Anda di halaman 1dari 1

Mengapa Identitas Nasioanal Bersifat Dinamis?

Setiap negara akan memiliki karakter dan identitas sesuai dengan kondisi disetiap masing-masing
negara. Indonesia memiliki pulau terbanyak di dunia, Indonesia dalah negara tropis yang dimana hanya
mengenal.musim panas dan musim hujan, dan Indonesia memiliki suku, bahas, dan tradisi terbanyak di
dunia. Itulah kedaan di Indonesia yang dapat menjadi ciri khas yang membedakan dengan bangsa lian.

Identitas nasioanl adalah kepribadian nasioanal atau jati diri yang dimiliki suatu negara sehingga dapat
membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lain. Ada faktor yang memnyebabakan identitas suatu
negara berbeda-beda diantaranya yaitu faktor geografi, demografi, sejarah, ekologi, watak masyarakat,
dan masih banyak lagi.

Terdapat dua faktor dalam pembentukan suatu identitas nasiolan yaitu faktor primordial dan faktor
kondisional. Faktor orimotdial merupakan faktor bawaan yang dimana bersifat alami yang melekat pada
bangsa tersebut, seperti geografi, ekologi dan demografi. Sedangkan faktor kondisional adalah faktor
yang mempengaruhi terbentuknya identitas tersebut.

Suatu identitas nasional disuatu negara akan bersifat dinamis. Selalu ada kekuatan tarik menrik antara
entitas dan globalitas. Entitas memiliki sifat statis, yaitu mempertahanakan apa yang sudah ada secara
turun-menurun, sedangkan globalitas memiliki watak dinamis yaitu selalu berubah. Identitas akan terus
berubah seiring perkembangan zaman, supaya identitas tersebut relevan atau sesuai dengan kondisi
yang saat ini terjadi, namun tetap tidak meninggalkan tradisi yang sudah turun-menurun. Dalam
perkembangan identitas nasional tentu diarahkan ke hal-hal yang bersifat positif yang tetap menunjukan
keberadaan dan eksistensi bangsa Indonesia dalam berhubungan internasioanal dan melindungi jati diri
bangsa dan negara Indonesia seiring adanya tantangan globalisasi.

Identitas bangsa Indonesia sendiri yaitu Pancasila, dapat pula dikatakan jika Pancasila adalah karakter
bangsa. Nilai-nilai dalam Pancasila tersebut bersifat substansial. Lima dasar yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuaan, kerakyatan, dan keadilan adalah realistis dari kehidupan di Indonesia. Apabila
kita tinggal di luar negeri akan jarang kita mendengar suara lonceng gereja, adzan atau suara panggilan
dari tempat ibadah, di Indonesia hal itu sudah hal yang biasa. Selain itu gotong royong sebagai bentuk
prrwujudan dari kemanusiaan dan persatuan yang kental di Indonesia yang akan jarang ditemukan di
negara-negara lain.

Anda mungkin juga menyukai