Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Luka perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik

secara spontan maupun dengan menggunakan alat atau tindakan. Robekan

perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila

kepala janin lahir terlalu cepat (Saifuddin, 2016). Perawatan luka perineum

pada ibu setelah melahirkan berguna untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan,

menjaga kebersihan, mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan.

Perawatan perineum umumnya bersamaan dengan perawatan vulva (Kurnia,

2016).

Ruptur perineum perlu mendapatkan perhatian karena dapat menyebabkan

disfungsi organ reproduksi wanita, sebagai sumber perdarahan atau jalan keluar

masuknya infeksi, yang kemudian dapat menyebabkan kematian karena

perdarahan atau sepsis. Penyebab kematian ibu di Indonesia masih didominasi

oleh tiga faktor penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam

kehamilan (HDK), dan infeksi. Namun proporsinya telah berubah, dimana

perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan HDK

proporsinya semakin meningkat. Lebih dari 25% kematian ibu di Indonesia

pada tahun 2013 disebabkan oleh HDK. (Kemenkes, 2016)

Menurut WHO (Word Health Organization) prevalensi ibu bersalin yang

mengalami luka perineum di Indonesia pada golongan umur 25-30 tahun yaitu
2

24% sedangkan pada ibu bersalin dengan usia 31-39 tahun sebesar 62%.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Imamah masalah utama yang sering

dialami oleh ibu dengan luka jahitan perineum adalah nyeri. Hasil yang

diperoleh pada responden ibu nifas dengan jahitan perineum di Rumah Sakit

Muhammadiyah Lamongan sebanyak 50% mengalami nyeri berat, 30% nyeri

sedang, dan 20% mengalami nyeri ringan. Hal ini juga didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Utami di Rumah Sakit Panembahan Senopati

Bantul dengan hasil bahwa ibu nifas yang mengalami nyeri berat sebesar

46,9% dan nyeri sedang sebesar 53,1% (Putri, 2016).

Luka pada perineum akibat ruptur atau laserasi merupakan daerah

yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Bila proses

penyembuhan luka tidak ditangani dengan baik, maka dapat menyebabkan

tidak sempurnanya penyembuhan luka ruptur tersebut dan menyebabkan

perdarahan sehingga terjadinya infeksi yang dapat menyebabkan kematian

pada ibu (Bahiyatun, 2016).

Program pembangunan kesehatan di Indonesia masih diprioritaskan

pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak (KIA) terutama pada

kelompok yang paling rentan yaitu kesehatan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu

nifas dan bayi baru lahir (Depkes, 2016).

Pada masa nifas asuhan kebidanan lebih di tujukan sebagai upaya

pencegahan (preventif) terhadap infeksi. Salah satu upaya preventif untuk

menurunkan angka kejadian infeksi pada ibu nifas dengan melakukan

perawatan luka perineum. Perawatan perineum umumnya bersamaan dengan


3

perawatan vulva. Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah mencegah

kontaminasi dengan rectum, menangani dengan lembut jaringan luka,

membersihkan darah yang menjadi sumber infeksi dan bau.

Ada beberapa metode yang dapat mengurangi rasa sakit dan

mempercepat penyembuhan luka jahitan. Penggunaan obat-obat non steroid

anti inflamasi (NSAID) merupakan obat yang umum digunakan untuk

mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan luka jahitan, namun

beberapa obat tersebut dapat menimbulkan efek samping. Beberapa studi

meneliti tentang pengaruh obat herbal untuk mengobati luka perineum,

misalnya kunyit, minyak zaitun, daun binahong, rebusan daun sirih merah dan

kayu manis. Dari beberapa jurnal penelitian terdapat adanya pengaruh

pemberian tanamn herbal untuk penyembuh luka perineum (East, C. E., dkk,

2012 dalam Wulandari, 2017)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Wisdyana Saridewi, dkk.

