Anda di halaman 1dari 160

Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

PERTEMUAN 1
PENGANTAR DAN DASAR KEWIRAUSAHAAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengantar dan Dasar Kewirausahaan, Anda harus mampu:
1. Memahami tentang dasar-dasar kerwirausahaan
2. Menjelaskan fungsi obyek studi kewirausahaan
3. Menjelaskan tentang karakteristik kewirausahaan

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Dasar-Dasar Kerwirausahaan

Dasar-Dasar Kerwirausahaan
Wirausaha terdiri dari kata; Wira yang artinya Unggul, utama, berani sedangkan usaha
artinya aktifitas untuk meraih sesuatu. Maka wirausaha adalah aktifitas untuk meraih keutamaan
dan keunggulan.Semangat kewirausahaan adalah keberanian untuk meraih keunggulan dan
keutamaan. Kata wira juga diartikan; patriot, satria, berani, teladan, utama. Kata usaha
diartikan sebagai pengerahan tenaga atau penggunaansegala sumber daya guna
memperoleh/menghasilkan sesuatu. Pengertian wirausaha secara umum ialah pengerahan segala
daya dengan penuh keberanian guna memperoleh dan menghasilkan sesuatu dalam rangka
memenuhi kebutuhan. Terdapat pula difinisi Wirausaha yang menyatakan sebagai berikut;
Wirausaha adalah suatu profesi yang pelakunya lebih banyak mengoptimalkan pada kemampuan
dasar yang berasal dari dirinya dibandingkan dengan yang berasal dari luar/ lingkungan.
Kegiatan ekonomi yang dilakukan dalam kewirausahaan merupakan upaya memenuhi
kebutuhan dengan memperoleh keuntungan. Karakteristik seorang wirausaha adalah keinginannya
yang kuat untuk selalu mengerjakan sesuatu yang baru dibanding mengerjakan pekerjaan rutin.
Bahkan dikatakan seorang wirausaha akan merasa puas bila mampu memecahkan masalah-
masalah yang selama ini belum terpecahkan. Karakteristik seorang wirausaha adalah keinginannya
yang kuat untuk selalu mengerjakan sesuatu yang baru dibanding mengerjakan pekerjaan rutin.
Bahkan dikatakan seorang wirausaha akan merasa puas bila mampu memecahkan masalah-
masalah yang selama ini belum terpecahkan.

Dewasa ini perkembangan ilmu kewirausahaan berjalan dengan pesat serta berkembang
pada berbagai bidang. Pada awal lahirnya, kewirausahaan hanya diimplementasikan serta
diaplikasikan pada bidang perdagangan saja, namun pada bidang-bidang tertentu kewirausahaan
telah menjadi suatu kompetensi itu yang berguna menciptakan perubahan, pembaharuan serta
kemajuan. Kewirausahaan kini tidak hanya menjadi suatu bidang yang hanya mencakup kiat-kiat

Kewirausahaan 1
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

bisnis semata, melainkan dapat menciptakan peluang usaha untuk menuju pencapaian
kesejahteraan bagi masyarakat. Pada dasarnya kewirausahaan adalah disiplin ilmu yang
mempelajari mengenia nilai, kemampuan serta perilaku seseorang untuk memperoleh pekerjaan
atau melakukan kegiatan usaha/bisnis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat/orang lain dengan
memperoleh keuntungan sebagai tujuan utama lain.
Pada periode lalu, sebelum keilmuan kewirausahaan berkembang seperti sekarang,
kewirausahaan dianggap dapat hanya dilakukan dengan pengalaman langsung praktek dilapangan
serta merupakan bakat yang ada sejak manusia lahir yang tidak dapat dipelajari serta diajakan
kepada orang lain. Bagi seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat terus
mengembangkan bakatnya dengan pendidikan sehingga setiap orang dapat mengetahui potensi
serta belajar mengembangkannya untuk dapat menagkap peluang serta pengorganisasian usaha
guna sebagai usaha mewujudkan cita-citanya. Sehingga pada akhirnya banyak faktor yang harus
dimiliki oleh seorang wirausaha selain bakat, harus juga mempunyai kemampuan pengetahuan
yang baik dari segala sudut pandang aspek dari usaha yang ditekuni.
Dengan terus berkembangnya tuntutan pada berbagai bidang Pendidikan seperti
kewirausahaan untuk terus melakukan perubahan paradigma. Saat ini kewirausahaan yang telah
diajarkan sebagai salah satu disiplin ilmu memiliki 3 (tiga) dasar pemikiran, yaitu:
1. Kewirausahaan mengenai bidang pengetahuan secara utuh dan nyata karena terdapat teori,
konsep serta metode ilmiah.
2. Kewirausahaan mempunya konsep awal dan perkembangan usaha yang tidak masuk dalam
kerangka Pendidikan manajemen umum.
3. Kewirausahaan merupakan alat guna menciptakan pemerataan usaha serta peningkatan
pendapatan.
Sebagai bagian dari disiplin ilmu yang diajarkan, oleh sebab itu tujuan pembelajaran dari
kewirausahaan adalah membangun atau membentuk semangat, sikap, perilaku dan keberanian
seseorang untuk menjalankan usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya untuk mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja baru dalam upaya memenuhi kebutuhan dengan
mendapatkan keuntungan.

Adapun untuk latar belakang pentingnya kewirausahaan dapat ditumbuh-kembangkan


dengan baik di berbagai daerah seperti:
1. Tujuan negara di dunia telah berubah; semula mengembangkan ideologi dan wilayah sekarang
berubah pada peningkatan kesejahteraan rakyat
2. Tuntutan kehidupan makin meningkat
3. Sumber ekonomi yang dimiliki pemerintah sangat terbatas
Kewirausahaan merupakan cara dan upaya dari suatu disiplin ilmu untuk memenuhi
kebutuhan dengan memperoleh keuntungan. Semangat kewirausahaan adalah keberanian untuk

Kewirausahaan 2
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

meraih keunggulan dan keutamaan. Dalam berbisnis, seseorang akan menjadi berhasil atau sukses
apabila mempunyai kreativitas dan inovasi. Dengan menggunakan kreatifitas dan inovasi maka
dapat menciptakan nilai tambah atas barang dan jasa, karena dengan menggunakan kedua proses
tersebut selanjutnya akan memunculkan keunggulan dalam persaingan bisnis. Begitu pun
dibidang-bidang lain suatu lompatan kemajuan-kemajuan dapat diciptakan oleh orang-orang yang
memiliki semangat jiwa kreatif dan inovatif. Pemerintahan sebagai pembuat dan penentu kebijakan
pun harus memiliki jiwa kreatif dan inovatif dalam berwirausaha sehingga dapat merasakan dan
terus mendukung kegiatan usaha masyarakat. Penelitian-penelitian termasuk survey dan studi
banding terkait kewirausahaan haruslah terus ditingkatkan sebagai bahan referensi pelaksanaan
kewirausahaan yang baik dan sukses.

Tujuan Pembelajaran 2:
Fungsi Obyek Pembelajaran Kewirausahaan

Fungsi Objek Pembelajaran Kewirausahaan


Nilai-nilai serta kemampuan (ability) seseorang yang ditampilkan dalam bentuk perilaku
merupakan objek pembelajaran kewirausahaan. Soeparman Soemohamidjaja menjelaskan bahwa
objek pembelajaran kewirausahaan terdiri dari:
1. Kemampuan untuk merumuskan tujuan hidup/usaha
2. Kemampuan untuk memotivasi diri
3. Kemampuan untuk berinisiatif
4. Kemampuan untuk berinovasi
5. Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang modal
6. Kemmapuan mengatur waktu dan membiasakan diri selalu tepat waktu dalam Tindakan
7. Kemampuan yannge dilandasi dasar-dasar keagamaan
8. Kemampuan untuk mengambil pelajaran dari pengalaman yang baik ataupun pengalaman
buruk
Tujuan Pembelajaran 3:
Karakteristik Kewirausahaan

Karakteristik Kewirausahaan
Karakteristik seorang wirausaha adalah keinginannya yang kuat untuk selalu mengerjakan
sesuatu yang baru dibanding mengerjakan pekerjaan rutin. Bahkan dikatakan seorang wirausaha
akan merasa puas bila mampu memecahkan masalah- masalah yang selama ini belum terpecahkan.
Usaha untuk menumbuhkan semangat dalam berwirausaha pada dasarnya dipengaruhi oleh
beberapa hal. Orang yang semula belum mengetahui berbagai macam kegiatan bisnis namun
dikarenakan keterpaksaan mau tidak mau melakukan kegiatan bisnis dengan tujuan komersial

Kewirausahaan 3
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

untuk mendapatkan keuntungan. Terdapat beberapa istilah dalam kewirausahaan diantaranya


sebagai berikut:
1. Women Entrepreneur merupakan seorang perempuan yang melaksanakan kegiatan bisnis
yang disebabkan oleh dorongan semangat untuk memperlihatkan kemampuan prestasinya.
2. Minority Entrepreneur merupakan kaum minoritas cenderung kurang memiliki lapangan kerja
dalam bidang pemerintahan. Hal ini dapat memotivasi mereka untuk masuk dunia bisnis
untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Demikian pula masyarakat pendatang pada suatu
daerah.
3. Immigrant Entrepreneur merupakan pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit
untuk memperoleh pekerjaan formal.
4. Part Time Entrepreneur merupakan memulai bisnis untuk mengisi waktu senggang atau luang
serta suatu pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar.
5. Home Based Entrepreneur merupakan memulai kegiatan usaha dari rumah tangga karena
kebiasaan dan memiliki keterampilan tertentu.
6. Family Owned Entrepreneur merupakan suatu keluarga yang membuka beberapa jenis serta
cabang usaha.
Setiap pelaku usaha yang diperlukan untuk menjadi seorang wirausaha yang berpotensi
untuk terus melaksanakan kegiatan bisnis atau usahanya sebagai berikut:
1. Kemampuan berinovasi memerlukan pencairan kesempatan baru. Hal tersebut berarti terus
melakukan perbaikan barang dan jasa yang sudah ada atau tersedia dalam usaha tersebut serta
menciptakan barang dan jasa yang baru atau merubah atau meningkatkan (upgrade) misalnya
dari sisi produk maupun pelayanan.
2. Kreatif dalam menjalankan usaha dalam menjalankan bisnis dengan berbagai macam cara
dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti modal, sumber daya, waktu dan lain
sebagainya.
3. Memiliki sikap toleransi, termasuk dengan klien termasuk bersikap untuk berhubungan yang
baik dengan relasi atau rekan bisnis.
4. Motivasi atau semangat untuk berprestasi. Keinginan untuk berprestasi dalam mencapai suatu
tujuan adalah tanda-tanda penting dan dorongan kewirausahaan. Hal ini menjabarkan bahwa
seorang wirausaha sebagai orang yang tidak mengenal menyerah dalam mencapai tujuannya.
5. Kemampuan perencanaan dengan realitas yang ada. Dapat menentukan tujuan usaha
merupakan ciri-ciri pelaksanaan realitas.
6. Kepemimpinan yang berorientasi kepada tujuan usaha. Wirausaha membutuhkan aktivitas
yang mempunyai tujuan agar pelaksanaan kegiatan usaha menjadi jelas dan terjadwal sesuai
target yang ditetapkan.
7. Objektivitas wirausaha sebagai objek mengarahkan pemikiran serta aktivitas
kewirausahaannya dengan cara yang tepat dalam kegiatan kewirausahaan.

Kewirausahaan 4
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

8. Tanggung jawab pribadi seorang wirausaha memikul tanggung jawab mereka masing-masing
untuk menetapkan tujuan sendiri serta memutuskan bagaimana mencapai tujuan tersebut.
9. Pelaku wirausaha harus mempunyai karakter dan mampu beradaptasi serta menyesuaikan diri
terhadap perubahan lingkungan termasuk lingkungan bisnis.
Dalam berwirausaha harus dapat melakukan pengorganisasian serta administrasi dengan
baik. Hal ini penting karena wirausahawan dituntut dapat menjalankan dengan memberikan
pengarahan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha.

C. SOAL LATIHAN

1. Sebutkan dan jelaskan mengenai dasar-dasar kewirausahaan?


2. Saudara jelaskan tentang obyek studi kewirausahaan dan jelaskan pula perbedaannya dengan
obyek studi ilmu ekonomi.
3. Saudara jelaskan tentang karakteristik kewirausahaan idealnya seperti apa di era/zaman
seperti ini?
4. Buatlah contoh-contoh dari literatur tentang kewirausahaan sesuai dengan karakteristik
saudara seperti apa!

PERTEMUAN 2
BENTUK-BENTUK KEPEMILIKAN USAHA

Kewirausahaan 5
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bentuk-bentuk kepemilikan usaha dan sistem usaha dengan
model waralaba (franchising) dimana Saudara/i diharuskan mampu:
1. Memahami tentang bentuk-bentuk kepemilikan usaha
2. Menjelaskan tentang waralaba (franchising)

B. URAIAN MATERI

Tujuan Pembelajaran 1:
Bentuk-Bentuk Kepemilikian Usaha

Bentuk-Bentuk Kepemilikian Usaha


Seorang yang sudah memutuskan menjalankan bisnis sebagai wirausaha harus memiliki
keterampilan dalam menyusun strategi serta perencanaan agar usaha yang dijalankan dapat
bertahan dan berkembang. Wirausahawan harus menguasai peraturan, ketentuan serta prosedur
yang ada di dalam dunia usaha. Sebelum memutuskan melakukan usaha wirausaha, seseorang
harus menentukan dan memutuskan bentuk hukum usahanya yang paling sesuai dengan kebutuhan
bisnisnya. Penentuan tersebut harus juga mempertimbangkan berbagai ketentuan hukum yang
memiliki perbedaan antara bentuk hukum usaha satu dengan lainnya. Pengetahuan bentuk hukum
serta mengetahui alternatifnya menjadi penting sebagai langkah awal membangun dan
mengembangkan usaha. Beberapa bentuk dari organisasi perusahaan diantaranya sebagai berikut:
1. Kepemilikan Tunggal atau disebut juga dengan Firma merupakan suatu bentuk organisasi
perusahaan dalam skala kecil yang paling umum. Dalam pengelolaannya perusahaan
dijalankan dengan dipimpin oleh 1 (satu) orang pemilik perusahaan. Dengan menjadi pemilik
tunggal, wirausahawan harus memiliki izin dan mendaftarkan perusahaan untuk memulai
usaha. Diantara beberapa hal yang sudah disampaikan sebelumnya berikut ini keuntungan dari
kepemilikan tunggal perusahaan yaitu:
a. Kewajiban hukum serta berbagai persyaratan yang harus dipenuhi dapat dikategorikan
sedikit.
b. Pemilik tidak perlu berbagi keuntungan atau laba dengan siapa pun.
c. Pemilik dapat menyentuh langsung berbagai unsur dan bagian dalam perusahaan serta
dapat menanggapi semua kebutuhan bisnis dengan cepat dalam bentuk keputusan
manajemen perusahaan rutin sehari-hari.
d. Kepemilikan tunggal biasanya bebas atau diberikan kelonggaran dari pengawasan
pemerintah dan mendapat pajak khusus.
Selain itu, kerugian dari kepemilikan tunggal perusahaan yaitu:

Kewirausahaan 6
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

a. Kepemilikan tunggal mempunyai kewajiban tidak terbatas serta bertanggung jawab atas
seluruh masalah dan utang perusahaan.
b. Pada umumnya memiliki modal atau ekuitas yang lebih kecil dibandingkan dengan
perusahaan dengan bentuk hukum lain.
c. Pemilik tunggal pada umumnya lebih sulit untuk mendapat pinjaman pembiayaan jangka
Panjang.
2. Kongsi, dijelaskan sebagai suatu asosiasi atau perkumpulan dari 2 (dua) orang atau lebih yang
bentindak sebagia pemilik Bersama dari suatu bisnis tertentu. Dalam perjanjian yang disusun
atau dibuat diberikan penjelasan mengenai ketentuan sumbangan atau kontribusi dana
masing-masing pihak kongsi kepada bisnis yang dijalankan serta peran dari setiap masing-
masing anggota kongsi tersebut. Beberapa keuntungan dengan menjalankan bisnis dengan
bentuk hukum kongsi diantaranya sebagai berikut:
a. Formalitas dan ketentuan peraturan hukum lebih sedikit jika dibandingkan dengan
perseroan.
b. Setiap anggota kongsi atau rekanan dapat lebih termotivasi berpacu untuk menampilkan
serta menunjukkan keterampilan kemampuan sebaik-baiknya dalam organisasi bisnis
tersebut.
c. Pengambilan keputusan dan kebijakan organsasi bisnis dapat lebih fleksibel dan tepat,
karena diambil dari hasil diskusi dan musyawarah dari para anggota kongsi organsisasi.
Selain itu, kekurangan dari bentuk hukum kongsi bisnis diantaranya sebagai berikut:
a. Idealnya harus terdapat kewajiban yang tak terbatas paling sedikit bagi seorang anggota
kongsi bisnis.
b. Kongsi bisnis dapat berakhir atau selesai kapan saja apabila salah satu anggota kongsi
meninggal dunia atau menginginkan pembubaran kongsi bisnis.
c. Bentuk hukum kongsi bisnis akan lebih sulit untuk mendapatkan modal dalam jumlah
besar.
d. Anggota kongsi bisnis merupakan agen pemasar pengelola bisnis itu sendiri dan tindakan
mereka mengikat anggota kongsi bisnis lain dengan konsep sharing pengelolaan risiko
bisnis.
e. Konflik kepentingan pribadi anggota kongsi bisnis sukar dihapuskan yang terkadang
terjadi perbedaan dengan anggota kongsi bisnis lain.
3. Perseroan, jika dibandingkan dengan bentuk hukum lain maka ini yang secara umum paling
rumit pengelolaannya. Hal ini terkait struktur, penyusunan prosedur, regulasi termasuk hak
dan kewajiban setiap unsur perseroan harus lengkap dan sesuai ketentuan hukum. Perseroan
dapat dirumuskan sebagai suatu diri buatan, tidak terlihat, tidak berwujud, dan hanya ada
menurut hukum. Dengan perkataan lain merupakan sebuah badan hukum dan mempunyai
identitas yang terpisah dari para pemiliknya. Sebuah perseroan biasanya dibentuk dengan

Kewirausahaan 7
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

kekuasaan dari sebuah badan pemerintah, dan harus menurut hukum dagang. Adapun
keuntungan sebuah perseroan:
a. Hak dan kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang dimiliki, umumnya
sesuai investasi penempatan modal usahanya.
b. Kepemilikan dengan mudah dapat dipindah tangankan pengelolaan dan kepemilikannya
dari 1 (satu) orang ke orang lain.
c. Perseroan memiliki eksistensi hukum terpisah dengan pemilik mendelegasikan
kekuasaan pengelolaan kepada manajer professional yang merupakan spesialis di bidang
keilmuaannya.
Selain itu, berikut ini beberapa kekurangan bentuk organisasi bisnis perseroan diantaranya:
a. Seluruh kegiatan usaha dan bisnisnya dibatasi oleh akta pendirian perusahaan termasuk
berbagai ketentuan hukum dan perundang-undangan.
b. Berbagai ketentuan dan peraturan harus selalu diperhatikan perseroan serta dijalankan
dan juga harus membayarkan denda pelanggaran atau keterlambatan pelaporan termasuk
membayar pajak misalnya dari laba perseroan kepada instansi pemerintah.
c. Mendirikan suaut perseroan akan lebih banyak memakan waktu dan biaya dari pada
membuat perusahaan kongsi.
d. Dimungkinkan terdapat beban pembayaran pajak-pajak yang lebih besar termasuk pajak
dari berbagai instansi pemerintah dan daerah.
4. Go Public, dapat terjadi apabila seorang wirausahawan atau pemilik perusahaan atau pemilik
saham menawarkan untuk menjual sebagian saham perusahaan kepada masyarakat dengan
mendaftarkan ke lembaga pemerintah. Modal yang masuk ke perusahaan serta jumlah
pemegang saham yang beredar merupakan sumber daya keuangan dari rencana investasi
usaha serta cara pengembangan yang relatif likuiditas bagi investor publik. Selanjutnya
perusahaan secara gambaran umum dan teoritis akan mempunyai gambaran publik yang lebih
objektif mengenai nilai usaha perusahaan. Akan tetapi, banyaknya persyaratan yang harus
dilaporkan, banyaknya jumlah pemegang saham dan biaya yang harus dikeluarkan
menimbulkan keuntungan dan kerugian dalam go public yang harus di evaluasi dengan hati-
hati oleh wirausahawan sebelum akan memulai proses go public. Terdapat keuntungan
dengan model kepemilikan dari go public yaitu:
a. Memperoleh modal ekuitas baru
b. Memperoleh nilai dan kemampuan dialihkan dari aktiva perusahaan
c. Lebih mudah untuk mendapatkan dana tambahan modal dimasa yang akan datang
d. Mendapatkan prestise dan kebanggaan serta meningkatkan nilai perusahaan.
Selain itu terdapat kekeurangan dari bentuk hukum go public diantaranya sebagai berikut:
a. Jika pada umumnya keuntungan dari go public sangat penting bari perusahaan yang baru
berdiri, sedangkan hal ini menjadi sangat penting dipertimbangkan untuk perusahaan

Kewirausahaan 8
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

yang telah berdiri dengan bentuk hukum lain dengan kecenderungan para wirausahaan
akan berusaha mempertahankan kepemilikannya. Meskipun pada saat pasar saham
sedang bergairah maka wirausahawan akan cenderung mempertahankan bisnisnya.
Beberapa kecenderungan keengganan untuk melakukan go public adalah akan
terbukanya rahasia perusahaan serta potensi hilangnya kendali perusahaan yang telah
menjadi go public.
b. Terdapat beberapa aspek penting yang mengganggu dari perusahaan yang telah go public
adalah hilangnya flesibilitas serta meningkatnya beban administrasi yang akan
diakibatkannya. Selain itu mengenai biaya yang harus dikeluarkan selama melakukan go
public juga sangat mahal. Termasuk beban biaya kepada akuntan, penjamin, notaris,
biaya pendaftaran dan administrasi serta biaya percetakan.
c. Proses go public yang harus dilakukan perusahaan yang bermaksud menawarkan
sahamnya kepada masyarakat melalui bursa efek regular harus melalui prosedur sebagai
berikut:
1) Persiapan, sebelum perusahaan menyampaikan maksud untuk go public kepada
lembaga pemerintah, perusahaan perlu melakukan konsultasi baik kepada pihak
intern perusahaan itu sendiri maupun instansi lainnya yang berkepentingan.
2) Penyampaian letter of intent. Tahap selanjutnya yang harus dilakukan dan dipenuhi
oleh calon emiten setelah melakukan konsultasi pada tahap persiapan adalah letter
of intent atau surat pernyataan maksud dan tujuan kepada lembaga pengawas pasar
modal yang ditunjuk pemerintah berupa pernyataan resmi dari calon emiten tentang
maksudnya dalam melaksanakan emisi efek.
3) Pemeriksaan lembaga pengawas pasar modal yang ditunjuk pemerintah (Lembaga).
Setelah memberikan pernyataan pendaftaran sebagai calon emiten beserta lampiran
yang diterima, maka Lembaga tersebut akan melakukan pemeriksaan atau
penelaahan secara fisik atas calon emiten.
4) Pemberian izin emisi. Berdasarkan hasil penelaahan Lembaga atas pengajuan emisi
tersebut, maka sesuai dokumen kelengkapan emisi serte memenuhi ketentuan yang
berlaku akan dilakukan dengar pendapat terbatas yang dilaksanakan antara Lembaga
dengan emiten serta pembaga penunjang emisi. Jika dalam rapat dengar pendapat
terbatas tersebut tidak ditemukan suatu hal yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku selanjutnya Lembaga pemerintah atas nama Menteri Keuangan akan
memberikan izin remisi.
5) Pasar perdana penjualan saham. Setelah izin emisi saham diberikan ketua Lembaga
pemerintah atas nama Menteri Keuangan, maka tahap selanjutnya pemasaran efek
saham tersebut secara langsung kepada emiten melalui perjanjian emisi efek serta
agen penjual kepada masyarakat atau penanam modal dalam pasar perdana. Sesuai

Kewirausahaan 9
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

dengan ketentuan yang berlaku bahwa penawaran perdana tidak boleh


diperdagangkan dibawha nominal dan Lembaga pemerintah tidak akan turut serta
dalam penentuan harga tersebut.
6) Pencatatan efek di bursa saham. Setelah emiten memperoleh izin emisi sesuai
penjelasan urutan dalam tahapan emisi diatas sebelumnya, maka emiten berikutnya
memiliki kewajiban untuk melakukan pencatatan sahamnya di bursa efek saham
dengan Batasan waktu selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari sejak surat izin
emisi diterbitkan.

Tujuan Pembelajaran 2:
Waralaba (Franchising)

Waralaba (Franchising)
Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia
No.259/MPR/KEP/7/1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Perlaksanaan Pendaftaran Usaha
Waralaba dijelaskan mengenai definisi waralaba adalah perikatan dimana dalah datu pihak
diberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau
penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki oleh pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan
persyaratan yang ditetapkan dalam rangka menyediakan dan/atau penjualan barang dan jasa.
Pengertian mengenai Waralaba berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Republik Indonesia No. 259/MPR/KEP/7/1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba menjelaskan bahwa waralaba adalah periakatan dimana
salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan ha katas kekayaan
intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha ayng dimiliki oleh pihak lain dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam rangka menyediakan dan/atau penjualan barang
dan jasa. Sedangkan pengertian waralaba dari PP RI No.42 Tahun 2007 tentang waralaba, (revisi
atas PP No. 16 Tahun 1997 serta Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik
Indonesia No. 259/MPR/KEP/7/1997 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran
Usaha Waralaba) waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh perorangan atau badan usaha
terhadap system dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah
terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan
perjanjian waralaba. Berikut ini adalah beberapa istilah yang berkaitan dengan pengelolaan
waralaba diantaranya:
1. Franchise merupakan hak-hak istimewa yang diatur dalam perjanjian waralaba.
2. Franchise contract merupakan perjanjian hukum antara pewaralaba dengan terwaralaba
3. Franchisee (terwaralaba) merupakan pihak yang mendapatkan hak untuk menjalankan usaha
waralaba yang kekuasaannya dibatasi berdasarkan perjanjian dengan pewaralaba.

Kewirausahaan 10
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

4. Franchisor (pewaralaba) merupakan pihak yang memiliki usaha atau bisnis dan penjual hak
waralaba kepada terwaralaba. Pihak yang didalam kontrak waralaba yang menentukan system
untuk dijalankan serta syarat-syarat yang disepakati oleh pihak lain yang terlibat dalam usaha
tersebut disebut pewaralaba.
Dalam Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2007 Tentang Waralaba. Pertama, Waralaba
merupakan hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorang atau badan usaha terhadap system
bisnis dengan suatu ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah
terbuskti berhasail dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan
perjanjian waralaba. Kedua, pemberi waralaba adalah perseorangan atau badan usaha yang
memberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba yang dimilikinya kepada
penerima waralaba. Ketiga, penerima waralaba merupakan perseorangan atau badan usaha yang
diberikan hak oleh pemberi waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba yang
dimiliki pemberi waralaba.
Kriteria yang harus dimiliki oleh waralaba diantaranya sebagai berikut:
1. Mempunyai ciri khas usaha.
2. Terbukti sudah memberikan keuntungan
3. Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara
tertulis.
4. Mudah diajarkan dan diaplikasikan.
5. Adanya dukungan yang berkesinambungan
6. Hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar di badan resemi pemerintah.
Perjanjian waralaba merupakan salah satu bagian penting dalam terlaksananya kegiatan
waralaba, yang paling sedikit isinya harus memuat klausula dan ketentuan sebagai berikut:
1. Nama dan alamat seluruh pihak.
2. Jenis hak kekayaan intelektual yang diperjanjikan.
3. Kegiatan usaha
4. Hak dan kewajiban para pihak waralaba
5. Fasilitas, bantuan, pelatihan, bimbingan operasional serta pemasaran yang diberikan pemberi
waralaba kepada penerima waralaba.
6. Wilayah kegiatan usaha
7. Jangka waktu perjanjian
8. Tata cara pembayaran imbalan
9. Kepemilikan serta ketentuan perubahan kepemilikan dan hak ahli waris.
10. Penyelesaian sengketa waralaba dan ketentuannya.
11. Tata cara perpanjangan, pengakhiran serta pemutusan perjanjian waralaba.
Keuntungan waralaba yang paling utama yaitu bahwa seorang wiraswasta atau pengusaha
tidak perlu sulit memikirkan tentang hal yang berkaitan dalam memulai usaha baru yang secara

Kewirausahaan 11
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

umum sangat menguras waktu dan pemikiran serta risiko yang tinggi. Pemberi waralaba akan
memberikan rencana, panduan atau pedoman pelaksanaan bisnis ke arah yang jelas. Penerima
waralaba akan diberikan penjelasan, nasihat dan masukan dari suatu lokasi usaha yang telah
ditentukan sebelumnya. Dalam suatu waralaba secara umum bahwa analysis lokasi usaha akan
dilakukan untuk menjamin bisnis yang dijalankan akan mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Risiko investasi akan selalu melekat pada seluruh jenis kegiatan bisnis atau usaha. Dalam
usaha waralaba melibatkan banyak risiko yang sejak awal harus diketahui penerima waralaba
sebelum memulai mempertimbangkan investasi menjalankan usaha waralaba. Usaha waralaba
membutuhkan kerja keras dan secara umum tidak cocok untuk seorang yang pasif.
Penentuan tenaga kerja, penjadwalan kegiatan operasional usaha, pembelian barang dan
bahan pendukung serta bidang akuntansi tetap menjadi tanggung jawab pemakan waralaba.
Berikut ini disampaikan beberapa langkah yang dapat diambil untuk meminimalisir risiko investasi
dalam bisnis waralaba adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi diri dan kegiatan bisnis waralaba. Seorang pengusaha harus terus memikirkan dan
mengevaluasi diri maupun seluruh kegiatan bisnis waralaba dari satu waktu ke waktu yang
lain secara periodik untuk memberikan dan melakukan perubahan-perubahan dalma bisnis
waralaba yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan guna melakukan langkah-langkah preventif
atau pencegahan risiko kegiatan usaha waralaba, paling tidak risiko yang terjadi dapat
terditeksi lebih cepat karena evaluasi tersebut.
2. Melakukan penelitian dan menambah pengetahuan mengenai seluk beluk bisnis waralaba.
Tidak setiap bisnis waralaba tepat bagi setiap orang. Hal ini sesuai dengan beberapa factor
yang harus dinilai sebelum membuat keputusan akhir melakukan bisnis waralaba adalah:
a. Bisnis waralaba yang sudah mapan dan belum mapan. Terdapat banyak keuntungan dan
kerugian dalam menjalankan investasi pada usaha waralaba. Secara garis besar,
berinvestasi pada waralaba yang belum mapan dapat dilaksanakan dengan penempatan
modal yang tidak mahal, namun hal ini diimbangi dengan adanya risiko usaha yang
besar.
b. Stabilitas keuangan dari usaha bisnis waralaba. Pembelian waralaba oleh wiraswasta
hendaknya melakukan penilaian stabilitaas finansial terlebih dahulu dari pemilik
waralaba.
c. Penguasaan pasar sebagai potensial usaha waralaba. Penting bagi pengusaha untuk
menganalisis dan mengevaluasi wilayah pasar sebagai objek penjualan dari mana
pelanggan tertarik dengan waralaba yang baru. Salah satu cara mudah dan singkat untuk
melakukan seleksi serta analisis bisnis waralaba adalah dengan melakukan pemetaan
komunitas pada suatu tempat atau daerah, mengevaluasi arus lalu lintas dan juga
demografi penduduk masyarakat wilayah tersebut.

Kewirausahaan 12
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

d. Terdapat keuntungan potensial untuk usaha waralaba baru. Sebagaimana dengan usaha
yang baru, pada bagian ini penting untuk mengembangkan pendapatan, neraca, arus kas
serta bagian dari laporan keuangan lainnya. Pemberi waralaba atau hak bisnis hendaknya
memberikan proyeksi untuk menghitung potensi pendapatan serta memberikan segala
informasi yang dibutuhkan oleh penerima waralaba.

C. SOAL LATIHAN

1. Apa manfaat franchise dalam menjalankan usaha?


2. Berikan contoh franchise yang menurut saudara layak untuk dijalankan?
3. Andi memiliki uang tidak terpakai Rp. 50.000.000, Andi berencana memulai usaha dengan
franchise. Usaha apa yang tepat untuk andi dan bagaimana cara memilih dan menentukan
franchise yang tepat untuk Andi memulai usahanya?

Kewirausahaan 13
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

PERTEMUAN 3
PERENCANAAN WIRAUSAHA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan wirausaha dimana Saudara/i diharuskan
mampu:
1. Memahami pengorganisasian dalam melakukan usaha
2. Memahami tentang perencanaan usaha
3. Mampu membuat ide usaha sesuai dengan bakat dan kemampuan

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Pengorganisasian Usaha

Pengorganisasian Usaha
Suatu proses dalam pembentukan kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya pada
sistem manajemen dsiebut pengorganisasian. Penggunaan yang teratur yang dimaksud tersebut
menekankan pada pancapaian tujuan sistem manajemen serta membantu pengusaha tidak hanya
dalam menyusun dan membuat tujuan yang tampak melainkan pula menegaskan sumber daya yang
digunakan untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Menyusun pembentukan hubungan formal
diantara sumber daya yang dimiliki perusahaan yang paling umum adalah dengan membentuk
departemen-departemen. Pada dasarnya, departemen merupakan suatu kelompok sumber daya
yang dibentuk oleh manajemen untuk menjalankan dan melaksanakan beberapa tugas
organisasional. Proses pembentukan departemen dalam system manajemen dinamakan
departementalisasi. Beberapa pembagian departementalisasi diantaranya sebagai berikut:
1. Fungsi, merupakan bagian yang mendasar dalam pembentukan departemen-departemen yang
paling umum dan banyak digunakan pada struktur formal adalah fungsi yang dilaksanakan
dalam system manajemen. Suatu fungsi adalah tepi dari aktivitas yang sedang dan secara rutin
dilaksanakan.
2. Produk, merupakan faktor yang dapat menjadi dasar dalam mendepartementalisasikan sumber
daya-sumber daya menurut produk yang dibuat. Ketika sistem manajemen membuat produk
yang semakin banyak, semakin sulit untuk megkoordinasi aktivitas-aktivitas lintas produk.
3. Wilayah, struktur terutama didasarkan pada wilayah departementalisasi menurut tempat
dimana kerja sedang dilakukan atau daerah geografis pasar dimana sistem manajemen
dipusatkan. Ketika daerah pasar dan lokasi kerja meluas, jarak fisik antara berbagai tempat
bisa membuat tugas manajemen menjadi sangat sulit.

Kewirausahaan 14
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

4. Pelanggan, struktur utama didasarkan pada pelanggan membetuk departemen sebagai respon
terhadap pelanggan besar dan sistem manajemen tentu saja, struktur ini menganggap
pelanggan besar bisa diidentifikasi dan dibagi menjadi kategori-kategori yang logis.
5. Proses pembuatan, struktur yang terutama didasarkan pada proses pembuatan menentukan
departemen menurut fase pokok dan proses yang digunakan untuk pembuatan produk.
6. Pembagian Tenaga Kerja (Division of Labor), pertimbangan kedua yang utama untuk suatu
usaha pengorganisasian adalah bagaimana membagi tenaga kerja. Konsep pembagian tenaga
kerja diberikan pada berbagai bagian tugas tertentu diantara sejumlah angogta organisasi
kewiraswastaan. Ilustrasi pembagian tenaga kerja yang secara umum digunakan adalah lini
produksi mobil. Satu individu tidak diperitahkan untuk merakit seluruh mobil, tetapi bagian
tertentu dari mobil dirakit oleh beberapa individu.

Tujuan Pembelajaran 2:
Perencanaan Usaha

Perencanaan Usaha
Perencanaan merupakan segala proses yang menentukan bagaimana cara agar organisasi
dapat mencapai tujuannya. Perencanaan dapat dijelaskan sebagai proses menentukan dengan tepat
apa yang akan dilakukan organisasi untuk dapat mencapai tujuannya. Perencanaan dalam
pembelajaran lain dijelaskan dengan proses pengembangan sistematis dari program Tindakan yang
ditujukan kepada pencapaian tujuan bisnis yang telah disepakati dengan proses analisis, evaluasi,
seleksi diantara berbagai peluang yang diprediksi terlebih dahulu. Tujuan dari perencanaan
organisasional mempunyai 2 (dua) maksud yaitu perlindungan dan kesepakatan (protective and
affirmative).
1. Protektif atau protective merupakan usaha untuk meminimalisasi risiko dengan mengurangi
ketidakpastian disekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang
berhubungan. Sedangkan tujuan dasar dari perencanaan adalah membantu organisasi untuk
mencapai tujuannya.
2. Affirmative adalah untuk meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional. Di samping itu,
tujuan perencanaan adalah membentuk usaha terkoordinasi dalam organisasi. Tanpa adanya
perencanaan biasanya disertai dengan tidak adanya koordinasi dan timbulnya
ketidakefisienan.
Keuntungan dengan melakukan perencanaan terutama dalam bisnis wirausaha diantaranya
sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran pengusaha untuk dapat berorientasi ke masa depan. Pengusaha harus
berorientasi ke depan dengan memandang out of the box dari segala rutinitas keseharian
normal untuk memproyeksikan apa yang akan mereka hadapi di masa yang akan datang.

Kewirausahaan 15
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

2. Mengkoordinasikan keputusan. Keputusan kiranya tidak dibuat secara tergesa-gesa tanpa


adanya gagasan dan masukan tentang bagaimana akan mempengaruhi keputusan yang harus
dibuat. Fungsi perencanaan sangat membantu pengusaha dalam usahanya mendelegasikan
dan mengkoordinasikan keputusan.
3. Perencanaan dapat menekankan tujuan organisasi. Perencanaan sebagai sarana untuk terus
mengingatkan tujuan organisasi untuk seluruh elemen usaha. Sebagai poin penting mengenai
fungsi perencanaan, apabila tidak disusun dan dilaksanakan dengan baik dalam organisasi,
maka kemungkinan akan menimbulkan kerugian. Perhatian lain bahwa dalam fungsi
perencanaan akan banyak memakan waktu manajemen. Manajemen harus dapat menyusun
dan harus membagi waktu antara yang digunakan untuk perencanaan dengan waktu yang
digunakan sebagai fungsi manajemen lainnya seperti pengorganisasinay, mempengaruhi serta
mengawasi.
Jenis perencanaan pada aktivitas perencanaan pada kewirausahaan dibagi menjadi 2 (dua)
yaitu:
1. Perencanaan strategis adalah perencanaan jangka Panjang yang berpusat pada organisasi
secara keseluruhan. Pengusaha memandang organisasi usaha sebagai unit total serta
memutuskan apa yang hendak dilakukannya dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan
dari organisasi bisnis tersebut. Perencanaan jangka panjang dilakukan wirausahawan atau
pengusaha dalam rangka mencoba menentukan apa yang dilakukan organisasi agar dapat
berhasil mencapai target dalam kurun waktu 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun. Para
pengusaha pada umumnya mempunya masalah dan mencoba untuk membuat keputusan yang
tepat seberapa jauh mereka sebaiknya memperluas perencanaan strategis bagi masa yang akan
datang yang penuh dengan ketidakpastian.
2. Perencanaan taktis merupakan perencanaan jangka pendek yang menekankan pada
operasional usaha dan kegiatan pada berbagai bagian organisasi yang sedang berjalan.
Pemahaman jangka pendek adalah dalam kurun waktu maksimal 1 (satu) tahun.
Wirausahawan atau pengusaha menggunakan pendekatan dengan perencanaan taktis untuk
menguraikan apa yang harus dilakukan oleh berbagai bagian yang ada dalam organisasi untuk
mencapai keberhasilan pada jangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun. Wirausahawan atau
pengusaha memerlukan perencanaan strategis dan perencanaan taktis yang baik, namun kedua
program perencanaan tersebut harus saling berhubungan agar tercapai suatu keberhasilan
pencapaian target organisasi. Perencanaan taktis hendaknya difokuskan pada apa yang akan
dilakukan dalam jangka pendek untuk membantu organisasi mencapai tujuan jangka panjang
yang telah ditentukan pada perencanaan strategis.
Terdapat 3 (tiga) pendekatan atau filsafat dasar untuk melaksanakan fungsi kepercayaan
yaitu:

Kewirausahaan 16
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

1. Pendekatan probabilitas tinggi merupakan perencanaan didasarkan pada filsafat bahwa


seharusnya terdapat probabilitas yang tinggi bahwa organisasi akan bisa mencapai
keberhasilan. Perencanaan dengan menggunakan probabilitas tinggi ditujukan langsung untuk
menjamin tingkat keberhasilan yang bisa diterima. Pendekatan probabilitas tinggi mempunya
beberapa keuntungan serta kerugian. Keuntungan dari pendekatan probabilitas tinggi bahwa
pendekatan ini pada umumnya menghasilkan rencana yang tepat. Wirausahawan atau
pengusaha sebagai perencana hanya memusatkan dan focus pada penemuan cara yang praktis
untuk mendapatkan tingkat keberhasilan yang diinginkan. Sedangkan kerugiannya adalah
pada pendekatan ini biasanya tidak mendorong memunculkan rencana-rencana yang kreatif.
Wirausahawan atau pengusaha sebagai perencana jarang sekali menyimpang dari apa yang
telah ada dan dilakukan pada masa lalu karena pendekatan probabilitas tinggi secara definisi
adalah cara konservatif dalam usaha mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan.
2. Pendekatan maksimisasi. Pendekatan maksimisasi didasarkan pada filsafat bahwa organisasi
hendaknya mencapai keberhasilan yang sebesar mungkin. Pada sudut pandang ini,
wirausahawan atau pengusaha sebagai perencana belum puas dengan karakteristik tingkat
keberhasilan yang bisa diterima dari pendekatan probabilitas tinggi, tetapi menekankan pada
maksimisasi keberhasilan. Pendekatan ini pun memiliki keuntungan dan kerugian.
Keuntungan dari pendekatan ini adalah dapat secara kontinu atau berkelanjutan menekankan
pada pencapaian keuntungan potensial penuh dari organisasi serta menggunakan teknik
kuantatif untuk mengembangkan perencanaan-perencanaan. Sedangkan kerugiannya adalah
pendekatan ini baisanya memperlakukan kompoenen organisasi sepenuhnya bisa
dikuantifikasi, dihitung serta bisa diprediksi, bahkan sekalipun beberapa aspek dari organisasi
seperti perilaku manusia, tak bisa diramalkan dan dikuantifikasi (diperhitungkan dengan
angka).
3. Pendekatan adaptasi, yang menekankan bahwa perencanaan yang efektif difokuskan pada
usaha untuk membantu organisasi agar dapat berubah atau menyesuaikan pada upaya
membantu organisasi beradaptasi menyesuaikan diri dengan variable eksternal maupun
variable internal. Pada pendekatan ini berdasarkan pada filsafat bahwa suatu ketidakmampuan
beradaptasi adalah kendala besar bagi keberhasilan organisasi diantaranya adalah:
a. Rencana merupakan suatu Tindakan tertentu yang diusulkan untuk membantu organisasi
mencapai tujuannya. Perencanaan, proses evaluasi semua informasi yang relevan, dan
penilaian perkembangan masa depan yang mungkin, menghasilkan suatu peryataan
mengenai arah tindakan yang merekomendasikan suatu rencana. Suatu rencana
mempunyai empat dimensi besar:
b. Perulangan dimensi, dimana suatu rencana tertentu dapat digunakan dari waktu ke waktu.
Beberapa rencana khususnya dirancang untuk satu situasi tertentu yang realtif berjangka
pendek. Rencana-rencana dari jenis ini pada dasarnya tidak berulang-ulang. Sebaliknya,

Kewirausahaan 17
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

beberapa rencana dirancang untuk digunakan dari waktu ke waktu dan dirancang untuk
situasi yang secara kontinyu ada pada jangka pajang. Rencana-rencana tersebut pada
dasarnya berulang-ulang.
c. Waktu merupakan dimensi yang menjadi bagian dari suatu rencana jangka pendek yang
meliputi rencana tersebut. Rencana strategis merupakan rencana jangka Panjang,
sedangkan rencana taktis meliputi periode waktu yang relatif pendek.
d. Dimensi jangkauan menguraikan dan menjabarkan dari system manajemen total dimana
rencana tersebut ditujukan. Jika semakin besar system manajemen yang cakup oleh suatu
rencana maka semakin luas jangkauan dari rencana tersebut.
e. Tingkatan adalah dimensi dari bagian suatu rencana atau perencanaan yang menunjukkan
tingkatan organisasi dimana rencana tersebut ditujukan. Rencana tingkat paling atas atau
puncak adalah rencana yang dirancang untuk tingkatan manajemen puncak, sdangkan
rencana tingakt menengah dan bawah dirancang masing-masing untuk tingkat
manajemen menengah dan bawah. Suatu rencana untuk tingkatan organisasi akan
mempunyai pengaruh pada semua tingkatan manajemen yang saling berketergantungan,
tidak ada bagian atau unsur yang bisa dipengaruhi tanpa mempengaruhi semua bagian
lainnya.
Beberapa jenis rencana dimana dengan menggunakan dimensi perulangan sebagai pedoman,
rencana organisasi biasanya dibagi menjadi 2 (dua) tipe, yaitu:
1. Rencana tetap, yaitu rencana yang digunakan dan dijalankan secara berulang-ulang
disebabkan rencana tersebut difokuskan pada situasi organisasional yang terjadi berulang-
ulang. Rencana tetap bisa dibagi menjadi beberapa unsur dan pertimbangan yakni
kebijaksanaan, prosedur dan aturan.
2. Rencana untuk sekali pakai, yaitu perencanaan yang digunakan hanya sekali atau beberapa
kali saja, karena rencan tersebut difokuskan untuk berhubungan dengan situasi yang relatif
unik atau selalu berbeda keadaannya dalam organisasi.
Dalam pembuatan rencana usaha, diperlukan alan perencanaan yang akan digunakan. Alat
perencanaan usaha adalah Teknik yang bisa digunakan oleh seorang wirausaha atau pengusaha
untuk membantu mengembangkan rencana-rencana usaha, diantaranya sebagai berikut:
1. Peramalan (forecasting) adalah teknik untuk memprediksi terjadinya lingkungan masa depan
yang akan mempengaruhi operasional dan bagaimana berjalannya organisasi. Peramalan ini
tidak hanya dilakukan asal, namun harus didukung dengan data periodik sebelumnya sehingga
dapat diramal estimasi dari target yang diharapkan.
2. Diperlukan metode analisis runtun waktu atau disebut juga Time Series Analysis Method yang
digunakan untuk memprediksi penjualan dimasa yang akan dating dnegan menganalisis
hubungan historis antara waktu dan penjualan. Informasi yang menunjukkan hubungan antara
waktu dengan hasil penjualan pada umumnya dapat disajikan dengan menggunakan grafik.

Kewirausahaan 18
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

3. Terakhir dalam sebuah perencanaan usaha diperlukan sebuah Penjadwalan (Schedulling).


Pada dasarnya, penjadwalan atau scheduling merupakan prosese yang harus dilaksanakan
untuk mencapai perumusan daftar aktivitas yang secara detail apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi. Aktivitas tersebut merupakan bagian yang berintegrasi dengan
rencana perusahaan.

