Pemodelan Matematika Merupakan Bidang Matematika Yang Berusaha Untuk Mempresentasikan Dan Menjelaskan Sistem
Pemodelan Matematika Merupakan Bidang Matematika Yang Berusaha Untuk Mempresentasikan Dan Menjelaskan Sistem
Model Matematika
Model matematika digunakan dalam banyak disiplinn ilmu dan bidang studi yang
berbeda. Kita dapat mencari aplikasi model matematika dalam bidang-bidang seperti
fisika, ilmu biologi dan kedokteran, teknik ilmu sosial dan politik, ekonomi, bisnis
dan keuangan, juga problem-problem jaringan computer. Tentunya bidang dan tipe
aplikasi yang berbeda menghendaki bidang-bidang matematika yang berbeda.
Terdapat beberapa jenis model matematika meliputi, model empiris, model simulasi,
model stokastik dan deterministik(Widowati, 2007).
1. Model Empiris
2. Model Simulasi
Mungkin salah satu model yang paling sederhana dari sistem fisik adalah
hukum Ohm (lebih tepat dikatakan sebagal model Ohm) yang diterapkan pada
fenomena resistansi elektrik. Model ini adalah:
v(t) = i(t)R
Pada persamaan ini, v(t) adalah tegangan dalam besaran volt, i(t) adalah arus
dalam besaran ampere, dan R adalah resistensi dalam besaran Ohm.
Contoh.
Suatu resistor karbon biasa l-Ώ,2-W. Karena itu dianggap sebagai sistem fisik.
Jika diberikan tegangan konstan (dc) scbesar 1 V ke dalam resistor, Model
matematik memperlihatkan bahwa arus 1 A akan mengalir. Jika secara fisik
kita menghubungkan resistor melalui catu daya dc 1-V. arus 1 A akan
mengalir melalui resistor bergantung dan resistansi murni dari resistor,
karakteristik catu daya dan lainnya. Jika daya yang dibuang di dalam
resistansi adalah:
2
v (t )
p(t )=
R (2)
Disebut model fisik karena secara fisik model tersebut dapat dilihat dan
diraba, bentuknya mirip dengan yang sebenarnya. Perbedaannya hanya dalam
skala ukuran maupun kebutuhan fungsionalnya.
a. Sistem Linear.
Sistem dinamakan linear jika berlaku prinsip-prinsip superposisi.
Prinsip superposisi menyatakan bahwa tanggapan yang dihasilkan dengan
mengaplikasi dua fungsi gaya berbeda secara bersamaan adalah jumlah dari
dua tanggapan terhadap aplikasi fungsi tadi secara sendiri-sendiri. Jadi untuk
sistem linear, tanggapan terhadap beberapa masukan dapat dihitung dengan
mengerjakan masukan satu per satu dan menjumlahkan hasilnya. Prinsip
inilah yang memungkinkan membangun penyelesaian yang rumit untuk
persamaan differensial linear dan penyelesaian sederhana.
b. Sistem waktu tidak berubah linear dan sistem ber ubah linear
Persamaan diferensial adalah linear jika koefisien tetap atau hanya
fungsi dari variabel bebas. Sistem dinamik yang terdiri dari komponen
parameter bulat (“lumped”), waktu tidak berubah linear mungkin dijelaskan
dengan persamaan differensial waktu tidak berubah linear (koefisien tetap).
Sistem demikian dinamakan sistem waktu tidak berubah linear (atau koefisien
tetap linear). Sistem yang digambarkan dengan persamaan diferensial yang
koefisiennya merupakan fungsi waktu dinamakan sistem waktu berubah
linear. Contoh sistem kontrol waktu berubah adalah sistem kontrol pesawat
ruang angkasa. (Massa pesawat angkasa berubah karena pemakaian bahan
bakar).
1) Sistem tak linear. Suatu sistem dikatakan tak linear jika prinsip
superposisi tidak dapat diterapkan. Jadi, untuk sitem tak linear, tanggapan
terhadap dua masukan tidak dapat dihitung dengan mengukur satu
masukan pada suatu waktu tertentu dan menambahkan hasilnya. Contoh
persamaan diferensial tak linear adalah :
(3)
Walaupun beberapa hubungan sistem fisik biasanya diwakili
persamaan linear, dalam kebanyakan kasus sebenarnya hubungan tersebut
tidak benar benar linear, pada kenyataannya, pengamatan yang teliti dari
sistem fisik, sistem linear akan benar-benar linear hanya apabila berada
pada daerah operasi yang terbatas. Dalam praktek, banyak sistem
elektromekanika, hidrolika, pneumatika dan sebagainya meliputi
hubungan tak linear antar variabel-variabel. Sebagai contoh, keluaran dari
suatu komponen mungkin bercampur untuk sinyal masukan yang besar.
