PENDAHULUAN
Seiring dengan makin pesatnya kemajuan lalu lintas baik dari segi jumlah dan
pemakian jalan, jumlah kendraan serta kecepatan kenderaan, maka mayoritas fraktur
adalah akibat kecelakaan lalu lintas. Fraktur didefinisikan sebagai putusnya
kontinuitas tulang, tulang rawan epifisis atau tulang rawan sendi.1
Fraktur yang paling sering terjadi pada sistem skeletal dan dianggap remeh
adalah fraktur phalanx. Fraktur phalanx memiliki frekuensi kejadian mencapai 10 %
dari total fraktur dan mencapai 46% dari total fraktur yang terjadi pada tangan. Jika
dirata-ratakan pertahun angka kejadian fraktur phalanx adalah 1,0 % pada populasi
normal. Kejadian fraktur phalanx terbanyak pada usia 39-60 tahun.2,3,4
Gejala klinik dari fraktur phalanx sendiri seperti gejala umum fraktur,
dimana tampak pembekakkan, nyeri tekan, keterbatasan gerak karena nyeri.3,4
Terapi pada fraktur phalanx tergantung dari garis patahannya apabila garis
patahan tak stabil maka dilakukan open reduksi, apabila garis patahannya stabil
biasanya cukup dengan reposisi tertutup.3,4
Amputasi berasal dari kata latin amputare yang berarti ”pancung”. Dalam ilmu
kedokteran diartikan sebagai mebuang sebagian atau seluruh anggota gerak, sesuatu
yang menonjol, atau tonjolan alat (organ) tubuh.5
Indikasi dilakukan amputasi adalah dead, dangerous, damn nulsance. Dead yang
dimaksudkan adalah kerusakan pembuluh darah yang biasanya disebabkan oleh
penyakit pembuluh darah perifer. Dangerous adalah hal – hal yang dianggap lebih
berbahaya jika mempertahankan dibandingkan dilakukan amputasi, semisal crush
injury yang apabila tidak dilakukan penanganan menyebabkan gagal ginjal. Damn
nulsance yaitu keadaan dimana memiliki anggota gerak lebih buruk daripada tidak
mempunyai anggota gerak.6
IDENTITAS
Nama : Tn. DT
Umur : 46 tahun
Kelamin : Laki-laki
Alamat : Talaud
Agama : Protestan
Suku : Sanger
Pekerjaan : Nelayan
Pendidikan : Tamat SLTA
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Tanggal MRS : 23 April 2012
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Luka dan nyeri pada kaki serta tangan kanan akibat kecelakaan lalu
lintas ( pasien dirujuk dari talaud dengan diagnosis Crush Injury R. Pedis Dekstra +
Vulnus Laceraturm R. Manus Dekstra )
Riwayat Penyakit Sekarang:
Luka dan nyeri pada kaki serta tangan kanan akibat kecelakaan lalu lintas
dialami penderita kurang lebih 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Kecelakaan bermula ketika penderita sedang membawa motor, tiba – tiba dari
arah depan datang sepeda motor dan menabrak penderita sehingga penderita terjatuh
dengan kaki dan tangan kanan terbentur aspal lebih dahulu. Mekanisme
selanjutnya dari kecelakaan tidak diketahui. Riwayat pemakaian helm ada
Riwayat pingsan kurang dari 5 menit. Mual,muntah tidak dialami, riwayat
alkohol tidak ada. Pasien sebelumnya dibawa ke rumah sakit ditalaud, sempat dilakukan
tindakan awal berupa pemasangan infus dan penjahitan, tapi karena permintaan
keluarga langsung dirujuk ke rumah sakit prof kandou.
PEMERIKSAAN FISIK
3
Airway : Adekuat
Brething : 26 x/menit
Circulation : Tensi: 140/90 mmHg, Nadi :102 x/menit, kuat angkat, isi cukup
Disability : Alert
Exposure : Tangan, kaki
Tanda vital : Tensi: 140/90 mmHg, Nadi :102 x/menit, R: 26 x/m, Sb: 36,7
°C Kepala : Konjungtiva anemis -, Sklera ikterik -
Pupil bulat isokor kiri=kanan, RC +/+ normal.
