Kriteria Desain
Pendahuluan
Masalah kondisi tanah lunak
sehingga tidak bisa menimbun/perlu
penanganan timbunan
Contoh Kasus
– Tol Cibitung
Cilincing
? JALAN UTAMA
Jarak antara
ROW ke Pipa Gas
Tinggi timbunan H = 1 - 8m
Contoh Kasus
– Tol Cibitung
Cilincing
Contoh Kasus
– Tol
NSPT
Semarang
Demak
Depth (m)
STA 12+080 STA 12+175 STA 12+325 STA 12+625 STA 12+775 STA 13+655 STA 14+125 STA 14+275 STA 14+425 STA 14+575 STA 14+685 STA 14+875 STA 15+025 STA 15+175 STA 15+325 STA 15+475 STA 15+780
0 - 2 3 2 0 1 3 2 3 4 3 5 3 2 1 1 2 0 0
2 - 4 6 2 2 2 0 2 4 5 3 2 2 2 2 1 3 0 1
4 - 6 10 1 3 5 1 1 9 5 2 3 3 6 2 2 2 0 1
6 - 8 4 2 2 3 2 2 2 5 3 4 3 5 3 2 2 1 0
8 - 10 2 2 3 1 2 2 4 5 3 4 3 5 2 2 2 2 0
10 - 12 5 2 2 1 1 3 4 5 2 5 2 5 3 3 2 2 0
12 - 14 4 6 3 1 1 4 5 4 3 4 4 3 4 3 2 3 0
14 - 16 6 7 4 2 1 4 7 4 2 6 3 5 6 4 2 3 0
16 - 18 7 4 3 2 2 5 6 5 2 7 2 5 8 5 3 3 0
18 - 20 9 5 5 3 2 5 11 7 2 5 3 5 7 5 4 4 0
20 - 22 10 7 3 4 1 5 10 9 2 7 4 9 13 7 3 5 0
22 - 24 9 15 5 4 3 7 10 11 10 10 5 8 13 6 5 6 0
24 - 26 8 18 5 3 5 7 11 11 9 9 6 11 18 9 5 7 1
26 - 28 10 24 6 5 5 23 9 11 13 12 5 12 14 9 8 9 2
28 - 30 12 18 11 10 10 26 11 14 14 8 6 10 17 11 11 9 0
30 - 32 10 27 18 16 10 30 11 16 18 16 10 12 18 10 13 10 5
32 - 34 11 13 33 12 13 30 12 20 19 20 12 10 21 12 14 15 10
34 - 36 12 19 22 20 17 16 13 23 21 22 10 13 25 15 14 16 11
36 - 38 13 22 18 17 18 17 18 25 17 25 11 15 19 13 20 19 11
38 - 40 17 28 19 21 21 22 21 26 20 29 12 16 23 15 18 21 9
40 - 42 25 32 16 19 21 24 23 30 21 30 12 17 27 14 15 23 8
42 - 44 37 32 16 16 25 25 26 31 21 33 11 16 22 14 21 23 11
44 - 46 38 35 27 16 24 24 29 32 22 34 22 18 28 16 22 16 15
46 - 48 35 33 23 14 25 22 29 33 23 30 22 18 31 15 24 17 10
48 - 50 35 27 24 13 33 24 27 34 25 25 24 15 28 19 17 18 20
50 - 52 24 30 27 12 30 35 25 33 22 28 29 17 30 18 20 22 25
52 - 54 31 24 30 17 34 38 25 22 26 20 30 19 31 22 24 24 31
54 - 56 31 25 31 17 35 37 27 24 22 21 34 19 31 25 29 27 32
56 - 58 20 25 32 20 38 39 25 26 23 39 35 20 33 22 33 28 37
58 - 60 36 32 22 19 18 38 29 26 26 48 27 29 32 27 35 32 42
60 - 62 36 29 20 21 24 40 34 32 27 30 28 32 33 29 37 33 27
62 - 64 35 40 18 21 31 42 35 32 25 42 29 36 35 29 28 27 30
64 - 66 36 45 18 12 30 40 28 30 25 45 29 35 30 34 31 29 37
66 - 68 32 48 21 17 25 22 36 32 26 39 27 37 36 36 34 21 38
68 - 70 37 16 20 26 36 28 36 29 41 33 37 39 36 32
Kriteria Desain
Precast Slab/Cast
in Situ Slab
Konsep Sistem
Struktur Pile
Slab
CSP Pile
Sistem cor insitu, bentang
+- 5 m
Macam-macam
jembatan pileslab
Inner Span
Sistem Struktur Pelat
Pre Cast
Outer Span
Sistem Expansion Joint
Slab Precast Beton Isian
Kelebihan Kekurangan
dan Kelebihan
Pile Slab Cast Insitu
Kelebihan Kekurangan
KRITERIA MATERIAL
Mutu Beton Struktur fc’ 30 MPa, dan fc’ 35 MPa untuk daerah dekat laut
RSNI T12-2004 Pasal 4.63
Mutu Kawat Pra-tegang kuat tarik tinggi (1860 Mpa) & PC bar 1270 MPa
SNI 1155 2016
Kriteria Desain
Konsep
Pemodelan
Struktur Pile
Slab
Konsep
Pemodelan
Struktur Pile
Slab
Konsep Pemodelan Struktur Pile
Slab – Model 3D Tumpuan rol
◦ Beban Parapet
- Beban Transien
◦ Beban Hidup Merata (UDL)
◦ Beban Hidup Garis (KEL)
◦ Beban T (50 Ton)
Model 3D untuk menganalisis perilaku struktur terhadap pemodelan yang dilakukan secara
terintegrasi mulai dari slab sampai dengan tiang pancang. Interaksi antara tiang dengan tanah
dimodelkan sebagai pegas. Adapun output yang dihasilkan:
▪ Untuk mendapatkan respons dinamis struktur (gempa)
▪ Untuk mendapatkan gaya-gaya maksimum pada tiang pancang
▪ Untuk melakukan pengecekan deformasi
▪ Pengecekan perilaku struktur terhadap beban suhu
▪ Pengecekan perilaku struktur terhadap beban rangkak & susut
Konsep Pemodelan Struktur Pile Slab – Model
Tambahan (Bila dirasa Diperlukan)
Model 2D Transversal:
▪ Untuk menganalisa perilaku pilehead akibat
pergerakan beban hidup di arah transversal
▪ Untuk menganalisa pengaruh “Differential
Settlement” di arah melintang (Bila dirasa
perlu)
Model 2D untuk analisis tegangan pada pelat lantai dilakukan dengan memodelkan tahapan
kostruksi pemasangan pelat precast hingga pengecoran toping pilehead dengan beton non-
shrink.
Contoh
Aplikasi Model
2D Arah
Memanjang
(Pileslab
Precast)
Stage 1 : Pengecoran Tahap 1
Active Elm : Spunpile + Pilehead Tahap 1
Contoh 1.75m
112.5kN
Aplikasi Model
112.5kN
Beban roda truk
dimodelkan sebagai
2D Arah beban bergerak
Melintang
Beban pada Struktur Pile Slab
Pasal 9.7
dan SNI Pasal
EQ Gaya gempa 2833-2016 EWL Beban angin kendaraan 9.6.1.2
BF Gaya friksi Pasal 10.1 EU Beban arus dan hanyutan
TD Beban lajur "D" Pasal 8.3
TT Beban lajur "T" Pasal 8.4
TP Beban pejalan kaki Pasal 8.9
Contoh Perhitungan Pembebanan
P-y curves merupakan kurva yang menggambarkan rekasi lateral tanah p sebagai fungsi dari
defleksi y
Penentuan PY-
Curve Ilustrasi Kurva p-y pada setiap kedalaman
Penentuan Bentuk dari Kurva P-Y pada Lempung Lunak Penentuan Bentuk Kurva P-Y Curve pada Pasir
hingga Kaku (Matlock, 1984) (Reese, Cox, dan Coop, 1984)
Penentuan PY- Dengan keterbatasan penggunaan program, meminimalisis waktu analisis dan tingkat error
Curve pada program seringkali dilakukan linearisasi bentuk p-y
Soil resistance p
Pile deflection y
MIDAS LPILE
Trial 1 Trial 1
Input: Input:
1. Spring menggunakan Tangensial dari PY Curve 1. Gaya Horizontal 1 tiang hasil analisis Midas
2. Beban gempa Respon Spektra Output:
3. Beban SW dan SDL 1. Kurva deformasi di CSP
Output: 2. Koreksi nilai K tanah (apabila nilai deformasi
1. Base Shear pada top CSP (R=3) hasil Midas dan Lpile masih memiliki selisih
2. Deformasi pada CSP yang cukup besar)
Trial 2 Trial 2
Spring Tanah
2. Beban gempa Respon Spektra Output:
3. Beban SW dan SDL 1. Kurva deformasi di CSP
Output: 2. Koreksi nilai K tanah (apabila nilai deformasi
1. Base Shear pada top CSP (R=3) hasil Midas dan Lpile masih memiliki selisih
2. Deformasi pada CSP yang cukup besar)
Trial 3
Input: Trial 3 (Trial dihentikan karena nilai deformasi
1. Spring menggunakan koreksi K dari Geoteknik antara Midas dan Lpile sudah cukup kecil)
2. Beban gempa Respon Spektra Input:
3. Beban SW dan SDL 1. Gaya Horizontal 1 tiang hasil analisis Midas
Output: Output:
1. Base Shear pada top CSP (R=3) 1. Kurva deformasi di CSP
2. Deformasi pada CSP
Parameter Tanah
Korelasi Berat Isi Tanah Korelasi ε50 untuk Stiff Clay Korelasi modulus tanah untuk tanah lempung
Spring
Menggunakan software
Lpile dengan N of cycle
of cycling = 10
Hasil Idealisasi Spring Tanah
Tanah
Timbunan
Tanah Asli
Output Analisis
• Spesifikasi Material
• Standar Dimensi & Konfigurasi PC Bar
• Kelangsingan & Pengaruh buckling
• Desain Kapasitas Penampang Tiang
• Daerah sambungan (Dengan Isian Tiang)
• Daerah luar sambungan
Spesifikasi
Material
Tiang
Pancang/
Pile/Spun
Pile/CSP
Konfigurasi
Tiang
Pancang/
Pile/Spun
Pile/CSP
Konfigurasi
Tiang
Pancang/
Pile/Spun
Pile/CSP
Buckling Length dan Fixity Point
Keterangan :
Lb Lf Lu = Panjang freestanding
Ls = Panjang tertanam tiang
Q = Beban lateral
M = Momen
P = Beban aksial
Inflection Point Y = Deformasi horizontal
Lf = Panjang fixity point
Zero rotation diukur dari struktur atas (slab)
Lb = Panjang tekuk (buckling length)
56
Analisis Pembesaran Momen
BERGOYANG/SWAY
Contoh Perhitungan delta kondisi Tak bergoyang/non sway untuk freestanding 6 meter
NON SWAY
FREESTANDING = 6 m
K 0.85
l 6m
EIeff 50450.35 kN/m2
Pe 19143.60 kN
Pu (DL+SDL) 483 kN
delta 1.035
Analisis Pembesaran Momen
Contoh Perhitungan delta kondisi bergoyang/ sway untuk freestanding 6 meter
SWAY
1. Hitung βd
Akibat Beban Gravitasi Terfaktor (Non Gempa)
Pu (DL+SDL) 483 kN
Pu (Env Non Gempa) 1299 kN
βd 1 0.372
Akibat Beban Gempa Terfaktor
Vu (DL+SDL) 22.6 kN
Vu (Env Gempa) 89.6 kN
βd2 0.252
βd = max (βd1,βd2) 0.372
2. Perbesaran Momen
Inersia Tiang, I = 0.00511 m4
r 0.18028 m
λ 50.02 >22
fc' 52000 kPa
Ec 33892181.99 kPa
ΣPu 38850 kN
βd 0.372
EI eff 50450.35 kN/m2
Pc 3457.81 kN
ΣPc 242047 kN
Cm 1
ø 0.75
delta 1.272
Analisis Panjang Tekuk Pile
Contoh Perhitungan Buckling Analysis Dengan Software – Untuk Mendapatkan/Membuktikan Panjang Tekuk
Tahap 3 : Back Analysis dari Pc -> L
Tahap 2 : Hasil Buckling Analysis -> Eigenvalue
Tahap 1 : Beban P = 1000 kN Didapat, Pc = P*Eigenvalue
Zona 1
Tanah
Zona 2
Zona 3
Zona 1
Tanah
Zona 2
Zona 3
Sendi plastis tidak boleh terjadi pada daerah slab – Slab harus lebih kuat daripada tiang pancang
Konsep Strong Beam Weak Column
Mult Slab (+) = 381 kNm per 1,75 meter Mult Slab (-) = 509 kNm per 1,75 meter
Konsep Strong Beam Weak Column
Mult Slab (+) = 3259 kNm Mult Slab (-) = 4071 kNm
Konsep Strong Beam Weak Column
𝑴𝑴𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔(−) + 𝑴𝑴𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔(+)
>>>1.2
𝑴𝑴𝒄𝒄𝒄𝒄𝒄𝒄
Pushover Analysis
Analisis Pushover
Analisis PushOver dilakukan untuk mendapatkan level performa struktur ketika terjadi gempa pada satu arah
gempa. PushOver dilakukan menggunakan gaya lateral statik yang ditingkatkan sampai struktur mengalami
colapse.
C
B
Level performa ditetapkan dari hasil SL-I
RD SD LEVEL KINERJA
Lateral Load
Push Over berupa kurfa pushover yang SL-I : Service Level Immediate
menghasilkan titik performa saat D
E RD : Repairable Damage
terjadi gempa rencana SD : Significant Damage
A Lateral Deformation
Data Material
Hasil kurva Pushover berupa 2 kurva yaitu kurva Capacity Spectrum yang berasal dari
hasil analisis pushover yang digambarkan warna biru. Kurva tersebut didapat dari
Tabel Performa Struktur Ketika Terkena pencatatan nilai base shear dan displacement yang diolah dalam bentuk kurva spektrum.
Gempa - NCHRP 440 Sedangkan kurva Demand Spectrum berasal dari kurva gempa Response Spectrum yang
sesuai dengan lokasi jembaan.
Agar didapatkan Performence Poin maka nilai Demand Spectrum diubah mengikuti grafik
Capacity Spectrum. Pada titik dimana redaman viscous bernilai sama pada 2 kurva
tersebut didapatkan Performence Poin.
Perilaku Struktur
Zona Berwarna Kuning – Daerah dominan aksial perilaku struktur relatif lebih getas
Zona Berwarna Merah – Daerah dominan momen perilaku struktur lebih daktail
Kurva ke 1 Daktail
Kurva ke 2 Daktai
Kurva ke 3 Getas
Panjang Sendi Panjang Sendi Plastis AASHTO 4.11.6
Elemen LP(m)
Plastis Plat 0.7272
Plat expansion 0.78
Pile head 0.4208
Spun pile 0.9
Isian spun pile 0.9
Data Material
Dimensi D 600 mm
Long : 10 D22
Geser : D13-80
Idealisasi Penapang
Idealisasi FEMA
Momen Kurvatur
Momen Rotasi
Momen Rotasi Pilar
5.00E+04
4.50E+04
4.00E+04
3.50E+04
Momen(kNm)
3.00E+04
2.50E+04
2.00E+04
1.50E+04
1.00E+04
5.00E+03
0.00E+00
0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Rotasi(rad)
Momen Curvature Pile
Penampang Plat
Dimensi 0.85 m dengan tebal 350 mm
dengan tulangan
Long tumpuan D25-200/D19-200
Long lapangan D19-200/D25-200
Momen Curvature Pile Head
PH curvatur Vs Mx (positf)
PH curvatur Vs Mx (negatif)
Momen Curvature Slab
Performa Struktur
Performance Point
Pushover Arah x
Performance Point
Demand Vs Capacity Vp 13190.00
Performa Pile Slab arah x Dp 0.0768
Vy
55800 Sa 0.5151
Vbp
Sd 0.0780
Vbd
45800
Teff 0.7809
Vm
Deff 12.68
Vnt
35800 VnP
VsP
vy = Shear at Yield
25800
vbp = Shear at Performance
vbd = Design base shear
15800 Vm = maximum shear
VnT = Kapasitas Geser Tiang
VnP = Kapasitas geser Pondasi
5800 VsP = Gaya geser demand
Performance Point