Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN HARIAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

Tempat PKPA : Apotek Kimia Farma Arimbi Jl. Gunung Batu No. 93 D Bandung
Tanggal : Kamis, 08 Oktober 2021
Jam Kerja :

Paraf
No Topik Kegiatan Uraian Kegiatan
Preseptor
1. Skrinning Resep Kajian Administratif
Nama Dokter : √
SIP Dokter : √
Alamat praktek : √
Tanggal penulisan resep : √
Tanda tangan/Paraf penulis resep : √
Nama pasien : √
Alamat pasien : -
Umur pasien : √
Berat badan pasien : -
Jenis kelamin pasien : √
Tanda R/ diawal penulisan resep : √
Jumlah obat yang diminta : √

Kajian Farmasetik
Cara pemakaian yang jelas :
a. Lansoprazole : Oral
b. Nucral suspensi : Oral
c. Vomiper : Oral
Bentuk sediaan :
a. Lansoprazol : Kapsul
b. Nucral : Suspensi
c. Vomiper : Tablet
Dosis obat :
a. Lansoprazol :
Ulkus duodenum : 1 kali
sehari 30 mg selama 4
minggu.
Benigna ulkus gaster : 1 kali
sehari 30 mg selama 8
minggu.
Refluks esofagitis : 1 kali
sehari 30 mg selama 4
minggu.
Dispepsia : Dosis usia
dewasa diberikan 15 sampai
30 mg satu kali selama 2
sampai 4 minggu dan usia
anak 1 sampai 11 tahun
berat badan kurang dari 30
kg diberikan 15 mg satu kali
sehari selama 12 minggu
jika berat badan lebih besar
dari 30 kg diberikan 30 mg
satu kali sehari.
b. Anucral Suspensi :
Dewasa : 3 kali sehari 1-2
tablet.
c. Vomiper : Dewasa: 3 x
Sehari 10 mg. Diminum
sebelum makan pada saat
lambung kosong.
Potensi obat : -
Stabilitas : Disimpan pada suhu
ruang yang terhindar dari cahaya
matahari langsung.
Inkompatibilitas : -
Kajian Klinik
Alergi : -
Efek samping :
a. Lansoprazole :
Sakit kepala, diare, nyeri
abdomen, dispepsi, mual,
muntah, mulut kering, sembelit,
kembung, pusing, lelah, ruam
kulit, urtikaria, pruritus.
peningkatan sementara nilai tes
fungsi hati, artralgia, edema
perifer, depresi.
b. Nucral suspensi :
Gangguan gastrointestinal,
ruam kulit.
c. Vomiper : Denyut jantung
meningkat, nyeri pada
payudara, cemas, gelisah dan
sakit kepala, urtikaria gatal pada
kulit), ruam (kemerahan pada
kulit) dan pruritus (gatal pada
seluruh tubuh).
Interaksi obat :
Sukralfat-Lansoprazol (Moderate) :
Menggunakan sukralfat bersama dengan
lansoprazole dapat menurunkan efek
lansoprazole. Lansoprazole harus
diberikan setidaknya 1 jam sebelum atau
sesudah sucralfate.
Polifarmasi : -
Kontraindikasi :
a. Lansoprazol :
Penderita yang
hipersensitif terhadap
lansoprazole, serta
pasien yang sedang
mengkonsumsi
rilpivirine dan
atazanavir.
b. Nucral : Diabetes,
kerusakan ginjal,
keracunan alumunium.
c. Vomiper : Tidak boleh
di berikan pada pasien
yang memiliki riwayat
hipersesitif terhadap
domperidone.
Aturan pakai :
a. Lansoprazole : Satu kali
sehari 1 kapsul.
b. Nucral suspensi : 3 kali
sehari 2 tablet.
c. Vomiper : 3 kali sehari 1
tanblet.
Kesimpulan : Dalam resep tersebut,
terdapat interaksiobat antara
lansprazol dengan sukralfat
sehingga diperlukan penyesuaian
dosis dan pemberiannya diberi jeda
waktu.
Paraf
No Topik Kegiatan Uraian Kegiatan
Preseptor
2. Skrinning Resep Kajian Administratif
Nama Dokter : √
SIP Dokter : √
Alamat praktek : √
Tanggal penulisan resep : √
Tanda tangan/Paraf penulis resep : √
Nama pasien : √
Alamat pasien : -
Umur pasien : √
Berat badan pasien : -
Jenis kelamin pasien : √
Tanda R/ diawal penulisan resep : √
Jumlah obat yang diminta : √

Kajian Farmasetik
Cara pemakaian yang jelas :
a. Amlodipin : Oral
b. Concor : Oral
c. Simvastatin : Oral

Bentuk sediaan :
a. Amlodipin : Tablet
b. Concor : Tablet
c. Simvastatin : Tablet
Dosis obat :
a. Amlodipin : Dosis
. Dewasa: Baik untuk
hipertensi maupun angina,
dosis lazim adalah 5 mg,
diberikan 1 kali sehari.
Dosis dapat ditingkatkan
sampai dosis maksimal 10
mg, tergantung pada respon
pasien secara individual dan
berat penyakit. Pasien yang
lemah, atau usia lanjut dapat
mulai dengan dosis 2.5 mg,
diberikan 1 kali sehari dan
dosis ini dapat digunakan
ketika Amlodipine
dikombinasikan dengan
antihipertensi lain. Dosis
yang dianjurkan untuk
angina stabil yang kronik
atau angina vasospastik
adalah 5-10 mg, dan dosis
yang lebih rendah untuk
pasien usia lanjut dan pasien
dengan insufisiensi hati.
Anak-anak: Sampai saat ini,
Penggunaan Amlodipine
untuk anak-anak tidak
pernah dilaporkan.
b. Concor :
- Hipertensi dan angina: 5
mg - 10 mg per hari.
- Gagal jantung kronik
stabil: 1.25 mg per hari pada
minggu pertama. Dosis
dapat ditingkatkan secara
bertahap.
- Pada penderita
bronkospastik, gangguan
hati (hepatitis atau sirosis)
dan gangguan ginjal
(bersihan kreatinin kurang
dari 40 ml/menit): dosis
awal 2.5 mg sekali sehari.
c. Simvastatin :
- Kolesterol : Dewasa: Dosis
awal 10–20 mg, 1 kali
sehari. Dosis pemeliharaan
5–40 mg, 1 kali sehari.
Untuk pasien dengan risiko
gangguan jantung dan
pembuluh darah dosisnya
bisa dimulai dari 40 mg per
hari.
- Menurunkan risiko
terjadinya penyakit arteri
koroner.
Dewasa: 5–40 mg, 1 kali
sehari, di malam hari. Dosis
bisa diseseuaikan dengan
kadar kolesterol pasien.
Stabilitas : Disimpan pada suhu
ruang yang terhindar dari cahaya
matahari langsung.
Inkompatibilitas : -
Kajian Klinik
Alergi : -
Efek samping :
a. Amlodipin :
Pemakaian obat umumnya
memiliki efek samping tertentu
dan sesuai dengan masing-
masing individu. Jika terjadi efek
samping yang berlebih dan
berbahaya, harap konsultasikan
kepada tenaga medis. Efek
samping yang mungkin terjadi
dalam penggunaan obat adalah:
Sakit kepala, edema, lelah, mual,
flushing, dan pusing-pusing.
b. Concor :
Kram abdomen, diare, pusing,
sakit kepala, mual, denyut
jantung lambat, tekanan darah
rendah, keadaan mati rasa,
kesemutan, ekstremitas dingin,
nyeri tenggorokan, dan sesak
napas atau mengi, kelelahan.
c. Simvastatin :
Konstipasi, hidung tersumbat,
bersin atau sakit tenggorokan,
mual atau sakit perut, sakit
kepala.
Interaksi Obat :
a. Amlodipin – Simvastatin
(Mayor)
Menggabungkan obat-obatan ini
secara signifikan dapat
meningkatkan kadar simvastatin
dalam darah. Hal ini dapat
meningkatkan risiko efek
samping seperti kerusakan hati
dan kondisi langka namun serius
yang disebut rhabdomyolysis
yang melibatkan kerusakan
jaringan otot rangka. Dalam
beberapa kasus, rhabdomyolysis
dapat menyebabkan kerusakan
ginjal dan bahkan kematian.
Diperlukan penyesuaian dosis.
b. Amlodipin – Concor (Moderate)
Bisoprolol dan amlodipine
mungkin memiliki efek aditif
dalam menurunkan tekanan darah
dan detak jantung Anda. Anda
mungkin mengalami sakit kepala,
pusing, sakit kepala ringan,
pingsan, dan/atau perubahan
denyut nadi atau detak jantung.
Efek samping ini paling mungkin
terlihat pada awal pengobatan,
setelah peningkatan dosis, atau
ketika pengobatan dimulai
kembali setelah penghentian.
Diperlukan penyesuaian dosis
dan pemantauan efek samping
obat.
Polifarmasi : -
Kontraindikasi :
a. Amlodipin :
Hipersensitif terhadap
dihydropyridines.
b. Concor :
Obat ini tidak boleh diberikan
kepada pasien dengan kondisi:
- Hipersensitif terhadap
Bisoprolol.
- Gagal jantung akut atau selama
episode dekomposisi gagal
jantung yang memerlukan terapi
intravena inotropik.
- Syok kardiogenik.
- Blok AV derajat 2 atau 3
(tanpa peacemaker).
- Sindrom sinus.
- Blokade sinoatrial. -
Bradikardia yang kurang dari 60
denyut/menit sebelum memulai
pengobatan.
- Hipotensi (tekanan darah
sistolik kurang dari 100 mmHg).
- Asma bronkial parah atau
penyakit paru obstruktif kronik
yang parah. - Tahap akhir
penyakit oklusif arteri periferal
dan sindrom Raynaud.
- Faeokromositoma yang tidak
diobati.
- Asidosis metabolik.
c. Simvastatin :
Obat ini tidak boleh diberikan
kepada pasien dengan kondisi:
Hipersensitif terhadap
simvastatin atau komponen obat.
Gagal fungsi hati atau pernah
mengalami gagal fungsi hati.
Peningkatan jumlah serum
transaminase yang abnormal.
Pecandu alkohol. Wanita hamil
dan menyusui.
Aturan pakai :
a. Amlodipin : 1 kali sehari 1
tablet (pagi hari).
b. Concor : 1 kali sehari 1
tablet (pagi hari).
c. Simvastatin : 1 kali sehari 1
tablet (malam hari)
Kesimpulan : Dalam resep tersebut,
terdapat interaksi obat
antara amlodipin dengan
simvastatin sehingga
diperlukan konsultasi
dengan dokter mengenai
penyesuaian dosis dan
pemberian jeda waktu obat.

Paraf
No Topik Kegiatan Uraian Kegiatan
Preseptor
3. Skrinning Resep Kajian Administratif
Nama Dokter : √
SIP Dokter : √
Alamat praktek : -
Tanggal penulisan resep : √
Tanda tangan/Paraf penulis resep : √
Nama pasien : √
Alamat pasien : -
Umur pasien : √
Berat badan pasien : -
Jenis kelamin pasien : -
Tanda R/ diawal penulisan resep : √
Jumlah obat yang diminta : √

Kajian Farmasetik
Cara pemakaian yang jelas :
a. Amlodipin : Oral
b. Asetosal : Oral
c. Hidroklortiazid : Oral
d. Klopidogrel : Oral
e. Simvastatin : Oral
Bentuk sediaan :
a. Amlodipin : Tablet
b. Asetosal : Tablet
c. Hidroklortiazid : Tablet
d. Klopidogrel : Tablet
e. Simvastatin : Tablet

Dosis obat :

a. Amlodipin : Dosis
Dewasa: Baik untuk
hipertensi maupun
angina, dosis lazim
adalah 5 mg, diberikan 1
kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan sampai
dosis maksimal 10 mg,
tergantung pada respon
pasien secara individual
dan berat penyakit.
Pasien yang lemah, atau
usia lanjut dapat mulai
dengan dosis 2.5 mg,
diberikan 1 kali sehari
dan dosis ini dapat
digunakan ketika
Amlodipine
dikombinasikan dengan
antihipertensi lain. Dosis
yang dianjurkan untuk
angina stabil yang
kronik atau angina
vasospastik adalah 5-10
mg, dan dosis yang
lebih rendah untuk
pasien usia lanjut dan
pasien dengan
insufisiensi hati. Anak-
anak: Sampai saat ini,
Penggunaan Amlodipine
untuk anak-anak tidak
pernah dilaporkan.

