Anda di halaman 1dari 6

Benda Asing Di Hidung

No.Dokumen : ....
./SOP/PKM-TJB/01/2019  
No.Revisi : 00
Tanggal Terbit :/01/2019

SOP Halaman :
UPT. Puskesmas dr. Suriyati, MKKK
 
Tanjung Buntung NIP. 19670603 2007012021

1. Pengertian Kasus benda asing di hidung sering ditemui oleh dokter di


fasilitas pelayanan kesehatan Tingkat Pertama. Kasus ini
paling sering dialami oleh anak dan balita. Terdapat dua jenis
benda asing, yaitu benda hidup (organik) dan benda mati
(anorganik). Contoh benda asing organik, antara lain lintah,
lalat, larva, sedangkan benda asing anorganik, misalnya
manik-manik, kertas, tisu, logam, baterai kecil, kacang-
kacangan, dan lain-lain.
2. Tujuan Agar terdapat persamaan prosedur penatalaksanaan Benda
asing di hidung
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No /SK/PKM-TJB/01/2019 Tentang
kebijakan Pelayanan Klinis UPT. Puskesmas Tanjung Buntung
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur/ 1.Persiapan Alat dan Bahan
Langkah-langkah a. Lampu kepala
b. Spekulum hidung
c. Pengait tumpul (blunt hook)
d. Pinset
e. Forsep alligator
f. Suction
g. Xylocaine 2% spray
h. Formulir informed consent
2.Petugas
a. Dokter Umum
b. Perawat

3.Langkah-Langkah
1. Petugas melakukan Anamnesa
Keluhan
1. Hidung tersumbat
2. Onset tiba-tiba
3. Umumnya unilateral
4. Hiposmia atau anosmia
5. Setelah 2 – 3 hari, keluar sekret mukoid / mukopurulen
dan berbau di satu sisi hidung.
6. Dapat timbul rasa nyeri
7. Bila benda asing organik, terasa ada yang bergerak-
gerak di dalam rongga hidung. Khusus untuk lintah,
sumbatan pada hidung semakin memberat setiap hari.
8. Adanya laporan dari pasien atau orang tua mengenai
adanya benda yang masuk atau dimasukkan ke rongga
hidung.

Faktor Risiko
Faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan masuknya
benda asing ke dalam rongga hidung:
1. Umur: biasanya anak ≤ 5 tahun
2. Adanya kegagalan mekanisme proteksi yang normal,
misal:
3. keadaan tidur, kesadaran menurun, alkoholisme, epilepsi
4. Adanya masalah kejiwaan, emosi, dan gangguan
psikiatrik

2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik


Pemeriksaan Fisik
Pada rinoskopi anterior, nampak:
1. Benda asing
2. Sekret purulen (bila sudah berlangsung 2 – 3 hari)

Pemeriksaan Penunjang
Foto Rontgen kranium (Schedel) posisi AP dan lateral, bila
diperlukan dan fasilitas tersedia.

3. Petugas menegakkan diagnosa


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik
Diagnosis banding
Rinolit
Komplikasi
1. Obstruksi jalan napas akut akibat masuknya benda asing
ke saluran napas yang lebih distal (laring, trakea).
2. Pada benda asing organik berupa larva / ulat / lintah,
dapat terjadi destruksi mukosa dan kartilago hidung.
3. Benda asing baterai cepat merusak mukosa sehingga
dapat masuk ke dalam septum atau konka inferior dalam
beberapa jam dan menyebabkan perforasi septum.
4. Pada benda asing berupa lalat (miasis hidung), dapat
terjadi invasi ke intrakranium dan, walaupun jarang,
dapat menyebabkan meningitis yang fatal.

4. Petugas memberikan penatalaksanaan


1. Non Medikamentosa
a. Tindakan ekstraksi benda asing secara manual
dengan menggunakan pengait tumpul atau pinset.
Dokter perlu berhati-hati agar tidak sampai
mendorong benda asing lebih dalam sehingga masuk
ke saluran napas bawah.
b. Untuk lintah, sebelum ekstraksi, teteskan air
tembakau ke dalam rongga hidung dan biarkan 5
menit hingga lintah terlebih dahulu terlepas dari
mukosa hidung.
2. Medikamentosa
Pemberian antibiotik per oral selama 5 hari bila telah
terjadi infeksi sekunder.

5. Petugas memberikan edukasi tentang Benda asing di


hidung
1. Reassurance bahwa tidak ada kondisi berbahaya bila
segera dilakukan ekstraksi.
2. Sebelum tindakan dilakukan, dokter perlu menjelaskan
mengenai prosedur ekstraksi dan meminta persetujuan
pasien / orang tua (informed consent).
3. Setelah benda asing berhasil dikeluarkan, dokter dapat
memberi beberapa saran yang relevan untuk mencegah
berulangnya kejadian kemasukan benda asing ke hidung
di kemudian hari, misalnya:
a. Pada orang tua, dapat lebih berhati-hati dalam
meletakkan benda-benda yang mudah atau sering
dimasukkan ke dalam rongga hidung.
b. Pada anak, dapat diingatkan untuk menghindari
memasukkan benda-benda ke dalam hidung.
c. Pada pekerja yang sering terpapar larva atau benda-
benda organik lain, dapat menggunakan masker saat
bekerja.

6. Kriteria rujukan:
1. Pengeluaran benda asing tidak berhasil karena
perlekatan atau posisi benda asing sulit dilihat.
2. Pasien tidak kooperatif.
6.Bagan alir

7. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
8. Unit terkait 1. Ruang Tindakan UGD

9. Dokumen terkait
10. Rekam
historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
perubahan diberlakukan
1.
2.
2/2

Anda mungkin juga menyukai