Anda di halaman 1dari 7

Proposal Praktek Kerja Lapangan

I. JUDUL PROPOSAL

2013/2014

MENENTUKAN BESAR PRODUKSI OPTIMUM DAN TOTAL COST YANG HARUS DIKELUARKAN UNTUK SATU KALI PRODUKSI DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY (EPQ) II. PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat, kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga meningkatkan keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan penghalang higienis, menjaga toksin dari badan dan membatasi penularan kuman. Ungaran Sari Garment merupakan salah satu Perusahaan Apparel Orientasi Eksport Terbesar di Indonesia, mengoperasikan pabrik-pabrik kelas dunia di berbagai lokasi di Jawa yang didukung oleh 11.000 pekerja terampil dan profesional. Kapasitas produksi Ungaran Sari Garments dapat menangani 1,7 juta lusin per tahun dan masih dengan potensi ekspansi yang besar. Product: Blouse, Children Wear, Clothing, Clothing, Women, Dress Making, Garment, Glove, Jacket, Knitted Wear, Man, Pants, Skirt & T-Shirt Man. Sebuah perusahaan mungkin mengalami kekurangan stok ataupun kelebihan stok dalam gudang penyimpanan perusahaan tersebut. Beberapa penyebabnya adalah jumlah produksi yang tidak sesuai dengan permintaan

Moses Christian Windinugroho

Proposal Praktek Kerja Lapangan

2013/2014

dan kebutuhan konsumen. Persediaan yang terlalu besar maupun terlalu kecil dapat menimbulkan masalah-masalah yang pelik. Kelebihan persediaan akan menimbulkan dampak pada pembengkakan biaya produksi, biaya penyimpanan yang meliputi biaya sewa gudang, asuransi dan sebagainya. Jika penyimpanannya terlalu lama melebihi batas waktu penyimpanan maka berdampak pada penurunan kualitas barang dan juga seringkali dihadapkan dengan resiko kehilangan barang. Sedangkan kekurangan persediaan akan berakibat adanya resiko bahwa pada suatu waktu perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan barang atau jasa yang diminta konsumen. Hal ini mungkin terjadi, karena tidak selamanya barang-barang atau jasa-jasa tersedia setiap saat, yang berarti pula bahwa badan tersebut akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya ia dapatkan. Begitu pentingnya pengaruh pengendalian produksi barang terhadap biaya yang ditimbulkannya sehingga pengoptimalan terhadap persediaan barang sangat dibutuhkan untuk meminimalisasi biaya total produksi. Selain itu juga agar tidak terjadi penumpukan barang di gudang penyimpanan karena terjadi kelebihan stok maupun terjadi kekurangan barang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan. Jelas ini semua akan merugikan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, perlu adanya pengendalian pemesanan dalam suatu perusahaan. Dengan adanya optimasi pada produksi barang, diharapkan PT. Ungaran Sari Garment dapat memperoleh penghematan semaksimal mungkin dalam pengeluaraan biaya produksi barang.

2.2 PERMASALAHAN Permasalahan yang akan dibahas dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah menentukan besar produksi optimum dan total cost (total biaya) yang harus dikeluarkan untuk satu kali produksi dengan metode EPQ (Economic Production Quantity). Dengan mengetahui kondisi yang

Moses Christian Windinugroho

Proposal Praktek Kerja Lapangan

2013/2014

mempengaruhi produksi, seperti jumlah kebutuhan setiap satu periode, biaya produksi, biaya penyimpanan, biaya pemindahan, biaya pajak, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan produksi. Disamping itu, perlu juga mengetahui kebijakan badan tersebut mengenai diijinkan atau tidak diijinkan terjadinya kehabisan stok barang (stockout). Yang dimaksud pengendalian produksi di sini adalah mengetahui jumlah kebutuhan yang harus diproduksi setiap periode produksi sehingga badan tersebut memperoleh penghematan semaksimal mungkin dalam pengeluaraan biaya produksi barang.

2.3 PEMBATASAN MASALAH Permasalahan dibatasi dalam lingkup internal PT. Ungaran Sari Garment III Pringapus, Ungaran. Barang yang akan dianalisa akan dibatasi untuk satu jenis barang saja (single item).

2.4 TUJUAN DAN MANFAAT

2.4.1 Tujuan Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut : 1. Memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan yang harus dilaksanakan sesuai kurikulum yang berlaku 2. Memaparkan aplikasi ilmu matematika yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah nyata yang dialami oleh PT. Ungaran Sari Garment khususnya permasalahan mengenai pengendalian produksi. 3. Mengetahui kuantitas produksi barang dan kapan harus dilakukan produksi sehingga biaya yang dikeluarkan tiap periode tertentu (misal tahunan) minimal.

Moses Christian Windinugroho

Proposal Praktek Kerja Lapangan


2.4.2 Manfaat

2013/2014

Manfaat dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diantaranya adalah: 1. Bagi Mahasiswa Menambah wawasan mahasiswa khususnya untuk mengetahui aplikasi ilmu matematika terapan dalam dunia perusahaan. 2. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan proses pengadaan barang. 3. Bagi Masyarakat Membuka paradigma berpikir masyarakat yang menganggap bahwa ilmu matematika hanya dapat diterapkan dalam bangku pendidikan.

III.