Tujuan Pembelajaran 3:
Ide Usaha

Ide Usaha
Ide menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yaitu rancangan yang tersusun di
dalam pikiran, gagasan, cita-cita atau rancangan yang tersusun maksudnya adalah setiap prosesnya
dilakukan bertingkat dari awal hingga realisasi atau pelaksanaannya. Dari definisi tersebut dapat
diartikan bahwa ide usaha merupakan sebuah gagasan untuk mewujudkan usaha yang telah
dipikirkan dan atas kesempatan yang diperoleh dengan resiko yang dapat disertai baik keuntungan
maupun kerugiannya. Ide ini muncul dari pemikiran, kesempatan/peluang yang didapatkan
diantaranya adalah ide untuk melakukan usaha baru dikarenakan adanya peluang yang
menjanjikan. Selain itu adanya ide dalam melakukan perubahan metode, komposisi produk atau
bahkan interior tempat usaha. Ide usaha untuk memodifikasi produk atau jasa yang dapat
dilakukan.
Beberapa prinsip dalam melahirkan sebuah ide dalam pikiran manusia adalah sebagai
berikut:
1. Selalu membuka pikiran dengan cara mendapatkannya diantaranya sebagai berikut:
a. Berpikir bahwa ide anda adalah yang terbaik, karena kondisi tersebut akan membimbing
untuk menghasilkan ide-ide yang baik
b. Perenungan, introspeksi serta umpan balik dapat membimbing memperoleh ide-ide yang
baik.
2. Selalu membuka mata untuk melihat keberhasilan dari tindakan-tindakan yang telah
dilakukan orang atau perusahaan lain adalah cara terbaik dan lebih efisien.
Dalam membuka atau menjalankan usaha diperlukan kreatifitas. Menurut A. Roe (1963,
Psycological Approaches to Creativity in Science, New York University, New York) bahwa syarat-
syarat agar seseorang disebut kreatif antara lain:
1. Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience)
2. Pengamatan melihat dengan cara yang biasa dilakukan (observence seeing things in unusual
ways)
3. Keingintahuan (curiosity)

Kewirausahaan 19
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

4. Menerima dan merekonsiliasi lawan yang tampak (accepting and reconciling apperent
opposites)
5. Toleransi terhadap ambiguitas (tolerence of ambiguity)
6. Kemandirian dalam penilaian, pikiran dan tindakan (independence in judgement, thought and
action)
7. Memerlukan dan menerima otonomi (needing and assuming autonomy)
8. Kepercayaan terhadap diri sendiri (self-reliance)
9. Tidak sedang tunduk kepada pengawasan kelompok (not being subject to group standards
and control)
10. Bersedia untuk mengambil risiko yang telah diperhitungkan (willingness to take calculated
risks)
11. Ketekunan (persistence)
12. Selain itu diperlukan adanya nilai untuk bersaing.
Menurut George D. Day & Robin Wensley (Assessing Advantage: A Framework for
Diagnosing Competitive Superiority, Journal of Marketing, April 1988) merupakan sesuatu yang
dinamis (a dynamic process), bukan merupakan suatu hasil yang diproduksi. Hal ini akan lebih
terlihat bila dikaji lebih lengkap terhadap berbagai faktor atau elemen yang melahirkan daya saing
tersebut. Faktor elemen tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Sumber keunggulan (sources of advantage) mencakup antara lain:
a. Keahlian (superior skills)
b. Sumberdaya (superior resources)
c. Kontrol (superior resources)
2. Posisi keunggulan (positional advantages) mencakup beberapa hal antara lain:
a. Nilai konsumen (superior customer value)
b. Biaya-biaya relative lebih murah (lower relative costs)
3. Hasil kerja (performance outcome) mencakup pada:
a. Kepuasan (satisfaction)
b. Loyalitas (loyality)
c. Pangsa pasar (market share)
d. Keuntungan (profitabilitas)
Dalam usaha mewujudkan ide, dapat dilakukan dengan menciptakan produk baru atau
produk yang berbeda dengan yang sudah ada. Saat suatu ide dimunculkan secara nyata, misalkan
dalam bentuk barang dan jasa baru, maka barang atau jasa baru tersebut harus berbeda dengan
barang atau jasa yang ada di pasar. Selain itu, suatu produk atau jasa tersebut harus menciptakan
nilai bagi konsumen atau para penggunanya. Di dalam sebuah bisnis atau usaha yang dikelola oleh
perseorangan ataupun kelompok (organisasi) pasti dibutuhkan suatu ide, yang mana ide tersebut

Kewirausahaan 20
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

mempunyai arti respon seseorang untuk memecahkan masalah yang teridentifikasi atau unuk
memenuhi kebutuhan yang ada pada lingkungan tersebut (pasar,masyarakat). 
Mencari sebuah ide yang bagus akan menjadi langkah awal yang sanga baik bagi pembisnis
dan senantiasa bisa menjadikan peluang dalam bisnis tersebut. jadi seorang pembisnis bukan hanya
harus mahir dalam mengelola bisnisnya melainkan juga harus mempunyai ide-ide atau kreatifitas
guna memajukan produk yang mereka kelola, jadi yang di maksud ide yang sangat bagus ialah ide
bisnis yang sesuia denga kebutuhan pasar dan permintaan pasar sehingga produk yang di hasilkan
itu akan menjadikan bisnis yang berjalan, itu adalah langkah awal. selanjutnya adalah keahlian dan
keterampilan, jadi kita dalam mengeola suatu bisnis harus mempunyai keahlian dan keterampilan
nah, bilamana kita mempunyai sebuah hal tersebut, kita tinggal melaksanakan usaha atau bisnis
tersebut, jadi sebelum kita berbisnis kita fikirkan dulu kita mencari ide, apa kehlian dan apa
kterampilan yang kita miliki, kita harus kembangkan itu sebaik mungkin dan kita kelola sampai
menajadi sebuah bisnis.

C. SOAL LATIHAN
1. Berikan contoh implementasi dari proses dan prosedur dalam pengorganisasian usaha pada
bidang jasa disertai dengan penjelasan detailnya!
2. Berikan tahapan dalam Perencanaan Usaha?
3. Bagaimana suatu perencanaan usaha dapat diimplementasikan dalam kondisi dalam kondisi
normal maupun pada era pandemik?
4. Bagaimana cara membuat dan mengimplementasikan ide usaha?
5. Karakteristik ide dalam menentukan jenis usaha yang baik dan ideal seperti apa? Berikan
contohnya!

Kewirausahaan 21
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

PERTEMUAN 4
MENGIDENTIFIKASI PELUANG USAHA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana cara mengidentifikasi peluang
usaha dan Saudara/i diharuskan mampu:
1. Memahami cara mengidentifikasi peluang usaha
2. Memahami bagaimana suatu produk/jasa peluang memiliki peluang
3. Memahami matrik produk di pasar

B. URAIAN MATERI

Tujuan Pembelajaran 1:
Cara Mengidentifikasi Peluang Usaha

Mengidentifikasi Peluang Usaha


Dalam proses berwirausaha, perlu adanya cara bagaimana mengidentifikasi peluang
untuk berusaha. Sehingga usaha yang dijalankan kelak sudah sesuai dengan kebutuhan
dari peluang yang ada. Untuk mengidentifikasi peluang usaha dapat dilihat dari orientasi
eksternal dan internal. Orientasi eksternal yaitu mengamati adanya banyak peluang dalam
mengidentifikasi hal baru dan lebih baik untuk dikerjakan serta mencari cara baru yang
lebih tepat untuk menggerakan sesuatu. Wirausahawan atau pengusaha adalah seseorang
yang dapat mencari dan melihat peluang yang tersembunyi dengan jeli dan menjadikan
sebuah gagasan baru, kemudian bekerja keras mengubah peluang menjadi kenyataan.
Keinginan serta minat pada apa yang terjadi pada lingkungan menjadi bagian pokok
orientasi eksternal. Dan pada akhirnya wirausahawan atau pengusaha dapat menelusuri
banyak sumber gagasan serta peluang-peluang yang ada.
Berikut beberapa sumber ide atau gagasan baru dari eksternal sehingga dapat
mengidentifikasi peluang untuk berusaha yaitu:

Kewirausahaan 22
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

1. Kebutuhan Konsumen. Seorang wirausahawan tentunya harus selalu dan


memperhatikan dari yang diinginkan pelanggan atau memberikan waktu dan
kesempatan kepada konsumen untuk menyampaikan serta mengungkapkan keinginan
mereka.
2. Kompetitor atau Jenis usaha yang sudah ada. Sebagai wirausahawan atau pengusaha
tentunya harus dapat melihat peluang dan juga pesaing dari usaha yang akan
dilakukan. Dengan memperhatikan dan mengevaluasi produk atau jasa yang
ditawarkan oleh kompetitor yang sudah ada terlebih dahulu lalu dan kemudian
mencari peluang atau cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada sehingga
bisa membentuk varian produk/jasa yang baru sesuai dengan kebutuhan konsumen
terbaru.
3. Logistik distribusi. Kebutuhan logistic untuk menyalurkan atau mendistribusikan
kebutuhan di lokasi/tempat usaha juga merupakan bagian yang tidak kalah penting. Ini
diyakini bagaimana logistic menjadi sumber kemudahan memasarkan atau menjual
produk sebagai gagasan yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan
pasar.
4. Pemerintah. Peran pemerintah sebagai pemangku kebijakan perlu diperhatikan mulai
dari urusah di Pemerintahan Pusat, Daerah maupun lainnya. Ini juga merupakan
tantangan dan peluang. Jika peran pemerintah baik pusat maupun daerah dapat
membantu atau meringngankan pelaksanaan usahayang dijalankan tentunya dapat
membuat peluang usaha tersebut lebih mudah. Contohnya di Daerah Jawa Barat lebih
mudah untuk mendirikan usaha dibandingkan wilayah Banten atau sebaliknya.
Dengan demikian peluang usaha yang lebih besar tentunya di wilayah yang memiliki
kemudahan dalam mendirikan usahanya.
5. Penelitian dan pengembangan. Hal yang tidak kalah penting adalah peran atau adanya
penelitian dan pengembangan produk atau jasa. Hal ini jarang sekali dilakukan,
padahal peran penelitian tidak hanya menciptakan produk baru atapi juga bisa
mengembangkan produk yang baru. Contoh sederhananya adalah di Lokasi A potensi
konsumennya sudah berkurang. Dengan bijak kita dapat mempertimbangkan lokasi B,
C dan lainnya untuk keberlangsung usahanya. Tentunya dengan sering dan rutin
dilakukan dapat menghasilkan sebuah produk/jasa baru atau perbaikan pada
produk/jasa yang sudah ada.
Dalam orientasi internal dapat memunculkan sumber daya pribadi untuk
mengidentifikasi peluang baru. Setiap manusia menyimpan pengalaman dan pengetahuan

Kewirausahaan 23
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

sepanjang hidupnya dari apa yang telah dialami. Pengetahuan dan pengalaman ini tersusun
dari berbagai jenis data, konsep gagasan, prinsip, citra dan fakta. Terdapat 3 (tiga)
penggunaan sumber daya internal, antara lain:
1. Menganalisis konsep hingga dapat terdefinisikan dengan jelas, termasuk penguraian
masalah yang perlu dipecahkan ddengan baik. Maksudnya adalah dapat menganaisis
mengenai masalah produk atau jasa yang diperlukan sehingga pada saat publikasi
produknya tepat sasaran.

2. Menggunakan daya ingat dalam menemukan kesamaan serta unsur-unsur yang


nampaknya berhubungan dengan konsep serta masalah yang ada. Maksudnya adalah
produk atau jasa yang mudah untuk diingat serta diucapkan oleh konsumen sehingga
makan banyak dan baik konsumen untuk mengingat serta mengucapkannya.
3. Rekombinasi setiap unsur-unsur tersebut dengan cara baru serta bermanfaat untuk
memecahkan masalah-masalah yang ada dan membuat konsep dasar yang dapat
dipraktekkan. Maksudnya adalah membuat produk dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan mampu menjawab masalah dari produk tertentu. Seperti masalah paad
ojek atau taksi online. Dimana peluang usaha jasa semudah genggaman. Tidak perlu
repot dan dapai untuk mendapatkan jasa transportasi.
Seperti yang disampaikan sebelumnya. Kebutuhan akan kemudahan transportasi
dijawab oleh Para Pemuda yang terlibah dalam startup penyedia jasa. Dimana pengguna
dimanjakan memesan transportasi hanya melalui Ponsel masing-masing. Bahkan kini
untuk memesan makanan juga sudah difasilitasi artinya kita tidak perlu repot-repot data ke
gerai makanan untuk memesan makananny. Cukup pesan dari ponsel melalui aplikasi,
makanan atau minuman datang dengan segera. Ini salah satu bentuk inovasi yang menjadi
jawaban atas kebutuhan konseumen. Nah untuk itu diperlukan suatu proses inovasi
sehingga hasil dari produk atau jasa benar-benar sesuai kebutuhan. Sebagai wirausahawan
harus jeli dalam melihat adanya kebutuhan sehingga mampu menganalisis inovasi apa
yang dibutuhkan. Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep, hal ini tidak kalah
penting karena dengan adanya data yang valid untuk merumuskan suatu konsep akan
semakin mudah dan dapat digunakan untuk menjalankan atau mendirikan usaha baru.
Inovasi juga harus dapat menguraikan masalah-masalah, artinya adalah setiap produk atau
jasa yang melakukan sebuah inovasi harus dapat memberikan pembeda dengan
produk/jasa yang sudah ada.

Kewirausahaan 24
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Proses sebuah inovasi hakikatnya dapat menguatkan daya ingat untuk mencari
kesamaan atau memberikan produk yang sama namun kemasan dan penyajian yang
berbeda. Namun bisa jadi produk atau jasa yang baru berbeda dengan produk-produk yang
sudah ada. Sejatinya suatu inovasi dapat memberikan atau menemukan kesamaan dan
gagasan yang berhubungan antara produk yang lama dengan produk baru yang akan
dilakukan. Mencermati bagaimana cara menggabungkan kesamaan dan gagasan atau ide
yang berhubungan tidaklah mudah namun perlu pertimbangan dan ide yang baik dan tepat
sasaran dari konsumen yang menjadi target. Suatu inovasi juga diharapkan dapat
memberikan atau mencari pemecahan sementara atas produk/jasa yang ada dan yang akan
datang sehingga produk/jasanya dapat diterima kembali. Sebuah penelitian guna
pemecahan masalah diharapkan dapat berjalan dangan baik sehingga pergerakan usaha
yang dilakukan terus bergerak kea rah yang baik dan cenderung lebih baik. Dimana hasil
akhirnya adalah mencapai keberhasilan yang sudah ditetapkan/ditargetkan dan
memberikan keuntungan pemilik usahanya.

Tujuan Pembelajaran 2:
Bagaimana Suatu Produk Memiliki Peluang

Bagaimana Suatu Produk Memiliki Peluang


Suatu produk memiliki peluang dengan diterimanya produk/jasa oleh konsumen
menindikasikan bahwa produk/jasa tersebut sudah berhasil. Hal ini tidak lepas pada proses
perencanaan dan pengembangan suatu produk. Pada proses penggagas dapat muncul dari
berbagai sumber, sebuah gagasan atau rencana perlu kiranya dikembangkan serta
dimatangkan lebih lanjut ke dalam produk atau jasa yang pada akhirnya ditawarkan ke
konsumen sehingga konsumen dapat menikmatinya. Pada proses pematangan rencana ini,
dimana sebuah proses perencanaan dan pengembangan produk memiliki uraian pokok.
Seperti proses ide, dimana usulan untuk produk atau jasa baru dapat diperoleh serta
disaring terlebih dulu agar dapat menentukan ide mana yang cukup tepat dan baik untuk
dijalankan. Suatu peluang dari produk juga dapat dievaluasi terlebih dahulu sebelum
dikembangkan, pemilahan produk yang tepat dalam proses evaluasi dapat memberikan
peluang baru untuk produk tersebut.
Ide usaha dari peluang suatu produk/jasa diterima dari penyaringan awal lalu akan
masuk ke tahap pematangan konsep, mulai dari nama, komposisi bahan, bentuk dan
lainnya. Hal ini guna memberikan nilai positif yang lebih tepat dan seksama dengan

Kewirausahaan 25
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

mempertimbangkan kebutuhan pembeli potensial. Sekali ide dan konsep pengembangan


produk telah dimatangkan, ditetapkan dan disetujui maka pada proses berikutnya adalam
proses pembuatan atau realiasasi produk/jasanya. Yang pertama dilakukan adalah
pembuatan prototipe produk/jasa lalu dilakukan pengujian pada produk yang telah ada.
Setelah itu dapat dilihat bagaimana respond atau feedback dari konsumen. Respon positif
atau negative dari setiap produk/jasa dijadikan sebagai proses evaluasi untuk perbaikan
dan peningkatan kualitas produk/jasanya. Dalam hal ini, aspek teknik dan non teknik,
komponen produk, kondisi ekonomi juga diperhatikan. Setelah itu mulai perencanaan
pricing atau label harga. Komponen bahan baku, bahan pendukung dan komponen lainnya
dirumuskan dalam satu harga dengan demikian suatu produk yang sudah dilakukan
pengujian lapangan (tes pasar) dapat di luncurkan dengan sempurna. Ada juga pola
terbalik, dimana produk dikenalkan dan dijual perdana tanpa melakukan proses
perencanaan produk. Kelemahan skema ini adalah produknya setelah konsumen tahu dari
rasa dan harga, mereka akan berpikir dua kali jika produk yang sudah di kenalkan/dijual
tidak sesuai dengan kebutuhan atau perkiraan mereka. Ini akan jadi senjata makan tuan,
secara perlahan konsumen akan meninggalkan produk tersebut.
Langkah berikutnya untuk mengetahui suatu produk memiliki peluang adalah
dengan adanya produk baru yang mirip dan disukai/dicari banyak orang. Penilaian ini
menjadi lebih baik dan positif untuk produk yang akan di launching. Dengan catatan
produknya tidak sama dengan produk yang lainnya. Jika melihat contoh produk retail
Smartphone, saat satu produk dikenalkan dan dijual bebas/perdana penjualan maka selang
beberapa waktu muncul kategori produk yang sama bahkan spesifikasi produknya mirip
hanya ada pembeda yang mungkin tidak secara signifikan dari produk sebelumnya. Jika
dilihat dari contoh otomotif, kita ketahui Toyota Avanza adalam mobil sejuta umat.
Namun Daihatsu dengan produk Xenia memiliki produk yang sama sehingga memberikan
pilihan konsumen memilih produk yang mana. Dari sisi eksterior keduanya memiliki
desain yang sama. Namun baik Toyota maupun Daihatsu memiliki kategori produk yang
berbeda-beda. Mulai dari kelebihan setiap produk dan yang penting adalah harga. Harga
Toyota Avanza dengan Daihatsu Xenia berbeda satu sama lain. Namun kedua produk
tersebut tetap diburu oleh konsumen. Berbicara mengenai bagaimana suatu produk
memiliki peluang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Pasar
2. Target
3. Kualitas Produk

Kewirausahaan 26
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

4. Perencanaan Penjualan dan Pemasaran,


5. Uji coba pasar
6. Kapasitas produksi
7. Komersilisasi
8. Logistik
9. Infrastuktur

Tujuan Pembelajaran 3:
Matrik Produk Pasar

Matrik Produk Pasar


Dalam menerapkan sebuak produk diperlukan matrik untuk pasar. Sehingga data
tersebut dapat dijadikan rujukan dalam merumuskan harga pada periode berikutnya atau
pada produk lainnya. Salah satu tujuan dalan Penetapan matrik produk bertujuan agar pada
bauran produk dan pasar dapat diketahui dan diimplementasikan. Adapun tujuan bauran
produk pasar yaitu dapat menguraikan produk mana yang akan dipasarkan dengan jumlah
bauran yang relatif atau sesuai dengan produk yang ingin dijual dan di lepas ke pasar.
Dapat dilihat berikut adalah 5 (lima) langkah dalam merumuskan tujuan dari bauran
produk pasar, diantaranya:
1. Melakukan pemeriksaan mengenai kecenderungan pasar merupakan hal penting
dalam lingkungan bisnis dari daerah produk pasar. Kecenderungan pertumbuhan serta
kecenderungan keuntungan (bagi industri dan perusahaan) pada daerah baurang
produk tunggal.
2. Pemisahan bidang produk pasar yang akan menarik pada masa yang akan datang
maupun wilayah yang potensial.
3. Pertimbangan kebutuhan atau hal yang diperlukan dapat dilakukan dengan
penambahan produk atau dengan mengembangkan daerah pasaran baru pada bauran
pemasaran.
4. Derivasi profil bauran produk yang optimal dengan melakukan proses pembentukan
kata atau pengembangan yang menghasilkan nilai atau potensial baru bagi profil
tersebut.
5. Setelah usaha bisnis yang awalnya kecil menjadi mapan dan besar, studi matrik
produk pasar akan memberikan cara memperbesar pasar tertentu atau dengan

Kewirausahaan 27
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

membuka pasar baru. Matrik tersebut memberikan dan menyajikan cara uji silang
kemungkinan produk baru dari pasar yang sudah ada.
Produk yang ada didunia ini terus mengalami perubahan dengan cepat. Selanjutnya
produk yang ada lahir, berkembang serta dalam rentang waktu tertentu mati atau berakhir
tidak diproduksi kembali. Produk yang ada saat ini cepat atau lambat akan ketinggalan dan
using dimakan usia. Pencarian dengan ide dan gagasan-gagasan baru harus terus
berlangsung terus menerus dan berkelanjutan. Lingkungan dan tempat usaha bisnis harus
tetap hidup dan berubah secara terus-menerus akibat dari perubahan kekuatan teknologi,
sosial dan hukum. Perubahan kecil yang dilakukan atau perbaikan produk yang ada
mungkin dapat memunculkan konsumen baru. Cara ini meningkatkan luas usaha kecil
yang ada dengan tambahan produk baru untuk pasar. Produk tersebut dapat berasal dari
inovasi atau tambahan bagi produk yang ada dipasar namun baru bagi perusahaan.
Terus melakukan inovasi yang signifikan dalam bidang yang digeluti perusahaan
merupakan sumber peningkatan pendapatan berkelanjutan. Produk yang sama atau identik
denga napa yang sudah ada di pasar namun tergolong baru bagi perusahaan
memungkinkan akan memberikan peningkatan pendapatan dari konsumen yang ada. Pada
kesempatan lain, adakalanya perusahaan baru atau kecil mendapatkan manfaat dari
penambahan produk yang berbeda dari apa yang sudah ada pada lini produk namun ada di
pasar negara lain. Saluran produk baru untuk pasar yang baru membutuhkan adanya
penelitian, penemuan atau sekurang-kurangnya inovasi yang fokus dan besar. Pada bagian
saluran ini dapat memberikan risiko yang sangat dan paling besar, tetapi seringkali
menjadi sumber pendapatan laba yang besar pula. Perusahaan kecil harus meneliti
kemampuan yang ada serta pengetahuan manajerial disamping juga membutuhkan sedikit
keberuntungan bisnis agar hal tersebut dapat memberikan kesuksesan yang besar.
Terdapat peluang yang besar dalam melakukan identifikasi kebutuhan baru bagi
pasar. Pertumbuhan dan perubahan menghasilkan kebutuhan baru tersebut serta
pemenuhan kebutuhan akan menciptakan perubahan yang dapat merangsang pertumbuhan
selanjutnya secara berkesinambungan. Inovasi atau penemuan yang berasal dari
perkembangan teknologi memberikan peluang besar disamping juga akan memunculkan
risiko yang tinggi.
Perusahaan kecil dengan kemampuan teknis yang diperlukan mungkin bisa
menghasilkan produk baru pertama kali dnegan menekankan pada kebijakan inovasi
teknis. Banyak tantangan yang dihadapi dengan pertimbangan harus senantiasa membuat
dan merumuskan serta benar-benar menghitung untuk harga suatu produk yang dihasilkan.

Kewirausahaan 28
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Hal ini tidak kalah penting karena dengan penetapan harga yang pas pada suatu
produk/jasa maka peluang atau sebaliknya dapat terjadi. Ini yang perlu dihindari agar
upaya pada penetapan harga menjadi maksimal. Berikut komponen matrik dalam
menetapkan harga suatu produk yaitu:
1. Bahan Baku Utama
2. Bahan Pendukung
3. Logistik
4. Operasional
5. Komponen Pemasaran, Penjualan dan Promosi
6. Keuntungan
Suatu harga produksi tentu akan berbeda dengan harga jual produk, maka untuk
penetapan harga dapat melihat komponen matrik dalam menerapkan harga. Setiap orang
berbeda-beda dari pola dan pemikiran tentang penetapan harga. Bisa melihat dari harga
kompetitor sebagai pembanding dan juga lainnya.

C. SOAL LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan cara mengidentifikasi peluang usaha?
2. Bagaimana suatu produk/jasa peluang memiliki peluang untuk dijual dan diminati
konsumen sehingga menghasilkan keuntungan
3. Buatlah contoh perhitungan matrik produk di pasar untuk produk yang laku dipasar!
4. Karakteristik matrik dalam menetukan harga seperti apa? Jelaskan
5. Buatlah contoh kasus dalam mengidentifikasi peluang usaha yang berhasil dan gagal,
analisis dan jabarkan pandangan saudara!

D. REFERENSI

Kewirausahaan 29
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

PERTEMUAN 5
PERSPEKTIF WIRAUSAHA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai perspektif wirausaha diantaranya:
1. Memahami definisi dan menjelaskan perbedaan kewirausahaan dan bisnis
2. Memahami penjelasan akan pentingnya kewirausahaan
3. Mampu memahami proses berwirausaha

B. URAIAN MATERI

Tujuan Pembelajaran 1:
Memahami definisi dan menjelaskan perbedaan kewirausahaan dan bisnis

Dalam perspektif umum, kewirausahaan berkaitan sangat erat dengan perilaku untuk bisa
berinovasi serta kreatif dari seluruh sudut pandang aspek kehidupan untuk meningkatkan
kemajuan dan mampu bertahan hidup. Lain halnya dengan bisnis hanya berupaya semaksimal
mungkin mencari keuntungan dengan kegiatan pemindahan barang atau jasa dari satu orang ke
orang lain atau dari suatu tempat ke tempat lain. Arti bisnis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah usaha komersial atau suaha dagang. Dalam penjelasan lain bisnis adalah suatu kegiatan
bisnis individu atau kelompok yang terorganisir untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa
untuk mendapatkan keuntungan dalam usaha memenuhi kebutuhan manusia.
Jadi berdasarkan penjelasan sebelumnya, bisnis merupakan bagian dari kewirausahaan yang
konsep dan pemahamannya lebih luas dari hanya sekedar bisnis. Bisnis lebih banyak dan fokus
kepada pencarian untung atau laba, sedangkan kegiatan kewirausahaan adalah kegiatan yang pada
akhirnya berdampak mendatangkan keuntungan. Kewirausahaan dapat bergerak pada bidang
Pendidikan, agama, teknologi, industri, sosial dan semua kegiatan dengan peningkatan daya
kreatifitas dan inovasi. Gagasan bahwa kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi sangat berkaitan
erat secara signifikan, tidak diragukan lagi sudah berhasil sejak awal penelitian yang dilakukan
oleh Schumpeter (Aghion and Howitt’s, 1998).

Kewirausahaan 30
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Kewirausahaan menjadi salah satu tonggak dan ujung tombak pertumbuhan pembangunan
suatu negara. Persentasi peningkatan jumlah pemain kewirausahaan akan berpengaruh terhadap
ekonomi kecil karena akan sangat mendukung perekonomian kalangan masyarakat kecil.
Peningkatan dalam hal jumlah wirausaha umumnya akan mengarah pada suatu peningkatan pada
pertumbuhan ekonomi. Pengaruh ini merupakan suatu hasil nyata dari peningkatan keterampilan
wirausahawan dan lebih tepat lagi adalah kecenderungan wirausahawan untuk berinovasi
(propensity to innovate). Inovasi yang dimulai dengan pemikiran yang pada umumnya disebut
kreatifitas untuk mendukung inovasi, sehingga antara kreatifitas dan inovasi menjadi 2 (dua) hal
yang tidak akan terpisahkan serta bermanfaat untuk pembangunan ekonomi nasional.
Schumpeter (1963) telah menjabarkan aktivitas inovatif ini yaitu melaksanakan berbagai
kombinasi baru dengan membedakan menjadi 5 (lima) hal, diantaranya:
1. Memperkenalkan suatu produk baru, yaitu produk yang belum dikenal konsumen atau suatu
produk dengan kualitas baru.
2. Memperkenalkan metode operasional baru, yaitu metode yang belum teruji secara empiris.
3. Membuka pasar baru, yaitu pasar yang belum pernah dimasuki perusahaan atau cabang
perusahaan tersebut.
4. Merebut atau memperoleh sumber pasokan sumber daya baru dalam bentuk bahan baku atau
barang setengah jadi, terlepas apakah pasokan baru ini sudah ada atau harus dibuat terlebih
dahulu.
5. Melahirkan atau menciptakan perusahaan baru dalam suatu industry atau bidang usaha,
seperti menciptakan suatu posisi atau penghentian posisi monopoli melalui jalan
trustufucation (Schumpeter, 1963).
Para wirausaha yang menganut paham Schumpeterian melalui aktivitas inovatifnya
berupaya menciptakan peluang baru untuk memperoleh keuntungan. Peluang baru ini dapat
dihasilkan melalui peningkatan produktivitas, sehingga akan nampak dengan jelas keterkaitan
antara produktivitas dengan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan produktifitas bukan hanya pada
jumlah output perusahaan lama, tetapi justru muncul dari perusahaan-perusahaan yang baru
berdiri.
Dengan adanya kreatifitas dan inovasi sebagai kekuatan dalam berwirausaha akan mampu
meningkatkan daya juang dan tetap bertahan hidup dari segala kondisi. Segala macam asset yang
dimiliki baik social, alam, manusia, lingkungan serta finansial akan mampu dikembangkan serta
tumbuh maksimal. Dalam pandangan Islam, kewirausahaan dan perdagangan merupakan aspek
kehidupan yang dikelompokkan ke dalam masalah muamalah. Masalah yang erat kaitannya
dengan hubungan yang sifatnya horizontal, yakni hubungan antar manusia yang segala sesuatunya
akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak. Manusia diperintahkan untuk dapat memakmurkan
bumi serta membawanya ke arah yang lebih baik dan manusia diperintahkan untuk berusaha terus

Kewirausahaan 31
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

mencari rejeki dengan cara yang benar. Baik dalam hal pencarian maupun penggunaannya. Dalam
mencari rejeki semestinya manusia harus mencari pintu yang telah terbuka lebar dengan jumlah
yang banyak dan telah disiapkan oleh Allah SWT. Salah satu pintu rejeki yang banyak dan terbuka
lebar adalah melalui jalan kewirausahaan.

Tujuan Pembelajaran 2:
Memahami penjelasan akan pentingnya kewirausahaan

Memahami penjelasan akan pentingnya kewirausahaan

Salah satu bentuk ibadah yang apabila dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat dapat
memberikan kebaikan dan pahala diantaranya adalah berwirausaha atau kewirausahaan, dimana
hal itu merupakan bentuk pekerjaan untuk mencari nafkah atau penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga serta penghidupan sehari-hari. Nur Suhaili Ramli, Auckland, New Zealand
dalam tulisan Islamic Entrepreneurship menjelaskan bahwa kewirausahaan merupakan fardhu
kifayah. Keterampilan individu masing-masing manusia harus dikembangakan, tetapi tidak semua
orang memiliki skill dan kemampuan yang sama. Lebih jelasnya Nur Suhaili Ramli menerangkan
rumusan kewirausahaan dalam Islam adalah:
1. Kewirausahaan merupakan bagian integrasi Agama Islam.
2. Berdasarkan sifat manusia sebagai diutus sebagai “khalifah” yang diutus memiliki tanggung
jawab mengembangkan kemakmuran serta melihat bisnis sebagai bagian dari ibadah dan juga
perbuatan baik dengan syarat dilakukan dengan baik sesuai syariat Islam.
3. Kewirausahaan sebagai motivasi. Keberhasilan dalam Islam bukan hanya diukur dengan hasil
akhir tetapi juga cara dan sarana untuk mencapai tujuan.
4. Kewirausahaan sebagai bagian dari ibadah jika dilakukan sesuai ketentuan syariat Islam.
5. Posisi kewirausahaan dalam bisnis mendorong umat untuk menjelajah dan bergelut di bidang
bisnis dimana sebagian besar pintu rejeki dapat ditemukan dalam bisnis.
6. Kewirausahaan merupakan bagian dari Sistem Ekonomi Islam. Kewirausahaan dalam Islam
harus beroperasi dalam domain sistem ekonomi Islam serta bertindak sebagai kendaraan
menuju kemaslahatan umat.
7. Prinsip kewirausahaan Islam diambil dari dasar keilmuan dalam Al Quran dan Al Hadits.
8. Etika kewirausahaan yang baik adalah etika kewirausahaan berdasarkan perilaku dan teladan
dari Rasulullah.

Kewirausahaan 32
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Terdapat beberapa peran dan fungsi mendasar yang mampu mempengaruhi perilaku yang
mengarah pada pengembangan kewirausahaan, diantaranya:
1. Mampu memberikan semangat dan motivasi.
2. Mampu mewujudkan mimpi, keinginan dan harapan.
3. Mampu memberikan inspirasi.
4. Memberikan nilai positif dalam pembangunan ekonomi dan sumber daya.
Menurut Kasmir, diantara cisi pengusaha yang berhasil adalah yang memiliki visi dan tujuan
yang jelas dalam pelaksanaan bisnis atau usahanya. Hal ini diperlukan untuk mengetahui langkah
serta arah yang pasti dalam kegiatan bisnisnya. Harus memiliki tujuan yang jelas serta bagaimana
cara untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Memiliki sikap inisiatif serta proaktif. Pengusaha
semestinya mampu menjemput peluang dan juga menjadi inisiator dalam berbagai peluang yang
ada. Setiap peluang dan kesempatan dapat dimaksimalkan dengan baik.
Memiliki orientasi terhadap prestasi dan pencapaian. Segala kegiatan kewirausahaan yang
dilakukan diharapkan akan memperoleh kemajuan. Pemahaman kemajuan dalam kewirausahaan
adalah bagaimana suatu hasil atau produk selalu diterima masyarakat dengan nilai gunanya.
Melakukan evaluasi dari setiap hasil dengan adanya peningkatan kualitas menjadi suatu prestasi
setiap tahapan para pengusaha.
Berani untuk mengambil risiko. Suatu hal penting yang harus dimiliki oleh seorang
pengusaha kapan pun serta dimanapun, baik dari sisi materi dan non materi. Setiap kegiatan usaha
memiliki risiko. Perhitungan yang matang terkait risiko yang dapat dialami dan dihadapi sekiranya
telah diperhitungkan terlebih dulu misalanya dengan forcasting maupun pengurangan dan
peralihan risiko. Tanpa adanya keberanian dalam hal risiko maka kegiatan usaha atau bisnis akan
stagnan serta cenderung membosankan dan juga mengalami kejenuhan dalam dunia
kewirausahaan.
Kerja keras. Dalam dunia kewirausahaan segala kegiatan pada umumnya tidak terbatas
dengan waktu untuk selalu memikirkan kemajuan dan progras bisnisnya. Pendarian dan penemuan
ide baru akan mendorong untuk bekerja keras agar dapat merealisasikannya. Tidak ada kata
menyerah dan tidak mungkin dalam mewujudkan ide dari kewirausahaan.
Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankan, baik pada saat ini dan dimasa
yang akan datang. Dengan bertanggung jawab pada bisnis yang dijalankan serta mampu
menjalankan fungsi sosialnya. Dimana tanggung jawab sosial akan mampu diwujudkan dalam satu
langkah tatkala kesuksesan dapat diraih.
Komitmen pada berbagai pihak. Hal ini merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan
harus ditepati. Komitmen merupakan kewajiban untuk segera ditepati dan direalisasikan pada
waktu yang sesegera mungkin.
Mengembangkan, menumbuhkan serta memelihara hubungan yang biak dengan berbagaoi
pihak. Dengan dilakukannya hal ini maka kegiatan usaha dan bisnis akan meluas ke berbagai

Kewirausahaan 33
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

aspek disekitar bisnis tersebut. Dalam mengembangkan kewirausahaan amaka diperlukan adanya
proses untuk mencapai tujuan target kewirausahaan tersebut.
Kegiatan kewirausahaan diawali dengan inovasi. Inovasi memberikan semangat kepada
semua unsur dalam kewirausahaan untuk mencapai tujuan dan kesuksesan usaha. Dengan inovasi
berbagai hal baru dapat terwujud serta dapat menghilangkan kejenuhan dan juga stagnansi dari
bisnis yang sudah atau akan dijalankan. Beberapa hal yang menjadi syarat menjadi wirausahawan
adalah sebagai berikut:
1. Jujur dalam mengemukakan segala sesuatu apa adanya sehingga tidak ada kepalsuan dan juga
kebohongan yang menjadi modal dasar dan awal dalam menjalankan kewirausahaan.
2. Mempunyai tujuan jangka Panjang. Segala usaha yang dijalankan memiliki jangka waktu
yang bisa membangun masa depan dan generasi penerus.
3. Berdoa dan bertawakal. Setelah semua usaha kegiatan untuk mendukung keberlangsungan
usaha kewirausahaan telah dilakukan dengan sungguh-sungguh maka hasilnya tinggal
dipasrahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tujuan Pembelajaran 3:
Mampu memahami proses berwirausaha

Mampu memahami proses berwirausaha

Keadaan dalam mengawali bisnisnya pada usia sangat muda sangatlah bijak dan baik.
Namun harus diimbangi dengan bekal pengetahuan tentang kewirausahaannya. sehingga terbiasa
sejak kecil untuk bisa mengerjakan banyak hal. Perdagangan atau proses berwirausaha yang
memakan tidak sebentar juga sulit, jaringan komunikasi, relasi bisnis juga diperlukan untuk
mengembangkan usahanya. Untuk sukses di masa mendatang, diperlukan waktu dan masa yang
penuh dengan tantangan dalam perjalanan bisnis dikarenakan harus mulai memasuki pembentukan
citra diri yang bai katas usahanya dan juga harus bekerja keras serta menjaga segala sikap yang
baik secara pribadi dalma melangsungkan usaha. Kemampuan untuk dapat bersaing dengan
kompetitor tidaklah mudah. Dalam melakukan usaha atau bisnis, kiranya harus selalu
mengedepankan beberapa hal diantaranya:
1. Harus siap menghadapi perubahan yaitu dengan cara berpikir dan bertindak secara tepat,
cepat, kreatif dan berorientasi ke masa yang akan datang.
2. Pandai mempromosikan diri, menyadari pengaruh promosi dalam usaha dengan mendatangi
tempat-tempat lain, belajar dari pelaku usaha yang terlebih dahulu tentunya dapat
memperkenalkan mereka beserta produk dan budayanya, menjalin hubungan serta
menyampaikan nilai-nilai kebaikan dari usaha yang dijalankannya.

Kewirausahaan 34
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

3. Memberikan kepuasan maksimal kepada pembeli atau konsumen serta kebanggaan atas
kepemilikan produk atau penggunaan jasa. Memberikan harga jual produk yang baik dan
terjangkau sesuai dengan target yang ditetapkan. Hal ini dapat memberikan kepuasan atas
harga karena terbebas dari penipuan harga. Disisi lain, pembeli atau konsumen akan merasa
bangga karena telah memberikan keuntungan kepada penjual, apalagi pada akhirnya akan
menimbulkan keikhlasan memberikan keuntungan kepada penjual serta akan Kembali
membeli produk atau menggunakan jasa penjual tersebut.
4. Mengutamakan sinergi serta mensinergikan kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh
seorang wirausahawan dengan kelebihan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh orang lain.
5. Mengelola kepercayaan diri seorang pemilik modal hingga bagaimana mengelola usaha yang
dijalankan. Manusia memang hakikatnya tidak ada yang sempurna. Tidak ada yang dapat
memiliki kemampuan segala hal serta dapat melakukannya dalam jangka waktu yang sama,
artinya seseorang harus dapat bekerja dengan orang lain sebagai bagian dari usaha untuk
mencapai tujuan. Namun berusaha untuk menjadi sempurna tidaklah salah. Proses
berwirausaha semestinya tahu bagaimana cara untuk memulai usaha, menjalankan dan
mempertahankan usaha hingga membesarkan usaha yang dimiliki.
6. Tahu bagaimana cara memulai usaha artinya tahu produk/jasa yang benar-benar dibutuhkan
atau tahu bagaimana produk atau jasa memiliki peluang. Tidak harus produk baru, jika produk
lama bisa dikemas dengan baik dan memberikan sentuhan seperti produk baru tidaklah
masalah. Namun perlu diingat dalam hal ini adalah produk lama yang dikemas menjadi
produk baru sejatinya tidak meninggalkan bekas produk lama. Maksudnya adala costumer
tidak dapat mengetahui bahwa produk/jasa yang diupayakan merupakan produk baru tanpa
disadari oleh mereka. Memulai usaha tidak hanya sebatas ide, namun perlu persiapan.
Misalnya tempat, keuangan, sumber daya manusia dan kebutuhan lainnya. Berikut adalah
mampu menjalankan usaha yang dimiliki. Maksudnya adalah produk atau jasa yang sudah
ditetapkan mampu memikat konsumen untuk mencoba dan membelinya. Jika produknya laku
artinya produk yang diciptakan memiliki pasar sendiri sehingga pembeli ingin merasakan
produknya. Namun jika produknyatidak terlalu diminati pasar, maka besar kemungkinan tidak
akan diproduksi. Kita lihat contoh untuk produk-produk seperti kendaraan bermotor baru.

Para produsen setiap tahun hamper selalu mengeluarkan produk baru dalam bentuk
prototype. Jika pada pelaksanaan pameran, peminat produknya banyak, maka besar kemungkinan
akan diproduksi. Namun jika peminat produknya sedikit, maka produsen akan melakukan review
atas produk tersebut. Apakah dihentikan atau di lakukan inovasi tambahan atas kebutuhan pasar.
Itu mengapa para produsen kendaran bermotor selalu hadir dan mengikuti pameran kendaraan
bermotor. Bisa saja salah satu tujuannya untuk pengetesan pasar. Jika banyak peminat akan
diteruskan, jika tidak akan dihentikan prosesnya. Banyak juga produk-produk yang sudah

Kewirausahaan 35
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

dikenalkan ke masyarakat di pameran namun tidak dalam waktu dekat diproduksi. Hal ini dapat
dilihat dari animo atau keinginan pasar akan produk tersebut. Namun ada juga produk yang baru
dikenalkan sudah ada pembelinya. Disini dapat dilihat bahwa produk tersebut menjawab
kebutuhan pasar sehingga dapat memberikan nilai lebih. Bahkan tidak sedikit mereka yangsudah
melakukan transaksi pembelian dengan booking fee untuk kendaraan yang baru ada walaupun
menunggu 1 hingga 2 tahun untuk diterima oleh pemesannya.
Hal lain yang tidak kalah penting dalam proses berwirausaha yaitu bagaimana
mempertahankan usaha yang dimiliki atau dijalankan tetap ada. Para pelaku usaha tidak hanya
harus siap sukses, namun juga harus siap gagal. Artinya sebelum gagal, maka usaha yang dimiliki
atau dijalankannya dapat terus bertahan atau beroperasi walaupun hambatan selalu ada. Kita tahu,
untuk menjadi besar dimulai dari hal yang kecil. Berkaca pada era transportasi untuk contohnya
adalah Bluebird. Kita tahu sejak era orde baru, perusahaan transportasi/taksi ada bluebird dan
presiden taksi. Namun yang bertahan hingga kini hanyalah Bluebird. Di zaman ini malah taksi
online sudah banyak dimana-mana, tinggal pesan melalui HP maka taksi online sudah ada. Jika
Bluebird tidak bisa bertahan, mungkin saja kita tidak dapat melihat lagi. Namun upaya korporasi
yang dilakukan dengan manajemen yang sukses, tata kelola keuangan hingga investor juga percaya
bahwa bluebird mampu bertahan dan terus ada dari waktu ke waktu.
Kita lihat pembedanya dengan Presiden Taksi, di era tahun 70an hingga meredup di tahun
80an dan benar-benar hilang tidak ada lagi di era saat ini. Kenapa bisa tidak ada lagi? Pertama
adalah kalah bersaing. Dimana persaingan tidak hanya perihal harga, tapi juga pelayanan dari
perusahaan dan drivernya. Berikutnya adalah manajemen bisnis dan resiko. Dengan penerapan
harga sudah bersaing, namun tidak mempertimbangkan pelayanan kepada konsumen, maka
walaupun harga terasa aga mahal, untuk mereka yang puas akan pelayanan moda transportasi
tentunya tidak mudah pindah. Loyalis konsumen merupakan bagian yang tidak kalah penting.
Konsumen yang loyal tidak mudah berpindah ke perusahaan atau produk/jasa lain. Jika sudah
begitu, maka produknya akan tetap ada dan selalu dinanti konsumen.
Proses berwirausaha juga harus mempertimbangkan usahanya dalam jangka waktu yang
panjang. Misalnya tahun pertama hanya memiliki 1 gerai/tempat/cabang. Di tahun kedua memiliki
rencana atau keinginan menambah cabang kembali di kota lain. Atau jika pada prinsipnya tidak
akan memiliki cabang, maka di tahun berikutnya harus meningkat penghasilanya. Jika tahun ini
ditargetkan memiliki penghasilan/keuntungan bersih sebanyak 10 Milyar, maka di tahun
berikutnya harus meningkat. Mereka yang memilih opsi ini bukan tidak tertarik untuk opsi
membuka cabang dan seterusnya, namun mereka mempertahankan opsi ini karena prinsip menjaga
cita rasa dan keaslian produknya. Mereka berpikir jika membuka cabang bisa saja cita rasanya
berbeda. Tidak salah berpikir seperti itu, namun kita sebagai pelaku usaha harus mampu
mengembangkan usaha yang dijalankannya menjadi lebih baik dan menguntungkan dari waktu ke
waktu.

Kewirausahaan 36
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

C. SOAL LATIHAN

1. Memahami definisi dan menjelaskan perbedaan kewirausahaan dan bisnis


a. Apa perbedaan kewirausahaan dan Bisnis? Berikan contohnya!
b. Strategi apa yang dapat dilakukan untuk produk baru? Berikan contohnya!
c. Apa pandangan saudara/I dalam praktik monopoli dalam suatau bisnis?
2. Memahami penjelasan akan pentingnya kewirausahaan
a. Maksud dari pentingnya kewirausahaan itu apa dan seperti apa contohnya?
b. Syarat untuk berwirausaha itu apa dan kenapa diperlukan?
c. Bagaimana memahami ide suatu usaha agar mampu direalisasikan?
3. Mampu memahami proses berwirausaha
a. Pandangan saudara mengenai proses wirausaha itu seperti apa?
b. Manfaat dari proses berwirausaha itu apa?
c. Hakikat berwirausaha yang ideal seperti apa? Jabarkan beserta contohnya!
d. Bagaimana melakukan proses wirausaha yang baik dan efektif?