b. Asetosal :
80-160 mg, diberikan 1
kali per hari.
c. Hidroklortiazid :
-Edema
Dewasa: 25–100 mg per
hari dibagi dalam 2
jadwal konsumsi. Dosis
maksimal 200 mg per
hari.
Anak-anak: 1–2
mg/kgBB tiap hari
sebagai dosis tunggal
atau dibagi dalam 2
jadwal konsumsi. Dosis
maksimal 100 mg per
hari.
Anak-anak usia <6
bulan: 3 mg/kgBB per
hari dibagi dalam 2
jadwal konsumsi. Dosis
maksimal 37,5 mg per
hari.
Lansia: 12,5 mg per
hari. Dosis dapat
ditambahkan sebanyak
12,5 mg.
- Hipertensi
Dewasa: 12,5 mg per
hari, sebagai obat
tunggal atau
dikombinasikan dengan
obat antihipertensi
lainnya. Dosis dapat
ditingkatkan menjadi 50
mg per hari sesuai
kebutuhan pasien. Dosis
maksimal 100 mg per
hari.
Anak-anak: 1–2
mg/kgBB per hari
sebagai dosis tunggal
atau dibagi dalam 2
jadwal konsumsi. Dosis
maksimal 100 mg per
hari.
Anak-anak usia <6
bulan: 3 mg/kgBB per
hari dibagi dalam 2
jadwal konsumsi. Dosis
maksimal 37,5 mg per
hari.
Lansia: 12,5 mg per
hari. Dosis dapat
ditambahkan sebanyak
12,5 mg.
d. Klopidogrel : Dosis
clopidogrel tergantung
pada kondisi yang diderita
pasien. Namun, dosis yang
umumnya dianjurkan oleh
dokter adalah:
Kondisi: angina
dan non-ST-Elevation
Myocardial
Infarction (NSTEMI)
Dosis awal adalah 300
mg satu kali sehari,
diikuti dosis perawatan
75 mg satu kali sehari.
Lama pengobatan
ditentukan oleh dokter.
Kondisi: ST-Elevation
Myocardial
Infarction (STEMI)
Dosis awal adalah 300
mg satu kali sehari
(dapat berubah
tergantung kondisi
pasien), diikuti dosis
perawatan 75 mg satu
kali sehari. Lama
pengobatan ditentukan
oleh dokter.
Pemberian clopidogrel
untuk kondisi ini dapat
dikombinasikan dengan
75–325 mg aspirin satu
kali sehari.
Kondisi: stroke
iskemik, serangan
jantung, penyakit arteri
perifer
75 mg satu kali sehari.
e. Simvastatin :
- Kolesterol tinggi
Dewasa: Dosis awal 10–
20 mg, 1 kali sehari.
Dosis pemeliharaan 5–
40 mg, 1 kali sehari.
Untuk pasien dengan
risiko gangguan jantung
dan pembuluh darah
dosisnya bisa dimulai
dari 40 mg per hari.
- Menurunkan risiko
terjadinya penyakit
arteri koroner
Dewasa: 5–40 mg, 1
kali sehari, di malam
hari. Dosis bisa
diseseuaikan dengan
kadar kolesterol pasien.
- Menangani
homozygous familial
hypercholesterolemia
Dewasa: 40 mg, 1 kali
sehari, di malam hari.
Anak usia 10–17 tahun:
Dosis awal 10 mg, 1 kali
sehari, di malam hari.
Dosis tidak boleh lebih
dari 40 mg per hari.
Potensi obat : -
Stabilitas : Disimpan pada suhu
ruang yang terhindar dari cahaya
matahari langsung.
Inkompatibilitas : -
Kajian Klinik
Alergi : -
Efek samping :
a. Amlodipin : Pemakaian
obat umumnya memiliki
efek samping tertentu
dan sesuai dengan
masing-masing individu.
Jika terjadi efek
samping yang berlebih
dan berbahaya, harap
konsultasikan kepada
tenaga medis. Efek
samping yang mungkin
terjadi dalam
penggunaan obat adalah:
Sakit kepala, edema,
lelah, mual, flushing,
dan pusing-pusing.
b. Asetosal :
Efek samping yang
mungkin terjadi dalam
penggunaan obat adalah:
Iritasi dan pendarahan
saluran pencernaan
(gastrointestineal), mual,
muntah, tukak lambung,
dispnea, reaksi kulit,
trombositopenia.
c. Hidroklortiazid : Pusing.
Sakit kepala, frekuensi
buang air kecil makin
sering,
sakit perut, hilang nafsu
makan, ambut rontok.
d. Klopidogrel : Diare,
mudah
mengalami memar
pendarahan yang sulit
berhenti, gangguan
pencernaan, nyeri perut
e. Simvastatin :
Konstipasi, hidung
tersumbat, bersin atau
sakit tenggorokan, mual
atau sakit perut, sakit
kepala.

Interaksi obat :
Asetosal – Amlodipin (Moderate) :
Kombinasi tersebut dapat menyebabkan
tekanan darah meningkat sehingga
diperlukan penyesuaian dosis.

Hidroklortiazid – Amlodipin (Minor) :


Tidak diketahui.

Asetosal – Clopidogrel (Moderate) :


Kombinasi ini dapat menyebabkan
perdarahan yang tidak biasa, sakit perut
yang parah, kelemahan, dan munculnya
tinja berwarna hitam dan lembek.

Polifarmasi : -
Kontraindikasi :
a. Amlodipin :
Hipersensitif terhadap
dihydropyridines.
b. Asetosal : Obat ini tidak
boleh diberikan kepada
pasien dengan kondisi:
Hipersensitif terhadap
aspirin dan obat
antiinflamasi non steroid
(AINS) lainnya. Asma,
rhinitis, dan polip
hidung. Memiliki
riwayat atau sedang
mengalami tukak
lambung. Pendarahan
subkutan, homofilia,
atau trombositopenia.
Menerima terapi
antikoagulan, atau
AINS, atau
Methotrexate. Gangguan
hati atau ginjal yang
berat. Anak-anak di
bawah usia16 tahun dan
sedang dalam proses
pemulihan dari infeksi
virus.
c. Hidroklortiazid :
Gangguan hati berat,
gangguan ginjal berat
(kreatinin klirens < 30
mL/menit), hipokalemia
refraktori,
hiperkalsemia, hamil
dan menyusui 
d. Klopidogrel :
hipersensitivitas
terhadap clopidogrel da
n perdarahan patologis
aktif, misalnya pada
ulkus peptikum atau
perdarahan intrakranial.
e. Simvastatin :
Hipersensitif terhadap
simvastatin atau
komponen obat, gagal
fungsi hati atau pernah
mengalami gagal fungsi
hati, peningkatan jumlah
serum transaminase
yang abnormal, pecandu
alkohol.

Aturan pakai :
a. Amlodipin 10 mg :
sehari 1 kali 1 tablet
(sesudah makan, pagi
hari)
b. Asetosal 80 mg : sehari
1 kali 1 tablet (sesudah
makan, siang hari)
c. Hidroklortiazid 25 mg :
sehari 1 kali 1 tablet
(sesudah makan, siang
hari)
d. Klopidogrel 75 mg :
sehari 1 kali 1 tablet
(sesudah makan, sore
hari)
e. Simvastatin : sehari 1
kali 1 tablet (sesudah
makan, malam hari).

Kesimpulan : Dalam resep tersebut,


terdapat beberapa interaksi obat,
sehingga diperlukan konsultasi
dengan dokter kembali dengan
penyesuaian dosis dan pemberian
jeda waktu obat.
Paraf
No Topik Kegiatan Uraian Kegiatan
Preseptor
4. Skrinning Resep Kajian Administratif
Nama Dokter : √
SIP Dokter : -
Alamat praktek : √
Tanggal penulisan resep : √
Tanda tangan/Paraf penulis resep : √
Nama pasien : √
Alamat pasien : -
Umur pasien : √
Berat badan pasien : -
Jenis kelamin pasien : √
Tanda R/ diawal penulisan resep : √
Jumlah obat yang diminta : √

Kajian Farmasetik
Cara pemakaian yang jelas :
a. Nitrokaf : Oral
b. Concor : Oral
c. Furosemid : Oral
d. Spironolacton : Oral

Bentuk sediaan :
a. Nitrokaf : Kapsul
b. Concor : Tablet
c. Furosemid : Tablet
d. Spironolacton : Kapsul

