Anda di halaman 1dari 6

ACARA PODAS (PODCAST BEDAH SASTRA)

Assalamualaikum wr.wb

Selamat datang di PODCAST BEDAH SASTRA bersama saya Hilda Muyassaroh

Pada kesempatan kali ini kita akan mebahas mengenai gaya bahasa dan nilai-nilai yang
terkandung dalam cerpen peradilan rakyat karya Putu Wijaya.

Nah diwaktu yang tepat ini kita sudah ada narasumber-narasumber pilihan untuk
memembedah cerpen peradilan rakyat karya Putu Wijaya.

Kita sapa dulu nih para narasumber kita ... yang pertama ada kak imma sajarotul maulida.
Salah satu mahasiswa berprestasi dan aktif ini di kelas A.. .. bagaimana kabarnya kak imma?

IMMA:

Narasumber yang kedua yakni kak zahratun amalina ... bagaimana kabarnya nihhh kak
zahra... berseri sekali kak zahra hari ini ya wkwkwk....

ZAHRA:

Baiklah ... sebelum kita ke pembahasan yang lebih mendalam nihh.. saya ingin bertanya
kepada para nara sumber.. apasih yang spesial dari cerpen yang kita pilih kali ini...?? bisa dari
kak imma dulu nii..

IMMA:

Nah sekarang bagaimana menurut kak zahra nihh.. apasih yang menarik dari cerpen ini kak??

ZAHRA:
Waw menarik yaa.. jadi itu teman-teman mengapa kita mengangkat cerpen peradilan rakyat
karya Putu Wijaya.

Oke.. seperti yang kita ketahui cerpen yang baik itu tidak lepas dari gaya bahasa yang
menarik. Nah sekarang kita akan membahas mengenai gaya bahasa dari cerpen peradilan
rakyat karya Putu Wijaya.

Kita mulai dari kak imma dulu ini.. menurut kak imma bagaimana gaya bahasa di cerpen
peradilan rakyat karya Putu Wijaya ini kak?

IMMA: sebelum kita membahasnya ini.. Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan
penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan. Hal tersebut bisa ditinjau dari penggunaan
kalimat, pemilihan diksi, penggunaan majas, dan penghematan kata. dari cerpen ini jika
dikaji gaya bahasanya maka dengan mudah kita akan menemukan gaya bahasa yang
membuat cerpen ini menarik untuk dibaca nihh kak hilda... seperti:

- Gaya Bahasa Perbandingan dan Perumpamaan. Contoh Pada cerpen bisa dilihat
dari kutipan “Mereka menyebutku Singa Lapar.” (jabarkan sendiri)

- Depersonifikasi adalah Gaya bahasa yang mengandaikan manusia atau segala hal
yang hidup, bernyawa, sebagai benda-benda mati yang kaku dan beku. Pada
cerpen “Peradilan Rakyat” contohnya adalah sebagai berikut:
Ø Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan,
menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa.

- Gaya Bahasa Pertentangan Hiperbola, gaya bahasa yang pernyataan yang


melebih-lebihkan jumlahnya ukurannya, jadi sifatnya tidak wajar. Pada cerpen
“Peradilan Rakyat” contoh gaya bahasa hiperbola adalah sebagai berikut:

Ø Tetapi kamu sebagai ujung tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang,
dicabik-cabik korupsi ini.

Jadi begitu teman-teman dan kak hilda..


Wahh baik itu pembahasan dari kak imma... lalu bagaimana menurut kak zahra nihh

ZAHRA: yak baik... tadi kak imma sudah menejelaskan dengan cukup rinci ... dan benar
sekali jika cerpen peradilan rakyat karya Putu Wijaya ini memiliki gaya bahasa yang
menarik. Saya sedikit menambahkan yakni Gaya bahasa Sinisme

Merupakan gaya bahasa berupa sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung
ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Bisa kita lihat Pada cerpen yakni:

“Tidak seperti pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang.”

Maksudnya, saat ini banyak pengacara yang bekerja dengan tidak profesional. Menjual
kejujuran demi kepentingan pribadi atau kelompok.

Nah itulah yang menjadi poin utama dalam cerpen ini teman-teman....

Hilda: okee jadi cukup banyak ya kak mengenai gaya bahasa inii..

Jadi menurut kaka zahra dan kak imma nihh penting atau tidak sih adanya gaya
bahasa itu dalam suatu cerpen?

ZAHRA:

IMMA:

HILDA: okee seru sekali pembicaraan ini yaa... pastinya semangat belum luntur ini... kita
akan beralih ke pembahasan selanjutnya yakni apasih nilai-nilai yang terkandung dalam
cerpen cerpen peradilan rakyat karya Putu Wijaya iniii.. dari kak zahra dulu.. bagaimana
ini kak zahra...

ZAHRA: yak baik tak kalah menarik dari materi awal ini yaa.. sekarang kita membahas
mengenai nillai-nilai ini... nah setiap serpen pasti memiliki nilai-nilai di dalamnya tak
terkecuali cerpen cerpen peradilan rakyat karya Putu Wijaya ini. Jika kita lihat dari
judulnya saja sudah menunjukkan sekali segi nilainya ini teman-teman.

Yang pertama · Nilai sosial

Nilai sosial yang ada dalam cerpen Peradilan Rakyat Putu Wijaya ini penulis dapat tunjukan
berdasarkan kutipan berikut ini: “…Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa
pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai
pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu
pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."

Dari kutipan diatas, kita harus sadar bahwa kita harus selalu dapat membantu orang lain
selagi kitamampu karena kita harus sadar bahwa pada hakikatnya kita adalah mahluk sosial.

· Nilai moral

Pesan moral yang ingin disampaikan Putu Wijaya dalam Cerpen Peradilan Rakyat ini adalah
sebagai seorang penegak hukum seharusnya kita memperhatikan kepentingan orang banyak,
jangan kita mengorbankan kepentingan orang banyak demi mempertahannkan rasa
professional dalam diri kita.

Begitu kak Hilda...

HILDA: baik menarik sekali ya kak zahra... pastinya tidak hanya niali sosial ataupun nilai
moral saja ini.. jadi bagaimana menurut kak imma ?

IMMA : nah betul sekali kak Hilda .. tadi penjelasan kak zahra sangat bagus.. dan saya akan
menambahkan ...

· Nilai ekonomi

Nilai ekonomi yang ada dalam cerpen Peradilan Rakyat Putu Wijaya ini penulis dapat
tunjukan berdasarkan kutipan berikut ini: ”…Kau tidak membelanya karena ketakutan,
bukan?" "Tidak! Sama sekali tidak!" "Bukan juga karena uang?!" "Bukan!" "Lalu karena
apa?" Pengacara muda itu tersenyum. "Karena aku akan membelanya." "Supaya dia
menang?"

Dari kutipan di atas, maka dapat kita lihat bahwa si Pengaca muda ini membela klayennya
bukan karena uang tetapi dia hanya ingin agar klayennya menang. Hal ini menunjukan bahwa
ekonomi tokoh pengacara muda ini cukup mapan. Dalam menjalankan profesinya sebagai
pengacara dia tidak perlu disogok, dia hanya berpegang pada rasa professional yang ada
dalam dirinya.

· Nilai pendidikan

Nilai pendidikan yang ada di dalam cerpen Peradilan Rakyat Putu Wijaya ini penulis dapat
tunjukan berdasarkan kutipan berikut ini: “…Negara harusnya percaya bahwa menegakkan
keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda
lakukan selama ini…."

Selain kutipan di atas, nilai pendidikan yang ada dalam cerpen Peradilan Rakyat Putu Wijaya
ini penulis juga dapat tunjukan berdasarkan kutipan berikut ini:

"…Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan keadilan. Yang ada hanya usaha untuk
mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling benar
mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi.
Upaya untuk mengejar itu yang paling penting….”

Dari kedua kutipan diatas maka, untuk menegakan sebuah keadilan maka kita harus
menegakannya dengan keadilan yang bersih tanpa berdasarkan kepentingan tertentu dan
berusaha untuk menegakan keadilan berdasarkan kebenaran.

Nah itu lah nilai-nilai yang dapat kita kaji dari cerpen Peradilan Rakyat Putu Wijaya ini kak
hilda..

HILDA: waduhh menarik sekali... jadi banyak sekali nilai-nilai yang bisa kita ambil dari
cerpen ini yak kakak2 sekalian wkwk... baik dari nilai sosial, moral, ekonomi, maupun nilai
pendidikannya nihh ya..
Wah asyik sekali perbincangan kita pada kesempatan kali ini nihh kakak2 narasumber
sekalian... dan tak terasa waktu berjalan dengan cepat.. senang sekali bisa berdiskusi bersama
untuk mengkaji sastra lebih dalam... sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada narasumber kita kali ini kak imma dan kak zahra.. dan tak lupa teman2 dirumah..
semoga kita bisa bertemu di acara PODAS selanjutnya.. sekian dari saya wassalamualaikum
wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai