Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA
BAB 7
EKSTRAKSI DAN UJI AKTIVITAS AMILASE

NAMA : SOFIE LULA MARCELIRIAN


NIM : 195100501111027
KELAS :Q
KELOMPOK : Q4
ASISTEN : SALSABILA IZZAH NURHEIBAH

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI INDUSTRI


JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
Nama Sofie Lula Marcelirian
NIM 195100501111027
Kelas Q
Kelompok Q4

EKSTRAKSI DAN PENGUJIAN AKTIVITAS SELULASE

A. Pre Lab
1. Sebutkan sumber-sumber penghasil enzim selulase yang Anda ketahui!
Enzim selulase pada umumnya selain dapat diperoleh dari mikroorganisme juga
dapat diproduksi dari tanaman dan hewan. Pada tanamaan biasanya dapat ditemukan di
dinding sel dan pada hewan biasanya terdapat pada rumen sapi. Enzim dari mikroorganisme
lebih banyak digunakan dibandingkan dari tanaman atau hewan karena mikroorganisme
dapat berkembangbiak dengan cepat, pertumbuhan relatif mudah diatur, enzim yang
dihasilkan tinggi sehingga ekonomis bila digunakan untuk industri, dan enzim yang
dihasilkan lebih stabil. Mikroorganisme penghasil enzim dapat berupa fungi dan bakteri,
mikroorganisme penghasil selulase dari kelompok bakteri menjadi pilihan utama karena
memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi
selulase lebih pendek (Nababa dkk, 2019).

2. Jelaskan prinsip pengukuran aktivitas enzim selulase secara kuantitatif pada percobaan ini!
Secara kuantitatif aktivitas enzim selulase ditentukan berdasarkan kadar gula reduksi
yang dihasilkan menggunakan metode DNS (Dinitrosalisilic Acid). Digunakan metode
DNS karena penggunaan pereaksi ini untuk mengatur gula pereduksi yang diproduksi oleh
mikroba memiliki tingkat ketelitian yang tinggi sehingga dapat diaplikasikan pada gula
dengan kadar kecil selaipun. Namun, reagen DNS akan mengalami ketidakstabilan apabila
terjadi kontak langsung dengan cahaya. Hal ini bisa diatasi dengan menjaga penyimpanan
reagen DNS agar terhindar dari kontak langsung dengan cahaya (Syarfina, 2016).

3. Bagaimana cara mengidentifikasi secara kualitatif bahwa telah terjadi reaksi enzimatis pada
percobaan ini?
Secara kualitatis, untuk mengidentifikasi adanya enzim selulase berdasarkan
pembentukan zona jernih yang dihasilkan pada media CMC (Carboxymethyl Cellulose)
agar, untuk mendeteksi adanya zona bening perlu dilakukan perwanaan terlebih dahulu
meggunakan congo red. Kemudian dapat ditentukan dengan Indeks Aktivitas Selulase
(IAS). CMC merupakan suatu polimer anionik yang uum digunakan pada pngujian aktivitas
selulase.CMC merupakan substrat terbaik untuk produksi selulase karena dapat
menginduksi bakteri untuk memproduksi enzim selulase (Murtiyaningsih, 2017).
Nama Sofie Lula Marcelirian
Nim 195100501111027
Kelas Q
Kelompok Q4

A. Diagram Alir
1. Ekstraksi Enzim Selulase
a. Pembuatan stok kultur

1 ose kultur B.subtilis (dari NA miring )

Diinokulasikan pada 40 ml medium CMC

Dishaker pada kecepatan 120 rpm suhu 550C selama 24 jam

Stok kultur 40 ml

b. Produksi dan Ekstraksi Enzim

Stok kultur 40 ml

Diinokulasikan sebanyak 10 ml ke dalam 100 ml CMC

Di shaker pada kecepatan 120 rpm suhu 550C selama 24 jam

Stok kultur 100 ml

Dimasukkan ke falcon sebanyak 10 ml

Disentrifugasi pada 8000 (4


rpm0 selama 10 menit (4 0C)
C)

Diambil supernatan

Hasil
Nama Sofie Lula Marcelirian
Nim 195100501111027
Kelas Q
Kelompok Q4

c. Penentuan Aktivitas Enzim Selulase

Enzim hasil ekstraksi

Diambil 1 ml
1 ml CMC 1% dalam buffer
sitrat fosfat pH 7 0,05 M

Diinkubasi pada suhu 500C selama 30 menit

2 ml DNS

Divortex

Dipanaskan pada air mendidih selama 5 menit

Diukur absorbansi dengan spekrofotometer dengan Panjang gelombang 540 nm

Hasil

d. Pembuatan Larutan Kontrol Enzim

1 ml ekstrak enzim

Dipanaskan selama 15 menit pada air mendidih

1 ml CMC 1% dalam buffer


sitrat fosfat pH 7 0,05 M

2 ml DNS
Divortex

Dipanaskan 5 menit pada air mendidih

Diukur absorbansi dengan spekrofotometer dengan Panjang gelombang 540 nm

Hasil
Nama Sofie Lula Marcelirian
Nim 195100501111027
Kelas Q
Kelompok Q4

e. Persiapan Substrat CMC 1%


CMC

Ditimbang 0,15 gram

Dilarutkan ke dalam 15 ml buffer sitrat phospat pH 7

Diaduk dan dipanaskan hingga jernih dan homogen

Hasil

2. Pembuatan Kurva Standar Glukosa

a. Pembuatan Larutan Standar Glukosa

Glukosa
Hasil
Maltosa
Ditimbang 50 mg

Dilarutkan dalam 50 ml buffer sitrat phospat pH 7

Diencerkan hingga diperoleh stok standar dengan konsentrasi 1000 ppm

Dilakukan pengenceran hingga diperoleh konsentrasi larutan standar Glukosa 100


ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm, 700 ppm, 800 ppm

Hasil
Nama Sofie Lula Marcelirian
Nim 195100501111027
Kelas Q
Kelompok Q4

b. Pembuatan Kurva Standar

1 ml larutan standar glukosa dengan seri pengenceran

3 ml reagen DNS

Dipanaskan dalam air yang mendidih hingga berubah warna

Didinginkan dengan air mengalir

Dicari panjang gelombang maksimal yang didapatkan dengan mengukur


absorbansi maltosa pada spektofotometri

Diukur nilai absorbansi beberapa konsentrasi maltosa dengan


menggunakan panjang gelombang maksimum
Persamaan
matematik standar
Hasil glukosa

c. Pembuatan Blanko Kurva Standar

1 ml buffer sitrat phospat


3 ml DNS

Dipanaskan dalam air yang mendidih hingga berubah warna

Didinginkan dengan air mengalir

Diukur nilai absorbansi blanko


Persamaan
matematik
Hasil
Nama Sofie Lula Marcelirian
Nim 195100501111027
Kelas Q
Kelompok Q4

d. Pembuatan Larutan Blanko Enzim

buffer sitrat fosfat pH 7 0,05 M

Diambil 1 ml

2 ml DNS

1 ml CMC 1%

Divortex

Dipanaskan 5 menit pada air mendidih

Diukur absorbansi dengan spekrofotometer dengan Panjang gelombang 540 nm

Hasil
DIAGRAM ALIR ANALISIS PROSEDUR Nama Sofie Lula Marcelirian
B. Diagram Alir dan Analisis Prosedur NIM 195100501111027
1. Ekstrasi Enzim Selulase Kelas Q
a) Pembuatan Stok Kultur Kelompok Q4

1 ose kultur B. subtilis (dari NA miring) (1) 1. Pertama,disiapkan biakan B. Subtilis sebagai stok kultur untuk
menghasilkan enzim selulase
2. Inokulasi dilakukan untuk menumbuhkan B. Subtilis pada medium
Diinokulasikan pada 10 ml medium CMC (2) CMC
3. Shaker dilakukan untuk meratakan pertumbuhan B. Subtilis didalam
medium agar menjaga kontak dengan medium dan memberi suasana
Dishaker pada kecepatan 120 rpm, 55oC, 24 jam (3)
aerob
4. Didapatkan hasil stok kultur dari B. subtilis
Stok kultur 10 mL (4)
b) Produksi dan Ekstraksi Enzim Selulase ANALISIS PROSEDUR Nama Sofie Lula Marcelirian
NIM 195100501111027
Stok kultur 10 mL (1) Kelas Q
Kelompok Q4