D. REFERENSI

Kewirausahaan 37
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

PERTEMUAN 6
KONSEP DAN ETIKA KEWIRAUSAHAAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam pertemuan ini, mahasiswa/i diharuskan dapat memahami mengenai konsep dan etika
wirausaha diantaranya:
1. Mampu menjelaskan definisi konsep wirausaha
2. Mampu memahami dasar hukum etika bisnis

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Definisi Konsep Wirausaha

Definisi Konsep Wirausaha

Pada awalnya dahulu kewirausahaan hanya dapat dilakukan dengan pengalaman langsung di
lapangan serta merupakan bakat yang dibawa sejak lahir dan tidak dapat dipelajari serta diajarkan
kepada orang lain. Seseorang yang mempunyai bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakat
kewirausahaan tersebut dengan Pendidikan sehingga orang lain dapat mengetahui potensi serta
belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha guna mencapai
target usaha yang telah ditentukan. Sehingga dalam pelaksanaannya untuk menjadi seorang
wirausaha yang sukses tidak hanya memerlukan bakat, tapi harus dibekali pula dengan
pengetahuan dari segala aspek usaha yang ditekuninya. Dalam perkembangannya serta sejalan
dengan tuntutan perubahan yang cepat pada paradigma atau cara berpikir pertumbuhan yang wajar
ke arah globalisasi yang sangat dituntut oleh adanya keunggulan, pemerataan persaingan sehingga
pada akhirnya saat ini mengalami perubahan paradigma di dunia pendidikan dengan munculnya

Kewirausahaan 38
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

keilmuan kewirausahaan. Kewirausahaan saat ini telah dipelajari sebagai disiplin ilmu karena 3
(tiga) dasar pemikiran, yakni:
1. Kewirausahaan mempunyai isi pembelajaran bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yaitu
terdapat teori, konsep dan metode ilmiah yang lengkap.
2. Kewirausahaan memiliki konsep permulaan serta perkembangan usaha yang tidak masuk
dalam kerangka Pendidikan manajemen umum.
3. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan peningkatan
pendapatan.
Dari pengertian dan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep kewirausahaan
merupakan semua landasan utama yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan usaha dengan
tujuan akhir adalah profit/keuntungan.
Sebagai bagian dari disiplin ilmu yang diajarkan, selanjutnya kewirausahaan memiliki
tujuan pembelajaran yaitu membangun atau membentuk semangat, sikap, perilaku dan keberanian
seseorang dalam menjalankan usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya mencari,
menciptakan dan menerapkan cara kerja baru sebagai upaya memenuhi kebutuhan serta
memperoleh keuntungan. Dimana latar belakang pentingnya Kewirausahaan ditumbuh
kembangkan yaitu tujuan negara di dunia telah berubah; semula mengembangkan ideologi dan
wilayah sekarang berubah pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Tuntutan kehidupan makin
meningkat, maksudnya adalah kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha bagaimana sebaiknya.
Sumber ekonomi yang dimiliki pemerintah sangat terbatas. Artinya adalah dengan berwirausaha
sudah dapat membantu perekonomian masyarakat sehingga mampu memberikan nilai tambah
terhadap produknya.
Dalam berbisnis kemungkinan besar akan menjadi sukses dan berhasil jika dalam
pelaksanaannya selalu mengedepankan dan memiliki kreativitas dan inovasi. Melalui kreatif dan
inovasi dapat menciptakan nilai tambah atas barang dan jasa yang dijual atau diperdagangkan
karena melalui kedua proses tersebut dapat menciptakan keunggulan bersaing. Demikian pula di
berbagai bidang manapun kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan tertentu dapat tercipta oleh
orang-orang yang memiliki semangat jiwa kreatif dan inovatif. Dalam era saat ini dibutuhkan
pemerintah yang berjiwa wirausaha karena dengan memiliki jiwa wirausaha maka birokrasi serta
institusi akan memiliki motivasi dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih
efisien, inovatif, fleksibel serta adaptif.

Tujuan Pembelajaran 2:
Dasar Hukum Etika Bisnis

Dasar Hukum Etika Bisnis

Kewirausahaan 39
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Etika dalam konteks kewirausahaan merupakan hal yang paling penting, karena seluruh
komponen-komponen dasar yang harus diketahui, dimiliki sampai menjadi prinsip hinggal
mencapai kesuksesan harus diawali dengan etika yang baik. Etika berasal dari kata Yunani yakni
“ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Pada penjelasannya, etika berkaitan erat dengan
nilai-nilai, tata cara, aturan serta segala kebiasaan hidup yang baik dan dianut dan juga diwariskan
dari satu orang ke orang lain, dari satu generasi ke generasi yang lain.
Pada makna yang lebih jelas dan tegas dijabarkan bahwa etika merupakan studi yang lebih
sistematis tentang kebiasaan atau tabiat konsep nilai, baik, buruk, harus, benar, salah dan
sebagainya serta prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikannya untuk
siapa saja. Secara terminologis, arti dari etika sangat dekat dan erat kaitannya dengan pengeritan
akhlak serta mengandung beberapa arti, diantaranya:
1. Pertama, sifat dalam diri yang terbentuk oleh manusia tanpa dikehendaki dan tanpa
diupayakan.
2. Kedua, adat yaitu sifat dalam diri yang diupayakan manusia melalui Latihan, yaitu
berdasarkan keinginannya.
3. Ketiga, watak yaitu cakupannya menjadi hal-hal yang menjadi tabiat serta hal yang
diupayakan hingga menjadi adat. Kata akhlak yang berarti kesopanan dalam konsep
keagamaan.
4. Keempat, etika diartikan sebagai aturan-aturan mengenai perilaku baik dan buruk, karena
aturan-aturan tersebut tidak boleh dilanggar.
Bisnis mengandung arti suatu perdagangan, usaha komersial di dunia perdagangan di bidang
usaha. Menurut pendapat Skinner, sebagaimana dikutip oleh Panji Anoraga, menjelaskan bahwa
bisnis adalah pertukaran barang, jasa atau uang yang saling menguntungkan serta memberikan
manfaat. Dalam pemahaman dan arti yang luas, bisnis diartikan sebagai semua aktivitas produksi
perdagangan barang dan jasa. Bisnis meliputi seluruh total usaha yang meliputi pertanian,
produksi, distribusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa dan pemerintahan yang bergerak dalam
bidang membuat serta memasarkan barang atau jasa kepada konsumen. Dalam bisnis pada
umumnya dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian, yakni:
1. Usaha perorangan misalnya industry rumah tangga.
2. Usaha perusahaan besar seperti PT dan CV
3. Badan hukum koperasi
Dalam perkembangannya, sistem kewirausahaan atau bisnis Islami atau yang sesuai dengan
syariat Islam terus berkembang seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat Indonesia yagn
mayoritas beragama Islam. Berdasarkan pendapat menurut Muhammad Ismail Yusanto dan
Muhammad Karebet Widjajakusuma, ada beberapa perbedaan antara bisnis Islami yang sesuai

Kewirausahaan 40
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

syariat Islam dengan bisnis Non-Islami atau konvensional, sebagaimana dijelaskan sesuai table
berikut ini:
Tabel 6.1 Perbedaan Bisnis Islami dan Non Islami

Karakteristik
No Bisnis Islam Bisnis Non Islam
Bisnis
Akidah Islam (nilai-nilai Asas Sekularisme (nilai-nilai
1
transedental) materialisme)
2 Dunia dan Akhirat Motivasi Dunia

Profit, zakat dan benefit Orientasi Profit, pertumbuhan dan


(non materi), pertumbuhan, keberlangsungan
3
keberlangsungan dan
keberkahan
Tinggi, bisnis adalah Etos kerja Tinggi, bisnis adalah
4
bagian dari ibadah
Maju dan produktif, Sikap mental kebutuhan dan
Maju duniawi
produktif
konsekuensi keimanan dan sekaligus konsumtif,
5
manifestasi kemusliman konsekuensi aktualisasi
diri.
Cakap dan ahli di Keahlian Cakap dan ahli di
bidangnya, konsekuensi bidangnya, konsekuensi
6
dari kewajiban seorang dari motivasi punishmen
Muslim dan reward
Terpercaya dan Amanah Tergantung kemauan
bertanggung jawab, tujuan individu (pemilik kapital),
7
tidak menghalalkan segala tujuan menghalalka segala
cara cara
8 Halal Modal Halal dan haram

Sesuai dengan akad Sumber daya Sesuai dengan akad


kerjanya manusia kerjanya, atau sesuai
9
dengan keinginan pemilik
modal
10 Halal Sumber daya Halal dan haram

Visi dan misi organisasi Manajemen Visi dan misi organisasi


11 terkait erat dengan misi strategis ditetapkan berdasarkan
penciptaan manusia di pada kepentingan material
Sumber: Menggagas Bisnis Islami (Jakarta: Gema Insani Press, 2012)

Kewirausahaan 41
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Etika bisnis merupakan seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah dalam dunia
bisnis berdasarkan prinsip moralitas. Dalam definisi lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip
dan norma dimana para pelaku bisnis harus memiliki komitmen dalam bertransaksi, berperilaku
dan berhubungan untuk mencapai tujuan. Selain itu etika bisnis juga diartikan sebagai pemikiran
atau refleksi tentang perbuatan baik, buruk, tercela, benar, salah, wajar, pantas, tidak pantas dari
perilaku seseorang dalam dunia bisnis dan bekerja. Munurt pendapat Vincent Barry dalam buku
”Moral Issues in Business” menyatakan bahwa etika bisnis adalah ilmu tentang baik dan buruknya
manusia, termasuk Tindakan-tindakan relasi dan nilai-nilai dalam kontrak bisnis.
Etika bisnis dapat dipahami sebagai telaah, penyelidikan atau pengkajian sistematis tentang
tingkah laku seseorang atau dalam kelompok dan dalam transaksi bisnis guna mewujudkan
kehidupan yang lebih baik atau etika bisnis yaitu dalam pengetahuan tentang cara bisnis dengan
memperhatikan tentang tingkah laku yaitu kebenaran atau kejujuran dalam berbisnis. Kebenaran
dalam etika merupakan etika standar yang secara umum dapat diterima serta diakui prinsip-
prinsipnya baik itu oleh individu, masyarakat atau dalam kelompok. Dari beberapa definisi yang
telah dijelaskan diatas sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa suatu organisasi atau pelaku
bisnis akan melakukan bisnis dalam bentuk diantaranya:
1. Memproduksi atau mendistribusikan barang dan jasa
2. Mencari profit atau keuntungan serta mencoba memuaskan keinginan konsumen.
Dalam melakukan bisnis ini kiranya pelaku bisnis bertumpu pada prinsip-prinsip etika bisnis
yaitu yang menyangkut hal yang baik dan tidak baik, apa saja yang boleh dan apa yang tidak
boleh, halal dan haram dalam melakukan bisnis.
Pekerjaan perdagangan atau jual beli adalah sebagian dari pekerjaan bisnis kebanyakan
masyarakat Indonesia. Apabila dalam berdagang seseorang selalu ingin mencari laba atau
keuntungan yang besar. Apabila hal ini menjadi tujuan usahanya, maka seringkali mereka
menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pelaksanaan ini sering kali
terjadi perbuatan atau transaksi-transaksi yang bersifat negatif yang pada akhirnya menjadi
kebiasaan yang terus dilakukan dari waktu ke waktu. Karena pada umumnya dalam anggapan
masyarakat, pekerjaan dalam perdagangan dilakukan penuh dengan intrik penipuan dan
ketidakjujuran. Masalah keadilan ini yang pada kenyataannya berkaitan secara timbal balik dalam
kegiatan bisnis. Khususnya bisnis yang baik dan etis sesuai dengan norma etika. Terwujudnya rasa
keadilan dalam masyarakat akan melahirkan kondisi yang baik serta kondusif bagi
keberlangsungan bisnis yang sehat. Etis dan baik dalam melaksanakan kegiatan perdagangan dan
bisnis akan mewujudkan keadilan dalam masyarakat. Sebaliknya ketidakadilan yang merajalela
akan menimbulkan gejala sosial yang meresahkan pelaku bisnis. Tidak mengherankan bahwa
hingga sekarang keadilan selalu menjadi salah satu topik penting dalam etika bisnis, khususnya
dalam etika bisnis Islam.

Kewirausahaan 42
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

C. SOAL LATIHAN
1. Jelaskan tentang konsep wirausaha yang saudara/i ketahui
2. Jelaskan definisi etika beserta contohnya!
3. Apa perbedaan antara bisnis islami dengan tidak? Berikan contohnya!
4. Bagaimana konsep bisnis yang sesuai dengan kebutuhan pasar? Berikan contohnya
5. Etika bisnis yang ideal dan efektif seperti apa? Berikan contohnya

D. REFERENSI

PERTEMUAN 7
STUDI KELAYAKAN USAHA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai studi kelayakan untuk menjalankan sebuah usaha
dimana Saudara/i diharuskan mampu:
1. Memahami tentang bagaimana penetapan kelayakan sebuah usaha
2. Menjelaskan tentang bagaimana penetapan kelayakan keuangan/financial
3. Menjelaskan tentang bagaimana penetapan pesaing usaha

B. URAIAN MATERI

Tujuan Pembelajaran 1:
Penetapan Kelayakan Sebuah Usaha

Penetapan Kelayakan Sebuah Usaha


Pada dewasa ini dan pada periode masa sebelumnya sudah banyak dana dan modal dalam
memulai usaha bisnis baru serta banyak pula usaha baru yang dirintis mengalami kebangkrutan
dalam satu atau dua tahun, dan hanya sedikit saja yang telah memulai usaha berhasil dalam usaha
bisnisnya. Dari beberapa factor yang ada, salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan usaha
baru adalah kendali dari seorang pengusaha wirausahawan. Alasan utama dari kegagalan
menjalankan bisnis baru adalah pengetahuan pasar yang tidak memadai, kinerja produk yang salah,

Kewirausahaan 43
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

usaha pemasaran serta penjualan yang tidak tepat dan efektif, tidak menyadari adanya tekanan
persaingan, nilai guna produk yang sangat cepat using, waktu memulai usaha bisnis yang tidak
tepat misalkan terlalu cepat atau malah terlambat dari momen tertentu serta permodalan atau
kapitalisasi yang kurang memadai, pengeluaran operasional yang besar dan tidak terprediksi,
investasi berlebihan pada asset tetap atau tidak melakukan deversifikasi risiko investasi dan
terakhir kesulitan menjaga kesehatan keuangan yang berkaitan dengan bisnis tersebut.
Suatu studi analisis kelayakan yang menyeluruh atau komperhensif serta sistematis
hendaknya mampu mengidentifikasi masalah diatas tersebut, jika mengetahui cara untuk
mengendalikan semua risiko bisnis tersebut. Penjelasan diatas merupakan rangkuman yang
menyatakan syarat-syarat penting bagi keberhasilan usaha baru dimasa yang akan datang.
Pengetahuan akan pasar yang memadai, produk yang kompetitif yang dapat menjalankan
fungsinya dengan baik, kesadaran akan situasi persaingan, basis finansial atau permodalan yang
cukup dan memadai disertai dengan strategi investasi yang tepat dan juga waktu memulai usaha
yang tepat. Persyaratan tersebut akan bisa dilakukan oleh manajamen yang kompeten.
Analisis kelayakan teknis untuk setiap gagasan kewirausahaan dalam produksi barang
maupun penyedia jasa memiliki aspek teknis yang harus dianalisis sebelum usaha implementasi
gagasan dilaksanakan. Terdapat 2 (dua) langkah penting didalam proses ini adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi spesifikasi teknis
Dalam melakukan proyeksi dan evaluasi gagasan usaha baru hendaknya dimulai dengan
identifikasi persyaratan teknis yang kritis terhadap pasar dan karenanya perlu untuk
memenuhi harapan serta pelanggan potensial. Persyaratan teknis yang paling penting
diantaranya adalah:
a. Desain fungsi dari produk serta daya tarik penampilan produk tersebut.
b. Fleksibilitas yang memungkinkan adanya modifikasi ciri luar dari produk dalam
memenuhi permintaan konsumen atau perubahan teknologi dan persaingan bisnis.
c. Daya tahan bahan baku untuk memproduksi produk.
d. Kinerja produk dapat diandalkan seperti yang diharapkan pada kondisi operasional
normal.
e. Keamanan produk tidak menimbulkan bahaya pada kondisi operasional normal.
f. Daya guna yang bisa diterima konsumen.
g. Kemudahan dalam penggunaan serta biaya pemeliharaan yang rendah.
h. Standarisasi melalui dihilangkannya beberapa suku cadang dari produk tersebut yang
tidak perlu.
i. Kemudahan dalam memproduksi serta memprosesnya menjadi barang jadi.
j. Kemudahan untuk ditangani atau dipelihara.
2. Pengembangan serta uji coba produk

Kewirausahaan 44
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Dalam memulai studi kelayakan yang menjadi bagian standar dari proses ini adalah
pengembangan dan uji coba produk yang termasuk juga studi rekayasa, uji laboratorium,
evaluasi bahan baku alternatif serta fabrikasi model dan prototipe untuk uji lapangan. Dalam
setiap tahap hasil pengujian, hasil positif dan negatif harus dicatat dan dijadikan pertimbangan
untuk dilakukan penyesuaian pada produk tersebut jika diperlukan.
Langkah pertama untuk menetapkan kelayakan teknis gagasan usaha baru adalah
identifikasi persyaratan teknis serta perumusan spesifikasi kinerja. Pada langkah tahap
berikutnya setiap hasil harus dievaluasi terhadap persyaratan dan spesifikasi tersebut.
Pengusaha atau wirausahawan yang mengimplementasikan ide atau gagasan dengan car aini
menetapkan kelayakan teknisnya serta mendapatkan jaminan bahwa produk atau jasa tersebut
akan bisa memenuhi keinginan pelanggan atau konsumen potensial.
Langkah kedua adalah menilai peluang-peluang yang ada di pasar. Para pengusaha atau
wirausahawan selalu dan akan membutuhkan informasi serta pengetahuan tentang pasar yang
dimasuki oleh mereka. Tujuan dari pemasaran ini adalah unutk memenuhi kebutuhan
permintaan pelanggan. Selain itu juga dalam kegiatan riset diperlukan untuk pengumpulan,
pencatatan dan analisis secara sistematis atas informasi yang berkaitan dengan pemasaran dan
jasa. Kegiatan riset pasar dapat membantu dan membuat keputusan pemasaran yang lebih
baik. Riset pasar juga bisa membantu hal-hal sebagai berikut:
a. Menemukan pasar yang paling menguntungkan
b. Dapat memilih produk yang dapat dijual
c. Mennentukan perubahan dalam perilaku konsumen
d. Meningkatkan teknik-teknik pemasaran yang lebih baik
e. Merencanakan sasaran yang realistic
Tujuan riset pasar adalah mengumpulan informasi untuk pengambilan keputusan kegiatan
usaha atau bisnis yang dijalankan. Pembuatan, penyusunan, penyaringan serta analisis semua
informasi yang relevan mengenai pasar serta kemampuan produk untuk dipasarkan merupakan
landasan untuk menilai potensi keberhasilan dari usaha baru yang dijalankan. Terdapat 3 (tiga)
aspek utama bagi prosedur ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian potensi pasar dan identifikasi pelanggan (pemakai) potensial.
2. Analisis seberapa besar kegiatan kewirausahaan tersebut dapat memanfaatkan potensi pasar.
3. Penentuan peluang nyata pasar serta risiko-risiko melalui uji coba pasar.
Analisis potensi pasar serta penentuan dan evaluasi potensi pasar juga usaha bisnis baru
yang telah direncanakan hendaknya dimulai dengan pengumpulan data-data yang relevan dengan
pasar, diantaranya mengenai pelanggan potensial, motivasi pembelian, kebiasaan membeli serta
dampak perubahan dalam karakteristik produk pada potensi pasar. Penelitian secara subjektif atau
pribadi dapat dilakukan dan tidak selalu dilakukan dengan kajian ilmiah.

Kewirausahaan 45
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Identifikasi potensial pasar merupakan ungkapan mengenai peluang penjualan maksimum


untuk produk atau jasa tertentu selama periode waktu yang telah ditentukan, misalnya 1 (satu)
tahun. Estimasi potensi pasar melibatkan permintaan saat ini terhadap produk serta proyeksi
kecenderungan pasar dimasa yang akan datang. Estimasi perhitungan harga (biaya), perkiraan
volume pembelian potensial untuk setiap segmen pasar, dampak beberapa faktor strategis seperti
penentuan harga dan juga promosi harus dipertimbangkan. Pengusaha atau wirausahawan tentunya
ingin mengetahui, sebagai contoh bagaimana beberapa perubahan tingkat harga atau perbedaan
pada jumlah dukungan promosi dapat mempengaruhi volume penjualan total. Informasi yang
sekiranya harus didapatkan pada pasar digunakan untuk mengevaluasi peluang pasar dimasa
sekarang dan pada masa yang akan datang. Terdapat 2 (dua) pendekatan untuk memperoleh data
bagi informasi pasar tersebut adalah mengumpulkan informasi pasar pada proyek tertentu.
Informasi yang dihasilkan dengan car aini dinamakan data primer. Sedangkan menemukan data
relevan yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah seperti biro pusat statistik, perbankan, kadin dan
biro penelitian lainnya dinamakan data sekunder.
Peranan uji coba pasar serta penilaian sistematis dari setiap peluang pasar dan juga evaluasi
kemungkinan keberhasilan dari usaha biasanya membutuhkan uji coba pasar. Uji coba pasar
cenderung menjadi teknik riset unggulan untuk mengurangi risiko yang ada pada suaha yang baru
dijalankan serta menilai keberhasilannya. Makna penting dari studi kelayakan pasar, meskipun
penilaian peluang pasar bagi usaha baru cenderung memakan waktu, banyak tugas yang rumit
merupakan hal yang sangat perlu bagi pengusaha atau wirausahawan untuk melakukan uji
kelayakan pasar dari pada terjun kedalam usaha baru tanpa persiapan terlebih dahulu.

Tujuan Pembelajaran 2:
Penetapan Kelayakan Keuangan/Financial

Penetapan Kelayakan Keuangan/Financial


Analisis kelayakan finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang
diperlukan untuk tingkat tertentu serta laba atau keuntungan yang bisa diharapkan. Jangkauan
operasi merupakan salah satu faktor yang dapat mengubah kelayakan finansial dari usaha-usaha
baru. Produksi yang dilakukan secara besar-besaran dari suatu produk baru mungkin
membutuhkan investasi asset tetap yang besar dan bisajadi memerlukan biaya yang relatif tinggi.
Jangkauan operasi dengan skala kecil akan memerlukan investasi asset yang rendah. Analsisi
kelayakan finansial dari usaha atau bisnis baru memerlukan pemilihan alternatif untuk diterapkan.
Pendekatan analisis bagi amasalah ini dipusatkan pada 4 (empat) langkah dasar berikut ini:
1. Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana yang diperlukan untuk operasional.
2. Penentuan sumber daya finansial yang tersedia termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan, yakni
berupa pencairan sumber dana dan modal.

Kewirausahaan 46
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

3. Penentuan aliran kas dimasa yang kana datang yang bisa diharapkan dari operasional dengan
cara analisis aliran kasa pada jangka waktu yang relatif singkat dan biasanya bulanan.
4. Penentuan pengembalian hasil pengembangan dana yang diharapkan melalui analisis
pengembalian hasil usaha serta investasi.
Berdasarkan Suliyanto menjelaskan bahwa aspek kelayakan dalam keuangan adalah
menghitung Payback Period, Net Present Value, Profitability Index, Average Rate of Return dan
Internal Rate of Return. Berikut beberapa istilah dalam aspek penentuak kelayakan usaha dari sisi
keuangan atau finansial, diantaranya:
1. Payback Period dalam suatu usaha atau bisnis dimana waktu yang dibutuhkan untuk
pengembalian investasinya. Hasil positif dapat menunjukkan bahwa bisnis yang dijalankan
dengan proyeksi penjualan setiap tahun dalam jangka waktu investasi lima tahun mampu
mengembalikan nilai investasinya pada tahun ke-dua, sehingga bisnis tersebut dinyatakan
layak untuk dijalankan.
2. Net Present Value artinya menghasilkan sebuah penghasilan yang menunjukkan bisnis
tersebut mampu memberikan imbal hasil yang setelah umur pengembangan investasi selama 5
(lima) tahun.
3. Profitability Index berdasarkan kriteria (PI > 1) nilai PI jika nilai suatu bisnis mendapatkan
nilainya lebih besar dari 1, maka usaha atau bisnis tersebut dapat dinyatakan layak untuk
dijalankan.
4. Average Rate of Return, nilai ARR investasi harus lebih besar dari nilai cost of capital.
5. Internal Rate of Return, pada analisis IRR bisnis yang dijalankan dengan rentang antara r1
dan r2, sehingga menghasilkan nilai IRR yang besar/positif, maka berdasarkan nilai IRR
dapat dinyatakan bahwa bisnis tersebut layak untuk dijalankan. Karena nilai IRR lebih besar
dari nilai cost of capital.
6. Analisis Sensitivitas dapat disimpulkan bahwa dengan kenaikan biaya variabel dalam setiap
perhitungan pendapatan bisnis yang dijalankan.

Tujuan Pembelajaran 3:
Penetapan Pesaing Usaha

Penetapan Pesaing Usaha


Analisis Persaingan. Praktis pada kenyataannya semua bisnis usaha dalam perekonomian
akan menghadapi persaingan usaha atau bisnis. Perusahaan baru tidak akan bisa bertahan jika tidak
dapat menciptakan serta mempertahankan keuntungan dari penjualan serta persaingan produk yang
bermutu tinggi, memberikan pelayanan yang lebih baik, waktu produksi yang lebih singkat serta
harga yang relatif lebih rendah. Banyak perusahaan baru yang kurang memperhatikan pemanfaatan
dan pengembangan produk yang kompetitif. Setiap bisnis usaha umumnya cenderung menghadapi

Kewirausahaan 47
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

2 (dua) jenis tekanan persaingan yaitu persaingan langsung dari produk atau jasa yang identik
dengan produk perusahaan itu pada pasar yang sama, kemudian tekanan yang tidak langsung dari
barang subtitusi (pengganti). Pendekatan pragmatis untuk menganalisis tekanan persaingan
dipusatkan pada 3 (tiga) tugas sebagai berikut:
1. Identifikasi persaingan besar potensial artinya adalah sebagai wirausaha mengidentifikasi
pesaing yang memiliki potensi dapat mengganggu dan/atau membuat perubahan atas usaha
yang tengah dilakukan. Potensi pesaing ini memang tidak hanya yang besar potensinya namun
juga yang kecil. Tapi jika mengarah pada usaha yang tengah dilakukan bisa menjadi ancaman
maka perlu diwaspadai dan dicari titik lemah pesaing atau produk/jasa yang ditawarkan lebih
harus lebih baik dari pesaing yang ada.
2. Identifikasi berbagai strategi dan taktik yang digunakan pesaing serta dampak pengembangan
terhadap operasi usaha yang direncanakan. Maksudnya adalah sebagai wirausahawan harus
memiliki stok strategi dan taktik yang jitu terhadap usaha yang dijalani sehingga kedepannya
mampu memberikan dampak yang positif dari setiap usaha yang dilakukan dengan baik.
Strategi untuk unggul terhadap pesaing menjadi mutlak jika ingin produk/jasa yang
ditawarkan ke konsumen memiliki daya tarik tersendiri. Sehingga dapat menghasilkan
pemasukan yang signifikan. Selain itu taktik yang tepat dan baik untuk digunakan terhadap
pesaing itu perlu dilakukan agar dapat memberikan dampak yang positif dari nilai produk/jasa
yang ditawarkan.
3. Identifikasi keuntungan persaingan tertentu dari usaha yang direncanakan dan pengembangan
strategi yang didasarkan pada penekanan pada keuntungan tersebut. Analisis ini
mengungkapkan apakah usaha baru yang direncanakan memberikan keuntungan persaingan
yang memadai pada produknya sehingga mampu menghadapi tekanan persaingan dari pesaing
langsung maupun tidak langsung.

C. SOAL LATIHAN

1. Kelayakan sebuah usaha


a. Bagaimana cara dalam menentukan kelayakan sebuah usaha yang hendak dijalankan?
b. Strategi apa yang diperlukan dalam menjalan usaha yang baru dirintis? Jelaskan beserta
contohnya
2. Kelayakan keuangan/financial
a. Jelaskan bahwa keuangan merupakan faktor yang menjadi suatu kelayakan dalam
menjalankan sebuah usaha?
b. Berikan contoh konkrit dari penerapan dan/atau sebuah kelayakan fungsi
keuangan/financial dalam menjalankan roda usahanya!
3. Pesaing usaha

Kewirausahaan 48
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

a. Jabarkan dan jelaskan proses-proses yang dapat dilakukan untuk mampu bersaing dengan
pesaing yang dari sisi produk lebih unggul dibandingkan produk yang akan dikeluarkan.
b. Bagaimana langkah yang tepat dalam menentukan pesaing yang dapat memberikan
dampat positif pada usaha yang dilakukan?

D. REFERENSI

PERTEMUAN 8
PEMODALAN USAHA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai pembiayaan atau permodalan, saudara harus mampu:
1. Memahami mengenai definisi pembiayaan atau permodalan
2. Menjelaskan sumber pembiayaan atau permodalan Investor
3. Menjelaskan masalah dalam pembiayaan atau permodalan

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Definisi Pembiayaan atau Permodalan

Pembiayaan usaha atau bisnis. Dalam menentukan kelayakan pembiayaan modal, seorang
pengusaha atau wirausahawan harus menentukan jumlah maupun waktu dana dibutuhkan, selain
juga memproyeksikan penjualan serta pertumbuhan perusahaan. Perusahaan menengah kecil pada
umunya mengalami kesulitan untuk mendapatkan modal usaha yang mencukupi. Hal ini berbeda
dengan perusahaan besar yang memiliki potensi untuk maju dan berkembang, paling tidak
memiliki peluang lebih besar. Terdapat beberapa tahap pendanaan pengembangan usaha atau
bisnis antara lain:

Kewirausahaan 49
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

1. Pendanaan tahap awal, pendanaan modal benih (seed capital) dalam jumlah yang relative
kecil untuk membuktikan konsep dan studi kelayakan finansial. Pendanaan pemula (start up)
pengembangan produk dan pemasaran awal tetapi penjualan komersial pendanaan hanya
untuk membiayai operasional perusahaan.
2. Pada tahap kedua, yaitu modal kerja bagi tahap pertumbuhan awal tetap dan tanpa
kemampuan mendatangkan laba yang jelas.
3. Tahap ketiga merupakan ekspansi besar persuahaan dengan pertumbuhan penjualan yang
cepat pada titik ulang pokok atau tingkat keuntungan positif dna stabil.
4. Tahap keempat, pembiayaan dengan menyiapkan jembatan untuk mempersiapkan penawaran
saham oleh perusahaan kepada masyarakat (menyiapkan penawaran saham kepada
masyarakat).
Pembiayaan akuisisi dan Leveraged Buyouts (LBO) mencakup konsep akuisisi secara
tradisional untuk memperoleh kepemilikan serta pengendalian atas perusahaan. Leveraged
Buyouts (LBO) merupakan upaya melakukan akuisisi perusahaan lain menggunakan sejumlah
besar uang pinjaman (utang) untuk memenuhi biaya perolehan. Asset dari perusahaan yang
diakuisisi sering kali dijadikan sebagai objek jaminan untuk pinjaman, bersama-sama dengan asset
perusahaan yang mengakusisi. Implementasi dari aturan, proses dan seluruh kegiatan akuisisi di
Indonesia diatur dalam Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Dalam Leveraged Buyouts (LBO) manajemen perusahaan mendapatkan control atas
perusahaan lain dengan membeli dari pemilik sebelumnya. Privatisasi beberapa pemilik atau
manajer perusahaan untuk membeli saham beredar (outstanding stock) akan membuat kepemilikan
perusahaan kembali.
Menurut Kasmir menjelaskan mengenai pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara pihak bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Salah satu kegiatan yang
dilakukan oleh bank setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,
tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali dana yang terkumpul tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkan pinjaman atau pembiayaan. Kegiatan pengalokasian dana ini
dikenal juga dnegan istilah penyaluran dana. Kemudian menurut Antonio menerangkan mengenai
pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak
yang merupakan defisit unit.
Menurut Rivai dan Arifin menjelaskan mengenai pembiayaan atau financing adalah
pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang
telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dengan lembaga. Dengan penjelasan lain,
pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan. Selain itu pengertian pembiayaan menurut Ridwan bahwa pembiayaan sering

Kewirausahaan 50
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

digunakan untuk menunjukkan aktivitas yang berhubungan dengan rencana memperoleh


pendapatan. Berdasarkan Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 yang dimaksud dengan
pembiayaan yaitu “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah
dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil”.
Fungsi Pembiayaan. Menurut Rivai dan Veithzal, pembiyaan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam perekonomian. Secara garis besar fungsi pembiayaan di dalam
perekonomian, perdagangan serta keuangan dapat dijelaskan sebagai hal yang mampu
meningkatkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pembiayaan dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal atau uang.
2. Pembiayaan juga mampu meningkatkan utility (daya guna) suatu barang.
3. Pembiayaan meningkatkan percepatan peredaran lalu lintas barang.
4. Pembiayaan dapat menigkatkan gairah bisnis dan usaha masyarakat.
5. Pembiayaan sebagai alat stabilitas ekonomi.
Menurut pandangan Rivai dan Veithzal dalam buku Islamic Financial Management
membagi kualitas pembiayaan menjadi 5 (lima) kategori yaitu:
1. Pembiayaan Lancar atau Pass maksudnya adalah pembiayaan yang digolongkan lancer
apabila memenuhi kriteria dimana pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu,
mempunyai mutasi rekening yang aktif atau bagian dari pembiayaan yang dijamain dengan
memiliki agunan tunai (cash collateral).
2. Perhatian Khusus atau Special Mention, artinya adalah pembiayaan yang digolongkan
berdasarkan kriteria memiliki perhatian khusus, jika memenuhi ketentuan yakni terdapat
tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga bagi hasil yang belum melampaui 90 (sembilan
puluh) hari atau terkadang terjadi cerukan atau tunggakan atau mutasi rekening yang relatif
masuk kategori aktif atau jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak atau akad yang
diperjanjikan atau didukung oleh pinjaman baru untuk mendukung dan membantu cicilan atau
pinjaman sebelumnya.
3. Kurang Lancar atau disebut dengan Substandard, artinya pembiayaan ini digolongkan ke
dalam pembiayaan yang kurang lancer jika memenuhi kriteria dan ketentuan yang memiliki
tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil, frekuensi mutasi rekening relatif rendah atau
terdapat pelanggaran terhadap kontrak atau akad yang diperjanjikan lebih dari 90 (sembilan
puluh) hari. Terjadi indikasi masalah keuangan yang sedang dihadapi debitur atau dokumen
pendukung pinjaman yang lemah.
4. Diragukan atau Doubtful merupakan pembiayaan yang masuk dalam golongan pembiayaan
yang diragukan keberlanjutannya jika memenuhi beberapa ketentuan diantaranya terdapat
tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga atau margin, terjadi wanprestasi atau pelanggaran

Kewirausahaan 51
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

terhadap kontrak atau akad yang diperjanjikan lebih dari 180 (seratus delapan puluh) hari atau
terjadi kapitasi/akumulasi bunga. Dokumentasi hukum yang lemah, baik dalam hal untuk
perjanjian pembiayaannya maupun pengikatan agunan sebagai jaminan pembiayaan tersebut.
5. Kondisi pembiayaan macet atau Loss merupakan pembiayaan yang digolongkan ke dalam
pembiayaan macet jika memenuhi ketentuan dan beberapa syarat diantaranya terdapat
tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga, kerugian operasional rumah tangga atau
perusahaan yang ditutup dengan pinjaman baru dan dari segi hukum maupun kondisi pasar
jaminan atau agunan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar.

Tujuan Pembelajaran 2:
Sumber Pembiayaan atau Permodalan Investor

Sumber Pembiayaan atau Permodalan Investor

Sumber Pembiayaan atau Permodalan. Sebelum mempertimbangkan sumber pemasukan


uang, pengusaha atau wirausahawan kiranya dapat mempertimbangkan penganti sebagai modal
usaha atau bisnis. Uang memang merupakan bentuk kekuasaan yang fleksibel, namun cara untuk
mendapatkan kekuasaannya tersebut dapat dilakukan dengan cara lain. Uang yang secara
umumnya merupakan sumber dana untuk membeli barang-barang modal usaha atau bisnis dapat
digantikan dengan cara barter antara satu pihak dengan pihak lain. Untuk sumber pembiayaan,
pengusaha atau wirausahawan tentunya harus mempunyai akses pada 2 (dua) kategori keuangan
yakni pribadi (individu) dan masyarakat.
Sebagian besar dan pada umumnya dunia permodalan sering bermula dari sumber daya
pribadi. Perusahaan mungkin didirikan dengan modal awal yang diperoleh dari pengumpulan dana
atau tabungan pribadi yang pemilik perusahaan. Saudara, sahabat, teman dan orang dekat pada
pelaksanaannya mungkin dapat juga menjadi sumber pembiayaan pribadi. Keinginan mereka
untuk meminjamkan atau menempatkan dana terletak pada pengetahuan dan kepercayaan terkait
pengalaman, karakter, kepribadian serta kemampuan individu pengelola usaha.
Preferensi investor dalam pengertiannya adalah kecenderungan investor untuk berinvestasi
karena alasan tertentu. Pengusaha atau seorang wirausahawan harus dapat menemukan sumber
modal usaha sebagai pendukung segala kegiatan operasional perusahaan atau usahanya. Salah satu
bagian proses penting dalam kegiatan usaha adalah Ketika suatu usaha masuk pada tahap
perkembangan perusahaan serta segala kegiatan pemodal akan menanamkan modalnya. Semua
pendekatan metode dan cara yang tepat digunakan untuk mendapatkan dukungan modal dari
investor tersebut. Proses ini diuraikan dengan melihat tahap-tahap perkembangan perusahaan.

Kewirausahaan 52
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Berikut tahapan untuk proses pembiayaan atau permodalan melalui investor, diantaranya sebagai
berikut:
1. Tahap nol. Pada umumnya pada tahap ini beberapa masukan dana keuangan telah ditanamkan
serta dilakukan beberapa kegiatan usaha atau bisnis dan propotipe skema bisnis telah
dikembangkan.
2. Tahap I. tahap pemula, selama ini operasional di jalankan dengan memproduksi produk atau
jasa telah dikembangkan dan dihasilkan dalam kegiatan usahanya. Pada tahap ini seluruh
kegiatan bisnis atau usaha dibiayai dengan modal awal.
3. Tahap II, terjadi saat perusahaan telah memiliki catatan operasional persuahaan dan telah
melalui tahap awal pertumbuhan dan telah menggunakan teknik analisis investasi
konvensional. Perusahaan telah mengembangkan barang yang diproduksi, modal serta mulai
merencanakan pertumbuhan jangka panjang.
4. Tahap III, kegiatan ekspansi perusahaan lebih lanjut dapat dilakukan karena adanya indikasi
yang menguntungkan dari semua potensi yang ada pada perusahaan. Jumlah dana yang
dibutuhkan jauh lebih besar dari yang diperoleh pada tahap awal dan investor terdahulu mulai
mendapatkan keuntungan dan likuiditas.
5. Tahap IV, perusahaan masuk pada tahap kedewasaan, kemandirian serta menjadi perusahaan
yang mapan. Pengusaha atau wirausahawan hendaknya mendekati pemodal yang mempunyai
preferensi sama dengan jenis usaha yang dijalankan perusahaan.
Penilaian Perusahaan. Pada umumnya masalah yang dihadapi oleh pengusaha dan
wirausahawan saat mendapatkan dana modal atau ekuitas dari pihak luar adalah penentuan nilai
dari perusahaan.beberapa faktor yang harus menjadi pertimbangan dalam penilaian perusahaan
adalah sebagai berikut:
1. Sifat dan sejarah bisnis
2. Kondisi perekonomian suatu negara atau kondisi dunia pada umumnya ataupun kondisi dari
industri yang dijalani perusahaan tersebut.
3. Nilai buku atau nilai bersih dari saham serta kondisi keuangan keseluruhan dari perusahaan.
4. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dimasa yang akan datang.
5. Kemampuan perusahaan membayarkan deviden kepada pemegang saham
6. Penilaian dari sisi hubungan baik dengan semua pihak serta harta atau asset tak terlihat (tak
berwujud) lainnya.
7. Penilaian penjualan saham perusahaan
8. Harga pasar serta perusahaan yang terlibat dalam jenis usaha yang sama atau identik.
Terdapat beberapa metode atau cara pendekatan yang dapat dilakukan untuk menilai usaha
perusahaan diantaranya sebagai berikut:
1. Pendekatan pertama adalah penilaian perusahaan milik negara yang bisa dibandingkan serta
harga saham perusahaan tersebut. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah

Kewirausahaan 53
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

mengklasifikasikan perusahaan menurut industry, dimana pada hakikatnya perusahaan yang


dalam 1 (satu) industri umumnya memiliki pasar, masalah, potensi penjualan sampai dengan
pendapatan yang sama.
2. Pendekatan kedua yang umumnya sering digunakan adalah nilai sekarang serta arus kas
dimasa yang akan datang. Pada metode ini menyesuaikan nilai arus kas dari bisnis dari waktu
yang berbeda berdasarkan uang, risiko bisnis dan ekonomi.
3. Pendekatan ketiga hanya digunakan untuk tujuan asuransi dengan konsep pengalihan atau
transfer risiko jika terjadi kondisi yang luar biasa dengan suatu nilai penggantian tertentu.
Kondisi yang luar biasa ini muncul jika misalnya terdapat kerugian atau kehilangan asset yang
besar.
4. Pendekatan keempat merupakan pendekatan nilai buku atau nilai bersih. Pendekatan ini
menggunakan nilai bersih yang telah disesuaikan atai nilai aktiva nyata untuk menentukan
nilai perusahaan.
5. Pendekatan kelima dilakukan berdasarkan pendekatan pendapatan yang senantiasa dilakukan
dalam proses penilaian perusahaan dan hal ini umumnya memberikan estimasi hasil dari
pengembangan investasi. Potensi pendapatan riil atau yang sesungguhnya dihitung dengan
mempertimbangkan pendapatan tahun operasional terakhir sesudah pendapatan tersebut
diaudit atau diperiksa oleh lembaga berwenang.
6. Pendekatan keenam atau terakhir adalah nilai likuidasi yang memberikan nilai terendah dari
bisnis atau usaha yang dijalankan. Nilai likuidasi lebih sulit dihitung, terutama saat biaya serta
kerugian harus diperkirakan atau diestimasi guna menentukan persediaan penjualan,
pemutusan hubungan kerja (PHK), pengumpulan piutang dagang, penjualan asset atau aktiva
serta aktivitas penutupan lainnya.

Tujuan Pembelajaran 3:
Masalah Dalam Pembiayaan atau Permodalan Investor

Masalah Dalam Pencarian Modal. Pengusaha atau wirausahawan yang mencoba


mendapatkan atau memperoleh modal akan merasakan dan mengetahui bagaimana sulitnya
menjalankan tugas ini. Demikian halnya dengan para pemilik dan penanam modal yang pada
pelaksanaannya selama periode tertentu mencoba mempelajari, meneliti serta menyaring sejumlah
besar usulan atau proposal sebelum mendapatkan peluang usaha atau bisnis yang menjanjikan.
Sebagian besar pemilik modal atau investor yang professional hanya ingin menanamkan
modalnya pada satu atau dua persen dari usulan proposal yang diajukan. Masalah yang berkaitan
dengan kesulitan yang biasanya dihadapi pengusaha antara lain sebagai berikut:

Kewirausahaan 54
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

1. Pertama adalah konsep atau kinerja perusahaan yang meragukan. Alasan yang umum dan
utama menolak pembiayaan perusahaan yang sudah ada atau baru mulai merintis asalah
konsep atau kinerja dari perusahaan yang dinilai meragukan atau buruk.
2. Kedua adalah kegagalan perusahaan untuk dapat menindaklanjuti. Kegagalan untuk dapat
menindaklanjuti adalah alasan bagi kegagalan perusahaan mendapatkan modal baru. Pada
umumnya perusahaan melakukan kontak awal tanpa mempersiapkan segala sesuatunya
sebagai pendukung pelaksanaan memorandum atau perjanjian kerjasama penempatan pribadi.
Perusahaan dan wirausahawan sebaiknya tidak melakukan pendekatan dengan cara mendadak
atau terburu-buru.
3. Ketiga, kurang pengalaman dan ketajaman bisnis. Ada ungkapan diantara pemodal bahwa
investasi dilakukan pada manusia atau bukan pada perusahaan. Lain halnya dengan pengusaha
atau wirausahawan dalam persamaan “tujuan atau ide wirausahawan adalah uang” merupakan
hal penting karena adanya kesulitan dalam pengukuran kinerja manajemen yang terpisah
dengan kinerja laba. Manajemen yang lemah adalah faktor utama dalam perhitungan laba
yang rendah dan risiko yang tinggi, akan tetapi kinerja laba bisa diteliti, sementara kualitas
manajemen hanya bisa diperkirakan.
4. Keempat adalah preferensi dari pemodal. Kesulitan dan kerumitan yang telah dijelaskan
diatas berasal dari proyek atau manajemen itu sendiri. Tidak semua kegagalan kesepakatan
disebabkan kelemahan pada usulan bisnis. Banyak masalah yang berkaitan dengan pemodal
yang dapat menyebabkan kegagalan tercapainya kesepatakan.
5. Kelima atau yang terakhir adalah kurangnya hubungan yang luas dan erat dengan sumber-
sumber modal. Banyak pemodal yang ada saat ini atau kemungkinan pada umumnya
menempati kantor yang tidak memiliki papan nama, nomor telepon serta tertutup pada
publisitas. Keadaan semacam ini akan mempersulit pada pengusaha atau wirausahawan untuk
menemukan para pemilik modal baru usaha ayng baru dirintisnya itu. Umumnya pengusaha
atau wirausahawan akan mendekati banker, notaris dan akuntan untuk dapat membantu
mendapatkan orang atau lembaga yang dapat memberikan modal untuk usaha barunya
tersebut.
Beberapa cara penaggulangan masalah memang tidak hanya itu, namun dewasa ini akses
permodalan untuk pelaku usaha UMKM dan lainnya menjadi perhatian pemerintah. Tidak sedikit
mereka yang awalnya tidak memiliki akses permodalan kini dapat menerima akses permodalan
sehingga membantu roda bisnis/usaha mereka. Berikut adalah beberapa alternative
pembiayaan/permodalan dalam usaha yaitu,
1. Pertama adalah pembiayaan/permodalan sendiri. Maksudnya adalah usaha yang dijalankan
atas kemampuan modal yang dimiliki oleh diri sendiri. Sumbernya dapat berupa tabungan,
uang yang dikumpulkan untuk usaha oleh wirausahawan.

