Kementerian Keuangan
2021
www.bppk.kemenkeu.go.id @BPPKKemenkeu
@BPPKKemenkeu www.Facebook.com/bppk.kemenkeu
9
Ujian Dinas Tk.I
2019
Daftar Isi
A. KEDUDUKAN ............................................................................................................ 8
B. KELOMPOK KEMENTERIAN NEGARA .......................................................................... 8
C. TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA.............................................................. 9
D. SUSUNAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA ....................................................... 11
E. TUGAS DAN FUNGSI UNSUR KEMENTERIAN NEGARA ................................................ 13
F. KETENTUAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN ................................................ 20
G. TATA KERJA KEMENTERIAN .................................................................................... 27
H. CONTOH SOAL ...................................................................................................... 29
BAB III TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN ..... 30
BAB IV TUGAS, FUNGSI, VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI PADA KEMENTERIAN
KEUANGAN ........................................................................................................................... 36
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya kementerian atau lembaga membutuhkan
pegawai yang kompeten. Para pegawai inilah yang akan melaksanakan tugas dan fungsi
instansinya yang antara lain adalah melaksanakan kebijakan publik, memberikan pelayanan,
dan berfungi sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing pegawai telah diberikan
tanggung jawab yang merupakan bagian tanggung jawab organisasinya. Setiap pegawai
Kementerian Keuangan wajib memahami tugas dan fungsi Kementerian Keuangan secara
umum. Pemahaman tentang struktur dan fungsi meliputi pemahaman tentang tugas, fungsi,
visi, misi dan struktur organisasinya. Pemahaman ini penting agar seluruh pegawai memiliki
wawasan yang lebih luas tentang pengelolaan Keuangan Negara yang dilakukan oleh
Kementerian Keuangan. Pegawai yang bertugas pada eselon satu tertentu diharapkan
memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang unit eselon satu tempat pegawai yang
bersangkutan bekerja.
Menurut Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015, Kementerian sebagai bagian
Pemerintahan Negara Republik Indonesia merupakan unsur pelaksana pemerintah, bertugas
melaksanakan sebagian tugas-tugas pemerintahan di bidang masing-masing, dipimpin oleh
seorang menteri negara yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Dalam organisasi Kementerian, terdapat Sekretariat Jenderal yang melakukan
pembinaan serta pelaksanaan tugas dan administrasi juga berperan sebagai unsur pembantu
Menteri dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas unit-unit organisasi di lingkungan
Kementerian.
Direktorat Jenderal merupakan unsur pelaksana yang mempunyai tugas merumuskan
dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidangnya berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan Menteri.
Badan/Pusat merupakan pelaksana tugas-tugas tertentu yang karena sifatnya tidak
tercakup dalam tugas Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal dan/atau Inspektorat Jenderal.
Adapun Inspektorat Jenderal melaksanakan tugas pengawasan fungsional dalam
lingkungan Kementerian terhadap pelaksanaan tugas semua unsur Kementerian agar dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan yang berlaku.
Tugas-tugas Kementerian di daerah dilaksanakan oleh Instansi Vertikal yang dapat
berupa Kantor Wilayah Kementerian atau Kantor Wilayah Direktorat Jenderal. Kementerian
apabila diperlukan dapat pula membentuk Unit-unit Pelaksana Teknis untuk melaksanakan
tugas-tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang.
Selain unit-unit organisasi yang sudah disebutkan tadi, Menteri dalam melaksanakan tugasnya
dapat juga dibantu oleh beberapa orang Staf Ahli untuk memberikan telaahan mengenai
masalah-masalah tertentu.
Bahan ajar ini terdiri dari lima Bab yaitu:
Bab I Berisi latar belakang, deskripsi singkat dan materi pokok bahan ajar, indikator
hasil belajar, dan manfaat bahan ajar.
Bab II Menyajikan organisasi kementerian secara umum yang mencakup kedudukan,
tugas, fungsi dan susunan organisasi kementerian.
Bab III Menyajikan tugas, fungsi, visi, misi dan susunan organisasi Kementerian
Keuangan.
Bab IV Menyajikan tugas, fungsi, visi, misi dan susunan organisasi tingkat Eselon I
pada lingkungan Kementerian Keuangan, pada staf Ahli Menteri, dan Pusat.
Bab V Menyajikan tugas dan fungsi organisasi lain di lingkungan Kementerian
Keuangan yang diamanatkan oleh Peraturan Perundang-Undangan.
Dengan mengetahui gambaran umum organisasi kementerian Keuangan yang meliputi
kedudukan, tugas, fungsi, visi, misi dan susunan organisasi, pegawai Kementerian Keuangan
akan mudah memahami seluk beluk dan karakteristik organisasi Kementerian Keuangan
secara keseluruhan dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas pekerjaan masing-
masing.
visi, misi, dan susunan organisasi unit eselon satu di lingkungan Kementerian Keuangan,
serta tugas, fungsi, visi, misi dan struktur organisasi Pusat di lingkungan Kementerian
Keuangan.
Setelah mempelajari bahan ajar ini, pembaca diharapkan mampu:
1. Menjelaskan kedudukan, tugas, dan fungsi kementerian.
2. Menjelaskankan tugas, fungsi, visi, misi, dan struktur organisasi Kementerian Keuangan.
3. Menjelaskankan tugas, fungsi, visi, misi, dan struktur organisasi di lingkungan
Kementerian Keuangan yaitu:
a. Sekretariat Jenderal,
b. Direktorat Jenderal Anggaran,
c. Direktorat Jenderal Pajak,
d. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
e. Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
f. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara,
g. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan,
h. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko,
i. Inspektorat Jenderal,
j. Badan Kebijakan Fiskal,
k. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK),
l. Staf Ahli Menteri Keuangan,
m. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan,
n. Pusat Pembinaan Profesi Keuangan; dan
o. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan.
4. Menjelaskankan tugas dan fungsi organisasi lain di lingkungan Kementerian Keuangan
yang diamanatkan oleh Peraturan Perundang-Undangan, yaitu:
a. Lembaga National Single Window
b. Sekretariat Pengadilan Pajak
c. Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan
d. Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan
e. Sekretariat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah
f. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
g. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit
h. Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup
i. Pusat Investasi Pemerintah
j. Lembaga Manajemen Aset Negara
k. Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional
l. Politeknik Keuangan Negara STAN
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI KEMENTERIAN
A. Kedudukan
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 68 tahun 2019 tentang Organisasi
Kementerian Negara, Kementerian Negara berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden.
e. unsur pendukung;
Unsur pendukung yaitu Badan dan/atau Pusat. Badan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri dan dipimpin oleh Kepala Badan. Pusat berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal dan
dipimpin oleh Kepala Pusat.
f. unsur pelaksana tugas pokok di daerah dan/atau perwakilan luar negeri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Unsur pelaksana tugas pokok di daerah adalah instansi vertikal yang ditetapkan
dengan Peraturan Menteri setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.
3. Kementerian Kelompok II
a. unsur pemimpin;
Unsur pemimpin yaitu Menteri yang mempunyai tugas memimpin Kementerian. Dalam
melaksanakan tugas, Menteri tertentu dapat dibantu oleh Wakil Menteri sesuai dengan
penunjukan Presiden.
b. unsur pembantu pemimpin;
Unsur pembantu pemimpin yaitu Sekretariat Jenderal Sekretariat Jenderal dipimpin
oleh Sekretaris Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
c. unsur pelaksana;
Unsur pelaksana yaitu Direktorat Jenderal. Direktorat Jenderal dipimpin oleh Direktur
Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri..
d. unsur pengawas;
Unsur pengawas yaitu Inspektorat Jenderal. Inspektorat Jenderal berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri. Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur
Jenderal..
e. unsur pendukung
Unsur pendukung yaitu Badan dan/atau Pusat. Badan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri dan dipimpin oleh Kepala Badan. Pusat berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal dan
dipimpin oleh Kepala Pusat.
4. Kementerian Kelompok III
a. unsur pemimpin;
Unsur pemimpin yaitu Menteri mempunyai tugas memimpin Kementerian.
b. unsur pembantu pemimpin;
Unsur pembantu pemimpin adalah Sekretariat Kementerian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
c. unsur pelaksana;
Adapun tugas dan fungsi masing-masing unsur pada Kementerian Kelompok I dan II
adalah sebagai berikut:
a. Menteri
Menteri mempunyai tugas memimpin Kementerian sesuai dengan bidang tugas
Kementerian.
b. Sekretariat Jenderal
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian. Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
1) koordinasi kegiatan Kementerian;
2) koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian;
Penentuan jumlah Direktorat Jenderal didasarkan pada analisis organisasi dan beban
kerja.
1) Direktorat Jenderal terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling banyak 5
(lima) Direktorat.
2) Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional.
3) Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian dan/atau Kelompok Jabatan
Fungsional.
4) Direktorat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling
banyak 5 (lima) Subdirektorat, serta Subbagian yang menangani fungsi
ketatausahaan.
5) Subdirektorat dapat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri
atas 2 (dua) Seksi.
d. Inspektorat Jenderal
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan intern di
lingkungan Kementerian.
Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
1) penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern;
2) pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
3) pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
4) penyusunan laporan hasil pengawasan;
5) pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
6) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Inspektorat Jenderal terdiri atas Sekretariat Inspektorat Jenderal dan paling banyak 5
(lima) Inspektorat.
1) Sekretariat Inspektorat Jenderal terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian, dan
2) Bagian terdiri atas 2 (dua) Subbagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional.
3) Inspektorat terdiri atas 1 (satu) Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan dan
Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.
e. Badan dan/atau Pusat
Badan dan/atau Pusat mempunyai tugas menyelenggarakan dukungan yang bersifat
substantif untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis Kementerian dalam
pelaksanaan agenda pembangunan nasional.
Badan dan/atau Pusat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis dukungan substantif di bidangnya;
b. pelaksanaan tugas dukungan substantif di bidangnya;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan substantif di
bidangnya;
d. pelaksanaan tugas administrasi Badan dan/atau Pusat; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Badan terdiri atas Sekretariat Badan dan paling banyak 4 (empat) Pusat.
a. Sekretariat Badan terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian dan/atau Kelompok
Jabatan Fungsional.
b. Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian dan/atau Kelompok Jabatan
Fungsional.
Pusat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling banyak
3 (tiga) Bidang, serta Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan. Bidang terdiri
atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri atas 2 (dua) Subbidang.
3. Kementerian Kelompok III
Adapun tugas dan fungsi masing-masing unsur pada Kementerian Kelompok III adalah
sebagai berikut:
a. Menteri
Menteri mempunyai tugas memimpin Kementerian sesuai dengan bidang tugas
Kementerian.
b. Sekretariat Kementerian
Sekretariat Kementerian menyelenggarakan fungsi:
1) Koordinasi kegiatan Kementerian;
2) koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian;
3) pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat,
arsip, dan dokumentasi Kementerian ;
4) pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
5) koordinasi dan penJrusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan
advokasi hukum;
6) penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan pengelolaan
pengadaan barang/jasa;
7) pengelolaan data dan informasi; dan
8) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Sekretariat Kementerian terdiri atas paling banyak 4 (empat) Biro.
1) Biro terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian dan/atau Kelompok Jabatan
Fungsional.
2) Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian dan/atau Kelompok Jabatan
Fungsional.
3) Dikecualikan Bagian yang menangani fungsi tatausahaan pimpinan terdiri atas
sejumlah Subbagian sesuai kebutuhan.
4) Tata Usaha Pimpinan memberikan dukungan administrasi kepada unsur pemimpin,
unsur pembantu pemimpin, dan staf ahli.
c. Deputi
Deputi mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan serta koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan di bidangnya. Deputi menyelenggarakan fungsi:
1) perumusan kebijakan di bidangnya;
2) koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
3) pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidangnya; dan
4) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Penentuan jumlah Deputi didasarkan pada analisis organisasi dan beban kerja.
1) Deputi terdiri atas Sekretariat Deputi dan paling banyak 5 (lima) Asisten Deputi.
2) Sekretariat Deputi terdiri atas 2 (dua) Bagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional.
3) Bagian terdiri atas 2 (dua) Subbagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional.
4) Asisten Deputi terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau paling banyak 4
(empat) Bidang.
5) Bidang terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau 2 (dua) Subbidang.
d. Inspektorat
Inspektorat mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan
Kementerian dan menyelenggarakan fungsi:
1) penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern;
2) pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
3) pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
4) penyusunan laporan hasil pengawasan;
5) pelaksanaan administrasi Inspektorat; dan
6) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Inspektorat terdiri atas 1 (satu) Bagian yang menangani fungsi ketatausahaan dan
Kelompok Jabatan Fungsional Auditor. Bagian terdiri atas paling banyak 2 (dua)
Subbagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional.
4. Wakil Menteri
Dalam melaksanakan tugas Menteri tertentu dapatdibantu oleh Wakil Menteri sesuai
dengan penunjukkan Presiden. Wakil Menteri berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Menteri. Wakil Menteri mempunyai tugas membantu Menteri dalam memimpin
pelaksanaan tugas Kementerian. Ruang lingkup bidang tugas meliputi:
a. membantu Menteri dalam perumusan dan/ataupelaksanaan kebijakan Kementerian; dan
b. membantu Menteri dalam mengoordinasikanpencapaian kebijakan strategis lintas unit
organisasi dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Eselon I di lingkungan
Kementerian.
5. Staf Ahli
Menteri dan Menteri Koordinator dapat dibantu oleh Staf Ahli, yang merupakan satu
kesatuandalam susunan organisasi Kementerian atau Kementerian Koordinator. Staf Ahli
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri atau Menteri Koordinator dan
dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal atau Sekretaris Kementerian atau Sekretaris
Kementerian Koordinator. Staf Ahli mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap
isu-isu strategis kepada Menteri atau Menteri Koordinator sesuai keahliannya. Staf Ahli
paling banyak 5 (lima) Staf Ahli dan tidak melebihi jumlah unsur pelaksana.
6. Staf Khusus Menteri
Di lingkungan Kementerian atau KementerianKoordinator dapat diangkat paling banyak 5
(lima) orang Staf Khusus. Menteri atau Menteri Koordinator mengajukanusulan jumlah
Staf Khusus yang dibutuhkan dan calon Staf Khusus kepada Presiden untuk
mendapatkan persetujuan. Masa bakti Staf Khusus paling lama sama dengan masa
jabatan Menteri atau Menteri Koordinator yang bersangkutan. Staf Khusus diangkat oleh
Menteri atau Menteri Koordinator setelah mendapat persetujuan Presiden dan
diberhentikan oleh Menteri atau Menteri Koordinator. Staf Khusus mempunyai tugas
memberikan sarandan pertimbangan kepada Menteri atau Menteri Koordinator sesuai
penugasan Menteri atau Menteri Koordinator. Staf Khusus dapat berasal dari Pegawai
Negeri Sipil dan Non-Pegawai Negeri Sipil.
fungsional adalah jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya sangat diperlukan oleh
suatu organisasi agar dapat menjalankan tugas-tugas pokoknya dengan lancar dan
mandiri.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 stdd. Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2020 tentang Pegawai Negeri Sipil adalah sekelompok jabatan yang
berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu.
Unit yang melaksanakan tugas pembinaan JF di lingkungan Kementerian Keuangan
dapat dikategorikan menjadi:
a. Unit Koordinator Pembinaan JF yaitu Unit yang melaksanakan tugas koordinasi
pembinaan terkait JF di lingkungan Kemenkeu, dalam hal ini dilaksanakan oleh Biro
Organta.
b. Unit Pembina Teknis yaitu Unit yang melaksanakan tugas pembinaan teknis terkait
JF yang Instansi Pembinanya Kemenkeu (JF Kemenkeu Pembina), dalam hal ini
dilaksanakan oleh Unit Eselon I.
c. Unit Pembina Internal, yaitu Unit yang melaksanakan tugas pembinaan terkait JF
yang Instansi Pembinanya K/L lain (JF Kemenkeu Pengguna), dalam hal ini
dilaksanakan oleh unit yang memiliki kedekatan fungsi dengan JF berkenaan.
Dilihat dari sisi pembinaan JF di atas, secara umum JF yang diimplementasikan di
lingkungan Kementerian Keuangan dapat dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu:
a. JF Kemenkeu Pembina, yaitu JF yang memiliki fungsi dan tugas di bidang
pengelolaan keuangan negara yang pembinaannya dilakukan oleh Kementerian
Keuangan. Saat ini terdapat 16 (enam belas) JF Kemenkeu Pembina dengan rincian
sebagai berikut:
1) JF Analis Anggaran
Berdasarkan Peraturan Menteri PAN-RB (PermenPANRB) Nomor 21 Tahun
2016, JF Analis Anggaran adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melakukan kegiatan analisis di bidang
penganggaran dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN). JF Analis Anggaran merupakan JF yang bersifat terbuka dengan UPTJF
adalah Direktorat Jenderal Anggaran.
2) JF Pemeriksa Pajak
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 17 Tahun 2016, JF Pemeriksa Pajak
adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak untuk melakukan pemeriksaan, pemeriksaan Bukti
Permulaan, dan/atau penyidikan pada unit Direktorat Jenderal Pajak. JF
dan hak untuk melakukan kegiatan di bidang penilaian properti dan/atau bisnis
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. JF Penilai Pemerintah
merupakan JF yang bersifat terbuka dengan UPTJF adalah Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara.
14) JF Penata Laksana Barang
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 23 Tahun 2018, JF Penata Laksana
Barang adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. JF
Penata Laksana Barang merupakan JF yang bersifat terbuka dengan UPTJF
adalah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
15) JF Analis Keuangan Pusat dan Daerah
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 42 Tahun 2014, JF Analis Keuangan
Pusat dan Daerah adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas,
tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan analisis keuangan pusat dan
daerah dalam lingkungan instansi Pusat dan Daerah. JF Analis Keuangan Pusat
dan Daerah merupakan JF yang bersifat terbuka dengan UPTJF adalah Direktorat
Jenderal Perimbangan Keuangan.
16) JF Analis Pembiayaan dan Risiko Keuangan
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 50 Tahun 2018, JF Analis Pembiayaan
dan Risiko Keuangan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan kegiatan analisis di
bidang Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Keuangan. JF Analis Pembiayaan
dan Risiko Keuangan merupakan JF yang bersifat tertutup dengan UPTJF adalah
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko.
b. JF Kemenkeu Pengguna, yaitu JF yang digunakan oleh Kementerian Keuangan yang
pembinaannya dilakukan oleh Kementerian/Lembaga lainnya. Pada awal tahun 2021,
terdapat 19 (sembilan belas) jenis JF Kemenkeu Pengguna yang sudah
diimplementasikan dengan rincian sebagai berikut:
No JF Instansi Pembina UPTJF
1 Auditor BKN Inspektorat Jenderal
2 Peneliti LIPI
BKF
3 Analis Kebijakan LAN
4 Widyaiswara LAN
5 Dosen Kemendikbud
BPPK
6 Pengembang Teknologi Kemendikbud
Pembelajaran
7 Dokter Kemenkes
Biro Umum
8 Dokter Gigi Kemenkes
H. Contoh Soal
1. B-S : Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dan Wakil
Presiden.
2. B-S : Pembantu pemimpin dalam Kementerian adalah para Direktur Jenderal
3. B-S : Menyelenggarakan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan
pengadaan barang/jasa merupakan tugas Sekretaris Jenderal.
4. B-S : Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidangnya merupakan
salah satu fungsi Sekretariat jenderal.
5. B-S : Direktorat Jenderal mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis di bidangnya
6. B-S : Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern dan
ekstern di lingkungan Kementerian.
7. B-S : Badan dan/atau pusat merupakan unsur pendukung Kementerian.
8. B-S : Menteri dibantu oleh Staf Ahli, yang merupakan satu kesatuan dalam
susunan organisasi Kementerian.
9. B-S : Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya sangat
diperlukan oleh suatu organisasi agar dapat menjalankan tugas-tugas
pokoknya dengan lancar dan mandiri.
10. B-S : Instansi Vertikal merupakan perangkat kementerian yang berada di daerah.
Instansi Vertikal yang merupakan perangkat kementerian yang berada di
daerah.
BAB III
TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
A. Dasar Hukum
Dasar hukum yang menjadi landasan pengelolaan keuangan negara dan susunan
organisasi Kementerian Keuangan adalah:
1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 23
2. Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
3. Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004 Tentang
Perbendaharan Negara.
4. Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan dan Tanggung jawab
Keuangan Negara.
5. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 Tentang Kementerian Keuangan.
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan.
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.01/2019 Tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan.
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 Tentang Perubahan Ke-2 atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan.
D. Susunan Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang
E. Contoh Soal
1. B-S : Fungsi Kementerian Keuangan ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor
57 Tahun 2020.
2. B-S : Batasan mengenai keuangan negara tersebut dinyatakan dalam pengertian
keuangan negara dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003.
3. B-S : Keuangan negara menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 yaitu
semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut.
4. B-S : Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan
pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan
pemerintahan.
5. B-S : Dalam upaya menjalankan kekuasaan pengelolaan keuangan negara,
Presiden antara lain menguasakan kepada menteri keuangan dalam hal
pengelolaan fiskal dan mewakili pemerintah dalam kepemilikan kekayaan
negara yang dipisahkan.
6. B-S : Tugas Kementerian Keuangan ditetapkan lebih rinci dalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 daripada Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020.
7. B-S : Tugas Kementerian Keuangan menurut Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun
2020 adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan
negara.
8. B-S : Salah satu tugas Kementerian Keuangan dalam Peraturan Presiden Nomor
57 Tahun 2020 adalah pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke
daerah.
9. B-S : Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan merupakan fungsi
Kementerian Keuangan.
10. B-S : Salah satu misi Kementerian Keuangan adalah memastikan belanja negara
yang berkeadilan, efektif, efisien, dan produktif.
BAB IV
TUGAS, FUNGSI, VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI PADA
KEMENTERIAN KEUANGAN
A. Sekretariat Jenderal
1. Tugas
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 pasal 8 dan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan mempunyai
tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Keuangan.
2. Fungsi
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 pasal 9 Sekretariat
Jenderal Kementerian Keuangan menyelenggarakan fungsi yaitu:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Keuangan;
b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program dan anggaran Kementerian
Keuangan;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat,
arsip, dan dokumentasi Kementerian Keuangan;
d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan
advokasi hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan Negara dan layanan
pengadaan barang/jasa; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
3. Visi dan misi
Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan telah menyusun visi Tahun 2020-2024
yaitu:
Visi:
“Menjadi Penggerak Utama dan Katalisator Tata Kelola yang Baik menuju
Terwujudnya Visi Kementerian Keuangan”.
Misi
a. Menerapkan kebijakan fiskal yang responsif dan berkelanjutan
b. Mencapai tingkat pendapatan negara yang tinggi melalui pelayanan prima serta
pengawasan dan penegakan hukum yang efektif
c. Memastikan belanja negara yang berkeadilan, efektif, efisien, dan produktif.
d. Mengelola neraca keuangan pusat yang inovatif dengan risiko minimum;
dan
e. Mengembangkan proses bisnis inti berbasis digital dan pengelolaan Sumber
Daya Manusia yang adaptif sesuai kemajuan teknologi.
4. Struktur Organisasi
Adapun susunan organisasi Sekretariat Jenderal terdiri dari :
a. Biro Perencanaan dan Keuangan;
b. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan;
c. Biro Hukum;
d. Biro Advokasi;
e. Biro Sumber Daya Manusia
f. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi;
g. Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan; dan
h. Biro Umum.
Selain delapan Biro di atas tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 229/PMK.01/2019, di lingkungan Kementerian Keuangan terdapat Pusat Sistem
Informasi dan Teknologi Keuangan (Pusintek), Pusat Pembinaan Profesi Keuangan
(PPPK), serta Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan (Pushaka), Pusat Layanan
Pengadaan Secara Elektronik yang dalam melaksanakan tugasnya masing-masing
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Sekretaris
Jenderal.
2. Fungsi
d. Menerapkan proses bisnis inti berbasis digital dan pengelolaan Sumber Daya
Manusia yang adaptif sesuai kemajuan teknologi.
4. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019,
organisasi Direktorat Jenderal Anggaran terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal
dan paling banyak delapan Direktorat. Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri paling
banyak enam bagian dan atau kelompok jabatan fungsional. Setiap Direktorat terdiri
atas kelompok jabatan fungsional dan atau dapat terdiri paling banyak enam
subdirektorat.
Direktorat Jenderal Anggaran terdiri dari :
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
c. Direktorat Anggaran Bidang Perekonomian dan Kemaritiman;
d. Direktorat Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;
e. Direktorat Anggaran Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, dan
Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara;
f. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam dan Kekayaan
Negara Dipisahkan;
g. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak Kementerian/Lembaga
h. Direktorat Sistem Penganggaran;
i. Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran.
2. Fungsi
4. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019,
Organisasi Direktorat Jenderal Pajak terdiri atas Sekretariat Jenderal dan paling
banyak lima belas Direktorat. Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri atas paling banyak
enam bagian dan atau kelompok jabatan fungsional. Direktorat terdiri atas kelompok
jabatan fungsional dan atau dapat terdiri atas paling banyak enam subdirektorat.
Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari :
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Peraturan Perpajakan I;
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah menyusun visi tahun 2020-2024 yaitu:
Visi:
“Menjadi Institusi Kepabeanan dan Cukai Terkemuka di Dunia dalam rangka
mendukung Visi Kementerian Menjadi Pengelola Keuangan Negara untuk Mewujudkan
Perekonomian Indonesia yang Produktif, Kompetitif, Inklusif, dan Berkeadilan”
Misi:
a. Memfasilitasi perdagangan dan industri;
b. Menjaga perbatasan dan melindungi masyarakat Indonesia dari
penyelundupan dan perdagangan illegal;
c. Optimalisasi penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai.
4. Struktur Organisasi
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terdiri dari:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Teknis Kepabeanan;
c. Direktorat Fasilitas Kepabeanan;
d. Direktorat Teknis dan Fasilitas Cukai;
e. Direktorat Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga;
f. Direktorat Keberatan Banding dan Peraturan;
g. Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai;
h. Direktorat Kepatuhan Internal;
i. Direktorat Audit Kepabeanan dan Cukai;
j. Direktorat Penindakan clan Penyidikan;
k. Direktorat Penerimaan clan Perencanaan Strategis.
d. Menghasilkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan dalam
berbagai keperluan.
e. Mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil, dan kompetitif
sebagai instrumen jual beli yang mampu mengakomodasi kepentingan
masyarakat.
4. Struktur Organisasi
Salah satu tugas penting lainnya dari Kementerian Keuangan adalah menyeimbangkan
keuangan antar daerah. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 pasal 32 mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan serta pelaksanaan kebijakan di bidang alokasi dan
pengelolaan dana perimbangan dan transfer ke daerah lainnya, dan pajak daerah dan
retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 pasal 33 menyelenggarakan
fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang alokasi dan pengelolaan dana perimbangan dan
transfer ke daerah lainnya, dan pajak daerah dan retribusi daerah;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang alokasi dan pengelolaan dana perimbangan dan
transfer ke daerah lainnya, dan pajak daerah dan retribusi daerah;
c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang alokasi dan
pengelolaan dana perimbangan dan transfer ke daerah lainnya, dan pajak daerah
dan retribusi daerah;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang alokasi dan pengelolaan dana
perimbangan dan transfer ke daerah lainnya, dan pajak daerah dan retribusi
daerah;
e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang alokasi dan
pengelolaan dana perimbangan dan transfer ke daerah lainnya, dan pajak daerah
dan retribusi daerah;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
3. Visi dan misi
Visi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan tahun 2020-2024 adalah sebagai
berikut:
Visi:
”Menjadi pengelola hubungan keuangan pusat dan daerah yang adil dan
transparan untuk mewujudkan peningkatan dan pemerataan layanan publik serta daya
saing daerah untuk mendukung visi Kementerian Keuangan Menjadi Pengelola
Keuangan Negara yang Produktif, Kompetitif, Inklusif, dan Berkeadilan.”
Misi:
a. Meningkatkan kualitas pengelolaan ekonomi dan keuangan daerah yang produktif,
inklusif, dan berkeadilan.
b. Memperkuat sistem yang mendukung pengelolaan kebijakan perekonomian dan
keuangan daerah yang akurat, kredibel, dan realtime.
c. Mengembangkan proses bisnis inti berbasis digital dan pengelolaan Sumber Daya
Manusia yang adaptif sesuai kemajuan teknologi.
4. Struktur Organisasi
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan terdiri atas:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Dana Transfer Umum;
c. Direktorat Dana Transfer khusus;
d. Direktorat Kapasitas dan Pelaksanaan Transfer Pembiayaan; dan
e. Direktorat Evaluasi dan Sistem Informasi.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan
dan Risiko berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 pasal 37
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang pengelolaan pengelolaan pinjaman, hibah, surat
berharga Negara, dukungan pembiayaan dan penjaminan pembangunan dan risiko
keuangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan pinjaman, hibah, surat berharga
Negara, dukungan pembiayaan dan penjaminan pembangunan dan risiko
keuangan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan
pinjaman, hibah, surat berharga Negara, dukungan pembiayaan dan penjaminan
pembangunan dan risiko keuangan;
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan pinjaman, hibah,
surat berharga Negara, dukungan pembiayaan dan penjaminan pembangunan dan
risiko keuangan;
e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan
pinjaman, hibah, surat berharga Negara, dukungan pembiayaan dan penjaminan
pembangunan dan risiko keuangan;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko;
dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Menteri Keuangan.
3. Visi dan Misi
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko telah menyusun visi
dan misi yaitu:
Visi:
“Menjadi Unit yang Profesional dalam Mendukung Pembiayaan APBN dan Investasi
Publik secara Efisien sekaligus Mengelola Risiko dan Menjaga Kesinambungan
Fiskal”.
Misi:
• Mewujudkan pengelolaan portofolio utang pemerintah yang efektif, transparan, dan
akuntabel;
• Mengendalikan pengadaan/penerbitan utang melalui penetapan kapasitas berutang
yang mendukung stabilitas fiskal;
• Mengedepankan sumber sumber pembiayaan dalam negeri dan mengembangakan
pasar financial domestik yang efisien dan stabil;
4. Struktur Organanisasi
I. Inspektorat Jenderal
1. Tugas
Inspektorat Jenderal merupakan fungsi staf yang tugasnya membantu Menteri
Keuangan meningkatkan efktifitas dan efisiensi pencapaian tujuannya.
Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 57 Tahun 2020 pasal 40 , mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan
intern atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Keuangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis pengawasan internal atas pelaksanaan tugas di
lingkungan Kementerian Keuangan;
b. pelaksanaan pengawasan internal atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Keuangan dan keuangan terhadap kinerja dan keuangan melalui
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri
Keuangan;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Keuangan; dan
e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.
4. Struktur Organisasi
Badan Kebijakan Fiskal, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 pasal
44 mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pemberian rekomendasi
kebijakan di bidang fiskal dan sektor keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Fungsi
keuangan internasional, kebijakan dan regulasi jasa keuangan dan pasar modal,
dan organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi, serta penyiapan penalaran secara
konsepsional;
b. penalaran konsepsional suatu masalah di bidang keahliannya atas inisiatif sendiri
dan pemecahan persoalan secara mendasar dan terpadu untuk bahan kebijakan
Menteri Keuangan sebagai penelaahan Staf;
c. pemberian bantuan kepada Menteri Keuangan dalam penyiapan bahan untuk
keperluan rapat, seminar, dan lain-lain yang dihadiri oleh Menteri Keuangan;
d. pelaksanaan tugas-tugas lain atas petunjuk Menteri Keuangan.
3. Organisasi
Susunan Staf Ahli terdiri dari :
a. Staf Ahli Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak, mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri di bidang
peraturan dan penegakan hukum penerimaan pajak.
b. Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak, mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri di bidang kepatuhan penerimaan pajak.
c. Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri di bidang pengawasan penerimaan
pajak.
d. Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara mempunyai tugas memberikan telaahan
kepada Menteri mengenai masalah penerimaan negara.
e. Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara, mempunyai tugas memberikan telaahan
kepada Menteri mengenai masalah pengeluaran negara.
f. Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional, mempunyai tugas
memberikan telaahan kepada Menteri mengenai masalah makro ekonomi dan
keuangan internasional.
g. Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal, mempunyai tugas memberikan
telaahan kepada Menteri mengenai masalah kebijakan dan regulasi jasa keuangan
dan pasar modal.
h. Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi, mempunyai tugas
memberikan telaahan kepada Menteri mengenai masalah organisasi, birokrasi, dan
teknologi informasi.
i. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hubungan Kelembagaan, mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri di bidang
hukum dan hubungan kelembagaan.
g. pelaksanaan pengawasan atas profesi Akuntan Publik, Penilai Publik, Aktuaris, dan
profesi keuangan lainnya;
h. pengenaan sanksi administratif terhadap profesi Akuntan Publik, Penilai Publik,
Aktuaris, dan profesi _ keuangan lainnya;
i. pelaksanaan administrasi, PPPK, serta pemenuhan kebutuhan pemangku
kepentingan.
3. Organisasi
Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai terdiri atas:
a. Bagian Tata Usaha;
b. Bidang Perizinan dan Kepatuhan Profesi Akuntansi;
c. Bidang Perizinan dan Kepatuhan Penilai, Aktuaris, dan Profesi Keuangan Lainnya;
d. Bidang Pengembangan Profesi Keuangan;
e. Bidang Pemeriksaan Profesi Akuntansi;
f. Bidang Pemeriksaan Penilai, Aktuaris, dan Profesi Keuangan Lainnya;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
P. Contoh Soal
1. B-S : Sekretariat Jenderal bertugas melayani pihak internal dan eksternal
Kementerian.
2. B-S : Sekretariat Jenderal Kementerian keuangan terdiri dari biro dan direktorat.
3. B-S : Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Pembinaan Profesi Keuangan berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui
Sekretaris Jenderal
4. B-S : Sekretariat jenderal terdiri dari 1 sekretariat Sekretariat Jenderal dan 7 biro.
5. B-S : Direktorat Jenderal Pajak mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pajak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
6. B-S : Pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum,
pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan
cukai merupakan salah satu fungsi Drektorat jenderal Bea dan Cukai.
7. B-S : Tugas menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan sertifikasi kompetensi di
bidang keuangan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan merupakan salah satu fungsi BPPK
8. B-S : Bidang Analisis dan Harmonisasi Sumber Daya Aparatur dan Pengawasan
merupakan salah satu bidang yang terdapat pada Pushaka.
9. B-S : Salah satu fungsi BKF adalah menyelenggarakan perumusan, penetapan,
dan pemberian rekomendasi kebijakan fiscal dan sektor keuangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
10. B-S : PPPK mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan penyiapan
rumusan kebijakan, pembinaan, pengembangan dan pengawasan dan
pelayanan infrmasi atas profesi keuangan yaitu Akuntan, Akuntan Publik,
Teknisi Akuntansi, Penilai, Penilai Publik, Aktuaris, dan profesi keuangan
lainnya.
11. B-S : Salah satu fungsi Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan adalah
melaksanakan pengkoordinasian penyusunan rencana strategis.
12. B-S : Koordinasi pelaksanaan manajemen program merupakan salah satu fungsi
BAB V
ORGANISIASI LAIN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN YANG
DIAMANATKAN OLEH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Sekretariat Komite
Pengawas Perpajakan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis dan program kerja pengawasan terhadap kebijakan
perpajakan dan pelaksanaan administrasi perpajakan;
b. pelaksanaan pengamatan, pengkajian, dan penanganan pengaduan, masukan, dan
mediasi masyarakat;
c. penyusunan konsep dan pelaksanaan pemantauan (monitoring) dan evaluasi atas
saran dan/atau rekomendasi yang terkait dengan kebijakan perpajakan dan
penyelenggaraan administrasi perpajakan;
d. pelaksanaan edukasi kepada masyarakat;
e. pelaksanaan manajemen data dan informasi;
f. penyusunan rencana strategis dan rencana kerja; dan
g. pengelolaan anggaran, organisasi dan tata laksana, sumber daya manusia, kepatuhan
internal, risiko, kinerja, tata usaha, dan rumah tangga.
lingkungan hidup sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan..
2. Fungsi
BPDLH menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyusunan rencana strategis bisnis, rencana bisnis dan anggaran
tahunan, serta rencana kerja dan anggaran satuan kerja, pengelolaan anggaran,
akuntansi, dan pelaporan keuangan, pengelolaan sumber daya manusia, urusan
umum, kerumahtanggaan, kehumasan, dan layanan informasi, pengelolaan sistem
informasi teknologi dan basis data Dana Lingkungan Hidup, serta koordinasi
pelaksanaan tugas;
b. penyusunan, pelaksanaan, pengawasan, dan pelaporan rencana penghimpunan
dan pengembangan dana, mobilisasi sumber-sumber pendanaan, perumusan,
perencanaan, dan pelaksanaan pengembangan dan pemasaran layanan,
pengembangan dan penempatan dana pada instrumen investasi, pengelolaan kerja
sama pendanaan, setelmen Dana Lingkungan Hidup, pelaksanaan restrukturisasi
pinjaman, serta pengelolaan kerja sama dengan bank kustodian, bank umum,
dan/atau pihak lainnya;
c. penyusunan dan pelaksanaan rencana penyaluran dana, analisis kelayakan
proposal, penetapan objek penyaluran dana, penyampaian hasil analisis ke
Kementerian/Lembaga, bank kustodian, bank umum, dan/atau pihak lainnya,
penyaluran dana pinjaman, dana program, dana bagi hasil dan syariah, monitoring
dan evaluasi atas penyaluran dana, serta pembinaan kepada penerima dana;
d. penelaahan aspek hukum atas peraturan dan perjanjian, penyusunan rumusan
peraturan, perjanjian, dan kajian hukum, penanganan permasalahan hukum,
pendokumentasian atas seluruh dokumen hukum, peraturan, dan perjanjian, serta
pelaksanaan manajemen risiko; dan
e. pelaksanaan pemeriksaan intern atas pelaksanaan tugas Badan Pengelola Dana
Lingkungan Hidup.
1. Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.01/2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Pusat Investasi Pemerintah, PIP mempunyai tugas
melaksanakan· koordinasi di bidang pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang undangan.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, PIP menyelenggarakan
fungsi:
a. pelaksanaan penyusunan rencana strategis bisnis dan Rencana Bisnis dan
Anggaran tahunan, rencana kerja dan anggaran satuan kerja, pengelolaan
anggaran, akuntansi, transaksi dan pelaporan keuangan, penyelesaian
(setelmen), pengelolaan sumber daya manusia, urusan umum, harmonisasi
fungsi internal organisasi, kehumasan dan layanan informasi, serta pengelolaan
sistem informasi dan teknologi;
b. pelaksanaan kerjasama pendanaaan pembiayaan usaha mikro, kecil, dan
menengah dengan Pemerintah Daerah dan/ a tau pihak lain, pengelolaan
pembiayaan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah, kerjasama penyaluran
pembiayaan dengan lembaga penyalur dan pengembangan bisnis pembiayaan
usaha mikro, kecil, dan menengah;
c. pelaksanaan perikatan dan monitoring Jamlnan piutang yang diserahkan oleh
lembaga penyalur;
d. pelaksanaan penelaahan aspek hukum, penyusunan rumusan dan perubahan
perjanjian, melakukan kajian hukum, penanganan masalah hukum dan
penyusunan kebijakan serta pengelolaan risiko; dan
e. pelaksanaan pemeriksaan internal atas pelaksanaan tugas PIP.
M. Contoh Soal
1. B-S : Salah satu fungsi LDKPI adalah pelaksanaan pengelolaan dana investasi
pemerintah yang dialokasikan pada dana kerja sama pembangunan nasional
2. B-S : Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan (Setkomwasjak) mempunyai tugas
untuk melaksanakan pelayanan teknis dan administratif dalam rangka
mendukung pelaksanaan tugas Komwas Perpajakan yang bersifat mandiri
dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Instansi
Perpajakan.
3. B-S : PIP mempunyai tugas melaksanakan• koordinasi di bidang pembiayaan
usaha mikro, kecil, dan menengah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
4. B-S : PKN STAN merupakan perguruan tinggi di lingkungan Kementerian
Keuangan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Keuangan melalui Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
5. B-S : Sekretariat KNEKS mempunyai tugas memberikan dukungan administrasi
kepada Menteri Keuangan.
6. B-S : Salah satu fungsi Sekretariat Pengadilan Pajak adalah pelayanan
administrasi peninjauan kembali Putusan Pengadilan Pajak.
7. B-S : Pembinaan PKN STAN secara teknis akademik dilaksanakan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan.
8. B-S : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.01/2018 mengatur tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga National Single Window
9. B-S : LMAN merupakan unit organisasi non eselon di lingkungan Kementerian
Keuangan yang menerapkan pengelolaan keuangan badan layanan umum
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan
melalui Direktur Jenderal Kekayaan Negara.
10. B-S : Salah satu fungsi LPDP adalah perencanaan, pelaksanaan, dan
pengembangan beasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara
Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Perubahan kelima atas Peraturan
Presiden Nomor 24 Tahun 2010 Tentang kedudukan, tugas, dan fungsi Kementerian
Negara serta susunan organisasi, tugas, dan fungsi eselon I Kementerian Negara.
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara
Peraturan Presiden RI Nomor 32 Tahun 2020 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden RI
Nomor 68 Tahun 2019 Tentang Organisasi Kementerian Negara
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 217/PMK.01/2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.01/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 66/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan
dan Pelatihan Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.01/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 52/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan
dan Pelatihan Kepemimpinan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 263/PMK.01/2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 165/PMK.01/2016 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat
Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.4/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Pengelolaan Pemulihan Data sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.01/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 206.4/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Pengelolaan Pemulihan Data;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.01/2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 188/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 183/PMK.01/2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 188/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Manajemen Aset Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pusat Investasi Pemerintah;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Orgaisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Laboratorium Bea dan Cukai;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 117/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Pengadilan Pajak;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga National Single Window;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.01/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.01/2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 137/PMK.01/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengelola Dana Lingkungan Hidup;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143/PMK.01/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.01/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Barang Milik Negara
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
32/PMK.01/2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
230/PMK.01/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengelolaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dan Barang Milik Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.01/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah; dan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.01/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Politeknik Keuangan Negara STAN.