Pandangan Ilmu Antropologi Dan Sosiologi Terhadap Profesi Bidan
Pandangan Ilmu Antropologi Dan Sosiologi Terhadap Profesi Bidan
Sebagaimana kita ketahui bahwa kebidanan merupakan salah satu disiplin ilmu
kesehatan. Adapun antropologi kesehatan itu adalah mempelajari gejala-gejala biobudaya yaitu
aspek bilogis dan budaya, ilmu antropologi kesehatan adalah ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia, interaksi kesehatan dan penyakit dari berbagai segi terutama terkait dengan
budaya.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara antropologi dengan ilmu
kesehatan atau kebidanan adalah mendefinisikan secara komprehensif dan interpretasi berbagai
macam masalah tentang hubungan timbal balik biobudaya, antar tingkah laku
manusia dimasalalu dan masakini dengan derajat kesehatan dan penyakit tanpa mengutamakan
perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut. Dan hubungannya yang lain
adalah ilmu antropologi dan kebidanan sama-sama berpartisipasi dalam program yang bertujuan
memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara
gejala bio-sosio-budaya dengan kesehatan serta melalui perubahan tingkah laku sehat kearah
Dengan demikian pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab praktek profesi
bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak
antropologi. Yaitu dengan meyakini bahwa manusia adalah makhluk yang harus diperhatikan,
dipertahankan, dan ditingkatkan derajat kesehatannya. Dan dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat seseorang yang berprofesi sebagai bidan harus mampu memahami
karakteristik manusia, budaya dan lingkungan sekitar dimana manusia itu tinggal.
Seorang bidan harus memiliki keyakinan bahwa manusia itu adalah makhluk bio-psiko-
sosio-dan spiritual dan tidak bias dipisahkan meskipun hanya salah satu dari aspek tersebut.
Dengan demikian seorang bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan tidak boleh
menghilangkan kebudayaan pasien selama budaya tersebut tidek bertentangan dengan tindakan
medis.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ilmu sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang manusia dan kemasyarakatan. Adapun hubungan antara ilmu sosiologi
dalam profesi kebidanan adalah bahwa manusia itu merupakan makhluk sosial yang senantiasa
selalu melakukan interaksi dengan manusia, dan lingkungannya dan tidak bias berdiri sendiri.
profesinya sebagai bidan harus menempatkan posisinya sama dengan manusia lain, yaitu
membutuhkan bantuan dari manusia yang lain. Dan dalam hal ini seorang bidan juga diharapkan
tidak membuat perbedaan diantara pasien yang akan mereka layani baik dari segi suku, agama,
ras, dan status sosial. Dengan demikian maka pelayanan kesehatan akan merata disetiap
masyarakat.
Apabila seorang bidan telah menerapkan hal yang demikian didalam setiap pelayanan
yang diberikannya maka derajat kesehatan akan lebih baik, baik bagi mereka yang berstatus
kaitannya dengan sosiologi medis. Antropologi medis mempunyai suatu cabang yang dinamakan
Hubungan Antropologi dan sosiologi kesehatn yaitu data mengenai konsepsi dan sikap
penduduk desa tentang kesehatan, tentang sakit, terhadap dukun, terhadap obat-obatan
tradisional, terhadap kebiasaan dan pantangan makan dan ssebagainya. Ilmu antropologi juga
memberi kepada dokter kesehatan masyarakat yang akan bekerja dan hidup di berbagai daerah
dengan berbagai macam aneka warna adat dan budaya. Metode-metode dan cara-cara untuk
segera mengerti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat-adat lain.
Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan dipandang sebagai disiplin biobudaya
yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia,
terutama tantang cara-cara interaksi antara keduanya, sepanjang sejarah kehidupan manusia yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Ada Cara dan gaya hidup manusia merupakan fenomena
yang dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit. Selain itu hasil dari berbagai
macam kebudayaan juga dapat menimbulkan barbagai macam penyakit. Masyarakat dan
pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu Naturalistik dan Personalistik.
Penyebab dari penayakit yang bersifat Naturalistik yaitu orang yang menderita penyakit akibat
lingkungan, makanan, dan pola hidup yang tidak baik, termasuk juga kepercayaan panas dingin
Konsep sehat atau sakit yang dianut pengobat tradisional (Batra) sama seperti yang dianut
masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau
kelainan kondisi tubuh serta gejala-gejala yang dirasakan. Sedangkan menurut konsep
Personalistik menganggap munculnya penyakit (illnes) disebabkan oleh intervasi suatu gen aktif
yang dapat berupa makhluk halus (jin, roh leluhur, atau roh jahat), atau dari manusia (santet,
Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian yang tak terpisahkan
akan keberadaanya sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan merupakan bagian budaya yang
ditemukan secara universal. Dari budaya pula, hidup sehat dapat ditelusuri. Yaitu melalui
komponen pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat penyakit, cacat dan kematian, nilai yang
dilaksanakan dan diyakini di masyarakat, serta kebudayaan dan teknologi yang berkembang di
masyarakat.
Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di setiap
masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa lalu, ketika pengetahuan
menempuh cara “trial and error” guna menyembuhkan segala jenis penyakit, meskipun resiko
untuk mati masih terlalu besar bagi pasien. Kemudian perpaduan antara pengalaman empiris
dengan konsep kesehatan ditambah juga dengan konsep budaya dalam hal kepercayaan
kunyit sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning (hepatitis) di kalangan masyarakat
Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa warna penyakit pasti akan sesuai dengan warna obat
yang telah disediakan oleh alam. Kemudian contoh lainnya adalah ditemukannya system
drainase pada tahun 3000 SM di kebudayaan bangsa Kreta, dan bangsa Minoans. Ini
menunjukkan bahwa kebudayaan dan pengetahuan serta teknologi sangat berpengaruh terhadap
kesehatan.