Diinokulasi sebanyak 10 mL ke 100 mL CMC (2) 1. Stok kultur 10 mL dari B. Subtilis disiapkan sebagai sampel yang
akan diuji
2. Inokulasi dilakukan untuk menumbuhkan B. Subtilis pada medium
Dishaker 120 rpm, 55oC, 4 hari (3) CMC
3. Shaker dilakukan untuk meratakan pertumbuhan B. Subtilis didalam
medium agar menjaga kontak dengan medium dan memberi suasana
Stok kultur 100 mL (4) aerob
4. Didapatkan stok kultur sebanyak 100 mL yang sudah ditumbuhkan
pada medium CMC
Dimasukkan ke falcon 10 mL (5) 5. Kultur dimasukkan ke dalam falcon untuk di sentrifugasi. Disamakan
berat dari tiap sampel yang ditambahkan ke dalam tabung falcon
6. Sentrifugasi bertujuan untuk memisahkan antara pelet dan supernatan
Disentrifugasi 10.000 rpm, 4oC, 6 menit (6) 7. Supernatan merupakan bagian yang mengandung ekstrak kasar enzim
selulase yang akan digunakan dalam preisipitasi protein
8. Didapatkan hasil ekstrak kasar dari enzim selulase
Supernatant (7)

Hasil (8)
c) Penentuan Aktivitas Enzim Selulase ANALISIS PROSEDUR Nama Sofie Lula Marcelirian
NIM 195100501111027
1 mL enzim hasil ekstrksi (1)
Kelas Q
Kelompok Q4
1 mL CMC 1% pada
buffer sitrat fosfat pH 7 (2) 1. Diambil 1 mL enzim hasil ekstraksi untuk diuji
0.05 M 2. CMC dan buffer sitrat fosfat bertujuan untuk menstabilkan pH pada
larutan
3. Inkubasi dilakukan untuk memelihara kultur mikroba dengan
Diinkubasi pada suhu 500C selama 30 menit (3) mempertahankan suhu tertentu agar bisa bertahan hidup dalam jangka
waktu tertentu untuk melihat pertumbuhan bakteri.
3 ml DNS 4. Ditambahkan larutan DNS untuk mendeteksi adanya gula pereduksi
pada sampel
Divortex (5) 5. Divortex untuk menghomogenkan larutan
(6) 6. Dipanaskan pada air mendidih selama 5 menit dan didinginkan agar
larutan kembali stabil
Dipanaskan pada air mendidih selama 5 menit dan didingikan (7) 7. Dihitung nilai absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm
menggunakan spektrofotometer
8. Dilakukan perhitungan dengan rumus untuk menentukan aktivitas
enzim selulase
Diukur absorbansi pada λ 540 nm (8)
9. Didapatkan nilai aktivitas enzim selulase

Dilakukan perhitungan dengan rumus (9)

Hasil (10)
d) Pembuatan Larutan Kontrol Enzim ANALISIS PROSEDUR Nama Sofie Lula Marcelirian
NIM 195100501111027
1 mL ekstrak enzim (1) Kelas Q
Kelompok Q4

Dipanaskan 15 menit dalam air mendidih (2) 1. Diambil 1 mL enzim hasil ekstraksi untuk diuji
2. Dipanaskan selama 15 menit dalam air mendidih
1 mL CMC 0.5% dalam (3) 3. CMC dan buffer sitrat fosfat bertujuan untuk menstabilkan pH
buffer sitrat fosfat pada larutan
4. Ditambahkan larutan DNS untuk mendeteksi adanya gula
2 mL DNS (4) pereduksi pada sampel
5. Divortex untuk menghomogenkan larutan
6. Dipanaskan pada air mendidih selama 5 menit dan didinginkan
Divortex (5) agar larutan kembali stabil
7. Dihitung nilai absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm
menggunakan spektrofotometer
Dipanaskan 5 menit dalam air mendidih (6) 8. Didapatkan larutan kontrol enzim

Diukur absorbansi pada λ 540 nm (7)

Hasil (8)
e) Persiapan Substrat CMC 1% ANALISIS PROSEDUR Nama Sofie Lula Marcelirian
NIM 195100501111027
CMC (1) Kelas Q
Kelompok Q4

Ditimbang 0.175 gram (2) 1. Serbuk CMC untuk pembuatan substrat


2. Ditimbang sebanyak 0.175 gram dengan menggunakan timbangan
analitik
Dilarutkan dalam 35 mL buffer sitrat fosfat pH 7 (3) 3. Dilarutkan dalam 35 mL buffer sitrat fosfat pH 7 agar larutan
memiliki pH yang stabil
4. Diaduk dan dipanaskan campuran larutan supaya homogen
Diaduk dan dipanaskan hingga homogen (4) 5. Didapatkan substrat CMC 1%

Hasil (5)
6. Pembuatan Kurva Standar Glukosa ANALISIS PROSEDUR Nama Sofie Lula Marcelirian
a) Pembuatan Larutan Standar Glukosa NIM 195100501111027
Kelas Q
50 mg glukosa anhidrat (1) Kelompok Q4

