Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 ayat 1 tentang
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara
disingkat Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pegawai Negeri Sipil disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
Sesuai dengan pasal 63 ayat 3 Undang-Undang ASN, calon PNS
wajib menjalani masa percobaan. Pasal 64 ayat 1, masa percobaan calon
PNS dilaksanakan selama 1 (satu) tahun. Berdasarkan Peraturan
Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 01 Tahun 2021 tentang
Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa
Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi, nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul, bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Melalui
penyelenggaraan Latsar diharapkan setiap ASN memiliki nilai-nilai dasar
yang disingkat menjadi ANEKA. Nilai-nilai dasar ANEKA yaitu
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi
merupakan nilai-nilai dasar yang harus diinternalisasikan dan
dilaksanakan dalam pelaksanaan tugas keseharian. Nilai-nilai dasar

1
ANEKA, akan menjadi acuan dan pondasi dasar yang akan membentuk
karakter ASN yang berdaya saing dan kompeten.
Sebagai salah satu wujud komitmen dalam mendukung visi misi
kabupaten Ogan Komering Ulu Timur “Terwujudnya kabupaten OKU
Timur yang maju lebih mulia” melalui misi nomor 5 (lima) yaitu
“Meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan masyarakat”. Hal ini sejalan
dengan visi RSUD Martapura OKU Timur “Menjadi RSUD Martapura
andalan yang menuju pelayanan prima di kabupaten OKU Timur”, dan
misi “Meningkatkan SDM secara berkesinambungan, menjadi pusat
rujukan dengan orientasi pada kepuasan masyarakat, memberikan
pelayanan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat”.
Dalam UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang
dimaksud tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan, memiliki pengetahuan dan atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang memerlukan kewenangan
dalam menjalankan pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan yang diatur
dalam Pasal 2 ayat (2) sampai dengan ayat (8) Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan terdiri dari :

1. Tenaga medis terdiri dari dokter dan dokter gigi,


2. Tenaga keperawatan terdiri dari perawat dan bidan,
3. Tenaga kefarmasian terdiri dari apoteker, analis farmasi dan
asisten apoteker,
4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan,
entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,
administrator kesehatan dan sanitarian,
5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien,
6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis
dan,Terapis wicara,

2
7. Tenaga keteknisan medis meliputi radiografer, radiografis, teknisi
gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien,
othotik prostetik, teknisi tranfusi dan perekam medis.

Menurut PP No.32 Tahun 1996, maka yang dimaksud petugas dalam


kaitannya dengan tenaga kesehatan adalah dokter, dokter gigi, perawat,
bidan, dan keteknisan medis (Medica, 2012).
Tenaga pelayanan Kesehatan gigi dan mulut di Indonesia mempunyai
kewajiban untuk selalu memenuhi salah satu kriteria standar pelayanan
kedokteran gigi di Indonesia, yaitu melaksanakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI). Prosedur pelaksanann tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi tersebut harus dilaksanakan pada semua praktik
pelayanan Kesehatan gigi dan mulut di seluruh Indonesia. Dokter gigi
harus dapat memastikan seluruh tenaga pelayanan yang bekerja di dalam
lingkungannya mempunyai pengetahuan dan mendapatkan pelatihan
yang adekuat tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Hal tersebut
termasuk kebersihan tangan, pembersihan, disinfeksi, dan sterilisasi
peralatan serta bahan yang digunakan. Teknik pembersihan, disinfeksi
dan sterilisasi harus sesuai dengan perkembangan keilmuan dan secara
rutin dilakukan monitoring.
Infeksi merupakan bahaya yang sangat nyata pada praktik
pelayanan kedokteran gigi. Tujuan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
pada praktik dokter gigi adalah untuk mencegah penularan infeksi baik
kepada pekerja layanan kesehatan maupun pasien ketika sedang
dilakukan perawatan gigi dan mulut.
Sarana pelayanan Kesehatan wajib memberikan jaminan
keamanan kesehatan baik bagi tenaga kesehatan maupun masyarakat
yang dilayani. Penyebaran penyakit menular telah meningkatkan
kekhawatiran masyarakat maupun petugas Kesehatan dalam satu tahun
terakhir munculnya infeksi virus Covid-19.

3
Covid-19 merupakan penyakit yang menyerang saluran pernafasan
akut yang mewabah di seluruh dunia. Per tanggal 23 Juni 2021, di dunia
tercatat 179.937.463 orang terinfeksi dan 2.018.113 orang di Indonesia.
Salah satu yang patut dijadikan waspada bagi semua manusia adalah
karena transmisinya yang amat mudah dan cepat, sehingga perhatian
akan penularan penyakit ini menjadi faktor utama yang harus selalu
diperhatikan. Diketahui bahwa aktivitas dokter gigi sangat erat
berhubungan dengan produksi aerosol terbesar dan hasil berbagai
penelitian menunjukkan bahwa jumlah virus SARS-CoV-2 sangat banyak
ditemukan di naso-orofaring dan saliva. Produksi aerosol dan droplet
inilah yang menjadi ujung tombak perluasan penyebaran COVID-19 pada
praktik dokter gigi.
Oleh karenanya protokol kesehatan menjaga kebersihan tangan,
hygiene pernafasan, pembatasan jarak fisik, peningkatan daya tahan
tubuh serta pengetahuan tentang pola penularan COVID-19 menjadi
sangat penting untuk dipahami dan menjadi kewajiban bagi dokter gigi di
Indonesia yang akan melakukan praktik. Hal ini bertujuan agar angka
morbiditas penyakit gigi dan mulut masyarakat Indonesia pada umumnya
dan masyarakat Martapura OKU Timur pada khususnya, tidak semakin
meningkat, yang akan justru menjadi salah satu faktor yang melemahkan
sistem pertahanan tubuh.
Merujuk pada berbagai sumber, tata Kelola ruang praktik, alur dan
tata cara pengerjaan pasien serta APD, perlu diatur sedemikian rupa
sehingga dapat menurunkan risiko dokter gigi, perawat gigi, pasien,
keluarga, dan lingkungan sekitarnya terhadap transmisi COVID-19.
Secara garis besar, keberhasilan dokter gigi dalam memutus rantai
penularan COVID-19 tergantung pada 3 faktor utama yaitu 1)
pengetahuan dan kemauan mengikuti protokol Kesehatan yang telah
ditetapkan; 2) barrier (batasan-batasan seperti menjadi menjaga jarak,
penggunaan APD, dan sebagainya) dan 3) personal hygiene.

