Analisis Usahatani Kembang Kol Dan Pemasarannya Di Dusun Sukaenok Desa Karanganyar Kecamatan Pusakajaya Kabupaten Subang
Analisis Usahatani Kembang Kol Dan Pemasarannya Di Dusun Sukaenok Desa Karanganyar Kecamatan Pusakajaya Kabupaten Subang
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan daerah agraris dimana sebagian besar penduduknya
bekerja pada sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang
berperan penting bagi perekonomian di Indonesia. Umumnya pertanian terdiri dari
enam bagian yaitu, tanaman pangan, tanaman perkebunan, hortikultura, perikanan,
kehutanan, dan peternakan.
Komoditi hortikultura terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias dan
obat-obatan. Pemilihan komoditi sayuran dan buah-buahan untuk diusahakan
merupakan salah satu upaya untuk mempercepat pengembang perekonomian pedesaan
pada khususnya dan negara pada umumnya.
Propinsi Jawa Barat merupakan Propinsi dimana sektor pertanian menjadi salah
satu sektor utama dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Terdapat ragam
pertanian yang diusahakan oleh masyarakat,salah satunya adalah sektor sayur-sayuran.
Daerah yang menjadi basis tanaman sayur-sayuran pada Propinsi Jawa Barat yaitu
Kabupaten Subang. Kabupaten Subang merupakan daerah penghasil sayuran di
Propinsi Jawa Barat.
Salah satu Desa yang menjadi sentra sayuran di Kabupaten Subang adalah
Dusun Sukaenok Desa Karanganayar Kecamatan Pusakajaya . Diantara macam-macam
jenis sayuran yang diusahakan petani di Desa Karanganyar, Kembang Kol salah satu
sayuran yang masih jarang diusahakan oleh petani hal ini terkait pembiayaan usahatani.
Secara umum petani Kembang Kol untuk memperoleh sumber pembiayaannya
memanfaatkan keberadaan pada sumber pembiayaan formal dan non formal dengan
berbagai konsekuensinya. Walaupun didalam mengakses sumber pembiayaan formal
yang masih rendah, karena berbagai bentuk sistem aturan dan persayaratan yang
dianggap masih sulit yang selama ini menjadikan polemik tersendiri untuk memperoleh
sumber modal yang murah dan mudah.
Permintaan akan Kembang Kol yang rendah di tingkat konsumen dan harga jual
yang cukup tinggi membuat tanaman ini kurang menjadi pilihan utama masyarakat,
hanya konsumen tertentu saja yang mengkonsumsi Kembang Kol sebagai menu
sayuran pada makanan keseharian.
Terlepas dari itu, maka pemasaran menjadi hal yang sangat penting, jika
mekanisme pemasaran berjalan baik, maka semua pihak yang terlibat akan
diuntungkan. Oleh karena itu peran lembaga pemasaran yang biasanya terdiri dari
produsen, tengkulak, pedagang pengumpul, broker, eksportir, importir dan yang
lainnya menjadi amat sangat penting. Biasanya pada negara berkembang, lembaga
pemasaran untuk pemasaran hasil pertanian masih lemah.
Dari uraian latar belakang diatas, maka terdapat empat tujuan dari penelitian ini.
Pertama, untuk mengetahui sistem pembiayaan usahatani Kembang kol di Dusun
Sukaenok. Tujuan Kedua menghitung pendapatan usahatani Kembangkol di Dusun
Sukaenok, ketiga mengetahui saluran pemasaran dan menghitung Distribusi Pemasaran
Kembangkol di Dusun Sukanenok dan tujuan keempat yaitu menghitung marjin dan
mengetahui efisiensi pemasaran kembangkol di Dusun Sukaenok Desa Karanganyar
Kecamatan Pusakajaya Kabupaten Subang.
Propinsi Jawa Barat merupakan Propinsi dimana sektor pertanian menjadi salah
satu sektor utama dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Terdapat ragam
pertanian yang diusahakan oleh masyarakat,salah satunya adalah sektor sayur-sayuran.
Daerah yang menjadi basis tanaman sayur-sayuran pada Propinsi Jawa Barat yaitu
Kabupaten Subang. Kabupaten Subang merupakan daerah penghasil sayuran di
Propinsi Jawa Barat.
Salah satu Desa yang menjadi sentra sayuran di Kabupaten Subangadalah Dusun
Sukaenok Desa Karanganayar Kecamatan Pusakajaya . Diantara macam-macam jenis
sayuran yang diusahakan petani di Desa Karanganyar, Kembang Kol salah satu
sayuran yang masih jarang diusahakan oleh petani hal ini terkait pembiayaan usahatani.
Secara umum petani Kembang Kol untuk memperoleh sumber pembiayaannya
memanfaatkan keberadaan pada sumber pembiayaan formal dan non formal dengan
berbagai konsekuensinya. Walaupun didalam mengakses sumber pembiayaan formal
yang masih rendah, karena berbagai bentuk sistem aturan dan persayaratan yang
dianggap masih sulit yang selama ini menjadikan polemik tersendiri untuk memperoleh
sumber modal yang murah dan mudah.
Permintaan akan Kembang Kol yang rendah di tingkat konsumen dan harga jual
yang cukup tinggi membuat tanaman ini kurang menjadi pilihan utama masyarakat,
hanya konsumen tertentu saja yang mengkonsumsi Kembang Kol sebagai menu
sayuran pada makanan keseharian.
Terlepas dari itu, maka pemasaran menjadi hal yang sangat penting, jika
mekanisme pemasaran berjalan baik, maka semua pihak yang terlibat akan
diuntungkan. Oleh karena itu peran lembaga pemasaran yang biasanya terdiri dari
produsen, tengkulak, pedagang pengumpul, broker, eksportir, importir dan yang
lainnya menjadi amat sangat penting. Biasanya pada negara berkembang, lembaga
pemasaran untuk pemasaran hasil pertanian masih lemah.
Dari uraian latar belakang diatas, maka terdapat empat tujuan dari penelitian ini.
Pertama, untuk mengetahui sistem pembiayaan usahatani Kembang Kol di Dusun
Sukaenok. Tujuan Kedua menghitung pendapatan usahatani Kembang Kol di Dusun
Sukaenok, ketiga mengetahui saluran pemasaran dan menghitung Distribusi Pemasaran
Kembang Kol di Dusun Sukanenok dan tujuan keempat yaitu menghitung marjin dan
mengetahui efisiensi pemasaran Kembang Kol di Dusun Sukaenok Desa Karanganyar
Kecamatan Pusakajaya Kabupaten Subang.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penerimaan usahatani adalah hasil kali antara produksi yang diperoleh dengan harga jual yang
berlaku, sehingga penerimaan ditentukan oleh besar kecilnya produksi dan harga jual. Rata-rata
produksi tanaman kembang kol di dusun sukaenok selama satu kali musim tanam adalah sebesar
Rp. 32.400.000/ha dengan harga jual sebesar Rp. 4.500/Kg, Biaya Tetap Usaha tani Kembang
Kol Biaya tetap ialah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun
produksi yang diperoleh banyak atau sedikit, dengan kata lain biaya tetap tidak terpengaruh
dengan besar kecilnya produksi yang dihasilkan Rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan.
Biaya Variabel Usahatani Kembang Kol.
Biaya variabel ialah biaya yang berubah-ubah jumlahnya dan mempengaruhi banyak atau
sedikitnya produksi yang dihasilkan petani Kembang Kol di Desa Karanganyar dengan kata lain
biaya variabel berpengaruh terhadap besar kecilnya produksi yang dihasilkan.
Rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan petani responden dalam kegiatan usahatani Kembang
Kol di Desa Karanganyar sebesar Rp. 32.400.000/ha.
Pendapatan Usaha tani kembangkol Di Desa Karanganyar.
Pendapatan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan
selama satu kali musim tanam, dimana pendapatan merupakan bagian yang paling penting dalam
usahatani bagi responden, karena pendapatan merupakan pemasukan yang sangat penting bagi
petani untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Rata-rata Pendapatan usaha tani Kembang
Kol yang diterima oleh petani sebesar Rp. 32.400.000/ha.
Tabel 3. Analisis Pendapatan Usahatani Kembang Kol Selama Satu Kali Musim
Tanam Di Desa Karanganyar, 2020
Analisa Pemasaran
Saluran dan Distribusi Pemasaran kembangkol.
Produksi Kembang Kol yang dihasilkan petani bisanya langsung dijual kepada Pedagang
Pengumpul Desa atau Pedagang Pengumpul Kecamatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Brokoli di Dusun Sukaenok sebagian besar dijual ke luar Kota diantaranya dijual ke Kota Bekasi
dan Jakarta. Penelusuran pemasaran Kembang Kol pada penelitian ini mulai dari petani hingga
pedagang pengecer di wilayah sekitar sedangkan pemasaran di kota tidak dianalisa karena
peneliti terbatas waktu dan biaya. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Dusun Sukaenok
terdapat 3 pola saluran pemasaran Brokoli antara lain:
Pola 1:
Petani Pedagang Pengumpul Desa Pedagang Pengumpul Kecamatan Pedagang
Pengumpul Kota Pedagang Pengecer Konsumen
Pola 2:
Petani Pedagang Pengumpul Desa Pedagang Pengumpul Kecamatan Pedagang
Pengumpul Kota Lain Pedagang Pengecer Konsumen
Pola 3:
Petani Pedagang Pengumpul Kecamatan Pedagang Pengecer Konsumen
Karena peneliti terbatas waktu dan biaya maka dalam penelitian ini peneliti hanya menganalisa
saluran pemasaran pola 1. Berikut merupakan distribusi pemasaran Kembang Kol dai hasil
penelitian yang dilakukan.
Pendapatan rata-rata yang diperoleh petani dari usahatani Kembang kol di Desa Karanganyar
Kecamatan Pusakajaya Kabupaten Subang yang diusahakan dalam satu kali musim tanam
sebesar Rp. 32.400.000/ha.
Hasil analisis menunjukkan Revenue of Cost Ratio Usahatani Kembang kol di Desa Karanganyar
Kecamatan Pusakajaya Kabupaten Subang diperoleh sebesar 3,31 Dengan demikian, usahatani
kembang kol di dusun sukaenok layak untuk diusahakan.
Saran
Para petani kembang kol yang ada di Desa Karanganyar disarankan untuk meningkatkan hasil
panen kembang kolnya, dengan cara penggunaan bibit unggul dan juga penggunaan pupuk
yang sesuai dengan anjuran pemerintah, sehingga dapat meningkatkan hasil produksinya
sekaligus dapat mensejahterakan hidup mereka.