Dosis obat :
a. Nitrokaf : dosis umum obat
ini adalah dewasa 1 kapsul
dua atau tiga kali minum
untuk obat 2,5 mg. Jika
obatnya 5 mg maka
dosisnya 1 kapsul sekali
minum dan dikonsumsi dua
kali.
b. Concor :
- Hipertensi dan angina: 5
mg - 10 mg per hari.
- Gagal jantung kronik
stabil: 1.25 mg per hari pada
minggu pertama.
Dosis dapat ditingkatkan
secara bertahap.
- Pada penderita
bronkospastik, gangguan
hati (hepatitis atau sirosis)
dan gangguan ginjal
(bersihan kreatinin kurang
dari 40 ml/menit): dosis
awal 2.5 mg sekali sehari.
c. Furosemid :
- Tekanan darah tinggi
(hipertensi) :
Dewasa: Tablet 40–80 mg
per hari. Bisa
dikombinasikan dengan
obat antihipertensi.
Lansia: Dosis furosemide
tablet untuk lansia selalu
diawali dengan dosis
terendah, lalu ditingkatkan
secara bertahap sesuai
kondisi pasien.
d. Spironolakton :
- Mengobati hipertensi
(darah tinggi)
Dewasa: 50–100 mg per
hari, dosis dapat dibagi
menjadi 1–2 kali sehari.
Dosis dapat disesuaikan
setelah 2 minggu.
- Mengobati edema
Dewasa: 100 mg per hari.
Selanjutnya dosis dapat
ditingkatkan hingga 400 mg
per hari.
- Mengobati sirosis dengan
edema dan asites
Dewasa: 100–400 mg per
hari, tergantung pada kadar
natrium dan kalium dalam
urine.
Lansia: Diawali dengan
dosis terendah, kemudian
dapat ditambah jika
diperlukan.
Anak-anak: 3 mg/kgBB per
hari, yang dapat dibagi ke
dalam beberapa jadwal
konsumsi. Dosis akan
disesuaikan dengan respons
tubuh pasien.
- Mengobati gagal jantung
Dewasa: Dosis awal 25 mg,
sekali sehari, dengan dosis
maksimal 50 mg per hari.
Lansia: Diawali dengan
dosis terendah, kemudian
dosis dapat ditambah jika
diperlukan.
Anak-anak: 3 mg/kgBB per
hari, yang dapat dibagi ke
dalam beberapa jadwal
konsumsi. Dosis akan
disesuaikan dengan respons
pasien.
Potensi obat : -
Stabilitas : Disimpan pada suhu
ruang yang terhindar dari cahaya
matahari langsung.
Inkompatibilitas : -
Kajian Klinik
Alergi : -
Efek samping :
a. Nitrokaf : Mengantuk, sakit
kepala, takikardia, ruam.
b. Concor : Ruam abdomen,
diare, pusing, sakit kepala,
mual, denyut jantung lambat,
tekanan darah rendah, keadaan
mati rasa, kesemutan,
ekstremitas dingin, nyeri
tenggorokan, dan sesak napas
atau mengi, kelelahan.
c. Furosemid : Pusing, mual
muntah, vertigo, diare,
penglihatan buram, sembelit.
d. Spironolakton : Pusing, mual
muntah, sakit kepala, diare,
disfungsi ereksi.
Interaksi obat :
a.Furosemid – Concor
(Moderate) : Menggunakan
furosemide dan bisoprolol
bersama-sama dapat menurunkan
tekanan darah dan memperlambat
detak jantung.

b.Spironolakton – Concor
(Moderate) : Menggunakan
spironolactone dan bisoprolol
bersama-sama dapat menurunkan
tekanan darah dan memperlambat
detak jantung Anda. Hal ini dapat
menyebabkan pusing, lemas,
pingsan, detak jantung cepat atau
tidak teratur, dan kehilangan
kendali glukosa darah.

Polifarmasi : -
Kontraindikasi :
a. Nitrokaf : Orang dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap
kandungan glyceryl trinitrate,
penderita anemia berat,
glaukoma, hipotensi, syok
kardiogenik, wanita hamil dan
menyusui.
b. Concor : Kontraindikasi
bisoprolol untuk syok
kardiogenik, gagal jantung tidak
stabil, sick sinus syndrome, blok
nodus sinoatrial (SA), blok
atrioventrikular derajat 2 atau 3,
asidosis metabolik, penyakit
arteri perifer berat, penyakit paru
obstruktif
kronis (PPOK), asma berat, dan
phaeochromocytoma yang tidak
diobati.
c. Furosemid : Gagal ginjal dengan
anuria, prekoma dan koma
hepatik, defisiensi elektrolit,
hipovolemia, hipersensitivitas.
d. Spironolakton : Anuria,
gangguan ginjal dan
hiperkalemia.

Aturan pakai :
a. Nitrokaf : sehari 2 kali 1
tablet (sesudah makan,
pagi hari).
b. Concor : sehari 1 kali 1
tablet (sesudah makan,
pagihari).
c. Furosemid : sehari 1 kali ½
tablet (setelah makan,
siang hari)
d. Spironolakton : sehari 1 kali
1 tablet (malam hari).

Kesimpulan : Dalam resep tersebut,


terdapat interaksi obat :
Furosemid – concor (bisoprolol)
dan Spironolakton – concor
(bisoprolol). Harus berkonsultasi
dengan dokter kembali mengenai
penyesuaian dosis dan pemberian
jeda waktu dan monitoring efek
samping.

Anda mungkin juga menyukai