya.
Kewirausahaan 118
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 119
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
gerakan dalam sejarah bisnis amerika untuk membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih
terspesialisasi telah meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Secara teoritis, gerakan ini
ditujukan pada membuat tenaga kerja lebih produktif dengan membuat mereka mampu
mengerjakan sesuatu lebih efisien. Kedua adalah sejumlah strategi rancangan pekerjaan akhir
telah dikembangkan sejak pengembangan program rotasi kerja dan pengayaan kerja. Dua dari
strategi paling akhir tersebut adalah pengayaan kerja (job enrichment) dan jam kerja fleksibel
(fleksitime). Modifikasi perilaku, strategi keempat yang bisa digunakan untuk memotivasi
anggota organisasi didasarkan terutama pada konsep yang dikenal sebagai modifikasi
perilaku. Modifikasi perilaku dipusatkan pada pendorongan perilaku yang sesuai sebagai
hasil dari konsekuensi perilaku tersebut. Teori modifikasi perilaku menyatakan bahwa jika
seorang wiraswastawan ingin memodifikasi perilaku bawahan, dia harus menjamin bahwa
konsekuensi yang diinginkan terjadi sebagai akibat perilaku tersebut. Hal lain yang bisa
membuat program modifikasi perilaku berhasil termasuk juga memberikan tingkat
penghargaan yang berbeda pada karyawan yang berbeda bergantung pada kualitas hasil kerja
mereka, memberitahukan karyawan apa yang mereka lakukan adalah salah, menghukum
karyawan secara pribadi sehingga tidak mempermalukanya didepan orang lain, dan
senantiasa memberikan penghargaan dan hukuman untuk menekankan bahwa manajemen
serius mengenai usaha modifikasi perilaku.
Tujuan Pembelajaran 3:
Komunikasi
Kewirausahaan 120
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 121
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
C. LATIHAN
1. Mampu menjelaskan definisi tentang kepemimpinan dan perilaku kepemimpinan
a. Definisi dari kepemimpinan apa? Berikan contoh-contoh kepemimpinan!
b. Perilaku kepemimpinan yang ideal untuk usaha keluarga dalam bidang jasa
seperti apa? Jelaskan beserta contohnya!
2. Mampu memahami motivasi berwirausaha
a. Sebutkan definisi motivasi dalam berwirausaha?
b. Berikan penjelasan mengenai teori motivasi yang saudara ketahui?
c. Bagaimana peranan motivasi dalam menjalankan usaha yang dirintisnya?
3. Mampu memahami cara berkomunikasi dalam berwirausaha
a. Definisi komunikasi seperti apa, berikan contohnya!
b. Jenis komunikasi yang baik dan ideal seperti apa yang sesuai dengan ruang
lingkup usaha dengan pendapatan kurang dari Rp. 200.000.000 1 bulan dan
Rp. 1.000.000.000 (Satu Milyar), jabarkan alasannya!
Kewirausahaan 122
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
PERTEMUAN 15
PENDEKATAN KOMUNIKASI BISNIS & DIGITAL MARKETING
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pendekatan komunikasi bisnis & digital
marketing diantaranya:
1. Memahami teori komunikasi
2. Memahami digital marketing
B. DESKRIPSI MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Memahami Teori Komunikasi
Teori Komunikasi
Berdasarkan buku (Suprapto, 2009) menjelaskan pengertian komunikasi sebagai berikut:
1. Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atua emosi dari
seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol (Theodorson dan
Thedorson).
2. Komunikai adalah seni penyampaian informasi, ide sdan sikap seseorang kepada orang
lain (Edwin Emery)
Kewirausahaan 123
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
3. Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesame manusia
(Delton E, Mc Farland)
4. Komunikasi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia yang dilakukan dengan
mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpannya
dalam waktu (Charles H. Cooley)
3 (tiga) pengertian utama komunikasi, yaitu pengertian secara etimologis, terminologis dan
paradigmatis sebagai berikut:
1. Secara etomologis, menurut asal usul kata etimologis, komunikasi berasal dari bahasa
latin ‘communicatio’ dan perkataan ini bersumber pada kata ‘comminis’ yang berarti
sama makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan.
2. Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain.
3. Secara paradigmatic, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen yang
berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Misalkan ceramah, kuliah, dakwah, diplomasi dan sebagainya. (Suprapto, 2009)
Komunikasi Bisnis
Setiap aktivitas manusia yang dilakukan biasanya diiringioleh komunikasi. Demikian
pula dengan aktivitas bisnis, komunikasi tidak dipisahkan dengan setiap pekerjaan.
Berdasarkan definisi yang disampaikan oleh Harold D. Lasswel dalam (Ferinia et al., 2020)
disampaikan bahwa komunikasi adalah “ who says what in which channel to whom and with
what effect”. Who (siapa) mengacu pada pengirim pesan, yang disebut juga dengan
komunikator. What (apa) mengacu pada isi informasi. Which (media) terkait dengan media
yang digunakan misalnya telepon, televise, majalah, internet dan sebagainya. Whom (keapda
siapa) berkaitan dnegan siapa yang menerima pesan atai informasi. With what effect (akibat
yang akan terjadi) dampak dari pesan yang diterima. Dari penjelasan diatas tersebut maka ada
3 (tiga) komponen penting dalam komunikasi yaitu, orang media dan dampak.
1. Orang
Orang adalah individu sebagai pengirim berita/komunikator dan penerima berita.
Komponen pertama ini seringkali menjadi masalah terbesar dalam komunikasi. Tidak
memahami sepenuhnya informasi baik yang menyampaikan maupun yang menerima,
tergesa-gesa dalam menyampaikan dan menerima informasi, tidak fokus dalam
penyampaian dan penerimaan informasi. Untuk itu komunikator perlu mempelajari seni
menyampaikan informasi dan komunikan mempelajari seni mendengarkan dan
Kewirausahaan 124
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
memahami informasi. Yang termasuk komunikator adalah jru bicara, pembawa berita,
pengkhotbah, dosen, pemimpin rapat dan sebagainya dan yang termasuk komunikan
adalah pendengar, pemirsa, pembaca atau pengamat.
2. Media
Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi oleh
pengurum kepada penerima pesan. Media yang lazim digunakan dalam aktivitas sehari-
hari adalah surat menyurat, Koran, majalah, radio televise yang selanjutnya berkembang
menjadi internet, handphone serta media social.
3. Dampak
Komunikasi dapat memberikan dampak yang negatif dan positif. Dampak
positifnya adalah penerima informasi mengerti dan memahami informasi yang mereka
terima serta melaksanakannya, kinerja karyawan semakin baik serta dapat
mempersatukan kesalahpahaman. Sedangkan dampak negatifnya adalah dapat
menimbulkan kebingungan dan kesalahpahaman jika informasi yag diterima tidak jelas,
salah dimengerti, keresahan bahwa secara khusus pada kondisi tertentu penjelasan dan
latar belakang informasi harus disampaikan untuk mencegah pertikaian.
Prinsip Komunikasi
Komunikasi merupakan suaut proses yang dilakukan terus-menerus, berubah-ubah
dan aktif yang melibatkan pihak yang memberikan informasi serta pihak yang menerima
informasi. Oleh sebab itu perlu adanya prinsip komunikasi yang baik agar mempersempit
kesalahpahaman dalam komunikasi.
1. Kejelasan Bahasa
Komunikator dan komunikan harus memiliki kemampuan berbahasa yang baik
secara lisan maupun tulisan. Perlu ada penyesuaian kondisi tempat dan situasi dalam
komunikasi serta bahasayang digunakan agar dapat diterima dan dipahami dengan baik.
2. Integritas dan Ketulusan
Komunikator dan komunikan perlu memahami pentingnya integritas dan
ketulusan dalam menyampaikan pesan. Integritas dalam berkomunikasi adalah informasi
yang disampaikan komunikator dan yang diterima oleh komunikan harus konsisten, jujur
dan bertanggung jawab.
3. Komunikasi Non Verbal
Kewirausahaan 125
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Secara umum atau sebagian besar bentuk komunikasi adalah non verbal.
Komunikasi non verbal adalah komunikasi dimana pesan yang disampaikan bukan dari
kata-kata melainkan dari bahasa tubuh. Sering kali fokus komunikasi antara komunikator
dan komunikan adalah kepada kata-kata yang keluar dari mulut komunikator tanpa
memperhatian bahasa tubuhnya.untuk seorang komunikator dan komunikan sangat
penting untuk mempelajari secara khusus bahasa tubuh untuk melengkapi penjelasan
kata-kata. Bahasa tubuh lebih juru dari kata-kata yang keluar. Berdasarkan hasil
penelitian menjelaskan bahwa 65% sampai 93% komunikasi adalah komunikasi
nonverbal. Sebagai contoh, nada suara menunjukkan bahwa komunikan itu tidak perduli,
memperhatikan bahkan tertarik terhadap suatu penyampaian.
4. Konteks Mempengaruhi Komunikasi
Lingkungan dimana komunikasi dilaksanakan atau dilakukan adalah salah satu
aspek konteks yang mempengaruhi komunikasi. Aspek konteks lainnya secara
umumadalah dimensi psikologis. Misalkan setiap perusahaan memiliki budaya
perusahaannya sendiri yang membentuk norma-norma perilaku. Komunikator dan
komunikan perlu memahami budaya lingkungan misalkan perusahaan agar dapat
beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Waktu adalah aspek lain dari konteks.
Misallkan komunikator terbiasa bangun subuh sedangkan komunikan terbiasa bangun
siang. Perlu dilakukan penyesuaian dan kesepakatan waktu terbaik untuk melakukan
komunikasi diantara komunikator dan komunikan.
5. Komunikasi Tidak Dapat Diubah
Dalam pepatah klasik disebutkan bahwa kata-kata yang sudah keluar, tidak dapat
ditarik kembali. Pada suatu saat, seseorang mungkin akan meralat ucapannya yang telah
dikatakan atau dilakukan, namun sayangnya hal itu benar-benar tidak dapat diralat
seutuhnya.
6. Komunikasi Memberikan Efek atau Pengaruh
Komunikasi akan memberikan atau menghasilkan efek atau pengaruh. Setiap
tindakan komunikasi akan melahirkan konsekuensi terutama bagi semua pihak yang
terlibat dalam komunikasi. Sebagai conoth, misalkan seorang pemimpin berteriak
dikantor akan memberikan pengaruh dan efek pada para karyawan sebagai komunikan.
(Pohan & Fitria, 2021) menjelaskan dalam jurnalnya bahwa komunikasi merupakan
aktifitas manusia yang sangat penting dan selalu dilakukan. Bukan hanya dalam organisasi
melaikna juga dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang
Kewirausahaan 126
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Tujuan Pembelajaran 2:
Memahami Digital Marketing
Digital Marketing
Digital marketing merupakan media yang saat ini menjadi bagian dari bisnis yang
tidak dapat dipisahkan. Secara perlahan namun pasti orang-orang banyak meninggalkan cara
marketing konvensional dan beralih ke digital marketing. Pemahaman musah mengenai
digital marketing adalah pemasaran atau mempromosikan suatu merk atau produk melalui
dunia digital atau internet. Pada awal era 90-an, saat pandangan mengenait perubahan digital
telah dimulai, (Parsons, Zeisser dan Waitman, 1998) dalam (Saputra et al., 2020)
menjelaskan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam pemasaran digital, pemasar konsumen
harus membuat model baru dengan 5 (lima) elemen penting dalam lingkungan media baru.
Kewirausahaan 127
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Gambar berikut ini menunjukkan 5 (lima) faktor keberhasilan dan masalah yang harus
ditangani oleh pemasar disekitarnya.
Kewirausahaan 128
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
konten yang menarik. Selama teknologi informasi terus mengalami kemajuan maka
pemasaran digital juga akan maju. Digital marketing identik dan mirip dengan periklanan
konvensional atau tradisional, perbedaannya terletak terutama adalah pada penggunaan
perangkat digital.
Kewirausahaan 129
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
(Kurniawan, 2019) dalam (Saputra et al., 2020) menjelaskan beberapa jenis digital marketing
diantaranya:
1. Website
Merupakan jenis digital marketing yang paling umum digunakan karena hampir seluruh
produk dan jasa selalu memiliki website sebagia sarana promosi di era digital. Beberapa
keuntungan penggunaan website diantaranya sebagai berikut:
Kewirausahaan 130
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
a. Menjadi media promosi yang dapat diakses setiap saat, sehingga penjual dapat
merespon permintaan dari pelanggan selama 24 jam.
b. Menyediakan informasi yang valid kepada pelanggan yang ingin k=mengetahui
produk dan jasa.
c. Hemat dan efisien dalam hal biaya pemasaran.
2. Sosial Media Marketing
Media yang sangat digandrungi masyarakat untuk menjalin relasi dan pertemanan juga
ideal untuk membangun media promosi pemasaran digital untuk berbagai produk dan
jasa. Media ini juga dapat menjalin komunikasi erat dan intensif antar seluruh orang
bahkan dalalm lingkup seluruh dunia.
3. Search Engine Marketing
Digital marketing yang satu ini akan mendukung website yang memiliki tampilan
dihalaman muka mesin pencarian. Search Engine Marketing sangat dibutuhkan guna
mendukung website yang ada agar lebih cepat dan mudah ditemukan oleh pelanggan
terutama calon pelanggan.
Untuk mengupayakan website bisa muncul di halaman pertama google dapat
menggunakan dua kategori sebagai berikut:
a. Search Engine Marketing pada dasarnya cara kerja SEM adalah dengan cara
meningkatkan visibility dengan menggunakan periklanan dan optimasi dengan
timbal balik berupa uang atau biaya tertentu. Yang digunakanuntuk SEM
diantaranya google, adwords dll.
b. Search Engine Optimization, merupakan upaya untuk menaikkan website di halaman
pertama google dengan strategi atau peletakan kata kunci di konten/artikel. SEO
biasanya memiliki 2 (dua) komponen yaitu non page optimization dan off page
optimization.
Antara SEM dan SEO pda dasarnya saling melengkapi. Namun untuk menaikan
kemungkinan kemudahan menemukan situs baru akan lebih baik menggunakan SEM.
Sedangkan jika ingin mempertahankan kredibilitas situs akan lebih baik
menggunakan SEO.