4
Berdasarkan paparan di atas, Penyusun perlu membuat rancangan
aktualisasi berdasarkan isu-isu aktual yang ada di lingkungan kerja
penyusun khususnya dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Poli
Gigi. Untuk itu aktualisasi nilai-nilai dasar menjadi penting sebagai bukti
bahwa seorang ASN khususnya dokter gigi dapat mengerti dan
menghayati nilai-nilai dasar profesi yang telah diberikan. Dokter gigi
sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya juga dapat
membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang
berkompeten, profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik atas tugas
dan fungsi yang diembannya.
Dalam pelaksanaan tugas di Poli Gigi RSUD Martapura ada
beberapa kendala yang timbul antara lain belum dibuatnya panduan
pencegahan dan pengendalian infeksi pelayanan kesehatan gigi dan
mulut sehingga tindakan yang dilakukan belum memiliki acuan untuk
mencegah dan mengendalikan infeksi yang mungkin terjadi.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penyusun
berupaya untuk melakukan aktualisasi dan habituasi mengenai
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dengan judul “Penyusunan
Panduan dan Implementasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Poli Gigi RSUD
Martapura”.

B. Tujuan Dan Manfaat


1. Tujuan Aktualisasi
Penyusunan rancangan aktualisasi ini bertujuan untuk :
a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap
untuk dapat melaksanakan tugas sebagai ASN secara profesional
dengan dilandasi kepribadian dan etika ASN.
b. Menciptakan ASN yang mampu berperan sebagai pemberi
pelayanan kepada masyarakat dengan profesional dan bermutu.

5
2. Manfaat Aktualisasi
Manfaat aktualisasi ini adalah :
a. Bagi Peserta CPNS
1. Mampu memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
2. Menjadi Dokter Gigi yang mampu menjalankan fungsi sebagai
pelayan publik yang memiliki integritas dan profesional.
3. Meningkatkan kualitas kinerja dalam melaksanakan tugas.
b. Bagi Instansi RSUD Martapura
1. Mendukung visi dan misi RSUD Martapura.
2. Meningkatkan efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu
pelayanan RSUD Martapura.
3. Diharapkan dapat memberikan manfaat pengetahuan,
kemauan, dan kemampuan tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayan kesehatan yang profesional yang dapat
dipertanggung jawabkan.
4. Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit untuk
pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan khususnya di
bidang ppi pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan pelayanan
ASN yang bermutu bagi masyarakat.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam laporan aktualisasi ini dibatasi pada
penyusunan panduan dan implementasi panduan pencegahan dan
pengendalian infeksi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Poli Gigi .
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan selama 30 hari terhitung mulai
tanggal 5 Juli 2021 sampai dengan 7 Agustus 2021. Habituasi ini
dilaksanakan di Poli Gigi RSUD Martapura Kabupaten OKU Timur.

6
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil RSUD Martapura

Gambar 2.1. RSUD Martapura

Rumah Sakit Umum Daerah Martapura adalah Rumah Sakit


Umum dengan tipe delta , berikut sejarah Rumah Sakit Umum
Daerah Martapura.
1) Surat Keputusan Bupati OKU TIMUR Nomor 295 Tahun 2009
tanggal 14 November 2009, tentang peningkatan Status
Puskesmas Rawat Inap Martapura menjadi Rumah Sakit Umum
Daerah Martapura.
2) Surat Kepmenkes RI Nomor : IR.02.01/1.1/6501/2011 Tentang
Surat Keterangan Nomor Kode Rumah Sakit yang diberikan
kepada RSUD Martapura Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
3) Surat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKU TIMUR Nomor :
503/111/DISKES.2/2009 tanggal 11 November 2009 tentang
Pemberian Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah
Martapura.

7
4) Surat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKU TIMUR Nomor :
503/390/RSUD/DISKES.2/2012 tanggal 01 Agustus 2012
tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Perpanjangan I
Rumah Sakit Umum Daerah Martapura.
5) Peraturan Daerah Kabupaten OKU TIMUR No 01 Tahun 2012
tanggal 26 Maret 2012 tentang Pembemtukan Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Martapura.
6) Surat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKU TIMUR Nomor :
503/390/RSUD/DISKES.2/2012 tanggal 01 Agustus 2012
tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum
Daerah Martapura.
7) Surat Kepmenkes RI Nomor : HK.03.05/1/1547/12 Tanggal 23
Agustus 2012 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum
Daerah Martapura Kabupaten OKU TIMUR Sebagai Rumah
Sakit Umum Kelas D.
8) Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Nomor : KARS-
SERT/711/VI//2019. Bahwa RSUD Martapura telah terakreditasi
tingkat dasar.

Rumah Sakit Umum Martapura terletak di Kabupaten Kota


Martapura dengan luas lahan empat hektar . Rumah Sakit adalah
milik Pemerintah Daerah dan terdaftar di Kementrian Kesehatan di
lokasi jalan Adiwiyata Simpang Lengot Kota Baru Selatan
Kecamatan Martapura.
Sumber pendanaan Rumah Sakit Umum Derah Martapura
berasal dari dana APBD dan DAK.
Dasar Hukum Rumah Sakit Umum Daerah Martapura :
1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286)

8
2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355)
3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
66,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400)
4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844)
5) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
6) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
7) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4575)
8) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

9
14,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578)
9) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737)
10)Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4741)
11)Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah
12)Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 53 Tahun 2010.
13)Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VIII/
2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota.

Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah maka sesuai


dengan UU Nomor 22 Tahun 1999 dan Peraturan Daerah Nomor :
26 Tahun 2000, RSUD Martapura ditetapkan sebagai Lembaga
Teknis Daerah dengan struktur organisasi yang telah disesuaikan
dengan prinsip kaya fungsi dan miskin struktur.

10
2. Tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Martapura
1. Umum
Mampu memberikan pelayanan maksimal sebagai Rumah Sakit
rujukan sesuai dengan visi dan misi Persiden Nawa Cita yang
bertujuan mensejahterakan Masyarakat.
2. Khusus
 Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat
bagi masyarakat dari berbagai lapisan masyarakat di
kabupaten OKU Timur khusus nya di Martapura.
 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dari berbagai
lapisan.
 Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam
pelayanan kesehatan masyarakat.
 Terakomodirnya hasil musyawarah rencana pembangunan
(musrembang) yang berdasarkan skala prioritas dalam
pembangunan daerah.
 Mewujudkan daerah otonomi yang nyata, serasi dan dinamis
serta bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat.

11
BAGAN 2.1. SUSUNAN ORGANISASI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARTAPURA KELAS D


3. Struktur Organisasi
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

( TIPE D)

DIREKTUR

dr.Dedy Damhudy

SUB BAGIAN TATA USAHA

SMF Ferry Susanto,S.Kom., MM

NIP.197901252006041006

SEKSI KEPERAWATAN SEKSI PELAYANAN DAN REKAM MEDIS


1. KOMITE MEDIK
2. KOMITE ETIK DAN HUKUM Wiwin Tri Sulistyowati, S.Kep, Ners Hastuti, S.Farm.,Apt
3. KOMITE KEPERAWATAN 1. KEUANGAN
4. KOMITE KESEHATAN 2. KEPEGAWAIAN DAN
NIP.197904082006042006 NIP.197901062005012008
LAINYA SDM
5. KOMITE K3RS 3. HUMAS
6. KOMITE PMKP 4. PERENCANAAN
7. KOMITE PPI 1. RUANG RAWAT INAP PENYAKIT 5. ISTALANSI
DALAM
2. RUANG RAWAT INAP BEDAH
1. REKAM MEDIS PEMELIHARAAN
2. POLIKLINIK MATA SERANA & RUMAH
3. RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN 3. POLIKLINIK FISIOTERAPI
4. RUANG RAWAT INAP ANAK & 4. POLIKLINIK GIGI
NEONATUS 5. POLIKLINIK UMUM
5. RUANG RAWAT INAP ISOLASI
6. POLIKLINIK THT
6. RUANG RAWAT INAP KELAS
7. POLIKLINIK KEBIDANAN DAN
KANDUNGAN
8. POLIKLINIK ANAK
1. INSTALASI RONTGEN 9. POLIKLINIK BEDAH
2. INSTALASI LABORATORIUM 10. POLIKLINIK PENYAKIT DALAM
3. INSTALASI KAMAR JENAZAH 11. POLIKLINIK SARAF
4. INSTALASI GIZI
5. INSTALASI FARMASI
6. INSTALASI BEDAH CENTRAL
7. INSTALASI GAWAT DARURAT
8. INSTALASI SANITASI /
KESEHATAN LINGKUNGAN
9. INSTALASI CSSD
10. INSTALASI PELAYANAN DARAH

12
4. Visi, Misi dan nilai-nilai Organisasi RSUD Martapura
a. Visi
Menjadi RSUD Martapura andalan yang menuju pelayanan prima
di kabupaten OKU Timur.
b. Misi
1. Meningkatkan sumber daya manusia secara berkesinambungan.
2. Menjadi pusat rujukan dengan orientasi pada kepuasan
masyarakat.
3. Memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau bagi
masyarakat.
c. Nilai-nilai Organisasi
Adapun nilai-nilai Organisasi RSUD Martapura, yaitu:
Melayani secara Profesional, Cepat, Tepat, Ramah dan Terjangkau.
d. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
No:141/KEP/M.PAN/11/2003, tugas pokok dan fungsi dokter gigi
pertama, yaitu:
1. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut umum rawat jalan
tingkat pertama
2. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut spesialistik rawat jalan
tingkat pertama
3. Melakukan tindakan khusus medik gigi dan mulut tingkat sederhana
oleh Dokter Gigi umum
4. Melakukan tindakan medik gigi dan mulut spesialistik kompleks
tingkat I
5. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut tingkat sederhana
6. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut kompleks tingkat I
7. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
8. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut tingkat sederhana
9. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut kompleks tingkat I
10. Melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

13
11. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi
penyakit gigi dan mulut
12. Melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
13. Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien rawat jalan
14. Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien rawat inap
15. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
16. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
17. Menguji kesehatan
18. Melakukan visum et repertum
19. Menjadi saksi ahli
20. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
21. Melakukan dental forensik dengan pemeriksaan laboratorium
22. Melakukan tugas jaga panggilan / on call
23. Melakukan tugas jaga di tempat / rumah sakit
24. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien

B. Deskripsi isu
Secara umum, Isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi, kabar yang tidak jelas asal
usulnya dan tidak menjamin kebenarannya, kabar angin, desas desus.
Demikian suatu isu dapat diartikan sebagai suatu fenomena atau kejadian
yang dianggap penting atau dapat menarik perhatian orang banyak,
sehingga menjadi bahan yang layak untuk didiskusikan.
Dalam mengidentifikasi dan menetapkan suatu isu dipengaruhi oleh
3 (tiga) kemampuan, yaitu:
1. Enviromental scanning; peduli terhadap masalah dalam organisasi dan
mampu memetakan hubungan kausatis (sebab-akibat),
2. Problem solving; mampu mengembangkan dan memilih alternatif, dan
mampu memetakan faktor terkait perannya masing-masing,

14
3. Analysis; mampu berpikir konseptual (mengaitkan dengan substansi
Mata pelatihan), mampu mengidentifikasi implikasi/ dampak/ manfaat
dari sebuah pilihan kebijakan/ program/ kegiatan/ tahapan kegiatan.
Berdasarkan identifikasi masalah yang terjadi di Poli Gigi RSUD
Martapura Kabupaten OKU Timur, penyusun menetapkan beberapa isu
atau masalah yang menjadi topik yang perlu diambil tindakan nyata dan
kaitannya dengan kedudukan dan peran ASN dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yakni:
Tabel 2.1. Penjabaran Isu yang Muncul
Keterkaitan Identifikasi Akar
No Identifikasi Isu dengan Kondisi Ideal Permasalahan
Materi
1. Belum dilakukannya Rutin tiap tahun Adanya kebijakan
penyuluhan mengenai Pelayanan diadakan penyuluhan pembatasan sosial
kesehatan gigi dan Publik mengenai kesehatan pada saat
mulut untuk pegawai di gigi dan mulut untuk pandemi
lingkungan RSUD Whole of pegawai di lingkungan
Martapura Goverment RSUD Martapura

2. Belum dibuatnya Manajemen Tersedianya panduan Kurangnya SDM


panduan pencegahan ASN pencegahan dan yang mau
dan pengendalian pengendalian infeksi membuatkan
infeksi pelayanan Whole of pelayanan kesehatan panduan ppi
kesehatan gigi dan Government gigi mulut di Poli Gigi pelayanan kesgilut
mulut di Poli Gigi
RSUD Martapura Pelayanan
Publik
3. Belum ada data Diperolehnya data Kurangnya SDM
mengenai penyakit gigi Whole of mengenai penyakit gigi yang dapat
dan mulut yang banyak Government dan mulut yang banyak diikutsertakan
diderita khususnya diderita khususnya bagi dalam pendataan
bagi pegawai RSUD pegawai RSUD terkait dana dan
Martapura Martapura waktu
4. Kurangnya Pelayanan Lengkapnya alat dan Kurangnya dana
kelengkapan alat dan Publik bahan untuk tindakan yang dianggarkan
bahan untuk medis gigi dan mulut di untuk
melakukan tindakan Whole of Poli Gigi penambahan alat
medis gigi dan mulut di Government dan bahan di Poli
Poli Gigi RSUD Gigi
Martapura
5. Kurangnya motivasi Bertambahnya pasien Anggapan
khususnya pegawai Whole of khususnya pegawai penyakit gigi dan
RSUD Martapura Goverment RSUD Martapura yang mulut tidak
dalam meningkatkan melakukan kunjungan berbahaya, biaya
kesadaran kunjungan rutin ke dokter gigi perawatan gigi
rutin ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali yang dirasa mahal

15
c. Analisis Isu
Dalam tahapan perencanaan kesehatan kita akan mendapati
suatu tahapan yaitu tahapan menentukan prioritas masalah. Salah
satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan prioritas
masalah adalah metode USG (Urgency, Seriousness, Growth).
USG adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas
isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat
urgensi, keseriusan dan perkembangan isu dengan menentukan
skala nilai 1-5 atau 1-10.
Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas.
Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2.2. Penjelasan USG


No Komponen Keterangan
1 2 3
Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan dengan
1 Urgency waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu
tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah
2 Seriousness yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang ditimbulkan
masalah-masalah lain kalu masalah penyebab isu tidak
dipecahkan (bisa mengakibatkan masalah lain)
Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang
3 Growth dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin
memburuk jika dibiarkan.

Parameter yang digunakan untuk menentukan prioritas yaitu


menggunakan skala likert pada tabel berikut :

16
Tabel 2.3. Parameter USG
Nilai Urgency / Seriousness / Growth /
Mendesak Kegawatan Pertumbuhan
1. Isu tidak mendesak Isu tidak begitu serius Isu lamban
untuk segera untuk di bahas karena berkembang
diselesaikan tidak berdampak ke hal
yang lain
Isu kurang Isu kurang serius untuk Isu kurang cepat
2. mendesak untuk segera dibahas karena berkembang
segera diselesaikan tidak kurang berdampak
ke hal yang lain
3. Isu cukup mendesak Isu cukup serius untuk Isu cukup cepat
untuk segera segera dibahas karena berkembang,
diselesaikan akan berdampak ke hal segera dicegah
yang lain
4. Isu mendesak untuk Isu serius untuk segera Isu cepat
segera diselesaikan dibahas karena akan berkembang untuk
berdampak ke hal yang segera dicegah
lain
5. Isu sangat mendesak Isu sangat serius untuk Isu sangat cepat
untuk segera segera dibahas karena berkembang untuk
diselesaikan akan berdampak ke hal segera dicegah
yang lain

Hasil analisis USG terkait isu-isu di Poli Gigi RSUD Martapura


disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.4. Analisis Isu dengan Metode USG


Kriteria
No Isu U S G
Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)
1 2 3 4 5 6 7
Belum dilakukannya
penyuluhan mengenai 5 4 4 13 3
1. kesehatan gigi dan mulut
untuk pegawai di lingkungan
RSUD Martapura
Belum dibuatnya panduan
pencegahan dan
pengendalian infeksi
2. 5 5 5 15 1
pelayanan kesehatan gigi
dan mulut di Poli Gigi
RSUD Martapura
Belum ada data mengenai
penyakit gigi dan mulut yang
3. banyak diderita khususnya 4 4 3 11 5
bagi pegawai RSUD
Martapura

17
Kurangnya kelengkapan alat
dan bahan untuk melakukan
4. tindakan medis gigi dan 5 4 5 14 2
mulut di Poli Gigi RSUD
Martapura
Kurangnya motivasi
khususnya pegawai RSUD
Martapura dalam
5. 4 4 4 12 4
meningkatkan kesadaran
kunjungan rutin ke dokter
gigi

Berdasarkan penilaian yang ada dalam metode USG, maka


diperoleh satu isu yang memiliki peringkat tertinggi dan menjadi isu
utama yaitu Belum dibuatnya panduan pencegahan dan
pengendalian infeksi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Poli
Gigi RSUD Martapura. Berdasarkan isu utama yang diperoleh,
selanjutnya akan dijabarkan secara lebih rinci identifikasi isu yang
terpilih untuk dibuatkan rangkaian kegiatan dan tahapan-tahapan
dengan menghubungkannya dengan nilai-nilai Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.

D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih


Setelah mengetahui core issue terpilih, yaitu Belum dibuatnya
panduan pencegahan dan pengendalian infeksi pelayanan kesehatan
gigi dan mulut di Poli Gigi RSUD Martapura, selanjutnya dicarikan
kegiatan pemecahan masalahnya agar dapat dilakukan dengan
tahapan-tahapan kegiatan dan berkontribusi bagi misi organisasi serta
dapat memberikan penguatan pada nilai-nilai organisasi, yang
dituangkan dalam matriks rancangan aktualisasi.

E. Nilai – Nilai Dasar Profesi PNS


Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Pelatihan Dasar
berdasarkan Perka LAN No. 12 Tahun 2018 bertujuan agar peserta

18
Pelatihan Dasar mampu menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan
Anti Korupsi (ANEKA).
1. Akuntabilitas
Istilah akuntabilitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu accountability
yang berarti keadaan untuk dipertanggungjawabkan, atau keadaan
yang dapat dimintai pertanggungjawaban. Menurut The Oxford
Advance Learner’s Dictionary, akuntabilitas adalah required or
expected to give an explanation for one’s action. Dengan kata lain,
dalam akuntabilitas terkandung kewajiban untuk menyajikan dan
melaporkan segala tindak tanduk dan kegiatannya terutama di bidang
administrasi keuangan kepada pihak yang lebih tinggi/atasannya.
Lembaga Administrasi Negara RI. 2000.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah : Modul Sosialisasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Istitut Pemerintah. Lembaga Administrasi Negara
(LAN) RI.
Adapun nilai-nilai dasar profesi ASN yang terkandung dalam
akuntabilitas antara lain:
a. Tanggung Jawab (responsibilitas)
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di
sengaja maupun yang tidak disengaja, tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
b. Jujur
Sikap untuk menyatakan sesuai dengan yang terjadi.

c. Kejelasan

19
Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus memiliki
visualan yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
d. Netral
Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercipta keseimbangan
antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
e. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau
kelompok.
f. Adil
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
g. Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi.
h. Konsistensi
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapai tujuan akhir.
i. Partisipatif
Semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya monopoli
oleh sebagian orang
j. Legal
adanya bukti secara formal atas segala tindakan untuk dapat
dipertanggungjawabkan.

2. Nasionalisme
Menurut Anthony Smith, Nasionalisme merupakan suatu gerakan
ideologis untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan, dan
identitas bagi suatu populasi, yang sejumlah anggotanya bertekad untuk
membentuk suatu bangsa yang aktual atau bangsa yang potensial. Nilai-
nilai dasar profesi ASN yang terkandung dalam nasionalisme antara lain:
a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa,

20
b. Nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat Indonesia.
c. Nilai persatuan Indonesia.
d. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
e. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
f. Kerja keras.
g. Disiplin.
h. Tidak diskriminatif.
i. Cinta tanah air.
j. Rela berkorban

3. Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar profesi ASN yang terkandung
dalam etika publik sebagaimana yang terkandung dalam pasal 5 ayat (2)
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang tidak diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika publik.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya pada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat
akurat berdaya guna berhasil guna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan yang berkualitas tinggi.