Kewirausahaan 55
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

2. Kedua adalah Pinjaman. Pembiayaan atau permodalan ini memiliki resiko tersendiri.
Resikonya adalah apakah pelaku usaha dapat mengembalikan pinjaman tepat waktu atau
tidak. Pinjaman dapat dilakukan pembayaran secara penuh dengan waktu tertentu, atau
setidaknya dapat diangsur atau dicicil setiap bulannya dengan jangka waktu dan besaran
pengembalian yang sudah disepakati. Pembiayaan/Permodalan pinjaman dapat berupa akses
perbankan convestional atau BPR lainnya. Setiap kriteria pinjaman baik Perbankan
Konvensional maupun BPR ada mekanisme dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
peminjam. Jika secara administrasi lengkap, maka mereka akan menghitung tingkat resiko.
Jika resiko rendah, artinya peminjam dapat mengembalikan atau membayar pinjaman tepat
waktu maka pinjaman dapat diberikan.
3. Berikutnya adalah pembiayaan oleh Investor. Dimana investor yang menanamkan uangnya
untuk memberikan modal usaha dapat memberikan operasional usaha yang dijalankannya.
Investor menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu /in·ves·tor/ /invéstor/ n yang berarti
penanam uang atau bisa disebut penanam modal yakni orang yang menanamkan uangnya dalam
suatu usaha atau bisnis dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Investor merupakan seorang yang
dananya diinvestasikan dalam instrument atau media investasi jangka panjang dalam bentuk usaha
pada industry besar atau kecil, property (real estate) atau investasi bursa efek serta dimiliki dalam
jangka waktu yang pendek atau panjang.
Dasar pertimbangan oleh investor secara umum terletak pada produk yang akan dijual atau
jenis transaksi yang akan disertakan. Dalam kasus secara umum untuk investor saham, maka
investor ini akan lebih memilih perusahaan yang memberikan hasil yang sangat baik. Seorang
investor atau pemodal merupakan seseorang yang mempunyai modal untuk meminjamkan atau
menginvestasikannya kepada pihak lain. Modal atau sejumlah dana dipinjamkan oleh investor
melalui pembelian saham sekuritas yang ditawarkan oleh emiten (penerima modal/penjual saham).
Untuk menghasilkan laba dan keuntungan yang lebih tinggi, pembeli dapat menjual saham atau
sekuritas yang telah dibeli dan dimilikinya dengan tujuan mendapatkan keuntungan modal, yakni
keuntungan dalam bentuk harga jual serta selisih dikurangi dengan harga beli.
 Investor Aktif. Investor tipe ini akan terus menerus secara konsisten dan berkesinambungan
akan memantau kinerja investasi dari penempatan dana mereka dalam kegiatan usahanya.
Pada pelaksanaanya dan juga umumnya investor aktif seringkali membutuhkan bantuan
tenaga ahli yang bertindak sebagai manajer atau konsultan investasi dari portofolio investasi
yang dimilikinya. Contoh dari jenis investor ini adalah para investor saham. Investor pada
instrument investasi saham haru selalu mengawasi pergerakan saham setiap saat serta dengan
teliti dan cermat harus membaca data dan juga situasi pada saat bertransaksi membeli,
menjual atau melepaskan ataupun menjaga keamanan saham. Pada bagian ini, peran intuisi
serta keterampilan sangatlah penting untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan investor
dalam menjalankan aktivitas investasi mereka. Selain itu, dengan memperhitungkan setiap

Kewirausahaan 56
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

pergerakan yang terjadi terhadap kinerja peminjam, investor memiliki kendali penuh atas
keputusan untuk memberikan pinajaman kepada peminjam yang ingin mencapai hasil yang
diharapkan.
 Investor Pasif. Tipe investor ini merupakan kebalikan dari investor aktif dimana investor pasif
ini tidak terlibat langsung dan membutuhkan upaya besar untuk meluncurkan kendaraan
investasi mereka. Secara umum, instrument yang dipilih adalah instrument jangka panjang
yang dapat menghasilkan keuntungan lebih tinggi dengan upaya meminimalkan biaya
pembelian dan penjualan. Penjelasan singkatnya bahwa investor pasif ini tidak mempunyai
target laba atau keuntungan dalam waktu dekat. Pada umumnya orang yang memiliki
kecenderungan defensive atau konservatif biasanya lebih senang untuk pasif dari pada
menjadi investor aktif. Tidak perlu adanya pengembalian investasi dalam fase waktu yang
relatif cepat dan beresiko. Pada tipe dan kategori ini cara termudah untuk berinvestasi adalah
dengan emas atau properti, termasuk tanah. Emas mempunyai tren harga yang menarik dan
cenderung meningkat setiap tahun meski pun tidak terlalu signifikan. Sementara tanah dan
property cenderung memiliki potensi yang lebih besar. Dengan populasi yang semakin
bertambah serta lahan yang terbatas, property merupakan salah satu instrument investasi pasif
yang paling menguntungkan.
 Investor Strategis. Tipe investor ini merupakan perusahaan besar yang ingin berinvestasi
karena mereka memandang bahwa teknologi informasi sejalan dengan arah jangka panjang
perusahaan. Contohnya adalah bank yang melakukan analisis untuk perusahaan teknologi
tinggi dianggap sebagai investor strategis karena bersedia mendukung perusahaan-perusahaan
ini untuk nilai strategis yang mungkin mereka dapat tawarkan suatu hari nanti.
 Investor Keuangan, paling umum dan banyak muncul pada ekosistem startup dan teknologi.
Saat ini kondisi investasi pada startup dan teknologi menjanjikan pertumbuhan tinggi yang
berpotensi menghasilkan pengembalian hasil investasi yang tinggi. Pada umumnya investor
ini masuk dengan melakukan akuisisi serta kasus yang jarang terjadi adalah melalui IPO.
Percepatan dalam likuiditas merupakan keuntungan tersendiri dari perusahaan yang bisa
bekerjasama dengan investor keuangan.
 Investor Dampak Sosial merupakan bisnis yang melayani kesejahteraan sosial. Spektrum atau
jangkauan ini bisa sangat luas, misalnya untuk mendukung perusahaan yang mempekerjakan
para pekerja yang kurang beruntung serta meningkatkan keterampilan mereka atau dapat
sangat spesifik lagi. Investor dampak sosial tidak focus pada solusi teknologi biasa, namun
menginginkan indicator keuangan yang solid. Jika hanya karena keuntungan atau
profitabilitas berarti tujuan sosial yang dapat dilayani lebih berkelanjutan atau dapat
dilaksanakan terus menerus dimasa mendatang.
Beberapa tugas utama investor dapat dijelaskan berdasarkan beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Menghitung pengembalian hasil investasi atau return serta risiko peluang investasi.

Kewirausahaan 57
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

2. Melakukan evaluasi investasi yang telah dilakukan secara teratur dan berkelanjutan.
3. Melaksanakan rencana investasi sesuai hasil seleksi pemilihan instrument investasi.
4. Mencari peluang investasi sebanyak mungkin sebagai bahan pertimbangan investasi.
Manfaat dari investor atau seorang yang memiliki pemikiran menabung atau mengumpulkan dana
serta berkeinginan menanamkan modal diantaranya sebagai berikut:
1. Bisa digunakan untuk membiayai atau menutupi kebutuhan dasar.
2. Dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang dalam masa pension atau hari tua.
3. Bisa digunakan untuk mendanai atau mencukupi kebutuhan keluarga serta keturunan.
4. Dapat menghasilkan uang untuk menghasilkan uang kembali dan berkali-kali lipat tanpa
khawatir.
5. Memiliki peluang lebih besar untuk mencapai tujuannya dengan lebih baik pada akhir periode
yang ditentukan.
Beberapa tujuan jika menjadi investor diantaranya:
1. Sebagai fungsi kontrol dari perusahaan karena memiliki kepemilikan saham pada perusahaan
tersebut sekaligus menjadi penentu atas arah kebijakan perusahaan.
2. Penjamin ketersediaan dana atau emisi yang diminta oleh penerbit.
3. Bertujuan komersial apabila saham yang dimiliki dijual kembali dengan harga lebih tinggi,
sehingga dapat menghasilkan keuntungan dari penjualan saham penerbit (perusahaan).
4. Untuk mendapatkan deviden dari penerbit saham (perusahaan).
Selain itu, dapat dijabarkan terkait fungsi dari investor diantaranya sebagai berikut:
1. Melaksanakan fungsi pengawasan serta memantau perkembangan dari emiten.
2. Dapat sebagai perusahaan investasi
3. Memantau pembayaran bunga dan obligasi utama.
4. Melakukan evaluasi dari asset yang dimiliki oleh penerbit (perusahaan)
5. Menyiapkan koresponden penerbit (perusahaan) untuk pemegang saham
6. Bertindak sebagai agen pembayar
7. Membuat laporan yang diperlukan terkait sebagai investor
8. Sebagai perantara dalam hal pembelian serta penjualan sekuritas
9. Melakukan analisis secara periode terkait kemampuan emiten dari beberapa sudut pandang
penilaian
10. Berfungsi membantu emiten terkait emisi
11. Menyusun daftar pemegang saham
12. Sebagai perusahaan perdagangan saham
13. Sebagai penanggung (guarantor)

Pada umumnya terdapat 3 (tiga) jenis investor terutama pada instrument investasi pasar modal
dijelaskan sebagia berikut:

Kewirausahaan 58
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

1. Investor yang tidak menyukai risiko (Risk Averse Investor). Jenis investor ini cenderung
mengutamakan keamanan dan kenyamanan pernuh dalam berinvestasi atau pada prinsipnya
sedapat mungkin akan menghindari risiko. Risk Averse Investor menyukai investasi dengan
return atau hasil investasi yang jelas dan pasti. Intrumen yang cocok dengan Risk Averse
Investor ini salah satunya adalah obligasi pemerintah (SBI).
2. Investor yang netral terhadap risiko (Risk Neutral Investor). Jenis investor ini akan bersikap
netral terhadap risiko yang akan dihadapi. Secara umum terkadang disebut juga investor
moderat. Risk Neutral Investor akan menerima adanya risiko investasi namun tidak ingin
masuk ke dalam risiko tingkat tinggi (high risk). Dengan penjelasan lain bahwa risiko dan
return yang dihasilkan berada di level menengah. Instrumen reksadana merupakan salah satu
intrumen investasi yang cocok dengan jenis risiko yang diinginkan Risk Neutral Investor.
3. Investor yang menyukai risiko (Risk Seeking Investor). Umumnya juga dapat disebut sebagai
risk seeker atau risk taker merupakan jenis investor yang sangat suka mengambil risiko serta
berharap besar untuk mendapatkan return yang tinggi. Jenis investor ini memegang prinsip
low risk – low return atau high risk – high return. Risk Seeking Investor disebut juga investor
agresif karena tidak takut menanamkan modalnya ke berbagai instrumen investasi yang
memiliki risiko dan fluktuasi tinggi seperti saham, valas serta bursa komiditi.

C. SOAL LATIHAN

1. Pembiayaan atau permodalan


a. Sebutkan dan jelaskan definisi dari pembiayaan atau permodalan?
b. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis pembiayaan atau permodalan dengan contohnya.
2. Sumber pembiayaan atau permodalan Investor
a. Sebutkan jenis-jenis investor dan jelaskan!
b. Tipe investor untuk wirausahawan pemula yang ideal seperti apa?
c. Selain investor, sumber pembiayaan lain yang dapat dimiliki wirausahawan apa saja
jabarkan dan jelaskan.
3. Masalah dalam pembiayaan atau permodalan
a. Sebutkan masalah-masalah pembiayaan atau permodalan yang ditemukan oleh
wirausahwan pemula?
b. Bagaimana cara penyelesaian atau solusi masalah tersebut (berdasarkan No. 3a).
c. Untuk wirausahawan pemula, untuk mengatasai sumber pemodalan atau pembiayaan
perbankan seperti apa sebaiknya?

D. REFERENSI

Kewirausahaan 59
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

PERTEMUAN 9
STRATEGI OPERASIONAL BISNIS

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam pertemuan ini, mahasiswa/i diharuskan dapat memahami mengenai
pengertian/definisi manajemen operasional, strategi operasional dan manajemen resiko
diantaranya:
1. Mampu menjelaskan definisi tentang manajemen operasional
2. Mampu memahami dan membuat strategi operasional
3. Mampu memahami definisi tentang manajemen resiko operasional

B. DESKRIPSI MATERI

Kewirausahaan 60
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Tujuan Pembelajaran 1:
Definisi Manajemen Operasional

Definisi Manajemen Operasional

Manajemen operasional adalah bidang manajemen yang berkaitan dengan


pengawasan, perancangan, dan pengendalian proses produksi serta perancangan ulang operasi
bisnis dalam produksi barang atau jasa. Manajemen operasional berkaitan dengan berbagai
kegiatan yang memungkinkan perusahaan untuk mengubah rangkaian input dasar seperti
bahan, energi, kebutuhan pelanggan, informasi, kemampuan, keuangan, dan sebagainya
menjadi output untuk pelanggan. Cakupan kerjanya lintas bidang, berhubungan dengan
departemen lain seperti penjualan, pemasaran, dan keuangan.
Manajer operasional merupakan pihak yang menjalankan manajemen operasional
suatu perusahaan serta terlibat dalam pembuatan produk atau layanan, pengembangan,
produksi, dan distribusi. Dia menghubungkan titik-titik di sepanjang rantai nilai. Teknologi
memainkan peran kunci dalam kemajuan manajemen operasi. Perusahaan yang menggunakan
teknologi dengan baik dapat berkembang, sedangkan perusahaan yang tidak menggunakan
teknologi mungkin tidak akan bertahan. Pentingnya manajemen operasional dalam suatu
perusahaan dapat dilihat dari tujuan kehadiran pengelolaan operasional.
Berikut sejumlah faktor yang membuat pengelolaan operasional penting ada dalam
sebuah perusahaan diantaranya sebagai berikut:
1. Membantu pencapaian tujuan
Manajemen operasional memiliki peran efektif dalam pencapaian tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Dia memastikan bahwa semua aktivitas berjalan sesuai dengan
rencana dengan terus memantau semua kerja dalam perusahaan.
2. Meningkatkan produktivitas karyawan
Manajemen operasional meningkatkan produktivitas karyawan. Tidak hanya mengukur
kinerja karyawan, pengelolaan operasional berguna untuk melatih dan mendidik
karyawan untuk meningkatkan kinerja.
3. Meningkatkan niat baik
Manajemen operasional membantu meningkatkan niat baik dan eksistensi perusahaan.
Dia memastikan bahwa produk berkualitas dikirimkan ke semua pelanggan yang dapat
memberi mereka kepuasan dan membuat mereka bahagia.

Kewirausahaan 61
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

4. Pemanfaatan sumber daya yang optimal


Pengelolaan operasional berfokus pada pemanfaatan optimal semua sumber daya
perusahaan. Dia membingkai strategi yang tepat, mengawasi semua aktivitas, dan
memastikan bahwa semua sumber daya digunakan tidak terbuang percuma.
5. Memotivasi karyawan
Manajemen operasional membantu memotivasi karyawan dalam memahami peran
masing-masing. Manajer operasional membimbing semua orang dalam menjalankan
peran mereka dan menciptakan suasana yang mendukung produktivitas. Karyawan diberi
remunerasi dan diberi penghargaan sesuai dengan tingkat kinerja mereka
Manajemen operasional bertujuan mencapai efisiensi yang lebih tinggi. Dia mencakup
proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan operasional bisnis untuk
produktivitas yang lebih baik. Pengelolaan operasional juga bertujuan mengurangi biaya
bisnis dengan menghindari pemborosan sumber daya. Untuk mencapai tujuan itu,
pengelolaan operasional memiliki sejumlah fungsi di berbagai bidang, yakni:
1. Keuangan
Keuangan adalah komponen penting dalam pengelolaan operasional. Penting untuk
memastikan bahwa seluruh keuangan telah digunakan sepenuhnya dan dijalankan dengan
benar untuk memastikan penciptaan barang dan jasa yang dioptimalkan. Pemanfaatan
keuangan yang tepat akan memungkinkan terciptanya produk atau layanan yang akan
memenuhi kebutuhan konsumen secara keseluruhan.
2. Strategi
Saat menggunakan strategi dalam pengelolaan operasional, ini mengacu pada taktik
perencanaan yang dapat membantu lewat optimalisasi sumber daya dan pengembangan
keunggulan kompetitif atas bisnis lain. Banyak strategi bisnis termasuk konfigurasi rantai
pasokan, penjualan, kapasitas untuk menyimpan uang, dan pemanfaatan sumber daya
manusia secara optimal.
3. Operasional
Fungsi manajemen operasi berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan kontrol keseluruhan dari semua aktivitas dalam perusahaan. Ini adalah
fungsi utama dari manajemen operasional dan secara efektif akan membantu dalam
mengubah bahan mentah dan usaha manusia menjadi barang dan layanan tahan lama
yang dapat dimanfaatkan konsumen.
4. Desain Produk

Kewirausahaan 62
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Dengan teknologi baru yang tersedia, penjualan produk menjadi jauh lebih sederhana.
Salah satu tugas utama pengelolaan operasional adalah memastikan bahwa suatu produk
dirancang dengan baik dan memenuhi tren pasar serta memenuhi kebutuhan konsumen.
Konsumen hari ini lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas. Itulah mengapa
sangat penting untuk mengembangkan produk yang tahan lama dan berkualitas terbaik.
5. Pertahankan Kualitas
Manajemen operasional harus memastikan kualitas produk yang lebih baik. Tidak ada
kompromi untuk kualitas produk terbaik. Tim manajemen operasional harus
mengerjakan manajemen kualitas produk atau jasa dan harus mengawasi semua tugas.
Jika ada cacat yang ditemukan, tim harus mengambil langkah untuk memperbaiki cacat
tersebut.
6. Prediksi
Prediksi adalah proses yang dilakukan perangkat lunak dalam membuat perkiraan
kejadian tertentu yang mungkin terjadi di masa depan. Dalam pengelolaan operasional,
prediksi dapat memperkirakan permintaan konsumen yang berkorelasi dengan produksi
melalui pembuatan jumlah produk yang akurat yang dibutuhkan dalam waktu tertentu.
Secara keseluruhan, prediksi memainkan peran penting dalam proses produksi.

Terdapat beberapa hasil penelitian terkait strategi operasional diantaranya:


Nurliza, 2017 dan Saretta, 2020 menjelaskan dalam (Parinduri et al., 2020) bahwa terdapat 5
(lima) manfaat manajemen operasional diantaranya:
a. Peningkatan efisiensi
b. Peningkatan efektifitas produksi
c. Menekan biaya produksi
d. Peningkatan kualitas produksi
e. Pengurangan waktu proses
(Soetara et al., 2019) berdasarkan hasil SAST (strategic assumption surfacing and
testing) terdapat lima asumsi startegik sebagai prasyarat keberhasilan implementasi lean
manufacturing, yaitu Perusahaan telah memiliki tingkat kematangan atau kesiapan pondasi
lean; Adanya dukungan pemilik perusahaan untuk mengimplementasikan lean
manufacturing; Kondisi kerja yang harmonis; Kondisi perusahaan yang sehat dari aspek
finansial; Berada di lingkungan industri yang telah menjalankan excellent manufacturing atau
sistem manufaktur yang baik dan benar.

Kewirausahaan 63
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

(Febrianti & Silvia, 2019) dalam hasil penelitiannya menjelaskan bahwa masyarakat
mempunyai keinginan untuk menjaga dan dan memilihara drainase agar dapat berfungsi
dengan baik. Agar tercapai pemeliharaan drainase yang baik, maka strategi yang harus
diterapka adalah dilakukan perbaikan jaringan drainase yang rusak, dilakukan normalisasi
jaringan drainase, di terapkan pemeliharaa drainase secara rutin berupa gotong royong dua
minggu sekali, dan dilakukan pemeliharaan berkala drainase sebulan sekali bersama-sama
dengan Pemerintah Daerah dengan cara melakukan pembersihan, sosialisasi, dan evaluasi
secara berkala tentang pembersihan drainase yang telah dilakukan selama ini melalui
pemeliharaan rutin seminggu sekali.
(Rosidah, 2019) dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan mengenai strategi
operasional bisnis yang menunjukkan bahwa:1) implementasi strategi operasional pada
NUsantara Mart Rejotangan kabupaten Tulungagung berdasarkan Ekonomi Islam sudah
menerapkan 50% strategi operasional dengan menggunakan iman dan taqwa serta 50%
manajemen umum dalam kegiatan operasionalnya sudah menerapkan adanya infaq bagi
setiap karyawannya. 2) strategi pemasaran NUsantara Mart Rejotangan kabupaten
Tulungagung ditinjau dari Ekonomi adalah dengan menerapkan kehalalan produk 3)
kepuasan konsumen NUsantara Mart Rejotangan kabupaten Tulungagung jika dibandingkan
dengan swalayan lainnya konsumen memiliki kepuasan terhadap semua produk dan
pelayananan yang telah disediakan. 4) kendala dan strategi dalam implementasi strategi
operasional dan pemasaran ditinjau dari ekonomi Islam adalah sulitnya membina mindset
masyarakat agar membeli dan menjual untuk NUsantara Mart guna kepentingan dari
organisasinya. Strategi yang dilakukan oleh pihak NUsantara Mart kepuasan konsumen
NUsantara Mart Rejotangan kabupaten Tulungagung jika dibandingkan dengan swalayan
lainnya dengan selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya anggota Nahdlatul
Ulama.
(Pribudi, 2018) Menjabarkan hasil jurnalnya mengenai strategi operasional dengan
memaparkan bahwa tempat tinggal menjadi kebutuhan yang sangat krusial. Setiap ekspatriat
membutuhkan tempat tinggal yang nyaman dan aman untuk meraka tinggali bersama
keluarga mereka ataupun untuk hidup sendiri. Para ekspatriat membutuhkan tempat tinggal
yang aman, nyaman, memiliki akses yang mudah ke transportasi publik, dan juga memiliki
ritel area yang dapat menunjang kebutuhan mereka. Oleh karena itu kebutuhan akan menara
apartemen di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahunnya. Untuk mendukung menara
apartemen menjadi tempat yang nyaman dan aman, maka diperlukan strategi operasional
yang sesuai dengan standar interasional baik dimulai dari tahap konstruksi maupun sampai

Kewirausahaan 64
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

tahap apartemen beroperasi. Strategi operasional juga bermanfaat untuk menekan biaya pada
saat konstruksi apartemen, serta meningkatkan keamanan dan kenyamanan untuk para
pemilik ataupun penyewa unit apartemen yang tinggal didalamnya.
Dalam jurnal hasil penelitian (Bhuana et al., 2017) disimpulkan bahwa berdasarkan
tingkatan risiko, strategi penanganan risiko dibagi kedalam empat strategi sesuai dengan
tingkat prioritas risiko. Upaya yang dapat dilakukan UPTD Dinas Perhubungan Kota Cimahi
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Strategi Menerima Risiko (Risk Acceptence) diterapkan kepada 1 jenis risiko.
2. Stretegi Mitigasi Risiko (Risk Reduction) diterapkan kepada 20 jenis risiko.
3. Strategi Transfer risiko pada Pihak Ketiga (Risk Sharing) diterapkan kepada 13 jenis
risiko.
4. Strategi Menghindari Risiko (Risk Avoidance) diterapkan kepada 4 jenis risiko.
Menurut Heizer dan Render (2014) dalam (Ariani, 2014) menjelaskan bahwa ada 10
(sepuluh) bidang kegiatan dalam organisasi yang merupakan tugas atau pekerjaan bidang
manajemen operasional sebagai berikut:
1. Desain produk dan jasa, yaitu kegiatan menentukan produk atau jasa apa yang akan
ditawarkan kepada pelanggan dan bagaimana desainnya.
2. Pengelolaan kualitas, yaitu menentukan karakteristik kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan dan siapa yang bertanggung jawab menciptakannya.
3. Desain proses dan kapasitas, yaitu menentukan jenis proses dan besarnya kapasitas yang
dibutuhkan dalam menghasilkan produk atau jasa dan peralatan atau teknologi apakah
yang dibutuhkan dalam proses atau kegiatan operasional tersebut.
4. Strategi penentuan lokasi, yaitu menentukan lokasi perusahaan yang tepat sesuai dengan
kriteria yang dibutuhkan dalam menentukan lokasi yang tepat.
5. Strategi penentuan tata letak, yaitu menentukan bagaimana mendesain tata letak
perusahaan sesuai dengan karakeristik proses produksi atau operasional perusahaan.
6. Sumber daya manusia dan desain pekerjaan, yaitu menentukan desain pekerjaan
operasional yang mendukung kelancaran proses produksi dan berapa banyak karyawan
yang dibutuhkan perusahaan untuk dapat melaksanakan proses produksi atau melakukan
kegiatan operasional.
7. Manajemen rantai pasokan, yaitu menentukan bagaimana melakukan pengintegrasian
seluruh kegiatan operasional perusahaan, mulai dari permintaan produk serta penyediaan
bahan baku dan peralatan; melakukan proses produksi; atau memberikan layanan hingga
menyampaikan hasil produksi atau memberikan layanan kepada pelanggan.

Kewirausahaan 65
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

8. Persediaan, perencanaan kebutuhan material, dan ketepatan waktu pengadaan, yaitu


menentukan berapakah persediaan bahan baku dan persediaan berbagai komponen lain
untuk menunjang kelancaran proses produksi atau kegiatan operasional perusahaan dan
kapan melakukan pemesanan terhadap berbagai bahan baku dan komponen-komponen
yang dibutuhkan tersebut.
9. Penjadwalan jangka pendek dan jangka menengah, yaitu menentukan urutan proses atau
pemberian layanan kepada pelanggan dan bagaimana kegiatan atau proses tersebut
dijalankan.
10. Pemeliharaan, yaitu menentukan bagaimana keandalan proses produksi atau pelayanan
yang diberikan kepada pelanggan dan siapakah yang melaksanakan fungsi pemeliharaan
tersebut sehingga proses pengelolaan kegiatan operasional dapat berjalan dengan baik.

Tujuan Pembelajaran 2:
Definisi Strategi Operasional

Krawjesky dan Ritzman (2002) mendefinisikan strategi operasi sebagai dimensi yang
harus dimiliki oleh sistem produksi suatu perusahaan untuk mendukung permintaan pasar
agar perusahaan tersebut Sedangkan Flahtery (1996) mendefinisikan strategi operasi sebagai
papan rencana perusahaan atau unit bisnis untuk mengembangkan, memperkenalkan, dan
menghasilkan produk agar memuaskan kebutuhan pelanggan lebih baik dari pesaing. Kedua
definisi tersebut memuat adanya orientasi pada pelanggan dan senjata bersaing. Menurut
Schroeder (1989) mendefinisikan strategi operasi adalah suatu visi fungsi operasi yang
menetapkan keseluruhan arah atau daya dorong untuk pengambilan keputusan. Visi ini harus
di integrasikan dengan strategi bisnis dan direfleksikan pada perencanaan formal tapi sering
sekali tidak dilakukan. Strategi operasi seharusnya menghasilkan suatu pola pengambilan
keputusan operasi yang konsisten dan mengahasilkan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Strategi operasi adalah strategi fungsional yang diarahkan oleh strategi bisnis dan akan
menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam keputusan. Schroeder (1989) menjelaskan
hubungan ini empat elemen yang ada yaitu: misi, keunggulan khusus, tujuan, dan kebijakan
merupakan inti dari strategi operasi.

Strategi Operasional
Strategi pertama adalah strategi produsen biaya rendah yang dicirikan oleh produk
yang berdaur hidup panjang, pasar peka terhadap harga dan produk standar. Dalam kasus ini ,

Kewirausahaan 66
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

tujuan operasi lebih ditekankan pada harga, sehingga operasi harus dapat menekan biaya
dengan melakukan kebijakan-kebijakan seperti: proses teknologi tinggi, biaya tenaga kerja
murah, tingkat persediaan rendah, erajat integrasi vertikal tinggi,, serta mutu terjamin.
Strategi yang kedua adalah inovator produk dan pengenalan produk. Menurut Schroeder
(1989) strategi ini umumnya dipakai pada produk baru dengan kemungkinan pasar dapat
berkembang dan keunggulan diperoleh melalui produk yang superior dan dalam jangka
waktu yang singkat. Proses yang mencakup identifikasi, evaluasi serta pengendalian risiko
dalam hal pengelolaan risiko yang bisa mengancam keberlangsungan usaha. (Rahmawaty,
2020).

Penyusunan Standart Operational Procedure (SOP)


Standar Prosedur Operasional (SPO) atau Standart Operational Procedure (SOP)
adalah suatu alur proses yang dibuat dan disusun untuk memudahkan, merapihkan dan
menertibkan pekerjaan. (Anthoni, 2018)
Penjelasan Prosedur:
1. Pembeli memilih barang melalui website sesuai keinginan
2. Pembeli melakukan pemesanan barang
3. Penjual menerima pemesanan barang melalui website
4. Penjual melakukan order ketersediaan barang kepada distributor
5. Distributor menerima order barang
6. Distributor melakukan pemeriksaan ketersediaan barang kemudian menginformasikan
kepada penjual
7. Jika barang tersedia maka akan dilakukan proses packing serta pengiriman barang
8. Jika barang tidak tersedia maka penjual akan memberikan konfirmasi melalui website
kepada pembeli untuk melakukan pemilihan kembali atau perubahan pembelian barang
9. Setelah barang diterima pembeli maka pembeli memeriksa barang tersebut apakah sesuai
dengan pembelian
10. Jika sesuai maka pembeli akan melakukan konfirmasi penerimaan barang
11. Jika tidak sesuai maka barang dikembalikan kepada penjual, yang selanjutnya akan
dilakukan konfirmasi pemeriksaan kembali kepada Distributor.
12. Setelah penjual menerima konfirmasi terima barang dari pembeli maka prosedur
penjualan selesai.

Kewirausahaan 67
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

PROSEDUR PENJUALAN (MELALUI WEBSITE)

PEMBELI PENJUAL DISTRIBUTOR

Start

Memilih Barang Menerima Menerima


Melalui Website Pemesanan Barang Order Barang
Penjual
H+0 H+0

Mempersiapkan Memeriksa dan


Melakukan Order Barang Memberikan Konfirmasi
Pemesanan Kepada Distributor Ketersediaan Barang
Barang

Tidak Barang
Tersedia?
H+3 H+0

Periksa Barang Ya
Diterima H+1

Proses Packing dan


Pengiriman Barang
Sesuai?

Terima Konfirmasi
Tidak
Barang Tidak Sesuai
Ya
H+5 H+3

Konfirmasi Periksa dan


Terima Barang Pengiriman Barang
Kembali

Update Status
Penjualan Barang

H+5

End

Gambar: Contoh Prosedur Penjualan (Melalui Website)

Kewirausahaan 68
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

PROSEDUR PELAYANAN PELANGGAN

PELANGGAN RESTORAN

Start

Memberikan Menu
Memilih Menu
Makanan/Minuman

Memeriksa
Melakukan
Ketersediaan
Pemesanan
Pesanan

Tidak

Terima dan Pesanan


Periksa Pesanan Tersedia?

Ya
Sesuai?
Proses Antar
Pesanan
Ya
Tidak
Konfirmasi
Terima Informasi
Terima Pesanan
Pesanan Tidak
Sesuai

Cetak Tagihan
Terima Tagihan
Pembayaran

Pembayaran Terima Pembayaran


Tagihan Tagihan

End

Gambar: Contoh Prosedur Pelayanan Pelanggan

Kewirausahaan 69
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Keterangan:
1. Pelayan memberikan menu makanan/minuman
2. Pelanggan memilih menu makanan/minuman
3. Pelanggan melakukan pemesanan
4. Pelayan menerima permintaan pemesanan dari pelanggan dan memeriksa ketersediaan
pesanan
5. Jika pesanan tidak tersedia maka pelanggan akan diberikan kembali menu pesanan untuk
memilih pilihan menu kembali
6. Jika pesanan tersedia maka akan disiapkan dan diantar kepada pelanggan oleh pelayan
7. Pelanggan menerima pesanan dan melakukan pemeriksaan pesanan
8. Jika tidak sesuai pesanan maka akan dikembalikan kepada pelayan untuk dilakukan
pemeriksaan pesanan serta diantarkan kembali kepada pelanggan
9. Jika sesuai maka pelanggan akan melakukan konfirmasi kepada pelayan bahwa
pesanannya sudah sesuai
10. Pelayan akan mencetak tagihan dan disampaikan kepada pelanggan
11. Pelanggan menerima tagihan serta segera melakukan pembayaran tagihan di kasir
12. Pelayan kasir menerima pembayaran tagihan dari pelanggan

Pentingnya Standart Operational Procedure (SOP) dalam suatu perusahaan


diantaranya merupakan suatu standar kerja yang dibuat sebagai pedoman untuk menjalankan
operasional perusahaan. Standart Operational Procedure (SOP) dibuat dan ditetapkan oleh
masing-masing bagian serta masing-masing proses kerja yang mendukung pekerjaan
operasional secara keseluruhan. Apabila tidak ada Standart Operational Procedure (SOP)
yang jelas dan benar maka dapat terjadi hal yang tidak sinkron terhadap proses pekerjaan
bagian lain, atau lebih sederhanny aadalah Standart Operational Procedure (SOP)
merupakan suatu jembatan komunikasi sinergi antar divisi atau unit kerja perusahaan.
Kesalahan yang sering dilakukan dalam penyusunan Standart Operational Procedure (SOP)
1. Tidak melakukan koordinasi terlebih dulu dengan pihak terkait dalam penyusunan
Standart Operational Procedure (SOP) sehingga terjadi ketidaksesuaian prosedur
dengan bagian lain.
2. Penyusunan Standart Operational Procedure (SOP) yang kurang lengkap dan tidak
menyeluruh.
3. Standart Operational Procedure (SOP) yang sulit dipahami dan dimengerti oleh user
atau pengguna Standart Operational Procedure (SOP).

Kewirausahaan 70
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

4. Sosialisasi yang kurang memadai terkait pelaksanaan Standart Operational Procedure


(SOP)
5. Standart Operational Procedure (SOP) yang berbelit-belit dan tidak fokus terhadap
tujuan kerja
6. Standart Operational Procedure (SOP) yang terlalu ringkas atau terlalu panjang
prosesnya sehingga dapat terjadi multi tafsir dalam pelaksanaan oleh user.
7. Tidak ada keterangan atau penjelasan dari Standart Operational Procedure (SOP)
tersebut.
Bagaimana membuat sop yang baik dan benar?
1. Menyebutkan divisi/bagian/unit kerja yang terkait dengan Standart Operational
Procedure (SOP) tersebut.
2. Alur proses Standart Operational Procedure (SOP) yang jelas dan lengkap.
3. Terdapat keterangan dan penjelasan Standart Operational Procedure (SOP)
4. Keterangan dan penjelasan yang singkat jelas, mudah dipahami dan lengkap.
5. Dalam proses penyusunan melibatkan seluruh pihak yang terlibat dalam alur proses
Standart Operational Procedure (SOP)

Tujuan Pembelajaran 3:
Definisi Manajemen Resiko Operasional

Risiko merupakan hal yang secara alami dapat menimpa kehidupan manusia, baik itu
dalam kehidupan sehari-hari atau pada dunia bisnis dan usaha komesial dan non komersial.
Intinya apapun itu kegiatan manusia tidak akan terlepas dari risiko. Risiko operasional yang
dapat dijelaskan juga sebagai tipe risiko yang paling tua atau lama ada dalam kehidupan
namun paling sedikit dipahami dan dimengerti dibandingkan dengan tipe-tipe risiko lainnya,
misalnya risiko pasar, dan lainnya. Risiko operasional adalah risiko inheren dalam suatu
proses aktifitas operasional. Risiko inheren merupakan risiko yang melekat pada kegiatan
bisnis, baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak berpotensi terhadap posisi
keuangan lembaga (M. Hanafi, 2016)
Risiko kerugian yang disebabkan oleh suatu proses internal lembaga yang kurang
memadai, terjadi karena kesalahan atau kelalaian manusia, kegagalan sistem atau adanya
kejadian atau peristiwa dari eksternal yang dapar mempengaruhi suatu lembaga atau
organisasi dinamakan risiko operasional. Jenis risiko operasional dapat dikelompokan
menjadi beberapa tipe dan bagian kejadian diantaranya eksternal fraud, internal fraud,

Kewirausahaan 71
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

praktek ketenagakerjaan, keselamatan lingkungan kerja, nasabah, produk, praktek bisnis dan
usaha, kerusakan fisik dari asset yang dimiliki, gangguan aktivitas bisnis, terjadi kegagalan
dan kendalan system serta kesalahan dari pelaksanaan proses juga eksekusi suatu pekerjaan
atau kegiatan. Beberapa kategori risiko operasional dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
diantaranya:
1. Risiko kegagalan proses internal merupakan risiko yang dapat terjadi di dalam internal
lembaga atau organisasi yang disebabkan oleh kesalahan prosedur dalam
pengelolaannya. Misalnya kelengkapan dokumen yang tidak memadai atau tidak
lengkap, kesalahan melakukan transaksi, kesalahan pemasaran produk, pengendalian
atau pengawasan yang tidak memadai dan pelaporan yang kurang memadai sehingga
kepatuhan yang semestinya dilakukan sesuai ketentuan tidak terpenuhi.
2. Risiko kegagalan mengelola sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan
asset perusahaan yang penting dalam pelaksanaan operasional, namun juga merupakan
sumber risiko operasional bagi perusahaan. Risiko sumber daya manusia tersebut dapat
terjadi akibat kelalaian yang disengaja maupun tidak sengaja. Hal ini dapat dicontohkan
misalnya dengan pelatihan karyawan atau pegawai ayng tidak berkualitas, tingginya
pergantian atau keluar masuknya karyawan, pengelolaan manajemen yang buruk, terjadi
kecelakaan kerja, terlalu bergantung dengan karyawan tertentu serta integritas karyawan
atau pegawai yang kurang baik.
3. Risiko sistem yang dalam prakteknya dinamakan dengan sistem informasi beserta
seluruh turunan kegiatannya memberikan kontribusi yang signifikan bagi suatu
organisasi, lembaga atau perusahaan. Pada sisi lain penggunaan sistem tersebut juga
dapat memunculkan risiko baru bagi organisasi tersebut, seperti halnya suatu perusahaan
sangat bergantung pada sistem komputer. Selanjutnya suatu risiko yang terjadi pada
sistem komputer tersebut akan semakin tinggi bersamaan dengan ketergantungan pada
sistem komputer tersebut. Contohnya kerusakan data pada database, kesalahan coding
atau pemograman, keamanan sistem yang kurang baik dan aman, penggunaan teknologi
baru yang belum teruji ketangguhannya serta terlalu mengandalkan suatu model tertentu
dalam pengambilan keputusan organisasi. (M. Hanafi, 2016)
4. Risiko eksternal yang merupakan risiko yang terjadi diluar kendali organisasi. Kejadian
karena risiko eksternal umumnya jarang terjadi namun biasanya mempunyai dampak
yang besar bagi organisasi. Selain itu karena ketidaksiapan menghadapi risiko tersebut
mengakibatkan terkadang dampaknya tidak dapat terukur sebelumnya. Contohnya listrik

Kewirausahaan 72
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

mati dalam jangka waktu yang lama, perampokan dan pencurian, kebakaran atau
bencana alam.

C. LATIHAN
1. Jelaskan mengenai manajemen operasional dan mengapa begitu penting dalam
perusahaan?
2. Bagaimana membuat Standart Operational Procedure (SOP) yang baik dan tepat?
Jelaskan pula kendala-kendala yang dihadapi dalam penyusunannya? Jelaskan?
3. Dari beberapa pengelompokan kategori risiko operasional, risiko operasional
mana yang paling tinggi tingkat risikonya atau yang paling fatal pengaruhnya (jika
ada) menurut Anda, jelaskan?

Kewirausahaan 73
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

PERTEMUAN 10
PENYEDIAAN SUMBER DAYA MANUSIA OPERASIONAL USAHA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam kesempatan bab ini menjelaskan tentang tata kelola sumber daya manusia
dimana Saudara/i diharuskan mampu:
1. Menguasi pemahaman tentang penjelasan sumber daya manusia dan bagaimana
menyediakan sumber daya manusia operasional usaha.
2. Menjelaskan tentang bagaimana penyediaan sumber daya manusia untuk usaha.

B. URAIAN MATERI

Tujuan Pembelajaran 1:
Pengertian Sumber Daya Manusia

Arti Dari Sumber Daya Manusia

Arti dari sumber daya manusia telah banyak dirujuk dari berbagai sumber, merujuk
pada personal individu yang ada dalam organisasi kewiraswastaan yang mencurahkan
sumbangsih yang bernilai pada suatu pencapaian tujuan dalam sistem organisasi
kewirausahaan. Sumbangsih ini tentu saja merupakan hasil produktivitas terkait posisi dan
jabatan yang mereka jalankan dalam organisasi. Jika menggunakan sumber daya yang tidak
tepat maka dalam pelaksanaannya tidak dapat memberikan sumbangsih yang berarti untuk
pencapaian tujuan organisasi. Penyedia sumber daya manusia dalam organisasi bertugas
untuk mendapatkan sumberdaya manusia dengan melakukan seleksi penerimaan sehingga
menjadi hal penting bagi keberlangsungan usaha. Tingkat produktivitas pada setiap
organisasi wirausaha ditentukan bagaimana sumber daya manusia yang ada pada organisasi
tersebut dapat berinteraksi juga bersinergi bergabung untuk dapat memaksimalkan potensi
sumber daya yang dimiliki. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas
organisasi kewirausahaan dalam menentukan jabatan setiap sumber daya manusia serta
tingkat ketepatan posisi masing-masing individu dalam organisasi diantaranya seperti latar
belakang pendidikan, pengalaman kerja dan usia.
Anwar Prabu Mangkunegara menjelaskan pendapatnya mengenia sumber daya
manusia merupakan suatu perencanaan organisasi, pelaksanaan serta pengawasan terhadap

Kewirausahaan 74
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

adanya kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian,


pemeliharaan serta pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan dari organisasi
kewirausahaan. Selain itu, Handoko menjelaskan pendapatnya mengenai sumber daya
manusia (SDM) adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan serta penggunaan
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan individu maupun tujuan dari organisasi.
Berdasarkan pendapat dari Sonny Sumarsono (2003) menjelaskan mengenai sumbar
daya manusia merupakan jasa atau usaha kerja yang dapat diberikan dalam proses produksi.
Sumber daya manusia menggambarkan dan menjabarkan kualitas usaha yang dilakukan oleh
seseorang dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilkan suatu barang dan jasa.
Pada penjelasan dalan “The Human Resources Glosarium” dari The Balance Careers
menjelaskan bahwa William R Tracey menjabarkan pemahaman sumber daya manusia
sebagai orang-orang yang menjadi staf serta mengoperasikan suatu organisasi atau
perusahaan.
Sementara untuk arti atau definisi manajemen sumber daya manusia yaitu:
1. Berdasarkan (Henry Simamora, 1999) menjelaskan manajemen sumber daya manusia
adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan
pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja. MSDM juga
menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan personalia,
pengembangan karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan
hubungan perburuhan yang mulus.
2. Sesuai dengan penjelasan (Rival, 2005) manajemen sumber daya manusia merupakan
salah satu bidang dari manajemen umum yang mencakup sisi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.
3. Berdasarkan pendapat (Sofyandi, 2009) menjelaskan manajemen sumber daya manusia
diartikan sebagai suatu strategi dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen
yaitu planning, organizing, leading and controlling, dalam setiap aktifitas atau fungsi
operasional sumber daya manusia mulai dari proses penarikan, seleksi, pelatihan dan
pengembangan, penempatan yang meliputi promosi, demosi dan transfer, penilaian
kinerja, pemberian kompensasi, hubungan industrial, hingga pemutusan hubungan kerja,
yang ditujukan bagi peningkatan kontribusi produktif dari sumberdaya manusia
organisasi terhadap pencapaian tujuan organisasi secara lebih efektif dan efisien.
4. Menurut pendapat (Desseler, 2015) menjabarkan manajemen sumber daya manusia
adalah proses untuk memperoleh, melatih, menilai, dan mengompensasi karyawan dan

Kewirausahaan 75
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

untuk mengurus relasi tenaga kerja, kesehatan dan keselamatan, serta hal-hal yang
berhubungan dengan keadilan.
5. Berdasarkan menurut (Nawawi, 2011) menjelaskan manajemen sumber daya manusia
merupakan konsep pengertian yang erat  kaitannya dengan pengelolaan sumber daya
manusia atau pegawai dalam  perusahaan. Sumber daya manusia dapat juga disebut
sebagai personil. Tenaga kerja, pekerja, karyawan, potensi manusiawi sebagai penggerak
organisasi dalam mewujudkan eksistensinya, atau potensi yang merupakan aset dan
berfungsi sebagai modal non material dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan
menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
6. Sesuai pendapat (Mathis & Jackson, 2012) bahwa manajemen sumber daya manusia
dapat diartikan sebagai ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja
agar efektif dan efisien dalam penggunaan kemampuan manusia agar dapat mencapai
tujuan di setiap perusahaan.
7. Dalam pandangannya (Gary Dessler, 2010) menjabarkan mengenai manajemen sumber
daya manusia merupakan kebijakan dan latihan untuk memenuhi kebutuhan karyawan
atau aspek-aspek yang terdapat dalam sumber daya manusia seperti posisi manajemen,
pengadaan karyawan atau rekrutmen, penyaringan, pelatihan, kompensasi, dan penilaian
prestasi kerja karyawan.
8. Berdasarkan pendapat (Noe, Hollenbeck, Gerhart, serta Wright, 2011) bahwa manajemen
sumber daya manusia adalah kombinasi kebijakan, praktik dan sistem yang
mempengaruhi kebiasaan, tingkah laku dan performa karyawan dalam aktivitas
berorganisasi. Dalam paparannya, mereka memberikan rincian aktivitas sumber daya
manusia, seperti analisis dan desain pekerjaan, perencanaan sumber daya manusia,
merekrut sumber daya manusia, memilih sumber daya manusia, pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia, pemberian kompensasi, manajemen performa,
serta relasi antara karyawan.
9. Sesuai pendapat dari (Tulus, dalam Suharyanto dan Hadna, 2005) dijelaskan bahwa
manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan tenaga kerja dimaksud
membantu tujuan organisasi, individu dan masyarakat.