4. Email Marketing
Digital marketing ini digunakan untuk memberikan dan mengirimkan promo-promo dari
produk yang dimiliki perusahaan melalui email.
5. Video Marketing
Kewirausahaan 131
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Melalui digital marketing ini, dapat menayangkan konsep dengan lebih lengkap dan
menarik dengan tampilan audio dan gambar. Pada umumnya video marketing saat ini
menggunakan media platform youtube untuk menarik konsumen.
6. Iklan secara online
Dengan membuat iklan pada digital marketing di beberapa platform dapat dijadikan
pilihan sebagai digital marketing, namun dari sisi biaya membutuhkan dana tambahan
untuk menempatkan iklan di beberapa media internet tersebut.
C. LATIHAN
1. Hal apa yang perlu dipersiapkan untuk dapat berkomunikasi dengan baik?
Jelaskan dengan contoh?
2. Berikan tanggapan dan usulan menurut anda jenis digital marketing apa yang
paling efektif dan efisien dalam memasarkan produk atau jasa? Berikan penjelasan
dengan pemaparan konsepnya?
Kewirausahaan 132
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
PERTEMUAN 16
MODEL DAN HAMBATAN USAHA SERTA UPAYA MENINGKATKAN
PROFITABILITAS (KEUNTUNGAN)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Peningkatan Profitabilitas, dimana dalam
pembelajaran ini Anda harus mampu:
1. Memahami model bisnis yang dilakukan
2. Menjelaskan hambatan bisnis yang perlu di atasi dari sisi internal maupun eksternal
3. Menjelaskan tentang langkah-langkah agar profit atau keuntungan dapat meningkat
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Model Bisnis
Kewirausahaan 133
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Oleh karena itu tentunya diperlukan bagaimana pola dan manajemen penjualan dan
pemasaran, proses distribusi, proses pengiriman dan operasionalnya serta bagian yang paling
penting adalah suatu produk atau jasa mampu diterima oleh pelanggan sehingga dapat
memberikan pemasukan terhadap perusahaan itu sendiri. Bagian Ketiga yaitu setelah produk
atau jasa dapat diterima oleh masyarakat, guna meningkatkan penjualan diperlukan
manajemen strategi yang meliputi perencanaan bisnis, strategi harga yang tepat, metode
penjualan dan pemasaran dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana memanfaatkan
peluang untuk meningkatkan penghasilan itu sendiri.
Dibawah ini merupakan salah satu Bisnis Model yang dapat dijadikan gambaran dan
dikutip dari businessmodelgeneration.com sebagai berikut:
Dalam contoh tersebut ada dua bagian yang perlu diperhatikan yaitu yang pertama adalah
bagaimana proses apa yang dapat diberikan. Dari sini dapat dilihat bahwa bagian ini
merupakan unsur adanya kebutuhan biaya diantaranya bagaimana mendapatkan pemahaman
dan pertolong dari bisnis yang dilakukan. Dari sini dapat dilihat dari kunci aktivitas bisnis
yang perlu diperhatikan yaitu apa saja yang akan dilakukan? Tentu jawaban ini adalah
produk/jasa apa yang akan dijual atau ditawarkan kepada pelanggan yang harusnya sudah
sesuai dengan kebutuhan mereka. Point berikutnya adalah Nilai lebih dari suatu produk/jasa
yang ditawarkan. Di Era saat ini, berbagai macam produk dan jasa sudah tersedia, bukan
Kewirausahaan 134
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
tidak mungkin jenis produk dan jasa yang ditawarkan kepada pelanggan sudah ada. Namun
yang perlu diperhatikan kebutuhan pasarnya bagaimana, artinya apakah banyak diperlukan
atau tidak. Semakin banyak pasar yang membutuhkan semakin besar pula kesempatan
mendapatkan pasar tersebut. Nilai yang perlu diperhatikan dalam menjalankan bisnis/usaha
yaitu adanya kesamaan antara produk/jasa yang ditawarkan dengan kebutuhan pelanggan.
Jika produk/jasa yang ditawarkan biasa saja maka angka penjualan tidak dapat tinggi. Pada
proses ini juga sudah mulai memikirkan bagaimana usaha/bisnis yang dijalankan dapat
memberikan pendapatan/profit. Sehingga produk/jasanya banyak dibeli oleh pelanggan.
Memiliki hubungan yang baik dengan para pelanggan adalah salah satu cara yang
efektif guna menjaga loyalitas pelanggan untuk tetap terus menggunakan produk/jasa yang
ditawarkan. Hubungan yang baik dapat memberikan efek positif berupa promosi gratis dari
mereka yang memberikan testimoni tanpa diminta oleh para pelaku usaha itu sendiri. Dengan
demikian kegiatan usaha/bisnisnya dapat dibantu banyak hal dan yang paling penting adalah
dibantu mendapatkan pelanggan baru dari hubungan yang baik dengan pelanggan. Sehingga
diakhir tujuan adalah mendapatkan keuntungan yang baik dari nilai hubungan dengan
pelanggan itu sendiri. Pada point berikutnya adalah bagaimana mampu melebarkan
pasar/jaringan terhadap produk/jasa yang dimiliki. Sehingga cakupannya akan lebih luas dan
mampu memberikan sumbangsih yang positif untuk perusahaan. Bagian inti dari point ini
yaitu bagaimana produk/jasa yang dimiliki untuk ditawarkan mampu diterima dengan baik
setiap informasi dan produk-produknya. Dengan kata lain mereka tahu ada produk/jasa yang
lain sebagai alternative mereka memilih produk tersebut. Penyampaian informasi terhadap
produk/jasa kepada par pelanggan sangatlah penting. Banyak hal yang perlu diperhatikan
untuk memberikan informasi dikirim dan diterima dengan baik. Tentunya hal ini dapat
memberikan penghasilan atau pendapat dari setiap usaha/bisnis yang dilakukan.
Tujuan Pembelajaran 2:
Hambatan Bisnis
Tentu tidak mudah menjalankan bisnis/usaha apalagi bagi mereka yang kurang
berpengalaman. Adanya hambatan/tantangan dalam memulai atau menjalankan bisnis/usaha
sangat dekat antara keberhasilan atau gagal. Oleh karena itu hambatan bisnis tentunya ini
harus dapat dilalui oleh para pebisnis baik yang baru menjalankan atau sedang menjalankan
sehingga tahu betul bagaimana cara menanganinya. Hambatan dalam menjalankan
Kewirausahaan 135
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
bisnis/usaha terdapat dua kategori yaitu hambatan dari internal dan juga hambatan dari
eksternal.
Kewirausahaan 136
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
menjadi dua pemain besar Transportasi berbasis online/digital. Tidak sedikit moda
transportasi conventional terganggu jalannya usaha yang mereka lakukan. Oleh karena itu,
kualitas produk/jasa sepatutnya menjadi perhatian, berkaca dari moda transportasi tersebut,
jika para pelaku usaha tidak dapat menyesuaikan diri maka akan ditinggal pelangga dan
mereka beralih ke moda transportasi yang memang sangat sesuai dengan kebutuhan dan
kemudahaan yang didapat.