Thoraks :
Cor : Inspeksi : iktus kordis tampak
Auskultasi : SI-SII normal, biasing –
Palpasi : Iktus kordis tidak kuat
angkat
Perkusi : Batas kiri : linea midklavikularis sinistra ICS
IV
Batas kanan : linea parasternalis dekstra ICS III
Hasil Laboratorium
Hb : 10,7 gr/dl Ureum : 32 mg/dl
Leukosit : 10.700 /mm3 Kreatinin : 0,76 mg/dl
Trombosit : 259.000 /mm3 Natrium : 135 mEq/L
GDS : 172 mg/dL Kalium : 3,6 mEq/L
Klorida: 105 mEq/L
Pemeriksaan Penunjang
o Ekokardiography : kesan : dalam batas normal
o Foto X-ray R. Pedis Deksta AP/Lateral
o Foto X-ray R. Manus Dekstra AP/Lateral
DIAGNOSIS KERJA
Trauma amputasi Phalanx IV-V R.Pedis Dekstra + Susp. Fraktur terbuka
Phalanx
Proximal Digiti IV Manus Dekstra
TINDAKAN/PENGOBATA
N Stabilisasi pasien dengan :
IVFD : RL 20 gtt/menit
ATS Profilaksis
Ceftriaxone 2 x 1 gr IV (sebelumnya di skin
test) Gentamisin 2 x 80 mg IV
Ranitidin 2 x 1 amp IV
Ketorolac 3 x amp 1 IV
5
Tindakan yang direncanakan : Debridement
dengan narkose Pemasangan wiring
jika pasien setuju
PROGNOSIS :
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
Quo ad fungsionam : bonam
Follow Up :
24-04-2012 (Pkl 10.30 wita)
S : nyeri pada kaki dan tangan kanan
O : VS : dalam batas normal
st lokalis : R. Manus Dekstra: Luka terjahit ukuran 5 x 10 cm, oedem (+),
Nyeri tekan (+)
: R. Pedis Dekstra : luka terbuka ukuran 10 x 10 cm, tepi tidak rata,
dasar tulang, bone expose (+), avulsi jaringan
(+), perdarahan aktif (-)
A : Trauma amputasi Phalanx IV-V R.Pedis Dekstra + Susp. Fraktur terbuka
Phalanx Proximal Digiti IV Manus Dekstra
P : - IVFD : RL 20 gtt/menit
- Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
- Gentamisin 2 x 80mg IV
- Ranitidin 2 x 1 amp IV
- Ketorolac 3 x 1 amp IV
Pro : - Debrideman dengan narkose
- Pemasangan ORIF jika keluarga bersedia
6
Laporan operasi :
Tanggal operasi : 24-04-2012, jam : 23.05 – 01.15 wita, lama operasi 2 jam
Ahli bedah : dr. Djarot. N, Sp. OT
Asisten : dr. Davy L dan dr. Henry
G
Penderita tidur terlentang dengan narkose
Asepsik dengan antiseptik lapangan operasi
Dilakukan insisi verikal digiti IV manus dekstra sampai
periosteum Tampak fraktur phalanx proksimal digiti IV manus
dekstra Dilakukan pemasangan wiring di phalanx proksimal
Luka dicuci dengan Nacl 0,9 % dan Hemolog ditambah povidone iodine sampai
bersih
Luka operasi ditutup lapis demi lapis
Regio pedis dekstra tampak crush injury dengan avulsi jaringan
Luka dicuci dengan Nacl 0,9 % + povidone iodine + H2O2 sampai bersih
Dilakukan pemasangan wiring di phalanx proximal II sampai metatarsal II dan
phalanx proximal III sampai metatarsal III
Luka operasi dicuci dengan Nacl 0,9% + hemolog sampai
bersih Luka dijahit situasi dan aproksimasi seproksimal
mungkin Operasi selesai
Instruksi post operasi :
- IVFD : RL 20 gtt/menit
- Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
- Gentamisin 2 x 80mg IV
- Ranitidin 2 x 1 amp IV
- Ketorolac 3 x 1 amp IV
- Cek Darah lengkap 2 jam post operasi
- Bila sadar pasien boleh minum sedikit - sedikit
Prognosis pada kasus ini baik. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya
komplikasi pasca bedah, dan keadaan umum pasien, hanya saja dari segi fungsi
pasien dapat melakukan rehabilitasi dengan pemasangan protease. 9,10,11
10
BAB IV
KESIMPULAN
11