21
k. Menghargai komunikasi konsultasi dan kerja sama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN pasal 5 ayat
(2). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III, Komitmen Mutu, hal. 104
Nilai-nilai dasar (Pasal 4) dan kode etik (Pasal 5) layanan publik
sebagaimana dituangkan dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN,
secara keseluruhan mencerminkan perlunya komitmen mutu dari setiap
aparatur dalam memberikan layanan, apapun bidang layanannya dan
kepada siapapun layanan itu diberikan. Dalam arti lain kinerja aparatur
dalam memberikan layanan publik yang bermutu harus berlandaskan
prinsip efektivitas, efisiensi, dan inovasi.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam komitmen mutu adalah
sebagai berikut:
a. Tepat waktu
b. Sesuai SPO (Prosedur standar operasional)
c. Akurasi
d. Kerjasama
e. Cepat dan tepat
f. Tanggap
g. Evaluasi
h. Cermat
i. Melakukan yang terbaik
j. Profesional
k. Menerima pembaharuan
l. Tidak mempersulit

22
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari Bahasa latin corruptio dan corruptus yang
berarti kerusakan atau kebobrokan. Korupsi atau dikenal juga dengan kata
rasuah, mengandung arti tindakan penjabat publik, baik politisi maupun
pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang
secara tidak wajar dan ilegal menyalah gunakan kepercayaan publik yang
dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Dalam menanggulangi upaya tindak pidana korupsi, pemerintah
membentuk peraturan yang menjadi landasan hukum dalam memberantas
korupsi yaitu dengan lahirnya UU No. 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Adapun untuk membantu pemerintah dalam memberantas korupsi,
maka pemerintah membuat UU. No. 30 Tahun 2002 tentang pembentukan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK bersama dengan para pakar
telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan
sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut:
a. Jujur,
b. Peduli,
c. Mandiri,
d. Disiplin,
e. Tanggung jawab,
f. Kerja keras,
g. Sederhana,
h. Berani,
i. Adil.

F. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

23
1. Manajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman.
2. Whole of Government
a. Pengertian Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan
yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
b. Penerapan Whole of Government (WoG) dalam pelayanan terintegrasi
1) Praktek Whole of Government (WoG)
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan,
baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini
pernah dipraktekkan oleh beberapanegara, termasuk Indonesia dalam
level-level tertentu
a) Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-
lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable.
Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat
dilakukan lebih mudah.
b) Membentuk lembaga koordinasi khusus
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-
lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable.

24
Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat
dilakukan lebih mudah.
c) Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas
dalam mengkoordinasikan sektor atau kementrian adalah salah
satu cara melakukan WoG.
d) Membangun gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar struktur formal, yang tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya agar sumber daya yang
terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari
lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordnasi
tadi.
e) Koalisi sosial
Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi.

2) Tantangan dalam Praktek Whole of Government (WoG)


Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran
praktek sebagai berikut:
a) Kapasitas SDM dan institusi
Perbedaan kapasitas bisa menjadi kendala serius ketika
pendekatan WoG, misalnya mendorong terjadinya merger atau
akuisisi kelembagaan, dimana terjadi penggabungan SDM dengan
kualifikasi yang berbeda.
b) Nilai dan budaya organisasi
Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika terjadi upaya
kolaborasi sama dengan kelembagaan.

25
c) Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam
pelaksanaan WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan nilai dan
buadaya organisasi serta meramu SDM yang tersedia guna mencapai
tujuan yang diharapkan.

3) Praktek Whole of Government (WoG) dalam pelayanan publik


Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis
pelayanan publik yang dikenail dapat didekati oleh pendekatan WoG
sebagai berikut:
a) Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik yang
menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan warga
masyarakat.
b) Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk
jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan dan lain-lain.
c) Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis barang
yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan, jembatan,
perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan lain-lain.
d) Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman dan
peraturan perundang-undangan.
Adapun berdasarkan pola pelayanan publik, juga dapat dibedakan
dalam lima macam pola pelayanan sebagai berikut:
a) Pola pelayanan teknis fungsional, yaitu suatu pola pelayanan publik
yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai dengan bidang
tugas, fungsi dan kewenangannya.
b) Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan yang dilakukan secara
terpadu pada suatu instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai
kewenangan masing-masing.

26
c) Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan yang dilakukan secara
tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan
wewenang dari unit kerja pemerintah terkait lainnya yang
bersangkutan.
d) Pola pelayanan terpusat, yaitu pola pelayanan yang dilakukan oleh
suatu instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap
pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang
pelayanan masyarakat yang bersangkutan.
e) Pola pelayanan elektronik, yaitu pola pelayanan elektronik yang
dilakukan menggunakan teknologi infromasi dan komunikasi.

3. Pelayanan Publik
a. Pengertian Pelayanan Publik
Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu diketahui,
yaitu melayani dan pelayanan.Pengertian melayani adalah membantu
menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang". Sedangkan
pengertian pelayanan adalah "usaha rnelayani kebutuhan orang lain"
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995).Pelayanan merupakan suatu
proses. Proses tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa
pelayanan, kemudian diberikan kepada pelanggan. Sebagai contoh
adalah proses pelayanan surat masuk. Proses pelayanan surat masuk
adalah sebagai berikut:
1) Surat diterima oleh seorang petugas;
2) Surat disortir (dipisah-pisahkan);
3) Surat diterima pencatat surat dan kemudian dicatat dalam buku agenda
atau kartu kendali;
4) Surat disampaikan ke pengarah surat;
5) Surat didistribusikan ke unit organisasi sesuai dengan alamat yang
tertulis dalam surat (sering di sebut dengan istilah "unit pengelola");
6) Surat diterima oleh unit pengolah.

