Anda di halaman 1dari 6

ORIENTASI MOBILITAS

PEDOMAN LATIHAN ACTIVITY OF DAILY LIVING


(KEGIATAN HIDUP SEHARI-HARI)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Orientasi Mobilitas

Yang Diampu Oleh Bapak Drs. Ir. Endro Wahyuno, M.Si

Disusun oleh :

Eka Puput Puspitasari (190154603209)

Offering A9

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2021
BAB III
PEDOMAN LATIHAN ACTIVITY OF DAILY LIVING
(KEGIATAN HIDUP SEHARI-HARI)

Activity of daily kata lain adalah kegiatan hidup sehari-hari. Secara umum diakui
bahwa orang awas yang normal akan dapat menjalankan kegiatannya sehari-hari dalam
kemandiriannya. Maka apabila seseorang telah kehilangan salah satu indra yang paling
berharga yaitu penglihatannya, maka orang akan mendapat kesulitan dalam menirukan suatu
gerakan ataupun suatu informasi yang dilakukan melalui indra penglihatan. Suatu missal
yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari terutama kegiatan menolong diri sendiri.
Seorang yang awas dalam memakai bedak, akan dengan cepat dapatan mengetahui tebal
tipisnya bedak serta rata atau tidaknya bedak yang dipakai, tetapi tidak demikian dengan
tunanetra.

Walau menggunakan cermin sebesar apapun tunanetra tidak akan mampu melihat
wajahnya dari cermin. Maka dalam hal ini tunanetra hanya mengandalkan rasa percaya diri
dan kepekaan rabanya untuk mengetahui tebal tipisnya serta rata tidaknya bedak yang
dipakai. Contoh lain seorang awas akan dengan mudah memakai baju yang berwarna putih,
walau baju tersebut berada dalam tumpukan baju lainnya. Sedangkan tunanetra tidak dapat
menarik begitu saja baju yang akan dipakainya dari dalam tumpukan baju lainnya sebab ia
harus tahu lebih dahulu cirri-ciri bajunya yang berwarna putih melalui rabaannya.

Dengan kedua contoh di atas dapatlah disimpulkan bahwa untuk memperoleh suatu
informasi tentang lingkungan ataupun benda yang berkaitan dengan dirinya terutama kegiatan
yang menyangkut kegiatan sehari-hari dapat dialihkan pada indra lainnya yaitu indra selain
mata, misalnya perabaan, pendengaran, penciuman dan kinestesianya. Semakin peka indra
lain maka dia akan mudah melakukan kegiatan sehari-hari. Selain kepekaan indra lainnya
juga haruslah didukung dengan alat-alat yang praktis dan sesuai dipergunakan oleh tunanetra,
didukung teknik-teknik tertentu yang dapat dopergunakan dan sesuai dengan
ketunanetraannya, juga perlu diberikan latihan-latihan yang efektif. Dengan semua
kemampuan dan dukungan yang telah dikuasai tunanetra maka dengan mudah mereka akan
melaksanakan semua kegiatan sehari-hari tanpa harus terlalu tergantung pada orang lain.
Perlu diingat bahwa sebelum melakukan suatu kegiatan tunanetra perlu mempersiapkan
semua peralatannya sehingga mempermudah dalam melakukan kegiatan. Tunanetra haruslah
mempunyai peralatan yang tepat dan tahu letak dari peralatannya. Hanya dengan peraturan
dan rencana kerja yang baik maka tunanetra akan bekerja dengan penuh keyakinan dan
selamat.

A. Merawat Diri
Semua orang baik tunanetra maupun orang awas/orang normal memerlukan cara
cara dalam mengurus diri sendiri agar tetap rapih dan bersih. Di bawah ini akan dipaparkan
beberapa pedoman latihan merawat diri bagi tunanetra.

1. Mandi
Hal ini lebih tepat diberikan kepada tunanetra yang masih anak-anak ketika
mereka harus mendapatkan bimbingan untuk dapat mandi sendiri. Agar hasil baik,
tepat dan teratur maka ada beberapa hal yang harus ditempuh yaitu:
a. Orientasi Kamar Mandi:
1) Bak mandi.
2) Kran (termasuk membuka dan menutup kran).
3) Tempat gayung mandi.
4) Tempat sabun.
5) Tempat gantungan baju dan handuk.
6) Tempat sikat gigi.
7) Pintu kamar mandi (termasuk membuka-menutup pintu kamar mandi)

b. Cara Mandi:
1) Membuka baju dan menggantungkan pada gantungan baju.
2) Mengambil gayung.
3) Memasukkan gayung pada bak mandi.
4) Mengambil air dengan gayung dan menyiramkan pada badan.
6) Melakukan penyiraman berulang dan ambil sabun.
7) Gosokkan sabun pada seluruh badan dan wajah.
8) Mengambil gayung.
9) Mengambil air dengan gayung dan menyiramkan pada badan.
10) Lakukan no. 9 berulang-ulang sampai badan bersih dan tidak licin lagi karena
sabun.
11) Ambil handuk.
12) Bersihkan badan dari air dengan handuk.
13) Berpakaian.

