Industri Paving Blok 1
Industri Paving Blok 1
BANK INDONESIA
Direktorat Kredit, BPR dan UMKM
Telepon : (021) 3818043 Fax: (021) 3518951, Email : tbtlkm@bi.go.id
DAFTAR ISI
Paving blok merupakan produk bahan bangunan dari semen yang digunakan
sebagaisalah satu alternatif penutup atau pengerasan permukaan
tanah. Paving blok dikenal juga dengan sebutan bata beton (concrete
block)atau cone blok.
Proses pembuatan paving blok relatif mudah untuk dilakukan dan tidak
memerlukan persyaratan khusus lokasi. Karena itu untuk melakukan usaha
pembuatan paving blok hampir merata dapat di lakukan di seluruh wilayah
Indonesia yang memiliki sumber bahan baku.
Gambaran tentang industri paving blok yang disajikan dalam buku pola
pembiayaan ini meliputi profil usaha dan pola pembiayaan, aspek pasar dan
pemasaran, aspek produksi, aspek keuangan, aspek ekonomi, sosial dan
aspek dampak lingkungan.
a. Profil Usaha
Tabel 2.1.
Jumlah dan Penyebaran Usaha Paving Blok di Kabupaten Banyumas Tahun
2004/2005
Kapasitas Per
Tahun Nilai
Jumlah Tenaga
Kecamatan Investasi
Usaha Unit Perkiraan Kerja
(Rp juta)
(000) m2
Purwokerto
2 600 16.667 15 100
Timur
Purwokerto
7 2.800 77.778 42 280
Barat
Kembaran 2 624 17.333 20 85
Banyumas 2 700 19.444 12 120
Purwokerto
1 500 13.889 10 60
Selatan
Karang Lewas 2 600 16.667 15 70
Cilongok 6 3.000 83.333 36 300
Purwokerto
1 400 11.111 12 75
Utara
Jumlah 23 9.224 256.222 162 1.090
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas 2005
Data jumlah dan penyebaran usaha paving blok secara nasional belum
tersedia, namun berdasarkan data dari direktori industri pengolahan yang
b. Pola Pembiayaan
Berdasarkan informasi dari salah satu bank yang menyalurkan kredit usaha
kecil, pemberian kredit untuk usaha paving blok baru disalurkan kepada satu
nasabah dengan akad kredit yang terkait juga dengan usaha eternit.
Penyaluran kredit kepada usaha ini didasarkan pada informasi dari nasabah
sendiri yang datang ke bank. Motivasi bank dalam membiayai usaha ini
karena usaha ini merupakan usaha yang layak dibiayai dan menguntungkan.
Berdasarkan penilaian bank terhadap usaha paving blok yang dibiayai, bank
menilai kinerja pengembalian kredit usaha ini berlangsung lancar, usaha
yang dijalankan dinilai masih prospektif dengan pertimbangan masih adanya
pasar dan permintaan untuk produk paving blok.
Persyaratan kredit meliputi, suku bunga kredit modal kerja sebesar 15,75%,
jangka waktu pengembalian 1 tahun, jaminan pokok berupa usaha yang
dibiayai, jaminan tambahan berupa sertifikat tanah/bangunan tempat usaha
Fasilitas kredit KUPEDES menyediakan jenis kredit modal kerja dan kredit
investasi. Sektor yang dibiayai meliputi sektor pertanian, perindustrian,
perdagangan, jasa lainnya dan golongan berpenghasilan tetap. Persyaratan
KUPEDES yaitu plafond maksimum Rp 25 juta yang dapat diberikan untuk
kedua jenis kredit sekaligus, selama belum mencapai plafond maksimum.
Jangka waktu angsuran minimal 3 bulan dan maksimum 24 bulan untuk
modal kerja dan 36 bulan untuk kredit investasi. Pola angsuran secara
bulanan atau dengan grace period 3, 4 dan 6 bulan. Persyaratan lainnya
adalah menyediakan agunan yang cukup menutup jumlah kredit yang
diterima. Keistimewaan KUPEDES yaitu diberikannya IPTW (insentif
pembayaran tepat waktu) bagi nasabah yang tertib mengangsur pinjaman
secara tepat waktu selama periode tertentu.
1. Permintaan
Tabel 3.1.
Persebaran Jumlah Rumah Tangga di Indonesia
Yang Bertempat Tinggal Menurut Permukaan Jalan
Jenis 2001 2004
Permukaan
Jalan KK % KK %
Penggunaan paving untuk jalan di areal perumahan sampai saat ini masih
diminati, sebagai contoh pemerintah Kabupaten Batang memberikan bantuan
Selain sebagai penutup/pengerasan jalan atau trotoar jalan, paving blok juga
digunakan di pelabuhan. Berdasarkan data unit terminal peti kemas (UTPK)
Pelabuhan Belawan, dalam pengembangan terminal peti kemas Belawan
tahap I (2005) antara lain meliputi pembangunan seluas 60.000 m 2 lapangan
penumpukan peti kemas dengan konstruksi/perkerasan menggunakan paving
blok (http://utpk.inaport1.co.id/tahap1.html)
2. Penawaran
Tabel 3.2.
Jumlah dan Nilai Produksi Paving Blok Tahun 1999-2002
Produksi Paving Blok dalam Satuan
Tahun Satuan
Buah m2
1999 Unit 9.356.881 -
Nilai (Rp 000) 5.438.194 -
2000 Unit 14.289.228 63.610
Nilai (Rp 000) 6.709.774 938.693
Dilihat dari proses pembuatannya, jenis paving blok yang tersedia di pasaran
terdiri dari paving blok yang dibuat secara manual dan paving pres. Paving
yang dibuat secara manual biasanya digunakan untuk penutupan/perkerasan
pada areal yang tidak terkena tekanan beban terlalu berat, seperti untuk
halaman rumah, trotoar jalan/jalur pedestrian, areal taman, dan sebagainya.
Paving pres biasanya lebih kuat, karena pada proses pembuatannya dengan
pemberian tekanan tertentu dan terukur. Penggunaannya biasanya
diperuntukkan untuk dapat menahan beban yang lebih berat seperti
kendaraan bermotor. Karena itu jenis paving pres dapat digunakan untuk
keperluan pengerasan jalan di perumahan, car port, area pelabuhan, areal
parkir dan halaman perkantoran yang biasa dilalui kendaraan.
1. Persaingan
Persaingan dalam dunia usaha merupakan hal yang lumrah terjadi, termasuk
dalam kegiatan usaha paving blok. Persaingan dapat terjadi antara usaha
sejenis maupun persaingan dengan produk yang menjadi substitusinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing suatu usaha maupun produk
adalah tingkat harga, mutu, dan kemudahan akses terhadap sumber daya
yang ada serta keunggulan komparatif yang dimiliki.
Persaingan antara industri sejenis terjadi secara sehat dan terbuka antara
pengusaha paving blok di Purwokerto. Jumlah industri sejenis di Purwokerto
yang telah terdaftar mencapai 23 unit pada tahun 2004, dan diperkirakan
terdapat 10 unit lainnya yang belum terdaftar sebagai penghasil paving yang
umumnya adalah pengusaha yang beralih dari produksi tegel ke paving.
Perkembangan jumlah industri paving blok di Kabupaten Banyumas dapat
dilihat pada Tabel 3.3.
Produk paving blok relatif mudah untuk ditiru sehingga inisiatif untuk
memunculkan model baru meskipun dapat meningkatkan atau merebut
peluang pasar, namun hanya bertahan dalam jangka waktu yang tidak lama.
Hal ini dikarenakan bila salah satu pengusaha memunculkan model baru,
dalam waktu singkat pengusaha lain dapat membuat dengan model yang
sama dengan perubahan warna atau ukuran saja. Kenyataannya pengusaha
paving blok di wilayah Purwokerto lebih memilih untuk memproduksi model
paving yang sudah trend dipasaran saja.
Produk lainnya yang menjadi pesaing dari paving blok adalah produk yang
menjadi substitusi untuk penutup/perkerasan tanah seperti paving
stone/cone stone atau batu hias dan produk lainnya seperti grass block,
coran semen serta aspal. Daya saing yang dimiliki produk paving blok adalah
memiliki harga jual yang relatif lebih murah dibanding dengan produk batu
hias serta potensi penggunaannya yang lebih luas, variasi model lebih
banyak, kesesuaian ukuran lebih akurat, dan dapat dimodifikasi dengan jenis
paving lainnya. Selain itu sebagai penutup tanah, paving blok memiliki
keunggulan yaitu bersifat ramah lingkungan karena tidak merusak
penyerapan air hujan ke tanah. Penggunaan paving blok sebagai penutup
tanah masih memungkinkan penyerapan air ke dalam tanah hingga 30%.
Penggunaan paving blok juga lebih mudah dalam hal pemasangan maupun
Bila dilihat menurut daerahnya, produk paving blok memiliki daya saing yang
terbatas, mengingat mahalnya biaya transportasi bila diangkut ke tempat
yang jauh. Hal ini menyebabkan pula usaha paving blok dapat berkembang
di daerah-daerah yang memiliki sumber daya pasir dan ketersediaan semen
tanpa harus takut tersaingi dengan produk sejenis dari daerah lain.
2. Peluang pasar
Luasnya penggunaan paving blok pada berbagai keperluan dan tujuan, serta
dengan berbagai kemudahan dan keunggulan yang dimiliki, menyebabkan
paving blok masih menjadi salah satu pilihan sebagai bahan penutup tanah
yang estetik. Peluang pasar untuk produk paving blok masih tersedia
khususnya dalam memenuhi permintaan terhadap pengembangan baru
ataupun renovasi pada areal seperti:
Potensi pasar untuk paving blok antara lain dapat dilihat berdasarkan
penggunaannya untuk lingkungan perumahan. Berdasarkan data pada Tabel
3.1. persentase rumah tangga (RT) yang bertempat tinggal dekat jalan
dengan perkerasan menggunakan paving blok mengalami peningkatan
sebesar 2,63% selama tiga tahun, atau meningkat 0,88% pertahun.
Berdasarkan jumlah rumah tangga tahun 2004 yang jalan pemukimannya
c. Harga
Tabel 3.4.
Perkembangan Harga Paving Blok dan Bahan Baku
Tahun
Uraian Satuan
2001 2002 2003 2004 2005
2
Paving manual Rp/m 15.000 16.000 17.000 18.000 19.000
Paving pres Rp/m2 - - - 21.000 22.000
Semen Tigaroda Rp/zak 21.765,26 24.656,44 27.677,04 28.000 28.750
Semen Nusantara Rp/zak 19.273,38 21.452,63 21.463,75 26.000 27.500
Pasir Rp/m3 21.375 30.625 33.500 36.750 37.000
Sumber: Harga semen dan pasir : Statistik harga konsumen pedesaan di
Indonesia
Harga paving blok : Data primer pengusaha paving blok, 2005
Gambar 3.1.
Skema Jalur Pemasaran Paving Blok di Purwokerto
Tabel 3.5.
Persentase Penjualan Paving Blok Menurut Jenis Pembeli di Purwokerto
e. Kendala Pemasaran
1. Kemudahan akses terhadap sumber bahan baku, dalam hal ini sedapat
mungkin dipilih daerah yang dekat dengan penyediaan pasir sungai
dan mudah mendapatkan semen.
2. Ketersediaan tenaga kerja
3. Kemudahan dalam pemasaran hasil produksi.
Rincian kebutuhan tanah dan bangunan untuk unit usaha paving blok dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1.
Kebutuhan Lahan Usaha dan Bangunan
No Uraian Ukuran Satuan Jumlah
2
1 Bangunan tempat produksi 6x5 m 30
2
2 Gudang 4x3 m 12
2
3 Ruang jaga dan kantor 4x2 m 8
2
4 Lahan terbuka 10 x 10 m 100
2
Total lahan usaha 10 x 15 m 150
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2005)
2. Mesin/Peralatan Produksi
Mesin dan Peralatan yang diperlukan dalam pembuatan paving blok meliputi
peralatan untuk penyiapan bahan, peralatan untuk pembuatan/pencampuran
adukan semen dan pasir, serta peralatan untuk mencetak paving blok.
Cetakan terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dasar yang terbuat dari
lempengan baja yang diberi motif dan dapat dilepas dan diganti, yang
berfungsi untuk memberikan motif bagian atas paving. Bagian atas cetakan
berfungsi untuk membentuk bagian dasar dan ketebalan paving serta juga
berfungsi untuk tempat pegangan tangan saat pencetakan dilakukan.
1. Satu unit mesin pres hidrolik untuk pembuatan paving yang terdiri dari
motor penggerak , pompa hidrolik dan meja tempat cetakan.
2. Alat cetakan/pembuat paving yang bentuknya mirip dengan cetakan
manual, namun dengan ukuran plat yang lebih tebal (0,75 cm) dan
dirancang sesuai dengan mesin pres.
Terdapat berbagai jenis mesin pres yang dapat digunakan, antara lain mesin
pres hidrolik otomatis seperti tampak pada Gambar 4.2
Gambar 4.2. Contoh Mesin Pres Hidrolik untuk Produksi Paving Blok
Tabel. 4.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan Usaha Pembuatan Paving Blok
Jumlah
No Nama Alat/Mesin Spesifikasi Satuan Pola Pola
Kombinasi Manual
1 Ayakan pasir ukuran 0,5 Unit 1 1
2 Mesin pres hidrolik 180 pav/jam satu set 1 -
Mesin diesel/motor Inda S1115
3 Unit 1 -
penggerak 24HP/2200rpm
Cetakan paving
4 Tinggi 6-8 cm Unit 5 -
untuk pres
Cetakan paving
5 Tinggi 6-8 cm Unit 6 10
manual
Palu pemukul dari
6 30 x 30 cm Unit 3 6
besi plat (manual)
7 Tempat/alas cetakan 30 x 30 cm Unit 3 6
8 Cangkul - Unit 3 3
9 Sekop - Unit 3 3
10 Sendok semen - Unit 6 6
sendok
11 - Unit 3 3
takar/mangkuk takar
12 Ember plastik - Unit 3 3
13 Tatakan paving 25 x 25 cm Unit 3.000 3.000
14 Rak Rangka kayu Unit 15 15
15 Kendaraan Bak terbuka Unit 1 1
Sumber: Data Primer 2005, diolah
Bahan baku utama pembuatan paving blok adalah semen dan pasir sungai.
Semen yang digunakan adalah semen portland sebagaimana yang biasa
digunakan untuk bangunan umum yang tidak memerlukan persyaratan
khusus. Pasir yang digunakan merupakan pasir sungai yang masih kasar dan
mengandung batuan-batuan kecil. Selain semen dan pasir juga dapat
menggunakan abu batu untuk tambahan campuran bagian atas paving blok.
Tabel 4.4.
Daerah Penghasil Pasir di Jawa Tengah
Produksi Pasir dan Sirtu
Kabupaten/Kota Jumlah Luas areal Produksi (m3)
SIPD (Ha) Tahun 2003
Cilacap 26 11 10.158
Banyumas 40 8 24.881
Magelang 1 7 205.906
Klaten 3 29 504.000
Sukojarjo 1 1 6.840
Pati 34 26 -
Batang 1 2 8.904
Tegal 11 10 -
Brebes 71 50 61.920
Total 188 143 822.609
Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, 2003
Kebutuhan tenaga kerja pada industri paving blok meliputi tenaga sebagai
pengelola usaha dan tenaga kerja untuk produksi. Sebagai tenaga pengelola
usaha biasanya dilakukan sendiri oleh pemilik usaha atau menggunakan
tenaga kerja dari dalam keluarga, sedangkan tenaga kerja untuk produksi
umumnya berasal dari luar keluarga.
Sistem upah yang diterapkan dalam usaha paving blok adalah sistem harian
dan borongan. Sistem upah harian diberikan kepada tenaga kerja yang
bertanggung jawab dalam pengangkutan, pengadaan bahan baku dan
pemasaran. Sistem upah borongan diberikan kepada tenaga kerja produksi
dan bongkar muat. Besarnya upah harian berkisar antara Rp 12.000 sampai
Rp 15.000 per hari/orang dan upah borongan sebesar Rp 50 - 60 per unit
paving yang dihasilkan. Upah borongan pengerjaan paving dengan mesin
pres sebesar Rp 100 Rp 110 per unit paving.
e. Teknologi
f. Proses Produksi
1. Penyiapan bahan
Penyiapan bahan dilakukan dalam dua bagian, yaitu untuk bagian atas
(kepala paving) dan untuk bagian bawah. Khusus untuk pasir yang akan
digunakan untuk campuran bagian atas terlebih dahulu diayak menggunakan
ayakan pasir dengan ukuran lubang ayakan 0,5 cm x 0,5 cm. Pasir dan
semen ditakar dalam ember sesuai dengan komposisi campuran masing-
masing. Takaran untuk bagian bawah terdiri dari satu bagian semen dan 8
bagian pasir (1:8), sedangkan takaran untuk bagian atas adalah 1 bagian
semen dan 2 bagian pasir atau bila ada tambahan abu batu campuran yang
digunakan masing-masing adalah satu bagian (1:1:1).
2. Pencampuran/pengadukan
Pencampuran bahan (pasir dan semen) untuk bagian utama dilakukan dalam
dua tahap, pertama pencampuran dalam keadaan kering dan setelah
campuran merata kemudian dilakukan pencampuran dengan menambahkan
sedikit air sampai adukan homogen dengan kondisi campuran tidak terlalu
basah dan tidak terlalu kering.
Adukan pasir dan semen untuk bagian atas dimasukkan terlebih dahulu ke
dalam cetakan dengan ketebalan 1-1,5 cm, selanjutnya dimasukkan adukan
pasir dan semen bagian utama sampai penuh membumbung (lebih kurang
1,25 volume cetakan). Selanjutnya dilakukan pengepresan. Pengepresan
secara manual dilakukan dengan memadatkan adukan dalam cetakan
menggunakan plat besi yang dipukul-pukulkan di atas permukaan cetakan.
Pengepresan menggunakan mesin dilakukan dengan menempatkan cetakan
di atas meja kerja tepat di bawah alat penekan, selanjutnya diberi tekanan
dengan pengepres hidrolik dengan kekuatan tekan sekitar 100 – 125 kg/cm2.
Jumlah
Bentuk Paving Ukuran Penampakan
Unit/m2
Persegi panjang 20 cm x 20 cm 50
Diameter = 17
Hexagonal kecil 36
cm
Hexagonal Diameter = 21
27
besar cm
Persyaratan mutu untuk masing-masing jenis dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6.
Persyaratan Mutu Setiap Jenis Bata Beton Menurut SNI 03-0691-1996
Penyerapan
Kuat Tekan (mPa*) Ketahanan Aus
air
Jenis
Rata- Rata-
Minimum Minimum (Rata2 max)
rata rata
A 40 35 0,090 0,103 3
B 20 17 0,130 0,149 6
C 15 12,5 0,160 0,184 8
D 10 8,5 0,219 0,251 10
Ketahanan terhadap natrium sulfat tidak boleh cacat dan kehilangan berat
yang diperkenankan maksimum 1,1
Keterangan : * mPa = mega pascal, 1 mPa = 10 kg/cm2
Sumber : SNI 03-0691-1996
Paving blok yang diproduksi secara manual biasanya termasuk dalam mutu
beton kelas D atau C yaitu untuk tujuan pemakaian non struktural, seperti
untuk taman dan penggunaan lain yang tidak diperlukan untuk menahan
Penampakan antara paving blok yang diproduksi dengan cara manual dan
paving blok pres mesin secara kasat mata relatif hampir sama, namun
permukaan paving yang diproduksi dengan mesin pres terlihat lebih rapat
dibanding yang dibuat secara manual.
h. Produksi Optimum
Produksi optimum untuk kedua pola usaha paving blok adalah 60 m22 produk
per hari. Pada pola manual, produksi optimum didasarkan pada hasil
produksi yang dapat dicapai oleh 6 orang tenaga kerja dengan kapasitas
produksi per tenaga kerja per hari (8 jam) sebanyak 360 unit atau setara 10
m2 paving blok. Pada pola kombinasi, produksi optimum disesuaikan dengan
kapasitas optimum mesin sebesar 180 unit per jam dan pengggunaan 2
tenaga kerja manual. Pencapaian produksi optimum dapat dilihat dari upaya
pencapaian target produksi dan pencapaian mutu yang diharapkan. Dalam
upaya pencapaian target produksi, faktor yang mempengaruhi pencapaian
produksi optimum antara lain adalah:
Dari segi mutu produk, faktor yang mempengaruhi tercapainya mutu produk
sebagaimana diharapkan adalah:
i. Kendala Produksi
Kapasitas produksi paving blok sebesar 60 m2 per hari atau sebesar 1.500
m2 per bulan. Pada pola kombinasi dihasilkan paving pres mesin sebesar 40
m2 per hari serta produksi paving dengan pengerjaan manual sebanyak 20
m2 per hari. Perbandingan produksi paving pres mesin dan pengerjaan
manual tersebut didasarkan pada pertimbangan mengoptimalkan
penggunaan mesin dalam kapasitas maksimum
b. Asumsi
Tabel 5.1.
Asumsi Parameter Teknis dan Keuangan
Pada proses pembuatannya paving blok terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan
bawah setebal 4,5 cm (75%) dan lapisan atas (permukaan/kepala) dengan
ketebalan 1,5 cm (25%). Lapisan bawah menggunakan bahan baku berupa
semen dan pasir dengan perbandingan 1:8 serta untuk bagian atas
menggunakan semen, pasir dan abu batu masing-masing satu bagian
(perbandingan 1:1:1).
Biaya yang diperlukan untuk memulai usaha industri paving blok terdiri dari
biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi merupakan biaya awal
yang harus dikeluarkan sebelum kegiatan operasional dilakukan, sedangkan
biaya operasional diperlukan pada saat proses produksi mulai dilakukan.
1. Biaya Investasi
Porsi terbesar biaya investasi adalah untuk pembelian mesin, peralatan dan
kendaraan yang besarnya mencapai 75% dari kebutuhan biaya investasi
pada pola manual dan 78% pada pola kombinasi.
Tabel 5.2.
Kebutuhan Biaya Investasi
Pola Kombinasi Pola Manual
No Uraian
Rp % Rp %
1 Perizinan 5.100.000 4,0 5.100.000 4,7
Tanah dan
2 22.000.000 17,2 22.000.000 20,2
bangunan
3 Mesin pres & diesel 18.000.000 14,1 - -
4 Peralatan 7.875.000 6,2 6.600.000 6,1
5 Kendaraan 75.000.000 58,6 75.000.000 69,0
TOTAL INVESTASI 127.975.000 100,0 108.700.000 100,0
2. Biaya Operasional/Produksi
Total biaya produksi yang dibutuhkan per tahun untuk pola usaha kombinasi
adalah sebesar Rp 242.581.750 yang terdiri dari biaya variabel sebesar Rp.
225.331.550 dan biaya tetap sebesar Rp. 17.250.200. Perincian biaya
variabel dan biaya tetap per tahun untuk pola usaha kombinasi dapat dilihat
pada Lampiran 1.4 dan 1.5.
Total biaya produksi yang dibutuhkan per tahun untuk pola pengerjaan
manual adalah sebesar Rp 225.434.952 yang terdiri dari biaya variabel
sebesar Rp. 208.626.952 dan biaya tetap sebesar Rp. 16.808.000. Perincian
biaya variabel dan biaya tetap per tahun untuk pola usaha ini dapat dilihat
pada Lampiran 2.4 dan 2.5.
Kebutuhan modal kerja awal untuk usaha paving blok adalah sebesar
kebutuhan dana operasional untuk 2 bulan kerja, yaitu sebesar Rp.
Tabel 5.3.
Kebutuhan Modal Kerja Awal Industri Paving Blok
Pola
Pola Manual
No Komponen Biaya Kombinasi
(Rp)
(Rp)
A Biaya Variabel 22.533.155 20.862.695
1 Bahan baku 15.392.155 14.659.195
2 Bahan pembantu 1.281.000 703.500
3 Tenaga kerja tidak tetap 5.860.000 5.500.000
B Biaya Tetap 1.730.850 1.694.000
1 Tenaga kerja tetap 800.000 800.000
2 Listrik dan telpon 320.000 320.000
3 Perawatan mesin dan kendaraan 133.500 100.000
4 Peralatan terpakai setahun 320.000 320.000
5 Biaya lainnya (10%) 157.350 154.000
TOTAL 24.264.005 22.556.695
Modal Kerja 2 Bulan 48.528.010 45.113.390
Kebutuhan dana untuk industri paving blok terdiri dari modal investasi dan
modal kerja yang diperoleh dari pinjaman bank dan modal sendiri dengan
perbandingan kredit dan modal sendiri adalah 60% : 40%. Secara
keseluruhan, besarnya dana untuk investasi dan modal kerja pada industri
paving blok dengan pola kombinasi mencapai Rp 176.503.010. Dari
kebutuhan dana tersebut, yang bersumber dari kredit sebesar Rp
105.901.806 dan modal sendiri Rp 70.601.204. Pada industri paving blok
dengan pola manual total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 153.813.390
yaitu bersumber dari kredit Rp 92.288.034 dan dari modal sendiri Rp
61.525.356. Pada Tabel 5.4 diperlihatkan rekapitulasi sumber dana industri
paving blok untuk kedua pola usaha.
Pada industri paving blok pola manual, kebutuhan biaya investasi sebesar Rp
108.700.000 yang bersumber dari kredit Rp 65.220.000 dan dana sendiri Rp
43.480.000. Sedangkan untuk Modal kerja dibutuhkan sebesar Rp
45.113.390, yaitu bersumber dari kredit Rp 27.068.034 dan dana sendiri Rp
18.045.356.
Tabel 5.4.
Komponen dan Struktur Biaya Proyek
Pola
Pola Manual
No Komponen Biaya Persentase Kombinasi
(Rp)
(Rp)
1 Biaya Investasi 127.975.000 108.700.000
- Bersumber dari kredit 60% 76.785.000 65.220.000
- dari dana sendiri 40% 51.190.000 43.480.000
2 Biaya Modal Kerja 48.528.010 45.113.390
- Bersumber dari kredit 60% 29.116.806 27.068.034
- dari dana sendiri 40% 19.411.204 18.045.356
3 Total Dana Proyek
- Bersumber dari kredit 60% 105.901.806 92.288.034
- dari dana sendiri 40% 70.601.204 61.525.356
Jumlah dana proyek 176.503.010 153.813.390
Tabel 5.6.
Perhitungan Angsuran Kredit Industri Paving Blok Pola Manual
Angsuran Angsuran Total
Tahun Saldo Awal Saldo Akhir
Pokok Bunga Angsuran
Tahun-0 92.288.034 92.288.034
Tahun-1 48.808.034 11.186.830 59.994.864 92.288.034 43.480.000
Tahun-2 21.740.000 5.362.533 27.102.533 43.480.000 21.740.000
Tahun-3 21.740.000 1.884.133 23.624.133 21.740.000 0
Pada industri paving blok pola kombinasi (Tabel 5.5) angsuran pokok pada
tahun ke-1 besarnya mencapai Rp 54.711.806, berasal dari angsuran kredit
investasi sebesar Rp 25.595.000 dan kredit modal kerja sebesar Rp
29.116.806. Sementara untuk tahun ke-2 dan ke-3 angsuran hanya berasal
dari kredit investasi. Secara lebih rinci pembayaran kredit investasi dan
kredit modal kerja untuk pola usaha kombinasi dapat dilihat pada Lampiran
1.7 dan Lampiran 1.8.
Pada industri paving blok pola manual (Tabel 5.6) angsuran pokok pada
tahun ke-1 besarnya mencapai Rp 48.808.034, berasal dari angsuran kredit
investasi sebesar Rp 21.740.000 dan kredit modal kerja sebesar Rp
27.068.034. Sementara untuk tahun ke-2 dan ke-3 angsuran hanya berasal
dari kredit investasi. Secara lebih rinci pembayaran kredit investasi dan
kredit modal kerja untuk untuk pola usaha manual dapat dilihat pada
Lampiran 2.7 dan Lampiran 2.8.
Produksi paving blok per bulan adalah sebesar 1.500 m2 paving dengan jenis
produksi berupa paving pengerjaan manual 500 m2 dan paving pres sebesar
1000 m2. Selain itu batu dari sisa penggunaan pasir juga dapat dijual dan
menambah pendapatan usaha. Harga penjualan paving pres per meter
persegi adalah sebesar Rp 22.000 dan harga paving dengan pengerjaan
manual sebesar Rp 19.000. Berdasarkan harga penjualan tersebut,
pendapatan usaha untuk pola kombinasi pada tahun pertama sebesar Rp
Tabel 5.7.
Produksi dan Penjualan Paving Blok Per Bulan
pola Kombinasi Pola Manual
No Jenis Produk Harga Nilai Nilai
Volume Volume
Penjualan Penjualan
Paving pengerjaan
1 19.000 500 9.500.000 1.500 28.500.000
manual
2 Paving Pres 22.000 1.000 22.000.000 - -
3 Batu kali (krosok) 35.000 4,34 151.813 4,13 144.584
TOTAL 1.504 31.651.813 1.504 28.644.584
Hasil proyeksi rugi laba menunjukkan usaha paving blok untuk ke dua jenis
pola usaha dapat menghasilkan laba pada tahun pertama dengan kapasitas
produksi 80%. Pada pola kombinasi, laba pada tahun pertama sebesar Rp
24.393.491, dengan nilai profit on sales 9,63%. Dengan memperhitungkan
hasil penjualan, biaya variabel, dan biaya tetap industri paving blok tahun
pertama diperoleh BEP pada pola kombinasi adalah sebesar Rp 153.599.974
atau setara dengan 7.300 m2 paving blok.
Rata-rata laba usaha paving blok pola kombinasi selama 4 tahun periode
proyek adalah Rp 40.658.331, rata-rata profit on sales adalah 13,66%, rata-
rata BEP adalah Rp 126.744.790 atau setara dengan 6.024 m2 paving blok.
Berdasarkan informasi yang disajikan pada Lampiran 1.9 secara garis besar
proyeksi laba rugi dan BEP usaha paving blok pola kombinasi dapat dilihat
pada Tabel 5.8.
Pada pola usaha manual, laba yang dihasilkan pada tahun pertama adalah
sebesar Rp 18.921.237, dengan nilai profit on sales 8,26%. Titik impas
produksi atau BEP tahun pertama diperoleh pada saat biaya produksi sebesar
Rp 147.218.151 atau setara dengan 7.730 m2 paving blok. Pada tahun ke 2
dengan kapasitas 90% laba yang diperoleh adalah Rp 30.486.495 dengan
nilai profit on sales 11,83%, dan BEP Rp 125.779.326 (6.605 m2).
Rata-rata laba usaha paving blok pola manual selama 4 tahun periode proyek
adalah Rp 32.781.181, rata-rata profit on sales adalah 12,15%, rata-rata
BEP adalah Rp 123.003.319 atau setara dengan 6.459 m2 paving blok.
Berdasarkan informasi yang disajikan pada Lampiran 2.9 secara garis besar
proyeksi laba rugi dan BEP usaha paving blok pola manual dapat dilihat pada
Tabel 5.9.
Tabel 5.9.Proyeksi Rugi Laba Usaha Industri Paving Blok Pola Manual
Berdasarkan tabel 5.10 terlihat bahwa industri paving blok merupakan usaha
yang menguntungkan secara finansial, karena pada tingkat suku bunga 16%
per tahun selama 4 tahun (48 bulan) periode proyek menghasilkan NPV yang
posistif (>0), yaitu sebesar Rp 72.704.454 pada pola kombinasi dan Rp
56.809.032 pada pola manual. Nilai IRR yang lebih tinggi dari suku bunga
bank pada kedua pola usaha dan Net B-C ratio yang lebih besar dari satu (>
1) serta lama pengembalian modal (Pay Back Period) yang lebih cepat dari
periode proyek, menunjukkan usaha paving blok layak untuk dilaksanakan.
h. Analisis Sensitivitas
Tabel 5.11.
Hasil Analisis Sensitivitas Industri Paving Blok Skenario 1
Pola Kombinasi Pola Manual
Kriteria Kelayakan Pendapatan Turun Pendapatan Turun
9% 10% 7% 8%
NPV 22.222 (8.053.582) 5.649.364 (1.659.160)
IRR 16,01% 13,44% 18,09% 15,38%
Net B-C Ratio 1,00 0,94 1,05 0,98
PBP (bulan) 48 50 47 49
Tabel 5.12.
Hasil Analisis Sensitivitas Industri Paving Blok Skenario 2
Pola kombinasi Pola Manual
Kriteria
Biaya Variabel Naik Biaya Variabel Naik
Kelayakan
12% 13% 10% 11%
NPV 3.713.777 (2.035.446) 3.578.897 (1.744.117)
IRR 17,17% 15,36% 17,33% 15,35%
Net B-C Ratio 1,03 0,98 1,03 0,98
PBP (bulan) 48 49 48 48
Tabel 5.13.
Hasil Analisis Sensitivitas Industri Paving Blok Skenario 3
Pola kombinasi Pola Manual
Kriteria Pendapatan Turun & Biaya Pendapatan Turun &
Kelayakan Variabel Naik Biaya Variabel Naik
5% 6% 4% 5%
NPV 3.579.321 (10.245.706) 6.282.882 (6.348.655)
IRR 17,13% 12,74% 18,33% 13,62%
Net B-C
1,03 0,92 1,06 0,94
Ratio
PBP (bulan) 48 51 47 50
Berdasarkan analisis sensitivitas terlihat bahwa kedua pola usaha relatif lebih
sensitif terhadap terjadinya penurunan pendapatan atau penurunan harga
produk dibanding perubahan biaya variabel. Dari kedua pola usaha, pola
kombinasi relatif lebih mampu bertahan dalam menghadapi kenaikan
komponen biaya atau terjadi penurunan pendapatan.
Manfaat yang dirasakan dengan adanya usaha paving blok, antara lain
adalah bagi pengusaha sendiri dapat menghidupi keluarga, memenuhi biaya
pendidikan, serta mampu menambah peralatan produksi seperti membeli
mobil. Adapun manfaat usaha ini untuk masyarakat sekitar antara lain dapat
menyerap tenaga kerja, menjadi tempat praktek kerja siswa, dan dapat
menampung hasil tambang pasir dari masyarakat penambang pasir sekitar
aliran sungai.
b. Dampak Lingkungan
Dari sisi dampak terhadap lingkungan, usaha paving blok tidak menimbulkan
limbah yang berbahaya. Beberapa hasil samping yang dihasilkan seperti batu
pasir dapat dimanfaatkan untuk batu cor dalam pembuatan bahan bangunan
lainnya, atau dijual kembali. Bekas kantong semen dikumpulkan dan dapat
dijual kembali. Hasil paving yang rusak terkadang dimanfaatkan untuk
campuran pasir halus.
b. Saran