Anda di halaman 1dari 29

PERENCANAAN BISNIS

JAMU SEHAT BUDAK MELAYU

OLEH:
KELOMPOK 7
LENI YULIA FITRI
MAI LESTIYANA
JUFITASARI
KHOIRUL WALAD
MAIYENNY HASTUTI

DOSEN PENGAMPU :
apt. ERNIZA PRATIWI, S. Farm, M. Farm

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT serta shalawat dan

salam kami sampaikan hanya kepada Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak

nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang

memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga

oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas KEWIRAUSAHAAN DAN

PEMASARAN FARMASI ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun maksud dan

tujuan dari penyusunan rencana bisnis ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas

yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah kewirausahaan. Dalam proses

penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materil

dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik,

oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu

terselesaikannya tugas ini termasuk dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan dan

pemasaran farmasi yaitu bu ERNIZA PRATIWI. M. Farm, Apt. Segala sesuatu

yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar datangnya

hanya dari Allah SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat

kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas

ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.

i
Pekanbaru, April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1


1.2 Tujuan............................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................5

2.1 Jamu...............................................................................................................................5
2.2 Jahe................................................................................................................................6
2.3 Temulawak atau Curcuma xanthorrhiza Roxb................................................................7
BAB III..........................................................................................................................9

PERENCANAAN BISNIS............................................................................................9

3.1 Memilih bidang usaha....................................................................................................9


3.2 Estimasi (perkiraan)......................................................................................................10
3.3 Studi Kelayakan Usaha................................................................................................10
3.4 Kondisi lokal................................................................................................................13
3.5 Kapan memulai............................................................................................................13
3.6 Membuat kebijaksanaan.............................................................................................13
3.7 Rencana pemasaran....................................................................................................15
3.8 Rencana produksi........................................................................................................17
3.9 Rencana keuangan dan anggaran................................................................................20
BAB IV........................................................................................................................23

PENUTUP..................................................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan sebagai

bahan pangan, obat-obatan, dan bahan kosmetik. Gaya hidup back to nature yang

berkembang saat ini, menarik masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan

keanekaragaman hayati tersebut. Hal ini dapat mengangkat kembali budaya Indonesia

yaitu meracik jamu dan ramuan obat-obatan tradisional. Jamu dan obat-obatan

tersebut diracik dengan menggunakan beragam tumbuhan, akar-akaran, dan bahan

alami lainnya, termasuk diantaranya tanaman obat (Simorangkir 2009). Potensi back

to nature juga mengisyaratkan bahwa tanaman obat semakin penting peranannya

dalam pola konsumsi makanan, minuman, dan obat-obatan masyarakat.

Perkembangan produksi jamu dan tanaman obat di Indonesia meningkatkan

perkembangan penelitian untuk menciptakan produk baru yang berbahan baku alami

dari jamu dan tanaman obat. Peningkatan produksi ini juga menjadikan jamu dan

tanaman obat sebagai salah satu komoditas ekspor di Indonesia. Jamu dan Tanaman

obat Indonesia telah diekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Australia, Singapura,

Malaysia, Thailand, Saudi Arabia, dan United State (Simorangkir 2009).

Tradisi mengonsumsi tanaman obat atau rempah-rempah dalam bentuk ramuan

jamu tradisional telah dikenal dan diakui secara luas oleh masyarakat. Ramuan jamu

tradisional yang disajikan dalam bentuk minuman dapat dikategorikan sebagai

iv
minuman fungsional asal karakteristik sensorinya diatur sedemikian rupa sehingga

dapat diterima oleh masyarakat (Agustina 2015). Jamu adalah obat tradisional

berbahan alami warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun dari

generasi ke generasi untuk kesehatan. Pengertian jamu dalam Permenkes No.

003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan,

bahan hewan, bahan mineral, sediaan serian (generik), atau campuran dari bahan

tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan

pengalaman dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat

(Biofarmaka IPB, 2013). Sebagian besar masyarakat mengkonsumsi jamu karena

percaya memberikan manfaat yang cukup besar terhadap kesehatan baik untuk

pencegahan dan pengobatan terhadap suatu penyakit maupun dalam hal menjaga

kebugaran dan kecantikan dan meningkatkan stamina tubuh. Sampai saat ini

keberadaan jamu terus berkembang. Hal ini terlihat pada permintaan terhadap jamu

yang terus mengalami peningkatan (Biofarmaka 2013).

Usaha jamu tradisional ini sangat cocok untuk dikembangkan pada situasi saat

sekarang ini, Merebaknya virus Corona atau COVID-19 telah memasuki tahap

pandemi. Setiap orang harus melindungi diri, salah satunya dengan meningkatkan

daya tahan tubuh. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan, misalnya dengan tidur

cukup minimal 7 jam, mengurangi stres, rajin mencuci tangan, hingga mengonsumsi

makanan yang bernutrisi. Agar imun tubuh tetap berada dalam kondisi optimal, kita

harus memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, dengan cara menjaga sistem imun tubuh

dan mendapatkan nutrien yang dibutuhkan tubuh, salah satunya kita bisa

mengonsumsi jamu.

v
Saat ini banyak makanan dan minuman yang ditawarkan sebagai produk

suplemen yang dapat meningkatkan kesehatan tubuh jika dikonsumsi. Minuman

kesehatan merupakan minuman yang mengandung unsur-unsur zat gizi atau non zat

gizi dan jika dikonsumsi dapat memberikan pengaruh posistif terhadap kesehatan

tubuh. Minuman kesehatan sebagai salah satu produk yang sudah dikenal masyarakat,

banyak dijumpai di pasaran dengan berbagai merek dan bentuk, seperti dalam bentuk

cair, serbuk instan ataupun tablet. Salah satu contoh minuman kesehatan yang dapat

dijumpai adalah minuman instan jamu jahe, dimana produk tersebut umumnya dibuat

dengan mengambil sari dari rimpang jahe kemudian dilakukan pengolahan lanjut

yang dibuat dalam bentuk cair dan sedikit campuran madu untuk meningkatkan daya

tahan tubuh.

Peluang usaha inilah yang bisa diambil dan dijadikan titik awal usaha jamu,

dengan sedikit inovasi pada produk jamu yang dihasilkan, jamu dengan kemasan

yang baru akan menjadi jamu tradisional yang beda dari jamu tradisional pada

umumnya, jamu tradisional ini juga akan menjadi jamu yang laris dipasaran. Oleh

karena itu, pemilihan usaha jamu tradisional dipilih bersarkan pada pengamatan

peluang usaha yang ada. Ketersediaan bahan baku yang melimpah juga menjadi

faktor terpenting dalam berjalannya usaha tersebut. Pemilihan produk jamu ini

dikarenakan bisa menjangkau berbagai kalangan, dari anak kecil sampai orang

dewasa. Oleh karena itu, mangsa pasar dari produk jamu ini menjadi semakin luas

karena anak-anak juga bisa mengkonsumsi.

vi
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya rencana usaha ini adalah :


1. Untuk memberikan gambaran usaha, sehingga bisa mempersiapkan
permodalan awal dengan tepat.
2. Untuk pengarahan sehingga mampu mengaplikasikan rencana usaha dengan
baik.
3. Sebagai gambaran yang bisa diaplikasikan oleh calon pengusaha lain yang
ingin berbisnis usaha sirup jahe.

1.3 Visi dan Misi Usaha

Visi dari program ini adalah :


 Mambangun skala usaha yang luas
 Meningkatkan market share dan jumlah konsumen
 Mengembangkan usaha jauh lebih maju untuk kedepannya, dengan
penjualan yang lebih meningkat dan secara continue.

Misi dari program ini adalah:


 Menciptakan minuman berupa sirup jahe temulawak dengan berbagai
variant / aneka rasa yang bermacam-macam sehingga konsumen tidak
bosan hanya dengan 1 rasa original
 Mengembangkan produk dengan menambah inovasi produk dan
kreativitas

vii
viii
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jamu

Jamu adalah obat tradisional yang popular dengan sebutan herbal. Menurut

Julianto (2015), jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan,

seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang, dan buah. Ada juga yang

menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing, empedu ular, atau

tangkur buaya. Jamu harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan berdasarkan data empiris dan memenuhi persyaratan berlaku. Secara

umum analisis obat tradisional jamu dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu

analisis kuantitatif yang berfungsi untuk mengidentifikasi jenis dari suatu simpisia

yang terdapat pada bahan bakunya, dan analisis kualitatif yaitu penetapan kadar

simplisia yang akan dianalisis.Upaya sistematis yang telah dilakukan oleh Afendi

et al. (2012) dengan menggunakan pendekatan statistik menunjukkan bahwa jamu

memiliki khasiat yang sesuai dengan aktivitas farmakologi tertentu.

Dikembangkan juga hipotesis bahwa formula jamu terdiri atas tanaman utama dan

tanaman pendukung. Tanaman pendukung paling tidak memiliki tiga karakteristik,

yaitu analgesik, antimikroba, dan anti-peradangan.

Jamu di Indonesia biasa digunakan sebagai obat herbal atau hasil meramu

bahan-bahan yang berasal dari alam dan memiliki khasiat untuk kesehatan. Jamu

tidak hanya berfungsi sebagai obat, tetapi juga untuk menjaga kebugaran tubuh dan

ix
mencegah dari penyakit. Jamu juga biasa digunakan untuk membantu meningkatkan

nafsu makan bagi anak-anak. Jamu juga dapat disebut obat rumahan karena biasanya

dibuat sendiri di rumah dari bahan-bahan yang ada di sekitar, yaitu kunyit, kencur,

jahe, lengkuas, dan jenis rimpang atau tanaman lainnya. Jamu di Indonesia bukan

sekadar ramuan tradisional yang berkhasiat. Akan tetapi, orang-orang terdahulu

memiliki upaya untuk tetap menjaga kelestarian alam. Jamu yang memanfaatkan

bahanbahan alam akan mendorong upaya menanam kembali tanaman-tanaman yang

digunakan sebagai bahan.

2.2 Jahe

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil jahe (Zingiber officinale

Rosc) terbesar di dunia. Jumlah produksi jahe di Indonesia meningkat dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2003, produksi jahe nasional adalah sebesar 112.290 ton. Dengan

tingkat kenaikan produksi sebesar 3,28 % tiap tahun maka tahun 2009 jumlah

produksi jahe di Indonesia diperkirakan sebesar 136.388,1 ton dan pada tahun 2017

meningkat lebih banyak 120.000 dari tahun sebelumnya bahkan sudah banyak yang

diekspor. Jumlah jahe yang melimpah ini justru menimbulkan permasalahan

tersendiri yaitu turunnya nilai ekonomi jahe. Selain itu teknologi pasca panen yang

tidak tepat menyebabkan jumlah jahe yang membusuk juga besar karena tidak

termanfaatkan secara optimal.

Jahe (Zingiber officinale Rosc) merupakan jenis rimpang yang mudah

ditemukan di Indonesia. Kita dapat menemukannya dalam bentuk segar maupun hasil

olahannya. Jahe banyak dimanfaatkan dalam pembuatan jamu, obat–obatan, bumbu

x
masakan, bahan baku minuman dan makanan serta industri minyak wangi karena

aromanya yang spesifik dan kandungan tertentu di dalamnya yang sangat bermanfaat

untuk kesehatan. Jahe banyak digunakan sebagai obat tradisional karena mengandung

gingerol, zingerone dan shogoal yang merupakan senyawa fenol dan bersifat

antioksidan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat anti inflamasi, obat nyeri sendi

dan otot karena rematik, tonikum obat batuk, demam, flu, dan gangguan pencernaan.

Ketiga senyawa itulah yang menyebabkan rasa dominan pedas pada jahe sehingga

dapat menghangatkan badan.

Jahe merupakan jenis rimpang yang mudah ditemukan di Indonesia yang

dapat ditemukan dalam bentuk segar maupun hasil olahannya. Rimpang jahe

memiliki beberapa kegunaan dalam pengobatan tradisional, antara lain obat sakit

kepala, masuk angin, dan menambah nafsu makan (Stimulansia) (Srinivasan, 2017).

Jahe memiliki kandungan antioksidan yakni oleoresin yang lebih dikenal sebagai

gingerol. Jahe dimanfaatkan sebagai minuman fungsional dengan pewarna casiavera

(Firdausni et al. 2011). Jahe biasa digunakan untuk pembuatan jamu, obat–obatan,

bumbu dapur, industri minuman dan makanan serta industri minyak wangi karenanya

aromanya yang spesifik dan kandungan tertentu di dalamnya yang sangat bermanfaat

untuk kesehatan (Hayati 2013).

2.3 Temulawak atau Curcuma xanthorrhiza Roxb

Temulawak atau Curcuma xanthorrhiza Roxb merupakan tumbuhan yang

sangat umum dikenal di Indonesia, bahkan di dunia. Tahun 2015 temulawak mencatat

nilai ekspor yang tinggi yaitu sebanyak 8.670.791 kg atau senilai USD 10.499.058.1

xi
Temulawak adalah tumbuhan asli di pulau Jawa, Madura dan Maluku dan telah

banyak di budidayakan di Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina dan India.2

Temulawak termasuk ke dalam genus curcuma. Curcuma merupakan salah satu genus

dari famili Zingiberaceae yang terdistribusi luas di daerah tropis maupun sub tropis

terutama di India, Thailand, Indochina, Australia bagian Utara, dan telah banyak

dibudidayakan sebagai bahan pangan maupun sebagai obat. Genus curcuma

beranggotakan sekitar 60 spesies3 hingga 80 spesies.4 Temulawak memiliki nama

daerah yang beragam antara lain: temulawak (Indonesia, Madura), koneng gede

(Sunda), Javanese tumeric (Inggris), dan temu lawas (Malaysia).

Tumbuhan temulawak memiliki banyak kandungan senyawa kimia, dimana

pati merupakan salah satu kandungan terbanyak yang terdapat pada tumbuhan

temulawak.5 Temulawak umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat Jawa sebagai

bahan utama obat tradisional yang bermanfaat untuk memelihara kesehatan tubuh,

mengobati penyakit dan meningkatkan kesehatan.5 Temulawak menduduki peringkat

pertama di Jawa Timur dan peringkat kedua di Jawa Tengah setelah jahe berdasarkan

kebutuhan untuk industri obat tradisional dan industri kecil obat tradisional.6

Temulawak juga banyak digunakan oleh masyarakat tradisional seperti di Donggala,

Sulawesi Tengah memanfaatkan batang dan rimpang temulawak sebagai obat dengan

nilai kegunaan sebesar 8%.7 Penggunaan temulawak dalam pengobatan tradisional

banyak digunakan dalam pengobatan gangguan pencernaan, sakit kuning, keputihan,

meningkatkan daya tahan tubuh serta menjaga kesehatan.

xii
BAB III

PERENCANAAN BISNIS

3.1 Memilih bidang usaha

3.1.1 Secara Umum dan Khusus

Menciptakan sebuah usaha industri jamu tradisonal yang berkualitas baik.

Memperkenalkan pada dunia tentang jamu tradisional Indonesia. Menciptakan anak

Indonesia berkualitas, sehat dan cerdas dengan diawali imun yang kuat. Meningkatkan

mutu pelayanan dibidang herbal. Membudayakan pola hidup sehat. Ikut mendorong

pemerintah/instansi resmi agar lebih berperan dalam pengembangan pengobatan

tradisional. Dengan meminum jamu kita dapat mengenali bahan jamu, cara

meraciknya, hingga kosumsi dan anak-anak juga bisa mengenali minum jamu untuk

kesehatan.

3.1.2 Alasan Pribadi

Alasan pribadi yaitu untuk membuat inovasi baru ini dengan membuat produk

yang aman dikonsumsi dan tidak berbahaya bagi tubuh. Kami ingin obat herbal

tradisional ini mampu memperbaiki aktivitas biomolekuler tubuh. Oleh karena itu,

alasan pribadi dari kami membuat produk ini yaitu membantu mempertahankan

imunitas. Menambah selera makan yang turun, menyehatkan sistem pencernaan

menunjang pertumbuhan anak, dan menjaga kesegaran dan kebugaran.

xiii
3.2 Estimasi (perkiraan)

Dalam jangka pendek dan langkah awal pemasaran produk jamu tradisional ini

akan dipasarkan dengan cara dititipkan dibeberapa toko dan toko obat di sekitar

tempat produksi. Selain itu juga dijual di rumah (tempat produksi). Produk jamu ini

juga dipasarkan melalui media online seperti Instagram, Facebook, Website, Email

Marketing dan lain-lain.

3.3 Studi Kelayakan Usaha

a. Aspek Pasar dan Pemasaran

 Profil Konsumen

Konsumen untuk produk ini adalah anak-anak sekitar Kepulauan Riau

 Peluang pasar

Lokasi tempat usaha yang strategis karena berada di lingkungan rumah

tangga. Pesaing yang belum ada karena memang di sekitar area usaha

belum ada yang mendirikan usaha ditempat tersebut. Jumlah target pasar

yang menjanjikan kesuksessan usaha kami dikarenakan banyaknya anak-

anak yang merupakan tujuan utama target pasar kami dalam memasarkan

produk yang kami buat.

b. Aspek keuangan

Bahan Biaya
Jahe Rp. 100.000
Temulawak Rp. 50.000
Madu Rp. 50.000
Plastik Rp. 5.000
Lilin Rp. 2.000

xiv
Peralatan masak Rp. 300.000
TOTAL BIAYA Rp. 507.000

c. Aspek teknis / operasi

Nama perusahaan : Farmasi Healthy

Nama usaha : Jamu Sehat Budak Melayu

Alamat Usaha : Villa Alam Lestari Blok AD No. 9 Tiban Baru

Sekupang Batam

d. Aspek manajemen / organisasi

Pimpinan:
Leni Yulia Fitri

Anggota:
Wakil: Bendahara:
Khoirul Walad
Mai Lestiyana Jufitasari
Maiyenny Hastuti

e. Aspek ekonomi sosial

Produk yang kami jual ini memiliki pengaruh positif terhadap

kesehatan. Karena banyaknya masyarakat yang tidak lagi mengkonsumsi

xv
obat-obat secara tradisional dan kurangnya minat masyarakat terhadap obat-obat

tradisional dan juga kondisi pandemi Covid-19 yang dihadapi saat ini. Oleh karena

itu, dengan adanya Farmasi Healthy menciptakan produk dengan varian baru, yaitu

jamu sehat budak melayu. Aman dikonsumsi untuk anak-anak

f. Aspek dampak lingkungan

Farmasi Healthy dikatakan layak dilihat dari analisis aspek sosial dan

lingkungan. Farmasi Healthy memang belum memiliki Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), meskipun diketahui bahwa

keseimbangan lingkungan tersebut dapat dijaga dan diatur apabila industri

telah memiliki AMDAL dan perundangan yang berlaku menghendaki

demikian. Namun hal ini dapat ditolerir dengan pertimbangan bahwa Farmasi

Healthy tidak menghasilkan limbah dalam jumlah besar dan dapat dianggap

membahayakan masyarakat. Selain itu, diketahui bahwa Farmasi Healthy

merupakan perusahaan yang ramah lingkungan karena memproduksi bahan-

bahan alami.

Untuk lingkungan sosial, Farmasi Healthy memiliki respon yang

positif

dari masyarakat sekitar. Adanya Farmasi Healthy membuat masyarakat sekitar

dapat melihat dan memanfaatkan tanaman obat yang sebelumnya tidak

diketahui secara umum.

xvi
3.4 Kondisi lokal

Usaha yang kami buat ini dapat diterima oleh masyarakat setempat, karena

produk yang kami jual ini merupakan produk tradisional.

3.5 Kapan memulai

Usaha kami dimulai tanggal 1 Mei 2020. Lokasi tempat usaha yang

strategis karena berada di lingkungan rumah tangga. Pesaing yang belum ada

karena memang di sekitar area usaha belum ada yang mendirikan usaha ditempat

tersebut. Jumlah target pasar yang menjanjikan kesuksesan usaha kami

dikarenakan banyaknya anak-anak yang merupakan tujuan utama target pasar

kami dalam memasarkan produk yang kami buat.

3.6 Membuat kebijaksanaan

Nama perusahaan : Farmasi Healthy

Nama usaha : Jamu Sehat Budak Melayu

Alamat Usaha : Villa Alam Lestari Blok AD No. 9 Tiban Baru Sekupang

Batam

Modal : Menggunakan modal sendiri

Struktur organisasi

xvii
Pimpinan:
Leni Yulia Fitri

Anggota:
Wakil: Bendahara:
Khorul Walad
Mai Lestiyana Jufitasari
Meiyenny Hastuti

Uraian tugas staf:

 Pimpinan :

1. Mengawasi setiap kegiatan karyawan dan kegiatan yang ada di 


perusahaan.
2. Menilai dan mengontrol kinerja setiap karyawannya.
3. Menentukan pengambilan keputusan setiap rencana atau kegiatan 
perusahaan yang akan  dilaksanakan.
4. Memberhentikan karyawan apabila terjadi hal yang dilakukan
karyawan yang dapat     merugikan perusahaan.
5. Menggaji Karyawan
 Wakil Pimpinan :
1. Membantu kerja dari pimpinan.
 Bendaha :
1. Membuat laporan keuangan setiap bulan dan melaporkannya
langsung kepada pimpinan.
2. Melaksanakan perintah manager dalam hal penggajian.

xviii
Mencatat semua transaksi yang terjadi di perusahaan dengan jelas dan
menghitungnya secara akurat.

 Anggota :

1. Melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin dalam memproduksi

sesuai dengan aturan yang berlaku.

2. Membantu dalam kelancaran pendistribusian.

3.7 Rencana pemasaran

1. Daerah Pemasaran :

a. Berada dilingkungan rumah tangga.

b. Di lalui oleh banyak kendaraan karena terletak di pinggir jalan.

c. Lingkungan cukup bersih dan tempat usaha cukup luas dan strategis.

2. Sistem Penjualan Produk

Sistem penjualan produk sesuai dengan sistem pemasaran dengan

mempertimbangkan aspek 5P yaitu :

 Place : Tempat Usaha yang cukup strategis sehingga mempermudah

dalam hal penjualan atau pemasaran produk yang di buat, dikarenakan

dilalui banyak kendaraan sehingga usaha pun akan mudah dikenal di

lingkungan sekitar.

 Promotion : Untuk mempromosikan produk dari Farmasi Healthy ini

kami menggunakan cara yaitu dengan menyebarkan brosur.

 Price : Harga untuk setiap 1 bungkus jamu sehat budak melayu

berukuran kecil relative murah dan terjangkau oleh semua kalangan

sekitar Rp.20.000.

xix
 Product : Usaha Ginger Healthy yang kami buat ini merupakan

kombinasi dari jahe dan madu yang menggunakan bahan utamanya jahe.

 Proses : usaha yang kami buat ini mempunyai varian yang berbeda

dengan produk lainnya. Kami membuat jahe dengan campuran madu.

Selain untuk kesehatannya, juga dapat menimbulkan efek

menyenangkan. Terutama pada anak-anak.

3. Rencana

Analisis SWOT

Adapun analisis SWOT terhadap bisnis ini adalah sebagai berikut:

 Faktor Internal

a. Strengths (Kekuatan)

 Produk ini sangat cocok dikonsumsi pada cuaca apa saja baik

saat panas atau dingin.

 Bahan baku mudah di dapat.

 Cara membuatnya mudah.

b. Weakness (Kelemahan)

 Faktor tempat juga sangat mempengaruhi kelancaran usaha ini,

karena apabila tempatnya kurang ramai maka permintaan akan

sedikit.

 Permintaan dari konsumen biasanya akan menurun, apabila

mereka menemukan makanan lain yang lebih menarik.

xx
 Faktor eksternal

a. Opportunities (Peluang / Kesempatan)

 Melihat jarang ada yang menjalankan bisnis ini, kami akan

mencobanya. Dan pada kondisi saat ini minuman tradisional

yang dibutuhkan yaitu yang dapat menjaga daya tahan tubuh

seperti jahe dengan campuran madu.

b. Threats (Ancaman)

 Banyak pesaing yang menjual produk yang sama tetapi bahan

utamanya berbeda, membuat kami tidak akan pantang

menyerah untuk tetap mengutamakan produk kami

ini. Kualitas produk yang baik dan pelayanan yang terbaik

menjadi prioritas utama kami dalam menjalankan usaha ini.

4. Saingan Produk Sejenis

Di wilayah sekitar usaha belum terdapat adanya pesaing dikarenakan

belum ada yang menjual produk kesehatan di sekitar area usaha sehingga

memungkinkan kami untuk menjual produk ini. Dan memperkecil ancaman

yang ada dengan tidak adanya pesaing.

5. Rencana Penjualan (segmen pasar)

Segmen khusus : Untuk kalangan anak – anak

3.8 Rencana produksi

 Langkah produksi dan lama pengerjaannya

xxi
Langkah Produksi dan Lama waktu pengerjaannya Jamu Sehat Budak Melayu

No. Prosedur Kerja Waktu


Bersihkan jahe dan temulawak dari sisa – sisa

1. tanah yang menempel dan dibersihkan dengan 10 menit

menggunakan pisau sampai bersih


Kemudian jahe dan temulawak dicuci bersih
2. 2 menit
sampai tidak ada kotoran yang tertinggal
Blender jahe dan temulawak yang sudah
3. 5 menit
dibersihkan tadi sampai halus
Jahe dan temulawak yang telah diblender

kemudian disaring dengan menggunakan


4. 3 menit
penyaringan, yang diambil sari jahe dan

temulawaknya.
Biarkan air sari jahe dan temulawaknya agar pati

dan sari yang telah disaring tadi terpisah. Pati itu


5. 10 menit
lapisan larutan hasil perasan yang paling bawah

sedangkan sarinya ada diatasnya pati.


8. Serbuk jahe dan temulawak yang telah siap

dicampur dengan madu kemudian dikemas dalam 15 menit

kemasan plastik
9. Jamu sehat budak melayu siap disajikan. 1 menit

 Nama Pekerja dan jenis pekerjaan yang dilakukan :

1. Jufiasari : Pembuatan Label produk

2. Khoirul Walad : Membuat produk

3. Maiyenny Hastuti : Pengemasan produk dalam plastik

xxii
 Nama alat dan bahan serta kegunaannya

Alat yang Tempat


No. Kegunaannya Gambar Cara Perawatan
digunakan Membeli

Untuk menggiling
Di toko Dicuci dan dibersihkan
1. Blender jahe dan
elektronik setelah digunakan
temulawak

Untuk mencuci
Dicuci dan dibersihkan
4. Baskom jahe dan Toserba
setelah digunakan
temulawak

Untuk menyaring
jahe dan Dicuci dan dibersihkan
5. Penyaring Toserba
temulawak yang setelah digunakan
telah diblender

 Bahan / material yang dibutuhkan

Tempat
No. Nama Bahan Kegunaan Gambar
Membeli
Bahan utama
1 Jahe pembuatan serbuk Pasar
dan karamel
Bahan utama
2 Temulawak pembuatan serbuk Pasar
dan karamel
Bahan pembantu
3 Madu serbuk dan Supermarket
karamel

xxiii
 Kapasitas produksi : sehari sebanyak 20 bungkus untuk jamu sehat budak

melayu

3.9 Rencana keuangan dan anggaran

A. Sumber Pendanaan

Uraian Jumlah
1. Modal Sendiri Rp. 507.000
2. Pinjaman -
Rp.507.000
TOTAL

B. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi

Banyaknya Harga/Unit Jumlah


Uraian
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Tanah - -
b. Bangunan 1 Rp. 10.000.000 Rp. 10.000.000
c. Mesin/Peralatan Rp. 100.000
d. Peralatan Kantor Rp. 1.000.000
e. Transportasi Rp . 1.800.000
f. Infrastruktur Rp. 500.000
Rp. 13.300.000
TOTAL

C. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Kerja

Banyaknya Harga/Unit Jumlah


Uraian
(1) (2) (3 = 1 x 2)

xxiv
a. Bahan Baku Jumlah bahan baku
- Jahe 1 Kg Rp. 100.000 Rp. 200.000
- Temulawak 1 Kg Rp. 50.000
- Madu ½ Kg Rp. 50.000

b. Persediaan Bahan Jumlah persedian


- Plastik Rp. 2.000 bahan Rp. 8.000
- Label Rp. 2.000
- Lilin Rp. 2.000
- Pita Rp. 2.000
c. Produksi - - -
d. Piutang - - -
Rp. 208.000
TOTAL

D. Analisa Biaya Tetap

Banyaknya Harga/Unit Jumlah


Uraian
(1) (3) (3 = 1 x 2)
a. Gaji 3 Rp.1.500.000/orang Rp. 4.500.000
b. Biaya Rp. 50.000 Rp. 50.000
Pemasaran
c. Biaya Lainnya - - -
Rp. 4.550.000
TOTAL

E. Analisa Biaya Tidak Tetap

Banyaknya Harga/Unit Jumlah


Uraian
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Upah 3 Rp. 1.500.000/orang Rp. 4.500.000
b. Biaya Bahan Rp. 200.000
c. Biaya tidak Rp. 20.000
terduga

xxv
Rp. 4.720.000
TOTAL

F. Biaya Umum Usaha

Jenis Biaya Umum Usaha Jumlah Biaya/Tahun

1. Pemeliharaan mesin -
dan peralatan

2. Mesin, bahan bakar, Rp. 800.0000


oli, dsb.

3. Rekening listrik, air, Rp. 1.200.000


telepon.

4. Pemeliharaan Rp. 500.000


bangunan

TOTAL BIAYA UMUM USAHA PER Rp. 2.500.000


TAHUN:

xxvi
BAB IV

PENUTUP

Demikianlah perencanaan bisnis ini kami buat. Semoga proposal perencanaan

bisnis ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Tidak lupa kami

mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala Rahmat dan

Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan proposal bisnis kami. Dan tidak lupa pula

kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam

pembuatan proposal ini. Semoga proposal perencanaan bisnis ini dapat diterima oleh

semua pihak karena proposal ini merupakan tahap awal kami dalam memulai bisnis.

Dengan selesainya proposal perencanaan bisnis ini, kami berharap dapat segera

mewujudkan usaha bisnis yang telah kami rencanakan ini. Segala saran dan kritik

yang membangun sangatlah kami harapkan dari semua pihak, karena kami menyadari

bahwa proposal kami masih jauh dari kata sempurna. Saran dan kritik tersebut

semoga saja dapat menjadi acuan atau pelajaran bagi kami semua untuk dapat

menjadi lebih baik lagi dihari esok. Atas segala waktu dan perhatiannya kami

mengucapkan terimakasih.

xxvii
DAFTAR PUSTAKA

Simorangkir. C L. 2009. Strategi promosi produk minuman kesehatan curma


(Temulawak dan madu) di PT Biofarmaka Indonesi [skripsi]. Institut
Pertanian Bogor. Bogor (ID).
Agustina, N. 2015. Uji Perbedaan Sifat Fisik dan Organoleptik Minuman Tradisional
Jamu Kebonagung Dengan Konsentrasi Gula Jawa Yang Berbeda. Skripsi.
Universitas Jember. Jember (ID).
[PSB IPB] Pusat Studi Biofarmaka IPB. 2005. State Of The Art Pengembangan
Biofarmaka. Bogor: PSB LPPM IPB.
Julianto D. 2015. Perancangan aplikasi pembelajaran meracik jamu sehat dengan
menggunakan metode computer based instruction (CBI) [skripsi]. Medan
(ID): STMIK Budidarma Medan.
Afendi FM, Darusman LK, Morita AH, Altaf-Ul-Amin M, Takahashi H, Nakamura
K, Tanaka K, Kanaya S. 2012. Efficacy prediction of jamu formulation by PLS
modeling. Curr Comput Aided Drug Des. 9(1):46-59.
Srinivasan, K. (2017). Ginger rhizomes (Zingiber officinale): A spice with multiple
health beneficial potentials.PharmaNutrition.
doi:10.1016/j.phanu.2017.01.001
Firdausni, F., Diza, Y.H., Failisnur, F., (2011). Potensi pigmen cassiavera pada
minuman jahe instan sebagai minuman fungsional. J. Litbang Ind. 1, 15–21.
doi:http://dx.doi.org/10.24960 /jli.v1i1.590.15-21
Haryati. (2013). Rempah-rempah dan Bahan Penyegar. Pendidikan Teknologi
Industri : Bandung. Hal 9-10

xxviii

Anda mungkin juga menyukai