2. Sikat Gigi
a. Cara memasang pasta gigi pada sikat gigi:
1) Tangan kiri memegang sikat gigi.
2) Telunjuk dan ibu jari berada di luar/menjepit bulu-bulu sikat gigi yang sedang
dipegang.
3) Ujung tube pasta gigi diletakkan pada ujung sikat.
4) Pasta gigi ditekan sambil ditarik ke belakang seperlunya.

b. Cara menggosok gigi:


1) Ambil gayung atau gelas.
2) Masukkan gayung pada air dalam bak mandi atau isi gelas dengan air.
3) Pegang gelas atau gayung dengan tangan kiri.
4) Pegang sikat gigi dengan tangan kanan.
5) Kumurlah dengan air yang ada di dalam gayung atau gelas.
6) Masukkan sikat gigi dalam mulut.
7) Gerakkan sikat gigi turun-naik atau atas-bawah, sikatlah semua gigi dengancara
demikian.
8) Kumurlah dengan sisa air yang ada di dalam gayung atau gelas.
9) Bersihkan sikat gigi dengan air.
10) Simpan sikat gigi pada tempatnya.
11) Bersihkan mulut dengan air.
12) Kembalikan gayung atau gelas pada tempat semula.
3. Make Up
Make-Up merupakan salah satu alat mempercantik diri, begitu
juga bagi tunanetra. Jangan sampai tunanetra mendapat malu karena
make-up nya tebal-tipis ataupun tidak rata, missal dalam pemakaian
bedak, lipstick, eye shadow, cat kuku, menggunakan deodorant dan
sebagainya. Maka diperlukan ketrampilan khusus dalam
mengenakannya. Salah satu contoh adalah cara berbedak:
a) Buka tutup bedak.
b) Ambil saput bedak.
c) Ambilah sedikit bedak dengan menggunakan saput bedak
d) Oleskan pada pipi.
e) Ratakan bedak dengan menggunakan perabaan.
f) Dimulai dari kanan kiri hidung yang mengarah ke pipi, dagu, tengah dahi dan leher.
g) Arah gosokan adalah keluar dan terakhir bersihkan daerah luar agar sisa bedak
tidak mengumpul di bagian wajah luar.

4. Mencukur (untuk anak laki-laki)


Bagi laki-laki yang berjanggut dan berkumis perlu merawatnya
dengan baik, karena hal ini merupakan salah satu kegiatan menolong
diri sendiri dalam aktifitas sehari-hari. Maka fungsi indra rabaan sangat
penting untuk mengetahui bagian mana yang akan dicukur. Alat cukur
dapat menggunakan pisau garuk.
Cara mencukur:
a) Sabun diberi air kemudian digosok-gosok untuk ambil busanya.
b) Busa sabun dioleskan pada dagu/tempat yang akan dicukur.
c) Alat cukur dipegang tangan kanan.
d) Tangan kiri memegang dagu/yang akan dicukur. (ibu jadi sebelah kiri dagu dan jari
telunjuk, jari tengah berada di sebelah kanan dagu).
e) Alat cukur digeserkan sesuai petunjuk dari tangan kiri.
f) Hal yang dilakukan bila akan mencukur jambang.
g) Bila akan mencukur jambang agak lebih panjang, maka dapat mempergunakan
ukuran ujung jari yang diletakkan di dekat telinga.

5. Mengenal Uang
Tunanetra hendaknya diberi penjelasan dan dikenalkan tentang
uang, sebab mereka mengalami kesukaran dalam mengenal mata uang.
Untuk mata uang logam tidak terlalu sukar bagi tunanetra sebab dapat mengenalkan
melalui besar kecilnya lembaran uang ataupun dari cara menyimpannya.
a. Rp. 100,- jangan dilipat
b. Rp. 500,- satu kali lipatan pada panjangnya.
c. Rp. 1000,- satu kali lipatan pada lebarnya.
d. Rp. 5000,- dua kali lipatan pada panjangnya.
e. Rp. 10.000,- dua kali lipatan pada lebarnya.