Buffer sitrat fosfat pH 7 (2) 1. Disiapkan 50 mg glukosa anhidrat yang akan digunakan sebagai
bahan pembuatan larutan standar glukosa
Diencerkan hingga diperoleh stok standar konsentrasi 1000 ppm (3) 2. Dilarutkan dalam buffer sitart fosfat yang memiliki pH 7
3. Diencerkan dengan buffer sitrat fosfat hingga diperoleh syok standar
konsentrasi 1000 ppm
Dilakukan seri pengenceran 0, 100, 200, 300, 400, 500, 600 ppm (4) 4. Kemudian dilakukan lagi seir pengenceran hingga 0, 100, 200, 300,
400, 500, dan 600 ppm
5. Diambil 1 mL dari setiap pengenceran
Diambil 1 mL setiap seri pengenceran (5) 6. Didapatkan larutan standar glukosa

Hasil (6)
b) Pembuatan Kurva Standar ANALISIS PROSEDUR Nama Sofie Lula Marcelirian
NIM 195100501111027
50 mg glukosa anhidrat (1) Kelas Q
Kelompok Q4
Buffer sitrat fosfat pH 7 (2)
1. Disiapkan 50 mg glukosa anhidrat sebagai bahan sampel yang akan
Dilarutkan (3) diuji
2. Buffer sitrat fosfat pH 7 untuk melarutkan glukosa anhidrat
Dihancurkan hingga konsentrasi 1000 ppm (4) 3. Dilarutkan glukosa pada larutan buffer
4. Dihancurkan hingga mencapai konsentrasi 1000 ppm
Dilakukan seri pengenceran 0, 100, 200, 300, 400, 500, 600 ppm (5) 5. Kemudian dilakukan lagi seri pengenceran hingga 0, 100, 200, 300,
400, 500, dan 600 ppm
6. Diambil 1 mL dari tiap seri pengenceran
Diambil 1 mL tiap seri pengenceran (6) 7. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
8. Ditambahkan buffer sitrat fosfat pH 7 untuk melarutkan
Dimasukkan tabung gas (7) 9. Dihomogenkan campuran larutan
10. Ditutup dengan aluminium foil agar tidak menguap
Buffer sitrat fosfat pH 7 (8) 11. Dipanaskan dalam air mendidih 20 menit
12. Didinginkan untuk proses selanjutnya
Dihomogenkan (9) 13. Dihitung absorbansi pada panjang gelombang maksumum
14. Didapatkan hasil pembuatan kurva standar
Ditutup aluinium foil (10)

Dipanaskan dalam air mendidih 20 menit (11)

Didinginkan (13)

Dicari panjang gelombang maksimum (13)

Hasil (14)
c) Pembuatan Blanko Kurva Standar ANALISIS PROSEDUR Nama Sofie Lula Marcelirian
NIM 195100501111027
1 mL Buffer Sitrat Fosfat pH 7 (1) Kelas Q
Kelompok Q4
3 mL DNS (2)
1. Disiapkan 1 mL buffer ditrat fosfat pH 7 yang akan di buat blanko
Divortex (3) 2. Ditambahkan larutan DNS untuk mendeteksi adanya gula pereduksi
pada sampel
3. Divortex untuk menghomogenkan larutan
Dipanaskan engan air mendidih 5 menit (4) 4. Dipanaskan dengan air mendidih
5. Didinginkan dengan air mengalir untuk menstabilkan larutan
6. Dihitung absorbansi pada panjang gelombang 540 nm
Didinginkan dengan air mengalir (5) 7. Dilakukan perhitungan menggunakan persamaan sistematik
8. Didapatka hasil blanko kurva standar
Diukur absorbansi λ 540 nm (6)

Persamaan sistematik (7)

Hasil (8)
d) Pembuatan Larutan Blanko Enzim ANALISIS PROSEDUR Nama Sofie Lula Marcelirian
NIM 195100501111027
Buffer SirtratFosfat pH 7 (1)
Kelas Q
Kelompok Q4

