Disusun Oleh:
1. Muhammad Arya Putra P 1621900013
2. Sultan Maulana Malik Zidan 162190016
3. Andika Prasetyo Utomo 1621900018
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang
berjudul “Hubungan Jepang-Indonesia di Era Reformasi dan Demokratisasi, Era Pemerintahan
Presiden Habibie, dan Era Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.”
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya
kesempurnaan dari makalah ini.
Penulis
ii
Daftar isi
iii
Bab I
Pendahuluan
1
Bab II
Pembahasan
4
2.2 Era pemerintahan Presiden Habibi (pemilu, kemerdekaan, Timor-Timur, mundurnya
Presiden Habibie)
Pemerintahan BJ Habibie
Setelah Soeharto mundur, jabatan presiden diserahkan kepada wakilnya, yaitu BJ Habibie.
Hal tersebut dilakukan berdasarkan pasal 8 UUD 1945.
Presiden Republik Indonesia ketiga ini hanya menjabat selama 1 tahun 5 bulan. Hal ini karena
masa pemerintahan BJ Habibie dianggap sebagai perpanjangan tangan rezim Orde Baru.
Meskipun sebentar, pemerintahan BJ habibie mampu menyelamatkan krisis moneter yang
terjadi pada Orde Baru. Pemerintahannya disebut kabinet reformasi pembangunan.
BJ Habibie dan Sejarah Pembebasan Timor Leste
Tahun 1999 silam, Presiden Habibie kala itu memutuskan melepaskan Timor Timur dari
Indonesia. Dalam buku Detik-Detik yang Menentukan, Habibie mengatakan memerdekakan
Timor Timur merupakan jalan yang harus dipilih.
Menurut Habibie, penyelesaian status Timor Timur melalui jalan referendum sesungguhnya
sudah bertahun-tahun diajukan berbagai pihak dalam forum internasional. Alasan mendasar
yang disampaikan adalah karena setiap bangsa berhak untuk menentukan nasibnya sendiri.
Setelah 23 tahun bergabung dengan Indonesia, rakyat Timor Timur memilih menentukan
jalannya sendiri. Melalui jajak pendapat pada 30 Agustus 1999 sebanyak 78,5 persen
masyarakat Timor Timur menolak tawaran status khusus dengan otonomi luas.
Sesuai ketentuan pasal 6 Perjanjian New York, antara lain disebutkan bahwa apabila rakyat
Timor Timur menolak tawaran status khusus dengan otonomi luas, maka pemerintah
Indonesia harus mengambil langkah-langkah konstitusional untuk melepaskan Timor Timur
secara damai dan terhormat.
"Seperti telah saya nyatakan dalam pidato pertanggungjawaban betapa pun pahit dan pedihnya
kita menyaksikan kekalahan rakyat Timor Timur yang prointegrasi dalam jajak pendapat
tersebut, namun kita sebagai bangsa yang besar yang menjunjung tinggi nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945- yang dalam era baru sekarang ini berketetapan hati
untuk memajukan demokrasi dan pelaksanaan hak asasi manusia- harus menerima dan
menghormati hasil jajak pendapat itu," kata Habibie.
Selanjutnya, kata Habibie, semua mengharapkan melalui jalan ini permasalahan Timor Timur
yang sudah sekian lama berlarut-larut dan yang menjadi beban di atas pundak bangsa
Indonesia akhirnya dapat diatasi.
Dengan demikian, jelas kiranya bahwa bukanlah Timor Timur atau rakyat Timor Timur yang
menjadi beban, tetapi permasalahan Timor Timur di forum-forum internasional.
5
Akhir Jabatan Presiden Habibie
Menurut pihak oposisi, salah satu kesalahan terbesar yang ia lakukan saat menjabat sebagai
Presiden ialah memperbolehkan diadakannya referendum provinsi Timor Timur (sekarang
Timor Leste). Ia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, yaitu
mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap
menjadi bagian dari Indonesia. Pada masa kepresidenannya, Timor Timur lepas dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30
Agustus 1999.
Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar belakang Habibie
semakin giat menjatuhkannya. Upaya ini akhirnya berhasil saat Sidang Umum 1999, ia
memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi setelah laporan pertanggungjawabannya
ditolak oleh MPR.
2.3 Era Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid ( Pemilihan Presiden dan Wapres)
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 1999 dilaksanakan oleh anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat yang merupakan perwakilan dari unsur-unsur Dewan Perwakilan
Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan
masyarakat. Calon Presiden atau Wakil Presiden terpilih ditetapkan berdasarkan perolehan
suara terbanyak dari anggota Majelis. Pemilihan tahap pertama diikuti oleh dua calon Presiden
yaitu Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri, serta pemilihan tahap kedua diikuti
dua calon Wakil Presiden yaitu Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz. Pemilihan ini
diwarnai dengan berbagai dinamika seperti Presiden petahanaBacharuddin Jusuf Habibie
yang memilih tidak maju kembali sebagai calon Presiden setelah laporan
pertanggungjawabannya ditolak oleh Majelis Permusyawaratan Rakyatpada 19 Oktober 1999
dan calon Presiden Yusril Ihza Mahendra yang mengundurkan diri beberapa saat menjelang
pemungutan suara.
6
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Indonesia telah mengalami banyak peristiwa mulai dari era Orde Lama hingga Reformasi.
Seperti tidak akrabnya hubungan Indonesia dengan Jepang saat Presiden Soekarno memimpin
hingga dibuka selebar-lebarnya Kembali investasi asing pada era Presiden Soeharto, lalu pada
era Presiden Jokowi, bahwa Indonesia dianggap sebagai sosok pemimpin ASEAN yang
memegang peranan besar dalam stabilitas wilayah dan keakmuran dengan populasi dan GDP
Indonesia yang mencapai 40 % dari populasi dan GDP ASEAN.
Oleh karena itu, Kita sebagai Rakyat Indonesia harus selalu bekerja keras demi tercapainya
keberhasilan Negara Indonesia sebagai Negara yang Adil dan Makmur.
3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
7
Daftar Pustaka
1. https://m.cnnindonesia.com/internasional/20190911200504-106-429654/bj-habibie-dan-
sejarah-pembebasan-timor-leste diakses pada tanggal 23 November 2020 pukul 15.00 WIB.
2. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_Presiden_Indonesia_1999 diakses pada tanggal
23 November 2020 pukul 15.10 WIB.
3. https://id.m.wikipedia.org/wiki/B._J._Habibie diakses pada tanggal 23 November 2020
pukul 15.25 WIB.
8