B. Merawat Pakaian
1. Mencuci Pakaian
a. Menentukan saat mencuci pakaian:
1) Jangka waktu dalam arti sudah berapa lama pakaian tersebut di luar lemari.
2) Berapa kali pakaian tersebut dipakai.
3) Bau yang ditimbulkan oleh pakaian tersebut.
4) Bantuan orang awas, yang mengatakan bahwa pakaian tersebut harus sudah dicuci.
b. Saat mencuci pakaian:
1) Sebelum mencuci pakaian, hendaknya dihitung lebih dahulu jumlah pakaian yang
hendak dicuci.
2) Menyiapkan peralatan yang akan dicapai (sabun cuci, bak untuk mencuci, alat
gosok/sikat, tempat untuk menggosok).
3) Letakkan pakaian yang belum dicuci di sebelah kiri bak dan yang sudah dicuci
sebelah kanan bak atau letakkan baju yang belum dicuci pada bak sebelah kiri kaki
dan yang sudah dicuci sebalah kanan kaki. .
c. Cara mencuci pakaian: (memakai dua bak)
1) Letakkan baju pada bak sebelah kiri kaki.
2) Isilah bak sebelah kanan kaki dengan air.
3) Letakkan tempat untuk menggosok di deppan kaki.
4) Letakkan sabun cuci dan sikat cuci sebelah kanan kaki sejajar dengan bak yang
berisi air.
5) Isilah bak sebelah kiri dengan air.
6) Ambil satu pakaian dan letakkan diatas tempat menggosok.
7) Ambil sabun dan cucilah lebih teliti daerah ketiak, leher dan pergelangan tangan
dan lengan.
8) Ambillah sekat uantuk menyikat tempat-tempat yang akan dibersihkan.
9) Masukkan baju yang telah dicuci pada bak sebelah kanan.
10) Lakukan terus sampai pakaian habis.
11) Bilaslah pakaian tersebut 2 – 3 kali.
12) Dijemur.

2. Melipat Pakaian
Cara melipat baju untuk tunanetra akan sama dengan cara melipat yang
dilakukan orang normal, hanya tunanetra mempunyai kekhususan yaitu harus
mempelajari tahap demi tahap cara melipat baju. Tahap demi tahap yang dapat
dilakukan seorang pembimbing:
a.Pembimbing member instruksi/penjelasan cara-cara melipat baju tahap demi tahap.
b.Tunanetra meraba dan merasakan cara melipat baju tahap demi tahap.
c.Tunanetra melipat baju perlahan-lahan sambil mendengarkan instruksi pembimbing,
sambil meraba lipatannya.
d.Tunanetra dapat melipat baju dengan sedikit bimbingan yang akhirnya dapat
dilepaskan sendiri.

3. Mengenal Pakaian dan Menyusun Pakaian di Almari


a. Mengenal Pakaian Tunanetra akan mengenal pakaiannya dari:
1) Jenis bahan pakaian.
2) Ciri-ciri khusus dari jahitannya atau modelnya.
3) Tanda-tanda khusus yang dipasang secara sengaja pada baju tersebut, sehingga
memudahkan tunanetra untuk mengombinasikan warna baju ataupun mengambil baju
dari almari.
Tanda-tanda khusus itu hanya dapat dilihat oleh tunanetra itu sendiri. Misalnya:
masing-masing pakaian mempunyai kancing baju yang berbeda-beda atau mempunyai
simpul-simpul tertentu, satu simpul untuk baju warna merah, dua simpul untuk baju
kuning, dengan demikian tunanetra akan mudah membuat kombinasi dari pakaiannya
sehingga tidak mengalami kesulitan.

b. Menyusun pakaian dalam almari.


Untuk menyimpan pakaian dalam almari maka tunanetra harus mempunyai kode-kode
tersendiri. Misalnya: menggantung pakaiaanya dalam hanger, satu hanger satu setel
pakaian dengan kombinasi yang sesuai, meletakkan dengan rapi semua pakaiannya
sehingga mudah diambil. Tunanetra harus membedakan letak baju dengan pakaian
dalam, sabuk, sapu tangan, dan letak ini jangan terlalu sering diubah-ubah. Tunanetra
hendaknya membuat kelompok-kelompok baju yang telah disesuaikan
kombinasinya.

Anda mungkin juga menyukai