Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TINJAUAN LAPANGAN

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR


Daerah Irigasi Suban Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi
Dibuat sebagai salah satu syarat kriteria kelulusan
matakuliah Irigasi dan Bangunan Air

Oleh :
Dedi Setiawan
NPM. 1200822201006
M.Khofidul Qolbi
NPM. 1200822201028
Ridho Akhmad Firdaus
NPM. 1200822201038
Anis Alwafi
NPM. 0900822201065
Kelas A2
Dosen Mata Kuliah :
Untung Yasril, S.T, M.T

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI
TAHUN 2015

Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT atas
segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tunjauan Lapangan Irigasi dan
Bangunan Air.
Dalam Tinjauan Lapangan ini di bahas tentang, Saluran
Irigasi Suban Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi yang terdapat di BS KI.3.
Laporan Tinjauan Lapangan ini merupakan salah satu
syarat untuk kelulusan matakuliah Irigasi dan Bangunan Air,
Teknik Sipil Universitas Batanghari Jambi.
Selama melaksanakan tinjauan lapangan ini kami banyak
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Karena
itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. RAMK Ginting M.T, selaku Dekan Fakultas
Teknik, Universitas Batanghari Jambi.
2. Bapak, Drs. Guntar Marolop, S.M.Si, selaku Dekan Fakultas
Teknik, Universitas Batanghari Jambi, sekaligus Dosen
pendamping.
3. Bapak, Untung Yasril, S.T, M.T, selaku Dosen pembimbing
matakuliah Irigasi dan Bangunan Air.
4. Bapak,
Amri Syakban, S.T, selaku Dosen pendamping
lapangan.
5. Ibu, Des Marita, S.T, selaku Dosen pendamping lapangan
6. Bapak Priyanto, selaku Juru pengatur Irigasi Suban
7. Bapak Karman, selaku penjaga bendung.

8. Seluruh kawan-kawan seperjuangan mahasiswa/i Teknik


Sipil Universitas Batanghari Jambi.
9. Panitia pelaksanaan Tinjauan Lapangan, serta semua pihak
yang terkait pada saat melaksanakan tinjauan lapangan
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan
pahala yang setimpal dari Allah SWT.
Seperti kata peribahasa tiada gading yang tak retak
demikian pula dengan Laporan Tinjauan Lapangan. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran
yang bersifat membangun. Semoga laporan Tinjauan Lapangan
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jambi, 25 Mei 2015
Penulis,

Kelompok 1 (A2)

Daftar Isi
HALAMAN JUDUL
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan dasar tiap makhluk hidup. Baik manusia, hewan
maupun tumbuhan sangat membutuhkan air. Bagi manusia, air tidak hanya
berfungsi sebagai pemuas dahaga. Kegunaan air lainnya adalah untuk mencuci,
mandi, irigasi untuk pertanian, bahkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Seiring
bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan air menjadi semakin tinggi.
Sementara itu, keberadaan air cenderung semakin langka. Untuk itu, penggunaan
air harus dilakukan secara efektif dan seefisien mungkin.
Sebagai negara agraris, kebutuhan air bagi Indonesia sangat tinggi demi
mendukung sektor pertanian. Ketersediaan air di sektor pertanian tentunya dapat
menunjang kebutuhan bahan pangan bagi masyarakat. Namun, ada saaatnya air
yang tersedia cukup melimpah dan ada saatnya ketersediaan air sangat minim
tergantung pada musim. Selain itu, lahan yang jauh dari sumber air akan
mengalami kesulitan dalam penyediaan air untuk pertanian. Dengan demikian
keberadaan bangunan air dan irigasi sangat diperlukan untuk menjamin
ketersediaan dan distribusi air bagi lahan baik dekat maupun jauh dari sumber
mata air. Indonesia memiliki wilayah-wilayah yang berpotensial untuk
dikembangkan sektor pertaniannya. Wilayah tersebut terbagi lagi dalam daerahdaerah irigasi. Pada laporan kali ini, penulis akan membahas daerah Irigasi Suban
yang terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi dalam kaitanya
dengan tinjauan bangunan air di daerah Irigasi Suban.
1.2.

Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan Laporan Tinjauan Lapangan Irigasi dan Bangunan Air
ini adalah sebagai berikut :
- Dapat mengetahui informasi nyata dilapangan tentang irigasi yang
-

telah di tinjau.
Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa melalui tinjauan

lapangan.
Mengeksplorasi kreativitas dengan analisa yang nyata tentang irigasi

dan bangunan air.


Untuk meningkatkan kemampuan pembaca, agar dapat mengetahui io
Dari penulisan tugas laporan ini maka didapat suatu data-data yang
dapat digunakan serta menjadi referensi masyarakat mulai dari

tingkatan mahasiswa sampai dengan pemerintahan.


1.3. Batasan Masalah
Pada point Tinjauan Khusus Batasan masalah yang di bahas dalam
penulisan laporan ini hanya membahas saluran Irigasi di daerah BS.KI 3.
1.4. Lokasi Tinjauan Lapangan Dan Waktu Pelaksanaan
Tinjauan lapangan berlokasi di daerah Irigasi Suban Kabupaten Tanjab
Barat Provinsi jambi.
Waktu pelaksanaan yaitu pada hari Minggu, 24 Mei 2015 Pukul 13.00 WIB
s/d Selesai.

D I. SUBAN

Gambar 1.2. Peta Administrasi Provinsi Jambi D.I Suban

BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1.
Lokasi Daerah Irigasi Suban
Daerah Irigasi Suban mencakup di dua desa yaitu desa Suban dan desa Sri
Agung Kecamatan Batang Asam Kab. Tanjung Jabung Barat yang sumber airnya
berasal dari Daerah Aliran Sungai Pematang Lumut. Pengembangan wilayah dan
aktivitas

sosial

ekonomi

yang

semakin

meningkat

mengakibatkan

ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air.


Curah hujan tahunan di wilayah ini cukup tinggi maksimum 3.920 mm dan
minimum 1.230 mm dengan rata-rata berkisar 2.500 mm/tahun sehingga air yang
cukup surplus pada musim hujan dan defisit pada musim kemarau. Musim hujan
air mengalir masuk ke badan sungai sebagai run off disertai material hasil erosi
yang menimbulkan sedimentasi dan pedangkalan lantai depan bendung Daerah
Irigasi (DI) Suban sehingga mengurangi debit yang masuk ke saluran intake.
Sebaliknya musim kemarau kekurangan pasokan air yang dapat mengganggu
pelayanan pemberian air irigasi untuk mengairi areal persawahan lahan irigasi.
Pembangunan Jaringan Irigasi Suban dimaksudkan untuk membangun
fasilitas pelayanan pemberian air irigasi yang mengairi areal sawah seluas 1.121
Ha untuk pencapaian hasil produksi panen yang optimal dengan masa tanam 2
kali setahun serta mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat petani
setempat.Secara keseluruhan jaringan Daerah Irigasi (DI) Suban terdiri bendung
tipe Vlugther, lebar 39.00 m, intake di kiri bendung dengan kapasitas 1.892 lt/St,
saluran pembawa primer 1.690 m dan sekunder kiri 2.480 m , kanan 3.565 m serta
penguras lebar pintu 1,00 m, tinggi pintu 2.79 m di kiri bendung.

Manfaat Daerah Irigasi (DI) Suban Fungsional seluas 1.085 Ha telah


dirasakan oleh petani Ex. Transmigrasi Pematang Lumut Suban dengan hasil
rata rata 6 ton /Ha, dengan demikian jumlah rata-rata 2 kali tanam pertahun
adalah 12 ton / pertahun. Dilihat dari Evaluasi Pencapaian Produksi Padi Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi, produksi padi di Kabupaten Tanjung Jabung
Barat Tahun 2010 berjumlah 74.447 ton pada tahun 2011 mengalami peningkatan
sejumlah 90.542 ton. Jika dibandingkan dengan luas irigasi yang terdapat di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, lebih dari 80% kewenangan Provinsi, maka
tidaklah berlebihan jika dianggap Daerah Irigasi (DI) Suban memiliki kontribusi
yang cukup besar terhadap produksi padi di Provinsi Jambi pada umumnya dan
khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Kegiatan yang akan dilaksanakan pada Daerah Irigasi (DI) Suban adalah
rehabilitasi bangunan air dan jaringan irigasi berupa saluran pembawa, saran
pembuang, dan bangunan air. Ke depan diharapkan daerah Irigasi (DI) Suban
direncanakan akan menjadi irigasi percontohan di Provinsi Jambi.

2.2.

Data Umum

Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi


untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi
rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Dalam Tahapan ini dilakukan kegiatan pengumpulan data yang diperlukan
dalam Laporan Tinjauan Lapangan. Pengumpulan data ini harus terencana dengan

baik agar tepat sasaran dan efektif. Data yang dijadikan bahan acuan dalam
pembuatan dan penulisan laporan tinjauan lapangan ini dapat diambil jenis data,
yaitu :
2.2.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari lokasi tinjauan lapangan
maupun hasil survei yang dapat langsung dipergunakan sebagai sumber
dalam tinjauan umum dan khusus bangunan air/saluran irigasi BS KI.3.
Data primer merupakan data pendukung yang dipakai dalam proses
pembuatan dan penulisan Laporan Tinjauan Lapangan. Data primer ini
didapatkan melalui pengamatan secara langsung di lapangan. Yang termasuk
dalam klasifikasi data primer ini antara lain adalah data teknis visual yang
didapat di tinjauan daerah Irigasi Suban Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Provinsi Jambi. Data primer yang meliputi sebagai berikut :
2.2.1.1.
Bangunan Utama (Bendung)
Bangunan Utama adalah bangunan

yang

dipergunakan untuk menangkap atau mengambil air


dari sumbernya seperti sungai atau mata air lainnya.
Bendung adalah usaha untuk menaikkan tinggi
permukaan air, mengarahkan air sungai dengan cara
membendung sungai tanpa reservoar. Jumlah dan
tinggi

permukaan

dipengaruhi

musim hujan dan kemarau.

oleh

debit

sungai

Gambar. 3.1. Bendung Irigasi Suban terletak di BS 0


2.2.1.2.
Bangunan Air
Bangunan boks bagi adalah bangunan yang
terletak di saluran tersier yang berfungsi untuk
membagi aliran air ke cabangnya.
Bangunan pelengkap adalah bangunan yang
dibuat agar aliran air irigasi tidak terhambat akibat
dari kondisi topografi yang dilewati oleh saluran irigasi.
Bangunan terjun adalah bangunan yang
berfungsi menurunkan muka air dan tinggi energi yang
dipusatkan di satu tempat.
Daerah Irigasi adalah kesatuan wilayah yang
mendapat air dari satu jaringan irigasi yang bisa
disingkat dengan DI.
Gorong-gorong adalah Bangunan fisik yang
dibangun memotong jalan/galengan yang berfungsi
untuk penyaluran air. Intensitas Pertanaman adalah
frekuensi penanaman pada sebidang lahan pertanian

untuk memproduksi bahan pangan dalam kurun waktu


1 tahun.
Pintu air adalah bangunan fisik yang dapat
mengatur keluar masuk air sesuai dengan kebutuhan
tanaman yang diusahakan.
2.2.1.3.
Saluran
Jaringan Irigasi adalah saluran dan bangunan
pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang
diperlukan

untuk

pengaturan

mencakup

penyediaan,

air

irigasi

pembagian,

yang

pemberian,

penggunaan dan pembuangan air irigasi.


Peningkatan jaringan irigasi adalah kegiatan
meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan irigasi yang
sudah ada

atau

kegiatan menambah

luas

areal

pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada


dengan

mempertimbangkan

perubahan

kondisi

lingkungan daerah irigasi.


