Ekstraksi seri adalah pencabutan gigi yang terencana dan berurutan pada waktu tertentu saat
masa geligigi campuran. Tindakan ini disebut ekstraksi seri karena secara garis besar dilakukan
pencabutan gigi sulung dan kemudian dilakukan pencabutan gigi permanen dan diakhiri
2) Menuntun dan mengontrol erupsi gigi-gigi permanen dalam lengkung rahang dan untuk
3) Perawatan hanya dapat dilakukan bila diyakini bahwa basis apikal terlalu kecil untuk
6) Overbite normal
8) Umur : 7 - 8 tahun
4. Memungkinkan pergerakan secara fisiologis dari gigi insisive setelah ada ruangan
a) Terjadinya pergerakan ke distal gigi kaninus dan insisivus karena kurangnya tekanan
2. Bertambahnya overbite.
4. Terbentuknya banyak jaringan parut yang akan merintangi atau menghambat erupsi
gigi permanen.
5. Masuknya atau menonjolnya lidah ke ruangan pencabutan. Hal ini akan mengganggu
erupsi dan susunan yang baik gigi-gigi tetap yang telah bererupsi
6. Sering terjadi setelah pencabutan suatu gigi, ruangannya tidak dapat tertutup
mesial dan ketidakharmonisan intergiditasi atau hubungan antar tonjol gigigeligi, dapat
dibuka akan terlihat. Hal ini akan mengganggu penampilan wajah yang
Tindakan yang mula-mula dilakukan pada pencabutan serial adalah mencabut kaninus sulung
agar terdapat ruangan sehingga insisiv yang berdesakan terkoreksi secara spontan (tanpa
menggunakan peranti ortodonti) kecuali gigi yang terletak rotasi. Bila akar premolar pertama
telah terbentuk setengah atau dua pertiga, molar pertama sulung dicabut untuk mempercepat
erupsi premolar pertama. Ketika premolar pertama telah erupsi gigi ini dicabut agar kaninus
erupsi ke tempat bekas pencabutan premolar pertama. Bila terdapat sisi diastema perlu ditutup
dari distal dengan menggunakan peranti cekat agar gigi-gigi dapat terletak dalam kedudukan
normal. Premolar kedua biasanya akan erupsi secara normal menggantikan kedudukan molar
kedua sulung. Kadang-kadang kaninus permanen rahang bawah erupsi hampir bersamaan
dengan premolar pertama, sehingga bila tidak terdapat ruangan yang cukup, kaninus permanen
akan terletak lebih labial. Untuk mencegah keadaan ini, bila akar premolar pertama bawah telah
terbentuk setengah atau dua pertiga maka molar pertama sulung dicabut untuk mempercepat
pertumbuhan premolar pertama. Bila premolar pertama ini telah erupsi gigi ini dicabut agar
gigi kaninus permanen erupsi kearah diastema bekas premolar pertama. Masalah dapat timbul
apabila pada foto rontgen terlihat kaninus erupsi terlebih dahulu daripada premolar pertama.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah pada saat mencabut molar pertama sulung juga
dilakukan enukleasi pada premolar pertama. Tetapi kekurangan enukleasi adalah tidak
terbentuk tulang alveolar diregio tersebut sedangkan bila premolar erupsi akan terbentuk tulang
alveolar dan juga prosedur yang cukup rumit. Untuk menghindari operasi pada anak-anak
(enukleasi), dilakukan cara lain yaitu mencabut molar pertama sulung, setelah itu molar kedua
sulung dicabut, supaya premolar pertama erupsi agak ke distal diatas benih premolar kedua.
Bila premolar pertama telah erupsi maka harus dicabut, kemudian perlu pemakaian space
maintainer supaya molar pertama permanen tidak bergerak ke mesial. Premolar kedua biasanya
erupsi secara normal menggantikan molar kedua sulung. Ruangan bekas pencabutan premolar
dipakai oleh kaninus permanen yang bergeser kedistal, premolar kedua dan molar pertama
permanen bergeser ke mesial. Bila pencabutan serial tidak diikuti oleh perawatan komperhensif
dengan piranti cekat maka tidak akan didapatkan susunan gigi yang ideal, letak akar gigi yang
tidak sejajar dan penutupan diastema tidak berhasil dengan baik. Apabila terjadi agenisi
premolar pertama, cabut molar pertama sulung kemudian kaninus permanen akan menempati
tempat tersebut. Jika agenisi premolar kedua dan bila kaninus permanen erupsi lebih dulu dari
premolar pertama maka cabut molar pertama sulung dan molar kedua sulung bersama-sama
agar kaninus sulung dan premolar pertama dapat erupsi agak ke distal dan perlu dipasang space