27
Pelayanan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok (Gonroos, 1990), yaitu :
1) Coreservice adalah pelayanan yang ditawarkan kepada
pelanggan,yang merupakan produk utamanya. Misalnya untuk
pelayanan pembuatan KTP, maka penyediaan KTP merupakan
layanan utamanya.
2) Facilitating service adalah fasilitas pelayanan tambahan kepada
pelanggan,misalnya terkait dengan pelayanan administrasi
kependudukan (KTP, akte kelahiran, dll), maka pemerintah
menyediakan layanan satu atap atau satu pintu dengan menggunakan
teknologi yang canggih.

b. Pelayanan Prima
Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah "Excellent
Service" yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik dan atau
pelayanan yang terbaik. Karena sesuai dengan standar pelayanan yang
berlaku atau dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan. Jadi
pelayanan prima dalam hal ini sesuai dengan harapan pelanggan.Tujuan
pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi
dan memuaskan pelanggan atau masyarakat serta memberikan fokus
pelayanan kepada pelanggan. Pelayanan prima kepada masyarakat
didasarkan pada tekad bahwa "pelayanan adalah pemberdayaan".
Pelayanan prima yang diberikan kepada masyarakat padadasarnya
tidaklah mencari untung, tetapi memberikan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat secara sangat baik atau terbaik. Pelayanan prima
juga akan bermanfaat sebagai acuan untuk pengembangan penyusunan
standar pelayanan.

c. Nilai-Nilai Dasar Pelayanan Publik


Perhatian pemerintah terhadap perbaikan pelayanan kepada
masyarakat, sebenarnya sudah diatur dalam beberapa pedoman, antara
lain adalah Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

28
(MENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 yang mengemukakan tentang prinsip-
prinsip pelayanan publik sebagai berikut:
1) Kesederhanaan.
2) Kejelasan.
3) Kepastian Waktu.
4) Akurasi
5) Keamanan
6) Tanggung jawab.
7) Kelengkapan sarana dan prasarana.
8) Kemudahan Akses.
9) Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan.
10) Kenyamananan

G. Matriks Rancangan

MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI


Unit Kerja : Poli Gigi RSUD Martapura
Identifikasi Isu :
1. Belum dibuatnya panduan pencegahan dan pengendalian infeksi
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Poli Gigi RSUD Martapura.
2. Belum dilakukannya penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan
mulut untuk pegawai di lingkungan RSUD Martapura.
3. Belum ada data mengenai penyakit gigi dan mulut yang banyak
diderita khususnya bagi pegawai RSUD Martapura.
4. Kurangnya kelengkapan alat dan bahan untuk melakukan tindakan
medis gigi dan mulut di Poli Gigi RSUD Martapura.
5. Kurangnya motivasi khususnya pegawai RSUD Martapura dalam
meningkatkan kesadaran kunjungan rutin ke dokter gigi.

29
Isu yang diangkat :
Belum dibuatnya panduan pencegahan dan pengendalian infeksi
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Poli Gigi RSUD Martapura

Gagasan pemecahan isu :


1. Konsultasi dengan mentor mengenai rancangan aktualisasi yang
dilaksanakan di Poli Gigi RSUD Martapura.
2. Konsultasi dengan Komite PPI terkait penyusunan panduan
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) pelayanan kesehatan
gigi dan mulut di Poli Gigi.
3. Konsultasi dengan Kasubag Perencanaan terkait pengadaan alat
dan bahan kegiatan.
4. Persiapan tempat, alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kegiatan.
5. Penatalaksanan panduan PPI pelayanan kesehatan gigi dan mulut
di Poli Gigi.
6. Melaksanakan evaluasi kegiatan yang dilakukan.

30
Tabel 2.5. Matriks Rancangan Aktualisasi
Kontribusi Kegiatan Kontribusi Pencapaian
Keterkaitan dengan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Pencapaian Visi Penguatan Nilai
Nilai Mata Diklat
dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Konsultasi dengan mentor 1. Menemui Kasi 1. Foto dan video Keterkaitan dengan Kegiatan ini Nilai-nilai RSUD
mengenai rancangan Yanmed untuk kegiatan Agenda Peran dan berkaitan dengan Martapura
aktualisasi yang menyampaikan Kedudukan ASN adalah misi yang ke-1, - Profesional
dilaksanakan di Poli Gigi rancangan kegiatan Pada Mata Pelatihan: yaitu Meningkatkan - Cepat
RSUD Martapura. aktualisasi yang akan 2. Lembar Manajemen ASN: SDM secara - Tepat
dilaksanakan. konsultasi Melaksanakan tugas dan berkesinambungan - Ramah
mentor fungsi secara profesional, - Terjangkau
2. Meminta pendapat bertanggung jawab, dan
kepada mentor terkait integritas saat Berdasarkan kegiatan
isu yang diangkat 3. Lembar menyampaikan ide kepada tersebut mencakup nilai-
persetujuan Kasi Yanmed dan coach. nilai yang ada di RSUD
3. Meminta persetujuan mentor Martapura yaitu
untuk melaksanakan Keterkaitan dengan Nilai Profesional, Cepat,
kegiatan. ANEKA: Tepat, Ramah
Akuntabilitas:
Transparan
Dalam berkomunikasi
dengan coach, mentor atau
Kasi Yanmed, harus
secara terbuka sehingga
tidak merugikan pihak
manapun.

Kejelasan
Rancangan kegiatan yang
disampaikan harus jelas
agar semua pihak memiliki
gambaran tentang

31
pelaksanaan kegiatan dan
capaiannya

Nasionalisme:
Menghargai
Sikap menghormati atasan
ditunjukkan dengan cara
berkonsultasi dan meminta
persetujuan tentang
rencana kegiatan yang
dilakukan.

Etika Publik:
Sopan
Penyampaian rancangan
aktualisasi harus
memperhatikan tertib etika,
tata krama, dan sikap,
sehingga pesan utama
dapat tersampaikan.

Komitmen mutu :
Efektif
Pelaksanaan kegiatan
melakukan koordinasi
terlebih dahulu untuk
mencapai tujuan yang telah
ditetapkan,

Anti Korupsi:
Jujur
Komunikasi yang dilakukan
pada Kasi Yanmed harus
secara terbuka, terus

32
terang, dan siap menerima
kritik.

2 Konsultasi dengan Komite 1. Menemui Ketua 1. Foto dan video Keterkaitan dengan Kegiatan ini Nilai-nilai RSUD
PPI terkait penyusunan Komite PPI untuk kegiatan Agenda Peran dan berkaitan dengan Martapura
panduan pencegahan dan menyampaikan Kedudukan ASN adalah misi yang ke : - Profesional
pengendalian infeksi (PPI) rancangan kegiatan 2. Draft panduan Pada Mata Pelatihan: 1. Meningkatkan - Cepat
pelayanan kesehatan gigi aktualisasi yang akan PPI pelayanan Manajemen ASN: sumber daya - Tepat
dan mulut di Poli Gigi. dilaksanakan. kesehatan gigi Melaksanakan tugas dan manusia - Ramah
dan mulut di fungsi secara profesional, secara - Terjangkau
2. Meminta masukan Poli Gigi bertanggung jawab, dan berkesinambun
terkait peraturan integritas saat gan. Berdasarkan kegiatan
pembuatan panduan menyampaikan rancangan tersebut mencakup nilai-
ppi pelayanan kegiatan kepada Ketua nilai yang ada di RSUD
kesehatan gigi dan Komite PPI. Martapura yaitu
mulut di poli gigi Profesional, Cepat,
Keterkaitan dengan Nilai Tepat, Ramah
ANEKA:
Akuntabilitas:
Transparan
Dalam berkomunikasi
dengan Ketua Komite,
harus secara terbuka
sehingga tidak merugikan
pihak manapun.

Kejelasan
Rancangan kegiatan yang
disampaikan harus jelas
agar semua pihak memiliki
gambaran tentang
pelaksanaan kegiatan dan
capaiannya
Nasionalisme:

33
Menghargai
Sikap menghormati Ketua
ditunjukkan dengan cara
berkonsultasi dan meminta
persetujuan tentang
rencana kegiatan yang
dilakukan.

Etika Publik:
Sopan
Penyampaian rancangan
aktualisasi harus
memperhatikan tertib etika,
tata krama, dan sikap,
sehingga pesan utama
dapat tersampaikan.

Komitmen mutu :
Efektif
Pelaksanaan kegiatan
melakukan koordinasi
terlebih dahulu untuk
mencapai tujuan yang telah
ditetapkan,

Anti Korupsi:
Jujur
Komunikasi yang dilakukan
pada Ketua Komite PPI
harus secara terbuka, terus
terang, dan siap menerima
kritik.

3 Konsultasi dengan Kepala 1. Menemui Kepala Sub 1. Foto Kegiatan Keterkaitan dengan Kegiatan ini Nilai-nilai RSUD

34
Sub Bagian Perencanaan di Bagian Perencanaan Agenda Peran dan berkaitan dengan Martapura
RSUD Martapura. untuk menyampaikan 2. Lembar Kedudukan ASN adalah misi yang ke : - Profesional
rancangan kegiatan konsultasi Pada Mata Pelatihan: 1. Meningkatkan - Cepat
aktualisasi yang akan mengenai Manajemen ASN: sumber daya - Tepat
dilaksanakan. pengadaan alat Melaksanakan tugas dan manusia - Ramah
dan bahan fungsi secara profesional, secara - Terjangkau
2. Meminta masukan yang bertanggung jawab, dan berkesinambun
terkait pengadaan dibutuhkan integritas saat gan. Berdasarkan kegiatan
alat dan bahan yang menyampaikan rancangan tersebut mencakup nilai-
dibutuhkan dalam alat dan bahan yang nilai yang ada di RSUD
implementasi dibutuhkan untuk Martapura yaitu
panduan ppi aktualisasi panduan ppi di Profesional, Cepat,
pelayanan kesehatan poli gigi Tepat, Ramah
gigi dan mulut di poli
gigi. Keterkaitan dengan Nilai
ANEKA:
Akuntabilitas:
Transparan
Dalam berkomunikasi
dengan Kepala Sub Bagian
Perencanaan, harus
secara terbuka sehingga
tidak merugikan pihak
manapun.

Kejelasan
Rancangan kebutuhan alat
dan bahan yang
disampaikan harus jelas
agar semua pihak memiliki
gambaran tentang
pelaksanaan kegiatan dan
capaiannya
Nasionalisme:

35
Menghargai
Sikap menghormati atasan
ditunjukkan dengan cara
berkonsultasi dan meminta
persetujuan tentang
rencana kegiatan yang
dilakukan.

Etika Publik:
Sopan
Penyampaian rancangan
aktualisasi harus
memperhatikan tertib etika,
tata krama, dan sikap,
sehingga pesan utama
dapat tersampaikan.

Komitmen mutu :
Efektif
Pelaksanaan kegiatan
melakukan koordinasi
terlebih dahulu untuk
mencapai tujuan yang telah
ditetapkan,

Anti Korupsi:
Jujur
Komunikasi yang dilakukan
pada Kepala Sub Bagian
Perencanaan harus secara
terbuka, terus terang, dan
siap menerima kritik.

4 Persiapan tempat, alat dan 1. Mendata alat dan 1. Foto kegiatan Keterkaitan dengan Kegiatan ini Nilai-nilai RSUD

36
bahan yang dibutuhkan bahan yang Agenda Peran dan berkaitan dengan Martapura
untuk pelaksanaan dibutuhkan. Kedudukan ASN adalah misi yang ke : - Profesional
implementasi. Pada Mata Pelatihan: 1. Meningkatkan - Cepat
2. Menyiapkan semua Manajemen ASN: sumber daya - Tepat
alat dan bahan yang Melaksanakan tugas dan manusia - Ramah
dibutuhkan. fungsi secara profesional, secara - Terjangkau
bertanggung jawab, dan berkesinambun
integritas saat menyiapkan gan. Berdasarkan kegiatan
semua kebutuhan alat dan 2. Menjadi pusat tersebut mencakup nilai-
bahan untuk aktualisasi rujukan dengan nilai yang ada di RSUD
panduan ppi di poli gigi orientasi pada Martapura yaitu
kepuasan Profesional, Cepat,
Keterkaitan dengan Nilai masyarakat. Tepat, Ramah,
ANEKA: 3. Memberikan Terjangkau
Akuntabilitas: pelayanan
Transparan yang bermutu
Dalam menyiapkan tempat, dan terjangkau
alat dan bahan, harus bagi
secara terbuka sehingga masyarakat.
tidak merugikan pihak
manapun.

Kejelasan
Menyiapkan kebutuhan
tempat, alat dan bahan
harus jelas agar semua
pihak memiliki gambaran
tentang pelaksanaan
kegiatan dan capaiannya

Nasionalisme:

37
Menghargai
Sikap menghormati
pegawai lain yang
membantu menyiapkan
tempat, alat dan bahan,
ditunjukkan dengan cara
berkonsultasi dan meminta
bantuan tentang kegiatan
yang dilakukan.

Etika Publik:
Sopan
Penyampaian rancangan
aktualisasi harus
memperhatikan tertib etika,
tata krama, dan sikap,
sehingga pesan utama
dapat tersampaikan.

