Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

TEORI DAN
ANALISIS SISTEM
LINIER
( Theory Linear
System and Analysis )

- Impedansi dan Admitansi

Fakultas : Teknik Tatap Muka Kode Mata Kuliah : W5319011

Program Studi : Teknik Elektro


02 Disusun Oleh : Ganjar
Febriyani Pratiwi,ST.,MT
ABSTRAK TUJUAN

Sistem dapat didefinisikan sebagai  Mahasiswa mampu memahami


algoritma yang beroperasi pada sinyal konsep dasar sistem linier.
(waktu) yang dinamakan masukan
 Mahasiswa mampu memahami
(input) atau eksitasi, menurut beberapa
dan menjelaskan pengertian
aturan yang terdefinisi dengan
sistem linier dan linearitas.
baik/jelas (biasanya berbentuk
 Mahasiswa mampu menjelaskan
persamaan matematis), untuk
perbedaan antara sistem diskrit
menghasilkan silnyal (waktu) yang
dan sistem kontinu.
dinmakan keluaran (output) atau respon
 Mahasiswa mampu memahami
sistem. Sistem linier adalah sistem
impedansi dan admitansi.
dengan sifat khusus berupa linieritas.
Artinya hubungan masukan dan
keluarannya bersifat linier.

2021 Teori dan Analisis Sistem Linier Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Ganjar Febriyani Pratiwi,ST.,MT 0857 8108 4294 http://www.undira.ac.id
\
PEMBAHASAN
Sistem dapat didefinisikan sebagai algoritma yang beroperasi pada sinyal (waktu)
yang dinamakan masukan (input) atau eksitasi, menurut beberapa aturan yang terdefinisi
dengan baik/jelas (biasanya berbentuk persamaan matematis), untuk menghasilkan silnyal
(waktu) yang dinmakan keluaran (output) atau respon sistem. Sistem biasa dikatakan
sinyal x(t) ditransformasikan oleh sistem menjadi y(t).

Pengertian Sistem Linier

Sitem linier adalah sistem dengan sifat khusus berupa linieritas. Artinya hubungan
masukan dan keluarannya bersifat linier. Jika digambar pada grafik hubungan itu berupa
garis lurus. Namun gambaran grafis berupa garis lurus hanya berlaku pada saat sistem
berada pada kondisi mantap (steady) dan bukan pada kondisi transisi (transien).

Sitem linier juga merupakan suatu sitem yang sifatnya memiliki suatu “ketetapan”
atau bisa dikatakan sebagai sistem yang fixed.

Sinyal dapat diklasifikasikan menjadi 2 berdasarkan sumbu waktunya, yaitu sinyal


diskrit dan sinyal kontinyu. Sinyal diskrit adalah sinyal yang hanya ada pada waktu
tertentu. Misalnya saat mengukur suhu dalam sebuah ruangan setiap 1 menit, mka
dengan demikian tidak dapat mengetahui suhu pada menit ke 1,5. Setiap komponen sinyal
diskrit diberi nomor sesuai dengan urutan pembacaan atau pengambilan datanya.jarak
antar pembacaan ini disebut waktu sampling.

Sebutan diskrit dipergunakan untuk menunjukkan kondisi sumbu waktunya. Artinya


nomor komponen sinyal harus berupa bilangan bulat sedangkan nilai dari sinyalnya bisa
berupa bilangan riil. Contoh kasus sinyal diskrit dalam kehidupan sehari-hari adalah
laporan jumlah produksi mesin per jam, keluaran dari sebuah ADC, catatan HSG bursa
efek Jakarta per minggu dan gambar digital dalam komputer.

Sinyal kontinu menggunakan bilangan riil sebagaimana sinyal diskrit menggunakan


bilangan bulat. Karena menggunkan bilangan riil, maka bisa mendapatkan nilai sinyal
kapanpun. Sinyal kontinu dinyatakan dalam bentuk garis yang utuh, bukan garis vertikal

2021 Teori dan Analisis Sistem Linier Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Ganjar Febriyani Pratiwi,ST.,MT 0857 8108 4294 http://www.undira.ac.id
seperti sinyal diskrit. Contoh kasus sinyal kontinu dalam kehidupan sehari-hari adalah
rekaman suara manusia di pita magnetik dan pengukuran suhu ruangan yang tidak
dilakukan secara sampling.

1.4 Impedansi dan Admitansi

Untuk menganalisa rangkaian, maka kita harus merubah ke bentuk Frekuensi


Kompleks.

Dalam hal ini, maka nilai-nilai

R  ZR  R (1.8)

1
C  ZC  (1.9)
Cs

L  ZL  L s (1.10)

R adalah nilai Resistansi, C adalah nilai Kapasitansi, dan L adalah nilai Induktansi.

Z adalah nilai Impedansi. Jika Y adalah Admitansi, maka :

1
Y  (1.11)
Z

Seperti kita ketahui bahwa s    j  pada sinusoida tak teredam ataupun sinusoida

teredam. Dan untuk sinusoida, s  j , sehingga L  Z L  L s  j L dan

1 1 1 1
C    j
C s C j j C C

Contoh 1.8

Dari rangkaian di bawah ini, Tentukan : respons paksaan dari i(t) jika
vin  25 e  t cos 2 t V .

2021 Teori dan Analisis Sistem Linier Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Ganjar Febriyani Pratiwi,ST.,MT 0857 8108 4294 http://www.undira.ac.id
5Ω

V in 2H
i(t)

Gambar 1.5 Rangkaian Contoh 1.8

Jawab :

Langkah pertama adalah merubahnya menjadi rangkaian frekuensi kompleks

Vin = 25<0o
S = -1 + J2 i(t)
2S

Gambar 1.6 Rangkaian Frekuensi Kompleks Contoh 1.8

vin 25  0 o 25  0 o 25  0 o 25  0 o
I       5   53,1o
2 s  5 2  1  j 2  5  2  j 4  5 3  j 4 5  53,1 o


it   5 e  t cos 2 t  53,1o A 

Contoh 1.9

Dari rangkaian di bawah ini, Tentukan : respons paksaan dari vout t  jika

vin  e  2 t cos 4 t V .

2021 Teori dan Analisis Sistem Linier Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Ganjar Febriyani Pratiwi,ST.,MT 0857 8108 4294 http://www.undira.ac.id
¼F

2Ω 1Ω
- vout
+
+ +

1Ω

¼F

1Ω

Gambar 1.7 Rangkaian Contoh 1.9

Jawab:

Langkah pertama adalah merubahnya menjadi rangkaian frekuensi kompleks

4
S

3
2 1 5
vin
B
- vout
+ A
+
1 2 4
+

1
4
S

Gambar 1.8 Rangkaian Frekuensi Kompleks Contoh 1.9

Jika kita melihat simpul A dan mengasumsikan bahwa seluruh arus masuk ke simpul A,
maka arus 1 + arus 2 + arus 3 = 0

Vin  V A V B  V A Vout  V A
  0
2 1 4
s

Vin  V A V  VA s Vout  s V A
 B  0
2 1 4

Untuk menghilangkan penyebut, semuanya dikalikan 4, sehingga

2021 Teori dan Analisis Sistem Linier Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Ganjar Febriyani Pratiwi,ST.,MT 0857 8108 4294 http://www.undira.ac.id
2 Vin  2 VA  4 VB  4 VA  s Vout  s VA  0

 s  6 VA  4 VB  s Vout   2 Vin

Kemudian jika kita melihat simpul B, jika seluruh arus kita asumsikan keluar, maka
arus 2 + arus 4 + arus 5 = 0. Arus 5 adalah arus yang masuk ke terminal positif sehingga
nilainya 0

VB  V A VB
 00
1 4
s

VB  V A s VB
 0
1 4

Untuk menghilangkan penyebut, dikalikan 4, sehingga

4 VB  4 VA  s VB  0

VA 
s  4 VB
4

Dan memasukkan nilai ke persamaan sebelumnya, sehingga diperoleh

 s  6 s  4 VB  4 VB  s Vout   2 Vin
4

Menghilangkan penyebut dengan mengalikan 4

 s  6 s  4 VB  16 VB  4 s Vout   8 Vin

 s 2

 10 s  24  16 VB  4 s Vout   8 Vin

 s 2

 10 s  8 VB  4 s Vout   8 Vin

Hubungan antara V B dan Vout adalah sebuah amplifier non-inverting, sehingga

2021 Teori dan Analisis Sistem Linier Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Ganjar Febriyani Pratiwi,ST.,MT 0857 8108 4294 http://www.undira.ac.id
 1
Vout  1   VB  2 VB
 1

Vout
VB 
2

Masukkan nilai ini ke persamaan sebelumnya

 s 2
 10 s  8  V2 out
 4 s Vout   8 Vin

Kalikan 2, sehingga

 s 2

 10 s  8 s  8 Vout  16 Vin

 s 2

 2 s  8 Vout   16 Vin

 16 16
Vout  Vin  2
 s 2 s  8
2

s 2 s  8
Vin
 
s2 j4

s 2   2  j 4  4  16  j 16   12  j 16
2

16 16  0 o 16  0 o
Vout  1  0o    2  135 o
 12  j 16  4  j 8  8  8  j 8 8 2   135 o


vout t   2 e  2 t cos 4 t  135o V 

Contoh 1.10

Dari rangkaian di bawah ini, tentukan: respons paksaan dari vout(t) jika
vin t   16 e  4 t cos 2t V .

2021 Teori dan Analisis Sistem Linier Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Ganjar Febriyani Pratiwi,ST.,MT 0857 8108 4294 http://www.undira.ac.id
1H
3Ω

+
vin 1Ω 1F vout
-

Gambar 1.9 Rangkaian Contoh 1.10

Jawab:

Langkah pertama kita merubah ke Rangkaian Frekuensi Kompleks, yang ditunjukkan pada
Gambar 1.10

s
3

+
Vin = 16 < 0o 1/s
1 Vout
S = -4 + j2 -

Gambar 1.10 Rangkaian Frekuensi Kompleks Contoh 1.10

Berdasarkan hubungan series dan parallel, maka

1 1
.1
s s
1 s 1 1
1
s 1
Vout s   s . Vin s   s Vin s   2 . Vin s 
1 1 s  4 s  3 1
.1
s s3 s s3 s 1
1 s 1
1
s s

Vout s   . Vin s 
1
s 4s4
2

s  4  j 2

s 2   4  j 2  12  j 16
2

2021 Teori dan Analisis Sistem Linier Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Ganjar Febriyani Pratiwi,ST.,MT 0857 8108 4294 http://www.undira.ac.id
Sehingga

16  0 o 16  0 o
Vout s  
1
. 16  0 o    2  90 o
12  j 16  4  4  j 2  4  j8 8   90 o

  16j 08
o
vout t   2 e  4 t cos 2 t  90 o  2 e  4 t sin 2 t V

Contoh 1.11

Dari rangkaian di bawah ini, tentukan: respons paksaan dari vout(t) jika
vin t   4 e  2 t cos 2t V dengan mengganti rangkaian ke kiri dari terminal a-b.

2Ω I a

6Ω
1
vin F
12
3H

Gambar 1.11 Rangkaian Contoh 1.11

Jawab:

Langkah pertama adalah mengganti ke rangkaian frekuensi kompleks.

2 I a

6
o
Vin = 4 < 0 12
S = -2 + j2 S
3S

Gambar 1.12 Rangkaian Frekuensi Kompleks Contoh 1.11

2021 Teori dan Analisis Sistem Linier Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Ganjar Febriyani Pratiwi,ST.,MT 0857 8108 4294 http://www.undira.ac.id
Selanjutmya kita mencari Zth atau Thevenin Impedance (Impedansi Thevenin). Hal ini
dilakukan dengan mematikan seluruh sumber bebas pada rangkaian ke kiri dari terminal
a-b seperti ditunjukkan pada Gambar 1.13.

3S

Gambar 1.13 Rangkaian untuk Impedansi Thevenin

Dan nilai Zth diperoleh dengan melihat rangkaian ke arah terminal a-b, sehingga

2. 3 s  6 2 . 3 s  6
Z th  
23s6 3s8

Kemudian kita harus mencari nilai V OC atau Open-Circuit Voltage (Tegangan rangkaian
terbuka). Hal ini dilakukan dengan membuka terminal a-b seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.14.

+
6

Vin Voc
3S
_

Gambar 1.14 Rangkaian untuk VOC

3s6
Dan VOC  Vin
3s8

Karena yang diminta adalah Thevenin, maka VOC, Zth, dan bagian yang hendak dianalisa
dihubungkan secara series seperti pada Gambar 1.15.

2021 Teori dan Analisis Sistem Linier Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Ganjar Febriyani Pratiwi,ST.,MT 0857 8108 4294 http://www.undira.ac.id
I
Zth

Voc 12
S

Gambar 1.15 Rangkaian VOC, Zth, dan bagian yang hendak dianalisa dihubungkan
secara series

Sehingga :

3s6
3s8 3 s2  6 s
I s   V  V
2 s . 3 s  6  12 . 3 s  8 in 6 s 2  12 s  36 s  96 in
s . 3 s  8

3 s2  6 s s2  2 s
I s   Vin  Vin
6 s 2  48 s  96 2 s 2  16 s  32

Vin  4  0 o

s2 j2

s 2   2  j 2    j 8
2

 j84 j4 4 j4 4 2   135 o


I s   . 40 o  . 40 o  . 40 o
 j 16  32  j 32  32 j 16 16  90 o

I s   2   225o  2  135o


it   2 e  2 t cos 2 t  135o A 

2021 Teori dan Analisis Sistem Linier Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Ganjar Febriyani Pratiwi,ST.,MT 0857 8108 4294 http://www.undira.ac.id
Contoh 1.12

Dari rangkaian di bawah ini, Tentukan : respons paksaan dari vout t  jika

vin  6 e  2 t cos t V

1Ω

1Ω
1Ω
-
+

1F

1

1 2 1F

vin 2
- 1Ω
- vout
+ +
+
+

Gambar 1.16 Rangkaian Contoh 1.12

Jawab:

Langkah pertama adalah merubah rangkaian menjadi rangkaian frekuensi kompleks yang
ditunjukkan pada Gambar 1.17.

1
1
-
+
4 1
S

3
1
1
2 S
1
2 2 5
- 1
- vout
+ +
1 +
+

Gambar 1.17 Rangkaian Frekuensi Kompleks Contoh 1.12

Jika kita melihat simpul A dengan mengasumsikan seluruh arus masuk kecuali arus 5
yang keluar, maka

2021 Teori dan Analisis Sistem Linier Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Ganjar Febriyani Pratiwi,ST.,MT 0857 8108 4294 http://www.undira.ac.id
Arus 1 + Arus 2 + Arus 3 + Arus 4 = Arus 5

Vin  V A VB  V A VB  V A VD  V A
   0
1 1 1 1
2 2 s

VA  0

Sehingga:

2 Vin  2 VB  s VB  VD  0

s  2 VB  VD   2 Vin

Hubungan VB dan Vout dihubungkan oleh Inverting Amplifier, dengan VB sebagai input dan
Vout sebagai output, sehingga:.

1
Vout   s V
B
1

VB   s Vout

Hubungan VD dan Vout dihubungkan oleh Inverting Amplifier, dengan Vout sebagai input
dan VD sebagai output, sehingga:

1
VD   Vout   Vout
1

Sehingga

s  2  s Vout   Vout   2 Vin

 s 2  2 s  1 Vout   2 Vin

2
Vout 
s  2 s  1 Vin
2

2021 Teori dan Analisis Sistem Linier Pusat Bahan Ajar dan eLearning
14 Ganjar Febriyani Pratiwi,ST.,MT 0857 8108 4294 http://www.undira.ac.id
Vin  60 o

s 2 j1

s 2   2  j 1  3  j 4
2

2 120 0 120 0
Vout  60 o    690 o
3  j 4  2 3  j 4   1
2
 j2 2  90 0


vt   6 e  2 t cos t  90 0 V 
vt    6 e  2 t sin t V

2021 Teori dan Analisis Sistem Linier Pusat Bahan Ajar dan eLearning
15 Ganjar Febriyani Pratiwi,ST.,MT 0857 8108 4294 http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :

David E. Johnson, Johnny R. Johnson, dan John L Hillburn, 1992, Electrical Circuit
Analysis, 2nd Edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.

William D. Stanley, Gary R. Dougherty, Ray Dougherty,1984, Digital Signal Processing,


2nd Edition, Prentice Hall, Reston, Virginia.

M.E. Van Valkenburg, 1982, Analog Filter Design, CBS College Publishing, New York,
New York.

2021 Teori dan Analisis Sistem Linier Pusat Bahan Ajar dan eLearning
16 Ganjar Febriyani Pratiwi,ST.,MT 0857 8108 4294 http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai