Karya : Prof. Dr. Mushthafa Al-Khin, Prof. Dr. Mushthafa Al-Bugha, ‘Ali Asy-Syarbiji
Fiqih merupakan instrumen penting ilmu agama yang
menjadi sandaran dari berbagai problematika kehidupan umat islam. Mulai dari ubudiyyah, muamalah, mawaris dll. Zaman yang semakin bergulir juga menuntut fiqih untuk senantiasa berkembang menyesuaikan zaman. Hingga muncul karangan kitab fiqh dari banyak ulama yang saling berlomba-lomba menciptakan rumusan fikih terbaru. Tidak mengherankan jika pada akhirnya penjabaran fikih semakin lebar dan detail. Namun masalah baru muncul dari pembaca yang masih keberatan dan kesulitan memahami konsep fiqih karena begitu padat dan panjangnya literatur fiqih sajian para ulama. Pada akhirnya pembaca belum bisa dengan mudah mendapat poin-poin penting yang terkandung. Menanggapi hal tersebut, Dr.Musthofa Al-Khin, Dr.Musthofa Al-Bugha dan Ali Asy-Syarbiji mencurahkan pemikiran untuk mengupas pemahaman fiqih melalui karya ilmiyah yang diberi judul Al-Fiqh Al-Manhaji ‘ala Madzhab Al-Imam Asy-Syafi’i disusun seefisien mungkin menyajikan pokok masail pada setiap babnya, terdiri dari 3 jilid kitab yang memuat bab Ubudiyyah (ibadah), Muamalah (transaksi) dan Usrah (hukum kekeluargaan). Meski terlihat padat dan memiliki 3 jilid, porsi pembahasan dalam kitab ini sudah dikatakan lengkap dan menyeluruh. Sesuai dengan judulnya, kitab fiqih syafi’iah ini menerapkan kajian fiqih disertai dalil manhaj (tendensi) disetiap sub pembahasan yang diambil dari al-qur’an dan al-hadist. Sehingga menjadi jelas bahwa rumusan fiqhnya ada dalil nasnya. Hal ini tentunya menunjang bagi pembaca yang mungkin masih mempertanyakan dasar pengambilan hukum. Karena masih dikategorikan sebagai literatur kontemporer, tentunya kitab ini disusun dengan runtutan yang modern. Mengambil poin-poin penting yang disajikan secara simpel. Bahasanya pun tidak terlalu menyulitkan bagi pembaca sebab kosakata arab yang dipakai tergolong familiar. Bila mana menemukan lafadz dari teks al- quran atau hadist yang sulit, kitab ini sudah disertai makna murod. Karena itu dirasa sudah cukup untuk konsumsi fiqh setiap individu. Namun sayangnya dirasa kurang sesuai untuk konsumsi fiqih pada taraf yang lebih dalam meskipun Al-fiqih al-manhaji mengusung tiga jilid kitab. Apalagi kitab komtemporer yang biasanya identik dengan masalah waqi’iah terbaru. Sebab berangkat dari latar belakang kepenulisan musannif tadi dan mungkin saja alasan dari penulisan akan hal tersebut yaitu menyesuaikan kebutuhan fikih yang sering diterapkan. kesimpulannya untuk kitab sekelas kontemporer dirasa cukup untuk menjadi opsi bagi pengkaji fiqih tingkat pemula dan kurang cukup bagi pengkaji fiqih tingkat lanjut