RENCANA PENYELESAIAN Masalah utama yang ingin dicapai oleh pengendalian persediaan diusahakan

untuk meminimalkan jumlah biaya yang berhubungan dengan persediaan (inventory cost) dalam suatu perusahaan tekstil. Jadi ada dua keputusan yang harus diambil, yaitu berapa jumlah yang harus diproduksi dalam setiap kali produksi, dan kapan pemesanan itu harus dilakukan Perlu diperhatikan bahwa didalam proses pengendalian persediaan, tidak semua biaya harus dipertimbangkan, melainkan hanya biaya-biaya yang jumlahnya berubah dengan perubahan waktu atau titik pemesanan serta jumlah produksi. Apabila terdapat biaya yang dibayar untuk pengadaan persediaan, tetapi jumlahnya tidak dipengaruhi oleh waktu produksi dan jumlah produksi, maka biaya tersebut harus diabaikan dalam perhitungan. Sehubungan dengan itu maka seluruh biaya sediaan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok utama yaitu : 1. Ordering cost 2. Holding cost

Moses Christian Windinugroho

Proposal Praktek Kerja Lapangan


3. Shortage cost

2013/2014

Ordering cost. Merupakan total biaya pemesanan dan pengadaan bahan sehingga siap untuk dipergunakan atau diproses lebih lanjut, dengan kata lain mencangkup biaya administrasi pembelian, penempatan order, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya penerimaan dan pemilikan, biaya pemeriksaan sampai biaya manajerial dan klerikal. Holding cost Biaya ini timbul karena perusahaan menyimpan persediaan sehingga biaya ini dapat disebut juga dengan biaya pengadaan persediaan (stock holding cost). Biaya ini berhubungan dengan tingkat rata-rata persediaan yang selalu terdapat di gudang, sehingga besarnya bervariasi yang tergantung dari besar kecilnya rata-rata persediaan yang ada. Yang termasuk dalam biaya ini adalah semua biaya yang timbul karena barang disimpan. Pada umumnya terdiri dari biaya penyimpanan (storage cost), seperti biaya sewa gudang, upah tenaga kerja dan pelaksana pergudangan; biaya pemindahan (handling cost) seperti biaya pengangkutan barang, dan di dalam gudang termasuk kehilangan atau kerusakan yang mengakibatkan adanya; biaya penyusutan (depreciation cost), yaitu penurunan nilai bahan, kerusakan, penyusutan berat, kemungkinan resiko-resiko lain yang diakibatkannya; biaya pertanggungan (insurance cost) seperti biaya asuransi, biaya pajak dan biaya keamanan. Shortage cost Biaya ini timbul apabila ada permintaan terhadap barang yang kebetulan sedang tidak tersedia di gudang. Dalam hal ini shortage dapat mengakibatkan biaya ekstra dan juga dapat menimbulkan berkurangnya goodwill langganan apabila kebutuhan terlambat dipenuhi.

Dalam konsep EPQ, apabila tidak diperbolehkan adanya persediaan nol, maka jumlahbiaya persediaan per tahun dapat dihitung sebagai berikut.

Moses Christian Windinugroho

Proposal Praktek Kerja Lapangan


Biaya total per tahun = Biaya produksi + Biaya set up + Biaya persediaan

2013/2014

PR
di mana : R = permintaan per tahun dalam satuan P = biaya satuan produksi

CR HQ ( p r ) ChT Q 2p

Q = jumlah setiap kali produksi atau jumlah pesanan produksi p = kecepatan produksi per hari r = kecepatan permintaan per hari C = biaya set up setiap memulai kali berproduksi H = biaya persediaan barang per tahun

Untuk mendapatkan jumlah pesanan produksi yang paling ekonomis (EPQ), buat perhitungan persamaan di atas dengan diferensial dan samakan dengan nol, sebagai berikut.

dTC (Q ) CR H ( p r ) = 2 =0 2p dQ Q
perhitungan selanjutnya dapat menghasilkan rumus Q (EPQ) sebagai berikut : Q=

2CRp H ( p r)

Sekali EPQ diketahui, maka lama setiap produksi yang optimum dan titik pemesanan kembali untuk produksi dapat dihitung, dengan rumus sebagai berikut. Lama setiap produksi optimum =

Q P RL , N

Titik pemesanan kembali untuk produksi dalam satuan = B =

di mana N adalah jumlah hari kerja per tahun, dan L adalah penjadwalan dan waktu set up dalam hitungan hari.

Moses Christian Windinugroho

Proposal Praktek Kerja Lapangan


IV. SISTEMATIKA LAPORAN I. BAB I : PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.2. PERUMUSAN MASALAH 1.3. PEMBATASAN MASALAH 1.4. TUJUAN DAN MANFAAT 1.4.1. TUJUAN 1.4.2. MANFAAT II. BAB II :TINJAUAN PUSTAKA III. BAB III : PEMBAHASAN IV. BAB IV : PENUTUP 4.1 4.2 4.3 KESIMPULAN SARAN LAMPIRAN

2013/2014

V.

RENCANA PELAKSANAAN Jadwal Kegiatan Pengajuan proposal Perijinan Pelaksanaan PKL Penyusunan laporan Seminar PKL I September II III IV I Oktober II III IV I November II III IV

Moses Christian Windinugroho

Anda mungkin juga menyukai