Anda di halaman 1dari 6

GONORE

No.Dokumen : SOP/VII/UKP-078/IV/2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 April 2016
Halaman : 1/6

PUSKESMAS dr. Aendah susanto


RAWALO NIP.196012111990031002

1. Pengertian No. ICPC-2 : X71 Gonorrhoea female, Y71 Gonorrhoea male


No. ICD-10 : A54.9 Gonococcal infection, unspecified
Tingkat Kemampuan 4A
Masalah Kesehatan
Gonore adalah semua penyakit yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini termasuk Penyakit
Menular Seksual (PMS) yang memiliki insidensi tinggi.Cara
penularan gonore terutama melalui genitor-genital, orogenital
dan ano-genital, namun dapat pula melalui alat mandi,
termometer dan sebagainya (gonore genital dan ekstragenital).
Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah mukosa vagina
wanita sebelum pubertas.

2. Tujuan sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan


Gonore
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Rawalo No.
440/VII/SK.006/I/2016 Tanggal 2 Januari 2016 Tentang
GONORE
No. Dokumen : SOP/VII//UKP-078/IV/2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 April 2016
Halaman : 6/6

Kebijakan Pelayanan Klinis di Puskesmas Rawalo


4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama.
5. Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan

Keluhan utama berhubungan erat dengan infeksi pada organ


genital yang terkena. Pada pria, keluhan tersering adalah
kencing nanah. Gejala diawali oleh rasa panas dan gatal di
distal uretra, disusul dengan disuria, polakisuria dan keluarnya
nanah dari ujung uretra yang kadang disertai darah. Selain itu,
terdapat perasaan nyeri saat terjadi ereksi. Gejala terjadi pada
2-7 hari setelah kontak seksual. Apabila terjadi prostatitis,
keluhan disertai perasaan tidak enak di perineum dan
suprapubis, malaise, demam, nyeri kencing hingga hematuri,
serta retensi urin, dan obstipasi. Pada wanita, gejala subyektif
jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapati kelainan
obyektif. Wanita umumnya datang setelah terjadi komplikasi
atau pada saat pemeriksaan antenatal atau Keluarga
Berencana (KB). Keluhan yang sering menyebabkan wanita
datang ke dokter adalah keluarnya cairan hijau kekuningan dari
vagina, disertai dengan disuria, dan nyeri abdomen bawah.
Keluhan selain di daerah genital yaitu : rasa terbakar di daerah
anus (proktitis), mata merah pada neonatus dan dapat terjadi
keluhan sistemik (endokarditis, meningitis, dan sebagainya
pada gonore diseminata – 1% dari kasus gonore).

Faktor Risiko

1. Berganti-ganti pasangan seksual.


2. Homoseksual dan Pekerja Seks Komersial (PSK).
GONORE
No. Dokumen : SOP/VII//UKP-078/IV/2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 April 2016
Halaman : 6/6

3. Wanita usia pra pubertas dan menopause lebih rentan


terkena gonore.
4. Bayi dengan ibu menderita gonore.
5. Hubungan seksual dengan penderita tanpa proteksi
(kondom).

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik

Tampak eritem, edema dan ektropion pada orifisium uretra


eksterna, terdapat duh tubuh mukopurulen, serta pembesaran
KGB inguinal uni atau bilateral. Apabila terjadi proktitis, tampak
daerah anus eritem, edem dan tertutup pus mukopurulen.

Pada pria:

Pemeriksaan rectal toucher dilakukan untuk memeriksa


prostat: pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal, nyeri
tekan dan bila terdapat abses akan teraba fluktuasi.

Pada wanita:

Pemeriksaan in speculo dilakukan apabila wanita tesebut


sudah menikah. Pada pemeriksaan tampak serviks merah,
erosi dan terdapat secret mukopurulen.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan mikroskopis sediaan langsung duh tubuh dengan


pewarnaan gram untuk menemukan kuman gonokokus gram
negarif, intra atau ekstraseluler. Pada pria sediaan diambil dari
daerah fossa navikularis, dan wanita dari uretra, muara
kelenjar bartolin, serviks dan rektum.
GONORE
No. Dokumen : SOP/VII//UKP-078/IV/2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 April 2016
Halaman : 6/6

Pemeriksaan lain bila diperlukan: kultur, tes oksidasi dan


fermentasi, tes beta-laktamase, tes thomson dengan sediaan
urin.

Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis Klinis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan


fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Klasifikasi

Berdasarkan susunan anatomi genitalia pria dan wanita:

1. Uretritis gonore
2. Servisitis gonore (pada wanita)

Diagnosis Banding

Infeksi saluran kemih, Faringitis, Uretritis herpes simpleks,


Arthritis inflamasi dan septik, Konjungtivitis, endokarditis,
meningitis dan uretritis non gonokokal

Komplikasi

Pada pria

Lokal : tynositis, parauretritis, litritis, kowperitis.

Asendens : prostatitis, vesikulitis, funikulitis, vasdeferentitis,

epididimitis, trigonitis.

Pada wanita
GONORE
No. Dokumen : SOP/VII//UKP-078/IV/2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 April 2016
Halaman : 6/6

Lokal : parauretritis, bartolinitis.

Asendens : salfingitis, Pelvic Inflammatory Diseases (PID).

Disseminata : Arthritis, miokarditis, endokarditis, perkarditis,

meningitis, dermatitis.

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan

1. Memberitahu pasien untuk tidak melakukan kontak


seksual hingga dinyatakan sembuh dan menjaga
kebersihan genital.
2. Pemberian farmakologi dengan antibiotik: Tiamfenikol,
3,5 gr per oral (p.o) dosis tunggal, atau Ofloksasin 400
mg (p.o) dosis tunggal, atau Kanamisin 2 gram Intra
Muskular (I.M) dosis tunggal.

Tiamfenikol, ofloksasin dan siprofloksasin merupakan


kontraindikasi pada kehamilan dan tidak dianjurkan pada anak
dan dewasa muda.

Rencana Tindak Lanjut :-

Konseling dan Edukasi :-

Kriteria Rujukan

1. Apabila tidak dapat melakukan tes laboratorium.


2. Apabila pengobatan di atas tidak menunjukkan
perbaikan dalam jangka waktu 2 minggu, penderita
dirujuk ke dokter spesialis karena kemungkinan terdapat
resistensi obat.
GONORE
No. Dokumen : SOP/VII//UKP-078/IV/2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 April 2016
Halaman : 6/6

Peralatan
1. Senter
2. Lup
3. Sarung tangan
4. Alat pemeriksaan in spekulo
5. Kursi periksa genital
6. Peralatan laboratorium sederhana untuk pemeriksaan
Gram

Prognosis
Prognosis umumnya tidak mengancam jiwa, namun dapat
menimbulkan gangguan fungsi terutama bila terjadi
komplikasi.Apabila faktor risiko tidak dihindari, dapat terjadi
kondisi berulang.
6. Diagram
Subjective
Alir (bila
diperlu)
Objective

Assessment

Plan
7. Unit terkait Pemeriksaan Umum
8. Rekaman
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
Historis
diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai