Anda di halaman 1dari 7

PEMBUATAN GAME EDUKASI UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN

MEMBUANG SAMPAH BAGI ANAK USIA DINI

Purwandita
Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi,
Universitas Sumatera Utara, Jl. Universitas No. 9-A, Medan 20155, Indonesia
Email: purwandito.98@gmail.com
Telp.: 085260044554

ABSTRAK

Kesadaran membuang sampah pada tempatnya pada masyarakat masih rendah yang membuat orang-
orang masih senantiasa membuang sampah sembarangan. Tindakan tersebut berakibat pada kotornya
lingkungan. Kesadaran tersebut seharusnya dapat mulai dibangun kepada anak-anak yang masih pada usia
dini agar dapat terbiasa membuang sampah pada tempatnya hingga tumbuh besar nanti. Salah satu cara
mendidik anak-anak yang dapat dilakukan adalah melalui sebuah game melalui perangkat elektronik yang
saat ini sangat disukai oleh anak-anak. Berdasarkan pemikiran tersebut, dibuatlah sebuah game interaktif
berbasis desktop yang selain sebagai hiburan, game ini juga diharapkan akan meningkatkan kesadaran
anak-anak mengenai membuang sampah pada tempatnya. Game ini dibuat dengan menggunakan metode
Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang terdiri dari enam tahap, yaitu pengonsepan,
pendesainan, pengumpulan bahan, pembuatan, pengujian, dan pendistribusian. Namun, pembuatan game
ini hanya sampai pada tahap pengujian saja. Hasil penelitian ini adalah sebuah game edukasi sebagai media
pembelajaran interaktif berbasis desktop yang mengajarkan anak usia dini bagaimana cara membuang
sampah pada tempatnya yang diharapkan mampu meningkatkan kesadaran anak usia dini untuk
membuang sampah pada tempatnya.

Kata kunci: Game Edukasi, Sampah, Metode MDLC, Anak Usia Dini.

1. PENDAHULUAN

Sampah bukanlah sesuatu yang asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Sampah adalah suatu
benda yang sudah tidak terpakai dan tidak diinginkan lagi. Jenis sampah yang dihasilkan pun beragam.
Baik sampah jenis organik yang dapat terurai dengan cepat, sampah anorganik yang sulit terurai.
Penggunaan produk yang tinggi menghasilkan jumlah sampah yang tinggi pula. Sampah-sampah yang
tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan berbagai masalah. Bau tidak sedap yang dihasilkan sampah
sangat mengotori udara dan mengganggu penciuman siapa saja yang lewat disekitarnya. Selain itu,
sampah dapat mengundang berbagai jenis serangga dan hewan yang dapat menyebarkan penyakit. Selain
menurunkan higienitas dan kualitas lingkungan, keberadaan sampah menimbulkan problematika sosial
yang cukup pelik di berbagai pihak [1]. Mengetahui persoalan sampah yang sangat berdampak pada
lingkungan dan kehidupan sosial, masih ada saja orang-orang yang membuang sampah sembarangan tidak
pada tempatnya tanpa memikirkan dampak yang akan dihasilkannya.
Kurangnya kesadaran orang-orang mengenai membuang sampah membuat orang-orang masih
senantiasa membuang sampah sembarangan. Tindakan tersebut berakibat pada kotornya lingkungan. Jika
hujan, sampah-sampah yang berserakan dapat hanyut ke saluran drainase yang nantinya akan
menyebabkan penyumbatan pada aliran yang berakibat pada banjir pada pemukiman yang akan
mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain mengganggu aktivitas, banjir pun dapat menyebarkan penyakit
yang bisa saja berasal dari sampah yang mencemari air. Selain itu membuang sampah sembarangan juga
dapat menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan tidak sedap dipandang. Apalagi sampah yang sudah
membusuk, dapat menimbulkan bau yang tidak sedap pula. Sampah tidak sengaja termakan dan tertelan
oleh hewan dapat menyebakan hewan tersebut tercekik atau keracunan yang dapat menyebabkan
kehidupannya terganggu atau kematian.
Kesadaran membuang sampah pada tempatnya seharusnya mulai dibangun kepada anak-anak yang
masih pada usia dini agar dapat terbiasa membuang sampah pada tempatnya hingga tumbuh besar nanti.
Salah satu cara mendidik anak-anak yang dapat dilakukan adalah melalui sebuah game, terutama game
melalui perangkat elektronik. Anak-anak pada masanya sangat menyukai aktivitas bermain, terutama
bermain game. Jadi dengan keberadaan game sebagai hiburan untuk anak-anak, dapat dibuat sebagai
media pembelajaran yang bersifat mendidik. Salah satunya game untuk meningkatkan kesadaran
membuang sampah pada tempatnya. Dengan game ini, selain membuat anak-anak merasa terhibur, game
ini juga akan mengajarkan anak-anak mengenai membuang sampah pada tempatnya. Dengan bermain
game tersebut, diharapkan dapat mebuat anak-anak sadar mengenai membuang sampah pada tempatnya.
Game ini akan dibuat berbasis desktop dengan menggunakan perangkat lunak Adobe Flash CS6.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1.Definisi Operasional

A. Game
Game adalah adalah kegiatan interaktif secara sukarela, di mana satu atau lebih pemain
mengikutiaturan yang membatasi perilaku mereka, memberlakukan konflik buatan yang berakhir dengan
hasil yang terukur [2].

B. Edukasi
Edukasi atau pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara,
perbuatan mendidik [3].

2.2. Metodologi Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan dalam pembuatan game ini adalah dengan menggunakan metode
Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang menurut Luther dalam Binanto [4] terdiri dari enam
tahap, yaitu pengonsepan, pendesainan, pengumpulan bahan, pembuatan, pengujian, dan pendistribusian.
Namun, dalam pembuatan game ini hanya terbatas sampai pada tahap pengujian saja.

Gambar 1. Tahapan dengan metode MDLC

A. Concept (Pengonsepan)
Pengonsepan dalam tahap ini adalah suatu tahap untuk menentukan tujuan dan siapa pengguna
program, jenis aplikasi yang akan dibuat, spesifikasi aplikasi, dan tujuan aplikasi.

B. Design (Pendesainan)
Pendesainan dalam tahap ini adalah membuat rancangan spesifikasi mengenai arsitektur program, gaya
program, alur program, desain interface yang akan dibuat, dan kebutuhan bahan atau material untuk
pembuatan program.

C. Material Collecting (Pengumpulan Bahan)


Pengumpulan bahan dalam tahap ini adalah pengumpulan bahan atau material yang dibutuhkan sesuai
dengan kebutuhan yang dikerjakan. Bahan atau material yang dimaksud antara lain berupa gambar,
animasi, video, audio, dan lain-lain. Bahan atau material tersebut dapat diperoleh secara gratis ataupun
dengan pesanan kepada pihak lain sesuai dengan rancangannya. Tahap ini dapat dikerjakan secara paralel
dengan tahap Assembly. Namun, dalam beberapa kasus, tahap Material Collecting atau pengumpulan
bahan dan tahap Assembly akan dikerjakan secara linear dan tidak secara paralel.

D. Assembly (Pembuatan)
Pembuatan dalam tahap ini adalah tahap dimana semua objek atau bahan multimedia dibuat
berdasarkan tahap Design.

E. Testing (Pengujian)
Pengujian dalam tahap ini adalah melakukan pengujian pada program atau aplikasi yang telah selesai
melalui tahap Assembly untuk mengetahui apakah ada kesalahan atau tidak pada program atau aplikasi.
Jika ditemukan kesalahan, akan dilakukan evaluasi dan perbaikan. Dari hasil perbaikan dilakukan
pengujian lagi untuk hasil program atau aplikasi yang lebih baik. Dalam tahap ini, awalnya dilakukan
tahap pengujian alpha yang dimana pengujian dilakukan oleh pembuatnya sendiri atau lingkungan
pembuatnya sendiri. Jika tahap pengujian alpha telah lolos, makan akan dilanjutkan dengan tahap
pengujian beta yang dilakukan oleh pengguna secara langsung.

F. Distribution (Distribusi)
Distribusi dalam tahap ini adalah jika tahap pengujian telah selesai, aplikasi akan disimpan dalam suatu
media penyimpanan. Jika media penyimpanan tidak cukup untuk menampung aplikasinya, maka akan
dilakukan kompresi tehadap aplikasi tersebut agar dapat ditampung dalam media penyimpanan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah game edukasi berbasis desktop yang dibuat menggunakan
metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang telah melalui tahapan-tahapan yang sesuai
dengan metode tersebut.

3.1. Concept (Pengonsepan)


Konsep game edukasi ini dibuat dengan menyesuaikan pengguna aplikasi yang merupakan anak usia
dini, yaitu dengan desain yang penuh gambar dan warna.
Tujuan pembuatan game edukasi ini adalah untuk membuat sebuah media pembelajaran interaktif
berbasis desktop yang mengajarkan anak usia dini bagaimana cara membuang sampah pada tempatnya.
Manfaat pembuatan pembuatan game edukasi ini adalah untuk membantu proses pembelajaran yang dapat
meningkatkan kesadaran anak usia dini untuk membuang sampah pada tempatnya.
Target pengguna game edukasi ini adalah anak usia dini yang masih berumur di bawah 8 tahun.
Pemilihan target anak usia dini adalah karena anak usia dini cenderung lebih cepat mengerti jika
penyampaian materi melalui visual dan permainan.

3.2. Design (Pendesainan)


Setelah merancang konsep dari Game edukasi ini, kemudian dilakukan tahap pendesainan dengan
berbagai rancangan. Game edukasi ini yang dibuat memiliki 2 bagian utama, yaitu materi dan permainan
inti.

A. Storyboard
Game ini memiliki storyboard yang digunakan dalam perancangan scene yang selanjutnya akan
dibuat tampilan antarmukanya. Adapun skenario yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 1: Rancangan scene aplikasi


Scene Nama Scene Deskripsi
Scene 1 Menu Utama Menampilkan pilihan menu untuk materi dan bermain
Scene 2 Pilih Lokasi Menampilkan pilihan menu lokasi
Scene 3 Permainan Pengguna bermain dalam game inti
Scene 4 Hasil Menampilkan hasil waktu dan pilihan opsi menu
Scene 5 Materi Menampilkan materi mengenai sampah

B. Diagram Alir (Flowchart)


Rancangan diagram alir atau Flowchart menunjukkan rangkaian proses yang bekerja pada aplikasi
dari awal hingga akhir.

Gambar 2. Alur diagram alir aplikasi

3.3. Material Collecting (Pengumpulan Bahan)


Bahan yang dikumpulkan berupa gambar dan audio yang sesuai dengan tema game ini. Beberapa
bahan yang dikumpulkan juga ada yang harus dimodifikasi menggunakan perangkat lunak lain agar sesuai
dengan kebutuhan game ini. Dalam pembuatan game ini, perangkat lunak yang digunakan untuk
memodifikasi gambar adalah Adobe Photoshop CS6. Bahan yang digunakan dalam pembuatan game ini
tidak semuanya berasal dari internet ataupun sumber lain. Ada juga beberapa bahan yang digunakan dibuat
sendiri. Untuk bahan materi mengenai sampah juga diperoleh melalui internet.

3.4. Assembly (Pembuatan)


Setelah tahap lainnya dilalui, dilakukan pembuatan game berdasarkan tahap pendesainan untuk
menghasilkan sebuah aplikasi yang dapat digunakan. Pembuatan game ini dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak Adobe Flash CS6. Pada tahap ini juga tampilan antarmuka dibuat. Bahan
berupa gambar yang telah dikumpulkan digunakan sebagai pelengkap rancangan antamuka. Adapun
antarmuka yang dibuat adalah sebagai berikut.

A. Tampilan Halaman Menu Utama


Pada tampilan halaman menu utama berisi judul game “Ayo Membuang Sampah Pada Tempatnya!”
yang berarti game ini bertema tentang sampah. Pada tampilan ini juga menggunakan gambar background
yang berupa gedung sekolah dengan dua orang anak yang menandakan game ini ditargetkan untuk anak-
anak. Pada tampilan menu terdapat dua buah tombol, yaitu materi dan bermain.
Gambar 3. Tampilan Halaman Menu Utama

B. Tampilan Halaman Pilih Lokasi


Pada tampilan halaman pilih lokasi menggunakan background yang sama dengan halaman menu
utama. Pada halaman ini terdapat empat buat tombol pilihan lokasi yang berbeda, yaitu ruang kelas, kamar
tidur, halte bus, dan taman bermain. Selain itu juga terdapat tombol kembali pada pojok kanan atas
halaman. Pada bagian bawah halaman ini terdapat tulisan cara bermain permainan.

Gambar 4. Tampilan Halaman Pilih Lokasi

C. Tampilan Halaman Permainan


Pada tampilan halaman permainan tempat permainan inti dilakukan menggunakan background
sesuai dengan lokasi yang dipilih. Pada halaman ini terdapat gambar-gambar sampah yang dapat
digerakkan yang tersebar di area permainan dan tong sampah tempat untuk memasukkan sampah. Selain
itu terdapat indikator jumlah sampah yang dimasukkan, jumlah sampah yang belum dimasukkan, waktu
dalam detik yang hitungannya menaik, dan tombol kembali.
Gambar 5. Tampilan Halaman Permainan dengan empat lokasi yang berbeda

D. Tampilan Halaman Hasil


Pada tampilan halaman hasil menggunakan background papan tulis kapur dan terdapat gambar dua
orang anak. Pada halaman ini terdapat tulisan “Hore! Lokasi sudah bersih dari sampah” dan total waktu
membersihkan. Selain itu terdapat tombol untuk mengulang, tombol untuk menuju ke halaman pilih
lokasi, dan tombol untuk menuju ke halaman menu utama.

Gambar 6. Tampilan Halaman Hasil

E. Tampilan Halaman Materi


Pada tampilan halaman hasil menggunakan background yang sama seperti halaman menu utama.
Terdapat dua buah halaman materi. Pada halaman materi yang pertama terdapat penjelasan tentang tiga
jenis sampah yang tiap jenisnya diberi warna background tulisan yang berbeda, tombol untuk ke halaman
selanjutnya dan tombol kembali. Pada halaman materi yang kedua menggunakan gaya yang sama,
perbedaannya hanya pada isi materi tentang dampak membuang sampah sembarangan dan tombol menuju
halaman sebelumnya.

Gambar 7. Tampilan Halaman Materi

3.5. Testing (Pengujian)


Pada tahap pengujian ini, dilakukan ujicoba dengan metode blackbox testing yang merupakan
pengujian program atau aplikasi berdasarkan dari fungsi tiap komponen aplikasi. Pengujian ini dilakuan
untuk mengetahui apakah ada kesalahan atau tidak dalam program atau aplikasi yang jika ada kesalahan,
aplikasi akan diperbaiki dan diuji kembali.
Setelah dilakukan pengujian, diketahui semua komponen bekerja dengan baik, termasuk fungsi
tombol-tombol, pemindahan sampah ke tong sampah, dan mengaturan waktu.

3.6. Distribution (Distribusi)


Tahapan distribusi tidak dilakukan karena pembuatan game edukasi ini hanya sebatas sampai tahap
pengujian saja karena pembuatan game edukasi ini hanya untuk penelitian saja.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang didapat, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Dihasilkan sebuah game edukasi yang dapat membuat proses belajar mengajar mengenai kesadaran
membuang sampah menjadi lebih mudah dan interaktif untuk anak usia dini.
2) Dengan game edukasi ini dapat memberi pengetahuan anak-anak mengenai pentingnya membuang
sampah pada tempatnya.
3) Metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) dapat digunakan sebagai metode dalam
pembuatan atau pengembangan game interaktif.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Hartono, Rudi. 2010. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Jakarta: PS.
[2] Nicolas, Esposito. 2005. A Short and Simple Definition of What a Videogame Is. University of
Technology of Compiegne.
[3] Eva. 2009. Permainan Edukatif (Educational Games) Berbasis Komputer Untuk Siswa Sekolah
Dasar. Malang: Sekolah Tinggi Informasi & Komputer Indonesia.
[4] Binanto, I. 2010. Multimedia Dasar - Dasar Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta: Andi.

Anda mungkin juga menyukai