Kewirausahaan 76
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Tujuan Pembelajaran 2:
Penyediaan Sumber Daya Manusia Untuk Usaha

Penyediaan Sumber Daya Manusia Untuk Usaha

Usaha penyediaan sumber daya manusia mempunyai beberapa langkah untuk


mendapatkan pekerja bagi organisasi kewirausahaan untuk beberapa posisi yang belum
mempunyai sumber daya manusia atau posisi yang masih kosong. Dalam pencarian dan
penetapan sumber daya manusia tersebut terdapat 4 (empat) langkah yang berurutan seperti
tahap perekrutan, tahap seleksi, tahap pelatihan serta tahap penilaian hasil. Proses yang
dilakukan ini dapat digunakan untuk mengisi lowongan manajerial maupun non manajerial.
Perekrutan sumber daya manusia adalah langkah pertama dalam menyediakan tenaga
kerja bagi organisasi kewirausahaan untuk setiap posisi yang kosong. Perekrutan tenaga kerja
atau sumber daya manusia ini merupakan penyaringan tahap awal dari calon pekerja yang
tersedia untuk mengisi suatu posisi tertentu. Tujuan dari tahap perekrutan ini adalah untuk
memperkecil atau mempersempit jangkauan pilihan dari jumlah calon sumber daya yang
besar menjadi lebih sedikit dari sumber daya manusia yang akan di rekrut.
Agar efektif, wiraswastawan harus mengetahui jabatan yang pada akhirnya akan diisi
oleh calon karyawan, dimana sumber daya manusia potensial bisa diperoleh, dan bagaimana
mempengaruhi usaha perekrutan. Analisis jabatan adalah teknik yang umumnya digunakan
untuk mendapatkan pengertian mengenai suatu posisi. Analisis jabatan pada dasarnya adalah
prosedur yang ditujukan pada penetuan aktivitas jabatan apa yang akan dilakukan dan tipe
individu bagaimana yang sebaiknya disewa untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Deskripsi
jabatan adalah istilah yang dilakukan, sementara istilah spesifikasi jabatan menunjuk pada
karakteristik individu yang sebaiknya disewa untuk mengisi suatu jabatan.
Disamping suatu pengetahuan yang mendalam mengenai posisi organisasi yang akan
diisi, wiraswastawan harus mampu menunjukan sumber dari sumber daya manusia. Suatu
kendala didalam menemukan hal ini adalah kenyataan bahwa suplai individu-individu yang
akan dipilih pada pasar tenaga kerja senantiasa berubah. Pada dasarnya, terdapat saat-saat
dimana menemukan sumber daya mausia yang tepat adalah jauh lebih sulit dibadingkan pada
waktu-waktu lainya. Secara keseluruhan, sumber-sumber dari sumber daya manusia yang
tersedia untuk mengisi posisi bisa dikategorikan dengan dua cara yaitu sumber yang berada
didalam organisasi kewiraswastaan dan sumber yang berada diluar organisasi
kewiraswastaan. Sekelompok karyawan yang sekarang ada dalam suatu organisasi

Kewirausahaan 77
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

kewiraswataan adalah satu sumber dari sumber daya manusia yang mungkin memiliki
kualifikasi terbaik untuk suatu posisi yang kosong. Walaupun personalia yang ada biasanya
bergerak secara lateral dalam suatu organisasi, sebisanya mempunyai keuntungan yaitu
membangun moral, mendorong karyawan untuk bekerja lebih keras dengan harapan akan
mendekatan promosi, dan membuat individu cenderung tinggal dengan organisasi
kewiraswastaan tertentu karena kemungkinan promosi dimasa depan.
Jika untuk beberapa alasan suatu posisi tidak bisa diisi oleh seorang yang berasal dari
dalam organisasi kewiraswastaan, sejumlah sumber calon tenaga kerja tersedia diluar
organisasi. Beberapa dari sumber tersebut, pertama Pesaing. Satu sumber eksteral sumber
daya manusia umumnya terbuka adalah organisasi kewiraswastaan pesaing. Karena terdapat
beberapa keuntungan membajak sumber daya manusia dari pesaing, tipe pembajakan ini telah
menjadi praktik yang umum. Diantara keuntungan-keuntungannya adalah pesaing akan harus
membayar pelatihan individu sampai saat penyewaan, organisasi kewiraswastaan pesaing
mungkin akan agak diperlemah dengan kehilangan individu, dan sekali disewa, individu
menjadi sumber informasi yang berharga mengenai bagaimana cara terbaik untuk bersaing
dengan bekas organisasinya. Meliputi badan penempatan kerja. Suatu agen penempatan kerja
adalah suatu organisasi yang mengkhususkan diri didalam menyesuaikan individu dengan
organisasi. Agen-agen tersebut membantu orang-orang untuk menemukan pekerjaan dan
organisasi untuk menemukan pekerjaan dan organisasi untuk menemukan tenaga kerja.
Pembaca dari terbitan-terbitan tertentu. Mungkin sumber tenaga kejra manusia yang
potensial yang paling luas adalah pembaca dan publikasi-publikasi tertentu. Untuk bisa
menemukan sumber ini, wiraswastawan bisa memasang iklan pada media massa.
Iklan tersebut hendaknya menguraikan posisi yang lowong secara mendetail dan
mengumumkan bahwa organisasi kewiraswastaan menerima lamaran dari individu yang
memiliki kualifikasi. Tipe posisi yang hendak diisi menetukan tipe publikasi dimana suatu
iklan hendak dipasang. Tujuanya untuk mengisi lowongan tersebut. Lembaga-lembaga
pendidikan. Beberapa wiraswastawan pergi secara langsung ke perguruan tinggi untuk
mewawancarai mahasiswa-mahasiswa yang mendekati kelulusan. Sekolah bisnis, sekolah
teknik, sekolah seni, dan lain-lain mempunyai sumber daya yang agak berbeda untuk
ditawarkan. Usaha penarikan tenaga kerja hendaknya dipusatkan pada sekolah-sekolah
dengan kemungkinan tertinggi untuk menyediakan sumber daya manusia semestinya bagi
lowong.
Langkah pokok kedua yang terlibat dalam penyediaan sumber daya manusia yang
tepat bagi organisasi kewiraswastaan adalah seleksi. Seleksi adalah pemilihan individu untuk

Kewirausahaan 78
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

disewa dari semua individu-individu yang telah direkrut. Dengan ini, seleksi bergantung pada
dan menyertai penarikan tenaga kerja (Recruitment). Proses seleksi biasanya diwakili oleh
serangkaian tahap melalui mana calon tenaga kerja harus melewatinya untuk bisa disewa.
Tiap tahap yang berurutan mengurangi kelompok total dari calon tenaga kerja, sampai
akhirnya satu individu bisa disewa.
1. Testing : Testing bisa didefiisikan sebagai penelitian kualitas sumber daya manusia yang
relevan untuk melakukan tugas atau jabatan yang tersedia. Tujuan dari testing adalah
untuk meningkatkan keberhasilan pemilihan sumber daya manusia yang sesuai bagi
organisasi kewiraswastaan. walaupun banyak jenis tes yang tersedia bagi pengguaan
organisasional, tes tersebut umumnya dibagi menjadi empat kategori:
a. Tes bakat, tes ini mengukur potensi individu untuk melaksanakan beberapa tugas. Tes
bakat ini dibedakan dengan pengukuran kecerdasan umum, sementara yang lainnya
mengukur kemampuan khusus seperti mekanikal, wawasan.
b. Tes pencapaian, tes yang mengukur tingkat keterampilan atas pegetahuan yang
dimiliki oleh individu dalam bidang tertentu dinamakan tes pencapaian. Keterampilan
dan pengetahuan ini mungkin diperoleh melalui berbagai aktivitas pelatihan atau
pengalaman nyata pada bidang tersebut.
c. Tes minat vokasional, tes tersebut berusaha mengukur minat individu didalam
melaksanakan berbagai jenis aktivitas dan diatur dengan asumsi bahwa orang-orang
tertentu melaksanakan tugas dengan baik karena aktivitas pekerjaan tersebut menarik
bagi mereka. Tujuan dasar dari tipe tes ini adalah untuk membantu memilih individu-
individu yang menemukan aspek tertentu dari posisi yang lowong adalah menarik.
d. Tes kepribadian, tes kepribadian berusaha untuk menguraikan dimensi kepribadian
individu, seperti kematangan emosional, subjektivitas atau objektivitas tes
kepribadian bisa digunakan secara menguntungkan jika karekteristik kepribadian
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik pada suatu pekerjaan tertentu
yang didefinisikan dengan baik dan jika individu memiliki karakteristik tersebut bisa
ditunjuk dan dipilih.
2. Pusat-pusat penilaian (Assaament Center): Peralatan lain yang sering digunakan untuk
membantu meningkatkan keberhasilan seleksi karyawan adalah pusat penilaian.
Walaupun konsep pusat penilaian terutama adalah sebagai alat bantu dalam seleksi, alat
ini juga telah digunakan sebagai alat bantu pada bidang-bidang seperti pelatihan sumber
daya manusia dan pengembangan organisasi. Pusat penilaian adalah suatu program,
bukannya tempat dimana peserta tergabung dalam sejumlah individu dan kelompok

Kewirausahaan 79
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

latihan yang dibentuk untuk mensimulasi aktivitas-aktivitas penting pada tingkat dimana
peserta berharap untuk bisa mencapai suatu tingkatan tertentu. Latihan tersebut mungkin
termasuk aktivitas-aktivitas seperti berpartisipasi dalam diskusi tanpa pemimpin,
memberikan beberapa tipe presetasi secara lisan, atau memimpin suatu kelompok untuk
memecahkan masalah yang diberikan. Menurut konsep pusat penilaian, individu yang
melakukan aktivitas-aktivitas tersebut diamati oleh manajer atau pengawas yang terlatih
untuk mengevaluasi baik kemampuan maupun potensinya.
3. Pelatihan (Training) : Sesudah penarikan dan seleksi tenaga kerja, langkah berikutnya
didalam memberikan sumber daya yang tepat pada organisasi kewiraswastaan adalah
pelatihan. Pelatihan adalah proses pengembangan kualitas sumber daya manusia yang
pada akhirnya akan membuat sumber daya tersebut menjadi lebih produktif dan
karenanya bisa memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan organisasional. Oleh
karena itu, tujuan dari pelatihan adalah untuk meningkatkan produktivitas dari individu-
individu dalam tugas mereka dengan mempengaruhi perilaku mereka. Pelatihan individu-
individu pada dasarnya merupakan suatu proses empat langkah yaitu:
a. Penentuan kebutuhan pelatihan : Langkah pertama dalam proses pelatihan adalah
penentuan kebutuhan pelatihan yang ada dalam suatu organisasi kewiraswastaan.
Kebutuhan pelatihan adalah bidang informasi atau bidang keterampilan dari individu-
individu atau kelompok yang perlu dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan
produktivitas organisasional dari individu-individu atau kelmpok tersebut.
b. Perancangan program pelatihan : Sekali kebutuhan telah ditentukan, suatu program
pelatihan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus dirancang. Pada
dasarnya, perancangan suatu program berarti penggabungan berbagai tipe kenyataan
dan aktivitas-aktivitas yang akan dipenuhi oleh kebutuhan pelatihan yang terbentuk.
Jelasnya, ketika kebutuhan pelatihan berubah, kenyataan dan aktivitas-aktivitas yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan berubah.
c. Penanganan program pelatihan : Langkah berikutnya dari proses pelatihan adalah
yang sesudahnya program pelatihan, atau pelatihan individu-individu yang
sesungguhnya. Berbagai teknik yang ada untuk menyalurkan informasi yang
diperlukan dan pengembangan keterampilan yang dibutuhkan dalam program
pelatihan. Beberapa teknik tersebut adalah:
1) Teknik penyaluran informasi : dua teknik utama dalam penyaluran informasi
dalam program pelatihan adalah ceramah, mungkin teknik paling luas digunakan
didalam menyalurkan informasi pada program pelatihan adalah ceramah. Bass dan

Kewirausahaan 80
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Vaughn mendefinisikan ceramah sebagai situasi komunikasi satu arah dimana


instruktur menyajikan informasi kepada kelompok pendengar. Selanjutnya, proses
belajar terprogram adalah teknik lain yang umumnya digunakan untuk
menyalurkan informasi dalam program pelatihan adalah proses belajar
terprogram. Proses belajar terprogram adalah teknik instruksi tanpa adanya atau
campur tangan instruktur.
2) Teknik pengembangan keterampilan : Teknik pengembangan keterampilan dalam
program pelatihan dibagi menjadi dua kategori luas yaitu teknik dalam jabatan
untuk mengembangkan keterampilan (on the job techniques for developing skill)
dan teknik ruang kelas untuk mengembangkan keterampilan (classroom
techniques for development skills). Teknik pengembangan keterampilan dalam
jabatan biasanya tercantum dalam jabatan. Teknik tersebut merupakan campuran
dari pengetahuan dan pengalaman tersebut dan meliputi choaching, perputaran
posisi, dan komite proyek khusus. Pengembangan keterampilan dalam ruang
kelas meliputi berbagai tipe permainan manajemen dan suatu macam aktivitas
bermain peran. Format paling umum bagi permaianan manajemen membutuhkan
suatu kelompok kecil dari siswa, latihan untuk membuat dan kemudian
mengevaluasi berbagai keputusan manajemen. Format bermain peran umumya
melibatkan suatu tindakan dan kemudian tercermin atas berbagai masalah yang
berorientasi pada orang-orang yang harus dipecahkan dalam organisasi.
3) Evaluasi program pelatihan : Sesudah program pelatihan selesai, program tersebut
hendaknya dievaluasi keefektifannya. Karena program pelatihan merupakan suatu
investasi biaya, manajemen hendaknya mendapatkan hasil pengembalian yang
layak. Biaya-biaya mencakup bahan-bahan, waktu bagi pelatih, dan kehilangan
prduksi akibat individu-individu yang dilatih dan bukanya bekerja. Pada dasarnya,
program pelatihan harus dievaluasi untuk menentukan apakah program tersebut
memenuhi kebutuhan dimana program tersebut dirancang.

C. TUGAS/LATIHAN
1. Memahami tentang pengertian sumber daya manusia dan manajemen sumber daya
manusia:
a. Sebutkan definisi sumber daya manusia dan manajemen sumber daya
manusia?

Kewirausahaan 81
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

b. Apa bedanya antara pengertian sumber daya manusia dengan manajemen


sumber daya manusia?
c. Bagaimana sebaiknya sumber manusia itu dapat terampil?
2. Menjelaskan tentang bagaimana penyediaan sumber daya manusia untuk usaha:
a. Sebutkan tahapan dan proses penyediaan sumber daya manusia?
b. Bagaimana kesulitan dalam penyediaan sumber daya manusia?
c. Langkah efektif yang seperti apa dalam hal menghindari sumber daya manusia
yang tidak dapat mendukung usaha yang dijalankan?
d. Bagaimana cara untuk memastikda proses penyediaan sumber daya manusia
yang tepat sasaran?

Kewirausahaan 82
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

PERTEMUAN 11
TATA KELOLA KEUANGAN USAHA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tata kelola keuangan usaha diantaranya:
1. Memahami Pengantar UMKM dan Manajemen.
2. Memahami Tata Kelola Keuangan Usaha

B. DESKRIPSI MATERI

Tujuan Pembelajaran 1:
Pengantar UMKM dan Manajemen

Perusahaan atau setiap lembaga yang begerak dibidang komersial harus tetap dan
selalu melakukan tata kelola keuangan usaha yang baik dan benar sehingga segala kegiata
usahanya dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Berbagai usaha dalam melaksanakan tata
kelola keuangan tersebut dapat menghadirkan hasil yang baik jika dirancang, ditetapkan dan
dijalankan dengan baik.
(Sailendra et al., 2020) salah satu pilar perekonomian bangsa diantaranya adalah
koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) selain juga berkontribusi besar
dalam penopang perekonomian bangsa. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan
Koperasi, merupakan salah satu pilar dan tulang punggung perekonomian bangsa, yang
menyerap banyak tenaga kerja dan kesempatan berusaha pada sektor informal. Pandemi
Covid-19 dan disrupsi industri 4.0 telah merubah tatanan sosial-ekonomi, turut
mempengaruhi jenis industri ini. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh UMKM dan
Koperasi saat ini, masih rendahnya literasi akuntansi dan tatakelola keuangan, ditambah
dengan transformasi tatanan sosial-ekonomi dari sistem konvensional ke sistem digital. Salah
satu solusi untuk meningkatkan pengetahuan UMKM dan Koperasi terhadap dunia digital
yang berhubungan dengan literasi akuntansi dan tatakelola keuangan yaitu melalui pelatihan,
pendampingan dan penelitian. Pelatihan, pendampingan dan penelitian terhadap para pelaku
UMKM dan Koperasi ini dilakukan dengan metode berinteraksi langsung melalui tatap muka

Kewirausahaan 83
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

dan observasi lapangan. Implikasi dari hasil pelatihan, pendampingan dan penelitian,
merekomendasikan agar pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh akademisi
bersinergi dengan Dinas Koperasi dan UMKM, perlu terus dilakukan secara
berkesinambungan. Karena, dengan pelatihan dan pendampingan yang berkesinambungan,
literasi dan keterampilan akuntansi berbasis SAK ETAP dan tatakelola keuangan berbasis
teknologi digital Android UMKM dapat ditingkatkan. Sehingga efisiensi dan kinerja usaha
dapat tercapai. Terutama pada era pandemi Covid-19 dan normal baru, agar pelaku usaha
UMKM tetap dapat eksis dan mampu berkompetisi dalam menghadapi persaingan usaha.
(Putra & Abdul Ghani, 2020) menjelaskan bahwa Dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian masyarakat ini menunjukkan, bahwa peserta dapat mengenal dan mempraktekkan
membuat pencatatan dan transaksi yang terjadi sehari-hari pada usaha mereka. Hasil yang di
capai dari pelatihan ini 70% para peserta sudah bisa menyusun laporan keuangan dangan
baik. Sedangkan 30% dari peserta masih mengalami kendala dalam menyusun laporan
keuangan karena masih kesulitan dalam menentukan mana akun yang akan dimasukkan
kedalam laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca dan laporan arus kas.
(Irawati et al., 2020) menjabarkan penjelasan dalam jurnalnya bahwa Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro Kecil Menengah, Yayasan
Dian Mandiri berkomitmen untuk menjadi aset bagi bangsa Indonesia sesuai dengan visinya
mentransformasi kehidupan melalui pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Komitmen pengembangan Usaha ini diwujudkan dengan membantu pengembangan kegiatan
usaha mitra. Dalam pengembangan usaha, para mitra seringkali menghadapi permasalahan
dalam perencanaan keuangan kegiatan usaha mereka, terutama di masa pandemi ini. Dengan
adanya kegiatan pengabdian masyarakarat ini, diharapkan menjadi solusi terhadap
permasalahan tata kelola keuangan mitra Dian Mandiri. Selanjutnya, melalui program
pengajaran tentang tata kelola keuangan sederhana dari Universitas Pamulang diharapkan
menjadi sarana pemberdayaan masyarakat sekitar.
(Wahyuningsih & Fahmie, 2019) menjelaskan dalam jurnalnya bahwa penelitian yang
dilakukan ini merupakan tahap pertama yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
kendala yang dihadapi serta pandangannya terhadap informasi keuangan dengan melalukan
identifikasi dan menganalisa kondisi objek penelitian, Penelitian dilakukan dengan menyebar
200 kuisioner kepada UMKM Kota Bogor. Hasilnya menunjukan bahwa permodalan
umumnya berasal dari modal sendiri (91%). Omzetnya masih dibawah 30 juta Rupiah
perbulan (72%). Pembukuan dilakukan secara sederhana (95%). Mereka memandang laporan
keuangan tidak perlu dilakukan (47%), selain itu sebanyak 25% tidak mengetahui bagaimana

Kewirausahaan 84
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

cara membuat laporan keuangan. Sebanyak 82% belum mengetahui SAK EMKM. Namun
demikian mereka menganggap laporan keuangan merupakan hal yang penting dalam
menjalankan usahanya (75%). Mereka berharap informasi keuangan dapat mengatasi
kesulitan yang selama ini dihadapi dan mampu menghasilkan informasi keuangan yang
mereka butuhkan.
(Febriyantoro et al., 2019) dalam jurnal pelatihan yang telah dilakukan menjelaskan
bahwa Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yang dihadiri oleh 25
peserta dari pelaku UMKM di lingkungan PKK Tiban Global. Berdasarkan dari hasil dan
pembahasan pada kegiatan ini, pelaku UMKM dibekali tentang pendidikan kewirausahaan,
strategi pemasaran yang efektif dan pengelolaan keuangan sederhana serta mengenali
berbagai skema pembiayaan yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM. Pelatihan ini
memberikan pemahaman dan perbaikan bagi pelaku UMKM dalam pengelolaan usahanya,
beberapa perbaikan yang bisa dilakukan para UMKM yaitu perbaikan karakter dalam
menjalankan usahanya, karena para UMKM selalu dihadapkan dengan tantangan baru seperti
perkembangan teknologi, munculnya usaha baru yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat berpengaruh pada jalannya usaha, merencanakan dan mengatur keuangan
usaha dengan tepat, pemasaran yang lebih efektif dengan penggunaan sosial media dan iklan
berbayar seperti instagram ads maupun facebook ads, perbaikan berikutnya yaitu akses
permodalan yang bisa didapatkan oleh pelaku UMKM melalui lembaga-lembaga yang
ditunjuk dalam pengalokasian dana bagi pelaku UMKM.
(Sanjaya & Nuratama, 2021) menerangkan secara umum sebagian besar para pelaku
usaha termasuk usaha UMKM akan berfikir bagaimana agar usaha yang dijalankan dapat
berkembang? Sebagian lagi berfikir bagaimana mendapatkan modal tambahan agar dapat
mengembangkan usaha, karena diyakini tidak usaha tidak dapat berkembang apabila tidak
mendapatkan tambahan modal usaha. Dalam prespektif usaha, UMKM diklasifikasikan
dalam 4 (empat) kelompok (Bank Indonesia, 2015), yaitu:
1. UMKM sector informal, seperti pedagang kaki lima.
2. UMKM Mikro merupakan para dengan kemampuan dan sifat pengerajin namun kurang
mimiliki jiwa kewirausahaan dalam mengembangkan usahanya.
3. Usaha Kecil Dinamis merupakan kelompok yang mampu berwirausaha dengan menjalin
Kerjasama, misalnya menerima pekerjaan sub kontrak serta ekspor.
4. Fast Moving Enterprise adalah UMKM yang memiliki kewirausahaan yang cakap dan
telah siap bertransformasi menjadi usaha besar.

Kewirausahaan 85
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 menjelaskan bahwa Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) merupakan perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang
atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu.
Pada umumnya, pengusaha kecil kurang memperhatikan strategi pengelolaan bisnis bahkan
tidak memiliki rencana pengembangan usaha. Mereka berfokus bagaimana menjual barang
tanpa memikirkan bagaimana melakukan perbaikan kepada produk yang mereka pasarkan
supaya lebih baik.

Karakter usaha UMKM dapat dijelaskan sebagai berikut:


Usaha Mikro:
1. Jenis barang atau komoditi tidak selalu tetap; sewaktuwaktu dapat berganti.
2. Tempat usahanya tidak selalu menetap; sewaktu-waktu dapat pindah tempat.
3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun.
4. Tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.
5. Sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai.
6. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.
7. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian sudah akses ke lembaga
keuangan non bank.
8. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk Nomor
Pokok Wajib Pajak.
9. Contoh: Usaha perorangan dagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar.

Usaha Kecil
1. Jenis barang atau komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang
berubah.
2. Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah pindah.
3. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana.
4. Keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga.
5. Sudah membuat neraca usaha.
6. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.
7. Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha.
8. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam keperluan modal.
9. Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business
planning.

Kewirausahaan 86
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

10. Contoh: Pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang qq pengumpul lainnya.

Usaha Menengah
1. Memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, dengan pembagian tugas yang jelas
antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi.
2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan
teratur sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk
oleh perbankan.
3. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan.
4. Sudah memiliki persyaratan legalitas antara lain izin tetangga.
5. Sudah memiliki akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan.
6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
7. Contoh: Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.

Usaha Besar
Usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional
milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi
di Indonesia

Selain itu, berdasarkan aspek komoditas yang dihasilkan, UMKM juga memiliki karakteristik
tersendiri antara lain:
1. Kualitasnya belum standar. Karena sebagian besar UMKM belum memiliki kemampuan
teknologi yang memadai. Produk yang dihasilkan biasanya dalam bentuk handmade
sehingga standar kualitasnya beragam.
2. Desain produknya terbatas. Hal ini dipicu keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
mengenai produk. Mayoritas UMKM bekerja berdasarkan pesanan, belum banyak yang
berani mencoba berkreasi desain baru.
3. Jenis produknya terbatas. Biasanya UMKM hanya memproduksi beberapa jenis produk
saja. Apabila ada permintaan model baru, UMKM sulit untuk memenuhinya. Kalaupun
menerima, membutuhkan waktu yang lama.

Kewirausahaan 87
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

4. Kapasitas dan daftar harga produknya terbatas. Dengan kesulitan menetapkan kapasitas
produk dan harga membuat konsumen kesulitan. Bahan baku kurang terstandar. Karena
bahan bakunya diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda.
5. Kontinuitas produk tidak terjamin dan kurang sempurna. Karena produksi belum teratur
maka biasanya produk-produk yang dihasilkan sering apa adanya.

Peranan Strategis UMKM dalam perekonomian Indonesia.


Bisnis UMKM memiliki peranan strategis dalam perekonomian Indonesia, Adapun peranan
strategis tersebut antara lain:
1. Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi diberbagai sektor;
2. Penyedia lapangan kerja yang terbesar;
3. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan
masyarakat;
4. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi;
5. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.

Kendala Bisnis UMKM diantaranya terdiri dari:


 Kendala Internal
1. Modal
2. Sumber Daya Manusia (SDM)
3. Hukum
4. Akuntabilitas

 Kendala Eksternal
1. Iklim usaha masih belum kondusif.
2. Infrastruktur
3. Akses

Manajemen berperan sangat penting dalam menjalankan perusahaan. Untuk dapat


menjalankan perusahaan secara efektif dan efisien maka manajemen perusahaan perlu
menjalankan fungsi manajemen. Fungsi manajemen yang kekemukaan oleh Terry (1975)
dalam Candra Wijaya dan Muhammad Rifa’I (2016) terdiri dari empat fungsi yang terdiri
dari:

Kewirausahaan 88
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

1. Planning atau perencanaan meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana
untuk mencapai tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama
manajemen dan meliputi segala sesuatu yang manajer kerjakan. Membuat keputusan
biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan dibuat berdasarkan
proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting karena banyak berperan dalam
menggerakan fungsi manajemen yang lain. Menurut Husein (2009) ada empat macam
pendekatan utama dalam pembuatan suatu perencanaan. Adapun keempat pendekatan
tersebut adalah:
a. Pendekatan Atas Bawah (Top Down)
b. Pendekatan Bawah Atas (Bottom Up)
c. Pendekatan Campuran
d. Pendekatan Kelompok
2. Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap sumber
daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan
organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke
dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk
mengerjakan beberapa tugas. Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan
kegiatan ke departemen atau beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk
memastikan bahwa sumber daya manusia diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Mempekerjakan orang untuk pekerjaan merupakan aktifitas kepegawaian yang khas.
Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi
yang terpisah dari organizing.
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam organisasi biasanya
diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dipecah menjadi berbagai
jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan
uraian jabatan (job description). Husein (2009) menjelaskan mengenai langkah langkah
dalam proses pengorganisasian sebagai berikut:
a. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan organisasi agar sesuai dengan
visi dan misinya.
b. Membagi beban kerja kedalam aktivitas aktivias yang secara logis dan memadai
dapat dilakukan oleh seorang atau oleh sekelompok orang.
c. Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan cara yang logis dan
efisien.

Kewirausahaan 89
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

d. Menetapkan mekanisme untuk mengkordinasikan pekerjaan anggota organisasi


dalam satu kesatuan yang harmonis.
e. Memantau efektifitas organisasi dan mengambil Langkah-langkah penyesuaian
untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
3. Actuating. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti
dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan
kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai
visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana
kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan
penyesuaian. Fungsi penggerakan di dalam manajemen yang pokok menurut Husein
(2009) adalah sebagai berikut:
a. Mempengaruhi seseorang atau orang – orang supaya bersedia menjadi pengikut
b. Melakukan daya tolak pada seseorang (orang-orang)
c. Membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas dengan lebih baik
d. Mendapatkan, memelihara dan memupuk kesetiaan pada pimpinan, tugas dan
organisasi tempat mereka bekerja.
e. Menanamkan, memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab seseorang atau orang –
orang terhadap Tuhannya, negara, dan masyarakat.
4. Controlling. Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja
maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi
hingga audit. Pengendalian atau pengawasan di dalam manajemen memiliki berbagai
fungsi pokok. Fungsi pokok pengendalian tersebut adalah:
a. Mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan dengan
melakukan pengendalian secara rutin.
b. Memperbaiki berbagai penyimpangan yang terjadi
c. Mendinamisasi organisasi
d. Mempertebal rasa tanggung jawab.

Manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu manage yang berarti mengurus,
mengelola, mengendalikan, mengusahakan, memimpin, sedangkan pengertian manajemen
secara etimologis adalah seni pelaksanakan dan mengatur. Pengertian manajemen juga
dipandang sebagai disiplin ilmu yang mengajarkan proses mendapatkan tujuan organisasi
dalam upaya bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik organisasi. Suatu organisasi
dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, dan untuk mencapai tujuan secara efektif

Kewirausahaan 90
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

diperlukan manajemen yang baik dan benar. Manajemen melibatkan aktifitas – aktifitas
koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat
diselesaikan secara efisien dan efektif (Sudaryo 2018).
Richard L. Daft (2011) empat fungsi manajemen dalam menggunakan sumber daya
untuk mencapai suatu tujuan organisasi, yaitu:
a. Perencanaan (planning), artinya menentukan tujuan untuk kinerja organisasi di masa
depan, serta memutuskan tugas dan peggunaan sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tertentu.
b. Pengorganisasian (organizing), meliputi penentuan dan pengelompokan tugas ke
dalam departemen, penentuan otoritas, serta alokasi sumber daya di antara
organisasi.
c. Kepemimpinan (leading), merupakan penggunaan pengaruh untuk memberikan
motivasi kepada karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Memimpin berarti
menciptakan budaya dan nilai bersama, mengomunikasikan tujuan kepada karyawan
di seluruh organisasi, serta memberikan masukan kepada karyawan agar memiliki
kinerja dengan tingkat yang tinggi.
d. Pengendalian (controlling) yaitu mengawasi aktivitas karyawan dan menentukan
apakah organisasi dapat memenuhi target tujuannya, serta melakukan koreksi bila
diperlukan.
Penggunaan TI sudah sejak lama diimplementasikan dalam penyusunan laporan
keuangan. Kombinasi teknologi informasi dan akuntansi kemudian melahirkan bahasan
mengenai Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Menurut Bodnar (2010) SIA mencakup
penggunaan teknologi informasi untuk menyediakan informasi bagi pengguna. Marshall
(2014) menyatakan bahwa SIA yang didesain dengan baik dapat menambah nilai organisasi
dengan:
a. Meningkatkan kualitasdan mengurangi biaya produk atau jasa,
b. Meningkatkan efisiensi,
c. Berbagi pengetahuan,
d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasokanya,
e. Meningkatkan struktur pengendalian internal,
f. Meningkatkan pengambilan keputusan

Tujuan Pembelajaran 2:
Tata Kelola Keuangan Usaha

Kewirausahaan 91
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Tata Kelola Keuangan Usaha

Peranan akuntansi dalam dunia bisnis sangatlah besar. Horgen dan Harrison (2007)
menyatakan bahwa akuntansi adalah “bahasa bisnis, semakin baik anda memahami bahasa
tersebut, maka semakin baik anda dapat mengelola bisnis”. Tentu dalam hal ini peranan
akuntansi sangatlah penting. Para pemilik bisnis menggunakan informasi akuntansi untuk
menetapkan tujuan, mereka mengevaluasi kemajuan dalam mencapai tujuan tersebut dan
mengambil tindakan korektif jika diperlukan (Horgen dan Harrison: 2007). Dalam menyusun
laporan keuangan di Indonesia ada standar yang harus digunakan, yakni Standar Akuntansi
Keuangan (SAK). Standarisasi laporan keuangan sangatlah penting, karena dapat
memunculkan persepsi yang sama kepada para pembaca laporan dan laporan tersebut akan
dapat diperbandingkan.
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang berkembang dewasa ini memberikan
banyak kemudahan pada berbagai kegiatan bisnis karena teknologi ini menitik beratkan pada
pengaturan sistem informasi dengan penggunaan komputer sehingga TI dapat memenuhi
kebutuhan informasi dunia bisnis dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat.
Penggunaan teknologi komputer dalam akuntansi telah lumrah digunakan dan menjadi
semakin penting terutama dalam menyongsong revolusi industri 4.0. Banyak software
akuntansi yang telah beredar dan dipergunakan oleh kalangan bisnis di Indonesia. Ada
software buatan luar negeri seperti Mind Your Own Businness (MYOB), Microsoft Office
Accounting Express, ada juga software buatan dalam negeri yang juga telah terkenal dan
banyak digunakan seperti Accurate dan Zahir.
Semua software tersebut dibuat untuk tujuan memudahkan pengguna untuk mencatat
transaksinya, memudahkan membuat laporan keuangan, memudahkan melacak transaksi dan
banyak kemudahan lainnya dengan menggunakan software akuntansi tersebut. Bahkan orang
yang tidak memiliki latar belakang pendidikan akuntansi, dengan latihan singkat dapat
mengoperasikan software tersebut sehingga dapat membuat laporan keuangan dengan sangat
baik.
Cara dan tahap mengelola keuangan usaha sehingga dapat mempertahankan juga
mengembangkan usaha diantaranya sebagai berikut:
1. Lacak Semua Biaya dengan Detail. Hal yang sangat penting dalam mengatur keuangan
dalam berbisnis adalah melacak semua biaya pengeluaran dan mengelola pembukuan
dengan benar. Sangat penting untuk menyimpan semua bukti dari pendapatan maupun

Kewirausahaan 92
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

pengeluaran yang terjadi selama berbisnis. Untuk membantu melakukannya, bisa


menggunakan berbagai software akuntansi atau menyewa jasa akuntan yang baik.
2. Membuat Proyeksi Keuangan. Membuat proyeksi keuangan atas apa yang akan terjadi
merupakan hal yang sangat penting dari cara mengatur keuangan dalam bisnis. Caranya
bisa dengan membuat pos-pos rencana pengeluaran untuk satu periode ke depan. Dengan
begitu akan didapatkan berbagai prioritas keuangan dalam satu periode tertentu.
Sehingga dapat mengantisipasi dan menghindari pengeluaran tidak terduga di luar
rencana.
3. Langsung Urus Faktur. Faktur menjadi elemen yang penting ketika melakukan bisnis.
Satu-satunya hal yang harus dilakukan terhadap faktur adalah dengan langsung
mengurusnya. Segera kirimkan faktur setelah melakukan pengiriman barang. Sebaliknya
juga, segera tindak lanjuti faktur bila mendapatkan kiriman dari vendor. Untuk faktur
yang dikirim, siapkan template untuk mengecek bila pembayaran sudah dilakukan.
Sementara untuk faktur yang diterima, jangan lupa untuk mengecek kesesuaian dengan
nomor PO dari perusahaan. Jika Anda menggunakan accounting software seperti
Accurate Online, Anda bisa dengan mudah membuat faktur dan melakukan kostumisasi
pada faktur pembelian maupun faktur penjualan dengan mudah dan cepat.
4. Pisahkan Akun Pribadi dan Bisnis. Hal terpenting dari cara mengatur keuangan untuk
bisnis adalah dengan memisahkan akun pribadi dan akun bisnis. Memisahkan akun
pribadi dan akun bisnis akan memudahkan dalam pelacakan arus kas perusahaan.
Sehingga dapat diketahui mana saja pengeluaran atau pemasukan yang didapatkan untuk
urusan pribadi atau urusan bisnis. Hal ini juga termasuk dalam 10 prinsip dasar
akuntansi.
5. Melacak Pinjaman Pribadi untuk Bisnis. Setelah memisahkan akun pribadi dan bisnis,
lakukan juga pelacakan terhadap pinjaman pribadi untuk bisnis. Maksudnya adalah
melakukan pengecekan terhadap keuangan pribadi yang dikeluarkan untuk keperluan
bisnis. Jangan sampai uang pribadi yang tercampur ke dalam bisnis tidak dikembalikan
dan malah menyusahkan diri sendiri.
6. Bayar Tagihan Terlebih Dulu. Adanya tagihan tidak berarti akan membuat keuntungan
yang didapatkan berkurang. Terutama bila tagihan tersebut berkaitan dengan operasional
bisnis, artinya tagihan tersebutlah yang membuat bisnis dapat beroperasi. Namun, begitu
tagihan diterima, segera bayar tagihan tersebut tanpa menunggu waktu lama agar tidak
terlupa dan malah membuat tagihan menumpuk semakin banyak.

Kewirausahaan 93
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

7. Tetap Hemat. Tetap berhemat meski sudah memiliki penghasilan dari bisnis yang
dijalankan adalah sebuah cara mengatur keuangan yang sangat baik. Penghasilan yang
didapatkan dari bisnis tentu tidak selalu lancar setiap bulannya. Oleh sebab itu, menahan
diri dengan tetap berhemat bisa menjadi cara yang bagus untuk berjaga-jaga bila
mengalami masalah keuangan di masa depan.
8. Minimalisasi Biaya Perjalanan. Melakukan perjalanan pergi ke luar kota tidak ada
salahnya, apalagi bila dalam hal berurusan dengan bisnis. Namun, yang perlu
diperhatikan adalah tetap menjaga biaya perjalanan seminimal mungkin. Hal ini sejalan
dengan menjaga agar tetap hemat demi kesehatan keuangan bisnis. Atur perjalanan
dengan baik, sewa akomodasi yang nyaman tapi tetap hemat, akan membuat perjalanan
bisnis mengeluarkan sedikit biaya. Atau solusi terbaik menggunakan aplikasi komunikasi
daring yang sedang marak akhir akhir ini seperti Zoom, Google Meet, atau Skype yang
memudahkan Anda untuk melakukan interaksi dimanapun dan kapanpun Anda mau
tanpa batasan jarak.
9. Berhati-hati Saat Membuka Cabang. Membuka cabang di tempat lain memang sangat
menggiurkan. Apalagi dengan membuka cabang artinya bisnis yang sedang dijalankan
mengalami kesuksesan. Namun, sebaiknya keputusan membuka cabang ini harus
dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana. Tidak jarang pula banyak perusahaan yang
terpaksa menutup kembali cabang karena kurang memberikan profit dan malah
menambah beban pengeluaran. Masalah yang biasanya terjadi saat Anda membuka
banyak cabang adalah kontrol keuangan Anda yang tidak sepenuhnya maksimal pada
setiap cabang. Solusi terbaik adalah menggunkan software akuntansi yang memiliki fitur
multi cabang untuk memudahkan Anda memantau keuangan dan inventori seluruh
cabang pada bisnsi Anda, salah satunya adalah Accurate Online.
10. Menyewa (Terkadang) Lebih Baik Daripada Membeli. Membeli barang-barang untuk
produksi atau operasi memang penting. Namun, pernahkah terpikir untuk menyewa
terkadang bisa lebih baik daripada membeli? Terutama untuk keperluan yang tidak
berulang atau jarang, menyewa barang atau alat tentunya dapat menekan biaya
pengeluaran. Menyewa barang juga akan menghindarkan dari biaya perawatan alat bila
harus membeli.
11. Mencari Pinjaman itu Baik. Banyak yang mencibir pengusaha yang mencari pinjaman
karena banyak yang menganggap meminjam uang sama dengan sedang bermasalah.
Padahal ada banyak hal yang bisa dilakukan dari mencari pinjaman, salah satunya adalah

Kewirausahaan 94
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

mengembangkan bisnis lebih baik lagi. Meminjam uang di bank atau pihak lain itu baik
selama digunakan untuk hal yang produktif dalam berbisnis.
12. Siapkan Dana Darurat. Dana darurat adalah dana yang dipersiapkan untuk kejadian-
kejadian darurat yang menimpa ketika berbisnis. Keberadaan dana darurat ini penting
agar bisnis bisa tetap berjalan meski kondisi di luar sedang kurang baik. Untuk membuat
dana darurat, sisihkan sebagian pemasukan yang diterima dan jangan pernah gunakan
dana darurat untuk keperluan apapun kecuali memang benar-benar darurat.
13. Mendidik Diri Sendiri Tentang Ilmu Keuangan. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam
mengatur keuangan adalah dengan mendidik diri sendiri. Jangan pernah lelah untuk
belajar tentang berbagai hal seperti laporan keuangan, termasuk cara membaca laporan
keuangan. Dengan bisa membaca laporan keuangan, maka pemilik bisnis bisa
mengetahui arti yang ada dalam laporan keuangannya.
14. Melakukan Monitoring dan Mengukur Performa. Selaku pemilik bisnis, sangat penting
untuk melakukan monitoring dan mengukur performa keuangan bisnis. Ini masih
berkaitan dengan yang sebelumnya yaitu mendidik diri sendiri. Dengan mendidik diri
sendiri, seorang pemilik bisnis bisa melakukan monitoring dengan baik dan mengukur
performa keuangan perusahaannya.
15. Mengembangkan Usaha dari Laba. Jangan lupa untuk mengembangkan bisnis dengan
menggunakan laba yang diperoleh. Sebagai seorang pelaku bisnis, tentunya mendapatkan
laba sebesar-besarnya adalah target yang ingin dicapai. Salah satu caranya adalah dengan
memutar laba menjadi suatu hal yang produktif seperti pengembangan usaha. Jangan
langsung menghabiskan laba yang diperoleh untuk keperluan pribadi.

C. LATIHAN
1. Jelaskan mengenai penerapan fungsi manajemen yang kekemukaan oleh Terry (1975)
dalam kegiatan usaha?
2. Berdasarkan penjelasan mwngwnI cara dan tahap mengelola keuangan usaha, hal apa
yang dapat memberikan tantangan dan hambatan dalam mengelola keuangan usaha?
Jelaskan?

Kewirausahaan 95
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

PERTEMUAN 12
PENERAPAN MANAJEMEN PEMASARAN DAN PENJUALAN PRODUK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam pertemuan ini, mahasiswa diharuskan dapat memahami bagaimana penerapan
manajemen pemasaran dan penjualan produk diantaranya:
1. Mampu memahami konsep manajemen pemasaran
2. Mampu memahami bagaimana melakukan penjualan produk

B. DESKRIPSI MATERI

Tujuan Pembelajaran 1:
Mampu memahami konsep manajemen pemasaran

Secara definisi, pemasaran adalah kegiatan pemenuhan kebutuhan manusia dan social
(Kotler and keller, 2012) dalam (Wirapraja et al., 2021) definsi lain dari kegiatan pemasaran
adalah proses social dan manajerial dari konsumen untuk mendapatkan apa yang mereka
butuhkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran segaal sesuatu yang bernilai dengan
pihak penjual (Tjiptono, 2014) dalam (Wirapraja et al., 2021). (Kotler dan Keller, 2012)
dalam (Suryati, 2019) memperbaharui marketing mix dengan the 4Ps modern marketing,
yaitu: people, process, program dan performance. Sedangkan (Pearson, 2014) mengajukan
20Ps of marketing, yaitu:
a. CORE (Product, Price, Place, Promotion dan Packaging)

Kewirausahaan 96
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

b. ACTION (Planning, Persuasion, Publicity/Public Relation, Push-Pull dan Positioning)


c. MEASUREMENT (Profit, Productivity, Partnership, Power dan Perception)
d. BEHAVIORS (People, Positiveness, Professionalism, Passion dan Personality) (Suryati,
2019)

Pemasaran
1. Strategi Pemasaran
Pemasaran Langsung, Pemasaran langsung bisa diamakan pengiriman pos langsung,
pengiriman pesanan melalui pos, dan tanggapan langsung. Semuanya termasuk kategori
pemasaran langsung karena semuanya melibatkan aktivitas total dengan mana penjual
memengaruhi transfer barang dan jasa pada pembeli, mengarahkan usahanya pada pemerhati
dengan menggunakan satu media atau lebih untuk tujuan mengumpulkan tanggapan melalui
telepon, pos, atau kunjungan pribadi dari calon pelanggan. Pertumbuhan pemasaran langsung
telah dipercepat dengan sejumlah inovasi penting. Kartu kredit misalnya, mempercepat
transaksi pesanan melalui pos bisa menghindari pembayaran kontan. Perkembangan
komputer memungkinkan penyimpanan sejumlah besar data, misalnya mengenai pelanggan,
daftar barang, dan lain-lain. Pertumbuhan media surat kabar dan siaran televisi serta radio
juga membantu mempercepat pertumbuhan teknik pemasaran langsung.
Keuntungan Pemasaran Langsung, Keuntungan utama dari pemasaran langsung adalah
kemudahan untuk masuk dalam usaha dan kebutuhan modal yang kecil, setiap masuk dalam
usaha pemasaran langsung tanpa izin usaha yang rumit dan persyaratan keterampilan dan
pendidikan yang perlu. Di samping kemudahan untuk masuk dalam usaha, kebutuhan modal
yang diperlukan untuk masuk dalam usaha pemasaran langsung juga minimal. Tidak

Kewirausahaan 97
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

diperlukan fasilitas besar, toko, atau sejumlah karyawan yang besar untuk masuk dalam usaha
pemasaran langsung. Modal yang diperlukan biasanya digunakan untuk pencetakan,
pengeposan, dan daftar-daftar lainnya. Semuanya ini bisa dilakukan sebagai usaha paruh
waktu hingga usaha ini mendatangkan aliran kas yang bisa mendukung usaha penuh.
Hal ini berbeda dengan usaha baru lainnya yang membutuhkan kerja keras dan perhatian
penuh dari wiraswastawan. Usaha pemasaran langsung juga memungkinkan wiraswastawan
untuk masuk ke pasar dengan cepat. Produk dan jasa bisa diuji untuk menentukan minat
pelanggan dengan biaya minimum. Jika produk atau jasa tertentu berhasil, penawaran bisa
dengan mudah diperluas untuk memenuhi permintaan potensial terhadap produk tertentu
tersebut.
Teknik Alternatif Pemasaran Langsung, Sejumlah strategi alteratif bisa digunakan oleh
wiraswastawan pada usaha-usaha pemula:
a. Periklanan terklasifikasi (classified advertising) : Pendekatan paling sederhana dan tidak
mahal lagi bagi wiraswastawan adalah iklan terpilih pada surat kabar dan majalah.
Majalah atau surat kabar hendaknya diidentifikasi yang akan mencapai pasar produk/jasa
yang tepat. Iklan terklasifikasi bisa mendatangkan hasil laba yang tinggi.
b. Periklanan display (display ads) : Tipe periklanan ini memungkinkan wiraswastawan
membeli kolom pada majalah atau surat kabar. Ia memberi peluang untuk menjelaskan
secara gambling dan gambaran produk/jasa. Di samping itu, kupon potongan harga bisa
dimasukan dalam iklan tersebut sehingga pelanggan bisa memotongnya untuk dikirimkan
bersama pembayarannya.
c. Kiriman pos langsung (direct mail) : Teknik ini memungkinkan wiraswastawan untuk
mengirim barang yang dijual secara langsung kepada calon pelanggan. Teknik ini
hendaknya digunakan ketika terdapat produk dan segemen pasar yang jelas.
d. Katalog penjualan (catalog sales) : Pencetakan katalog berkualitas merupakan investasi
yang sangat mahal bagi wiraswastawan. Walaupun ini lebih mudah dibandingkan menjual
di toko eceran, katalog harus, menarik dan merangsang minat pelanggan. Keuntunganya
adalah bahwa katalog memungkinkan penjualan berulang karena katalog dapat disimpan
untuk digunakan dimasa yang akan datang.
e. Pemasaran tanggapan langsung media (media direct response marketing) : Radio, televisi,
dan telepon mungkin dipandang sebagai pendekatan alternatif untuk pemasaran produk
atau jasa. Radio dan televisi dipandang sebagai bentuk periklanan media siaran. Dalam
membeli waktu siar dan bukannya ruang, sebagaimana iklan display, wiraswastawan
menghadapi masalah yang berbeda. Dalam membeli waktu, tidak ada jadwal yang

Kewirausahaan 98
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

tersedia, yang mempersulit perecanaan. Biaya-biaya akan berbeda, bergantung pada


waktu, stasiun, panjang iklan, dan ukuran pendengar dan pemirsa yang mungkin dicapai.
Multi Level Marketing, salah satu cara perusahaan untuk menembus pasar dengan
cepat adalah dengan sistem pemasaran bertingkat (Multi Level Marketing). MLM adalah
sistem pemasaran yang mengendalikan pejualan langsung melalui jaringan distributornya
yang terbentuk secara bersantai, dimana setiap distributor yang merekrut dan direkrut selalu
ada kaitan perhitungan komisi dan bonus. Tujuan dari sistem pemasaran bertingkat ini adalah
menyebarkan produk dan mensejahterakan distributor sekaligus konsumennya, maka sukses
tidaknya kegiatan pemasaran sangat bergantung pada jumlah dan kemampuan distributor
dalam menjual. Berhasil tidaknya suatu MLM juga ditentukan oleh kualitas produk dan
layanannya, yaitu produk yang memenuhi keinginan konsumen, akrab dengan kesehatan dan
lingkungan dan tentu saja distributor harus mengikuti aturan main bisnis perusahaan MLM.
Pada sistem pemasaran konvensional, barang dari pabrik harus melalui jalur agen tunggal,
agen wilayah, agen kota, grosir, toko dan warung, baru sampai konsumen. Tiap-tiap unit yang
terlibat mengeluarkan biaya dan mendapatkan keuntungan yang besarnya berbeda-beda yang
pada akhirnya menjadi beban bagi konsumen sebagai biaya distribusi. Biaya distribusi yang
tinggi terutama dikontribusikan pada tingkat pengecer. Pada jalur MLM relatif lebih singkat.
Barang didistribusikan dari pabrik ke agen tunggal, lalu melalui anggota sampai ke
konsumen. Dengan demikian memangkas biaya-biaya yang terjadi pada saluran distribusi
konvensional.
Pendapatan distributor berasal dari keuntungan selisih harga jual dan harga beli,
ditambah bonus prestasi yang progresif dari pejualan jaringan distributornya, termasuk
mensponsori downline (distributor yang di sponsori). Perhitugan dihitung dengan rumus
matematis yang merangsang peningkatan penjualan dan perluasan jaringan secara simultan.
Di indonesia, sistem MLM baru sekitar delapan tahun diterapkan. Namun sekarang
kecenderunganya semakin banyak perusahaan yang beralih dari cara direct selling biasa ke
sistem MLM. Perusahaan yang anggap sebagai pelpor MLM di indonesia adalah PT Centra
Nusa Insan Cemerlang (CNI) yang sebelumnya berama PT Nusantara Sunchlorella tama
yang berdiri pada tahun 1986 di Bandung.
Pengertian Rencana Pemasaran, karena istilah recana pasar menyatakan arti peting
dari pemasaran, adalah sangat peting memahami sistem pemasaran. Sistem pemasaran
mengidentifikasi komponen yang saling berinteraksi, baik secara literal maupun eksteral bagi
perusahaan, yang memungkinkan perusahaan menjual produk atau jasa ke pasar. Perencanaan
adalah proses menetukan bagaimana organisasi bisa mencapai tujuanya. Perencanaan adalah

Kewirausahaan 99
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

proses menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai
tujuannya. Perencanaan juga bisa didefinisikan sebagai perkembangan sistematis dari
program tindakan yang ditujukan pada pencapaian tujuan bisnis yang telah disepakati dengan
proses analisis, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih
dahulu. Perencanaan organisasi mempunyai dua maksud yaitu perlindungan dan kesepakatan
(protective and affirmative). Maksud protektif adalah meminimasi risiko dengan mengurangi
ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial
yang berhubungan. Sedangkan affirmative adalah untuk meningkatkan tingkat keberhasilan
organisasional. Di samping itu, tujuan perencanaan adalah membentuk usaha terkoordinasi
dalam organisasi. Tanpa adanya perencanaan biasanya disertai dengan tidak adanya
koordinasi dan timbulnya ketidakefisienan.
Akan tetapi tujuan mendasar dari perecanaan adalah membantu orgaisasi mencapai
tujuannya. Sedangkan maksud perencanaan adalah untuk melancarkan pencapaian usaha dan
tujuan. Analisis Lingkungan, pada umumnya, lingkungan eksternal dipadang sebagai tidak
bisa dikendalikan oleh wiraswastawan. Akan tetapi, dalam pembuatan rencana pemasaran
wiraswastawan hendaknya menyadari perubahan pada bidang-bidang Perekomian,
wiraswatawan harus mempertimbangkan perubahan dalam GNP (pedapatan nasinal bruto),
pengangguran menurut daerah geografis, pendapatan siap konsumsi, dan lain-lain.
Kebudayaan, evaluasi perubahan kebudayaan mungkin mempertimbangkan pergeseran pada
populasi menurut demografi, contohnya dampak ledakan penduduk atau pertumbuhan para
manula dalam komposisi penduduk, perubahan sikap seperti cintailah produk buatan dalam
negeri, kecederungan dalam keselamatan kerja, tuntutan upah minimum, kesehatan, nutrisi,
semuanya mungkin mempunyai dampak perencanaan pasar dari wiraswastawan. Teknologi,
kemajuan teknologi sulit diprediksi. Akan tetapi, wiraswastawan hendaknya
mempertimbangkan perkembangan teknologi potensial yang ditentukan dari sumber daya
yang terlibat dalam industri besar atau pemerintah. Berada di pasar yang berubah dengan
cepat karena perkembangan teknologi akan menurut wiraswastawan untuk membuat
keputusan pemasaran jangka pendek secara hati-hati maupun bersiap-siap dengan rencana
kontingensi bagi perubahan teknologi tertentu yang mungkin memengaruhi produk atau
jasanya.
Permintaan, sebagian besar produk mengikuti daur hidup, selama berbagai tahap dari
daur hidup, pertumbuhan permintaan, penurunan, atau stabilisasi mungkin terjadi.
Perencanaan pasar akan mempersiapkan wiraswastawan terhadap adanya perubahan tersebut
akan memberikan cara persiapan terhadap perubahan permintaan yang memerlukan tindakan

Kewirausahaan 100
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

tertentu pada produk/jasa, saluran distribusi, harga atau promosi. Persoalan hukum, terdapat
banyak persoalan hukum dalam memulai usaha baru. Wiraswastawan hendaknya bersiap-siap
dengan adanya perubahan peraturan hukum dari pemerintah yang mungkin akan
memengaruhi produk/jasa. Saluran distribusi, strategi promosi atau harga, hambatan pada
periklanan media pelarangan miuman keras, iklan rokok, dan lain-lain) dan peraturan
keamanan prduk yang memengaruhi produk kemasan adalah contoh yang bisa memengaruhi
program pemasaran. Persaingan, sebagian besar wiraswastawan umumya meghadapi acaman
ptensial dari perusahaan yang lebih besar. Wiraswastawa harus bersiap-siap denga ancama
tersebut dan hendaknya membuat rencana pemasaran yang meguraikan strategi dalm
lingkungan persaigan.
Bahan mentah, juga cukup sulit untuk meramalkan kekurangan bahan mentah. Adalah
gagasan baik bagi wiraswastawan untuk membentuk hubungan kuat dengan pemasok dan
sensitif terhadap ancaman adanya kelangkaan bahan mentah. Jika terdapat kelangkaan bahan
mentah, wiraswastawan harus membuat perencanaan sumber alternatif dari bahan mentah
tersebut. Mungkin sangat sulit mendapatkan sumber alternatif yang mapan, akan tetapi
kesadaran akan risiko akan menyelamatkan wiraswastawan dalam mempertahankan usahanya
dan memungkinkan mereka mediversifikasi usahanya atau menutup usaha sebelum
mengalami kerugian besar. Faktor internal merupakan variabel dimana wiraswastawan
mempunyai suatu kendali atas variabel tersebut. Berikut ini adalah beberapa faktor internal
yaitu sumber daya finansial, rencana finasial hendaknya menguraikan kebutuhan finasial dari
usah baru tersebut. Manajemen, sangat penting bagi suatu organisasi untuk memberikan
tanggung jawab implementasi perencanaan. Pada beberapa kasus, ketersediaan para ahli
tertentu mungkin tidak bisa dikendalikan (misalnya kelangkaan tipe manajer teknis).
Wiraswastawan harus membangun tim manajemen efektif dan memberikan tanggung jawab
kepada mereka untuk mengimplementasikan rencana pemasaran.
Pemasok yang digunakan umumnya didasarkan pada sejumlah faktor seperti harga,
waktu penyerahan, kualitas, bantuan manajemen, dan lain-lain. Pada beberapa kasus dimana
bahan mentah langka atau hanya ada beberapa pemasok bahan mentah atau suku cadang
tertentu, wiraswastawan mempunyai kendali yang kecil atas keputusan. Karena harga
pasukan, waktu peyerahan, dan lain-lain mempunyai dampak pada banyak keputusan penting
sekali memasukan faktor-faktor tersebut dalam rencana perusahaan. Sasaran dan tujuan,
setiap usaha baru hendaknya menetapkan tujuan dan sasaran yang akan menuntun perusahaan
melalui pembuatan keputusan jangka panjang. Tujuan atau sasaran tersebut berisi pernyataan
yang melibatkan manajemen dan program pemasaran pada arah yang terbatas. Sasaran atau

Kewirausahaan 101
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

tujuan tersebut mudah mengalami perubahan oleh wiraswastawan dan dianggap bisa
diandalkan. Akan tetapi, harus dipahami bahwa tujuan dan sasaran adalah berarti pedoman
jangka panjang dan perubahan konstan akan menujukan ketidakstabilan dan ketidakamanan
bagian manajemen. Batasan rencana Pemasaran, rencana pemasaran dirancang untuk
memberikan tiga jenis infromasi dasar yaitu kita berada dimana?, kemana kita akan pergi
(dalam angka pendek)?, bagaimana kita akan kesana?. Rencana pemasaran hendaknya
dipahami oleh manajemen sebagai pedoman penerapan tak berarti saja. Ketika
wiraswastawan tidak meluangkan waktu yang tepat untuk mengembangkan rencana
pemasaran atau berpikir bahwa “hal ini membuang-buang waktu saja”, mereka biasanya akan
menafsirkan secara salah arti rencana pemasaran dan apa yang bisa dicapai dan apa yang
tidak. Pengembangan rencana perlu medokumentasikan secara formal dan menguraikan
sebanyak mungkin perincian pemasaran yang akan menjadi bagian pembuatan keputusan.
Proses ini akan memungkinkan wiraswastawan untuk tidak hanya memahami dan mengetahui
isu-isu penting tetapi siap dengan perubahan lingkungan, bahkan walaupun rencana
pemasaran memberikan cara formal untuk mengimplementasikan startegi pemasaran,
terdapat masalah yang menyebabkan sulitnya perencanaan pasar.
Peramalan, kemampuan wiraswastawan untuk membuat peramalan realitas
merupakan tugas yang sangat sulit dengan perubahan lingkungan bersaing, restrukturisasi
pasar, dan perubahan teknologi baru yang meyumbang pada sulit dipahaminya kondisi pasar.
Wiraswastawan harus merancang rencana-rencana dan membuat penyesuaian serta
modifikasi yang perlu agar memenuhi tujuan dan sasaran yang diiginkan. Bantuan dari
saluran distribusi, data industri dan riset pemasaran akan membantu peramalan. Penting juga
untuk menetapkan mekaisme pengawasan dalam rencana pemasaran yang memungkinkan
modifikasi strategi pemasaran jika teradi perubahan. Memperoleh informasi yang dibutuhkan,
kntuk mengembangkan rencana pasar yang efektif, sangat diperlukan informasi mengenai
kecenderungan pasar, kebutuhan konsumen, teknologi, perubahan pangsa pasar, reaksi
pesaing, dan lain-lain. Wiraswastawan umumnya tidak mampu ataupun tidak yakin
bagaimana mendapatkan semua infromasi yang dibutuhkan. Terdapat sumber kedua yang
bisa digunakan oleh wiraswastawan. Kadin, jurnal perdagangan, badan-badan pemerintah
(departemen perdagangan) merupakan sumber informasi pasar yang sangat berguna.
Informasi yang dibutuhkan dan kemampuan mendapatkan informasi tersebut bergantung
pada pasar dan industri.
Kendala waktu, seperti halnya dengan kasus keputusan perencanaan, sulit untuk
memprediksi berapa lama yang dibutuhkan untuk membuat rencana pasar secara memadai.

Kewirausahaan 102
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Karena waktu sangat penting bagi wiraswatawan, mudah sekali menggunakan waktu yang
sedikit dalam pembuatan rencana pemasaran, yang mungkin akan menghasilkan rencana
pemasaran yang sangat dangkal. Hal ini bisa meyebabkan keputusan strategi pemasaran yang
tidak benar yang tidak memperhitungkan semua alternatif yang ada dan hasil-hasilnya.
Koordinasi proses perencanaan, bagi usaha baru, proses perencanaan harus dikoordinasi oleh
tim manajemen. Karena sebagian dari anggota tim mungkin kurang berpengalaman dalam
perencanaan pasar, hal ini menimbulkan masalah penyelesaian efektif. Pada beberapa kasus,
wiraswastawan mungkin hanya satu-satunya orang yang terlibat dalam perencanaan pasar,
khususnya jika perencanaan tersebut untuk usaha baru. Koordinasi karenanya bukan
merupakan masalah. Implementasikan perencanaan pasar, rencana pemasaran berarti
komitmen oleh wiraswatawan pada strategi tertentu. Rencana tersebut bukan semata-mata
dokumen formal untuk pedukung finasial dari luar. Komitmen harus dibuat untuk
mengimplementasikan semua tahap rencana maupun untuk membuat penyesuaian yang
diperlukan dan ditimbulkan oleh pasar.
Langkah-langkah Pembuatan Rencana Pemasaran, mendefinisikan situasi bisnis yaitu
situasi bisnis adalah telaah dimana perusahaan berada. Ia merespons pertanyaan pertama dari
tiga pertanyaan pada awal bab ini . untuk merespons pertanyaan ini, wiraswastawan
hendaknya menelaah kinerja produk dan perusahaan masa lalu. Jika perusahaan tersebut
merupakan usaha baru. Latar belakang lebih bersifat pribadi dan menguraikan bagaimana
produk/jasa dikembangkan dan mengapa ia dikembangkan (yaitu, terpenuhinya kebutuhan
konsumen). Jika rencana melibatkan produk yang ada, tahap rencana pemasaran ini
hendaknya berisi informasi mengenai kondisi pasar sekarang, kinerja perusahaan dan
industri. Peluang atau prospek depan hendaknya termasuk dalam bagian ini. Mendefinisikan
segmen pasar/peluang dan ancaman, segmentasi pasar adalah proses membagi pasar ke dalam
kelompok homogen yang lebih kecil. Hal ini membantu wiraswastawan mendefinisikan
peluang dan memberikan pendekatan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang bisa di
manage. Sekali pasar teridentifikasi dan terbagi, wiraswastawan bisa memutuskan apakah
akan masuk pada sebagian atau seluruh segmen pasar. Disamping itu, ancaman bagi
keberhasilan harus dipertimbangkan dalam segmen pasar ini.
Kekuatan dan kelemahan, penting bagi wiraswastawan untuk mempertimbangkan
keunggualan dan kelemahan produk pada pasar yang dituju. Kelemahan berhubungan dengan
kapasitas produk yang dibatasi oleh ruang dan peralatan. Disamping itu, perusahaan
mempunyai sistem distribusi produk/jasa yang tidak memadai dan harus bergantung pada
perwakilan perusahaan. Kurangnya dana untuk mendukung usaha promosi besar-besaran bisa

Kewirausahaan 103
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

diidentifikasi sebagai kelemahan. Penetapan tujuan dan sasaran, sebelum keputusan strategi
pemasaran bisa diuraikan, wiraswastawan harus menetapkan tujuan dan sasaran pemasaran
realitas dan spesifik. Sasaran dan tujuan tersebut harus menguraikan kemana perusahaan
diarahkan dan menspesifikasi hal-hal seperti pangsa pasar, jumlah distributor, laba,
penjualan, penetrasi pasar, tingkat kesadaran, peluncuran produk baru, kebijakan penentuan
harga, promosi penjualan, dan dukungan periklanan. Mendefinisikan strategi pemasaran dan
usaha yang dilakukan, sekali tujuan dan sasaran pemasaran ditetapkan, wiraswastawan bisa
mengengbangkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi merespons pertanyaan
bagaimana kita akan kesana?, penting sekali bahwa strategi dan tindakan yang diambil
bersifat spesifik dan terperinci. Contoh strategi yang baik dan yang buruk adalah strategi
yang buruk. Kita akan meningkatkan pejualan produk kita dengan menurunkan harga dan
strategi yang baik. Kita akan meningkatkan penjualan produk 6 sampai 8 persen dengan
menurunkan harga sebesar 10 persen, menghadiri pameran perdagangan, mengadakan
pengiriman pos kepada 5000 pelanggan potensial.
Perancangan tanggung jawab implementasi, keputusan rencana pemasaran hanya
merupakan awal dari proses pemasaran. Rencana harus diimplementasikan dengan efektif
untuk memenuhi semua tujuan yang diinginkan. Seseorang, dan biasanya adalah
wiraswastawan harus bertanggung jawab pada implementasi tiap-tiap strategi dan tindakan
yang diambil dalam rencana pemasaran. Penganggaran strategi pemasaran, keputusan
perecanaan efektif harus mempertimbangkan biaya-biaya dalam implemetasi keputusan
tersebut. Jika wiraswastawan mengikuti prosedur perincian strategi dan program untuk
memenuhi tujuan dan sasaran yang diinginkan, biaya-biaya harus jelas. Jika asumsi
diperlukan, asumsi tersebut harus dinyatakan dengan jelas sehingga siapapun yang menelaah
rencana pemasaran memahami implikasi tersebut. Monitor kemajuan usaha pemasaran,
monitoring rencana melibatkan penjajakan hasil-hasil tertentu dari usaha pemasaran. Data
penjualan menurut produk, daerah, perwakilan penjualan, dan tempat penjualan adalah hasil
tertentu yang harus dimonitor. Apa yang dimonitor bergantung pada tujuan dan sasaran
tertentu yang diuraikan pada rencana pemasaran. Suatu tanda-tanda dari proses monitor akan
memberikan peluang pada wiraswastawan untuk mengarahkan kembali atau memodifikasi
usaha pemasaran sekarang untuk memungkinkan perusahaan mencapai tujuan dan sasaran
awalnya.
Pemasaran Tidak Langsung, metode penjualan yang menggunakan saluran dan media
pemasaran secara tidak langsung kepada pembeli atau konsumen disebut pemasaran tidak
langsung. Strategi pemasaran ini bisa menggunakan beberapa cara, seperti memanfaatkan

Kewirausahaan 104
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

iklan, public relation, website, blog dan media-media iklan lainnya serta lebih kepada
memanfaatkan pihak perantara dalam transaksi penjualan. Perbedaan dengan strategi
pemasaran langsung terletak pada peran pihak perantara atau pihak ketiga dalam transaksi
penjualan.

Tujuan Pembelajaran 2:
Mampu memahami bagaimana melakukan penjualan produk

Strategi Penjualan
(Munadi, 2018) menjelaskan dalam jurnalnya bahwa dari beberapa strategi pemasaran
yang dapat digunakan adalah melakukan investasi dengan membuka cabang perusahaan di
lokasi lain serta melaksanakan upaya meminimalisasi biaya dan operasional yang tidak
efisien agar tetap dapat mempunyai cashflow yang kuat. Selain itu dengan memberikan
potongan penjualan yang lebih besar jika konsumen melakukan pembelian kembali atau
ulang merupakan salah satu strategi penjualan lainnya. Meningkatkan mutu pelayanan dan
memberikan insentif kepada pegawai untuk menambah motivasi serta terus melakukan
kegiatan-kegiatan promosi.
Dalam (Mulyana, 2019) bauran promosi kombinasi metode promosi yang digunakan
untuk meningkatkan penerimaan produk-produknya. Terdapat empat metode komunikasi
penjualan yaitu:
1. Periklanan, dengan penyajian penjualan non personal yang dikomunikasikan melalui
bentuk media atau non-media untuk mempengaruhi sejumlah besar konsumen. Pemilihan
media atau bentuk periklanan didasarkan pada berbagai faktor, yaitu:
a. Produk yang diiklankan
b. System distribusi produknya
c. Editorial
d. Kemampuan teknis media
e. Strategi periklanan saingan
f. Sasaran yang dapat dicapai
g. Karakteristik media
h. Biaya

Kewirausahaan 105
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Dalam mengembangkan suatu program periklanan, pemasar perlu memperhatikan motif


pembeli dan pasar sasaran. Keputusan periklanan meliputi:
a. Mission, apa tujuan iklan
b. Money, berapa banyak uang yang dikeluarkan
c. Message, pesan apa yang akan disampaikan
d. Media, media apa yang akan digunakan
e. Measurement, mengukur hasil evaluasi
Tujuan periklanan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuannya yaitu:
a. Informative advertising, bertujuan untuk menginformasikan (to inform) atau untuk
membangun primary demand konsumen, dan ini biasa digunakan pada tahap
pengenalan produk.
b. Persuative advertising, bertujuan untuk meyakinkan (to persuate) atau untuk
membangun selective demand konsumen dibandingkan merk tertentu, biasa
digunakan pada saat produk mulai mengalami persaingan.
c. Reminder advertising, bertujuan untuk mengingatkan (to remember), dan ini
biasanya digunakan pada tahap lanjutan.
2. Penjualan personal atau pribadi, yaitu presentasi atau pemaparan penjualan secara
pribadi yang digunakan untuk mempengaruhi satu konsumen atau lebih. Penjualan
personal membutuhkan keahlian dari tenaga pemasar atau penjual untuk mempengaruhi
tingkat permintaan konsumen pada suatu produk. Penjualan pribadi merupakan suatu
situasi transaksi pembelian dimana dua pihak yaitu pembeli dan penjual berkomunikasi
untuk mempengaruhi satu sama lain dalam mencapai tujuan tertentu. Metode penjualan
ini bisa disebut juga dengan penjualan hubungan (relationship selling) dimana tujuannya
tidak untuk sekedar meningkatkan penjualan namun lebih pada penciptaan hubungan
keterikatan dan loyalitas pelanggan atau konsumen.
3. Promosi penjualan yaitu serangkaian aktivitas yang dimaksudkan untuk mempengaruhi
konsumen. Promosi penjualan dapat terdiri dari semua kegiata pemasaran selain
penjualan pribadi, iklan dan humas. Selain itu juga, promosi penjulan juga merupakan
alat jangka pendek yang digunakan untuk merangsang percepatan permintaan.
4. Hubungan masyarakat merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan tujuan
menciptakan atau memelihara kesan yang menyenangkan bagi masyarakat akan suatu
produk atau jasa perusahaan. Perusahaan harus membangun hubungan yang baik dengan
pelanggannya. Sedangkan strategi yang digunakan perusahaan antara lain acara khusus,
merilis berita serta konferensi pers.

Kewirausahaan 106
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

C. LATIHAN
1. Jelaskan mengenai pemasaran langsung dan pemasaran tidak langsung serta apa
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing cara pemasaran atau penjualan
tersebut? Jelaskan juga dapat dengan contoh?
2. Dari beberapa metode komunikasi penjualan yang ada, menurut Anda manakah
metode komunikasi penjualan yang paling efektif dan efisien dalam memaksimalkan
hasil penjualan? Jelaskan?
PERTEMUAN 13
EVALUASI TATA KELOLA USAHA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai membuat proposal bisnis diantaranya:
1. Memahami cara mengevaluasi tata kelola usaha
2. Memahami metode evaluasi usaha

B. DESKRIPSI MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Memahami Cara Mengevaluasi Tata Kelola Usaha

Dalam menjalankan roda usaha ada kalanya perlu melakukan evaluasi atas
perlaksanaan usaha yang dijalankan. Hal ini bertujuan untuk dapat mengetahui kenapa usaha
yang di jalankan tidak maksimal atau cenderung merugi. Jika terus seperti ini dan tidak ada
upaya untuk menghentikan atau memutus mata rantai kerugian usaha tentu tidak sedikit usaha
yang dijalankan bisa tutup dengan merugi. Oleh karena itu sebagai pelaku usaha perlu tahu
bagaimana cara mengevaluasi tata kelola usaha yang dijalankannya. Seperti apa saja yang
perlu dievaluasi sehingga dapat menghentikan kerugian dan dapat memberikan keuntungan
yang baik untuk usaha yang dijalankan. Untuk memahami cara mengevaluasi tata kelola
usaha perlu diperhatikan beberapa hal yang diperlukan untuk dievaluasi. Tujuan dari
pelaksanaan evaluasi terhadap tata kelola usaha dapat memberikan dampak yang positif
terhadap usaha itu sendiri. Sebagai pemilik dapat mengetahui masalah apa saja dan dari situ
dapat memformulasikan strategi penanganannya dan dapat dihindari kejadian/masalah serupa
dikemudian hari. Dampak positif lainnya adalah Pemilik usaha mampu memberikan
produk/jasa yang lebih baik karena hasil evaluasi tersebut. Namun tidak sedikit mereka acuh
atau cenderung abai dalam melakukan evaluasi ini.

Kewirausahaan 107
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Berikut beberapa bagian yang perlu dilakukan evaluasi dalam menjalankan usahanya
yaitu sebegai berikut:
1. Produk/Jasa
Hal yang perlu dilakukan proses evaluasi adalah produk/jasa. Kenapa ini yang perlu di
evaluasi? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan pertanyaan juga yaitu bagaimana respon
atau penjualan dari produk/jasa yang ditawarkan. Jika kuantitas penjualan produk/jasa
sangat baik maka produk/jasa ini tidak perlu dievaluasi. Namun jika kualitas produk/jasa
tidak dapat memberikan efek yang baik terhadap penjualannya maka ada yang perlu
dievaluasi mulai dari kualitas, jika produknya makanan bisa dievaluasi bagaimana rasa
atau varian makanannnya. Jika produknya berupa jasa, hal yang paling tepat adalah
apakah jasanya sudah sesuai dengan harapan pelanggan. Jika belum maka jasa tersebut
perlu dievaluasi agar dapat memberikan sumbangsih yang positif terhadap usaha yang
dijalankan.
2. Target
Target merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam peningkatan penjualannya. Jika
target awal dari produk/jasa yang ditawarkan tidak sesuai atau targetnya meleset artinya
perlu dilakukan evaluasi kembali. Misalnya produk atau jasa yang hendak dijual
ditargetkan untuk usia remaja, produk atau jasa yang ditawarkannya harus tepat atau
sesuai dengan trand target tersebut. Denga demikian produk/jasa yang ditawarkan sesuai
dengan target yang ditetapkan. Ada pula ketidak sesuaian target, misalnya target
dicanangkan untuk produk pakaian A kategori remaja rentan usia 17 tahun – 20 tahun.
Namun model dan coraknya sudah tidak sesuai (misalnya lebih ke tema/model orang tua).
Artinya produknya tidak sesuai dan targetnya perlu dievaluasi dan dilakukan perubahan
kembali sehingga produk/jasa yang ditawarkan sesuai dengan target tersebut.
3. Pasar
Kenapa pasar perlu dievaluasi? Karena pasar menentukan layak atau tidaknya produk/jasa
ini ditawarkan. Contoh produk yang dibuat tidak terlalu diminati pasar, lalu dipaksakan
untuk tetap dipasarkan maka jadinya produknya tidak sesuai dengan pasar. Jika ingin
masuk pada pasar tertentu, pastikan sudah tahu apa yang diinginkan dan adanya pembeda
dari produk-produk yang sudah ada. Awalnya di pasar Smartphone, karena teknologi dari
Apple kian naik, lalu muncul OS Android yang kala itu tidak dilirik oleh Pasar. Namun
oleh Samsung OS tersebut digunakan, hingga kini Samsung memiliki market share
penjualan Smartphone yang baik. Lihat lagi di era Blackberry dimana awalnya produk
yang memiliki aplikasi BBM (Blackberry Messenger), kini tenggelam bak ditelan bumi.

Kewirausahaan 108
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Kisah pasar di smartphone ada Nokia. Sebelum era smartphone saat ini, Nokia sempat
merajai ponsel di Indonesia namu seiring perkembanga teknologi, Nokia tidak cepat
beradaptasi dengan mengimplementasikan teknologi terbaru maka akhirnya pasarnya
hilang. Lain lagi seperti Samsung yang diawal kemunculan Android yang tidak
diperhitungkan, pada akhirnya menjadi OS yang paling banyak digunakan oleh produsen
smartphone di Dunia. Kondisi pasar seperti contoh ini pelru dilakukan evaluasi. Apakah
produk/jasa sudah sesuai dengan kondisi pasar? Bagaimana persedian dan permintaan
produk? Sudah sangat seimbangkah atau sebaliknya.
4. Keuangan/Pendapatan
Point yang tidak kalah pentingnya untuk dievaluasi adalah kondisi keuangan setiap usaha
yang dijalankan. Jika kondisi keuangan terus mengalami kerugian dan tidak mampu untuk
menjalankan usahanya opsi menutup usaha adalah hal yang paling akhir untuk diambil.
Namun jika terus-terusan merugi opsi tersebut perlu diambil. Oleh karena itu jika
pendapatan dari sisi keuangan tidak sesuai dengan target perlu dilakukan evaluasi. Salah
satunya adalah mengurangi biaya yang tidak terlalu penting dan porsinya lebih besar.
Misalnya adalah pengeluaran untuk pembayaran gaji yang terlalu tinggi, alternatifnya
adalah dengan mengurangi karyawan. Biaya-biaya pengeluaran yang besar dan cenderung
memberatkan kondisi keuangan perlu dievaluasi dengan cepat untuk menghindari kondisi
keuangan yang terus merugi. Sementara pos dari masing-masing anggaran dapat
dilakukan penyesuaian dengan budget terbatas tapi tetap bisa menghasilkan pemasukan
sehingga memberikan pendapatan yang positif untuk terus menjalankan usahanya.
5. Operasional
Dari sisi operational ada tiga point yang perlu diperhatikan untuk dilakukan evaluasi agar
dapat memberikan dampak yang positif yang pertama adalah mengevaluasi dari bidang
Sumber Daya Manusia. Kenapa pelru dievaluasi? Karena dari sisi SDM ada point penting
yaitu mana saja SDM yang memberikan sumbangsih besar mana SDM yang membuat
kerugian usaha. Mereka yang memberikan kontribusi positif dapat dipertahankan.
Sementara mereka yang berkontribusi negative yang cenderung merugikan sudah
sebaiknya perlu dievaluasi sehingga menjaga Manajemen SDM yang positif. Kedua dari
sisi operasion adalah bidang Sales dan Marketing. Jika bagian dari Sales dan marketing
tumbuh positif maka berdampak pada adanya pendapatan yang positif untuk usaha yang
dijalankan. Terlebih lagi biaya yang dikeluarkan tidak besar namun memberikan hasil
yang amat besar untuk keuntungannya maka perlu dipertahankan. Namun jika hasil
penjualan turun dan pemasukan cenderung negative dan minus maka ini perlu

Kewirausahaan 109
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

diperhatikan kembali untuk dilakukan evaluasi yang bijak. Hasil dari sales kurang baik,
apa karena program-program yang dijalankan tidak tepat sasaran atau tidak memberikan
dampak yang positif perlu dievaluasi dengan baik. Karena biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan sales dan marketing yang tidak sedikit perlu mendapatkan hasil yang baik
sehingga pengeluaran berbanding lurus dengan hasil yang didapat. Terakhir dari sisi
operation adalah IT System, jika terdapat fraud atau sistem yang error dalam menjalankan
usahanya maka bisa menyebabkan usaha yang dijalankan terhenti. Jika roda usaha
terhenti maka otomatis pemasukan terhenti juga. Oleh karena itu IT System perlu
diperhatikan dari sisi keamanan, kemanfaatan dan kemudahan untuk dapat membantu
kegiatan operasional menjadi mudah dan lebih cepat. Kita ambil contoh sebelum
teknologi berkembang, untuk setor dan buka rekening Bank harus datang ke Cabang
Bank Terdekat. Kini untuk setor tunai tanpa perlu ke teller tapi cukup ke mesin ATM
yang sudah ada fasilitas setor tunai. Transfer sebelumnya bisa via teller Bank atau ATM.
Kini dengan perkembangan teknologi dan IT transfer semudah genggaman tangan artinya
bisa melakukan transfer dari HP dan uang langsung diterima. Oleh karena itu jika IT
System bermasalah maka operasional usaha akan tersendat oleh karena itu pastikan IT
System berfungsi dan bekerja dengan baik.

Dari semua pemaparan perlunya evaluasi tata kelola bisa dilakukan secara
menyeluruh atau dilakukan proses evaluasi hanya pada salah satu bidang saja. Maksunya
adalah proses evaluasi sesuai dengan kondisi yang mengakibatkan atau memberikan dampak
yang negative terdahap usaha yang dijalankan. Sehingga proses evaluasi dilakukan pada
bisang tertentu dan hanya pada bagian yang perlu dilakukan evaluasi. Artinya tidak semuanya
dilakukan evaluasi, sebagai contoh: jika kinerja SDM yang tidak mempuni, maka yang perlu
di evaluasi adalah kinerja dari SDM tertentu juga. Misalnya SDM Sales/Penjualan
kurang/tidak dapat memenuhi target, maka SDM bagian tersebut yang perlu dievaluasi.
Misalnya yang perlu dievaluasi adalah bagian Sales dan Marketing yang kinerjanya kurang
baik. Maka bagian tersebut yang perlu dilakukan evaluasi dan seterusnya. Oleh karena itu
proses evaluasi tata kelola usaha dapat menghemat waktu dan berjalan tepat sasaran dari inti
bagian yang perlu dievaluasi.

Tujuan Pembelajaran 2:
Memahami Metode Evaluasi Usaha

Kewirausahaan 110
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Dalam menjalankan proses evaluasi perlu dilakukan dengan berbagai cara atau
metode yang dapat dignakan. Hal ini terlebih dapat dilihat pada bidang apa saja yang perlu
dilakukan proses evaluasinya dan hasil akhir yang diharapkan dari proses evaluasi ini. Proses
evaluasi salah satunya dapat menggunakan metode Evaluasi 360 Derajat. Artinya adalah
melakukan proses evaluasi dengan memanfaatkan umpan balik ganda dari setiap hal yang
dilakukan. Hal ini dilakukan bisa oleh internal maupun dari eksternal sehingga proses
evaluasi dengan metode ini mampu memberikan penilian pada semua bagian. Adapun tujuan
dalam menerapkan metode ini dapat memberikan manfaat umpan balik yang positif dari
setiap produk/jasa mulai dari keunggulan dan kekurangannya. Selanjutnya adalah dapat
memberikan panduan dalam penerapan strategi pengembangan produk/jasa yang dilakukan
sehingga usahanya dapat berkembangan. Namun ada hal yang perlu menjadi perhatian dalam
menerapkan metode ini diantaranya adalah data yang dibutuhkan. Perlu diperhatikan bahwa
metode ini memberikan informasi internal untuk dapat di ekspose ke eksternal sehingga
dalam penerapannya perlu pertimbangan top manajemen. Yang perlu dipertimbangkan
berikutnya adalah bagaimana pengumpulan data tersebut diperlukan, misalnya diperlukan
survey langsung kepada pelanggan tentang kepuasan pelanggan terhadap produk/jasa,
kepuasan terhadap pelayanan, kenyamanan, kinerja karyawan dan seterusnya. Hal ini dapat
difasilitasi dengan penyediaan kotak saran atau di era digital dapat memberikan akses
penilaian pelanggan secara digital. Berikutnya adalah evaluasi antar unit internal artinya
mengevaluasi lini/bagian yang ada diinternal itu seperti apa sehingga dapat memberikan efek
yang positif dari setiap usaha yang dijalankan.
Metode Evaluasi berikutnya adalah metode Analisis Biaya-Manfaat. Artinya biaya
yang dikeluarkan/dibelanjakan bagaimana manfaat yang didapat dari usaha yang dijalankan.
Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang memiliki manfaat yang baik
terhadap usaha yang dijalankan dimana biaya yang menyertainya dilakukan evaluasi. Jika
biayanya rendah namun manfaat yang didapat sangat baik untuk usaha yang dijalankan perlu
dipertahankan. Namun jika biaya yang dikeluarkan besar tapi manfaat yang didapat tidak
terlalu besar bahkan cenderung merugikan maka perlu dilakukan evaluasi yang tepat kembali.
Dari sisi metode ini perlu menjadi fokusnya adalah bagian yang bersifat nyata/ril artinya
dapat dilihat dan dievaluasi dengan tepat sehingga hasilnya bisa terasa. Namun dapat juga
seperti yang tidak nyata. Misalnya nilai kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa. Point
pentingnya adalah semakin baik produk/jasa yang ditawarkan mendapat respon yang positif
dan cenderung dicari konsumen artinya produk/jasa yang ditawarkan memiliki nilai yang
baik dimata konsumen. Dengan demikian pelanggan puas terhadap produk/jasa tersebut.

Kewirausahaan 111
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Metode Evaluasi berikutnya yaitu metode berfokus pada Program dan Kebijakan.
Metode ini dilakukan dengan dua pendekatan yaitu evaluasi semu dan evaluasi formal.
Maksud dari evaluasi semu yaitu metode yang dilakukan dengan mendeskripsikan suatu
produk/jasa dengan meminta respon dari orang/kelompok/masyarakat terhadap produk/jasa
yang ditawarkan. Hasil akhirnya dapat berupa data grafik, angka atau indeks yang
mencerminkan respon pelanggan sehingga menghasilan respon yang tepat sasaran dan
terkendali dengan baik setiap proses pelaksanaannya. Sementara evaluasi formal dapat
dilakukan melalui pendekatan pada program/kebijakan yang telah disimpulkan oleh para
pemangku kebijakan dalam manajemen dan diumumkan kepada public. Teknik yang
digunakan dalam metode ini dengan mengklarifikasi nilai, sasaran serta dampak yang
ditimbulkan dan dilakukan pementaan terhadap kendala yang terjadi untuk dapat memutus
mata rantai hal yang berdampak negative dan dievaluasi dengan segera untutk memberikan
nilai yang positif untuk usaha yang dijalankannya.
Metode Evaluasi berikutnya ada pada nilai dan pertimbangan dari keputusan teoretis.
Artinya dalam melakukan evaluasi diperlukan data dan informasi untuk mengevaluasi dan
sebagai data acuan dalam pengambilan keputusannnya. Mulai dari informasi pelanggan,
produk, penjualan, pendapatan dan data lainnya diperlukan untuk proses evaluasi. Semakin
lengkap data semakin baik proses evaluasi karena didukung dengan data yang valid untuk
pengambilan keputusannya. Namun yang perlu dipertimbangkan adalah dari proses
pengumpulan data dan informasi yang memerlukan waktu yang tidak sedikit. Sehingga untuk
menggunakan metode ini memerlukan persiapan yang bisa panjang jika data dan informasi
tidak lengkap. Namun bisa cepat juga jika semua data dan informasi dapat disajikan dengan
cepat sehingga dalam pengambilan keputusannya objectif dan tepat sasaran bai untuk internal
maupun eksternal. Dengan demikian prosesnya lebih fair dan dapat diterima hasilnya oleh
manajemen.

C. LATIHAN
1. Definisi dan cara dalam mengevaluasi tata kelola usaha yang dijalankan apa saja?
2. Bagaimana mengimplementasikan hasil evaluasi tersebut?
3. Sebutkan metode-metode evaluasi usaha?
4. Kekurangan dan kelebihan dalam melakukan evaluasi usaha apa saja?

Kewirausahaan 112
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

PERTEMUAN 14
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN USAHA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dalam pertemuan ini, mahasiswa/I diharuskan dapat memahami mengenai konsep dan
etika wirausaha diantaranya:
1. Mampu menjelaskan definisi tentang kepemimpinan dan perilaku kepemimpinan
2. Mampu memahami motivasi berwirausaha
3. Mampu memahami cara berkomunikasi dalam berwirausaha

B. DESKRIPSI MATERI

Tujuan Pembelajaran 1:
Definisi dan Perilaku Kepemimpinan

Kepemimpinan, adapun definisi dari kepemimpinan adalah proses mengarahkan


perilaku orang lain kearah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti
menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Seorang
bisa dikatakan pemimpin yang berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang
berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari
perusahaan. Perilaku pemimpin meyangkut dua bidang utama pertama adalah berorientasi
pada tugas, yaitu yang menetapkan sasaran, merencanakan dan mencapai sasaran. Kedua
berorientasi pada orang, yaitu memotivasi dan membina hubungan antar manusia. Berikut ini
tipe-tipe kepemimpinan, sebagai berikut Pertama, pemimpin yang Berwibawa (The
Authoritative Leader). Ini merupakan salah satu jenis kepemimpinan yang paling sering kita

Kewirausahaan 113
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

temukan di dalam dunia kerja. Pemimpin dalam jenis kepemimpinan seperti ini cenderung
mengajak anggota timnya untuk mengikuti arahan dirinya seorang. Seorang Profesor dari
Fakultas Bisnis Harvard bernama Goleman menyatakan bahwa jenis kepemimpinan seperti
ini adalah kepemimpinan yang paling terbaik untuk diterapkan ketika pemimpin ingin
merancang beberapa visi terbaru di dalam organisasi dalam waktu yang singkat. Para
pemimpin dalam jenis kepemimpinan ini seakan-akan mengatakan “Ikuti Saya!” kepada para
anggota timnya. Proses perubahan visi akan berjalan dengan cepat, karena pemimpin ini akan
mengatur segalanya dan mengajak seluruh subordinatnya untuk percaya dan yakin terhadap
keputusannya. Sebagai contoh, ketika suatu organisasi atau perusahaan harus berhadapan
dengan sebuah perubahan, maka secara otomatis pemimpin organisasi tersebut harus
beradaptasi dengan perubahan secepat mungkin, yaitu dengan menyesuaikan visi misi yang
ada dengan perubahan tersebut. Perubahan yang cepat menuntut para pemimpin untuk
menyesuaikan visi dan misi organisasi secepat mungkin. Jenis kepemimpinan ini juga sering
disebut sebagai tipe kepemimpinan autokratis.
Kedua, Pemimpin yang Demokratik (The Democratic Leader). Berbeda dengan jenis
kepemimpinan sebelumnya, jenis kepemimpinan seperti ini akan membentuk seorang
pemimpin yang lebih demokratik dan mau menerima serta mendengar masukan dari para
anggotanya. Menurut Goleman, pemimpin dalam jenis kepemimpinan ini seolah-olah akan
berkata, “Bagaimana Menurut Anda?” kepada para anggota timnya. Jenis kepemimpinan
seperti ini paling banyak disukai oleh para karyawan atau anggota tim. Terlebih lagi, jenis
kepemimpinan ini akan sangat efektif untuk diterapkan ketika para pemimpin sangat
memerlukan ide-ide (gagasan) dan pendapat yang terbaik dari para subordinatnya.
Sayangnya, jenis kepemimpinan ini tidak terlalu efektif jika pemimpin sedang menghadapi
keadaan darurat, dimana dirinya harus mengambil keputusan secara cepat. Pemimpin yang
Berperan sebagai Penentu Kecepatan (The Pacesetting Leader). Ketika seorang pemimpin
menerapkan jenis kepemimpinan demokratik, pemimpin tersebut akan rela untuk menunggu
keputusan yang paling terbaik dari hasil diskusi seluruh karyawannya. Namun, jenis
kepemimpinan ketiga ini akan membentuk seorang pemimpin yang berperan sebagai penentu
kecepatan. Bagi pemimpin yang menerapkan jenis kepemimpinan ini, kecepatan adalah hal
yang sangat kritikal bagi mereka. Sehingga, semakin cepat para karyawannya menerapkan
apa yang diperintahkan, maka akan semakin baik. Bagi Profesor Goleman, pemimpin seperti
ini seolah-olah mengatakan “Lakukan apa yang saya lakukan, sekarang!” kepada para
karyawannya. 

Kewirausahaan 114
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Ketiga, Pemimpin yang Bersikap Afiliasi (The Affiliative Leader). Pada jenis


kepemimpinan ini, Goleman mengatakan bahwa seorang pemimpin seolah-olah akan
mengatakan, “Orang-orang di dalam perusahaan adalah para individu yang harus
diutamakan”. Tidak dapat disangkal lagi bahwa jenis kepemimpinan seperti ini akan sangat
membantu para pemimpin dalam membina hubungan yang baik dengan para anggotanya.
Akan tetapi, jika jenis kepemimpinan seperti ini diterapkan dalam jangka panjang, maka
kinerja karyawan akan semakin melemah. Keempat, Pemimpin yang Baik dalam Pelatihan
Karyawannya (The Coaching Leader). Menurut Profesor Goleman, pemimpin dalam jenis
kepemimpinan seperti ini seolah-olah berkata “Ayo, coba ini!” kepada para anggotanya.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa jenis kepemimpinan seperti ini selalu mencari-cari keahlian
dan keterampilan yang ada di dalam para anggotanya, sehingga pemimpin yang menerapkan
jenis kepemimpinan ini dapat membantu para karyawan dalam pengembangan dirinya. Yap!
Mereka adalah pemimpin yang bersikap seperti seorang coach atau pelatih. Kelima Pemimpin
yang Suka Memaksa (The Coercive Leader). Menurut Goleman, pemimpin yang menganut
jenis kepemimpinan ini seakan-akan mengatakan “Lakukan apa yang Saya katakan!” kepada
para subordinatnya. Menurut Profesor Goleman, ini merupakan jenis kepemimpinan yang
paling terakhir karena jarang sekali para karyawan atau anggota tim yang merasa bahagia,
jika mereka berada di bawah naungan jenis kepemimpinan seperti ini. 
Pendekatan-Pendekatan Kepemimpinan yang pertama adalah Pendekatan Sifat (trait)
Kepemimpinan, maksudnya yaitu pendekatan perilaku kepemimpinan menganggap bahwa
pemimpin yang baik adalah dilahirkan dan bukannya diciptakan. Pemimpin yang berhasil
cenderung memiliki karakteristik kecerdasan termasuk kemampuan menilai dan verbal,
prestasi dimasa lalu dalam bidang pendidikan dan olahraga, kematangan dan stabilitas
emosional, keterampilan untuk berpartisipasi secara sosial dan beradaptasi denagn berbagai
kelaompok, serta keinginan untuk menggapai status dan posisi sosial ekonomi. Pendekatan
Situasi (Situasional) Kepemimpinan artinya adalah pendekatan kepemimpinan telah bergeser
dari pedekatan sifat (trait) ke pedekatan situasi. Pedekata situasi kepemimpian yang lebih
moder didasarka pada asumsi bahwa semua contoh kepemimpinan yang berhasil agak
berbeda dan membutuhka kombinasi yag unik dari pemimpin, pengikut, dan situasi
kepemimpian. Penentuan Bagaimana Membuat Keputusan Sebagai Seorang Pemimpin
Terdapat tiga faktor atau kekuatan utama yang mempengaruhi penentuan
wiraswastawan tentang perilaku kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat
suatu keputusan, kekuatan-kekuatan dalam diri wiraswatawan yaitu wirausahawan hendaknya
mengetahui empat kekuatan dalam diri mereka yang aka mempengaruhi ketetapan hati

Kewirausahaan 115
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

mereka tetang bagaimana membuat keputusan sebagai seorang pemimpin. Kekuatan yang
pertama adalah nilai-nilai wiraswastawan, kekuatan kedua derajat keprcayaan wiraswatawan
pada bawahan, kekuatan yang ketiga adalah kekuatan pemimpin dari wiraswatawan itu
sendiri, dan yang keempat adalah toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity). Kekuatan-
kekuatan pada bawahan, Seorang wiraswatawan hendaknya mengetahui kekuatan-kekuatan
pada bawahan yang mempengerahui ketetapan hati dari wiraswastawan tentang bagaimana
membuat keputusan sebagai seorang pemimpin. Untuk mengerti bawahan, seorang
wiraswatawan harus ingat bahwa tiap bawahan agak berbeda dan tidak sama. Kekuatan-
kekuatan pada situasi atau keadaan, Kekuatan yang mempengaruhi ketetapan hati
wiraswastawan tentang bagaimana membuat keputusan sebagai seorang pemimpin adalah
kekuatan dalam situasi kepemimpinan.
Kekuatan situasi pertama melibatkan tipe organisasi dimana seorang pemimpin
bekerja. Faktor-faktor organisasial seperti ukuran kelompok kerja distribusi geografisnya
menjadi penting dalam membuat keputusan sebagai seorang pemimpin. Kekuatan situasi
kedua adalah efektifitas anggota-anggota kelompok bekerja bersama. Untuk tujuan ini,
seorang wiraswastawan harus mengevaluasi isu-isu seperti pegalaman kelompok dalam
bekera bersama dan derajat kepercayaa yag dimiliki oleh anggota-anggota kelompok dalam
kemampuan mereka untuk memecahkan masalah sebagai suatu kelompok. Kekuatan situasi
ketiga yang mempengaruhi adalah masalah yang harus dipecahkan. Sebelum bertindak
sebagai seorang pemimpin yang dipusatkan pada bawahan, seorang wiraswastawan harus
yakin bahwa suatu kelompok memiliki keahlian yang diperlukan untuk membuat keputusan
mengenai masalah yang ada. Kekuatan situasi keempat melibatkan waktu yang tersedia
dalam membuat suatu keputusan. Sebagai suatu garis pedoman umum, semakin sedikit waktu
yang tersedia bagi pembuatan suatu keputusan, semakin tidak praktis untuk membiarkan
suatu kelompok membuat keputusan.

