Anda di halaman 1dari 2

Dr jurnal :

Salah satu perawatan dalam prosedur interseptif adalah serial ekstraksi. Serial ekstraksi
adalah sebuah rencana untuk pencabutan satu atau lebih gigi sulung secara dini yang
berurutan, untuk meningkatkan kesejajaran benih gigi permanen, dan pada akhirnya
melakukan pencabutan gigi permanen untuk memelihara rasio yang tepat antara ukuran gigi
dan rahang yang tersedia. Serial ekstraksi dilakukan dengan cara pencabutan dengan waktu
yang sesuai dan direncanakan dari gigi sulung dan permanen dalam tahap geligi campuran
dengan disproporsi dentoalveolar. Serial ekstraksi jika dilakukan secara tepat sesuai
pertimbangan tertentu akan memberikan keuntungan pada pasien. Oleh karena itu, penting
bagi dokter gigi untuk memahami perawatan interseptif seperti serial ekstraksi terhadap anak
dengan tahap geligi campuran untuk mencegah berkembangnya suatu maloklusi.

Tujuan Ekstraksi Seri

Adapun tujuan dari ekstraksi seri yaitu menuntun dan mengontrol erupsi gigi-gigi permanen
dalam lengkung rahang dan untuk mencegah agar tidak terjadi maloklusi pada gigi permanen.
Hal ini dilakukan dengan jalan mencabut baik gigi-gigi sulung maupun gigi permanen secara
berurutan dalam interval waktu tertentu. (laptut)

Tujuan utama dari serial ekstraksi adalah meningkatkan jumlah ruangan yang tersedia untuk
erupsi gigi permanen dan membuat gigi-gigi permanen mengatur posisi normal dengan
sendirinya. Gigi tersebut selanjutnya akan mendapatkan posisi yang stabil dibandingkan
dengan gigigeligi yang mendapatkan perawatan ortodonti ketika tahap gigi permanen

Grewe membagi urutan rencana ekstraksi berdasarkan kondisi klinis yang berbeda, (1)
maloklusi kelas I dengan premature loss kaninus sulung mandibular.
Grewe menjelaskan rencana ekstraksi sesuai dengan keadaan klinis: a. Klas I maloklusi
dengan kehilangan prematur kaninus bawah dimana diskrepansi 5-10mm. Molar pertama
sulung diekstraksi ketika akar  premolar permanen sudah tumbuh setidaknya setengah.
Setelah  premolar pertama permanen erupsi, maka dicabut

Klas I maloklusi dengan anterior crowding yang parah:


Ekstraksi kaninus sulung dilanjutkan dengan ektraksi molar sulung ketika akar premolar
premolar permanen permanen sudah tumbuh setidaknya. setengah. Lalu ekstraksi premolar
pertama permanen ketika sudah erupsi.

c.Klas I maloklusi dengan anterior crowding minimal:


Harus dilakukan observasi adanya protrusi bimaksiler pada daerah kaninus-premolar.
Ekstraksi molar pertama sulung ketika akar premolar permanen sudah tumbuh setidaknya
setengah, selanjutnya ketika premolar permanen permanen pertama pertama sudah erupsi
diekstraksi diekstraksi yang dilanjutkan yang dilanjutkan dengan ekstraksi kaninus sulung.
Apabila ditemukan kaninus permanen erupsi sebelum premolar pertama, maka kaninus
sulung diekstraksi terlebih dahulu, diikuti dengan ekstraksi molar pertama sulung dan
enukleasi premolar pertama
Grewe juga menyarankan tehnik serial ekstraksi untuk maloklusi kelas II, seperti:
a. Klas II maloklusi dengan overjet normal: apabila tidak terdapat crowding pada mandibula
akan tetapi terdapat crowding pada maksila , maka bisa diekstraksi. Kaninus sulung
diekstraksi diikuti dengan molar pertama sulung, lalu melakukan ekstraksi premolar pertama
pertama saat telah erupsi. erupsi. Molar kedua sulung dijaga yang nantin yang nantinya akan
diekstraksi mengikuti interdigitasi bukal.
b. Klas II maloklusi dengan overjet minimal: jika ada crowding pada mandibula dan maksila
ekstraksi seri bisa dilakukan. Ekstraksi molar pertama pertama sulung rahang atas dan molar
kedua sulung rahang bawah diikuti dengan enukleasi dari premolar kedua rahang bawah.
Premolar pertama dan kaninus rahang atas diekstraksi ketika premolar pertama rahang atas
telah erupsi

Ekstraksi seri rahang atas


a. Dilakukan ekstraksi pada gigi 54 dan 64 untuk tempat Premolar pertama erupsi. Setelah gigi P1
erupsi, dilakukan ektraksi terhadap gigi P1 untuk menyediakan tempat bagi caninus, sehingga
bagian anterior yang crowded dapat dikoreksi. Gigi 55 dan 65 diekstraksi untuk tempat
tumbuhnya gigi Premolar kedua (Naragond dan Kenganal, 2012).
b. Ekstraksi seri rahang bawah
a. Gigi 74 dan 84 diektraksi untuk menyediakan tempat erupsinya gigi caninus.
b. Gigi 75 dan 85 diektraksi untuk menyediakan tempat bagi premolar kedua.
c. Dilakukan ekstraksi M1 dan M2 sebagai tempat P1 setelah P1 erupsi space M diberi space
maintainer
d. M1 sulung yang teresorbsi dibiarkan tanggal sendiri
e. Gigi 73 dan 83 diekstraksi dengan cara enukleasi tapi enukleasi juga mempunyai kekurangan
yaitu apabila sebelum tumbuh sudah diambil maka tulang alveolar tidak tumbuh dengan baik

Anda mungkin juga menyukai