2018) . Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penyembuhan luka perineum

yang diberikan piper crocatum adalah 4-5 hari sedangkan dengan teknik cuci

bersih rata-rata 7-8 hari. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata lama waktu

penyembuhan luka perineum antara yang diberikan piper crocatum dengan

yang tidak diberikan. Diharapkan teknik tersebut menjadi salahsatu pilihan

alternatif dalam mengobati luka perineum pada ibu nifas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Indrayani, 2020), Hasil

penelitian Rata-rata waktu penyembuhan ruptur perineum menggunakan

perawatan air rebusan daun binahong adalah 6,33 hari sedangkan perawatan
4

menggunakan air biasa adalah 8,27 hari. Hasil uji statistik didapatkan p

value=0,000, artinya bahwa terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan

antara perawatan menggunakan air rebusan daun binahong dengan perawatan

menggunakan air biasa terhadap waktu penyembuhan ruptur perineum pada ibu

bersalin di Puskesmas Menes Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun

2019.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Mohammadi, dkk, 2014).

Hasil penelitian menunjukkan intensitas nyeri pada awal atau 1 jam setelah

episotomi yaitu 5,0±1,8 pada kayu manis, dan 4,6±2,0 pada plasebo. Intensitas

nyeri pada kelompok kayu manis berkurang 16% setelah 4 jam dari penilaian

awal, 26% pada 8 jam, dan 76% pada hari ke 10-11, sedangkan kelompok

plasebo mengalami pengurangan intensitas nyeri 2% pada 4 jam, 4% pada 8

jam, dan 43% pada hari 10-11 postpartum. Skor REEDA 53% lebih rendah

pada kelompok kayu manis jika dibandingkan dengan kelompok plasebo hanya

6% pada hari ke 10-11 postpartum. Secara keseluruhan baik intensitas nyeri

dan skor penyembuhan secara signifikan lebih cepat setelah diberikan

intervensi salep kayu manis dibandingkan dengan intervensi salep plasebo

(p<0,01).

Berdasarkan pengertian diatas diketahui berbagai tanaman herbal

memiliki manfaat untukpenyembuhan luka perineum. Maka peneliti

berkeinginan untuk melakukan “Studi Literatur Jenis Tanaman Penyembuh

Luka Perineum Pada Ibu Postpartum”.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas salah satu upaya preventif untuk

menurunkan angka kejadian infeksi pada ibu nifas dengan melakukan

perawatan luka perineum. Maka bagaimana untuk mengetahui perawatan luka

perineum menggunakan jenis tanaman herbal untuk penyembuhan luka..

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan proses penyembuhan luka perineum

menggunakan jenis tanamana herbal yang digunakan seperti: binahong,

daun sirih merah dan kayu manis.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk Mengetahui asuhan pada ibu nifas mengenai lama penyembuhan

menggunakan jenis tanaman penyembuh luka perineum.

b) Mengetahui kandungan daun binahong terhadap penyembuhan luka

perineum.

c) Mengetahui kandungan daun sirih merah terhadap penyembuhan luka

perineum.

d) Mengetahui kandungan kayu manis terhadap penyembuhan luka

perineum.

e) Mengidentifikasi efektifitas antara daun binahong, daun sirih merah,

dan kayu manis dalam penyembuhan luka perineum.


6

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Secara Teoritis

Memberikan informasi tentang pentingnya perawatan luka pada ibu

nifas dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan dan dapat

dijadikan sebagai bahan referensi.

3. Manfaat Secara Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan bacaan dan literatur

bagi pengembangan ilmu, khususnya dibidang kesehatan dan

diharapkan menjadi informasi bagi semua pihak yang membutuhkan

guna menunjang keterampilan dan pengetahuan.

b. Bagi Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai alternatif dalam

melaksanakan asuhan kebidanan terutama untuk ibu nifas dalam upaya

penyembuhan luka perineum.

c. Bagi Peneliti

Hasil penelitian dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan

peneliti tentang penelitian khususnya mengenai pengaruh pemberian

tanaman herbal terhadap penyembuhan luka perineum.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat untuk mempermudah dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, maka diperlukan sistematika penulisan yang

baik. Sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :


7

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan

untuk proses pengambilan data dan kerangka teori untuk

menganalisa data.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang jenis penelitian dan tahapan

literatur review.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas tentang data hasil penelitian dan analisa

yang diperoleh dari penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian

dan memberikan saran untuk penelitian yang lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai