Anda di halaman 1dari 98

STRUKTUR PILE SLAB

Kriteria Desain

Pendahuluan
Masalah kondisi tanah lunak
sehingga tidak bisa menimbun/perlu
penanganan timbunan

Mengapa harus Masalah keberadaan utilitas (Pipa


menggunakan gas) sehingga keberadaan timbunan
dapat mengganggu
struktur pileslab ?

Keterbatasan lahan/ROW sehingga


tidak boleh ada slope timbunan
Pileslab atau Biaya Konstruksi Pileslab ± 6.5 Juta
Penanganan tanah s/d 7.5 Juta Rupiah Per m2
Biaya Penanganan Tanah (PVD/PHD)
lunak? ± 550.000 Per m2

Jika kita memiliki 2 jalur 4 lajur tol


dengan lebar total 24 meter dan
asumsi panjang 10 KM biaya
pembangunan pileslab adalah
sebesar 1.68 Trilyun Rupiah

Dengan kondisi yang sama kita hanya


membutuhkan biaya 132 Milyar
Rupiah untuk melakukan PVD/PHD
Pileslab atau
Penanganan tanah Ketinggian maksimum rencana
terbatas (Biasanya maksimum 5m)
lunak?

Waktu Pelaksanaan Lama

Pemancangan relatif lebih


mudah/umum dilaksanakan bila
dibandingkan PVD/PHD
Permasalahan:
• Tanah Lunak
• Terdapat Pipa Gas
• Waktu Pelaksanaan

Contoh Kasus
– Tol Cibitung
Cilincing
? JALAN UTAMA

Jarak antara
ROW ke Pipa Gas

Tinggi timbunan H = 1 - 8m
Contoh Kasus
– Tol Cibitung
Cilincing

PGN Mensyaratkan jarak minimum pipa gas ke ROW


tol sebesar 10m
Permasalahan:
• Tanah Lunak
• Waktu Pelaksanaan

Contoh Kasus
– Tol
NSPT
Semarang
Demak
Depth (m)
STA 12+080 STA 12+175 STA 12+325 STA 12+625 STA 12+775 STA 13+655 STA 14+125 STA 14+275 STA 14+425 STA 14+575 STA 14+685 STA 14+875 STA 15+025 STA 15+175 STA 15+325 STA 15+475 STA 15+780
0 - 2 3 2 0 1 3 2 3 4 3 5 3 2 1 1 2 0 0
2 - 4 6 2 2 2 0 2 4 5 3 2 2 2 2 1 3 0 1
4 - 6 10 1 3 5 1 1 9 5 2 3 3 6 2 2 2 0 1
6 - 8 4 2 2 3 2 2 2 5 3 4 3 5 3 2 2 1 0
8 - 10 2 2 3 1 2 2 4 5 3 4 3 5 2 2 2 2 0
10 - 12 5 2 2 1 1 3 4 5 2 5 2 5 3 3 2 2 0
12 - 14 4 6 3 1 1 4 5 4 3 4 4 3 4 3 2 3 0
14 - 16 6 7 4 2 1 4 7 4 2 6 3 5 6 4 2 3 0
16 - 18 7 4 3 2 2 5 6 5 2 7 2 5 8 5 3 3 0
18 - 20 9 5 5 3 2 5 11 7 2 5 3 5 7 5 4 4 0
20 - 22 10 7 3 4 1 5 10 9 2 7 4 9 13 7 3 5 0
22 - 24 9 15 5 4 3 7 10 11 10 10 5 8 13 6 5 6 0
24 - 26 8 18 5 3 5 7 11 11 9 9 6 11 18 9 5 7 1
26 - 28 10 24 6 5 5 23 9 11 13 12 5 12 14 9 8 9 2
28 - 30 12 18 11 10 10 26 11 14 14 8 6 10 17 11 11 9 0
30 - 32 10 27 18 16 10 30 11 16 18 16 10 12 18 10 13 10 5
32 - 34 11 13 33 12 13 30 12 20 19 20 12 10 21 12 14 15 10
34 - 36 12 19 22 20 17 16 13 23 21 22 10 13 25 15 14 16 11
36 - 38 13 22 18 17 18 17 18 25 17 25 11 15 19 13 20 19 11
38 - 40 17 28 19 21 21 22 21 26 20 29 12 16 23 15 18 21 9
40 - 42 25 32 16 19 21 24 23 30 21 30 12 17 27 14 15 23 8
42 - 44 37 32 16 16 25 25 26 31 21 33 11 16 22 14 21 23 11
44 - 46 38 35 27 16 24 24 29 32 22 34 22 18 28 16 22 16 15
46 - 48 35 33 23 14 25 22 29 33 23 30 22 18 31 15 24 17 10
48 - 50 35 27 24 13 33 24 27 34 25 25 24 15 28 19 17 18 20
50 - 52 24 30 27 12 30 35 25 33 22 28 29 17 30 18 20 22 25
52 - 54 31 24 30 17 34 38 25 22 26 20 30 19 31 22 24 24 31
54 - 56 31 25 31 17 35 37 27 24 22 21 34 19 31 25 29 27 32
56 - 58 20 25 32 20 38 39 25 26 23 39 35 20 33 22 33 28 37
58 - 60 36 32 22 19 18 38 29 26 26 48 27 29 32 27 35 32 42
60 - 62 36 29 20 21 24 40 34 32 27 30 28 32 33 29 37 33 27
62 - 64 35 40 18 21 31 42 35 32 25 42 29 36 35 29 28 27 30
64 - 66 36 45 18 12 30 40 28 30 25 45 29 35 30 34 31 29 37
66 - 68 32 48 21 17 25 22 36 32 26 39 27 37 36 36 34 21 38
68 - 70 37 16 20 26 36 28 36 29 41 33 37 39 36 32
Kriteria Desain

Sistem Struktur Pile Slab


Aspal Lapis
Permukaan

Precast Slab/Cast
in Situ Slab

Konsep Sistem
Struktur Pile
Slab

CSP Pile dan Pile


head final Stage Pile Head

CSP Pile
Sistem cor insitu, bentang
+- 5 m

Macam-macam
jembatan pileslab

Sistem precast, range


bentang 7m s/d 8m
Sistem Struktur Pelat
Pre Cast

Inner Span
Sistem Struktur Pelat
Pre Cast

Outer Span
Sistem Expansion Joint
Slab Precast Beton Isian

Connecting Precast Slab


dan Capping Beam/Pier
Head
Sistem Struktur
Pelat Cast In Situ
Sistem Expansion Joint
Slab Cast in Situ

Connecting Slab Cast in


Situ
Pile Slab Precast

Kelebihan Kekurangan

• Kualitas mutu lebih baik • Membutuhkan biaya transportasi


• Pengerjaan lebih cepat • Membutuhkan tempat pembuatan dan
• Ramah lingkungan perawatan
• Memungkinkan bentang yang lebih • Tambahan alat berat pengangkat
panjang • Pada area berbelok dan connecting
jembatan membutuhkan lebih banyak
Kekurangan tipikal pelat precast

dan Kelebihan
Pile Slab Cast Insitu

Kelebihan Kekurangan

• Kemudahan pada area pile slab • Perlu control kualitas/mutu yang


yang berbelok, dan connecting pada lebih baik
jembatan • Pengerjaan lebih lama, penundaan
• Memungkinkan pelaksanaan tanpa pekerjaan akibat cuaca
alat berat pengangkut • Panjang bentang lebih terbatas
Kriteria Desain

Kriteria Desain dan Acuan


► Standar Pembebanan untuk Jembatan, SNI
1725-2016.
► Standar Perencanaan Struktur Beton untuk
Jembatan, RSNI T-12-2004.
► Perencanaan Jembatan terhadap Beban Gempa,

Standar Acuan SNI 03-2833-2016.

Desain ► Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, BMS


► LRFD Bridge Design Specification 8rd Edition,
2017, AASHTO.
► Persyaratan perancangan geoteknik, SNI 8460-
2017
► SE Dirjen Binamarga, 2017
► AASHTO LRFD SEISMIC BRIDGE DESIGN 2017
KRITERIA DESAIN UMUM

Umur Rencana Jembatan 75 Tahun


SNI 2833

Pembebanan Jembatan BM 100 SNI 1725 2016

Ruang Bebas Vertikal Lalu Lintas Minimum 5.1 m SE dirjen binamarga


tahun 2017

Ruang Bebas Vertikal Air Minimum 1 m dan 1.5 meter pada


aliran yang membawa hanyutan SE dirjen binamarga
tahun 2017

KRITERIA MATERIAL

Mutu Beton Struktur fc’ 30 MPa, dan fc’ 35 MPa untuk daerah dekat laut
RSNI T12-2004 Pasal 4.63

Mutu Baja Tulangan Jembatan fy 420 MPa (SNI 2052 2017)


SNI 2052 2017

Mutu Kawat Pra-tegang kuat tarik tinggi (1860 Mpa) & PC bar 1270 MPa
SNI 1155 2016
Kriteria Desain

Konsep Analisis &


Pemodelan
3D Model

Konsep
Pemodelan
Struktur Pile
Slab
Konsep
Pemodelan
Struktur Pile
Slab
Konsep Pemodelan Struktur Pile
Slab – Model 3D Tumpuan rol

Beban Pada Model: Tumpuan rol

- Beban Permanen Tumpuan pegas arah


◦ Beban Aspal transversal

◦ Beban Parapet

- Beban Transien
◦ Beban Hidup Merata (UDL)
◦ Beban Hidup Garis (KEL)
◦ Beban T (50 Ton)

- Beban Aksi Lingkungan


◦ Beban Gempa
◦ Beban Temperatur

Model 3D untuk menganalisis perilaku struktur terhadap pemodelan yang dilakukan secara
terintegrasi mulai dari slab sampai dengan tiang pancang. Interaksi antara tiang dengan tanah
dimodelkan sebagai pegas. Adapun output yang dihasilkan:
▪ Untuk mendapatkan respons dinamis struktur (gempa)
▪ Untuk mendapatkan gaya-gaya maksimum pada tiang pancang
▪ Untuk melakukan pengecekan deformasi
▪ Pengecekan perilaku struktur terhadap beban suhu
▪ Pengecekan perilaku struktur terhadap beban rangkak & susut
Konsep Pemodelan Struktur Pile Slab – Model
Tambahan (Bila dirasa Diperlukan)

Model 2D arah memanjang:


▪ Untuk mendesain slab precast (Prestress)
▪ Untuk Tambahan Simulasi beban truck
▪ Untuk mendesain sambungan

Model 2D Transversal:
▪ Untuk menganalisa perilaku pilehead akibat
pergerakan beban hidup di arah transversal
▪ Untuk menganalisa pengaruh “Differential
Settlement” di arah melintang (Bila dirasa
perlu)
Model 2D untuk analisis tegangan pada pelat lantai dilakukan dengan memodelkan tahapan
kostruksi pemasangan pelat precast hingga pengecoran toping pilehead dengan beton non-
shrink.
Contoh
Aplikasi Model
2D Arah
Memanjang
(Pileslab
Precast)
Stage 1 : Pengecoran Tahap 1
Active Elm : Spunpile + Pilehead Tahap 1

Stage 2 : Pemasangan Precast Slab


Active Elm : Slab & tendon

Stage 3 : Cor Toping Pilehead


Active Elm : Toping Pilehead
Model transversal dilakukan untuk menganalisis elemen struktur pile head
akibat beban lalu lintas roda truk.

Contoh 1.75m

112.5kN
Aplikasi Model
112.5kN
Beban roda truk
dimodelkan sebagai
2D Arah beban bergerak

Melintang
Beban pada Struktur Pile Slab

Beban Permanen Beban Transien


Beban mati komponen
struktural dan non struktural
MS jembatan Pasal 7.2 SH Beban akibat susut rangkak Pasal 9.3.2 ES Beban akibat penurunan Pasal 9.2
Beban mati perkerasan dan
MA utilitas Pasal 7.3 TB Beban akibat rem Pasal 8.7 ET Gaya akibat temperatur gradient Pasal 9.3.1
Gaya horizontal akibat tekanan
TA tanah Pasal 7.4 TR Gaya sentrifugal Pasal 8.8 EU Gaya akibat temperatur seragan Pasal 9.3.1
Gaya -gaya yang terjadi pada Gaya akibat tumbukan
PL saat pelaksanaan Pasal 7.5 TC kendaraan Pasal 8.10 EF Gaya apung Pasal 9.5
Pasal
PR Prategang Pasal 9.3.3 TV Gaya akibat tumbukan kapal EWS Beban angin pada struktur 9.6.1.1

Pasal 9.7
dan SNI Pasal
EQ Gaya gempa 2833-2016 EWL Beban angin kendaraan 9.6.1.2
BF Gaya friksi Pasal 10.1 EU Beban arus dan hanyutan
TD Beban lajur "D" Pasal 8.3
TT Beban lajur "T" Pasal 8.4
TP Beban pejalan kaki Pasal 8.9
Contoh Perhitungan Pembebanan

Sumber SNI 1725-2016


Konfigurasi
Beban Hidup

Sumber SNI 1725-2016


Pembebanan Gempa

Faktor Modifikasi Respon, R Kombinasi Beban Gempa

Jembatan sangat penting (critical bridges)


jembatan yang harus dapat dilalui oleh semua jenis kendaraan (lalu-
lintas normal) dan dapat dilalui oleh kendaraan darurat dan untuk
kepentingan keamanan/pertahanan segera setelah mengalami gempa
dengan periode ulang 1000 tahun.
Jembatan penting (essential bridges)
jembatan yang harus dapat dilalui oleh kendaraan darurat dan untuk
kepentingan keamanan/pertahanan beberapa hari setelah mengalami
gempa rencana dengan periode ulang 1000 tahun.
Jembatan lainnya (other bridges)
jembatan yang masih dapat dilalui kendaraan darurat dengan lalu-lintas
yang terbatas setelah mengalami gempa rencana dengan periode ulang
1000 tahun.
Sumber SNI 2833-2016
Contoh Perhitungan Beban Gempa

Periode Mode 2 = Periode Mode 1 =


0.836 s 0.938 s
Kombinasi
Beban

Sumber SNI 1725-2016


Kriteria Desain

APLIKASI TANAH SEBAGAI


SPRING PADA MODEL
STRUKTUR
Interaksi struktur dan tanah dimodelkan dengan mengaplikasikan p-y curves sebagai non linear
spring (Matlock, 1970; Reese et al, 1974; Reese and Welch, 1975; Bhushan et al., 1979).

P-y curves merupakan kurva yang menggambarkan rekasi lateral tanah p sebagai fungsi dari
defleksi y

Penentuan PY-
Curve Ilustrasi Kurva p-y pada setiap kedalaman

Penentuan Bentuk dari Kurva P-Y pada Lempung Lunak Penentuan Bentuk Kurva P-Y Curve pada Pasir
hingga Kaku (Matlock, 1984) (Reese, Cox, dan Coop, 1984)
Penentuan PY- Dengan keterbatasan penggunaan program, meminimalisis waktu analisis dan tingkat error
Curve pada program seringkali dilakukan linearisasi bentuk p-y

Soil resistance p
Pile deflection y
MIDAS LPILE

 Trial 1  Trial 1
Input: Input:
1. Spring menggunakan Tangensial dari PY Curve 1. Gaya Horizontal 1 tiang hasil analisis Midas
2. Beban gempa Respon Spektra Output:
3. Beban SW dan SDL 1. Kurva deformasi di CSP
Output: 2. Koreksi nilai K tanah (apabila nilai deformasi
1. Base Shear pada top CSP (R=3) hasil Midas dan Lpile masih memiliki selisih
2. Deformasi pada CSP yang cukup besar)

 Trial 2  Trial 2

Alur Idealisasi Input:


1. Spring menggunakan koreksi K dari Geoteknik
Input:
1. Gaya Horizontal 1 tiang hasil analisis Midas

Spring Tanah
2. Beban gempa Respon Spektra Output:
3. Beban SW dan SDL 1. Kurva deformasi di CSP
Output: 2. Koreksi nilai K tanah (apabila nilai deformasi
1. Base Shear pada top CSP (R=3) hasil Midas dan Lpile masih memiliki selisih
2. Deformasi pada CSP yang cukup besar)

 Trial 3
Input:  Trial 3 (Trial dihentikan karena nilai deformasi
1. Spring menggunakan koreksi K dari Geoteknik antara Midas dan Lpile sudah cukup kecil)
2. Beban gempa Respon Spektra Input:
3. Beban SW dan SDL 1. Gaya Horizontal 1 tiang hasil analisis Midas
Output: Output:
1. Base Shear pada top CSP (R=3) 1. Kurva deformasi di CSP
2. Deformasi pada CSP
Parameter Tanah

Korelasi Berat Isi Tanah Korelasi ε50 untuk Stiff Clay Korelasi modulus tanah untuk tanah lempung

Korelasi modulus tanah untuk tanah pasir


Parameter Tanah
• Contoh Input Parameter Tanah Proyek Tol Semarang-Demak STA 15+873
k statik k statik
k cyclic k cyclic
Depth Cu Cu Friction (kPa/m) Depth Cu Cu Friction (kPa/m)
Layer Konsistensi 2 α N*q Y (kPa/m) e 50 Layer Konsistensi 2 α N*q Y (kPa/m) e 50
(m) (kN/m ) (ksf) Angle Non (m) (kN/m ) (ksf) Angle Non
Gempa Gempa
Gempa Gempa
1 clay soft 24 0.50 0.98 - - 6 27150 27150 0.01 31 clay medium 12 0.25 1.12 - - 6 27150 27150 0.02
2 clay soft 24 0.50 0.98 - - 6 27150 27150 0.01 32 clay medium 12 0.25 1.12 - - 6 27150 27150 0.02
3 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 33 clay medium 18 0.38 1.04 - - 6 27150 27150 0.02
4 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 34 clay medium 18 0.38 1.04 - - 6 27150 27150 0.02
5 clay medium 18 0.38 1.04 - - 6 27150 27150 0.02 35 clay medium 18 0.38 1.04 - - 6 27150 27150 0.02
6 clay medium 18 0.38 1.04 - - 6 27150 27150 0.02 36 clay medium 18 0.38 1.04 - - 6 27150 27150 0.02
7 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 37 clay medium 12 0.25 1.12 - - 6 27150 27150 0.02
8 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 38 clay medium 12 0.25 1.12 - - 6 27150 27150 0.02
9 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 39 clay very stiff 150 3.13 0.39 - - 6 271000 108500 0.005
10 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 40 clay very stiff 150 3.13 0.39 - - 6 271000 108500 0.005
11 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 41 clay very stiff 168 3.51 0.43 - - 6 271000 108500 0.005
12 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 42 clay very stiff 168 3.51 0.43 - - 6 271000 108500 0.005
13 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 43 clay hard 186 3.88 0.50 - - 6 543000 217000 0.004
14 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 44 clay hard 186 3.88 0.50 - - 6 543000 217000 0.004
15 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 45 clay very stiff 174 3.63 0.45 - - 6 271000 108500 0.005
16 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 46 clay very stiff 174 3.63 0.45 - - 6 271000 108500 0.005
17 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 47 clay hard 192 4.01 0.54 - - 6 543000 217000 0.004
18 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 48 clay hard 192 4.01 0.54 - - 6 543000 217000 0.004
19 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 49 clay very stiff 156 3.26 0.40 - - 6 271000 108500 0.005
20 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 50 clay very stiff 156 3.26 0.40 - - 6 271000 108500 0.005
21 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 51 clay very stiff 174 3.63 0.45 - - 6 271000 108500 0.005
22 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 52 clay very stiff 174 3.63 0.45 - - 6 271000 108500 0.005
23 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 53 clay hard 222 4.64 0.75 - - 6 543000 217000 0.004
24 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 54 clay hard 222 4.64 0.75 - - 6 543000 217000 0.004
25 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 55 clay hard 204 4.26 0.61 - - 6 543000 217000 0.004
26 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 56 clay hard 204 4.26 0.61 - - 6 543000 217000 0.004
27 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 57 clay hard 246 5.14 0.98 - - 6 543000 217000 0.004
28 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 58 clay hard 246 5.14 0.98 - - 6 543000 217000 0.004
29 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 59 clay hard 252 5.26 1.05 - - 6 543000 217000 0.004
30 clay soft 6 0.13 1.19 - - 6 8140 8140 0.02 60 clay hard 252 5.26 1.05 - - 6 543000 217000 0.004
Aplikasi dalam Pemodelan
• Pemodelan Midas • Pemodelan LPILE
Beban Horizontal 1 tiang
diaplikasikan hasil Iterasi Struktur
Free standing 5,9 m
Free standing 5,9 m
Muka tanah Panjang
penetrasi 50 m

Spring

Menggunakan software
Lpile dengan N of cycle
of cycling = 10
Hasil Idealisasi Spring Tanah

Iterasi Nilai Spring


Tahapan Analisis Parameter Dinamis Satuan
Initial Statik Nonlin 1 2 3
Analisis Modal Tx (Long) Detik 0.726 1.461 1.461 1.323 1.200
Ty (Trans) Detik 0.653 1.359 1.359 1.227 1.109
Tz (Vert) Detik
TTorsi Detik
Analisis Respon Berat Total kN 42659.401 42659.401 42659.401 42659.401 42659.401
Spektra Gravitasi m/det2 9.81 9.81 9.81 9.81 9.81
TBX (Long) kN 7145.147 4114.870 4114.280 4460.106 4522.847
TBY (Trans) kN 7357.614 4186.934 4186.170 4527.284 4920.238
Kx (Long) kN/m 205302.62 57051.93 57031.88 68467.45 76484.71
KY (Trans) kN/m 255970.43 62203.74 62180.38 74760.70 89860.80
Δx (Long) m 0.0348 0.0721 0.0721 0.0651 0.0591
Δy (Trans) m 0.0287 0.0673 0.0673 0.0606 0.0548
Gaya Lateral Per VBX (Long) kN 102.074 58.784 58.775 63.716 64.612
Tiang VBY (Trans) kN 105.109 59.813 -59.802 -64.675 -70.289
Hasil Idealisasi Spring Tanah
Kondisi Initial Analisis Statik Linear Iterasi 1 Iterasi 2 Iterasi 3
Elevasi
Ky (initial) Deformasi Base Shear Reaksi Deformasi Ky Dy Base Shear Py Ky Base Shear Dy Ky Base Shear Dy
[m] [kN/m] [m] [kN] [kN] [m] [kN/m] [m] [kN] [m] [kN/m] [kN] [m] [kN/m] [kN] [m]
5.9 0.0287 105.11 0.0721 0.0721 56.8 0.0595 63.72 0.0651 64.61 0.0591
5 0.0277 0.0708 0.0708 0.0586 0.0638 0.0577
4 0.0249 0.0679 0.0679 0.0560 0.0608 0.0546
3 0.0210 0.0638 0.0638 0.0522 0.0565 0.0502
2 0.0164 0.0587 0.0587 0.0473 0.0513 0.0449
1 0.0116 0.0529 0.0529 0.0418 0.0455 0.0391
0 0.0073 12.140 0.0467 0.0468 0.0359 0.0393 0.0330
-1 10000 0.0039 10.527 0.0405 260 0.0405 0.0299 390 0.0332 582.7 0.0271
-2 10000 0.0016 8.955 0.0345 260 0.0345 0.0241 390 0.0274 582.7 0.0216
-3 10000 0.0001 7.468 0.0288 260 0.0288 0.0187 390 0.0221 582.8 0.0167
-4 10000 -0.0006 6.099 0.0235 260 0.0235 0.0138 390 0.0172 582.7 0.0124
-5 10000 -0.0009 4.868 0.0187 260 0.0187 0.0097 390 0.0130 582.8 0.0089
-6 10000 -0.0008 3.789 0.0146 260 0.0146 0.0064 390 0.0095 582.8 0.0060
-7 10000 -0.0007 2.872 0.0110 260 0.0110 0.0037 390 0.0066 582.8 0.0037
-8 10000 -0.0005 2.126 0.0082 261 0.0082 0.0018 391 0.0044 582.7 0.0020
-9 10000 -0.0003 1.566 0.0060 262 0.0060 0.0006 393 0.0031 582.7 0.0009
-10 10000 -0.0002 1.212 0.0046 264 0.0046 -0.0002 396 0.0028 582.8 0.0004
-11 10000 -0.0001 1.067 0.0040 266 0.0040 -0.0006 399 0.0030 582.7 0.0006
-12 10000 0.0000 1.076 0.0040 266 0.0040 -0.0007 399 0.0034 2589.9 0.0008
-13 10000 0.0000 1.148 0.0043 266 0.0043 -0.0006 398 0.0037 2590.0 0.0009
-14 10000 0.0000 1.224 0.0046 265 0.0046 -0.0005 397 0.0039 2589.8 0.0008
-15 10000 0.0000 1.277 0.0048 264 0.0048 -0.0003 397 0.0040 2590.2 0.0007
-16 10000 0.0000 1.300 0.0049 264 0.0049 -0.0002 396 0.0039 2590.0 0.0006
-17 10000 0.0000 1.291 0.0049 264 0.0049 -0.0001 396 0.0038 2590.0 0.0005
-18 10000 0.0000 1.256 0.0048 264 0.0048 0.0000 396 0.0036 2589.8 0.0003
-19 10000 0.0000 1.198 0.0045 264 0.0045 0.0000 396 0.0033 2589.8 0.0002
-20 10000 0.0000 1.122 0.0043 264 0.0043 0.0000 396 0.0030 2590.2 0.0001
-21 10000 0.0000 1.033 0.0039 264 0.0039 0.0000 396 0.0027 2590.2 0.0001
Hasil Idealisasi Spring Tanah
Kondisi Initial Analisis Statik Linear Iterasi 1 Iterasi 2 Iterasi 3
Elevasi
Ky (initial) Deformasi Base Shear Reaksi Deformasi Ky Dy Base Shear Py Ky Base Shear Dy Ky Base Shear Dy
[m] [kN/m] [m] [kN] [kN] [m] [kN/m] [m] [kN] [m] [kN/m] [kN] [m] [kN/m] [kN] [m]
-22 10000 -0.000001 0.935 0.0035 264 0.003544 5.24E-06 396 0.002422 2589.8 0.000031
-23 10000 -0.000001 0.831 0.0031 264 0.003149 2.15E-06 396 0.002123 2589.9 0.000024
-24 10000 -0.000001 0.725 0.0027 264 0.002745 4.17E-07 396 0.00183 2590.3 0.000032
-25 10000 -0.000001 0.618 0.0023 264 0.00234 -2.62E-07 397 0.001548 2589.8 0.000036
-26 10000 -0.000001 0.514 0.0019 264 0.001945 -3.68E-07 397 0.001279 2590.3 0.000036
-27 10000 -0.000001 0.414 0.0016 265 0.001567 -2.61E-07 397 0.001027 2589.8 0.000031
-28 10000 0.321 0.0012 265 0.001213 -1.31E-07 397 0.000793 2589.3 0.000025
-29 10000 0.236 0.0009 265 0.000891 -4.25E-08 397 0.000583 2589.9 0.000018
-30 10000 0.161 0.0006 265 0.000608 2.14E-11 397 0.000398 2590.2 0.000011
-31 10000 0.098 0.0004 265 0.00037 1.28E-08 397 0.000243 2589.4 0.000006
-32 10000 0.049 0.0002 265 0.000185 1.18E-08 397 0.000122 2591.6 0.000002
-33 10000 5.406 0.0001 91634 0.000059 7.09E-09 137451 0.000039 2591.1
-34 10000 0.203 0.0000 101467 0.000002 3.00E-09 152200 0.000002 134132.7
-35 10000 1.571 0.0000 92429 0.000017 6.52E-10 138644 0.000011 164175.8
-36 10000 1.524 0.0000 101592 0.000015 -2.72E-10 152387 0.00001 136753.7
-37 10000 0.839 0.0000 104829 0.000008 -4.01E-10 157244 0.000005 150415.3
-38 10000 0.306 0.000003 102126 0.000003 -2.34E-10 153189 0.000002 145251.5625
-39 10000 0.049 0 -8.19E-11 0 173332
-40 10000 0.068 0.000001 -7.91E-12
-41 10000 0.068 0.000001 1.14E-11
-42 10000 0.030 0 8.69E-12
-43 10000 0.012 0 3.38E-12
-44 10000 0.002 0 5.34E-13
-45 10000 0.002 0 -3.22E-13
-46 10000 0.002 0 -3.04E-13
-47 10000 0.001 0 -1.33E-13
-48 10000 0.000 0 -1.60E-14
-49 10000 0.000 0 6.52E-14
Kriteria Desain

Tinjauan Struktur – Slab


Aspek Yang Perlu Ditinjau

• Perilaku Slab – Contoh Diagram/Kontur Momen


• Differential Settlement
• Pengecekan Lebar Retak
Contoh Diagram/Kontur Momen Pada Pelat
Simulasi Differential Settlement

Tanah
Timbunan

Tanah Asli

Spring arah Spring arah


Lateral Lateral

Spring arah Spring arah


Vertikal Vertikal

Tujuan : Untuk mendapatkan


Kondisi Perletakan Ujung momen positif maksimum pada
Menggunakan Spring Vertikal pelat lantai
Simulasi Differential Settlement

Output Analisis

𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 900 − 0 𝑘𝑘𝑘𝑘


𝐾𝐾𝑦𝑦 = = = 269230,77
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 0.0033 − 0 𝑚𝑚

Grafik Load-Settlement pada ujung tiang


Simulasi Differential Settlement

Tanpa Differential Settlement Tanpa Differential Settlement

Dengan Differential Settlement Dengan Differential Settlement


Contoh - Pengecekan Lebar Retak

POSITIVE Cracking Moment Calculation


Material Properties Cracking Moment based on Icr (Inertia Crack) POSITIVE
Concrete Compression Strength fc'= 30 MPa Concrete Elasticity, Ec=4700√(fc')= 25742.9602 MPa
Rectangular equivalent stress block factor, β1=0.85-0.05*((fc'-28)/7)= 0.84 Steel Reinfocement Elasticity, Es= 200,000 MPa
Modular Ratio, m=Es/Ec= 7.77
β1= 0.835714286
Section Transformation Area, Atrans =h*b+(m-1)(As+As')= 401,580.20 mm2
Dimension
Effective Depth of Compression Reinforcement, d'=dc+dbs+db/2= 76.5 mm
Section height, h= 350 mm
Statis Moment Axis, y=(b*h*h/2+(m-1)As*d+(m-1)As'*d')/Atrans = 175 mm
Section width, b= 1000 mm
Inertia Crack, Icr=(1/12)*b*h3+b*h(y-h/2)2+(m-1)As(d-y)2+(m-1)As'(y-d')2= 4,073,360,635.33 mm4
Concrete cover, dc = 50 mm Stress Rupture, fr=0.62*√(fc')= 3.395879857 MPa
Reinforcement Properties Cracking Moment, Mcrack=fr*Icr/y= 79,043,676.17 Nmm
Yield stress, fy= 420 MPa 79.04 kNm
Yield stress of shear reinforcement, fys =0.5*fy= 210 MPa
Shear reinforcement diameter, dbs = 16 mm Moment Service (From Calculation Model), Mservice 150.00 kNm
Positive Reinforcement Tensile stress at service limit state fss = {n Mservice (d - 0,5a)} / Icr 69.27 MPa
Reinforcement Diameter, db= 21 mm Allowable Tensile stress at service limit state fss allow = fy/2 210 MPa
Number of reinforcement for one layer, n= 11
Pengecekan lebar retak rencana akibat momen positif
Number of reinforced layer, nlayer= 1
C1= 175.00
Reinforced Interlayer Spacing, slayer= 0 mm C2= 125.00
Effective thickness, d=h-dc-dbs -(db/2)= 273.5 mm bn= 1.40
Minimum Area of Reinforcing, Asmin=(0.25*√(fc')*b*d)/fy= 891.68 mm2 An=b*((nlayer-1)*slayer+dc*2)/n= 9090.909091 mm2
Asmin=1.4*b*d/fy= 911.67 mm2 w=1.1*(An*dc)1/3*bn*fys *10-5= 0.20 mm
Kriteria Desain

Tinjauan Struktur – Tiang


Pancang
Aspek Yang Perlu Ditinjau

• Spesifikasi Material
• Standar Dimensi & Konfigurasi PC Bar
• Kelangsingan & Pengaruh buckling
• Desain Kapasitas Penampang Tiang
• Daerah sambungan (Dengan Isian Tiang)
• Daerah luar sambungan
Spesifikasi
Material
Tiang
Pancang/
Pile/Spun
Pile/CSP
Konfigurasi
Tiang
Pancang/
Pile/Spun
Pile/CSP
Konfigurasi
Tiang
Pancang/
Pile/Spun
Pile/CSP
Buckling Length dan Fixity Point

Penentuan virtual fixitiy point:


- Fixity point pada rotasi hampir mendekati nol
- Buckling length/Unbraced length lihat pola deformasi lalu
ambil lengkung/kurva pertama (Inflection Point)

Keterangan :
Lb Lf Lu = Panjang freestanding
Ls = Panjang tertanam tiang
Q = Beban lateral
M = Momen
P = Beban aksial
Inflection Point Y = Deformasi horizontal
Lf = Panjang fixity point
Zero rotation diukur dari struktur atas (slab)
Lb = Panjang tekuk (buckling length)

56
Analisis Pembesaran Momen

BERGOYANG/SWAY

TAK BERGOYANG/NON SWAY


Analisis Pembesaran Momen

Contoh Perhitungan delta kondisi Tak bergoyang/non sway untuk freestanding 6 meter

NON SWAY

FREESTANDING = 6 m
K 0.85
l 6m
EIeff 50450.35 kN/m2
Pe 19143.60 kN
Pu (DL+SDL) 483 kN
delta 1.035
Analisis Pembesaran Momen
Contoh Perhitungan delta kondisi bergoyang/ sway untuk freestanding 6 meter
SWAY
1. Hitung βd
Akibat Beban Gravitasi Terfaktor (Non Gempa)
Pu (DL+SDL) 483 kN
Pu (Env Non Gempa) 1299 kN
βd 1 0.372
Akibat Beban Gempa Terfaktor
Vu (DL+SDL) 22.6 kN
Vu (Env Gempa) 89.6 kN
βd2 0.252
βd = max (βd1,βd2) 0.372

2. Perbesaran Momen
Inersia Tiang, I = 0.00511 m4
r 0.18028 m
λ 50.02 >22
fc' 52000 kPa
Ec 33892181.99 kPa
ΣPu 38850 kN
βd 0.372
EI eff 50450.35 kN/m2
Pc 3457.81 kN
ΣPc 242047 kN
Cm 1
ø 0.75
delta 1.272
Analisis Panjang Tekuk Pile

Contoh Perhitungan Buckling Analysis Dengan Software – Untuk Mendapatkan/Membuktikan Panjang Tekuk
Tahap 3 : Back Analysis dari Pc -> L
Tahap 2 : Hasil Buckling Analysis -> Eigenvalue
Tahap 1 : Beban P = 1000 kN Didapat, Pc = P*Eigenvalue

1. Mencari Panjang Tekuk


P tiang 1000 kN
Eigenvalue 21
Pe 21000 kN
Pu tot (gempa) 555 kN
n 70 buah
Luas Penampang, A = 0.15708 m2
fc 52 MPa
E 33892.18 MPa
I 0.00511 m4
π2*E*I 1707664.33 kN
2 2
(KL) = π *E*I / Pe 81.32 m2
KL 9.02 m
K 1.20
L 7.51 m
Pembagian Zona Penampang

Zona 1
Tanah

Zona 2

Zona 3

Contoh Detail Zona 1


Pembagian Zona Penampang

Zona 1
Tanah

Zona 2

Zona 3

Contoh diagram momen untuk


zona 1, 2 dan 3
Pemodelan
Zona 1 - Pile
Head
Treatment
(Isian
Pancang)
• Informasi Tambahan
• Pada zona 1, gaya prestress tidak diperhitungkan
karena pada daerah sambungan selalu dilakukan
Pemodelan pembobokan
Zona 1 - Pile • Pada analisis kapasitas penampang, PC bar yang ada
Head pada pile yang memiliki mutu 1420 MPa direduksi
Treatment hingga 60% (Maks 500 MPa) Dengan alas an kekuatan
(Isian bonding beton-PC bar dikhawatirkan tidak terpenuhi
(Konsensus KKJTJ)
Pancang)
• Pada zona 1 disyaratkan memiliki confinement yang
sesuai dengan persyaratan gempa sehingga untuk
beberapa kasus diperlukan custom order
Contoh Hasil
Perhitungan
Kapasitas Isian
Tiang Pancang
Zona 1 - Persyaratan Confinement
Zona 1 – Contoh Analisis Confinement

CSP Dia. 600 mm 3. Total Kapasitas Geser


1. Kapasitas Geser Spiral 1 (Pada CSP) ø = 0.7
D = 600 mm Vs total = 780 kN
β = 0.7
t = 100 mm 4. Gaya Geser
bv = 600 mm Vu1 = 2*Vu = 210 kN
dv = 427 mm Vu2 = (Mpr1+Mpr2)*1.25/L = 171.25 kN
fc' = 52 MPa Vu = max (Vu1, Vu2) = 210 kN
fy = 470 MPa
spasi = 120 mm 5. Tulangan Confinement Minimum
d. tul = 5 mm ρs min1 = 0.005
Vs1 = 190 kN
ρs min2 = 0.12 fc'/fy = 0.00857
ρs min = 0.00857
2. Kapasitas Geser Spiral 1 (Pada Isian) ρs aktual = = 0.0087
D = 400 mm
β = 0.7
bv = 400 mm
dv = 327 mm
fc' = 30 MPa
fy = 420 MPa
spasi = 80 mm
d. tul = 13 mm
Vs2 = 658 kN
Konsep Strong Beam Weak Column

Sendi plastis tidak boleh terjadi pada daerah slab – Slab harus lebih kuat daripada tiang pancang
Konsep Strong Beam Weak Column

Mult Slab (+) = 381 kNm per 1,75 meter Mult Slab (-) = 509 kNm per 1,75 meter
Konsep Strong Beam Weak Column

Mult Slab (+) = 3259 kNm Mult Slab (-) = 4071 kNm
Konsep Strong Beam Weak Column

𝑴𝑴𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔(−) + 𝑴𝑴𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔(+)
>>>1.2
𝑴𝑴𝒄𝒄𝒄𝒄𝒄𝒄

Strong Slab Weak Column per 1,75 meter


509 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘+381 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 890 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘
= = 1,227
725 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 725 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘

Strong Slab Weak Column Seluruh 6 CSP


4071 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘+3259 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 7330 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘
= = 1,685
725 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑥𝑥 6 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 4350 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘

Strong Slab Weak Column Seluruh 5 CSP


4071 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘+3259 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 7330 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘
= = 2,002
725 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑥𝑥 5 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 3625 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘
Mult CSP (+) = 725 kNm
Deformasi Vertikal Kantilever L/400 (Beban Hidup)
AASHTO

Deformasi Vertikal (Pilehead & Slab) L/800 (Beban Hidup)


AASHTO

Deformasi Lateral Tiang 25 mm (Gempa), 12.5 mm (Layan) Cek Deformasi


SNI Geoteknik /
Konsensus KKJTJ

Elastic Settlement 100 mm


SNI Geoteknik /
Konsensus KKJTJ
Contoh - Kontrol Deformasi Tiang

• Defleksi di Puncak Tiang

Δ = 33.01 mm < Δijin = 85.4 mm (25.4 mm + L/100)


Contoh - Kontrol Deformasi Tiang

• Defleksi Tiang di Tanah

Δ = 14.32 mm < Δijin = 25.4 mm


Kriteria Desain

Pushover Analysis
Analisis Pushover

Analisis PushOver dilakukan untuk mendapatkan level performa struktur ketika terjadi gempa pada satu arah
gempa. PushOver dilakukan menggunakan gaya lateral statik yang ditingkatkan sampai struktur mengalami
colapse.

C
B
Level performa ditetapkan dari hasil SL-I
RD SD LEVEL KINERJA

Lateral Load
Push Over berupa kurfa pushover yang SL-I : Service Level Immediate
menghasilkan titik performa saat D
E RD : Repairable Damage
terjadi gempa rencana SD : Significant Damage

A Lateral Deformation
Data Material

Hasil kurva Pushover berupa 2 kurva yaitu kurva Capacity Spectrum yang berasal dari
hasil analisis pushover yang digambarkan warna biru. Kurva tersebut didapat dari
Tabel Performa Struktur Ketika Terkena pencatatan nilai base shear dan displacement yang diolah dalam bentuk kurva spektrum.
Gempa - NCHRP 440 Sedangkan kurva Demand Spectrum berasal dari kurva gempa Response Spectrum yang
sesuai dengan lokasi jembaan.

Agar didapatkan Performence Poin maka nilai Demand Spectrum diubah mengikuti grafik
Capacity Spectrum. Pada titik dimana redaman viscous bernilai sama pada 2 kurva
tersebut didapatkan Performence Poin.
Perilaku Struktur

Zona Berwarna Kuning – Daerah dominan aksial perilaku struktur relatif lebih getas

Zona Berwarna Merah – Daerah dominan momen perilaku struktur lebih daktail

Pileslab ada pada zona berwarna merah


Perilaku Struktur

Kurva ke 1 Daktail
Kurva ke 2 Daktai
Kurva ke 3 Getas
Panjang Sendi Panjang Sendi Plastis AASHTO 4.11.6
Elemen LP(m)
Plastis Plat 0.7272
Plat expansion 0.78
Pile head 0.4208
Spun pile 0.9
Isian spun pile 0.9
Data Material

Material Beton Material Baja Material Baja Prestress


Menggunakan model mander Menggunakan model strain Menggunakan PCI Grade 270 kSI
confined concrate harderning model prestressing steel stress
Data Penampang
Pile dan Pile Head Penampang Lapangan
Dimensi 1.2x0.8
Penampang Tumpuan
Dimensi 1x0.85
Long : 10D19,dan 10D19 Long : 10D19,dan 10D19
Geser : D13-200 Geser : D13-200

Dimensi D 600 mm
Long : 10 D22
Geser : D13-80
Idealisasi Penapang

Idealisasi FEMA
Momen Kurvatur

Momen Rotasi
Momen Rotasi Pilar
5.00E+04
4.50E+04
4.00E+04
3.50E+04
Momen(kNm)

3.00E+04
2.50E+04
2.00E+04
1.50E+04
1.00E+04
5.00E+03
0.00E+00
0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Rotasi(rad)
Momen Curvature Pile

Spun Pile curvatur Vs Mx Spun Pile (isian) curvatur Vs Mx

Spun Pile curvatur Vs My Spun Pile (isian) curvatur Vs My


Data Penampang
Slab

Penampang Plat
Dimensi 0.85 m dengan tebal 350 mm
dengan tulangan
Long tumpuan D25-200/D19-200
Long lapangan D19-200/D25-200
Momen Curvature Pile Head

PH curvatur Vs Mx (positf)

PH curvatur Vs Mx (negatif)
Momen Curvature Slab

Slab (tumpuan) curvatur Vs Mx (positf) Slab (tumpuan) curvatur Vs Mx (positf)

Slab (tumpuan) curvatur Vs Mx (negatif) Slab (tumpuan) curvatur Vs Mx (negatif)


Performa Struktur

Analisa Pushover Arah x Analisa Pushover Arah y


Constan aksial presters

Performa Struktur

24 Stran 9.2 mm –effective prestress 80.8 kg/cm2


Constan Aksial Prestress = 261.2 kN
Hasil Pushover Analysis Arah X

Grafik capacity vs demand

Kondisi saat Performance Point, pada


balok tidak terjadi sendi plastis

Performance Point

IO pada Pile head atas (Immediate


occupancy)
Hasil Pushover Analysis Arah X

Displacemet on top : 0.0916 m


Displacemet on bot :0.025 m
- Relative Displacemet :0.067 m
- Drift : 1.1667%
- Global Performance Level :
Operational – Life safety
- Shear max Tiang spun :
193 kN
Shear capactiy = 230 kN
Tahap Keruntuhan Pushover Analysis Arah X

Tahap Keruntuhan Pushover Arah x


Tahap Keruntuhan Pushover Analysis Arah X

Pushover Arah x
Performance Point
Demand Vs Capacity Vp 13190.00
Performa Pile Slab arah x Dp 0.0768
Vy
55800 Sa 0.5151
Vbp
Sd 0.0780
Vbd
45800
Teff 0.7809
Vm
Deff 12.68
Vnt
35800 VnP
VsP
vy = Shear at Yield
25800
vbp = Shear at Performance
vbd = Design base shear
15800 Vm = maximum shear
VnT = Kapasitas Geser Tiang
VnP = Kapasitas geser Pondasi
5800 VsP = Gaya geser demand

-4200 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

Kapasitas geser tiang total : 28880 kN First Yeald : 12323 kN


Kapasitas geser pondasi : 10400 kN
geser pondasi demand : 9600 kN
Base shear : 7288 kN
Pushover Analysis Arah Y

Grafik capacity vs demand

Kondisi saat Performance Point, pada


balok tidak terjadi sendi plastis

Performance Point

IO pada pile head atas (Immediate


occupancy)
Pushover Analysis Arah Y

Displacemet on top : 0.0873 m


Displacemet on bot :0.0229 m
- Relative Displacemet
:0.0872 m
- Drift : 1.073%
- Global Performance Level :
Operational – Life safety
- Shear max Tiang spun :
194 kN
Shear capactiy = 230 kN
Tahap Keruntuhan Pushover Analysis Arah Y

Tahap Keruntuhan Pushover Pilar Tunggal Arah y


Pushover Analysis Arah Y
Performance Point
Demand Vs Capacity Vp 13070.00
Performa Pile Slab arah y Dp 0.0724
Vy
55800 Sa 0.5117
Vbp
Sd 0.0537
Vbd
45800
Teff 0.6499
Vm
Deff 12.82
Vnt
35800 VnP
VsP
vy = Shear at Yield
25800
vbp = Shear at Performance
vbd = Design base shear
15800 Vm = maximum shear
VnT = Kapasitas Geser Tiang
VnP = Kapasitas geser Pondasi
5800 VsP = Gaya geser demand

-4200 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

Kapasitas geser tiang total : 28880 kN First Yeald : 12176 kN


Kapasitas geser pondasi : 10400 kN
geser pondasi demand : 9600 kN
Base shear : 7423 kN

Anda mungkin juga menyukai