Keempat adalah pemilihan lokasi usaha, jika tidak tepat atau salah dalam memilih dan
menempatkan usaha tentu tidak akan memberikan pemasukan/penghasilan yang sesuai dari
target yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, jika ingin buka usaha makanan/restaurant
namun lokasinya jauh/sulit dijangkau serta aksesnya sulit tentu ini tidak akan memberikan
profit/keuntungan. Oleh karena itu pemilihan lokasi usaha harus dengan perhitungan matang
tidak hanya sebatas membuka usaha tapi tanpa perhitungan yang tepat dan cermat. Kita ambil
contoh dua minimarket yang selalu ada dalam jarak yang berdekatan. Dimana ada Indomaret,
disana pasti ada Alfamart. Bahkan lokasinya bisa berhadapan atau bersebelahan. Namun tetap
ramai pengunjung. Tentunya bukan tidak mudah memilih lokasi untuk usaha, ada
pertimbangan biaya juga mulai dari biaya pembelian lahan atau biaya sewanya. Akan berbeda
harga jika lokasi di jalan utama dengan jalan lainnya. Itu kenapa diperlukan kecermatan
dalam pemilihan lokasi usaha itu sendiri.
Berikutnya yaitu yang kelima yaitu Pasar. Hukum antara permintaan dan persediaan
tentunya sangat tergantung dari Pasar. Jika permintaan banyak namun persediaan tidak ada
dapat memberikan efek harga akan naik. Sebaliknya jika persediaan banyak namun
permintaan sedikit tentu akan membuat harga relative murah. Oleh karena itu perlu
diperhatikan dalam menjalankan usaha pangsa pasarnya apa yang ingin dituju. Sehingga
antara produk/jasa sudah sesuai dengan pasar. Jika membuat produk/jasa yang memang tidak
dibutuhkan pasar tentu tidaklah elok untuk menjalankan usaha. Namun perhitungan jangka
pendek dan jangka panjang diperlukan. Terlebih kebutuhan pasar di masa yang akan datang
belum dapat dipastikan. Seperti kita ketahui, dahulu Industri Telepon pintar diawal
munculnya Blackberry sangat tinggi bahkan banyak produsen-produsen telepon pintar
berupaya untuk bisa bersaing. Samsung diawal menggunakan Perangkat Lunak Android yang
sebelumnya pernah di tolak oleh berbagai produsen. Dengan tepat Samsung menggunakan
OS Android dan pilihannya tepat. Hingga Median tahun 2021 ini, telepon pintar dengan OS
Android merajai dunia. Artinya dalam pemilihan pasar yang tepat akan memberikan nilai
terbaik dari apa yang telah dilakukan.
Kewirausahaan 137
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Berikutnya yang keenam adalah hambatan dari manajemen/ Tata Kelola mencangkup
manajemen operasional, sumber daya manusia dan sumber daya keuangan serta manajemen
resiko. Pengelolaan operasional perusahaan/usaha dapat memberikan sumbangsih hal yang
positif atau tidak. Jika dilakukan dengan tepat maka tata kelola operasional akan memberikan
dampat yang baik untuk perusahaan/usaha. Misalnya peraturan dan ketentuan dalam
menjalankan usahanya, jika tidak ada maka berjalan bisa saja namun tidak ada ketentuan
yang dapat memberikan nilai yang positif. Sebagai contoh jam kerja, jika tiak ada aturan
maka karyawan dapat bekerja masuk dan pulang kerja sesuai dengan keinginan mereka bukan
atas dasar ketentuan operasional yang telah ditetapkan. Berlanjut pada tata kelola/manajemen
SDM. Dalam memberikan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan atau keahlian,
bukan tidak mungkin pekerjaan yang dijalankan tidak dapat maksimal karena tidak sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki. Mereka yang berpengalaman tentu akan berbeda dengan
mereka yang belum berpengalaman. Bagi mereka yang bekerja berbekal pengalaman tentu
tidak akan sulit dalam memberikan arahan atau bahkan mereka dapat bekerja dengan
sendirinya tanpa perlu diberikan arahan. Namun mereka yang belum berpengalaman tentu
akan merepotkan jika tidak dikelola dengan baik.
Ada sisi positif ada pula sisi negatifnya. Dari sisi keuangan pastinya berbeda gaji
antara mereka yang telah memiliki pengalaman dengan yang tidak berpengalaman. Untuk itu
diperlukan kebijakan yang tepat dalam mengelola SDM untuk tetap memberikan keuntungan
untuk perusahaan dan memberikan kesejahteraan bagi setiap orang yang ada dalam satu
perusahaan tersebut. Jika tata kelola SDM yang kurang tepat sesuai kebutuhan maka yang
paling besar pengeluaran adalah untuk gaji karyawan. Oleh karena itu dalam penerapan sisi
keuangan ada baiknya dalam tata kelolanya lebih efisien dan tepat sasaran sehingga
penggunaan keuangannya mampu dimaksimalkan dengan diimbangi oleh hasil yang sesuai
dengan target. Namun sebaliknya jika penggunaan keuangan tidak tepat maka sisi keuangan
tidak seimbang antara pengeluaran dengan pemasukannya.
Hambatan bisnis dari sisi internal berikutnya adalah birokrasi yang panjang dan rumit.
Dengan birokrasi yang panjang dan rumit maka dalam pengambilan keputusan akan
berdampak pula. Beberapa hal yang menghambat bisnis karena birokrasi yang panjang
diantarannya yaitu:
1. Lambatnya pengambilan keputusan karena harus menunggu dan panjangnya urutan
pengambilan keputusan. Misalnya yaitu dari bagian operation harus melakukan efisiensi
SDM dan program, namun untuk persetujuan harus meminta pimpinan Cabang, dilanjut
Pimpinan Pusat mulai dari Manager Operation per daerah, diusulkan ke Pimpinan dan
Kewirausahaan 138
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 139
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
konsumen akan berdampak pada penghasilan itu sendiri. Sehingga kita perlu benar-benar
mempertahankan dan meningkatkan daya beli dari konsumen itu sendiri.
5. Kompetitor, mengapa kompetitor merupakan hambatan dan juga bisa sekaligus menjadi
motivasi untuk berusaha? Kompetitor atau pesaing dalam berusaha/berbisnis memang
bisa menjadi seperti teman bisa juga seperti musuh. Kita pasti berlomba-lomba
memberikan yang terbaik untuk pelanggan dibandingkan competitor. Namun perlu
diingat adalah kita harus tahu kemampuan dan dapat mengukur dengan competitor.
Contohnya Anda memiliki usaha dibidang kuliner yang produknya sama, competitor
sudah lebih dahulu dan memiliki pelanggan setia. Jika produk yang kita tawarkan tidak
lebih baik dari competitor maka kita tidak mampu bertahan atau akan hilang bak ditelan
bumi. Namun competitor dapat dijadikan motivasi untuk terus berinovasi guna
memberikan kelebihan-kelebihan yang kita miliki dibandingkan dengan competitor itu
sendiri.
6. Wabah Penyakit/Pandemi, kita ketahui pada akhir tahun 2019, dunia dikejutkan dengan
Virus yang sampai saat ini belum diketahui asal muasalnya yaitu Covid-19 (Corona
Virus), pada Maret 2020, dimana Indonesia menggumumkan terdapat kasus tertular dan
tidak hanya Indonesia, tapi secara global Virus (Covid-19) melanda secara global. Sampai
WHO melabeli Covid-19 sebagai pandemic. Artinya secara global dan hampir diseluruh
dunia terjadi. Indonesia perekonomiannya terdampak. Banyak usaha yang terpaksa
gulung tikar, banyak pula karyawan yang di rumahkan, ada pula karyawan yang mau
tidak mau dipotong gajinya untuk membantu perusahaan. Wabah/pandemi suatu penyakit
dapat menjadi penghambat dalam menjalankan usaha. Artinya sebelum wabah/pandemic
melanda, sudah sepatutnya perlu dipertimbangkan dengan baik untuk mengantisipasinya
sehingga kondisi usaha/bisnis dapat terjaga dengan baik.
7. Sosial dan Politik, kondisi pasar terkadang terdampak pada kondisi social dan politik
suatu Negara, daerah dan seterusnya. Para investor cenderung wait and see untuk
menanamkan dananya di suatu Negara/wilayah. Terlebih lagi jika hasilnya tidak sesuai
maka bukan tidak mungkin mereka akan kabur. Kondisi social maksudnya adalah dari
produk-produk yang ditawarkan terdapat sentimen kurang baik dari segelintir orang
sehingga dapat mempengaruhi produk itu sendiri. Contohnya pernah kita tahu ada
Perusahaan yang memproduksi penyedap makanan. Namun dikarenakan isu sesitif
menggandung babi yang untuk khalayak ramai di Indonesia babi haram. Sehingga banyak
sekali ditinggal pelanggannya. Berita yang ramai terhadap sentiment positif atau negatif
Kewirausahaan 140
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
suatu produk atau jasa akan memberikan dampat tertentu yang bisa saja mengguntungkan
atau merugikan.
8. Kebijakan Pemerintah, seperti kita ketahui dampak kebijakan pemerintah baik tingkat
pusat maupun daerah dapat menjadi hambatan atau memiliki dampak yang positif dan
negative. Sebagai contoh akibat imbas dari wabah/pandemic suatu penyakit penjualan dan
kondisi ekonomi masih minus di tahun 2020 kala itu. Maka untuk memberikan stumulan
yang positif pada penjualan Mobil pemerintah memberikan kebijakan insentif Pajak
PPnBM (Pajak penjualan atas barang mewah) kendaraan 0%. Memang tidak semuanya
0% ada juga potongan 25% hingga pengaturan 50%. Hal ini dilakukan pemerintah untuk
mengangkat daya beli dan peningkatan penjualan mobil. Hingga dampatknya terasa kini,
penjualan mobil perlahan sudah kembali membaik walaupun belum sepenuhnya normal.
Artinya kebijakan pemerintah dapat menjadi penghambat atau juga menjadi kemudahan
bagi pelaku usaha.
Tujuan Pembelajaran 3:
Langkah-Langah Peningkatan Profitabilitas (Keuntungan) Bisnis
Kewirausahaan 141
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
keuntungan perlu ada yang dikorbankan. Memang masih ada jalan lain ditempuh selain
pengurangan karyawan dan masih banyak cara lainnya.
2. Meningkatkan volume penjualan produk/jasa, ada langkah lain yang dapat
dipertimbangkan untuk dapat meningkatkan profitabilitas/keuntungan dibandingkan harus
mengorbankan untuk pengurangan karyawan yaitu meningkatkan volume penjualan.
Langkah ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan untuk terus meningkatkan
penjual dari waktu ke waktu. Sehingga keuntungan tetap dapat terjaga dan untuk
penjualan yang tinggi besar kemungkinan dapat memberikan keuntungan yang tinggi
pula. Oleh karena itu fungsi bagian penjualan perlu ditingkatkan untuk mendorong
banyaknya penjualan sehingga memberikan keuntungan untuk usaha yang dijalankan.
Setiap upaya penjualan ada pertimbangan biaya juga yang perlu dikeluarkan. Seperti
biaya promosi/marketing dan biaya lainnya. Oleh karena itu diperlukan perhitungan yang
matang dalam melakukan perhitungan setiap biaya untuk mendukung peningkatan
penjualannya. Tentu semakin sedikit biaya yang dikeluarkan akan lebih baik, tapi untuk
mendapatkan nilai penjualan yang tinggi perlu efisiensi dan efektifitas dalam perhitungan
biaya yang cermat.
3. Menambah klien baru dan meningkatkan kinerja klien lama untuk lebih loyal. Upaya ini
perlu dilakukan agar jumlah penjualan produk/jasa tetap ada dan dapat meningkat dari
waktu ke waktu. Dengan menambah klien baru maka peluang untuk meningkatnya
penjualan semakin besar. Bisa pula upaya utnuk klien yang sudah ada dengan
memberikan bonus/membuat program-program yang menarik sehingga mereka sebagai
klien kembali membeli atau mengunakan jasa yang ada. Dengan demikian secara nilai
pendapatan menjadi lebih baik lagi. Mengoptimalkan klien yang sudah ada itu sangat
baik, namun menambah klien baru yang potensial tentu juga akan sangat baik karena
dapat memberikan peningkatan penghasilan itu sendiri.
4. Mempertahankan kualitas produk/jasa atau membuat produk/jasa baru, hal ini tidak kalah
penting. Terkadang mendapatkan pasar itu memang tidak semudah mempertahankan
pasar atau mendapatkan konsumen itu bisa dilakukan, namun untuk mempertahankan
pelanggan itu bagaimana? Memang tidak mudah, tapi dengan mempertahankan kualitas
produk/jasa dengan bijak akan menjaga keuntungan yang akan didapatkan. Ada kalanya
diperlukan meningkatkan kualitas produk/jasa agar mampu memberikan pendapatan yang
lebih baik lagi sehingga kualitas tidak hanya terjaga tapi juga ditingkatkan dan ini
merupakan nilai yang positif untuk meningkatkan pendapatan itu sendiri.
Kewirausahaan 142
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
5. Menambah luas scope usaha dan mengevaluasi usaha yang tidak menghasilkan
keuntungan. Berikutnya adalah melakukan penambahan luas scope usaha untuk
meningkatkan penghasilan itu perlu dilakukan. Artinya jika pasar suatu produk hanya di
local sudah seharusnya merambah pasar lainnya. Misalnya produk/jasanya hanya ada di
daerah A, untuk meningkatkan pendapatan tentu menambah daerah B, C dan lainnya
tentu dapat memberikan keuntungan yang baik. Namun yang perlu diperhitungkan adalah
bagaimana penambahan luas cakupan daerah tidak membebani keuangan tapi dapat
diambil dari alokasi yang memang sudah dipersiapkan. Selain itu perlu dilakukan evaluasi
menyeluruh terhadap salah satu usaha/tempat yang sekiranya tiak menghasilkan
keuntungan. Jika hanya menjadi beban, maka lebih bijak untuk ditutup saja dan atas
beban itu maka setiap usaha yang dilakukan tidak menjadi lebih berat lagi. Namun jika
suatu cabang/tempat memberikan nilai keuntungan yang lebih banyak maka perlu
ditingkatkan lagi lokasi tersebut. Misalnya diperluas tempatnya atau lainnya. Sehingga
dapat menambah kapasitas tempat tersebut agar mampu memberikan keuntungan yang
tepat.
C. LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis model bisnis yang saudara ketahui dan jabarkan
beserta contohnya!
2. Jelaskan hambatan bisnis yang perlu di atasi dari sisi internal maupun eksternal
dan berikan contohnya!
3. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah untuk meningkatkan profit atau
keuntungan?
4. Hal apa saja yang perlu dihindari kerugian atas hambatan usaha yang dapat
diterima!
Kewirausahaan 143
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
PERTEMUAN 17
PEMBUATAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN USAHA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembuatan & pengambilan keputusan usaha
diantaranya:
1. Memahami tentang perencanaan pembuatan keputusan
2. Memahami bagaimana mengambil keputusan
B. DESKRIPSI MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Memahami tentang perencanaan pembuatan keputusan
Kewirausahaan 144
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 145
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstuktur ataupun yang tidak
terstruktur dengan menggunakan data dan model. Berbasis computer merupakan kata kunci,
karena hampir tidak mungkin membangun sistem pendukung keputusan tanpa memanfaatkan
komputer sebagai alat bantu, terutama untuk menyimpan serta mengelola model data.
Decision Support System (DSS) dirancang dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga
bersifat interaktif dengan user atau penggunanya. Sifat interaktif disini dimaksudkan untuk
memudahkan integrasi anrata berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan
seperti prosedur, kebijakan, teknik analisis serta pengalaman serta wawasan manajerial guna
membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel.
Keterbatasan Decision Support System (DSS) diantaranya sebagai berikut:
1. Terdapat beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak seluruhnya mencerminkan
persoalan sebenarnya.
2. Kemampuan suatu Decision Support System (DSS) terbatas pada pembendaharaan
pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan serta model dasar)
3. Proses yang dapat dilakukan oleh Decision Support System (DSS) pada umumnya
tergantung pada kemampuan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
yang digunakan.
4. Decision Support System (DSS) tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki
manusia.
Kemampuan Decision Support System (DSS) diantaranya sebagai berikut:
1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalaha semi
tersetruktur dan tidak terstruktur.
2. Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat
atas sampai dengan maanjemen tingkat bawah
3. Menunjang pembuatna keputusan secara kelompok maupun perseorangan.
4. Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantung dan berurutan
5. Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelegensi, sedai, choice serta
implementation
6. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan serta jenis keputusan
7. Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel
8. Kemudahan dalam melakukan interaksi sistem
9. Meningkatkan efektifitas dalam pembuatan keputusan serta efisien
10. Mudah dikembangkan untuk user atau pengguna
Kewirausahaan 146
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Terdapat 3 (tiga) prinsip dasar Decision Support System (DSS). Pertama adalah
struktur masalah. Masalah yang terstruktur atau tertata, penyelesaiannya dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai, sedangkan untuk masalah yang tidak
terstruktur atau tidak tertata tidak dapat dikomputerasikan atau tidak dapat menggunakan
Decision Support System (DSS). Sementara itu, Decision Support System (DSS)
dikembangkan khususnya untuk menyelesaikan masalah yang semi terstruktur atau tidak
begitu tertata rapih. Kedua adalah dukungan keputusan, decision Support System (DSS) tidak
dimaksudkan untuk menggantikan manajer, karena computer berada dibagian terstruktur,
sementara manajer ada dibagian tidak terstruktur untuk melakukan penilaian dan analisis.
Manajer dan komputer bekerjasama sebagai suatu tim pemecahan masalah semi terstruktur.
Ketiga adalah efektifitas keputusan, tujuan utama dari Decision Support System (DSS) adalah
agar keputusan yang dihasilkan dapat lebih baik, bukan hanya untuk mempersingkat waktu
pengambilan keputusan.
Tujuan Pembelajaran 2:
Memahami bagaimana mengambil keputusan
Kewirausahaan 147
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 148
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
megimplementasikan beberapa alteratif lainnya yang akan mengurangi dampak dari masalah
yang ada.
C. LATIHAN
1. Bagaimana cara menyelesaikan masalah jika masalah yang terjadi adalah
mengenai konflik kepentingan? Berikan contoh dan jelaskan?
2. Apa yang harus dilakukan jika keputusan yang diambil ternyata salah dan
menyebabkan kerugian? Berikan contoh dan jelaskan?
PERTEMUAN 18
MEMBUAT PROPOSAL BISNIS
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai membuat proposal bisnis diantaranya:
1. Memahami definisi dan menjelaskan proposal bisnis
2. Memahami mampu membuat dan menyusun isi format proposal bisnis
B. DESKRIPSI MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Memahami definisi dan menjelaskan proposal bisnis
(Erika, 2019) dalam penelitiannya pada perusahaan yang akan menyusun proposal
bisnis, perjanjian kerjasama dengan investor yang akan berinvestasi dalam bisnis tersebut.
Oleh karena itu proposal bisnis yang dibuat dapat membantu perusahaan dalam mendapatkan
investor. Proposal bisnis yang dibuat untuk perusahaan adalah proposal bisnis yang update
dan termutakhir, perjanjian kerjasama yang dapat digunakan dan memenuhi persyaratan
hukum sebagai usaha membantu perusahaan mendapatkan investor untuk menambah modal.
(Luthfita, 2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tujuan utama membuat laporan studi
kelayakan bisnis adalah dengan membuat keputusan dengan cara menerima atau menolak
Kewirausahaan 149
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
usaha bisnis yang akan didirikan. Namun demikian, tujuan secara khusus diantaranya sebagai
berikut:
1. Ikhtiar untuk kesuksesan usaha
2. Meminimalisir risiko
3. Memudahkan perencanaan
4. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
5. Memudahkan pengendalian dan pengawasan
(Herwati & Suyahya, 2020) menjelaskan dalam jurnalnya bahwa pembuatan proposal
bisnis kiranya dilakukan dan diselesaikan dengan baik, benar serta menarik. Perlu dibangun
kemampuan komunikasi dalam hal menjabarkan juga mempresentasikan bisnis yang dikelola.
(Fitriani & Ma’ruf, 2019) salah satu strategi yang dapat dilakukan sebagai mahasiswa untuk
menumbuhkan budaya kewirausahaan adalah dengan melakukan pendampingan menyusun
proposal bisnis. Proposal bisnis adalah hal yang paling mendasar sebelum mengerjakan serta
menjalankan suatu usaha. Dari proposal bisnis dapat dinilai mengenai kelayakan bisnis yang
dijalankan dan berapa lama kondisi usaha tersebut dijalankan dan berapa lama dapat
bertahan.
(Susanto, 2010) yang mengutip dari (Hariwijaya, 2005) berdasarkan panduan lengkap
menyusun proposal dijelaskan bahwa proposal berasal dari bahasa inggris yang memiliki
pengertian yang sederhana yaitu suatu bentuk pengajuan atau permohonan. Kata dasarnya
dari to propose yang artinya mengajukan. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa proposal
merupakan suatu bentuk pengajuan penawaran, baik berupa ide, gagasan, pemikiran, ataupun
rencana untuk pihak lain untuk mendapatkan dukungan, izin, persetujuan dana dan lain
sebagainya.
Dalam kegiatan aktifitas manusia terdapat banyak jenis proposal. Berikut ini beberapa
jenis proposal yang sering dibuat serta disusun banyak orang diantaranya:
1. Proposal bisnis, misalnya proposal pendirian usaha
2. Proposal proyek, misalnya proposal pengajuan dana kepada lembaga donor
3. Proposal penelitian, misalnya proposal skripsi, tesis dan disertasi
4. Proposal kegiatan, misalnya proposal kegiatan seminar, pelatihan serta lomba
Pada umumnya penyusunan proposal-proposal tersebut memiliki kesamaan dalam
format dan susunan dari pendahuluan, isi sampai penutup. Meskipun demikian, secara teknis
memiliki perbedaan terutama pada focus rencana program, kegiatan atau usaha apa yang akan
dilakukan. Perbedaan fokus tersebut yang membuat kesan bahwa masing-masing jenis
proposal terlihat berbeda. Proposal merupakan buah pemikiran yang berbentuk dokumen
Kewirausahaan 150
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
yang berisi beberapa hal terkait tujuan dari proposal tersebut beserta dokumen-dokumen
pendukungnya. Proposal menjadi bagian penting dari miniatur suatu perencanaan yang akan
dilakukan. Tujuan pembuatan proposal sesuai dengan pengertian yaitu suatu bentuk
pengajuan kepada pihak lain mengenai rencana program, usaha/bisnis, kegiatan yang
selanjutnya akan dilakukan, oleh karena itu tujuan dari proposal sendiri adalah untuk
meyakinkan pihak lain yang dituju aga dapat memberikan dana, dukungan, ijin atau
persetujuan terhadap rencana usaha/bisnis, program atau kegiatan yang akan dilakukan
tersebut. Proposal secara umum menggambarkan latar belakang, skema, urutan kerja dan
proses dari suatu rencana kerja.
Secara umum dan garis besar, tujuan dari proposal dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Untuk mendirikan dan membangun bisnis kecil, menengah dan besar
2. Untuk melakukan penelitian
3. Untuk mengajukan tender terhadap instansi pemerintah atau swasta
4. Untuk mengajukan kredit kepada bank atau investor
5. Untuk mengadakan acara diskusi, pelatihan, seminar dan lain sebagainya
Pada pembuatan rencana program proposal, buatlah rencana yang mengandung unsur
SMART, yaitu:
1. Specific (spesifik)
Tujuan yang ingin dicapai perlu jelas dan bersifat spesifik. Apabila dalam proposal
bisnis, perlu dijelaskan jumlah modal yang dibutuhkan, peruntukan penggunaannya serta
jumlah hasil yang diharapkan diraih.
2. Measurable (terukur)
Tingkat keberhasilan rencana perlu bisa terukur secara kuantitatif, seperti estimasi dan
potensi margin keuntungan.
3. Achievable (bisa dicapai)
Cara bagaimana mencapai target perlu dijelaskan dan diurutkan serta diproyeksikan,
tidak berhenti pada perencanaan secara tertulis saja.
4. Reasonable (memiliki alasan)
Dalam penyusunan proposal, semua yang disampaikan dalam proposal tersebut harus
memiliki alasan serta perlu implementasi nyata.
5. Time Limited (batas waktu)
Kewirausahaan 151
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Rencana yang dibuat perlu dibatasi dalam setiap tahapnya oleh waktu tertentu. Sehingga
target waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya menjadi jelas sesuai target yang
sudah ditentukan. (Susanto, 2010)
Bahasa yang digunakan dalam penyusunan proposal sangat penting. Terdapat beberapa hal
yang perlu ditekankan dalam penggunaan tata bahasa yang digunakan dalam proposal
diantaranya sebagai berikut:
1. Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD)
2. Tidak menggunakan bahasa yang berbelit-belit karena dapat menyulitkan pihka lain
dalam memahami proposal yang diajukan tersebut.
3. Bagi pemula yang membuat proposal, dapat terlebih dahulu membaca dari buku atau
artikel atau dapat mengakses website yang memberikan informasi yang berkualitas
mengenia hal ini.
4. Biasakan terlebih dahulu latihan dengan menulis, membaca buku atau artikel berkualitas
5. Kebiasaan me-review serta mengedit tulisan-tulisan yang telah dibuat
Tujuan Pembelajaran 2:
Memahami mampu membuat dan menyusun isi format proposal bisnis
Format proposal
Format proposal menjadi bagian penting dari suatu proposal karena menyangkut tampilan
serta urutan apa saja yang akan disajikan dalam proposal tersebut. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan diskusi dengan team penyusun proposal agar dapat muncul ide-ide untuk
membuat proposal yang baik, menarik dan lengkap. Format proposal bisnis dapat terdiri dari:
1. Cover Sheet (halaman judul) terdapat dibagian paling depan proposal dengan dituliskan
judul proposal, alamat, anama organisasi serta rangkuman singkat dari proposal tersebut.
2. Executive Summary merupakan ringkasan dari seluruh informasi penting mengenai
proposal. Executive Summary perlu dimasukkan beberapa informasi penting mengenai
hal-hal sebagai berikut:
a. Solusi yaitu gambaran singkat atas kegiatan yang akan dikerjakan, terkait
permasalahan yang diangkat.
b. Fund requirements yang merupakan penjelasan mengeni jumlah dana yang
diperlukan dalam penggarapan proposal ini.
Kewirausahaan 152
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
c. Profil organisasi dapat diuraikan secara singkat dari nama, sejarah, visi misi serta
kegiatan organisasi atau lembaga pembuat proposal.
3. Deskripsi masalah harus dibuat dengan sebaik mungkin, karena bagian ini
menggambarkan seberapa jauh organisasi pembuat proposal menguasai serta memahami
kasus yang diangkat. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatian dan disampaikan
dalam penyusunan deskripsi masalah sebagai berikut:
a. Sampaikan fakta serta data statistik yang mendukung proposal yang bersifat akurat
serta spesifik, bukan data yang bersifat umum atau data yang terlalu luas.
b. Tunjukkan kemampuan, keseriusan serta kesungguhan organisasi dalam menangani
proyek yang disampaikan pada proposal tersebut.
c. Tunjukkan bahwa permasalahan yang diangkat merupakan masalah yang mendesak
untuk segera dicarikan solusi dan jalan penyelesaiannya.
Kewirausahaan 153
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
c. Administrasi
Pada bagian ini menjelaskan mengenai sumber daya manusia yang digunakan dan
terlibat dalam pelaksanaan serta penyelesaian proyek. Kebutuhan jumlah dan biaya
untuk mendapatkan tenaga ahli dan tenaga terampil yang relevan juga terukur.
Bagian ini dapat pula dijadikan lampiran untuk bagian detailnya, namun penjelasan
gambaran umumnya perlu disampaikan dibagian administrasi.
d. Evaluasi
Evaluasi perlu dilakukan berkaitan dengan hasil pelaksanaan proyek, namun
evaluasi tidak hanya dilakukan setelah program dan pengerjaan proyek berakhir.
Saat proposal dibuat, evaluasi juga perlu diperhatikan. Dengan mencantumkan
rencana evaluasi, pihak tujuan penerima proposal akan yakin bahwa pengerjaan
proyek tersebut dilakukan dengan serius serta professional.
5. Budget
Pada bagian ini mendeskripsikan banyaknya dana yang dibutuhkan untuk membiayai
proyek yang akan dilakukan. Berdasarkan isi dari Budget ini terdapat 2 (dua) bagian
yaitu pengeluaran dan pemasukan (Priyonggo dan Fanani, 2007) dalam (Susanto, 2010)
Budget pengeluaran mencakup beberapa hal sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk seluruh sumber daya manusia yang terlibat untuk semua jenjang
skala keahlian dan status pegawai.
b. Pengeluaran non-personal yang tidak dibayarkan apabila proyek tidak berjalan,
meliputi sewa gedung dan peralatan, pengadaan bahan materi, biaya perjalanan serta
pengeluaran rutin rapat dan koordinasi.
c. Pengeluaran non-personal yang tetap dibayarkan walaupun proyek tidak jadi
dilaksanakan. Misalnya sudah menye gedung untuk kantor. Uang sewa tersebut tetap
dikeluarkan meskipun proyek tidak jadi dijalankan. Susunlah anggaran secara pasti
dan yakin tidak ada yang tertinggal.
Kewirausahaan 154
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
d. Hindari kesalahan sekecil apapun dalam penyusunan anggaran ini. Pihak penerima
proposal akan memperhatikan hal-hal sekecil sekalipun. Jika ada kekurangan
pencatatan serta kesalahan perhitungan maka akan mempengaruhi penilaian pihak
penerima proposal.
6. Informasi Organisasi
Informasi mengenai organisasi dapat diletakkan dibagian awal atau dibagian akhir
proposal. Namun informasi organisasi sebaiknya ditampilkan dibagian akhir, sebagai
lampiran. Alasannya informasi organisasi menjelaskan mengenia program proyek
terlebih dahulu. Isi dari susunan informasi organisasi adalah sebagai berikut:
a. Sejarah dan riwayat organisasi
b. Visi dan misi organisasi
c. Struktur organisasi, dan
d. Bidang garapan organisasi
Pada bagian informasi organisasi ini harus dibuat dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat
memperkenalkan serta menunjukkan nilai jual tinggi organisasi. Dengan harapan
organisasi terkesan dan terlihat professional serta meyakinkan sehingga proposal yang
diajukan layak diterima dan disetujui oleh pihak penerima proposal.
7. Kesimpulan
Untuk bagian kesimpulan cukup dibuat dalam satu atau dua paragraph saja sebagai
penutup. Bagian kesimpulan ini juga dapat menjelaskan mengenai kegiatan-kegiatan
lanjutan dari pendanaan proyek ini pada masa yang akan datang. Selain itu di dalam
kesimpulan ini juga harus menonjolkan harapan agar pihak penerima proposal mau
menerima dan menyetujui proposal ini.
Kewirausahaan 155
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
C. LATIHAN
1. Pada pembuatan rencana program proposal, jelaskan masing-masing unsur
SMART?
2. Buatlah proposal penawaran pengerjaan proyek sesuai dengan format penyusunan
proposal bisnis di bab ini?
GLOSARIUM
Kewirausahaan 156
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
DAFTAR PUSTAKA
Kewirausahaan 157
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Irawati, W., Indrayani, L., & Barli, H. (2020). Tata Kelola Keuangan Sederhana Bagi
UMKM di Kapuk Muara. Abdimasku : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(3).
Lipursari, A. (2013). Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) Dalam Pengambilan
Keputusan. Jurnal STIE Semarang, 5(1).
Luthfita, R. (2009). Proposal Bisnis. Proposal Bisnis, 009600032.
M. Hanafi. (2016). Analisis Laporan Keuangan (5th ed.). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mujiarto A. Wahid, Membangun Karakter & Kepribadian Kewirausahaan, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2006.Mulyana, M. (2019). Strategi Promosi Dan Komunikasi.
Munadi, F. A. (2018). Analisis Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Penjualan
Kendaraan Motor Pada CV Turangga Mas Motor. Journal of Economics.
Nachrowi, N. D., & Usman, H. (2016). Teknik Pengambilan Keputusan. Grasindo.
Parinduri, L., S, H., Bernadetta, P., & Marzuki, I. (2020). Manajemen Operasional: Teori
dan Strategi. Yayasan Kita Menulis.
Pohan, D. D., & Fitria, U. S. (2021). Jenis Komunikasi. Journal Educational Research and
Social Studies.
Pribudi, C. A. (2018). Analisis Strategi Operasional Tower Apartemen. Architecture
Innovation, 2(2).
Putra, Y. M., & Abdul Ghani. (2020). Pendampingan Penerapan Tata Kelola Usaha Dan
Pembukuan Berbasis SAK-EMKM Pada Sektor Usaha Kecil Di Kelurahan Meruya
Selatan. Jurnal Abdimas Bina Bangsa, 1(1).
Putri, Budi Rahayu Tanama. Manajemen Pemasaran. Universitas Udayana
Rahmawaty, F. (2020). Manajemen Risiko Operasional. Jurnal Ilmu Administrasi Publik
Dan Bisnis.
Rahmanto, A. F. (2004). Peranan Komunikasi Dalam Suatu Organisasi. Jurnal Komunikologi
Rosidah, E. M. N. (2019). Implementasi Strategi Operasional dan Pemasaran NUsantara Mart
Rejotangan Kabupaten Tulungagung. IAIN Tulungagung.
Sailendra, Djaddang, S., Syam, M. A., Susilawati, & P, N. (2020). Tata Kelola Keuangan
UMKM Berbasis ETAP dan Android Untuk Meningkatkan Efisiensi Kinerja Usaha
Pada Era Covid-19 Normal Baru. CAPACITAREA, 1(2).
Salusu, J. (2015). Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi
Non Profit. Grasindo.
Sanjaya, P. K. A., & Nuratama, I. P. (2021). Tata Kelola Manajemen & Keuangan Usaha
Mikro Kecil Menengah (Vol. 1, Issue 1). CV. Cahaya Bintang Cemerlang.
Kewirausahaan 158
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Saputra, D. H., Sutiksno, D. U., Kusuma, A. H. P., Romindo, Wahyuni, D., Purnomo, A., &
Simarmata, J. (2020). Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah.
Yayasan Kita Menulis.
Sari, F. (2018). Metode Dalam Pengambilan Keputusan (Pertama). DEEPUBLISH.
Soetara, A., Machfud, M., Affandi, M. J., & Maulana, A. (2019). Rancang Bangun Model
Strategi Operasional Implementasi Lean Manufacturing Berkesinambungan Untuk
Peningkatan Produktivitas Industri Pengolahan Kayu di Indonesia. Jurnal Aplikasi
Bisnis Dan Manajemen.
Singgih Wibowo, Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil, Penebar Swadaya, Jakarta, 2008.
Suharyanto, Hardianus, Hadna, Agus Heruanto. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Media Wacana.
Sulistyani, Ambar Tegus dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Graha ilmu.XSuprapto, T. (2009). Pengantar Teori Dan Manajemen
Komunikasi. MedPress.
Kewirausahaan 159
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi
Kewirausahaan 1