Anda di halaman 1dari 1

Grewe membagi urutan rencana ekstraksi berdasarkan kondisi klinis yang berbeda, (1) maloklusi

kelas I dengan premature loss kaninus sulung mandibular.

Grewe menjelaskan rencana ekstraksi sesuai dengan keadaan klinis: a. Klas I maloklusi dengan
kehilangan prematur kaninus bawah dimana diskrepansi 5-10mm. Molar pertama sulung
diekstraksi ketika akar  premolar permanen sudah tumbuh setidaknya setengah. Setelah
premolar pertama permanen erupsi, maka dicabut

Klas I maloklusi dengan anterior crowding yang parah:


Ekstraksi kaninus sulung dilanjutkan dengan ektraksi molar sulung ketika akar premolar
premolar permanen permanen sudah tumbuh setidaknya. setengah. Lalu ekstraksi premolar
pertama permanen ketika sudah erupsi.

c.Klas I maloklusi dengan anterior crowding minimal:


Harus dilakukan observasi adanya protrusi bimaksiler pada daerah kaninus-premolar. Ekstraksi
molar pertama sulung ketika akar premolar permanen sudah tumbuh setidaknya setengah,
selanjutnya ketika premolar permanen permanen pertama pertama sudah erupsi diekstraksi
diekstraksi yang dilanjutkan yang dilanjutkan dengan ekstraksi kaninus sulung. Apabila
ditemukan kaninus permanen erupsi sebelum premolar pertama, maka kaninus sulung diekstraksi
terlebih dahulu, diikuti dengan ekstraksi molar pertama sulung dan enukleasi premolar pertama
Grewe juga menyarankan tehnik serial ekstraksi untuk maloklusi kelas II, seperti:
a. Klas II maloklusi dengan overjet normal: apabila tidak terdapat crowding pada mandibula
akan tetapi terdapat crowding pada maksila , maka bisa diekstraksi. Kaninus sulung diekstraksi
diikuti dengan molar pertama sulung, lalu melakukan ekstraksi premolar pertama pertama saat
telah erupsi. erupsi. Molar kedua sulung dijaga yang nantin yang nantinya akan diekstraksi
mengikuti interdigitasi bukal.
b. Klas II maloklusi dengan overjet minimal: jika ada crowding pada mandibula dan maksila
ekstraksi seri bisa dilakukan. Ekstraksi molar pertama pertama sulung rahang atas dan molar
kedua sulung rahang bawah diikuti dengan enukleasi dari premolar kedua rahang bawah.
Premolar pertama dan kaninus rahang atas diekstraksi ketika premolar pertama rahang atas telah
erupsi

Ekstraksi seri rahang atas


a. Dilakukan ekstraksi pada gigi 54 dan 64 untuk tempat Premolar pertama erupsi. Setelah gigi P1
erupsi, dilakukan ektraksi terhadap gigi P1 untuk menyediakan tempat bagi caninus, sehingga bagian
anterior yang crowded dapat dikoreksi. Gigi 55 dan 65 diekstraksi untuk tempat tumbuhnya gigi
Premolar kedua (Naragond dan Kenganal, 2012).
b. Ekstraksi seri rahang bawah
a. Gigi 74 dan 84 diektraksi untuk menyediakan tempat erupsinya gigi caninus.
b. Gigi 75 dan 85 diektraksi untuk menyediakan tempat bagi premolar kedua.
c. Dilakukan ekstraksi M1 dan M2 sebagai tempat P1 setelah P1 erupsi space M diberi space
maintainer
d. M1 sulung yang teresorbsi dibiarkan tanggal sendiri
e. Gigi 73 dan 83 diekstraksi dengan cara enukleasi tapi enukleasi juga mempunyai kekurangan yaitu
apabila sebelum tumbuh sudah diambil maka tulang alveolar tidak tumbuh dengan baik

Anda mungkin juga menyukai