Diambil 1 mL (2) 1. Disiapkan buffer fosfta pH 7


2. Dimabil 1 mL menggunakan mikropipet
1 mL CMC (3) 3. Ditambahkan 1 mL CMC yang berfungsi sebagai pengental,
penstabil pengemulsi serta sebagai bahan pengikat
2 mL DNS (4) 4. Ditambahkan larutan DNS untuk mendeteksi adanya gula pereduksi
pada sampel
Divortex (5) 5. Divortex untuk menghomogenkan larutan
6. Dipanaskan 5 menit pada air mendidih
7. Dihitung absorbansi pada panjang gelombang 540 nm
Dipanaskan 5 menit pada air mendidih (6) 8. Didapatka hasil blanko enzim

Diukur absorbansi λ 540 nm (7)

Hasil (8)
Nama Sofie Lula Marcelirian
Nim 195100501111027
Kelas Q
Kelompok Q4

C. DHP
a. Cantumkan Kurva standar glukosa yang telah Anda buat di bawah ini beserta
persamaan regresinya!

Konsentrasi Absorbansi
100 ppm 0,115
200 ppm 0,263
300 ppm 0,454
400 ppm 0,588
500 ppm 0,734
600 ppm 0,858

y
1
y = 0.1478x - 0.1607
0.8
R² = 0.9969
0.6
Axis Title

0.4 y

0.2 Linear (y)

0
0 2 4 6 8
-0.2
Axis Title

Persamaan: y= 0,0015x - 0,013


R2 = 0,9969

b. Tuliskan nilai aktivitas enzim selulase yang anda peroleh di bawah ini disertai
perhitungannya!

No. Kelompok Absorbansi Absorbansi Absorbansi Aktivitas


Kontrol Sampel Blanko Selulase
1. Q1 1,407 1,428 0 0.0042 U/ml
2. Q2 1,407 1,979 0 0.0722 U/ml
3. Q3 1,407 1,928 0 0.0659 U/ml
4. Q4 1,407 1,858 0 0.0572 U/ml
5. Q5 1,407 1,839 0 0.0549 U/ml
6. Q6 1,407 1,752 0 0.0441 U/ml
7. Q7 1,407 1,428 0 0.0042 U/ml
Nama Sofie Lula Marcelirian
Nim 195100501111027
Kelas Q
Kelompok Q4

Perhitungan :
1. Q1
Absorbansi = ((As – Ab) – (Ak – Ab)) y = 0.0015x – 0.013
= (1.428 – 1.407) 0.021 = 0.0015x – 0.013
= 0.021 0.034 = 0.0015x
x = 22.67
𝑚𝑔
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 ( )
𝐿
Aktivitas Selulase = 𝑉 𝑥 𝑡 𝑥 𝐵𝑀
22.67 𝑚𝑔/𝐿
= 1 𝑚𝑙 𝑥 30 𝑚𝑛𝑡 𝑥 180 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0.0042 U/ml

2. Q2
Absorbansi = ((As – Ab) – (Ak – Ab)) y = 0.0015x – 0.013
= (1.979 – 1.407) 0.572 = 0.0015x – 0.013
= 0.572 0.585 = 0.0015x
x = 390

𝑚𝑔
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 ( )
𝐿
Aktivitas Selulase = 𝑉 𝑥 𝑡 𝑥 𝐵𝑀
390 𝑚𝑔/𝐿
= 1 𝑚𝑙 𝑥 30 𝑚𝑛𝑡 𝑥 180 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0.0722 U/ml

3. Q3
Absorbansi = ((As – Ab) – (Ak – Ab)) y = 0.0015x – 0.013
= (1.928 – 1.407) 0.521 = 0.0015x – 0.013
= 0.521 0.534 = 0.0015x
x = 356

𝑚𝑔
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 ( )
𝐿
Aktivitas Selulase = 𝑉 𝑥 𝑡 𝑥 𝐵𝑀
356 𝑚𝑔/𝐿
= 1 𝑚𝑙 𝑥 30 𝑚𝑛𝑡 𝑥 180 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0.0659 U/ml

4. Q4
Absorbansi = ((As – Ab) – (Ak – Ab)) y = 0.0015x – 0.013
= (1.858 – 1.407) 0.451 = 0.0015x – 0.013
= 0.451 0.464 = 0.0015x
x = 309.3
Nama Sofie Lula Marcelirian
Nim 195100501111027
Kelas Q
Kelompok Q4
𝑚𝑔
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 ( )
𝐿
Aktivitas Selulase = 𝑉 𝑥 𝑡 𝑥 𝐵𝑀
309.3 𝑚𝑔/𝐿
= 1 𝑚𝑙 𝑥 30 𝑚𝑛𝑡 𝑥 180 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0.0572 U/ml

5. Q5
Absorbansi = ((As – Ab) – (Ak – Ab)) y = 0.0015x – 0.013
= (1.839 – 1.407) 0.432 = 0.0015x – 0.013
= 0.432 0.445 = 0.0015x
x = 296,67

𝑚𝑔
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 ( )
𝐿
Aktivitas Selulase = 𝑉 𝑥 𝑡 𝑥 𝐵𝑀
296.67 𝑚𝑔/𝐿
= 1 𝑚𝑙 𝑥 30 𝑚𝑛𝑡 𝑥 180 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0.0549 U/ml

6. Q6
Absorbansi = ((As – Ab) – (Ak – Ab)) y = 0.0015x – 0.013
= (1.752 – 1.407) 0.345 = 0.0015x – 0.013
= 0.345 0.358 = 0.0015x
x = 238.67

𝑚𝑔
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 ( )
𝐿
Aktivitas Selulase = 𝑉 𝑥 𝑡 𝑥 𝐵𝑀
238.67 𝑚𝑔/𝐿
= 1 𝑚𝑙 𝑥 30 𝑚𝑛𝑡 𝑥 180 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0.0441 U/ml

7. Q7
Absorbansi = ((As – Ab) – (Ak – Ab)) y = 0.0015x – 0.013
= (1.428 – 1.407) 0.021 = 0.0015x – 0.013
= 0.021 0.034 = 0.0015x
x = 22.67

𝑚𝑔
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 ( )
𝐿
Aktivitas Selulase = 𝑉 𝑥 𝑡 𝑥 𝐵𝑀
22.67 𝑚𝑔/𝐿
= 1 𝑚𝑙 𝑥 30 𝑚𝑛𝑡 𝑥 180 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0.0042 U/ml
Nama Sofie Lula Marcelirian
Nim 195100501111027
Kelas Q
Kelompok Q4

D. Hasil dan Pembahasan

1.Apa keuntungan menggunakan bakteri sebagai sumber untuk ekstraksi selulase?


Produksi enzim selulase oleh bakteri memiliki keunggulan dibandingkan fungi yaitu
kecepatan pertumbuhan bakteri lebih cepat sehingga memungkinkan produksi enzim
rekombinan lebih tinggi, properti kestabilan pada keadaan suhu tinggi, dan lebih tahan
kondisi basa. Selain itu, enzim selulase yang dihasilkan bakteri lebih komplek dan multi
enzim sehingga meningkatkan fungsi serta sinerginya. Habitat bakteri pada lingkungan
yang lebih bervariasi seperti termofilik, psikrofilik, alkalifilik, asidofilik, halofilik sehingga
mampu resisten pada tekanan lingkungan (Rakhmawati, 2014).

2.Faktor-faktor apa saja yang menentukan keberhasilan ekstraksi selulase dari bakteri?
Jelaskan!

Produksi enzim dari suatu mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh faktor internal
(faktor genetik) dan faktor eksternal (kondisi fermentasi). Faktor eksternal antara lain faktor
suhu, pH, senyawa penginduksi, sumber karbon, waktu produksi dan agitasi, sedangkan
faktor internal atau faktor genetik sangat dipengaruhi oleh DNA dari spesies
mikroorganisme yang menghasilkan enzim selulase belum tentu menghasilkan aktivitas
selulase yang sama. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah kompleksitas produksi
enzim selulase. Setiap bakteri selulolitik menghasilkan kompleks enzim selulase yang
berbeda-beda, tergantung dari gen yang dimiliki dan sumber karbon yang digunakan (Johar
et al, 2012).

Struktur amorf selulosa bersifat larut dalam air sedangkan bagian kristal bersifat tidak
larut dalam air sehingga resisten terhadap degradasi secara kimia maupun biologis.
Akibatnya, selulosa menjadi sulit dihidrolisis. Molekul selulosa sangat stabil dan memiliki
waktu paruh 5-8 juta tahun untuk pemutusan ikatan beta-glikosidiknya pada suhu 25 oC.
Beberapa hal yang dapat menghambat degradasi selulosa adalah tingkat kristalisasi,
lignifikasi dan struktur kapiler selulosa terhadap selulolitik dan senyawa hidrolitik lainnya
(Sheltami et al, 2012).
Nama Sofie Lula Marcelirian
Nim 195100501111027
Kelas Q
Kelompok Q4