Tujuan Pembelajaran 2:
Motivasi Berwirausaha

Motivasi didefinisikan sebagai keadaan dalam diri individu yang menyebabkan


mereka berperilaku dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi
menerangkan mengapa orang-orang berperilaku seperti yang mereka lakukan.semakin
wiraswastawan mengerti perilaku anggota organisasi, semakin mampu mereka

Kewirausahaan 116
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

mempengaruhi perilaku tersebut dan membuatnya lebih konsisten dengan pencapaian tujuan
organisasional. Karena produktivitas dalam semua organisasi adalah hasil dari perilaku
anggota organisasi, mempengaruhi perilaku ini adalah kunci bagi wiraswastawan untuk
meningkatkan produktivitas. Model Motivasi Berbagai model yang menguraikan bagaimana
motivasi terjadi telah dikembangkan. Tiga model tersebut adalah, pertama model motivasi
kebutuhan tujuan. Model motivasi kebutuhan dan tujuan dimulai dengan perasaan kebutuhan
individu. Kebutuhan ini ditransformasi menjadi perilaku yang diarahkan untuk mendukung
pelaksanaan perilaku tujuan. Tujuan perilaku tujuan adalah mengurangi kebutuhan yang
dirasakan. Secara teoritis, perilaku mendukung tujuan dan perilaku tujuan berkelanjutan
sampai kebutuhan yang dirasakan telah sangat berkurang. Kedua, model ekspektasi vroom,
pada kenyataannya, proses motivasi adalah situasi yang lebih rumit dibandingkan yang
digambarkan oleh model motivasi kebutuhan-tujuan. Model ekspektasi vroom mengatasi
beberapa kerumitan tambahan. Seperti halnya dengan kebutuhan-tujuan, model ekspektasi
vroom didasarkan pada premis bahwa kebutuhan yang dirasakan menyebabkan perilaku
kemanusiaan. Akan tetapi, model ekspektasi vroom juga mengungkapkan isu kekuatan
motivasi . kekuatan motivasi adalah tingkatan keinginan individu untuk menjalankan suatu
perilaku. Ketika keinginan meningkat atau menurun, kekuatan motivasi dikatakan
berfluktuasi.
Menurut model motivasi vroom, kekuatan motivasi ditentukan oleh nilai dari hasil
menjalankan suatu perilaku yang dirasakan, kemungkinan yang diraskan bahwa perilaku
yang dijalankan oleh individu akan menyebabkan diperolehnya hasil. Ketika kedua faktor
tersebut meningkat kekuatan motivasi atau keinginan individu untuk menjalankan perilaku
akan meningkat. Pada umumnya, individu cenderung untuk menjalankan perilaku-perilaku
yang memaksimumkan balas jasa pribadi dalam jangka panjang. Model porter-lawler, porter
dan lawler telah mengembangkan suatu model motovasi yang menggambarkan uraian proses
motivasi yang lebih lengkap dibandingkan model kebutuhan-tujuan atau model ekspektasi
vroom. Model motivasi porter-lawler konsisten dengan dua model sebelumnya dimana model
ini menerima premis bahwa kebutuhan yang dirasakan akan menyebabkan perilaku
kemanusiaan dan usahan yang dilakukan untuk mencapai suatu tugas ditentukan oleh nilai
balas jasa yang dirasakan yang dihasilkan dari suatu tugas dan probabilitas bahwa jasa
tersebut akan menjadi nyata. Model porter-lawler juga menekankan tiga karakteristik lain dari
proses motivasi, yaitu nilai balas jasa yang dirasakan ditentukan oleh baik balas jasa intristik
dan ekstrinstik yang menghasilkan kepuasan kebutuhan ketika suatu tugas diselesaikan. Balas
jasa intrinstik berasal langsung dari pelaksanaan suatu tugas, sementara balas jasa ekstrinstik

Kewirausahaan 117
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

tidak ada hubungannya dengan tugas itu sendiri. Contoh, ketika seorang wiraswastawan
memberi bimbingan pada bawahan mengenai suatu masalah pribadi, wiraswatawan tersebut
mungkin mendapat balas jasa intrinstik dalam bentuk kepuasan pribadi dengan membantu
orang lain. Tingkatan dimana individu secara efektif menyelesaikan suatu tugas ditentukan
oleh dua variable yaitu persepsi individu tentang apa yang diperlukan untuk melaksanakan
suatu tugas, dan kemampuan sesungguhnya dari individu untuk menjalankan suatu tugas.
Sesungguhnya, efektifitas individu dalam menyelesaikan suatu tugas meningkat ketika
persepsi mengenai apa yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas menjadi lebih akurat
dan ketika kemampuan untuk menjalankan suatu tugas meningkat. Keadilan balas jasa yang
dirasakan akan mempengaruhi jumlah kepuasan yang dihasilkan oleh balas jasa tersebut.
Pada umumnya, semakin adil balas jasa yang dirasakan oleh individu, semakin besar
kepuasan yang dirasakan sebagai hasil dari menerima balas jasa tersebut.
Motivasi Prestasi McClelland, teori lain mengenai kebutuhan kemanusiaan dipusatkan
pada kebutuhan untuk berprestasi. Teori ini, yang terutama dipopulerkan oleh David
McClelland, mendefinisikan kebutuhan berprestasi (need for achievement atau n ach) sebagai
keinginan untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien dibandingkan yang
telah dikerjakan sebelumnya. McClelland mengatakan bahwa pada beberapa orang bisnis
kebutuhan untuk berprestasi demikian kuat agar ia lebih termotivasi dibandingkan upaya
mencapai keuntungan. Untuk memaksimumkan kepuasanya, individu dengan kebutuhan
berprestasi yang tinggi cenderung menetapkan tujuan untuk diri mereka sendiri yang
merupakan tantangan tetapi bisa di capai. Walaupun individu-individu tersebut tidak
menghindari risiko sepenuhnya, mereka menilai risiko dengan sangat hati-hati. Individu yang
termotivasi oleh keinginan berprestasi tidak ingin gagal dan akan menghindari tugas-tugas
yang melibatkan terlalu banyak risiko. Individu dengan keinginan yang rendah untuk
berprestasi umumnya menghindari tantangan, tanggung jawab, dan risiko.
Memotivasi Anggota-anggota Organisasi, orang-orang termotivasi atau menjalankan
perilaku untuk memuaskan kebutuhan pribadi mereka. Oleh karena itu, dari sudut pandang
manajerial memotivasi anggota organisasi adalah proses memberikan peluang pada mereka
untuk memenuhi kebutuhan mereka sebagai hasil menjalankan perilaku produktif dalam
organisasi. Memotivasi adalah satu dari empat aktivitas fungsi memengaruhi yang saling
berhubungan yang dilaksanakan oleh wiraswastawan untuk menuntun perilaku anggota
organisasi kearah pencapaian tujuan organisasional. Arti Penting Memotivasi Anggota-
anggota Organisasi Kebutuhan dari anggota organisasi yang tidak terpenuhi akan
menyebabkan munculnya perilaku anggota organisasi yang tidak semestinya atau semestinya.

Kewirausahaan 118
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Wiraswatawan yang berhasil didalam memotivasi anggota organisasi akan meminimalisirkan


terjadinya perilaku anggota organisasi yang tidak diinginkan dan memaksimumkan terjadinya
perilaku anggota organisasi yang diinginkan. Kemudian wiraswastawan bisa meningkatkan
kemungkinan bahwa produktivitas anggota organisasi akan menurun. Motivasi anggota
organisasi yang berhasil adalah sangat penting bagi wiraswastawan.
Strategi Memotivasi Anggota Organisasi, wirausahawan mempunyai berbagai strategi
memotivasi anggota organisasi. Tiap strategi tersebut ditunjukan pada pemenuhan kebutuhan
anggota organisasi konsisten dengan yang diuraikan oleh hierarki kebutuhan Maslow,
rangkaian kesatuan kedewasaan-ketidakdewasaan argyris, dan motif berprestasi McClelland.
Pada hakikatnya, strategi tersebut berisi garis pedoman umum apa yang bisa dilakukan oleh
wiraswastawan untuk menjamin bahwa anggota organisasi memenuhi kebutuhan tersebut
melalui pelaksanaan perilaku anggota organisasi, yang sesuai. Strategi motivasi manajerial
tersebut adalah komunikasi Manajerial, mungkin strategi motivasi paling dasar adalah dengan
berkomunikasi dengan anggota organisasi. Sebagai hasil komunikasi dengan wiraswastawan,
anggota organisasi bisa memenuhi kebutuhan kemanusiaan dasar seperti pengakuan, rasa
memiliki, dan keamanan. Wiraswastawan hendaknya bekerja keras untuk berkomunikasi
dengan anggota organisasi lainnya sesering mungkin, tidak hanya karena hal tersebut
merupakan alat untuk mengarahkan aktivitas organisasional tetapi juga karena hal tersebut
merupakan cara dasar untuk memuaskan kebutuhan kemausiaan anggota organisasi.
Teori X – Teori Y, strategi lainya yang bisa digunakan oleh wiraswastawan untuk
memotivasi anggota organisasi melibatkan asumsi yang dimilikinya mengenai sifat dari
orang-orang. Douglas McGregor mengidentifikasi dua perangkat asumsi dan merancang
seperangkat teori X dan yang lainya teori Y. Teori X melibatkan asumsi yang dirasa
McGregor sering digunakan oleh wiraswastawan sebagai dasar berhubungan dengan orang-
orang semetara teori Y mewakili asumsi yang dirasa McGregor hendaknya secara konstan
manajemen bekerja keras untuk menggunakanya. Dasar pikiran penggunaan teori Y dan
bukannya teori X pada sebagian besar situasi adalah aktivitas manajerial yang mencerminkan
asumsi teori Y umumnya akan lebih berhasil dalam memenuhi kebutuhan kemanusiaan dari
sebagian besar anggota organisasi daripada aktivitas manajemen yang mencerminkan asumsi
teori X. oleh karena itu, aktivitas manajemen yang didasarkan pada asumsi teori Y umumnya
akan lebih berhasil didalamnya memotivasi anggota organisasi dibandingkan aktivitas
manajemenyang didasarkan asumsi teori X.
Rancangan pekerjaan, strategi ketiga berhubungan dengan rancangan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh anggota organisasi. Pertama strategi rancangan pekerjaan awal suatu

Kewirausahaan 119
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

gerakan dalam sejarah bisnis amerika untuk membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih
terspesialisasi telah meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Secara teoritis, gerakan ini
ditujukan pada membuat tenaga kerja lebih produktif dengan membuat mereka mampu
mengerjakan sesuatu lebih efisien. Kedua adalah sejumlah strategi rancangan pekerjaan akhir
telah dikembangkan sejak pengembangan program rotasi kerja dan pengayaan kerja. Dua dari
strategi paling akhir tersebut adalah pengayaan kerja (job enrichment) dan jam kerja fleksibel
(fleksitime). Modifikasi perilaku, strategi keempat yang bisa digunakan untuk memotivasi
anggota organisasi didasarkan terutama pada konsep yang dikenal sebagai modifikasi
perilaku. Modifikasi perilaku dipusatkan pada pendorongan perilaku yang sesuai sebagai
hasil dari konsekuensi perilaku tersebut. Teori modifikasi perilaku menyatakan bahwa jika
seorang wiraswastawan ingin memodifikasi perilaku bawahan, dia harus menjamin bahwa
konsekuensi yang diinginkan terjadi sebagai akibat perilaku tersebut. Hal lain yang bisa
membuat program modifikasi perilaku berhasil termasuk juga memberikan tingkat
penghargaan yang berbeda pada karyawan yang berbeda bergantung pada kualitas hasil kerja
mereka, memberitahukan karyawan apa yang mereka lakukan adalah salah, menghukum
karyawan secara pribadi sehingga tidak mempermalukanya didepan orang lain, dan
senantiasa memberikan penghargaan dan hukuman untuk menekankan bahwa manajemen
serius mengenai usaha modifikasi perilaku.

Tujuan Pembelajaran 3:
Komunikasi

Komunikasi adalah proses berbagi informasi denagn individu-individu lainya.


Informasi merupakan suatu pikiran atau gagasan yang hendak diberikan kepada individu-
individu lainnya. Karena komunikasi adalah keterampilan manajeman yang sering digunakan
dan sering disebut sebagai satu kemampuan yang sangat bertanggung jawab bagi
keberhasilan seorang wiraswastawan, komunikasi sangat penting sehingga calon-calon
wiraswastawan sepenuhnya tahu bagaimana wiraswastawan- wiraswastawan berkomunikasi.
Komunikasi Interpersonal Agar menjadi seorang komunikator interpersonal yang berhasil,
seorang wiraswastawan harus mengerti bagaimana komunikasi interpersonal berjalan, dan
hubungan antara umpan balik (feedback) dan kumunikasi interpersonal. Untuk mengerti
komunikasi interpersonal, seorang harus mengerti langkah-langkah yang terjadi ketika orang-
orang berkomunikasi. Langlah-langkah tersebut dan mekanika lainnya yang terjadi dalam

Kewirausahaan 120
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

situasi komunikasi interpersonal disajikan pada pokok-pokok yaitu unsur-unsur komunikasi


interpersonal, komunikasi interpersonal adalah proses informasi denagn individu lainnya.
Agar bisa tercapai, komunikasi interpersonal harus memiliki tiga unsur yaitu sumber
pengirim atau penyandi, sinyal atau tanda-tanda, dan pemecah kode atau penerima.
Proses komunikasi interpersonal, peranan apa yang dimainkan oleh masing-masing
dari ketiga unsur dalam proses komunikasi interpersonal. Pengirim menentukan informasi
apa yang ingin diberikan, menyediakan informasi ini dalam bentuk berita dan kemudian
mentrasmisikan berita sebagai tanda-tanda bagi penerima. Penerima memecahkan pesan yang
ditransmisikan untuk menentukan maknanya dan selanjutnya memberikan respon.
Komunikasi interpersonal yang berhasil dan yang gagal, komunikasi yang berhasil adalah
suatu situasi komunikasi interpersonal dimana informasi yang ingin diberika oleh pengirim
kepada penerima dan makna dari berita yang ditransmisikan tersebut adalah sama.
Sebaliknya, komunikasi yang gagal adalah situasi komunikasi interpersonal dimana informasi
yang diberikan oleh pengirim dan makna yang berasal dari berita yang ditransmisikan
tersebut tidak sama. Kendala bagi keberhasilan komunikasi interpersonal, faktor-faktor yang
menurunkan kemungkinan bahwa komunikasi akan berahasil umumnya dinamakan kendala
komunikasi. Kendala komunikasi yang berhasil dibagi menjadi yaitu kendala makro
komunikasi dan kendala mikro komunikasi.
Kendala makro komunikasi adalah kendala-kendala yang menghambat komunikasi
berhasil pada situasi komunikasi umum faktor-faktor tersebut berhubungan dengan
lingkungan komuniksi dan dunia yang lebih besar dengan nama komunikasi tersebut terjadi.
Diantara kendala-kendala tersebut adalah meningkatnya kebutuhan akan informasi,
kebutuhan bagi informasi yang semakin rumit, kenyataan bahwa individu-individu di dunia
semakin banyak mempunyai hubungan dengan individu-individu yang menggunakan bahasa
lain. Kendala mikro komunikasi adalah kendala-kendala yang menghambat komunikasi yang
berhasil pada situasi komunikasi tertentu. Faktor-faktor tersebut secara langsung
berhubungan dengan variable-variabel seperti pesan komunikasi, sumber, dan tujuan.
Diantara kendala mikro tersebut antara lain pandangan pengirim mengenai penerima, campur
tangan berita, pandangan penerima terhadap pengirim, persepsi, kata-kata bermakna ganda.
Komunukasi Interpersonal Verbal dan Nonverbal, komunikasi interpersonal umumnya dibagi
dua yaitu verbal dan non verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang ditekankan pada
komunikasi yang menggunakan baik kata-kata tertulis maupun lisan untuk memberikan
informasi kepada orang lain. Komunikasi nonverbal adalah pemberian informasi tanpa
menggunakan kat-kata untuk menyandikan pikiran.

Kewirausahaan 121
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

C. LATIHAN
1. Mampu menjelaskan definisi tentang kepemimpinan dan perilaku kepemimpinan
a. Definisi dari kepemimpinan apa? Berikan contoh-contoh kepemimpinan!
b. Perilaku kepemimpinan yang ideal untuk usaha keluarga dalam bidang jasa
seperti apa? Jelaskan beserta contohnya!
2. Mampu memahami motivasi berwirausaha
a. Sebutkan definisi motivasi dalam berwirausaha?
b. Berikan penjelasan mengenai teori motivasi yang saudara ketahui?
c. Bagaimana peranan motivasi dalam menjalankan usaha yang dirintisnya?
3. Mampu memahami cara berkomunikasi dalam berwirausaha
a. Definisi komunikasi seperti apa, berikan contohnya!
b. Jenis komunikasi yang baik dan ideal seperti apa yang sesuai dengan ruang
lingkup usaha dengan pendapatan kurang dari Rp. 200.000.000 1 bulan dan
Rp. 1.000.000.000 (Satu Milyar), jabarkan alasannya!

Kewirausahaan 122
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

PERTEMUAN 15
PENDEKATAN KOMUNIKASI BISNIS & DIGITAL MARKETING

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pendekatan komunikasi bisnis & digital
marketing diantaranya:
1. Memahami teori komunikasi
2. Memahami digital marketing

B. DESKRIPSI MATERI

Tujuan Pembelajaran 1:
Memahami Teori Komunikasi

Teori Komunikasi
Berdasarkan buku (Suprapto, 2009) menjelaskan pengertian komunikasi sebagai berikut:
1. Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atua emosi dari
seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol (Theodorson dan
Thedorson).
2. Komunikai adalah seni penyampaian informasi, ide sdan sikap seseorang kepada orang
lain (Edwin Emery)

Kewirausahaan 123
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

3. Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesame manusia
(Delton E, Mc Farland)
4. Komunikasi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia yang dilakukan dengan
mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpannya
dalam waktu (Charles H. Cooley)
3 (tiga) pengertian utama komunikasi, yaitu pengertian secara etimologis, terminologis dan
paradigmatis sebagai berikut:
1. Secara etomologis, menurut asal usul kata etimologis, komunikasi berasal dari bahasa
latin ‘communicatio’ dan perkataan ini bersumber pada kata ‘comminis’ yang berarti
sama makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan.
2. Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain.
3. Secara paradigmatic, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen yang
berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Misalkan ceramah, kuliah, dakwah, diplomasi dan sebagainya. (Suprapto, 2009)

Komunikasi Bisnis
Setiap aktivitas manusia yang dilakukan biasanya diiringioleh komunikasi. Demikian
pula dengan aktivitas bisnis, komunikasi tidak dipisahkan dengan setiap pekerjaan.
Berdasarkan definisi yang disampaikan oleh Harold D. Lasswel dalam (Ferinia et al., 2020)
disampaikan bahwa komunikasi adalah “ who says what in which channel to whom and with
what effect”. Who (siapa) mengacu pada pengirim pesan, yang disebut juga dengan
komunikator. What (apa) mengacu pada isi informasi. Which (media) terkait dengan media
yang digunakan misalnya telepon, televise, majalah, internet dan sebagainya. Whom (keapda
siapa) berkaitan dnegan siapa yang menerima pesan atai informasi. With what effect (akibat
yang akan terjadi) dampak dari pesan yang diterima. Dari penjelasan diatas tersebut maka ada
3 (tiga) komponen penting dalam komunikasi yaitu, orang media dan dampak.
1. Orang
Orang adalah individu sebagai pengirim berita/komunikator dan penerima berita.
Komponen pertama ini seringkali menjadi masalah terbesar dalam komunikasi. Tidak
memahami sepenuhnya informasi baik yang menyampaikan maupun yang menerima,
tergesa-gesa dalam menyampaikan dan menerima informasi, tidak fokus dalam
penyampaian dan penerimaan informasi. Untuk itu komunikator perlu mempelajari seni
menyampaikan informasi dan komunikan mempelajari seni mendengarkan dan

Kewirausahaan 124
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

memahami informasi. Yang termasuk komunikator adalah jru bicara, pembawa berita,
pengkhotbah, dosen, pemimpin rapat dan sebagainya dan yang termasuk komunikan
adalah pendengar, pemirsa, pembaca atau pengamat.
2. Media
Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi oleh
pengurum kepada penerima pesan. Media yang lazim digunakan dalam aktivitas sehari-
hari adalah surat menyurat, Koran, majalah, radio televise yang selanjutnya berkembang
menjadi internet, handphone serta media social.

3. Dampak
Komunikasi dapat memberikan dampak yang negatif dan positif. Dampak
positifnya adalah penerima informasi mengerti dan memahami informasi yang mereka
terima serta melaksanakannya, kinerja karyawan semakin baik serta dapat
mempersatukan kesalahpahaman. Sedangkan dampak negatifnya adalah dapat
menimbulkan kebingungan dan kesalahpahaman jika informasi yag diterima tidak jelas,
salah dimengerti, keresahan bahwa secara khusus pada kondisi tertentu penjelasan dan
latar belakang informasi harus disampaikan untuk mencegah pertikaian.

Prinsip Komunikasi
Komunikasi merupakan suaut proses yang dilakukan terus-menerus, berubah-ubah
dan aktif yang melibatkan pihak yang memberikan informasi serta pihak yang menerima
informasi. Oleh sebab itu perlu adanya prinsip komunikasi yang baik agar mempersempit
kesalahpahaman dalam komunikasi.
1. Kejelasan Bahasa
Komunikator dan komunikan harus memiliki kemampuan berbahasa yang baik
secara lisan maupun tulisan. Perlu ada penyesuaian kondisi tempat dan situasi dalam
komunikasi serta bahasayang digunakan agar dapat diterima dan dipahami dengan baik.
2. Integritas dan Ketulusan
Komunikator dan komunikan perlu memahami pentingnya integritas dan
ketulusan dalam menyampaikan pesan. Integritas dalam berkomunikasi adalah informasi
yang disampaikan komunikator dan yang diterima oleh komunikan harus konsisten, jujur
dan bertanggung jawab.
3. Komunikasi Non Verbal

Kewirausahaan 125
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Secara umum atau sebagian besar bentuk komunikasi adalah non verbal.
Komunikasi non verbal adalah komunikasi dimana pesan yang disampaikan bukan dari
kata-kata melainkan dari bahasa tubuh. Sering kali fokus komunikasi antara komunikator
dan komunikan adalah kepada kata-kata yang keluar dari mulut komunikator tanpa
memperhatian bahasa tubuhnya.untuk seorang komunikator dan komunikan sangat
penting untuk mempelajari secara khusus bahasa tubuh untuk melengkapi penjelasan
kata-kata. Bahasa tubuh lebih juru dari kata-kata yang keluar. Berdasarkan hasil
penelitian menjelaskan bahwa 65% sampai 93% komunikasi adalah komunikasi
nonverbal. Sebagai contoh, nada suara menunjukkan bahwa komunikan itu tidak perduli,
memperhatikan bahkan tertarik terhadap suatu penyampaian.
4. Konteks Mempengaruhi Komunikasi
Lingkungan dimana komunikasi dilaksanakan atau dilakukan adalah salah satu
aspek konteks yang mempengaruhi komunikasi. Aspek konteks lainnya secara
umumadalah dimensi psikologis. Misalkan setiap perusahaan memiliki budaya
perusahaannya sendiri yang membentuk norma-norma perilaku. Komunikator dan
komunikan perlu memahami budaya lingkungan misalkan perusahaan agar dapat
beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Waktu adalah aspek lain dari konteks.
Misallkan komunikator terbiasa bangun subuh sedangkan komunikan terbiasa bangun
siang. Perlu dilakukan penyesuaian dan kesepakatan waktu terbaik untuk melakukan
komunikasi diantara komunikator dan komunikan.
5. Komunikasi Tidak Dapat Diubah
Dalam pepatah klasik disebutkan bahwa kata-kata yang sudah keluar, tidak dapat
ditarik kembali. Pada suatu saat, seseorang mungkin akan meralat ucapannya yang telah
dikatakan atau dilakukan, namun sayangnya hal itu benar-benar tidak dapat diralat
seutuhnya.
6. Komunikasi Memberikan Efek atau Pengaruh
Komunikasi akan memberikan atau menghasilkan efek atau pengaruh. Setiap
tindakan komunikasi akan melahirkan konsekuensi terutama bagi semua pihak yang
terlibat dalam komunikasi. Sebagai conoth, misalkan seorang pemimpin berteriak
dikantor akan memberikan pengaruh dan efek pada para karyawan sebagai komunikan.

(Pohan & Fitria, 2021) menjelaskan dalam jurnalnya bahwa komunikasi merupakan
aktifitas manusia yang sangat penting dan selalu dilakukan. Bukan hanya dalam organisasi
melaikna juga dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang

Kewirausahaan 126
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

esensial dalam kehidupan manusia. Setiap interaksi merupakan bentuk komunikasi.


Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks, dan
teknologi kini telah merubah cara berkomunikasi manusia secara drastis.
(Effendi, 2010) menjelaskan dalam jurnalnya bahwa perkembangan teknologi,
khususnya teknologi informasi, melalui jaringan internet membawa banyak perubahan dalam
kehidupan masyarakat. Dengan banyaknya berbagai fasilitas yang dimiliki internet, maka
internet sekarang bisa dikategorikan sebagai salah satu media komunikasi. Kehadiran internet
memberikan dampak kepada masyarakat, baik positif, maupun negatif, dalam bidang sosial,
budaya,ekonomi, pendidikan dan berbagai bidang lain. Dengan semakin banyaknya pengguna
internet serta kemudahan mengakses internet sekarang ini, maka terjadi perubahan besar pada
ilmu komunikasi baik dari sisi teoritis maupun aplikatif. Oleh karena itu, para akademisi,
maupun praktisi komunikasi harus bisa mengikuti perkembangan tersebut.
(Rahmanto, 2004) menjelaskan dalam jurnalnya mengenai kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi sangatlah penting dalam suatu kehidupan berorganisasi,
bahkan menjadi tuntutan. Komunikasi dalam organisasi menjadi titik sentral dalam
menciptakan situasi dan lingkungan yang kondusif, menjalin komunikasi berkesinambungan,
meningkatkan kepercayaan publik, meningkatkan citra baik perusahaan/organisasi bahkan
membantu mempromosikan dan meningkatkan pemasaran suatu produk/jasa. Oleh karena itu
komunikasi dalam suatu organisasi harus dipahami dengan benar, diaplikasikan serta
dikembangkan oleh siapapun baik perorangan, masyarakat dan organisasi.

Tujuan Pembelajaran 2:
Memahami Digital Marketing

Digital Marketing
Digital marketing merupakan media yang saat ini menjadi bagian dari bisnis yang
tidak dapat dipisahkan. Secara perlahan namun pasti orang-orang banyak meninggalkan cara
marketing konvensional dan beralih ke digital marketing. Pemahaman musah mengenai
digital marketing adalah pemasaran atau mempromosikan suatu merk atau produk melalui
dunia digital atau internet. Pada awal era 90-an, saat pandangan mengenait perubahan digital
telah dimulai, (Parsons, Zeisser dan Waitman, 1998) dalam (Saputra et al., 2020)
menjelaskan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam pemasaran digital, pemasar konsumen
harus membuat model baru dengan 5 (lima) elemen penting dalam lingkungan media baru.

Kewirausahaan 127
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Gambar berikut ini menunjukkan 5 (lima) faktor keberhasilan dan masalah yang harus
ditangani oleh pemasar disekitarnya.

Konsep Digital Marketing


Praktek dalam mempromosikan produk dan layanan dengan cara inovatif, terutama
menggunakan saluran distribusi berbasis database untuk menjangkau konsumen serta
pelanggan secara tepat waktu, relevan serta hemat biaya dan ini secara teori juga praktek
disebut dengan pemasaran digital. Istilah umum untuk pemasaran barang atau jasa yang
terukur dan interaktif menggunakan teknologi informasi digital untuk mengubah pandangan
dan juga mengelolanya juga dinamakan digital marketing. Tujuan utamanya adalah untuk
mempromosikan merk, membentuk preferensi serta meningkatkan penjualan melalui
beberapa teknik pemasaran digital (Saputra et al., 2020). Pemasaran digital biasanya secara
umum dapat disebut juga sebagai online marketing, internet marketing atau web marketing.
Konsep dasar pada digital marketing didasarkan pada pendekatan inbound marketing atau
umumnya disebut sebagai pendekatan sentris pelanggan.
Mempromosikan bisnis melalui blog, podcast, video, e-book, e-newsletters, produk
fisik, pemasaran melalui media social serta metode konten lainnya yang berfungsi menarik
minat pelanggan melalui berbagai tahap distribusi saluran pembelian disebut Inbound
Marketing. Inbound Marketing berarti kegiatan pemasaran yang membawa pengunjung
masuk serta mendapatkan perhatian konsumen, membuat produk dari bisnis tersebut mudah
ditemukan dan juga menarik pelanggan untuk masuk ke situs web dengan membuat konten-

Kewirausahaan 128
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

konten yang menarik. Selama teknologi informasi terus mengalami kemajuan maka
pemasaran digital juga akan maju. Digital marketing identik dan mirip dengan periklanan
konvensional atau tradisional, perbedaannya terletak terutama adalah pada penggunaan
perangkat digital.

Keuntungan Digital Marketing


1. Efisiensi Biaya
Jika dibandingkan dengan pemasaran digital di media masa tradisional, pemasaran
digital memiliki biaya yang jauh lebih rendah serta dalam banyak kasus website dapat
menghasilkan pendapatan bahkan tanpa biaya atau gratis.
2. Interaktivitas
Para pengguna online dapat memilih waktu kapan untuk memulai berinteraksi atau
kontak serta dengan waktu untuk berapa lama.
3. Memberdayakan Efek Digital Marketing
Salah satu keuntungan dari pemasaran online adalah terkait dengan pengaruhnya yang
sangat ideal terutama untuk usaha kecil atau UMKM.
4. Pengguna yang tidak terbatas
Website sebagai contoh media internet dapat menjangkau seluruh dunia.
5. Durasi
Waktu yang tidak terbatas kapanpun dan dimanapun dapat mengakses internet.
6. Pendekatan pengguna aktif
Pengguna internet dapat berkomunikasi aktif dalam transaksi bisnis serta pendekatan
yang intens dari penjual dengan pembeli
7. Dialog dengan dan diantara para pengguna internet
Seluruh pengguna internet dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi mengenai
banyak hal.
8. Konten yang kaya dan hampir tak terbatas sesuai dengan perkembangan teknologi.
9. Mudah diukur, bahwa digital marketing memungkinkan yang lebih mudah dibandingkan
dengan pemasaran tradisional.
10. Dipersonalisasi atau tailor made dengan memungkinkan membuat penawaran serta
program yang dapat disesuaikan atau personalisasi berdasarkan profil atau perilaku
konsumen dan preferensi mereka.

Kewirausahaan 129
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Kekurangan Digital Marketing


1. Hak cipta
Pemasaran dan penyebaran melalui internat dengan mudah dapat disalin oleh orang lain.
Merk dagang atau logo yang digunakan dapat dengan mudah digunakan untuk menipu
pelanggan.
2. Koneksi internet yang lambat merupakan kesulitan yang akan muncul. Apabila situr web
terlalu komplek atau size besar dapat membutuhkan banyak waktu untuk membukanya
dan pada akhirnya pengguna dapat bosan menggunakan atau mengaksesnya.
3. Pada e-commerce pengguna atau pelanggan tidak memungkinkan menyentuh barang
yang dijual sebelum membelinya. Faktor kekurangan ini dapat menjadi risiko yang akan
terjadi dikemudian hari terkait kepuasan pelanggan.
4. Beberapa pengguna masih tidak dapat percaya pada metode pembayaran dengan sistem
online, namun dengan pengalaman pengguna lain serta testimoni maka konsep ini
perlahan akan dapat diterima secara umum.
5. Masih kurang kepercayaan pengguna karena penipuan terkait promosi digital atau
virtual.
6. Sistem pembayaran tunai tidak menjamin 100% pembelian produk. Ada beberapa kasus
saat pengguna dengan identitas palsu yang memesan online tanpa berniat untuk
mengambil dan membayarkan barang tersebut.
7. Pemasaran internet belum dapat diminati semua orang. Beebrapa pelanggan terutama
yang lebih tua masih belum mempercayai lingkungan digital serta lebih nyaman
menggunakan metode tradisional.
8. Penggunaan strategi pemasaran digital dapat memakan waktu untuk memperoleh
kesuksesan yang terukur. (Saputra et al., 2020)

(Kurniawan, 2019) dalam (Saputra et al., 2020) menjelaskan beberapa jenis digital marketing
diantaranya:
1. Website
Merupakan jenis digital marketing yang paling umum digunakan karena hampir seluruh
produk dan jasa selalu memiliki website sebagia sarana promosi di era digital. Beberapa
keuntungan penggunaan website diantaranya sebagai berikut:

Kewirausahaan 130
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

a. Menjadi media promosi yang dapat diakses setiap saat, sehingga penjual dapat
merespon permintaan dari pelanggan selama 24 jam.
b. Menyediakan informasi yang valid kepada pelanggan yang ingin k=mengetahui
produk dan jasa.
c. Hemat dan efisien dalam hal biaya pemasaran.
2. Sosial Media Marketing
Media yang sangat digandrungi masyarakat untuk menjalin relasi dan pertemanan juga
ideal untuk membangun media promosi pemasaran digital untuk berbagai produk dan
jasa. Media ini juga dapat menjalin komunikasi erat dan intensif antar seluruh orang
bahkan dalalm lingkup seluruh dunia.
3. Search Engine Marketing
Digital marketing yang satu ini akan mendukung website yang memiliki tampilan
dihalaman muka mesin pencarian. Search Engine Marketing sangat dibutuhkan guna
mendukung website yang ada agar lebih cepat dan mudah ditemukan oleh pelanggan
terutama calon pelanggan.
Untuk mengupayakan website bisa muncul di halaman pertama google dapat
menggunakan dua kategori sebagai berikut:
a. Search Engine Marketing pada dasarnya cara kerja SEM adalah dengan cara
meningkatkan visibility dengan menggunakan periklanan dan optimasi dengan
timbal balik berupa uang atau biaya tertentu. Yang digunakanuntuk SEM
diantaranya google, adwords dll.
b. Search Engine Optimization, merupakan upaya untuk menaikkan website di halaman
pertama google dengan strategi atau peletakan kata kunci di konten/artikel. SEO
biasanya memiliki 2 (dua) komponen yaitu non page optimization dan off page
optimization.
Antara SEM dan SEO pda dasarnya saling melengkapi. Namun untuk menaikan
kemungkinan kemudahan menemukan situs baru akan lebih baik menggunakan SEM.
Sedangkan jika ingin mempertahankan kredibilitas situs akan lebih baik
menggunakan SEO.
4. Email Marketing
Digital marketing ini digunakan untuk memberikan dan mengirimkan promo-promo dari
produk yang dimiliki perusahaan melalui email.
5. Video Marketing

Kewirausahaan 131
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Melalui digital marketing ini, dapat menayangkan konsep dengan lebih lengkap dan
menarik dengan tampilan audio dan gambar. Pada umumnya video marketing saat ini
menggunakan media platform youtube untuk menarik konsumen.
6. Iklan secara online
Dengan membuat iklan pada digital marketing di beberapa platform dapat dijadikan
pilihan sebagai digital marketing, namun dari sisi biaya membutuhkan dana tambahan
untuk menempatkan iklan di beberapa media internet tersebut.

C. LATIHAN
1. Hal apa yang perlu dipersiapkan untuk dapat berkomunikasi dengan baik?
Jelaskan dengan contoh?
2. Berikan tanggapan dan usulan menurut anda jenis digital marketing apa yang
paling efektif dan efisien dalam memasarkan produk atau jasa? Berikan penjelasan
dengan pemaparan konsepnya?

Kewirausahaan 132
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

PERTEMUAN 16
MODEL DAN HAMBATAN USAHA SERTA UPAYA MENINGKATKAN
PROFITABILITAS (KEUNTUNGAN)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Peningkatan Profitabilitas, dimana dalam
pembelajaran ini Anda harus mampu:
1. Memahami model bisnis yang dilakukan
2. Menjelaskan hambatan bisnis yang perlu di atasi dari sisi internal maupun eksternal
3. Menjelaskan tentang langkah-langkah agar profit atau keuntungan dapat meningkat

B. URAIAN MATERI

Tujuan Pembelajaran 1:
Model Bisnis

Dalam menjalankan usaha/bisnis diperlukan sebuah kerangka yaitu model bisnis.


Dimana model bisnis ini yang menjadi dasar dalam menjalankan roda usaha/bisnisnya.
Dengan kata lain, model bisnis ini mampu memberikan sugesti positif terhadap proses,
pelaksanaan dan evaluasi dari bisnis/usaha yang dilakukan. Menurut Alexander Osterwalder,
Business Model adalah gambaran dasar bagaimana sebuah organisasi membuat, men-deliver
dan menangkap value yang ada. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model
bisnis merupakan tatanan dan panduan dalam menjalankan roda bisnis/usaha tidak hanya ada
pada proses outcome maupun income sehingga tepat sasaran. Dalam sebuah konsep dari
model bisnis itu ada beberapa bagian yang perlu diperhatikan yiatu Pertama, bagaimana
bisnis itu dilakukan mulai dari konsep, bahan baku/pendukung dan lainnya, kebutuhan
material, kriteria kebutuhan tenaga kerja, alur produksi, pengelolaan bahan baku menjadi
bahan siap pakai/jual serta operasional usaha itu dapat dijalankan. Kedua yaitu setelah
mampu memproduksi suatu produk atau jasa, bagian yang tidak kalah penting adalah
bagaimana para pelaku usaha mampu mendapatkan penghasilan dari usaha yang dijalankan.

Kewirausahaan 133
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Oleh karena itu tentunya diperlukan bagaimana pola dan manajemen penjualan dan
pemasaran, proses distribusi, proses pengiriman dan operasionalnya serta bagian yang paling
penting adalah suatu produk atau jasa mampu diterima oleh pelanggan sehingga dapat
memberikan pemasukan terhadap perusahaan itu sendiri. Bagian Ketiga yaitu setelah produk
atau jasa dapat diterima oleh masyarakat, guna meningkatkan penjualan diperlukan
manajemen strategi yang meliputi perencanaan bisnis, strategi harga yang tepat, metode
penjualan dan pemasaran dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana memanfaatkan
peluang untuk meningkatkan penghasilan itu sendiri.
Dibawah ini merupakan salah satu Bisnis Model yang dapat dijadikan gambaran dan
dikutip dari businessmodelgeneration.com sebagai berikut:

Gambar 16.1 : Contoh Bisnis Model

Dalam contoh tersebut ada dua bagian yang perlu diperhatikan yaitu yang pertama adalah
bagaimana proses apa yang dapat diberikan. Dari sini dapat dilihat bahwa bagian ini
merupakan unsur adanya kebutuhan biaya diantaranya bagaimana mendapatkan pemahaman
dan pertolong dari bisnis yang dilakukan. Dari sini dapat dilihat dari kunci aktivitas bisnis
yang perlu diperhatikan yaitu apa saja yang akan dilakukan? Tentu jawaban ini adalah
produk/jasa apa yang akan dijual atau ditawarkan kepada pelanggan yang harusnya sudah
sesuai dengan kebutuhan mereka. Point berikutnya adalah Nilai lebih dari suatu produk/jasa
yang ditawarkan. Di Era saat ini, berbagai macam produk dan jasa sudah tersedia, bukan

Kewirausahaan 134
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

tidak mungkin jenis produk dan jasa yang ditawarkan kepada pelanggan sudah ada. Namun
yang perlu diperhatikan kebutuhan pasarnya bagaimana, artinya apakah banyak diperlukan
atau tidak. Semakin banyak pasar yang membutuhkan semakin besar pula kesempatan
mendapatkan pasar tersebut. Nilai yang perlu diperhatikan dalam menjalankan bisnis/usaha
yaitu adanya kesamaan antara produk/jasa yang ditawarkan dengan kebutuhan pelanggan.
Jika produk/jasa yang ditawarkan biasa saja maka angka penjualan tidak dapat tinggi. Pada
proses ini juga sudah mulai memikirkan bagaimana usaha/bisnis yang dijalankan dapat
memberikan pendapatan/profit. Sehingga produk/jasanya banyak dibeli oleh pelanggan.
Memiliki hubungan yang baik dengan para pelanggan adalah salah satu cara yang
efektif guna menjaga loyalitas pelanggan untuk tetap terus menggunakan produk/jasa yang
ditawarkan. Hubungan yang baik dapat memberikan efek positif berupa promosi gratis dari
mereka yang memberikan testimoni tanpa diminta oleh para pelaku usaha itu sendiri. Dengan
demikian kegiatan usaha/bisnisnya dapat dibantu banyak hal dan yang paling penting adalah
dibantu mendapatkan pelanggan baru dari hubungan yang baik dengan pelanggan. Sehingga
diakhir tujuan adalah mendapatkan keuntungan yang baik dari nilai hubungan dengan
pelanggan itu sendiri. Pada point berikutnya adalah bagaimana mampu melebarkan
pasar/jaringan terhadap produk/jasa yang dimiliki. Sehingga cakupannya akan lebih luas dan
mampu memberikan sumbangsih yang positif untuk perusahaan. Bagian inti dari point ini
yaitu bagaimana produk/jasa yang dimiliki untuk ditawarkan mampu diterima dengan baik
setiap informasi dan produk-produknya. Dengan kata lain mereka tahu ada produk/jasa yang
lain sebagai alternative mereka memilih produk tersebut. Penyampaian informasi terhadap
produk/jasa kepada par pelanggan sangatlah penting. Banyak hal yang perlu diperhatikan
untuk memberikan informasi dikirim dan diterima dengan baik. Tentunya hal ini dapat
memberikan penghasilan atau pendapat dari setiap usaha/bisnis yang dilakukan.

Tujuan Pembelajaran 2:
Hambatan Bisnis

Tentu tidak mudah menjalankan bisnis/usaha apalagi bagi mereka yang kurang
berpengalaman. Adanya hambatan/tantangan dalam memulai atau menjalankan bisnis/usaha
sangat dekat antara keberhasilan atau gagal. Oleh karena itu hambatan bisnis tentunya ini
harus dapat dilalui oleh para pebisnis baik yang baru menjalankan atau sedang menjalankan
sehingga tahu betul bagaimana cara menanganinya. Hambatan dalam menjalankan

Kewirausahaan 135
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

bisnis/usaha terdapat dua kategori yaitu hambatan dari internal dan juga hambatan dari
eksternal.

A. Hambatan Bisnis dari Internal


Dalam menjalankan bisnis/usaha memang tidaklah mudah, selalu ada
hambatan/tantangan yang bisa dengan mudah dilalui atau ada kalanya sulit untuk dilalui.
Mental para pengusaha sudah sepatutnya digemblen dari hambatan atau kegagalan yang
menghinggapi. Hingga suatu nanti telah semuanya dilalui sehingga dapat mengetahui cara
penanganan dan melaluinya dengan bijak. Berikut ini beberapa hambatan dalam menjalankan
bisnis/usaha dari sisi Internal sebagai berikut yang Pertama yaitu Penjualan dan Pemasaran.
Maksud dari hambatan bisnis dari sisi penjualan dan pemasaran adalah produk/jasa dapat
diterima oleh masyarakan/pasar atau tidak. Jika hasil penjualan baik, tentu akan memberikan
keuntungan pula untuk perusahaan dengan sendirinya. Jika penjualan Produk/jasa tidak baik,
besar kemungkinan kerugian yang dialami. Produk atu jasa yang dipasarkan tentunya sesuai
dengan kebutuhan pelanggan dengan demikian produk/jasa akan tetap dicari oleh pelanggan.
Dengan demikian hambatan ini tentunya dapat diatasi dengan baik.
Kedua yaitu Beban Perusahaan, yang masuk dalam beban perusahaan mulai dari biaya
tetap atau biaya tidak tetap. Jika kondisi biaya-biaya tersebut tidak sesuai dengan
pemasukan/penghasilan maka akan menghambat Perusahaan dalam beroperasi karena biaya
yang tinggi tapi tidak ada pemasukan akan membuat perusahaan tidak sehat dan cenderung
membuat rugi. Dengan demikian biaya-biaya ini perlu diperhatikan agar Perusahaan/usaha
dapat berjalan dengan baik. Lain hal jika kondisi keuangan memadai tentu tidak menjadi
masalah dan akan mudah diatasi. Namun jika terus keluar modal tanpa adanya
pemasukan/penghasilan sama sekali ini akan menjadi beban yang terus bertambah dan
menjadi berat. Oleh karena itu, jika kondisi demikian maka semua beban perusahan dapat
ditekan dan dilakukan efisiensi dan efektif sehingga penggunaannya tepat sasaran.
Ketiga yaitu kualitas Produk/Jasa. Tidak sedikit produk/jasa yang ditawarkan kepada
pasar/pelanggan sudah ada di pasar. Jika demikian apa bedanya produk/jasa yang ditawarkan
dengan produk/jasa yang sudah ada? Jika tidak tepat dilakukan peningkatan atau
mempertahankan kualitas produk/jasa besar kemungkinan akan ditinggalkan oleh pasar.
Seperti kita ketahui saat ini transportasi tidak hanya berbasis convensional. Telah marak
beredar da nada dua pemain sektor usaha berbasis digital yaitu Gojek dan Grab. Mereka

Kewirausahaan 136
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

menjadi dua pemain besar Transportasi berbasis online/digital. Tidak sedikit moda
transportasi conventional terganggu jalannya usaha yang mereka lakukan. Oleh karena itu,
kualitas produk/jasa sepatutnya menjadi perhatian, berkaca dari moda transportasi tersebut,
jika para pelaku usaha tidak dapat menyesuaikan diri maka akan ditinggal pelangga dan
mereka beralih ke moda transportasi yang memang sangat sesuai dengan kebutuhan dan
kemudahaan yang didapat.
Keempat adalah pemilihan lokasi usaha, jika tidak tepat atau salah dalam memilih dan
menempatkan usaha tentu tidak akan memberikan pemasukan/penghasilan yang sesuai dari
target yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, jika ingin buka usaha makanan/restaurant
namun lokasinya jauh/sulit dijangkau serta aksesnya sulit tentu ini tidak akan memberikan
profit/keuntungan. Oleh karena itu pemilihan lokasi usaha harus dengan perhitungan matang
tidak hanya sebatas membuka usaha tapi tanpa perhitungan yang tepat dan cermat. Kita ambil
contoh dua minimarket yang selalu ada dalam jarak yang berdekatan. Dimana ada Indomaret,
disana pasti ada Alfamart. Bahkan lokasinya bisa berhadapan atau bersebelahan. Namun tetap
ramai pengunjung. Tentunya bukan tidak mudah memilih lokasi untuk usaha, ada
pertimbangan biaya juga mulai dari biaya pembelian lahan atau biaya sewanya. Akan berbeda
harga jika lokasi di jalan utama dengan jalan lainnya. Itu kenapa diperlukan kecermatan
dalam pemilihan lokasi usaha itu sendiri.
Berikutnya yaitu yang kelima yaitu Pasar. Hukum antara permintaan dan persediaan
tentunya sangat tergantung dari Pasar. Jika permintaan banyak namun persediaan tidak ada
dapat memberikan efek harga akan naik. Sebaliknya jika persediaan banyak namun
permintaan sedikit tentu akan membuat harga relative murah. Oleh karena itu perlu
diperhatikan dalam menjalankan usaha pangsa pasarnya apa yang ingin dituju. Sehingga
antara produk/jasa sudah sesuai dengan pasar. Jika membuat produk/jasa yang memang tidak
dibutuhkan pasar tentu tidaklah elok untuk menjalankan usaha. Namun perhitungan jangka
pendek dan jangka panjang diperlukan. Terlebih kebutuhan pasar di masa yang akan datang
belum dapat dipastikan. Seperti kita ketahui, dahulu Industri Telepon pintar diawal
munculnya Blackberry sangat tinggi bahkan banyak produsen-produsen telepon pintar
berupaya untuk bisa bersaing. Samsung diawal menggunakan Perangkat Lunak Android yang
sebelumnya pernah di tolak oleh berbagai produsen. Dengan tepat Samsung menggunakan
OS Android dan pilihannya tepat. Hingga Median tahun 2021 ini, telepon pintar dengan OS
Android merajai dunia. Artinya dalam pemilihan pasar yang tepat akan memberikan nilai
terbaik dari apa yang telah dilakukan.