Komitmen mutu :
Efektif
Pelaksanaan kegiatan
melakukan koordinasi
terlebih dahulu untuk
mencapai tujuan yang telah
ditetapkan,
Anti Korupsi:
Jujur
Komunikasi yang dilakukan
pada pegawai lainnya
harus secara terbuka, terus
terang, dan siap menerima
kritik.
5 Penatalaksanaan panduan 1. Pencegahan dan 1. Foto dan video Keterkaitan dengan Kegiatan ini Nilai-nilai RSUD

38
PPI pelayanan kesehatan pengendalian infeksi kegiatan Agenda Peran dan berkaitan dengan Martapura
gigi dan mulut di Poli Gigi. terhadap pasien Kedudukan ASN adalah misi yang ke : - Profesional
Pada Mata Pelatihan: 1. Meningkatkan - Cepat
2. Pencegahan dan Manajemen ASN: sumber daya - Tepat
pengendalian infeksi Melaksanakan tugas dan manusia - Ramah
terhadap tenaga fungsi secara profesional, secara - Terjangkau
pelayanan kesehatan bertanggung jawab, dan berkesinambun
gigi integritas saat gan. Berdasarkan kegiatan
penatalaksanaan panduan 2. Menjadi pusat tersebut mencakup nilai-
3. Penanganan PPI pelayanan kesehatan rujukan dengan nilai yang ada di RSUD
instrumen dan alat gigi dan mulut di Poli Gigi orientasi pada Martapura yaitu
pelayanan kepuasan Profesional, Cepat,
kedokteran gigi Pelayanan Publik masyarakat. Tepat, Ramah,
Kegiatan pemenuhan 3. Memberikan Terjangkau
kebutuhan pelayanan pelayanan
sesuai peraturan/panduan yang bermutu
yang berlaku dengan dan terjangkau
tujuan kepuasan dan bagi
keamanan pasien dan masyarakat.
tenaga kesehatan

Whole of Government
Sebuah pendekatan yang
mengoptimalkan upaya
kolaboratif dalam
koordinasi dari keseluruhan
panduan untuk mencapai
tujuan pemecahan isu.

Keterkaitan dengan Nilai

39
ANEKA:
Akuntabilitas:
Transparan
Dalam penatalaksanaan
panduan PPI pada
pelayanan kesehatan gigi
dan mulut di Poli Gigi,
harus secara terbuka
sehingga tidak merugikan
pihak manapun.

Kejelasan
Menyiapkan
penatalaksanan panduan
PPI pelayanan kesehatan
gigi dan mulut di poli gigi
harus jelas agar semua
pihak memiliki gambaran
tentang pelaksanaan
kegiatan dan capaiannya

Nasionalisme:
Menghargai
Sikap menghormati
pegawai lain yang
membantu
penatalaksanaan panduan
PPI pelayanan kesehatan
gigi di Poli Gigi, ditunjukkan
dengan cara berkonsultasi
dan meminta bantuan
tentang kegiatan yang
dilakukan.
Etika Publik:

40
Sopan
Penyampaian tahapan
panduan yang akan
dilakukan harus
memperhatikan tertib etika,
tata krama, dan sikap,
sehingga pesan utama
dapat tersampaikan.

Komitmen mutu :
Efektif
Pelaksanaan kegiatan
melakukan koordinasi
terlebih dahulu untuk
mencapai tujuan yang telah
ditetapkan,

Anti Korupsi:
Jujur
Komunikasi yang dilakukan
pada pegawai lainnya
harus secara terbuka, terus
terang, dan siap menerima
kritik.

6 Melaksanakan evaluasi 1. Menyusun laporan 1. Foto kegiatan Keterkaitan dengan Kegiatan ini Nilai-nilai RSUD
kegiatan yang dilakukan aktualisasi Agenda Peran dan berkaitan dengan Martapura
Kedudukan ASN adalah misi yang ke : - Profesional
2. Melakukan konsultasi Pada Mata Pelatihan: 1. Meningkatkan - Cepat
laporan kepada Manajemen ASN: sumber daya - Tepat
mentor dan coach Melaksanakan tugas dan manusia - Ramah
fungsi secara profesional, secara - Terjangkau
bertanggung jawab, dan berkesinambun
integritas saat gan. Berdasarkan kegiatan

41
penatalaksanaan panduan 2. Menjadi pusat tersebut mencakup nilai-
PPI pada pelayanan di Poli rujukan dengan nilai yang ada di RSUD
Gigi orientasi pada Martapura yaitu
kepuasan Profesional, Cepat,
Whole of Government masyarakat. Tepat, Ramah,
Koordinatif : evaluasi 3. Memberikan Terjangkau
memerlukan kerjasama pelayanan
dengan pihak lain untuk yang bermutu
mencapai tujuan habituasi dan terjangkau
yang efektif dan efisien. bagi
masyarakat.
Keterkaitan dengan Nilai
ANEKA:
Akuntabilitas:
( jelas, tepat, akurat,
transparan, tanggung
jawab, integritas)

Nasionalisme:
( kerjasama, musyawarah,
tidak memaksakan
kehendak)

Etika Publik:
(sopan, santun, hormat,
tanggung jawab, tepat
waktu, cermat, teliti,
disiplin, taat pada aturan)

Komitmen mutu :
(inovasi dan berorientasi
mutu)

Anti Korupsi:

42
(berani, mandiri, tanggung
jawab, adil, kerja keras)

43
H. Jadwal Kegiatan
Berikut ini jadwal aktualisasi yang akan dilaksanakan saat habituasi
di Poli Gigi RSUD Martapura. Jadwal kegiatan bisa mengambil dari kolom
matrik rancangan aktualisasi.

Tabel 2.6. Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Bulan / Minggu Ke-
No. Kegiatan Juli Agustus
2 3 4 5 1
1. Konsultasi dan meminta
persetujuan dengan mentor
mengenai rancangan
aktualisasi yang
dilaksanakan di Poli Gigi
RSUD Martapura
2. Konsultasi dengan Komite
PPI terkait penyusunan
panduan pencegahan dan
pengendalian infeksi
pelayanan kesehatan gigi
dan mulut di Poli Gigi
3, Konsultasi dengan Kasubag
Perencanaan di RSUD
Martapura
4. Menyiapkan tempat, alat, dan
bahan yang dibutuhkan
sesuai dengan panduan PPI
5. Penatalaksanaan panduan
PPI pelayanan kesehatan
gigi dan mulut di Poli Gigi
6. Melaksanakan evaluasi
kegiatan yang dilakukan

I. Kendala dan Antisipasi

44
Berikut adalah kendala-kendala yang mungkin akan terjadi saat
aktualisasi nilai-nilai pada saat habituasi dan antisipasinya.

Tabel 2.7. Kendala dan Antisipasi


No. Kendala Antisipasi
1. Kegiatan konsultasi dengan mentor tidak Membuat kesepakatan jadwal
berjalan sesuai agenda konsultasi dengan mentor
2. Kegiatan konsultasi dengan Komite PPI Membuat kesepakatan jadwal
tidak berjalan sesuai agenda konsultasi dengan Komite PPI
3. Kegiatan konsultasi dengan Kasubag Membuat kesepakatan jadwal
Perencanaan tidak berjalan sesuai konsultasi dengan Kasubag
agenda Perencanaan
4. Alat dan bahan yang dibutuhkan Menggunakan dana cadangan pribadi
terkendala biaya pengadaan
5. Air di wastafel Poli Gigi tidak mengalir Menggunakan air tampung di ember
yang dipasang kran
6. Waktu kegiatan yang dialokasikan Memastikan manajemen waktu
kurang panjang sehingga kegiatan bisa diselesaikan
dengan cepat, efektif, dan efisien.

45

Anda mungkin juga menyukai