Jaringan Irigasi Pemerintah adalah jaringan
irigasi yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah
atau jaringan irigasi yang dibangun oleh pemerintah.
Jaringan irigasi tersier/tingkat usaha tani (JITUT)
adalah

jaringan

irigasi

yang

berfungsi

sebagai

prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier


yang terdiri dari saluran tersier, saluran kwarter dan
saluran pembuang, boks tersier, boks kwarter serta

bangunan

pelengkapnya

pada

jaringan

irigasi

pemerintah.
Jaringan Utama adalah jaringan irigasi yang
berada dalam satu sistem irigasi, mulai dari bangunan
utama (bendung/ bendungan) saluran induk / primer,
saluran sekunder dan bangunan sadap serta bangunan
pelengkapnya.
Saluran Sekunder adalah saluran pembawa air
irigasi yang mengambil air dari bangunan bagi di
saluran primer yang berada dalam jaringan irigasi.
Saluran Tersier adalah saluran yang membawa
air dari bangunan sadap tersier ke petak tersier.
Saluran tidak berfungsi atau tidak baik (rusak) adalah :
- Sawah yang terairi kurang dari 50% (lima puluh
-

persen);
Saluran dalam kondisi rusak berat jika terjadi
penyempitan sehingga kapasitas debit saluran
kurang

dari

(tujuh

puluh

persen)

debit

maksimum;
Tanggul saluran berpotensi runtuh;
Tanggul saluran banyak bocoran yang berarti.
Siphon adalah bangunan air yang dipakai untuk
mengalirkan

70

air

irigasi

dengan

menggunakan

gravitasi melalui bagian bawah sungai.


Sumber Air adalah tempat/wadah air baik yang
terdapat

pada,

di

atas,

maupun

di

bawah

permukaan tanah (dalam penjelasan termasuk


dalam pengertian; sungai, danau, mata air, aquifer,

situ, waduk, rawa dan muara serta dijelaskan sifat


-

wadah air yang kering permanen).


Survei
Investigasi
Desain
(SID)

adalah

Penentuan/penetapan lokasi dan jenis, spesifikasi


infrastruktur (gambar), perhitungan RAB yang akan
dilaksanakan pembangunannya. Pedoman Teknis
-

Pengembangan Jaringan Irigasi TA. 2015 8


Talang adalah bangunan air yang melintas di atas
lahan, saluran/sungai atau jalan untuk mengalirkan

air ke seberangnya.
Ferosemen adalah campuran semen, pasir yang
diberi tulangan besi beton dengan diameter 6,00
mm atau 8,00 mm dan kawat ayam. Perbandingan
semen dan pasir yang biasa digunakan 1:3 (KP-03,

PU).
Talang

Ferosemen

adalah

bangunan

air

yang

melintas di atas saluran/sungai atau jalan untuk


mengalirkan air irigasi ke seberangnya, yang
dibentuk

dari

beton

tipis

(3-4)

cm,

dengan

tulangan besi 6,00 mm, yang dilapisi kawat ayam


-

atau jala.
Saluran irigasi adalah saluran bangunan, dan
bangunan
kesatuan

pelengkap
yang

pembagian,

yang

diperlukan

pemberian,

pembuangan air irigasi.

merupakan
untuk

satu

penyediaan,

penggunaan,

dan

Saluran Irigasi Ferosemen adalah saluran irigasi


yang dibuat dari beton tipis (3-4) cm, dengan
tulangan besi 6,00 mm, yang dilapisi kawat ayam
atau jala. Khusus lahan rawa, untuk menghindari
struktur tanah yang labil, saluran irigasi dibangun
di atas lahan.

2.2.2. Data Sekunder


Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam proses
pembuatan dan penulisan Laporan Tinjauan Lapangan.
Data sekunder ini didapatkan bukan melalui pengamatan secara
langsung di lapangan. Yang termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara
lain adalah literatur-literatur penunjang, grafik, tabel dan yang berkaitan erat
dengan proses tinjauan

bangunan bangunan air di Daerah Irigasi Suban

Kabupaten Tanjung Jabung Barat.


Pengumpulan data primer dan data sekunder dari berbagai sumber
seperti:
- Data hidrologi
- Data debit
- Data catchment area
- Data topografi
- Data demografi
- Data irigasi seperti data luas tanam, pola/tata tanam, debit air
maksimum/minimum, kebutuhan air (ltr/ha) dan lain lain.
Metode pengumpulan data yang dilaksanakan adalah:
-

Metode Literatur, yaitu suatu metode yang digunakan untuk


mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan, mengidentifikasi,

mengolah data tertulis dan metode kerja yang dilakukan.