Kewirausahaan 137
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Berikutnya yang keenam adalah hambatan dari manajemen/ Tata Kelola mencangkup
manajemen operasional, sumber daya manusia dan sumber daya keuangan serta manajemen
resiko. Pengelolaan operasional perusahaan/usaha dapat memberikan sumbangsih hal yang
positif atau tidak. Jika dilakukan dengan tepat maka tata kelola operasional akan memberikan
dampat yang baik untuk perusahaan/usaha. Misalnya peraturan dan ketentuan dalam
menjalankan usahanya, jika tidak ada maka berjalan bisa saja namun tidak ada ketentuan
yang dapat memberikan nilai yang positif. Sebagai contoh jam kerja, jika tiak ada aturan
maka karyawan dapat bekerja masuk dan pulang kerja sesuai dengan keinginan mereka bukan
atas dasar ketentuan operasional yang telah ditetapkan. Berlanjut pada tata kelola/manajemen
SDM. Dalam memberikan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan atau keahlian,
bukan tidak mungkin pekerjaan yang dijalankan tidak dapat maksimal karena tidak sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki. Mereka yang berpengalaman tentu akan berbeda dengan
mereka yang belum berpengalaman. Bagi mereka yang bekerja berbekal pengalaman tentu
tidak akan sulit dalam memberikan arahan atau bahkan mereka dapat bekerja dengan
sendirinya tanpa perlu diberikan arahan. Namun mereka yang belum berpengalaman tentu
akan merepotkan jika tidak dikelola dengan baik.
Ada sisi positif ada pula sisi negatifnya. Dari sisi keuangan pastinya berbeda gaji
antara mereka yang telah memiliki pengalaman dengan yang tidak berpengalaman. Untuk itu
diperlukan kebijakan yang tepat dalam mengelola SDM untuk tetap memberikan keuntungan
untuk perusahaan dan memberikan kesejahteraan bagi setiap orang yang ada dalam satu
perusahaan tersebut. Jika tata kelola SDM yang kurang tepat sesuai kebutuhan maka yang
paling besar pengeluaran adalah untuk gaji karyawan. Oleh karena itu dalam penerapan sisi
keuangan ada baiknya dalam tata kelolanya lebih efisien dan tepat sasaran sehingga
penggunaan keuangannya mampu dimaksimalkan dengan diimbangi oleh hasil yang sesuai
dengan target. Namun sebaliknya jika penggunaan keuangan tidak tepat maka sisi keuangan
tidak seimbang antara pengeluaran dengan pemasukannya.
Hambatan bisnis dari sisi internal berikutnya adalah birokrasi yang panjang dan rumit.
Dengan birokrasi yang panjang dan rumit maka dalam pengambilan keputusan akan
berdampak pula. Beberapa hal yang menghambat bisnis karena birokrasi yang panjang
diantarannya yaitu:
1. Lambatnya pengambilan keputusan karena harus menunggu dan panjangnya urutan
pengambilan keputusan. Misalnya yaitu dari bagian operation harus melakukan efisiensi
SDM dan program, namun untuk persetujuan harus meminta pimpinan Cabang, dilanjut
Pimpinan Pusat mulai dari Manager Operation per daerah, diusulkan ke Pimpinan dan

Kewirausahaan 138
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

dilanjutkan ke Direktur untuk diputuskan. Sehingga harusnya bisa diselesaikan segera


karena panjangnya birokrasi dan rumit sehingga tidak tercapai dengan segera.
2. Tidak efisien, maksudnya adalah semakin panjang maka semakin rumit pula dalam
pengambilan keputusan sehingga kerja menjadi tidak efisien dan cenderung di lapangan
akan beralasan karena sulit dan panjang jadi mereka enggan untuk melakukan trobosan-
trobosan yang sebenarnya menguntungkan perusahaan.
Terakhir yaitu dari sisi teknologi, kita ambil contoh perbankan saat ini sudah bergeser
polanya. Awalnya bertransaksi semua harus ke Bank, untuk kategori tertentu maka terjadi
pergeseran menggunakan teknologi Mobile Banking.Tentu manfaat yang dirasakan pelangga
Bank akan lebih mudah dan efisien waktu. Harusnya untuk bertransaksi perlu antri, dengan
adanya teknologi akan lebih mudah. Selain itu marak beredar metode pembayaran yang
cashless artinya tidak perlu uang cash, cukup menggunakan aplikasi pembayaran tertentu dan
memiliki saldo untuk bertransaksi membuat uang cash tidak perlu banyak. Teknologi
memang seperti pisau bermata dua, jika tidak dilakukan dapat mengakibatkan luka sendiri
(maksudnya adalah) dapat merugikan dan ditinggal pelanggan. Namun mereka yang cepat
bergerak dan beradaptasi dengan teknologi akan mampu bertahan. Contoh lain yang telah
mengalami pergeseran adalah berita-berita, sebelumnya banyak menggunakan media cetak
dan harus membeli terlebih dahulu. Namun kini, seiring perkembangan teknologi media-
media cetak sudah bergeser ke digitalisasi. Artinya sajian berita yang awalnya mengharusnya
dicetak, tapi sudah tidak lagi. Memang masih ada beberapa perusahaan media/berita tetap
memberikan cetakan. Tapi kini untuk tahu berita terupdate, cukup dengan smartphone
mereka sehingga tidak perlu menunggu besok bahkan bisa langsung dapat diketahui berita
updatenya.

B. Hambatan Bisnis dari Eksternal


Dalam menjalankan usaha/suatu bisnis selain dari ekstenal, ada pula hambatan dari
sisi internal. Berikut ini beberapa hambatan dalam menjalankan bisnis/usaha dari sisi
eksternal yaitu sebagai berikut:
4. Konsumen, ada istilah pelanggan/konsumen adalah raja. Secara penjualan memang tanpa
mereka membeli produk/menggunakan jasa kita maka tidak aka nada perputaran uang
yang masuk. Oleh karena itu, untuk menjaga konsumen tetap loyal menggunakan
dan/atau membeli lagi produk-produk kita perlu tahu apa yang konsumen/pelanggan mau.
Jika kita tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan memberikan pengalaman yang
terbaik, maka bukan tidak mungkin akan ditinggalkan konsumen. Tentu hilangnya

Kewirausahaan 139
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

konsumen akan berdampak pada penghasilan itu sendiri. Sehingga kita perlu benar-benar
mempertahankan dan meningkatkan daya beli dari konsumen itu sendiri.
5. Kompetitor, mengapa kompetitor merupakan hambatan dan juga bisa sekaligus menjadi
motivasi untuk berusaha? Kompetitor atau pesaing dalam berusaha/berbisnis memang
bisa menjadi seperti teman bisa juga seperti musuh. Kita pasti berlomba-lomba
memberikan yang terbaik untuk pelanggan dibandingkan competitor. Namun perlu
diingat adalah kita harus tahu kemampuan dan dapat mengukur dengan competitor.
Contohnya Anda memiliki usaha dibidang kuliner yang produknya sama, competitor
sudah lebih dahulu dan memiliki pelanggan setia. Jika produk yang kita tawarkan tidak
lebih baik dari competitor maka kita tidak mampu bertahan atau akan hilang bak ditelan
bumi. Namun competitor dapat dijadikan motivasi untuk terus berinovasi guna
memberikan kelebihan-kelebihan yang kita miliki dibandingkan dengan competitor itu
sendiri.
6. Wabah Penyakit/Pandemi, kita ketahui pada akhir tahun 2019, dunia dikejutkan dengan
Virus yang sampai saat ini belum diketahui asal muasalnya yaitu Covid-19 (Corona
Virus), pada Maret 2020, dimana Indonesia menggumumkan terdapat kasus tertular dan
tidak hanya Indonesia, tapi secara global Virus (Covid-19) melanda secara global. Sampai
WHO melabeli Covid-19 sebagai pandemic. Artinya secara global dan hampir diseluruh
dunia terjadi. Indonesia perekonomiannya terdampak. Banyak usaha yang terpaksa
gulung tikar, banyak pula karyawan yang di rumahkan, ada pula karyawan yang mau
tidak mau dipotong gajinya untuk membantu perusahaan. Wabah/pandemi suatu penyakit
dapat menjadi penghambat dalam menjalankan usaha. Artinya sebelum wabah/pandemic
melanda, sudah sepatutnya perlu dipertimbangkan dengan baik untuk mengantisipasinya
sehingga kondisi usaha/bisnis dapat terjaga dengan baik.
7. Sosial dan Politik, kondisi pasar terkadang terdampak pada kondisi social dan politik
suatu Negara, daerah dan seterusnya. Para investor cenderung wait and see untuk
menanamkan dananya di suatu Negara/wilayah. Terlebih lagi jika hasilnya tidak sesuai
maka bukan tidak mungkin mereka akan kabur. Kondisi social maksudnya adalah dari
produk-produk yang ditawarkan terdapat sentimen kurang baik dari segelintir orang
sehingga dapat mempengaruhi produk itu sendiri. Contohnya pernah kita tahu ada
Perusahaan yang memproduksi penyedap makanan. Namun dikarenakan isu sesitif
menggandung babi yang untuk khalayak ramai di Indonesia babi haram. Sehingga banyak
sekali ditinggal pelanggannya. Berita yang ramai terhadap sentiment positif atau negatif

Kewirausahaan 140
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

suatu produk atau jasa akan memberikan dampat tertentu yang bisa saja mengguntungkan
atau merugikan.
8. Kebijakan Pemerintah, seperti kita ketahui dampak kebijakan pemerintah baik tingkat
pusat maupun daerah dapat menjadi hambatan atau memiliki dampak yang positif dan
negative. Sebagai contoh akibat imbas dari wabah/pandemic suatu penyakit penjualan dan
kondisi ekonomi masih minus di tahun 2020 kala itu. Maka untuk memberikan stumulan
yang positif pada penjualan Mobil pemerintah memberikan kebijakan insentif Pajak
PPnBM (Pajak penjualan atas barang mewah) kendaraan 0%. Memang tidak semuanya
0% ada juga potongan 25% hingga pengaturan 50%. Hal ini dilakukan pemerintah untuk
mengangkat daya beli dan peningkatan penjualan mobil. Hingga dampatknya terasa kini,
penjualan mobil perlahan sudah kembali membaik walaupun belum sepenuhnya normal.
Artinya kebijakan pemerintah dapat menjadi penghambat atau juga menjadi kemudahan
bagi pelaku usaha.

Tujuan Pembelajaran 3:
Langkah-Langah Peningkatan Profitabilitas (Keuntungan) Bisnis

Dalam menjalankan suatu usaha/bisnis tentunya tujuan utama adalah mendapatkan


keuntungan. Namun ada kalanya usaha yang dijalankan tidak memberikan keuntungan.
Bahkan lebih banyak mengalami kerugian. Oleh karena itu dari sisi peningkatan keuntungan
diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk dapat memberikan keuntungan secara
maksimal. Langkah ini jika dilakukan dengan baik dan bijak tentu dapat memberikan
keuntungan yang signifikan atau minimal menghindari diri dari kerugian. Tentunya dalam
penerapan langka apa yang perlu diambil dapat melihat sisi pelaku usaha. Jangan sampai
langkah yang diambil keliru dan membuat kerugian semakin besar. Dengan perhitungan yang
matang dan langkah yang terpat maka dapat mewujudkan asa mendapatkan keuntungan.
Berikut beberapa langkah dalam upaya peningkatan profitabilitas/keuntungan dalam
menjalankan bisnis atau usahanya, diantaranya yaitu:
1. Meningkatkan penghasilan secara berkesinambungan maksudnya adalah setiap langkah
yang diambil tentunya mempertimbangankan untuk menghasilkan keuntungan. Memang
terkadang langkah yang diambil tidak popular bahkan bisa saja mengorbankan lainnya.
Misalnya untuk tetap mendapatkan keuntungan, ada biaya-biaya yang perlu dipotong
bahkan jumlah karyawan yang terlalu banyak membebankan biaya operasional. Jika
sudah demikian, maka perlu langkah pengurangan karyawan artinya untuk mendapatkan

Kewirausahaan 141
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

keuntungan perlu ada yang dikorbankan. Memang masih ada jalan lain ditempuh selain
pengurangan karyawan dan masih banyak cara lainnya.
2. Meningkatkan volume penjualan produk/jasa, ada langkah lain yang dapat
dipertimbangkan untuk dapat meningkatkan profitabilitas/keuntungan dibandingkan harus
mengorbankan untuk pengurangan karyawan yaitu meningkatkan volume penjualan.
Langkah ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan untuk terus meningkatkan
penjual dari waktu ke waktu. Sehingga keuntungan tetap dapat terjaga dan untuk
penjualan yang tinggi besar kemungkinan dapat memberikan keuntungan yang tinggi
pula. Oleh karena itu fungsi bagian penjualan perlu ditingkatkan untuk mendorong
banyaknya penjualan sehingga memberikan keuntungan untuk usaha yang dijalankan.
Setiap upaya penjualan ada pertimbangan biaya juga yang perlu dikeluarkan. Seperti
biaya promosi/marketing dan biaya lainnya. Oleh karena itu diperlukan perhitungan yang
matang dalam melakukan perhitungan setiap biaya untuk mendukung peningkatan
penjualannya. Tentu semakin sedikit biaya yang dikeluarkan akan lebih baik, tapi untuk
mendapatkan nilai penjualan yang tinggi perlu efisiensi dan efektifitas dalam perhitungan
biaya yang cermat.
3. Menambah klien baru dan meningkatkan kinerja klien lama untuk lebih loyal. Upaya ini
perlu dilakukan agar jumlah penjualan produk/jasa tetap ada dan dapat meningkat dari
waktu ke waktu. Dengan menambah klien baru maka peluang untuk meningkatnya
penjualan semakin besar. Bisa pula upaya utnuk klien yang sudah ada dengan
memberikan bonus/membuat program-program yang menarik sehingga mereka sebagai
klien kembali membeli atau mengunakan jasa yang ada. Dengan demikian secara nilai
pendapatan menjadi lebih baik lagi. Mengoptimalkan klien yang sudah ada itu sangat
baik, namun menambah klien baru yang potensial tentu juga akan sangat baik karena
dapat memberikan peningkatan penghasilan itu sendiri.
4. Mempertahankan kualitas produk/jasa atau membuat produk/jasa baru, hal ini tidak kalah
penting. Terkadang mendapatkan pasar itu memang tidak semudah mempertahankan
pasar atau mendapatkan konsumen itu bisa dilakukan, namun untuk mempertahankan
pelanggan itu bagaimana? Memang tidak mudah, tapi dengan mempertahankan kualitas
produk/jasa dengan bijak akan menjaga keuntungan yang akan didapatkan. Ada kalanya
diperlukan meningkatkan kualitas produk/jasa agar mampu memberikan pendapatan yang
lebih baik lagi sehingga kualitas tidak hanya terjaga tapi juga ditingkatkan dan ini
merupakan nilai yang positif untuk meningkatkan pendapatan itu sendiri.

Kewirausahaan 142
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

5. Menambah luas scope usaha dan mengevaluasi usaha yang tidak menghasilkan
keuntungan. Berikutnya adalah melakukan penambahan luas scope usaha untuk
meningkatkan penghasilan itu perlu dilakukan. Artinya jika pasar suatu produk hanya di
local sudah seharusnya merambah pasar lainnya. Misalnya produk/jasanya hanya ada di
daerah A, untuk meningkatkan pendapatan tentu menambah daerah B, C dan lainnya
tentu dapat memberikan keuntungan yang baik. Namun yang perlu diperhitungkan adalah
bagaimana penambahan luas cakupan daerah tidak membebani keuangan tapi dapat
diambil dari alokasi yang memang sudah dipersiapkan. Selain itu perlu dilakukan evaluasi
menyeluruh terhadap salah satu usaha/tempat yang sekiranya tiak menghasilkan
keuntungan. Jika hanya menjadi beban, maka lebih bijak untuk ditutup saja dan atas
beban itu maka setiap usaha yang dilakukan tidak menjadi lebih berat lagi. Namun jika
suatu cabang/tempat memberikan nilai keuntungan yang lebih banyak maka perlu
ditingkatkan lagi lokasi tersebut. Misalnya diperluas tempatnya atau lainnya. Sehingga
dapat menambah kapasitas tempat tersebut agar mampu memberikan keuntungan yang
tepat.

C. LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis model bisnis yang saudara ketahui dan jabarkan
beserta contohnya!
2. Jelaskan hambatan bisnis yang perlu di atasi dari sisi internal maupun eksternal
dan berikan contohnya!
3. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah untuk meningkatkan profit atau
keuntungan?
4. Hal apa saja yang perlu dihindari kerugian atas hambatan usaha yang dapat
diterima!

Kewirausahaan 143
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

PERTEMUAN 17
PEMBUATAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN USAHA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembuatan & pengambilan keputusan usaha
diantaranya:
1. Memahami tentang perencanaan pembuatan keputusan
2. Memahami bagaimana mengambil keputusan

B. DESKRIPSI MATERI
Tujuan Pembelajaran 1:
Memahami tentang perencanaan pembuatan keputusan

Dalam pengambilan keputusan, secara sistematis permasalahan yang ada dapat


dirumuskan berdasarkan urutan sebagai berikut:
1. Apa masalah yang sedang dihadapi?
2. Apakah proses pengambian keputusannya hanya sekali seumur hidup, atau beberapa kali
dalam suatu periode waktu tertentu, ataukah keputusan yang bersifat rutin yang tidak
dilakukan sehari-hari?
3. Ada berapa alternative solusi permasalahan?
4. Berapa banyak pilihan solusi yang dapat diambil?
5. Apa dasar pertimbangan pilihan terhadap solusi?

Kewirausahaan 144
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

6. Berapa besar risikonya?


7. Dan lain-lain? (Nachrowi & Usman, 2016)
Beberapa alternatif jawaban dari pengambilan keputusan biasanya dilakukan setelah
memperhitungkan konsekuensi-konsekuensi yang akan timbul apabila suatu alteratif dipilih
dan dilaksanakan. Dalam setiap alternatif pilihan pengambilan keputusan itu diperhitungkan
pula sejauh mana kadar kompetitif masing-masing pilihan yang menguntungkan. (Hatten dan
Hatten, 1988) menjelaskan dalam (Salusu, 2015) bahwa intisari dari konsep stratejik dapat
diringkas dalam 2 (dua) istilah yaitu kompetensi distinktif (distinctive competence) yang
memiliki pemahaman dan pengetahuan khusus sesuai bidang keilmuan dan kompetensinya
serta keunggulan kompetitif (competitive advantage) atau disebut keunggulan daya saing.
Dalam pengambilan keputusan sistem informasi mutlak diperlukan untuk
mendapatkan keputusan yang logis serta membutuhkan pemahaman tentang masalah serta
pengetahuan mengenai alternative pemecahannya. Informasi yang tepat menghasilkan
keputusan terbaik. Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal yaitu informasi
harus akurat (accurate), tepat waktu (timesliner) dan relevan (relevance). Selain itu, unsur-
unsur yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan adalah tujuan dari
pengambilan keputusan, identifikasi alternative-alternatif keputusan untuk memecahkan
masalah, perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau
diluar jangkauan manusia (uncontrollable events) serta sarana atau alat yang digunakan untuk
mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan. (Lipursari, 2013)
Banyak manfaat dari sistem informasi bila digunakan sebaik mungkin oleh organisasi.
Manajemen berperan menuntut penyebaran dan penggunaan sumber daya agar efesien untuk
mencapai tujuan organisasi yang selanjutnya akan membantu fungsi manajemen dengan
dukungan informasi yang cepat dan tepat. Untuk itu diperlukan sistem informasi manajemen
guna mendukung tujuan organisasi dalam mengambil keputusan. Perusahaan tidak akan
terlepas dari berbagai macam masalah yang ada didalam organisasi, perubahan yang muncul
apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah. Oleh sebab itu sistem
informasi diperlukan untuk mendukung manajemen dalam mengatasi masalah organisasi.
Sistem informasi tidak hanya memproses data menjadi informasi tetapi juga menyalurkan
informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan. (Anggadini, 2020)
Menurut Litlle dalam buku (Sari, 2018) Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau
yang disebut dengan Decision Support System (DSS) merupakan suatu sistem informasi
berbasis computer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu

Kewirausahaan 145
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstuktur ataupun yang tidak
terstruktur dengan menggunakan data dan model. Berbasis computer merupakan kata kunci,
karena hampir tidak mungkin membangun sistem pendukung keputusan tanpa memanfaatkan
komputer sebagai alat bantu, terutama untuk menyimpan serta mengelola model data.
Decision Support System (DSS) dirancang dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga
bersifat interaktif dengan user atau penggunanya. Sifat interaktif disini dimaksudkan untuk
memudahkan integrasi anrata berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan
seperti prosedur, kebijakan, teknik analisis serta pengalaman serta wawasan manajerial guna
membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel.
Keterbatasan Decision Support System (DSS) diantaranya sebagai berikut:
1. Terdapat beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak seluruhnya mencerminkan
persoalan sebenarnya.
2. Kemampuan suatu Decision Support System (DSS) terbatas pada pembendaharaan
pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan serta model dasar)
3. Proses yang dapat dilakukan oleh Decision Support System (DSS) pada umumnya
tergantung pada kemampuan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
yang digunakan.
4. Decision Support System (DSS) tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki
manusia.
Kemampuan Decision Support System (DSS) diantaranya sebagai berikut:
1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalaha semi
tersetruktur dan tidak terstruktur.
2. Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat
atas sampai dengan maanjemen tingkat bawah
3. Menunjang pembuatna keputusan secara kelompok maupun perseorangan.
4. Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantung dan berurutan
5. Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelegensi, sedai, choice serta
implementation
6. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan serta jenis keputusan
7. Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel
8. Kemudahan dalam melakukan interaksi sistem
9. Meningkatkan efektifitas dalam pembuatan keputusan serta efisien
10. Mudah dikembangkan untuk user atau pengguna

Kewirausahaan 146
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

11. Kemampuan pemodelan dan analisis pembuatan keputusan


12. Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data

Terdapat 3 (tiga) prinsip dasar Decision Support System (DSS). Pertama adalah
struktur masalah. Masalah yang terstruktur atau tertata, penyelesaiannya dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai, sedangkan untuk masalah yang tidak
terstruktur atau tidak tertata tidak dapat dikomputerasikan atau tidak dapat menggunakan
Decision Support System (DSS). Sementara itu, Decision Support System (DSS)
dikembangkan khususnya untuk menyelesaikan masalah yang semi terstruktur atau tidak
begitu tertata rapih. Kedua adalah dukungan keputusan, decision Support System (DSS) tidak
dimaksudkan untuk menggantikan manajer, karena computer berada dibagian terstruktur,
sementara manajer ada dibagian tidak terstruktur untuk melakukan penilaian dan analisis.
Manajer dan komputer bekerjasama sebagai suatu tim pemecahan masalah semi terstruktur.
Ketiga adalah efektifitas keputusan, tujuan utama dari Decision Support System (DSS) adalah
agar keputusan yang dihasilkan dapat lebih baik, bukan hanya untuk mempersingkat waktu
pengambilan keputusan.

Tujuan Pembelajaran 2:
Memahami bagaimana mengambil keputusan

Dasar-dasar Pembuatan Keputusan, keputusan adalah suatu pilihan yang dibuat


diantara satu atau lebih alternatif yang tersedia. “pemilihan alternatif terbaik untuk mencapai
tujuan”, langkah keempat dalam proses perencanaan adalah pembuatan keputusan. Walaupun
pembuatan keputusan telah diliput dalam perencanaan, wiraswastawan juga harus membuat
keputusan ketika melaksanakan ketiga fungsi juga harus membuat keputusan ketika
melaksanakan ketiga fungsi manajerial lainnya seperti pengrganisasian, pengawasan, dan
memengaruhi. Jenis-jenis Keputusan, keputusan dikategorikan degan berapa banyak waktu
yang diperlukan oleh wiraswastawan untuk membuatnya, mungkin metode kategorisasi
keputusan yang umumnya diterima adlah didasarkan pada bahasa teknologi computer da
pembagian keputusan menjadi dua tipe dasar terprgram dan tidak terprogram.
Menurut Herbert A Simon, keputusan terprogram adalah keputusan yang sifatnya
rutin dan berulang-ulang, dan organisasi biasanya mengembangkan cara tertentu untuk
mengendalikannya. Sedangkan keputusan tidak terprogram biasanya merupakan dikeluarkan
sekali dan umumnya tidak terstruktur dibanding keputusan yang terprogram. Proses

Kewirausahaan 147
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Pembuatan Keputusan, suatu keputusan adalah pemelihan alternatif dari seperangkat


alternatif yang tersedia. Proses pembuataan keputusan didefinisikan sebagai langkah yang
diambil oleh pembuat keputusan untuk memilih alternatif yang ada. Yang digunakan dari
suatu untuk keputusan hendakya sebagian didasarkan pada proses yang digunakan untuk
membuat keputusan. Suatu model proses pembuatan keputusan menyarankan langkah untuk
membuat keputusan yaitu pertama identifikasi masalah yang ada yaitu langkah pertama dari
proses peniadaan ini adalah megidentifikasi dengan tepat apa masalah atau kedala tersebut,
hanya sesudah kendala tersebut ditemukan dan diidentifikasi secara memadai, manajemen
bisa mengambil langkah-langkah untuk melenyapkannya. Kedua adalah mendaftar
pemecahan masalah yang tersedia. Sekali masalah telah teridentifikasi, berbagai pemecahan
masalah alternatif hendaknya didaftar. Hanya sedikit masalah organisasional yang hanya
memiliki satu pemecahan, dan karenanya, wiraswastawan hendaknya tidak memiliki sikap
bahwa suatu masalah hanya bisa dipecahkan dengan satu cara. Namun, mereka harus
mengembangkan kerangka pikiran yang mempengaruhi mereka untuk menemukan banyak
pemecahan alternatif yang ada pada semua masalah organisasional.
Ketiga memilih alteratif yang paling bermanfaat untuk memecahkan masalah.
Pembuatan keputusan bisa memilih pemecahan yang paling bermanfaat hanya sesudah
mereka mengevaluasi tiap alternatif dengan sangat teliti. Evaluasi ini terdiri atas tiga langkah.
Pertama, pembuat keputusan hendaknya mencantumkan, seakurat mungkin pengaruh
potensial dari tiap alternatif seolah-olah alternatif tersebut sudah di implementasikan. Kedua,
pembuat keputusan hendaknya menetapkan faktor probabilitas pada tiap pengaruh alternatif
tersebut. Hal ini akan menunjukan seberapa mungkin terjadinya pengaruh itu jika alternatif
tersebut diimplementasikan. Ketiga, menetapkan tujuan organisasi sebagi pedoman, pembuat
keputusan hendaknya membandingkan tiap pengaruh. Beriktunya adalah memfungsikan
alternatif kedalam tindakan, langkah berikutnya adalah memfungsikan alternatif yang dipilih
ke dalam tindakan-tindakan. Keputusan hendaknya didukung oleh tindakan yang tepat jika
keputusan tersebut diharapkan mencapai keberhasilan. Dan terakhir adalah mengumpulkan
umpan balik untuk menemukan apakah alternatif yang diimplemetasikan bisa mengurangi
masalah yang diidentifikasi. Bahkan sesudah alternatif yang dipilih telah diimplementasikan,
tugas dari pembuat keputusan belumlah lengkap. Mereka harus mengumpulkan umpan balik
untuk menentukan pengaruh dari alternatif yang diimplementasikan pada masalah yang
teridentifikasi. Jika masalah yang teridentifikasi belum lagi terpecahkan sebagai hasil
alternatif yang diimplemetasikan, wiraswastawan hendakya terus mencari dan

Kewirausahaan 148
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

megimplementasikan beberapa alteratif lainnya yang akan mengurangi dampak dari masalah
yang ada.

C. LATIHAN
1. Bagaimana cara menyelesaikan masalah jika masalah yang terjadi adalah
mengenai konflik kepentingan? Berikan contoh dan jelaskan?
2. Apa yang harus dilakukan jika keputusan yang diambil ternyata salah dan
menyebabkan kerugian? Berikan contoh dan jelaskan?

PERTEMUAN 18
MEMBUAT PROPOSAL BISNIS

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai membuat proposal bisnis diantaranya:
1. Memahami definisi dan menjelaskan proposal bisnis
2. Memahami mampu membuat dan menyusun isi format proposal bisnis

B. DESKRIPSI MATERI

Tujuan Pembelajaran 1:
Memahami definisi dan menjelaskan proposal bisnis

(Erika, 2019) dalam penelitiannya pada perusahaan yang akan menyusun proposal
bisnis, perjanjian kerjasama dengan investor yang akan berinvestasi dalam bisnis tersebut.
Oleh karena itu proposal bisnis yang dibuat dapat membantu perusahaan dalam mendapatkan
investor. Proposal bisnis yang dibuat untuk perusahaan adalah proposal bisnis yang update
dan termutakhir, perjanjian kerjasama yang dapat digunakan dan memenuhi persyaratan
hukum sebagai usaha membantu perusahaan mendapatkan investor untuk menambah modal.
(Luthfita, 2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tujuan utama membuat laporan studi
kelayakan bisnis adalah dengan membuat keputusan dengan cara menerima atau menolak

Kewirausahaan 149
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

usaha bisnis yang akan didirikan. Namun demikian, tujuan secara khusus diantaranya sebagai
berikut:
1. Ikhtiar untuk kesuksesan usaha
2. Meminimalisir risiko
3. Memudahkan perencanaan
4. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
5. Memudahkan pengendalian dan pengawasan
(Herwati & Suyahya, 2020) menjelaskan dalam jurnalnya bahwa pembuatan proposal
bisnis kiranya dilakukan dan diselesaikan dengan baik, benar serta menarik. Perlu dibangun
kemampuan komunikasi dalam hal menjabarkan juga mempresentasikan bisnis yang dikelola.
(Fitriani & Ma’ruf, 2019) salah satu strategi yang dapat dilakukan sebagai mahasiswa untuk
menumbuhkan budaya kewirausahaan adalah dengan melakukan pendampingan menyusun
proposal bisnis. Proposal bisnis adalah hal yang paling mendasar sebelum mengerjakan serta
menjalankan suatu usaha. Dari proposal bisnis dapat dinilai mengenai kelayakan bisnis yang
dijalankan dan berapa lama kondisi usaha tersebut dijalankan dan berapa lama dapat
bertahan.
(Susanto, 2010) yang mengutip dari (Hariwijaya, 2005) berdasarkan panduan lengkap
menyusun proposal dijelaskan bahwa proposal berasal dari bahasa inggris yang memiliki
pengertian yang sederhana yaitu suatu bentuk pengajuan atau permohonan. Kata dasarnya
dari to propose yang artinya mengajukan. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa proposal
merupakan suatu bentuk pengajuan penawaran, baik berupa ide, gagasan, pemikiran, ataupun
rencana untuk pihak lain untuk mendapatkan dukungan, izin, persetujuan dana dan lain
sebagainya.
Dalam kegiatan aktifitas manusia terdapat banyak jenis proposal. Berikut ini beberapa
jenis proposal yang sering dibuat serta disusun banyak orang diantaranya:
1. Proposal bisnis, misalnya proposal pendirian usaha
2. Proposal proyek, misalnya proposal pengajuan dana kepada lembaga donor
3. Proposal penelitian, misalnya proposal skripsi, tesis dan disertasi
4. Proposal kegiatan, misalnya proposal kegiatan seminar, pelatihan serta lomba
Pada umumnya penyusunan proposal-proposal tersebut memiliki kesamaan dalam
format dan susunan dari pendahuluan, isi sampai penutup. Meskipun demikian, secara teknis
memiliki perbedaan terutama pada focus rencana program, kegiatan atau usaha apa yang akan
dilakukan. Perbedaan fokus tersebut yang membuat kesan bahwa masing-masing jenis
proposal terlihat berbeda. Proposal merupakan buah pemikiran yang berbentuk dokumen

Kewirausahaan 150
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

yang berisi beberapa hal terkait tujuan dari proposal tersebut beserta dokumen-dokumen
pendukungnya. Proposal menjadi bagian penting dari miniatur suatu perencanaan yang akan
dilakukan. Tujuan pembuatan proposal sesuai dengan pengertian yaitu suatu bentuk
pengajuan kepada pihak lain mengenai rencana program, usaha/bisnis, kegiatan yang
selanjutnya akan dilakukan, oleh karena itu tujuan dari proposal sendiri adalah untuk
meyakinkan pihak lain yang dituju aga dapat memberikan dana, dukungan, ijin atau
persetujuan terhadap rencana usaha/bisnis, program atau kegiatan yang akan dilakukan
tersebut. Proposal secara umum menggambarkan latar belakang, skema, urutan kerja dan
proses dari suatu rencana kerja.
Secara umum dan garis besar, tujuan dari proposal dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Untuk mendirikan dan membangun bisnis kecil, menengah dan besar
2. Untuk melakukan penelitian
3. Untuk mengajukan tender terhadap instansi pemerintah atau swasta
4. Untuk mengajukan kredit kepada bank atau investor
5. Untuk mengadakan acara diskusi, pelatihan, seminar dan lain sebagainya

Pada pembuatan rencana program proposal, buatlah rencana yang mengandung unsur
SMART, yaitu:
1. Specific (spesifik)
Tujuan yang ingin dicapai perlu jelas dan bersifat spesifik. Apabila dalam proposal
bisnis, perlu dijelaskan jumlah modal yang dibutuhkan, peruntukan penggunaannya serta
jumlah hasil yang diharapkan diraih.
2. Measurable (terukur)
Tingkat keberhasilan rencana perlu bisa terukur secara kuantitatif, seperti estimasi dan
potensi margin keuntungan.
3. Achievable (bisa dicapai)
Cara bagaimana mencapai target perlu dijelaskan dan diurutkan serta diproyeksikan,
tidak berhenti pada perencanaan secara tertulis saja.
4. Reasonable (memiliki alasan)
Dalam penyusunan proposal, semua yang disampaikan dalam proposal tersebut harus
memiliki alasan serta perlu implementasi nyata.
5. Time Limited (batas waktu)

Kewirausahaan 151
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Rencana yang dibuat perlu dibatasi dalam setiap tahapnya oleh waktu tertentu. Sehingga
target waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya menjadi jelas sesuai target yang
sudah ditentukan. (Susanto, 2010)

Bahasa yang digunakan dalam penyusunan proposal sangat penting. Terdapat beberapa hal
yang perlu ditekankan dalam penggunaan tata bahasa yang digunakan dalam proposal
diantaranya sebagai berikut:
1. Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD)
2. Tidak menggunakan bahasa yang berbelit-belit karena dapat menyulitkan pihka lain
dalam memahami proposal yang diajukan tersebut.
3. Bagi pemula yang membuat proposal, dapat terlebih dahulu membaca dari buku atau
artikel atau dapat mengakses website yang memberikan informasi yang berkualitas
mengenia hal ini.
4. Biasakan terlebih dahulu latihan dengan menulis, membaca buku atau artikel berkualitas
5. Kebiasaan me-review serta mengedit tulisan-tulisan yang telah dibuat

Tujuan Pembelajaran 2:
Memahami mampu membuat dan menyusun isi format proposal bisnis

Format proposal
Format proposal menjadi bagian penting dari suatu proposal karena menyangkut tampilan
serta urutan apa saja yang akan disajikan dalam proposal tersebut. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan diskusi dengan team penyusun proposal agar dapat muncul ide-ide untuk
membuat proposal yang baik, menarik dan lengkap. Format proposal bisnis dapat terdiri dari:
1. Cover Sheet (halaman judul) terdapat dibagian paling depan proposal dengan dituliskan
judul proposal, alamat, anama organisasi serta rangkuman singkat dari proposal tersebut.
2. Executive Summary merupakan ringkasan dari seluruh informasi penting mengenai
proposal. Executive Summary perlu dimasukkan beberapa informasi penting mengenai
hal-hal sebagai berikut:
a. Solusi yaitu gambaran singkat atas kegiatan yang akan dikerjakan, terkait
permasalahan yang diangkat.
b. Fund requirements yang merupakan penjelasan mengeni jumlah dana yang
diperlukan dalam penggarapan proposal ini.

Kewirausahaan 152
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

c. Profil organisasi dapat diuraikan secara singkat dari nama, sejarah, visi misi serta
kegiatan organisasi atau lembaga pembuat proposal.
3. Deskripsi masalah harus dibuat dengan sebaik mungkin, karena bagian ini
menggambarkan seberapa jauh organisasi pembuat proposal menguasai serta memahami
kasus yang diangkat. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatian dan disampaikan
dalam penyusunan deskripsi masalah sebagai berikut:
a. Sampaikan fakta serta data statistik yang mendukung proposal yang bersifat akurat
serta spesifik, bukan data yang bersifat umum atau data yang terlalu luas.
b. Tunjukkan kemampuan, keseriusan serta kesungguhan organisasi dalam menangani
proyek yang disampaikan pada proposal tersebut.
c. Tunjukkan bahwa permasalahan yang diangkat merupakan masalah yang mendesak
untuk segera dicarikan solusi dan jalan penyelesaiannya.

4. Deskripsi proyek proposal


Menurut (Priyonggo dan Fanani, 2007) dalam (Susanto, 2010) pada deskripsi proyek
idealnya harus memuat 5 (lima) hal sebagai berikut:
a. Tujuan
Tujuan merupakan hasil yang akan dicapai dalam suatu proyek yang tingkat
keberhasilan serta kesuksesannya dapat diukur dengan jelas. Untuk itu, jelaskan
tujuan yang nyata, dapat terukur, khusus serta dapat dicapai dalam periode tertentu.
Penjelasan dapat disampaikan dengan angka atau poin-poin keterangan.
b. Rencana Kerja
Bagaimana usaha yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang direncanakan
merupakan rencana kerja. Oleh karenanya rencana kerja adalah kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan dalam menyelesaikan proyek tersebut agar sesuai dengan
tujuan. Terdapat 3 (tiga) informasi yang perlu disampaikan dalam rencana kerja
diantaranya:
1) Bagaimana (how)
Menjelaskan secara detail mengenai apa saja dan hal-hal apa yang akan
dilaksanakan sejak awal hingga proyek berakhir
2) Kapan (when)
Menjelaskan kapan waktu kegiatan-kegiatan itu akan dilakukan serta batas
waktu penyelesaian pekerjaan proyek tersebut. Hal ini harus disusun secara

Kewirausahaan 153
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

detail misalkan dengan membuat time table untuk penyelesaiannya. Ketentuan


waktu yang dibutuhkan haruslah rasional serta terukur sesuai dengan tingkatan
kesulitan dari sub bagian pengerjaan proyek tersebut.
3) Mengapa (why)
Menjelaskan mengenai metode yang dipakai serta alasan mengenai penggunaan
metode tersebut. Penjelasan mengenai benefit yang akan didapatkan dimasa
mendatang sesuai yang diharapkan juga dapat disampaikan.

c. Administrasi
Pada bagian ini menjelaskan mengenai sumber daya manusia yang digunakan dan
terlibat dalam pelaksanaan serta penyelesaian proyek. Kebutuhan jumlah dan biaya
untuk mendapatkan tenaga ahli dan tenaga terampil yang relevan juga terukur.
Bagian ini dapat pula dijadikan lampiran untuk bagian detailnya, namun penjelasan
gambaran umumnya perlu disampaikan dibagian administrasi.
d. Evaluasi
Evaluasi perlu dilakukan berkaitan dengan hasil pelaksanaan proyek, namun
evaluasi tidak hanya dilakukan setelah program dan pengerjaan proyek berakhir.
Saat proposal dibuat, evaluasi juga perlu diperhatikan. Dengan mencantumkan
rencana evaluasi, pihak tujuan penerima proposal akan yakin bahwa pengerjaan
proyek tersebut dilakukan dengan serius serta professional.
5. Budget
Pada bagian ini mendeskripsikan banyaknya dana yang dibutuhkan untuk membiayai
proyek yang akan dilakukan. Berdasarkan isi dari Budget ini terdapat 2 (dua) bagian
yaitu pengeluaran dan pemasukan (Priyonggo dan Fanani, 2007) dalam (Susanto, 2010)
Budget pengeluaran mencakup beberapa hal sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk seluruh sumber daya manusia yang terlibat untuk semua jenjang
skala keahlian dan status pegawai.
b. Pengeluaran non-personal yang tidak dibayarkan apabila proyek tidak berjalan,
meliputi sewa gedung dan peralatan, pengadaan bahan materi, biaya perjalanan serta
pengeluaran rutin rapat dan koordinasi.
c. Pengeluaran non-personal yang tetap dibayarkan walaupun proyek tidak jadi
dilaksanakan. Misalnya sudah menye gedung untuk kantor. Uang sewa tersebut tetap
dikeluarkan meskipun proyek tidak jadi dijalankan. Susunlah anggaran secara pasti
dan yakin tidak ada yang tertinggal.

Kewirausahaan 154
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

d. Hindari kesalahan sekecil apapun dalam penyusunan anggaran ini. Pihak penerima
proposal akan memperhatikan hal-hal sekecil sekalipun. Jika ada kekurangan
pencatatan serta kesalahan perhitungan maka akan mempengaruhi penilaian pihak
penerima proposal.

Selain itu, Budget pemasukan mencakup beberapa hal sebagai berikut:


1) Pemasukan yang dihasilkan dari penjualan produk atau layanan jasa terhadap
konsumen
2) Pemasukan yang diperoleh dari penerimaan kontribusi dari pihak lain
diantaranya:
a) Pemberian secara cash (cash contribution)
b) Pemberian berupa benda atau jasa yang diperlukan untuk mendukung
proyek (in kind contribution)

6. Informasi Organisasi
Informasi mengenai organisasi dapat diletakkan dibagian awal atau dibagian akhir
proposal. Namun informasi organisasi sebaiknya ditampilkan dibagian akhir, sebagai
lampiran. Alasannya informasi organisasi menjelaskan mengenia program proyek
terlebih dahulu. Isi dari susunan informasi organisasi adalah sebagai berikut:
a. Sejarah dan riwayat organisasi
b. Visi dan misi organisasi
c. Struktur organisasi, dan
d. Bidang garapan organisasi
Pada bagian informasi organisasi ini harus dibuat dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat
memperkenalkan serta menunjukkan nilai jual tinggi organisasi. Dengan harapan
organisasi terkesan dan terlihat professional serta meyakinkan sehingga proposal yang
diajukan layak diterima dan disetujui oleh pihak penerima proposal.
7. Kesimpulan
Untuk bagian kesimpulan cukup dibuat dalam satu atau dua paragraph saja sebagai
penutup. Bagian kesimpulan ini juga dapat menjelaskan mengenai kegiatan-kegiatan
lanjutan dari pendanaan proyek ini pada masa yang akan datang. Selain itu di dalam
kesimpulan ini juga harus menonjolkan harapan agar pihak penerima proposal mau
menerima dan menyetujui proposal ini.

Kewirausahaan 155
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

C. LATIHAN
1. Pada pembuatan rencana program proposal, jelaskan masing-masing unsur
SMART?
2. Buatlah proposal penawaran pengerjaan proyek sesuai dengan format penyusunan
proposal bisnis di bab ini?

GLOSARIUM

Kewirausahaan 156
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

DAFTAR PUSTAKA

Anggadini, S. D. (2020). Analisis Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer Dalam


Proses Pengambilan Keputusan. UNIKOM, 11(2).
Anthoni, L. (2018). Penerapan Standar Prosedur Operasional Dengan Sistem Aplikasi
Penerbitan Polis Asuransi Jiwa Syariah Kumpulan. Keberlanjutan.
Ariani, D. W. (2014). Manajemen dan Strategi Operasional.
Bhuana, E. B., Sumartini, S., & Sofia, A. (2017). Analisis Manajemen Risiko Operasional
dalam Merencanakan Strategi Operasional (Studi Kasus pada Unit Pelaksana Teknis
Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Cimahi). Jurnal Ilmu
Manajemen Dan Bisnis, 8(2).
Erika. (2019). The Design Of Business Proposal Planning And Implementation At UMKM
Kayu Manis Batam. Universitas Internasional Batam, 1641223.
Effendi, M. (2010). Peranan Internet Sebagai Media Komunikasi. KOMUNIKA: Jurnal
Dakwah Dan Komunikasi, 4(1).
Febrianti, D., & Silvia, C. S. (2019). Penerapan Strategi Operasional dan Pemeliharaan
Drainase Berdasarkan Partisipasi Masyarakat. Seminar Nasional Politeknik Negeri
Lhokseumawe, 3(1).
Febriyantoro, M. T., Harris, I., Sundiman, D., Pradana, M. R., & Lestari, E. (2019). Pelatihan
Kewirausahaan Dan Peningkatan Kualitas Manajemen Dan Tata Kelola Keuangan
Bagi Pelaku UMKM Di Lingkungan PKK Tiban Global Batam. Jurnal Abdimas BSI:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2).
Ferinia, R., Kurniullah, A. Z., & Naipospos, N. Y. (2020). Komunikasi Bisnis. Yayasan Kita
Menulis.
Fitriani, S., & Ma’ruf, F. (2019). Membentuk Jiwa Kewirausahaan Melalui Pendampingan
Proposal Bisnis. Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat.
Friyan Dwi Kristanto, Jeni Susyanti dan M. Agus Salim. Analisis Kelayakan Bisnis Ditinjau
dari Aspek Keuangan Ekonomi Kreatif.
Geoffrey Lancaster, David Jober, Tehnik & Manajemen Penjualan, Binarup Aksara, Jakarta,
1990.
Herwati, K., & Suyahya, I. (2020). Pelatihan Menyusun Proposal Bisnis dan Komunikasi
Efektif dalam Presentasi Proposal pada Kelompok Karang Taruna di Balekambang
Jakarta Timur. KANGMAS: Karya Ilmiah Pengabdian Masyarakat, 1(3).

Kewirausahaan 157
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Irawati, W., Indrayani, L., & Barli, H. (2020). Tata Kelola Keuangan Sederhana Bagi
UMKM di Kapuk Muara. Abdimasku : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(3).
Lipursari, A. (2013). Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) Dalam Pengambilan
Keputusan. Jurnal STIE Semarang, 5(1).
Luthfita, R. (2009). Proposal Bisnis. Proposal Bisnis, 009600032.
M. Hanafi. (2016). Analisis Laporan Keuangan (5th ed.). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mujiarto A. Wahid, Membangun Karakter & Kepribadian Kewirausahaan, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2006.Mulyana, M. (2019). Strategi Promosi Dan Komunikasi.
Munadi, F. A. (2018). Analisis Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Penjualan
Kendaraan Motor Pada CV Turangga Mas Motor. Journal of Economics.
Nachrowi, N. D., & Usman, H. (2016). Teknik Pengambilan Keputusan. Grasindo.
Parinduri, L., S, H., Bernadetta, P., & Marzuki, I. (2020). Manajemen Operasional: Teori
dan Strategi. Yayasan Kita Menulis.
Pohan, D. D., & Fitria, U. S. (2021). Jenis Komunikasi. Journal Educational Research and
Social Studies.
Pribudi, C. A. (2018). Analisis Strategi Operasional Tower Apartemen. Architecture
Innovation, 2(2).
Putra, Y. M., & Abdul Ghani. (2020). Pendampingan Penerapan Tata Kelola Usaha Dan
Pembukuan Berbasis SAK-EMKM Pada Sektor Usaha Kecil Di Kelurahan Meruya
Selatan. Jurnal Abdimas Bina Bangsa, 1(1).
Putri, Budi Rahayu Tanama. Manajemen Pemasaran. Universitas Udayana
Rahmawaty, F. (2020). Manajemen Risiko Operasional. Jurnal Ilmu Administrasi Publik
Dan Bisnis.
Rahmanto, A. F. (2004). Peranan Komunikasi Dalam Suatu Organisasi. Jurnal Komunikologi
Rosidah, E. M. N. (2019). Implementasi Strategi Operasional dan Pemasaran NUsantara Mart
Rejotangan Kabupaten Tulungagung. IAIN Tulungagung.
Sailendra, Djaddang, S., Syam, M. A., Susilawati, & P, N. (2020). Tata Kelola Keuangan
UMKM Berbasis ETAP dan Android Untuk Meningkatkan Efisiensi Kinerja Usaha
Pada Era Covid-19 Normal Baru. CAPACITAREA, 1(2).
Salusu, J. (2015). Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi
Non Profit. Grasindo.
Sanjaya, P. K. A., & Nuratama, I. P. (2021). Tata Kelola Manajemen & Keuangan Usaha
Mikro Kecil Menengah (Vol. 1, Issue 1). CV. Cahaya Bintang Cemerlang.

Kewirausahaan 158
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Saputra, D. H., Sutiksno, D. U., Kusuma, A. H. P., Romindo, Wahyuni, D., Purnomo, A., &
Simarmata, J. (2020). Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih Mudah.
Yayasan Kita Menulis.
Sari, F. (2018). Metode Dalam Pengambilan Keputusan (Pertama). DEEPUBLISH.
Soetara, A., Machfud, M., Affandi, M. J., & Maulana, A. (2019). Rancang Bangun Model
Strategi Operasional Implementasi Lean Manufacturing Berkesinambungan Untuk
Peningkatan Produktivitas Industri Pengolahan Kayu di Indonesia. Jurnal Aplikasi
Bisnis Dan Manajemen.
Singgih Wibowo, Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil, Penebar Swadaya, Jakarta, 2008.
Suharyanto, Hardianus, Hadna, Agus Heruanto. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Media Wacana.
Sulistyani, Ambar Tegus dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Graha ilmu.XSuprapto, T. (2009). Pengantar Teori Dan Manajemen
Komunikasi. MedPress.

Suryana, Kewirausahaan, Salemba Empat, Jakarta 2001.


Suryati, L. (2019). Manajemen Pemasaran: Suatu Strategi Dalam Meningkatkan Loyalitas
Pelanggan. DEEPUBLISH.
Susanto, H. (2010). Panduan Lengkap Menyusun Proposal. Transmedia Pustaka, Jakarta.
Taufan 1998, Antara Peluan, Pendapat dan Profesionalisme, Surabaya: PENS-ITS
Triton PB, Panduan Sikap dan Perilaku Entrepreneurship, Tugu, Yogyakarta, 2007.

Kewirausahaan 159
Universitas Pamulang D-3 Akuntansi

Kewirausahaan 1

Anda mungkin juga menyukai