(Daerah mati untuk suatu komponen adalah daerah dengan variasi
masukan dengan komponen tidak peka). Hukum kuadrat ketaklinearan
mungkin terjadi untuk beberapa komponen. Sebagai contoh, peredam
yang digunakan pada sistem fisik mungkin linear untuk operasi kecepatan
rendah tetapi menjadi tak linear pada kecepatan tinggi, dan gaya redaman
mungkin menjadi sebanding dengan kuadrat dari kecepatan kerja.
Beberapa contoh kurva karakteristik ketidaklinearan ditunjukkan pada
Gambar 4.1.
dan ini adalah persamaan differensial linear yang tidak homogen orde-
1 dengan variabel bebas t dan variabel tidak bebas i; sedang v adalah fungsi
masukan.
V V
0=C+ C=−
R atau R atau
(8)
L
Dalam persamaan ini τ= R disebut konstanta waktu [time constant],
dimana L adalah Henry dan satuan R adalah Ohm.
d. Sistem Mekanis
Sebuah sistem mekanis yang terdiri dari sebuah massa [m], sebuah pegas
[dinyatakan oleh konstanta elastisitas k] dan peredam [dashpot] yang
menyatakan gesekan mekanis terhadap massa. Gambar 4.3
F = ma
di mana F adalah resultante dan semua gaya yang bekerja pada m. dapat juga
dituliskan sebagai
Fa – Fp – Fg = ma
atau Fa – kx – Bv = ma
atau ma + Bv + kx = Fa
2
dx dv d x
v= dan a= = 2
Selanjutnya karena dt dt dt , maka persamaan (10) dapat
juga dituliskan:
d2 x dx
m 2
+B +kx= F a
dt dt
Persamaan tersebut adalah persamaan differensial linear orde dua yang tidak
homogen dengan t sebagai variabel bebas, x sebagai variabel tidak bebas dan
Fa sebagai fungsi masukan. Solusi umum persamaan (9) ini bergantung pada
bentuk Fa. Bentuk Fa yang paling umum adalah fungsi tangga (step function),
konstanta atau fungsi sinus.
e. Sistem Hidrolik
Proses pengisian tangki melalui pipa-pipa/saluran air adalah salah satu
contoh dari sistem ini, dimana pengaturan-pengaturan aliran ke dalam tangki
dapat dilakukan melalui keran, lobang-lobang yang dapat diatur dan
sebagainya.
berikut:
dengan,
dh
R=
dq 0
sek
di mana, R = tahanan hidraulik
[ ]
ft 2
h = head (ft)
3
ft
q = laju aliran
[ ]
sek
Resistansi dan kapasitansi sistem permukaan zat cair. Tinjau aliran dalam pipa
pendek yang dihubungkan pada dua tangki. Resistansi untuk aliran zat cair
dalam pipa atau hambatan didefinisikan sebagai perubahan dalam perbedaan
tinggi (perbedaan permukaan zat cair dalam dua tangki) yang diperlukan
untuk membuat satu satuan perubahan laju aliran, yaitu:
Karena hubungan antara laju aliran dan perbedaan tinggi terjadi untuk aliran
laminar dan aliran turbulen, maka akan ditinjau kedua kasus sebagai berikut.
Tinjau sistem permukaan zat cair pada Gambar.4.5(a). Bila aliran pada
hambatan adalah laminar, maka hubungan antara laju aliran keadaan tunak
dan tinggi permukaan (kepala) pada keadaan tunak diberikan oleh:
Q = KH
dengan
K = koefisien, m2/sec
2H h
=
Kecepatan aliran Kemiringan = Q q
a b
Gambar (a) Sistem permukaan zat cair, (b) kurva laju aliran versus
permukaan zat cair
Perhatikan bahwa hukum untuk aliran laminar ini analog dengan hukum
Coulomb yang menyatakan bahwa arus berbanding lurus dengan beda
potensial.
Resistansi aliran laminar adalah konstan dan analog dengan resistansi listrik.
dengan
K = koefisien, m2,5/sec
Jadi,
Nilai resistansi Rt aliran turbulen tergantung pada laju aliran dan permukaan
zat cair. Nilai Rt kecil, mungkiri dapat dikatakan konstan bila perubahan
permukaan zat cair dan laju aliran kecil.
Linearisasi akan sahih bila perubahan tinggi permukaan zat cair dan laju aliran
pada keadaan tunak cukup kecil.