3. Bahas data yang Anda peroleh beserta data tukar kelompok!

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil praktikum, diperoleh data sebagai berikut.
Untuk sampel dari kelompok Q1 memiliki nilai absorbansi kontrol 1.407 dan nilai
absorbansi sampel 1.428, sehingga dapat dihitung menggunakan rumus aktivitas selulase
dan didapatkan nilai aktivitas enzim sebesar 0.0042 U/ml. Untuk sampel dari kelompok Q2
memiliki nilai absorbansi kontrol 1.407 dan nilai absorbansi sampel 1.979, sehingga dapat
dihitung menggunakan rumus aktivitas selulase dan didapatkan nilai aktivitas enzim sebesar
0.0722 U/ml. Untuk sampel dari kelompok Q3 memiliki nilai absorbansi kontrol 1.407 dan
nilai absorbansi sampel 1.928, sehingga dapat dihitung menggunakan rumus aktivitas
selulase dan didapatkan nilai aktivitas enzim sebesar 0.0659 U/ml. Untuk sampel dari
kelompok Q4 memiliki nilai absorbansi kontrol 1.407 dan nilai absorbansi sampel 1.858,
sehingga dapat dihitung menggunakan rumus aktivitas selulase dan didapatkan nilai
aktivitas enzim sebesar 0.0572 U/ml. Untuk sampel dari kelompok Q5 memiliki nilai
absorbansi kontrol 1.407 dan nilai absorbansi sampel 1.839, sehingga dapat dihitung
menggunakan rumus aktivitas selulase dan didapatkan nilai aktivitas enzim sebesar 0.0549
U/ml. Untuk sampel dari kelompok Q6 memiliki nilai absorbansi kontrol 1.407 dan nilai
absorbansi sampel 1.752, sehingga dapat dihitung menggunakan rumus aktivitas selulase
dan didapatkan nilai aktivitas enzim sebesar 0.0441 U/ml. Dan untuk sampel dari kelompok
Q7 memiliki nilai absorbansi kontrol 1.407 dan nilai absorbansi sampel 1.428, sehingga
dapat dihitung menggunakan rumus aktivitas selulase dan didapatkan nilai aktivitas enzim
sebesar 0.0042 U/ml. Dapat dilihat pada data, semakin tinggi nilai absorbansi pada sampel
maka nilai aktivitas selulasenya juga akan semakin tinggi. Hal ini, dikarenakan nilai
absorbansi menentukan banyaknya kadar glukosa yang dihasilkan dari proses hidrolisis
selulosa oleh enzim selulase.

Menurut literatur yang menyatakan bahwa satu unit aktivitas selulase didefisinikan
sebagai jumlah enzim yang menghasilkan 1 µmol glukosa dalam satu menit sesuai kondisi
pengukuran. Pengujian aktivitas selulase secara kuantitatif menunjukkan kemampuan dalam
menghidrolisis selulosa pada substrat CMC membentuk gula pereduksi yaitu glukosa. Gula
reduksi merupakan monosakarida yang dicirikan dengan adanya gugus aldehid dan keton
yang bersifat mampu mereduksi senyawa pengoksidasi. Gugus aldehid glukosa akan
bereaksi dengan DNS (asam dinitrosalisilat) sebagai oksidator untuk membentuk asam 3-
amino-5-nitrosalisilat yang menghasilkan warna jingga kemerahan. Warna tersebut dapat
dikuantitatifkan dengan pembacaan secara kolorimetrik menggunakan spektrofotometer.
Selulase akan bekerja secara sinergis dalam proses perombakan selulosa menjadi glukosa.
Hidrolisis tersebut meliputi tiga tipe enzim utama yaitu : β-1,4- glukanase yang berperan
memotong rantai selulosa secara random sehingga sisi yang terbuka dapat diserang oleh
ekso- β -1,4-glukanase menghasilkan selooligosakarida dengan ujung rantai bebas; Ekso-
1,4 - β -glukanase berperan memecah ujung pereduksi dan non pereduksi pada rantai
selooligosakarida untuk menghasilkan selobiosa, kemudian selobiosa kemudian dihirolisis
Nama Sofie Lula Marcelirian
Nim 195100501111027
Kelas Q
Kelompok Q4

menjadi glukosa oleh β – glukosidase (Idiawati, 2014).

4.Apa definisi nilai aktivitas enzim tersebut?

Nilai aktivitas enzim selulase ditentukan berdasarkan nilai absorbansi yang diperoleh
dan diplotkan pada kurva standar untuk mengetahui konsentrasi dari sampel. Satu unit
aktivitas enzim selulase dinyatakan sebagai jumlah µmol produk glukosa hasil hidrolisis
enzim selulase tiap satu menit pada kondisi pengujian. Nilai aktivitas selulase dapat
ditentukan berdasarkan perhitungan sebagai berikut :
𝑚𝑔
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 ( )
𝐿
Aktivitas Selulase = (Hatta dkk, 2014).
𝑉 𝑥 𝑡 𝑥 𝐵𝑀

Keterangan :

- V = volume enzim
- t = waktu inkubasi
- BM = berat molekul glukosa(Hatta dkk, 2014).
Nama Sofie Lula Marcelirian
Nim 195100501111027
Kelas Q
Kelompok Q4

E. Kesimpulan
Pada praktikum ekstraksi dan uji enzim selulase, secara kuantitatif aktivitas enzim selulase
ditentukan berdasarkan kadar gula reduksi yang dihasilkan menggunakan metode DNS
(Dinitrosalisilic Acid). Digunakan metode DNS karena penggunaan pereaksi ini untuk mengatur gula
pereduksi yang diproduksi oleh mikroba memiliki tingkat ketelitian yang tinggi sehingga dapat
diaplikasikan pada gula dengan kadar kecil sekalipun. Tujuan dari praktikum ini agar mampu
melaksanakan ekstraksi enzim selulase dari bakteri dan mampu melakukan pengujian aktivitas enzim
amilase. Berdasarkan data yang diperoleh, untuk sampel Q1 memiliki nilai aktivitas enzim selulase
sebesar 0.0042 U/ml, untuk sampel Q2 memiliki nilai aktivitas enzim selulase sebesar 0.0722 U/ml,
untuk sampel Q3 memiliki nilai aktivitas enzim selulase sebesar 0.0659 U/ml, untuk sampel Q4
memiliki nilai aktivitas enzim selulase sebesar 0.0572 U/ml, untuk sampel Q5 memiliki nilai aktivitas
enzim selulase sebesar 0.0549 U/ml, untuk sampel Q6 memiliki nilai aktivitas enzim selulase sebesar
0.0441 U/ml, dan untuk sampel Q7 memiliki nilai aktivitas enzim selulase sebesar 0.0042 U/ml.
Dapat dilihat pada data, semakin tinggi nilai absorbansi pada sampel maka nilai aktivitas
selulasenya juga akan semakin tinggi. Hal ini, dikarenakan nilai absorbansi menentukan
banyaknya kadar glukosa yang dihasilkan dari proses hidrolisis selulosa oleh enzim selulase
DAFTAR PUSTAKA

Murtiyaningsih, H., & Hazmi, M. 2017. “Isolasi dan Uji Aktivitas Enzim Selulase Pada
Bakteri Selulolitik Asal Tanah Sampah.” Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
(Journal of Agricultural Science) 15(2):293-308.
Nababa, M., Gunam, I. B. W., & Wijaya, I. M. M. 2019. “Produksi Enzim Selulase Kasar dari
bakteri Selulolitik.” Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri 7(2) : 190-199
Syarafina, P. 2016. “Karakterisasi Enzim Selulase Yang Dihasilkan Oleh Lactobacillus
plantarum Pada Variasi Suhu, pH dan Konsentrasi Substrat. [Skripsi].” Malang :
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Hatta, U., Sjofjan, O., & Sundu, B. 2014. Pengaruh Fermentasi Kombinasi Jamur Pleurotus
Ostreatus Dengan Trichoderma Viridae Terhadap Kandungan Nutrien dan Aktivitas
Enzim Selulase Bungkil Kopra. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24(2):20-30.
Idiawati, N., Harfinda, E. M., & Arianie, L. 2014. Produksi Enzim Selulase olehAspergillus
niger pada Ampas Sagu. Jurnal Natur Indonesia 16(1):1-9.
Johar, N., Ahmad, I., & Dufresne, A. 2012. Extraction, Preparation and Characterization of
Cellulose Fibres and Nanocrystals From Rice Husk. Industrial Crops and Products
37(1):93-99.
Rakhmawati, A., Yulianti, E., & Rohaeti, E. 2014. Seleksi Bakteri Termofilik Selulolitik
Pasca Erupsi Merapi. Jurnal Kaunia 10(2):92-102.
Sheltami, R. M., Abdullah, I., Ahmad, I., Dufresne, A., & Kargarzadeh, H. 2012. Extraction
of Cellulose Nanocrystals From Mengkuang Leaves (Pandanus tectorius). Carbohydrate
Polymers 88(2):772-779.
SS BUKTI LITERATUR

Anda mungkin juga menyukai