Metode Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke
lokasi untuk mengetahui kondisi sebenarnya dilapangan.

Metode Wawancara, yaitu metode untuk mendapatkan data dengan cara


wawancara langsung dengan instansi terkait/ pengelola atau nara
sumber yang dianggap mengetahui permasalahan tersebut.
2.2.2.1. Peta Topografi
Peta merupakan sistem informasi geografi dimana informasiinformasi tentang letak geografis, sungai, pemukiman, jalan, batas
administrasi dapat diperoleh. Peta yang dapat dipakai terutama didapat
dari Bakosurtanal untuk skala 1 : 50.000 maupun 1 : 25.000. Peta ini
akan digunakan sebagai acuan atau peta kerja dalam mempelajari arah
aliran dan karakteristik sumberdaya air di wilayah studi. Secara khusus
juga dapat digunakan untuk memperkirakan lokasi trase saluran, batasbatas survei dan lokasi bangunan yang akan direncanakan.
2.2.2.2. Data Hidrometri
Data Curah Hujan mencakup Nama Stasiun, Nomor Stasiun,
Lokasi (koordinat) dan ketinggian stasiun dari permukaan laut. Periode
data yang diperlukan kurang lebih 10 20 tahun baik berupa data
harian, data bulanan atau data tengah bulanann. Data-data tersebut
dapat diperoleh dari BMG, Puslitbang Air, Dinas PU, Cabang Dinas PU
ataupun Laporan-laporan yang pernah dibuat pada proyek sebelumnya.
2.2.2.3. Data Hidroklimatologi, Oceanografi
Data Klimatologi mencakup Nama Stasiun, Nomor Stasiun,
Lokasi (koordinat) dan ketinggian stasiun dari permukaan laut,
temperatur, kelembaban, kecepatan angin dan penyinaran matahari.
Data klimatologi yang dibutuhkan adalah spesifik dataran rendah dan
dataran tinggi. Data-data ini merupakan data rata-rata dengan periode 5
tahun. Data klimatologi diperoleh di BMG, Dinas PU, Cabang Dinas
PU.

Data Hidrometri biasanya tersedia dalam bentuk pembacaan


AWLR atau peil schal muka air yang sudah dikorelasikan menjadi data
debit dengan lengkung debit untuk lokasi yang bersangkutan. Data ini
jika tersedia diperoleh dari Dinas Pengairan, Badan Penelitian Air.

BAB III
TINJAUAN KHUSUS

1.1.
Saluran Irigasi
Pada saluran irigasi yang ditinjau berdasarkan pada saluran
di daerah B.S KI 3 mempunyai satu bangunan sadap, dua saluran
sekunder, dan satu saluran tersier.
1.1.1. Saluran Sekunder
Saluran sekunder yang berada di daerah B.S KI 3
mempunyai lahan yang diairi seluas 109 Ha, dengan
kecepatan pengairan sebesar 142 L/s. Saluran sekunder di
daerah B.S KI 3 merupakan saluran terakhir yang berada di
bagian Kiri irigasi menurut peta sistem jaringan Irigasi
Suban.
1.1.2. Saluran Tersier
Saluran tersier yang berada di daerah B.S KI 3
mempunyai

lahan

yang

diairi

seluas

86

Ha,

dengan

kecepatan pengairan sebesar 112 L/s. Saluran tersier di


daerah B.S KI 3 merupakan saluran terakhir yang berada di
bagian Kiri irigasi menurut peta sistem jaringan Irigasi
Suban.
1.2.
Data Teknis
Data teknis digunakan sebagai data dasar yang diambil dari
data primer maupun sekunder yang di dapat di lokasi tinjauan
daerah irigas Suban. Data teknis saluran yang di bahas meliputi :
1. Peta saluran irigasi di daerah B.S KI 3
2. Data dan detail saluran
3. Data luas lahan yang di airi
4. Keadaan saluran irigasi sekunder dan tersier
1.2.1. Data Teknis Saluran Irigasi Sekunder

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai